Anda di halaman 1dari 2

Jelaskan asas- asas hukum waris adat yang Anda ketahui. Diskusikan dengan teman-teman Anda!

Sebelumnya kita harus mengetahui definisi dari hukum waris adat itu sendiri. Menurut soepomo, hukum
waris adat ialah peraturan - peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-
barang yang berwujud harta benda atau harta yang tidak berwujud benda dari suatu angkatan manusia
kepada keturunannya. Selain itu menurut Hadikusuma, hukum waris adat ialah hukum adat yang
memuat garis - garis ketentuan mengenai sistem serta asas - asas hukum waris terkait warisan, waris
dan pewaris, serta cara bagaimana harta warisan tersebut dialihkan kepemilikannya dari pewaris kepada
waris.

Berdasarkan definisi yang dijelaskan oleh Hadikusuma, terdapat asas - asas hukum waris adat yang harus
kita ketahui. Menurut Hadikusuma, titik tolak dalam berfikir pada hukum waris adat sesuai dengan
filsafat kehidupan bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Oleh karena itu, penjelasan mengenai asas - asas
yang digunakan dalam hukum waris adat, yaitu sebagai berikut :

 Asas ketuhanan dan pengendalian diri. Asas ini memiliki pedoman pada sila pertama Pancasila
yaitu ketuhanan yang maha esa. Inti dari asas ini ialah terdapat kesadaran yang dimiliki para ahli
waris mengenai rezeki dalam bentuk harta kekayaan manusia bisa dikuasai adalah bagian dari
karunia serta ridha dari Tuhan yang maha esa atas keberadaan harta kekayaan tersebut. Oleh
karena itu, asas ini mengharapkan bahwa semua ahli waris berpegang pada agamanya agar
dapat mengendalikan diri serta mengutamakan kerukunan keluarga serta proses pengalihan
warisan bisa dilakukan dengan damai dan rukun.
 Asas kesamaan dan kebersamaan hak. Asas ini memiliki pedoman pada sila kedua yaitu
kemanusiaan yang adil dan beradab. Inti dari asas ini ialah para ahli waris memiliki kedudukan
yang sama untuk mewarisi harta yang ditinggalkan pewarisnya. Kedudukan yang dimaksud yaitu
seimbang antara kewajiban dan hak serta tanggung jawab untuk semua ahli waris ketika
mendapatkan bagian harta warisannya.
 Asas kerukunan dan kekeluargaan. Asas ini memiliki pedoman pada sila ketiga yaitu persatuan
Indonesia. Inti dari asas ini ialah setiap ahli waris harus mengutamakan ikatan kekeluargaan
yang damai serta tenteram baik dalam menikmati serta memanfaatkan harta warisan yang tidak
terbagi - bagi atau saat melakukan pembagian harta warisan terbagi.
 Asas musyawarah dan mufakat. Asas ini memiliki pedoman pada sila keempat yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Asas ini
menekankan bahwa setiap ahli waris dalam melakukan pembagian harta warisnya dianjurkan
dengan cara musyawarah serta mufakat dan dipimpin oleh ahli waris yang paling tua usianya
atau dituakan. Jika hasilnya terdapat kesepakatan dari pembagian harta warisan, maka
kesepakatan tersebut harus bersifat ikhlas dan tulus serta dilaksanakan dengan sikap dan
perkataan yang baik yang berasal dari hati nurani setiap individu ahli waris.
 asas keadilan. Asas ini memiliki pedoman pada sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Asas ini menekankan bahwa hukum waris adat mengatur untuk melakukan
pembagian warisan dengan menekankan pada sistem keadilan. Adil yang dimaksud disesuaikan
hukum adat setempat. Adil dalam hal ini bukan membagi harta warisan sama rata dalam
konteks nilai / jumlah, akan tetapi sama dalam hal selaras dengan pemerataan kepentingan ahli
waris. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kerukunan keluarga yang melakukan pembagian
harta warisan serta meminimalkan kemungkinan peluang rusaknya hubungan kekeluargaan
antar ahli waris.

Sumber :

BMP Hukum Adat ( HKUM 4204 ).

https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-hukum-waris-adat-lt62d4dfc5790cc/

Anda mungkin juga menyukai