Jurnal Bu Nuraini Ali
Jurnal Bu Nuraini Ali
E-ISSN: XXXX-XXXX
KAMPUS ASWAJA
http://jurnal.iuqibogor.ac.id
ABSTRAK
Kekerasan fisik adalah tindakan yang melibatkan penggunaan kekuatan fisik seperti pukulan,
tendangan, atau menggunakan benda-benda lainnya untuk melukai atau menyakiti pasangan.
Kekerasan seksual meliputi pemaksaan kegiatan seksual tanpa persetujuan atau dengan
menggunakan ancaman atau kekerasan. Kekerasan emosional dapat berupa penghinaan, ancaman,
intimidasi, atau mengisolasi secara emosional. Kekerasan ekonomi melibatkan pengendalian dan
pemaksaan finansial terhadap pasangan.
Kata Kunci: Kekerasan, Menyakiti, Pemaksaan
ABSTRACT
Physical violence is an act that involves the use of physical force such as punching, kicking, or using
other objects to injure or harm a partner. Sexual violence includes coercion of sexual activity without
consent or by using threats or violence. Emotional abuse can take the form of insults, threats,
intimidation, or emotionally isolating. Economic abuse involves financial control and coercion of a
partner.
Keywords: Violence, Hurt, Coercion
PENDAHULUAN
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan isu serius yang berdampak
negatif pada berbagai aspek kehidupan individu. Salah satu kelompok yang paling rentan
terhadap dampak tersebut adalah anak-anak yang terpapar KDRT di lingkungan mereka.
Makalah ini akan membahas dengan lebih rinci tentang dampak KDRT terhadap psikologi
anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
KDRT memiliki dampak yang serius pada kesehatan fisik dan mental pasangan
yang menjadi korban. Kekerasan dalam rumah tangga dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya cedera fisik, masalah kesehatan mental seperti tekanan emosional, stres, dan
kecemasan. Selain itu, long-term exposure terhadap KDRT juga bisa berdampak pada
rendahnya harga diri, hilangnya kepercayaan diri, dan masalah hubungan interpersonal
KDRT adalah singkatan dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yang merujuk pada
bentuk kekerasan yang terjadi antara pasangan dalam sebuah hubungan rumah tangga.
Kekerasan ini dapat berupa kekerasan fisik, seksual, emosional, atau ekonomi, atau
kombinasi dari beberapa jenis tersebut. KDRT bisa terjadi di semua lapisan sosial, budaya,
dan ekonomi, dan mempengaruhi ribuan individu di berbagai belahan dunia.
KDRT dapat terjadi karena berbagai alasan dan faktor yang kompleks. Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan KDRT antara lain, Siklus Kekerasan, Ketidaksetaraan,
Masalah Pengendalian Emosi dan Ketidakmampuan dalam Mengelola Konflik, Penekanan,
Stres serta Trauma masa lalu.
Anak yang menjadi korban KDRT dapat mengalami kesulitan dalam membangun
dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin memiliki perilaku
yang tidak dapat diprediksi, sulit mempercayai orang lain, dan menyimpan jarak dengan
orang-orang di sekitar mereka. tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila
melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi
meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih
cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi
dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi.
SIMPULAN
Dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap psikologi anak sangat serius dan
beragam. Melindungi anak dari KDRT dan memberikan perlindungan, pemahaman, dan
dukungan yang tepat adalah kunci dalam memitigasi dampak negatifnya dan membantu
anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan mental.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Agung Budi. "Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap Perempuan: Perspektif
Pekerjaan Sosial." Komunitas 10.1 (2019): 39-57.
Setyaningrum, Ayu, and Ridwan Arifin. "Analisis Upaya Perlindungan dan Pemulihan Terhadap
Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) Khususnya Anak-Anak dan Perempuan."
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora 3.1 (2019): 9-19.
Mardiyati, Isyatul. "Dampak trauma kekerasan dalam rumah tangga terhadap perkembangan psikis
anak." Jurnal Studi Gender dan Anak, I (2) (2015): 26-29.