SKRIPSI
Diajukan untuk Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Yori Samuel Kaban
312018241
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Kristen Satya Wacana
Pembimbing
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak mempunyai
persamaan dengan skripsi lain.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun. Apabila
pernyataan ini tidak benar, maka akan diberikan sanksi oleh Pimpinan Fakultas.
kecanduan dan rela melakukan apa saja demi mendapatkan narkoba tersebut.
Narkotika di Indonesia sekarang bukan hal yang sulit di dapat dan bukan lagi
Pada dasarnya narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat
di Samaria kurang lebih 2000 SM dan di dapat dari Sari bunga opinon. Kemudian
penyebaran selanjutnya adalah ke daerah India, Cina dan wilayah Asia dan
Eropa.1
pengaruh narkotika yang bukan hanya berdampak pada fisik dan psikis, namun
tingkat kriminalitas yang tinggi. Kejahatan merupakan salah satu bentuk dari
Pengaruh narkotika menurut Smith Kline dan French Clinical Staff (1968)
menyalahgunakan narkotika.
2
Lysa Angrayni, EFEKTIVITAS REHABILITASI PECANDU NARKOTIKA SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KEJAHATAN DI INDONESIA, Cetakan Ke I, Uwais
Inspirasi Indonesia, Desember 2018, hal., 8.
3
Dadang Hawari, PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAZA (NARKOTIKA,
ALKOHOL, & ZAT ADIKTIF), Gaya Baru, Jakarta 2006,, hal., 132.
4
Hanafi Amrani, SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PERKEMBANGAN
DAN PENERAPAN, RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta, 2015. hal., 11.
5
Hari Sasangka, NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DALAM HUKUM PIDANA
UNTUK MAHASISWA DAN PRAKTISI SERTA PENYULUH MASALAH NARKOBA, Bandung:
Mandar Maju, 2003, hal., 33.
ketergantungannya. Setiap tahapan disusun bertahap agar memulihkan
1. Tahap Transisi
ketergantungan, jenis obat apa saja yang dipakai. Hal ini dilakukan
2. Rehabilitasi Intensif
3. Tahap Rekonsililasi
4. Pemeliharaan lanjut
Tahapan ini dilakukan jika dinyatakan sudah sehat dan psikis sudah
6
Laurensius atum, REHABILITASI BAGI KORBAN NARKOBA, Cetakan Ke I, Desember
2006, hal., 28.
Dalam proses rehabilitasi yang berwenang melakukan proses tersebut
adalah BNN (Badan Narkotika Nasional) dan sudah di atur dalam Pasal 70 sampai
BNN diperkuat dengan kerja sama baik bilateral, regional, maupun internasional
serta adanya peran masyarakat. BNN dinilai berhasil dalam pencapaian target
maupun sasaran nasional pemberantasan narkoba. Pada tahun 2003 BNN baru
kejahatan dan tindak pidana tersebut harus dihukum dengan pidana. Dalam
peradilan hakim bersifat bebas dan tidak memihak agar mewujudkan tujuan
sistem peradilan pidana. hakim yang bebas dan tidak memihak adalah sebuah ciri
negara hukum dan telah menjadi ketentuan universal.8 Namun menurut Prof.
karena tentu kebebasan tersebut diberikan dengan tujuan untuk mengakkan prinsip
dan kebenaran.9
pidana narkotika mulai dari tahap penyidikan, penyadapan, penyitaan barang bukti
7
Irwan Jasa Tarigan, Badan Narkotika Nasional dengan organisasi sosial kemasyarakatan
dalam penanganan pelaku penyalahgunaan narkotika, Cetakan Ke I, DEEPUBLISH, Sleman,
Agustus 2017, hal., 8.
8
Ruslan Renggong, HUKUM ACARA PIDANA MEMAHAMI PERLINDUNGAN HAM
DALAM PROSES PENAHANAN DI INDONESIA, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hal., 224.
9
Wahyu Afandi, HAKIM DAN PENEGAKAN HUKUM, Alumni, Bandung, 1981, hal.,
76.
narktoika, hingga tata cara di sidang pengadilan yang berussaha menjaga
keamanan pelapor. Tetapi semua proses tersebut harus mengacu kepada Undang-
memberikan keputusan dapat berupa pidana penjara atau denda dan juga berupa
lain;
narkotika
menjalani hukuman.
memerhatikan hak-hak korban yang bukan pelaku kriminal. Tetapi, ada beberapa
hal yang perlu di pertanyakan terkait sejauh mana dasar pertimbangan hakim
dalam memberikan rehabilitasi bagi seorang pecandu. Dan juga, jika seorang
cara sebagai berikut: Pada hari Jumat, tanggal 19 Oktober 2018 sekitar pukul
13.30 WIB ketika saksi Hartono Bin Kusaeri tidur dirumah terdakwa Joko
Sulistiyo Bin Sunarto yang terletak di Desa Wonowoso, Rt. 01. Rw. 02,
terdakwa dan saudara Kaper yang sudah siap untuk menyahgunakan narkotika
jenis shabu lalu sekitar 10 menit kemudian saudara Judi datang, selanjutnya
kemudian saudara Kaper dan saudara Judi pergi dan saksi Hartono melanjutkan
tidur di rumah terdakwa. Bahwa narkotika jenis shabu yang membawa adalah
shabu tersebut ditujukkanan oleh Saudara Kaper, selanjutkan Saksi Hartono dan
adalah Saudara Kaper, dilanjutkan oleh Saksi Hartono, kemudian Saudara Jadi
(dua) sampai 3 (tiga) kali sedotan dan hal itu diulang hingga 3 (tiga) kali putaran,
shabu di di dalamnya. Barang bukti yang telah disita dalam perkara ini
diantaranya: 1 (satu) buat tube plastik yang berisi sampel urine, 2 (dua) buah pipa
kaca bekas, 3 (tiga) buah bong/alat hisap shabu yang terbuat dari botol plastik
bekas polos lengkap dengan sedotannya, 1 (satu) buah potongan sedotan, 1 (satu)
buah bungkus bekas tempat rokok sampoerna mild, 3 (tiga) buah korek api gas
dan 1 (satu) unit hanphone merk OPPO warna putih gold besera nomornya
telah dilakukan terdakwa beserta barang bukti yang telah disiti, maka terdakwa
didakwakan dengan Pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang RI
No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika atau Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP.
Jadi tidak memiliki izin berkaitan dengan penggunaan narkotika, hal ini berarti
terdakwa maupun saksi Hartono, Kaper, dan Jadi secara hukum tidak berhak
untuk menggunakan nerkotika baik untuk digunakan bagi sendiri atau kepentian
lainya. Tindakan terdakwa telah dinyatakan memenuhi unsur-unsur pasal 127 ayat
(1) huruf a Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo. Pasal 55
3. 3 (tiga) buah bong/alat hisap shabu yang terbuat dari botol plastik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dan penulisan lebih lanjut terhadap kasus yang sama. Serta diharapkan
hasil penulisan ini dapat menjadi bahan acuan dan kajian untuk
1 bukan tanaman.
2. Manfaat Praktis
sebagaiberikut:
nomor: 172/Pid.Sus/2019/PT.SMG.
E. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
berikut:
dalam pertimbangannya.
2. Bahan Hukum
Bahan hukum yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai
berikut:
Pemasyarakatan
F. Sistematika Penulisan
1. Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini berisikan uraian orientasi tentang penelitian yang akan
yaitu:
b. Rumusan Masalah;
c. Tujuan Penelitian;
d. Manfaat Penelitian;
e. Metode Penelitian:
Bahan Hukum
teori - teori tekait dengan masalah yang diteliti, serta jawaban terhadap
BAB II
ANALISIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
10
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi. Asas-Asas hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.
Storia Grafika. Jakarta. 2002. hal. 86.
11
R. Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus,
Politeia, Bogor, 1991, hal. 11
12
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 62
13
Ibid, Hal. 63
Perumusan menurut pendapat Simon menunjukkan unsur-unsur dari
a. Perbuatan manusia;
feit adalah tidak lain daripada feit, yang diancam pidana dalam
feit niets Andres dan een feit, dat it oen wettelijke strafbepaling als
14
E.Y. Kanter, Azas-azas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni
AHMPTHM, Jakarta, 1992, hal. 205
15
M. Haryanto dan Christina Maya Indah S.,Hukum Pidana. Cetakan I, Griya Media,
Salatiga, 2018. hal., 53.
16
Ibid, hal. 59
17
Ibid, hal.69
18
Pipin Syarifin, Hukum Pidana di Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hal. 44
a. Perbuatan yang dilarang
19
Frans Maramis, ”Hukum Pidana Umum dan Tertulis Di Indonesia”,
PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm.65-66
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada umumnya
(voordebachte).
tersebut).
a. Unsur subjektif
b. Unsur objektif
hukum dilarang dan diancam pidana. Disini yang dijadikan titik utama
tentang narkotika. Narkotika adalah zah atau obat yang berasal dari
narkotika.23
stabil;
berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan atau dapat juga untuk
a. Narkotika golongan I
dan bijinya”.
b. Narkotika golongan II
dimetilamino-1,2-difenil-3-metil-2-butanol propionat”.
berikut:
a. Korporasi
b. Perorangan
Undang-undang”.27
c. Korban penyalahgunaan
d. Pecandu
maupun psikis”.29
e. Pengedar
Perkara
pasal 5 ayat (1) tersebut, dimana agar supaya putusan hakim sesuai
hakim yang harus sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat
31
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
32
Ibid
33
Immanuel Christophel Liwe, Kewenangan Hakim Dalam Memeriksa Dan Memutuskan
Perkara Pidana Yang Diajukan Ke Pengadilan, Vol. III, No.1, Jan-Mar,2014, hlm.135
34
Ibid
melihat nilai-nilai hukum yang ada didalam ruang dan waktu dari
keadilan yang hidup dari suatu masyarakat hukum yang ada didalam
sesuai dengan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
yang tertuang dalam pasal 10 ayat (1) UU No. 48 tahun 2009 tentang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas,
35
Ibid
36
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
1. Kasus Posisi
Oktober 2018 sekitar pukul 13.30 WIB ketika saksi Hartono Bin
sama dan setelah selesai kemudian saudara Kaper dan saudara Judi
(tiga) kali sedotan dan hal itu diulang hingga 3 (tiga) kali putaran,
sehingga masing-masing melakukan hisapan 6 (enam) sampai 9
pidana dalam pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 132 ayat (1)
KUHP
37
Andi Hamzah,”Hukum Acara Pidana Indonesia”,Sinar Grafika, Jakarta,2005,hlm.163
Tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada
mild.
08121734014
4. Pertimbangan Hakim
1. Setiap Orang
1. Setiap Orang
Yang dimaksud dengan turut serta dalam unsur ini adalah pelaku
I bukan tanaman bagi diri sendiri adalah denga tanpa hak atau
melawan hukum dalam hal ini adalah bahwa pelaku secara hukum
menegakkan hukum;
5. Putusan
sebagai berikut:
dijatuhkan;
Dimusnahkan;
C. Analisis
menjadi kecanduan dan rela melakukan apa saja demi mendapatkan narkoba
tersebut. Narkotika di Indonesia sekarang bukan hal yang sulit di dapat dan
bukan lagi barang mahal dan dapat dijangkau oleh siapa saja.
awalnya ditemukan di Samaria kurang lebih 2000 SM dan di dapat dari Sari
vonis rehabilitasi.
Rehabilitasi terhadap pecandu narkotika atau korban penyalahguna
tersebut, pengaruh narkotika yang bukan hanya berdampak pada fisik dan
merupakan salah satu bentuk dari perilaku meyimpang yang selalu melakat
1. Tahap Transisi
ketergantungan, jenis obat apa saja yang dipakai. Hal ini dilakukan
2. Rehabilitasi Intensif
3. Tahap Rekonsililasi
4. Pemeliharaan lanjut
Tahapan ini dilakukan jika dinyatakan sudah sehat dan psikis sudah
pulih kemudian akan melewati tiga titik situasi yaitu, mengubah dan
ialah perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 112
ayat (1) Jo pasal 132 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 127 ayat (1) huruf a
Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo pasal 55 ayat
(1) ke 1 KUHP. Penuntut umum menuntut agar terdakwa Joko Sulistiyo Bin
Sutarno telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana turut serta tanpa
sendiri sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-
Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Jo. Pasal 55 ayat (1)
ke 1 KUHP. Dalam putusan ini hakim memilih dakwaan yang kedua karena
bukan tanaman bagi diri sendiri”. Sebagaimana diatur dalam pasal 127 ayat
kasus posisi. Bahwa terdakwa Joko Sulistiyo Bin Sutarno adalah korban
milik saudara Kaper. Terdakwa tidak tahu berapa berat narkotika golongan I
bukan tanaman jenis shabu tersebut yang dibawa oleh saudara Kaper.
bahwa “Lur, ini buat kebersamaan, karena Kaper takut, minta tolong biar
gak apa-apa”. Bahwa keterangan yang diberikan oleh terdakwa juga sama
tersebut milik saudara Kaper. Serta pendapat penulis juga dipertegas dengan
tingkat pertama salah dan keliru dalam mempertimbangkan bukti dan fakta
dalam Bong yang telah dibakar sebanyak 4 (empat) kali adalah karena
adanya bujukan atau dibujuk oleh Saudara KAPER dan Saksi HARTONO”.
Oleh karenaya terdakwa Joko Sulistiyo Bin Sutarno dalam perkara ini ialah
terapi non rumatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 9 ayat (1)
Pemasyarakatan.
terdakwa.
Umum
Dakwaan Kesatu
Dakwaan Kedua
tahun.
berikut:
pipa kaca dan 2 (dua) buah tube plastik berisi urine atas
Narkotika;
Setiap Orang
Sendiri
KUHP;
bukan tanaman;
perbuatan tersebut;
penyalahgunaan narkotika.
sekali;
penyalahgunaan narkotika;
mempertanggungjawabkan perbuatannya;
081217340149
meringankan Terdakwa:
Keadaan Yang Memberatkan:
narkotika;
narkotika;
ketrangannya;
menegakan hukum
saksi Hartono.
gram;
Bahwa saksi yang membakar dengan korek api
dari sekali;
benar;
ancaman;
shabu tersebut;
kali;
barang bukti;
Terdakwa;
Penyidik;
menggunakan narkotika;
istri;
e. Barang Bukti
ada juga barang bukti. Barang bukti ialah semua benda yang
berikut:
mild;
081217340149.
tanaman.
dan dibakar.
tidak benar.
terpenuhi.
narkotika;
narkotika;
ketrangannya;
menegakan hukum.
diantaranya:
shabu yang dihisap oleh saudara terdakwa, Kaper, Hartono, dan Jadi
tidak boleh diabaikan oleh hakim ialah seberapa banyak dampak yang
oleh terdakwa serta keadaan masyarakat pada saat tindak pidana ini
memberantas narkotika.
menyalahgunakan narkotika.
terdakwa.
menjatuhkan putusan bahwa, oleh karena dasar yuridis Pasal 127 ayat
Pasal 55 ayat (1) ke KUHP, terdakwa telah terbukti secara sah dan
tahun).
memberantas narkotika.
menyalahgunakan narkotika.
38
M. Yahya Harahap, ”Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan”, Sinar Grafika, Jakarta, 2012,hlm.20
Terdakwa mempunyai tanggungjawab keluarga. Hal
terdakwa.
narkotika golongan I bukan tanaman bagi diri sendiri” dan unsur ini
tindak pidana narkotika atas dasar ajakan dari saksi Hartono serta
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
KUHP.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah penulis tulis di atas, maka penulis
pidana yang tekah dilakukan oleh terdakwa dan hakim tetap harus
terdakwa.
agar putusan yang dijatuhkan kepada Terdakwa sudah sangat adil bagi
Terdakwa.