Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan dan uraikan tentang Sejarah Hukum Adat


Jawab

Sejarah Hukum Adat pada zaman kerajaan, antara lain:

a. Sriwijaya – Raja Syailendra (abad 7 s/d 9), pusat pemerintahan : hukum agama Budha,
Pedalaman : hukum adat Malaio Polynesia
b. Medang (Mataram), Masa raja “Dharmawangsa” dikeluarkan suatu UU “Iwacasana – Jawa
Kuno – Purwadhigama
c. Zaman Singosari (Tumapel), Mendirikan prasasti “Sarwadharma” yang melukiskan tentang
adanya “Tanah Punpunan”
d. Zaman Majapahit, hukum adat mendapat perhatian berkat usaha Mahapatih Gajah Mada

Sejarah Hukum Adat pada Zaman Islam, antara lain:

a) Aceh (Kerajaan Pasai dan Perlak), pengaruh hukum Islam cukup kuat terhadap hukum adat
b) Minangkabau dan Batak, Hukum adat pada dasarnya besar tetap bertahan dalam kehidupan
sehari-hari, sedang hukum Islam berperan dalam kehidupan keagamaan, dalam hal ini
terlihat dalam bidang perkawinan
c) Sumatera Selatan (Palembang/Kukang), hukum adat dibukukan dalam bahasa Arab Melayu –
UU Simbur Cahaya
d) Lampung, susunan kekerabatan yang dianut adalah garis keturunan laki-laki (patrilineal)
e) Dll

Sejarah Hukum Adat pada Zaman VOC, antara lain:

Hukum adat (adatrecht) dipergunakan untuk pertama kalinya secara ilmiyah pada tahun 1893 untuk
menamakan hukum yang berlaku bagi golongan pribumi (warga negara Indonesia asli) yang tidak
berasal dari perundang-undangna Pemerintah Hindia Belanda

Kedudukan Hukum Adat pada Masa Pemerintahan Jepang, antara lain:

Masa itu berlaku hukum militer, sedangkan hukum perundangan dan hukum adat tidak mendapat
perhatian saat itu.Peraturan pada masa pemeintahan Belanda tetap berlaku selama tidak
bertentangan dengan hukum militer

Kedudukan Hukum Adat Sesudah Kemerdekaan :

 Masa UUD 1945 (17 Agustus 1945 – 27 Desember 1945


 Konstitusi RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
 UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
 UUD 1945 (berdasarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Kedudukan Hukum Adat dalam Tata Hukum Indonesia :

a. Hukum Adat dijadikan dasar bagi terbentuknya hukum nasional dalam rangka pembangunan
hukum. Hal ini dapat dilihat dalam Tap MPRS No. 11/MPRS/1960 dimana asas yang harus
diperhatikan dalam pembangunan hukum adalah : Pembangunan hukum harus diarahkan
pada homogenitas dengan memperhatikan kenyataan-kenyataan yang hidup di Indonesia.
b. Harus sesuai dengan Haluan Negara dan berlandaskan hukum adat yang tidak menghambat
perkembangan masyarakat adil dan makmur. Hukum adat dijadikan dasar bagi hukum
nasional, karena merupakan hukum yang mencerminkan kepribadian/jiwa bangsa Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa Sejarah Hukum adat (adatrecht) dipergunakan untuk pertama kalinya
secara ilmiyah pada tahun 1893 untuk menamakan hukum yang berlaku bagi golongan pribumi
(warga negara Indonesia asli) yang tidak berasal dari perundang-undangan Pemerintah Hindia
Belanda

2. Jelaskan dan uraikan tentang Teori-Teori Dalam Hukum Adat


Jawab

Teori-Teori Dalam Hukum Adat, yaitu :

A. Teori Receptio in Complexu, Teori ini diperkenalkan oleh C.F.Winter dan Salomon Keyzer,
yang kemudian diikuti oleh Van den Berg (Otje Salman, 2011:75) . Dalam teori ini
mengemukakan bahwa Adat Istiadat dan Hukum adat suatu golongan masyarakat adalah
resepsi seluruhnya dari agama yang dianut oleh golongan masyarakat itu. Bahwa Hukum
Adat suatu golongan masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat hukum agama yang
dianut oleh golongan masyarakat tersebut. Oleh Soerojo Wignyodipoero menjelaskan teori
tersebut dengan mengatakan bahwa kalau dalam suatu masyarakat memeluk agama
tertentu, maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan adalah hukum agama yang
dipeluknya.
B. Teori Receptie, Teori ini pertama kali diajukan oleh Snouck Hurgronje dan Van Vollenhoven
sebagai sanggahan terhadap teori receptio in complexu. Teori Receptie menyatakan bahwa
hukum yang hidup dan berlaku bagi rakyat Indonesia, terlepas dari agama yang dianutnya
adalah Hukum Adat (Otje Salman, 2011:78). Hukum agama (Islam) meresepsi ke dalam dan
berlaku sepanjang dikehendaki oleh hukum adat.
Menurut teori receptie hukum agama (Islam) dan hukum adat adalah dua entitas yang
berbeda bahkan kadang-kadang saling berhadapan (beroposisi). Kadang-kadang di antara
hukum adat dan hukum agama (Islam) terjadi konflik, kecuali hukum agama (Islam) yang
telah meresepsi ke dalam hukum adat. Hukum agama (Islam) yang telah meresepsi ke dalam
hukum adat di wilayahwilayah tertentu di Indonesia adalah bidang hukum perkawinan dan
hukum waris.
C. Teori Receptio a Contrario, Menurut Snouck Hurgronje, tidak semua bagian dari hukum
agama diterima, diresepsi dalam hukum adat, hanya beberapa bagian tertentu saja dari
hukum adat yang dipengaruhi Hukum Agama (Islam), seperti Hukum Keluarga, Hukum
Perkawinan dan hukum Waris. Ter Haar membantah pendapat Snouck Hurgronje, dengan
mengatakan bahwa Hukum Waris tidak dipengaruhi hukum agama (Islam), melainkan adat
asli, misalnya di Minangkabau hukum warisnya adalah hukum adat asli, yaitu norma-norma
yang cocok dengan susunan dan struktur masyarakat Minangkabau.

Anda mungkin juga menyukai