Yeni Maulina
Abstract
This study closely motivated by the existence and the diversity of cultural values found in
literary works. One of the old literary works that has cultural value is poetry (syair). Syair
Rokan Hilir written by Ahmad Namawi obtained a descriptive overview of the cultural
values include values of faith, gratitude, respecting each other, helping each other, keeping
honors, leadership, deliberation, fairness, and politeness.
Keywords: poetry, cultural values, national character building
Abstrak
Penelitian ini erat dilatarbelakangi oleh keberadaan dan keberagaman nilai-nilai budaya
yang terdapat pada karya sastra. Salah satu karya sastra lama yang mengandung nilai
budaya adalah syair. Dalam syair Rokan Hilir yang ditulis oleh Ahmad Darmawi diperoleh
gambaran secara deskriptif tentang nilai-nilai budaya sebagai upaya pembangunan karakter
bangsa. Nilai-nilai budaya tersebut mencakup nilai keimanan, syukur nikmat, menghargai,
tolong-menolong, menjaga kehormatan, jiwa kepemimpinan, musyawarah, keadilan, dan
kesopanan.
Kata kunci: syair, nilai budaya, pembangunan karakter bangsa
67
(187) Paduka Baginda Kerajaan Membawa tuah orang
Pekaitan selingkung
Sangat memperhatikan perihal (Darmawi, 2005:204)
pertahanan
Anak-anak muda baginda 2.6 Jiwa Kepimpinan
anjurkan Syair Rokan Hilir mengandung
Belajar silat serta berbagai amanat bahwa jika menjadi seorang
kesaktian pemimpin tidak harus pilih kasih
(Darmawi, 2005:60) terhadap rakyatnya, karena kebanyakan
(261) Pada masa Sultan Siak yang jika seseorang telah menjadi pemimpin
ketujuh hanya mayarakat yang berada di wilayah
Ke Kerajaan Siak Tanah Putih perkotaan atau sekitarnya yang sering di
berteduh jamah olehnya, sementara wilayah-
Agar terhindar dari serangan wilayah terpencil sering di
musuh kesampingkan. Nilai kepemimpinan
Keberlangsungan kerajaan dalam syair Rokan Hilir ini dapat dilihat
terlindung kukuh dalam kutipan berikut.
(Darmawi, 2005:84) (103) Kuning keemasan tanda mulia
(326) Megat Mahkota lalu Mulia Sultan kuning
menganjurkan kelengkapannya
Dengan mengajak Johan Kuning Raja ada tuahnya
Pahlawan Kuning bertuah mengekalkan
Ke Kerajaan Siak Kubu tahta
digabungkan (Darmawi, 2005:37)
Demi keutuhan dan keamanan (186) Panglima Nayan panglima
kerajaan (Darmawi, 2005:105) perkasa
(615) Rokan Hilir negeri berbudaya Bawaannya bersahaja berjiwa
Pemuka adat memelihara mulia
pusaka Namanya masyhur ke berbagai
Sepanjang rantau resam dijaga negara
Tradisi leluhur dipangku mulia Setara Hang Tuah Laksmana
(Darmawi, 2005:615) Melaka
(624) Rokan Hilir Melayu laskarnya (Darmawi, 2005:60)
Sebagai penjaga harta pusaka (207) Raja Pekaitan sangat dihormati
Pemelihara kata bahasa bunda Oleh rakyat dan pembesar
Pelindung suku serta zuriatnya negeri
(Darmawi, 2005:197) Namanya masyhur ke serata
(644) Rokan Hilir negeri berpatutan negeri
Muda mudi beradap sopan Melindungi rakyat bak diri
Menjaga marwah dalam sendiri
pergaulan (Darmawi, 2005:65)
Memeliharakan diri dengan (610) Rokan Hilir negeri budiman
keimanan Para pemimpinya jadi panutan
(Darmawi, 2005:202) Tempat berlindung para
(652) Rokan Hilir negeri berpayung bawahan
Pusaka tradisi menghiasi Tempat bernaung rakyat
kampung sekalian
Bumi dipijak langit dijunjung (Darmawi, 2005:194)
68
(614) Rokan Hilir negeri berdatuk Ke Raja Rokan rakyat
Pemuka masyarakat berkait menyembah
tampuk Bukan lah kepada Raja yang
Pemuka agama tempat merujuk sah
Sefaham kata sama seangguk (Darmawi, 2005:203)
(Darmawi, 2005:195) (125) Mengikut musyawarah
(619) Rokan Hilir negeri berdaulat pembesar kerajaan
Kesatuan dan persatuan Mereka tak dapat mengambil
melekat erat keputusan
Seluruh Dewan Perwakilan Menggugat kekuasaan Raja
Rakyat Rokan
Teguh memegang amanat umat Karena beliau pemangku
(Darmawi, 2005:196) Sultan
(622) Rokan Hilir negeri (Darmawi, 2005:203)
berpanglima (137) Ketika bertemu Seri Nara
Berani berjuang untuk Diraja
membela Perkataan Maulana
Marwah negeri serta pusaka disampaikan semua
Sudah terbukti tiada duanya Seri Nara Diraja faham
(Darmawi, 2005:197) maksudnya
Lalu menyatakan dukungan
2.7 Musyawarah setia
Musyawarah merupakan langkah (Darmawi, 2005:203)
penting dalam pengambilan suatu (139) Setelah putus mufakat pasti
keputusan. Arti musyawarah dalam Syair Seri Nara Diraja berlengkap
Rokan Hilir ada tiga. Pertama, diri
musyawarah berarti berbalas-balasan Menghimpun segala pembesar
kata, maksudnya dalam bermusyawarah negeri
berarti ada komunikasi dengan orang lain Bersama anak buah Maulana
dan pesan di dalamnya, maka kedua hal sekali
ini saling berhubungan dan berkaitan. (Darmawi, 2005:203)
Komunikasi membantu proses (329) Raja Siak memerintah
berjalannya suatu musyawarah. Ada membentuk suku
sumber, pesan, media, serta penerima Dari setiap kepala-kepala suku
pesan yang sudah bersiap juga untuk Dibentuk Dewan Datuk Empat
memberikan umpan balik. Nilai-nilai Suku
musyawarah sudah ada sejak Kerajaan Demikian di Siak aturan
Rokan, terlihat pada kehidupan yang berlaku
dilakukan bersama-sama untuk (Darmawi, 2005:203)
kepentingan bersama sehingga timbul (612) Rokan Hilir negeri berdaulah
rasa adat sosial. Dalam musyawarah, Administrasi ditata bersistem
semua orang memiliki kesempatan yang wahidah
sama untuk mengutarakan pendapatnya. Singkat pelayanan urusan
Langkah musyawarah dalam syair Rokan dipermudah
Hilir bisa dilihat dalam bait berikut. Rakyatnya senang tak pernah
(124) Pembesar kerajaan lalu gundah
bermusyawarah (Darmawi, 2005:203)
Membicarakan negeri dalam
darurah
69
(618) Rokan Hilir negeri sepakat Rakyat menyatu bersatu-padu
Pemimpin dipilih melalui (Darmawi, 2005:98)
musyawarat (316) Adapun maksud penggabungan
Sebagai Dewan Perwakilan kerajaan
Rakyat Agar kerajaan turut mendapat
Penyampai hajat kalangan kemajuan
masyarakat Terutama dalam bidang
(Darmawi, 2005:203) pertahanan
Bidang ekonomi maupun
2.8 Keadilan pembangunan (Darmawi,
Nilai budaya yang berhubungan 2005:102)
dengan rasa keadilan didasari keinginan
untuk mendapat perlakuan yang adil Kedudukan Rokan Hilir sebagai
dalam hukum maupun dalam kehidupan kabupaten yang muda serta dalam proses
sosial. Harapan rakyat pada raja-raja membangun, memberikan ruang bagi
yang memimpin pada saat itu berharap masyarakatnya untuk saling membantu
agar pemimpinnya bisa menerapkan dan memiliki tujuan yang sama dalam
keadilan yang diinginkan bersama. kesejahteraan. Pemimpin di Rokan Hilir
Misalnya saja, ketika Raja Pekaitan berusaha menjadikan daerah yang
melindungi raja-raja kecil dan berusaha berbasis kepada kerakyatan. Dalam Syair
bermurah hati pada rakyatnya. Hal ini Rokan Hilir bisa dilihat dalam bait
bisa dilihat dalam bait sebagai berikut. sebagai berikut.
(206) Raja Pekaitan sangat dihormati (563) Sebagai kabupaten yang masih
Kepada rakyat bermurah hati muda
Raja-raja kecil senantiasa Rokan Hilir terus berusaha
dilindungi Menata pembangunan dan
Tidak memberatkan uncang pemerintahannya
dan upeti Meningkatkan perekonomian
(Darmawi, 2005:65) bagi rakyatnya
(245) Kepala Hinduk tertua lalu (Darmawi, 2005:179)
dijadikan (564) Untuk mengatur tata
Sebagai Kepala suku diberikan pemerintahannya
peran Menjadikan pedesaan ujung
Sekaligus sebagai yang tombaknya
Dipertuan Dengan ibukota kecamatan
Negeri Bangko sebagai sebagai pusatnya
kerajaan Serata negeri berperan serta
(Darmawi, 2005:78) (Darmawi, 2005:179)
(247) Adapun Kepala Hinduk yang (574) Adapun visi dasar
lainnya pembangunan
Diberikan gelar sama Rokan Hilir akan diwujudkan
semuanya Sebagai kawasan andalan
Orang Kaya adalah sebutannya perekonomian
Gelar terhormat gelar yang Yang berbasis kepada
mulia kerakyatan
(Darmawi, 2005:78) (Darmawi, 2005:182)
(306) Hari berganti masa pun berlalu (602) Rokan Hilir negeri beraja
Kerajaan Kubu semakin maju Raja berdaulat negeri
Negeri aman tenteram selalu berpusaka
70
Sudah dikenal sejak dahulu Kalau kecil tak hamba besar-
kala besarkan
Willayahnya subur negeri pun Kalau besar tak hamba
kaya kecilkan
(Darmawi, 2005:192) (Darmawi, 2005:187)
(611) Rokan Hilir negeri bangsawan
Tempat mengabdi pegawai dan 3. Penutup
karyawan Setelah melakukan analisis pada
Kepada rakyat menjadi pelayan Syair Rokan Hilir dapat disimpulkan
Demikian adanya pejuang bahwa syair ini merupakan salah satu
pembangunan syair berlatarbelakang sejarah
(Darmawi, 2005:194) terbentuknya Kabupaten Rokan Hilir di
Provinsi Riau yang cukup panjang karena
2.9 Kesopanan terdiri dari 666 bait. Isi syair ini meliputi
Nilai kesopanan sangat berkaitan banyak hal seperti awal mula sejarah
dengan etika serta perilaku seseorang. Rokan Hilir, kemaharajaan Melayu Riau,
Ajaran untuk menyadari sepenuhnya kerajaan di wilayah Rokan Hilir,
bahwa nilai kesopanan merupakan hubungan Rokan Hilir dengan Kerajaan
cermin seseorang dalam menjalankan Siak, Portugis memasuki Rokan Hilir,
hubungan sosial terhadap lingkungan Rokan Hilir pada zaman penjajahan
sekitarnya. Ajaran untuk berlaku sopan Belanda, Rokan Hilir pada zaman
kepada yang lebih tua, muda, dan setara pendudukan Jepang, Rokan Hilir di masa
menjadikan pribadi seseorang itu terlihat revolusi kemerdekaan, Rokan Hilir di era
berwibawa dan rendah hati. Hal ini dapat kemerdekaan, Rokan Hilir di era
dilihat dalam kutipan berikut. otonomi, Natijah (Kesimpulan), dan
(594) Hamba yang fakir menyingkat Khatimah (Penutup). Dalam Syair Rokan
cerita Hilir terdapat nilai-nilai budaya yang
Langsung ke akhir memintas sangat penting untuk dilestarikan, nilai
warta budaya tersebut dapat menjadi pedoman
Semakin banyak hamba bicara bagi masyarakat Indonesia umumnya,
Khawatir kata bercampur dusta masyarakat Rokan Hilir khususnya.
(Darmawi, 2005:187) Adapun nilai budaya tersebut adalah
(595) Hamba menyadari sepenuh keimanan, syukur nikmat, saling
jiwa menghargai, tolong-menolong, menjaga
Rangkaian syair jauh dari kehormatan, kepemimpinan,
sempurna musyawarah, keadilan, dan kesopanan.
Banyak fakta belum terbuka Pada dasarnya, nilai-nilai budaya yang
Kerana terbatasnya terdapat dalam Syair Rokan Hilir
kemampuan hamba karangan Ahmad Darmawi tetap relevan
(Darmawi, 2005:187) dengan kehidupan sekarang.
(596) Yang sedikit dipada-padakan
Yang setetes dicukup-
cukupkan
71
Daftar Pustaka
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori,
Badudu, J.S. 1984. Sari Kesusastraan Metode, dan Teknik Penelitian
Indonesia 1. Bandung: Pustaka Sastra: dari Strukturalisme hingga
Prima. Postrukturalisme. Yogyakarta:
Darmawi, Ahmad. 2005. Syair Rokan Pustaka Pelajar.
Hilir. Pekanbaru: Lembaga Seni Sudjana, Nana, dan Ibrahim. 2007.
Budaya Melayu Riau bekerja sama Penelitian dan Penilaian
dengan Sultan Teater Riau. Pendidikan.Bandung: Sinar Baru
Efendy, Tenas. 2004. Tunjuk Ajar Melayu Algensindo.
(Butir-butir Budaya Melayu Riau). Sugono, Dendy. dkk., 2001. Kamus
Yogyakarta: Adicita. Besar Bahasa Indonesia. Pusat
Hamidy, U.U. 1993. Nilai: Suatu Kajian Bahasa edisi keempat. Jakarta:
Awal. Pekanbaru: UIR Press. Gramedia Pustaka Utama.
Hamidy, U.U. 1999. Islam dan Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori
Masyarakat Melayu di Riau. Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Pekanbaru: UIR Press. Unpas. 2015. www.digilib.unpas.ac.id/
Hooykaas, C. 1953. Perintis Sastra. download.php/id, diunduh tanggal
Djakarta: J.B. Wolters. 14 Januari 2015.
Jaruki, Muhammad. 1999. Syair Sari Wikipedia. 2015. “Nilai-Nilai Budaya”.
Baniyan (Syair Selendang Delima). www.id.wikipedia.org/wiki/nilai-
Jakarta: Pusat Pengembangan dan nilai budaya, diunduh tanggal 14
Pembinaan Bahasa Departemen Januari 2015.
Pendidikan dan Kebudayaan. Wirasaputra. 2011. “Nilai Budaya”.
Koentjaraningrat, 1990. Kebudayaan, wordpress.com/2011/10/13/nilai-
Mentalitas, dan Pembangunan. budaya-sisten-nilai-dan-orientasi-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. nilai-budaya, diunduh tanggal 13
Januari 2015.
72