KAJIAN TEORI
Situs memiliki berbagai pengertian yang berbeda karena selain dalam dunia
computer dan internet, didalam dunia sejarah juga terdapat istilah situs. Bila dalam dunia
computer dan internet situs merupakan website, sebuah alamat yang bisa kita kunjungi
dan berisi informasi tertentu tentang pemilik website, maka kata situs dalam dunia sejarah
Lebih lanjut William Haviland (dalam Warsito 2012 : 25) juga mengatakan bahwa
artefak/artefac adalah sisa-sisa alat bekas suatu kebudayaan zaman prehistori yang
digali dari dalam lapisan bumi. Artefak ialah objek yang dibentuk atau diubah oleh
manusia.
untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Jadi situs sejarah adalah
Rumah adat merupakan bangunan rumah yang mencirikan atau khas bangunan
suatu daerah. Di Indonesia Rumah Adat adalah salah satu yang melambangkan
kebudayaan dan ciri khas masyarakat setempat. Indonesia dikenal sebagai Negara yang
memiliki keragaman dan kekayaan budaya. Rumah adat merupakan salah satu ciri khas
suatu daerah untuk melambangkan budayanya, agar dapat membedakan antara budaya
Seperti yang dikemukakan oleh T.O Ihromi (dalam Warsito 2012 : 25) yakni
kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang
menjadi kebanggaan bagi masyarakat daerah tersebut sekaligus menjadi langkah nyata
dalam melestarikan Situs Budaya daerah sehingga masyarakat pada akhirnya akan
peninggalan sejarah tersebut , dan pada akhirnya akan merasakan imbas dari kekayaan
budaya-budaya di daerah tertentu, dimana adat-istiadat secara khusus terdiri dari nilai-
nilai budaya, pandangan hidup, cita-cita , norma-norma dan hukum. Dalam adat-istiadat
di suatu kelompok harus ada sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya merupakan tingkat
yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat-istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-
nilai budaya itu merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran
sebagian besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap
2. Tingkat Norma-Norma,
Adat yang berada pada tingkat nilai budaya bersifat sangat abstrak, ia merupakan
ide-ide yang mengkonsesikan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan suatu
masyarakat. Seperti nilai gotong royong dalam masyarakat Indonesia. Adat pada tingkat
norma-norma merupakan nilai-nilai budaya yang telah terkait kepada peran-peran tertentu
(roles), peran sebagai pemimpin, peran sebagai mama, peran sebagai guru membawakan
sejumlah norma yang menjadi pedoman bagi kelakuannya dalam hal memainkan
peranannya dan berbagai kedudukan tersebut. Selanjutnya adat pada tingkat aturan-aturan
yang mengatur kegiatan khusus yang jelas terbatas ruang lingkupnya pada sopan santun.
Akhirnya adat pada tingkat hukum terdiri dari hukum tertulis dan hukum adat yang tidak
tertulis.
Dari uraian-uraian di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa
kebudayaan merupakan hasil dari budi-daya atau akal manusia, baik yang berwujud moril
maupun materil. Di samping itu, adat sendiri dimaksudkan dalam konsep kebudayaan
dengan kata lain adat berada dalam kebudayaan atau bagian dari kebudayaan.
masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat umum,
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan biasanya sulit diterangkan secara
rasional dan nyata. Namun, sifatnya yang umum, luas dan tak konkret itu, maka nilai-
nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa para
individu yang menjadi warga dari kebudayaan yang bersangkutan. Kecuali, para individu
itu sejak kecil telah diresapi dengan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakatnya,
sehingga konsep-konsep itu sejak lama telah berakar dalam alam jiwa mereka. Itulah
sebabnya nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan tak dapat diganti dengan nilai-nilai
budaya yang lain dalam waktu yang singkat, dengan cara mendiskusikannya secara
rasional.
Dalam tiap masyarakat, baik yang kompleks maupun yang sederhana, ada
sejumlah nilai budaya yang satu dengan lain berkaitan hingga merupakan suatu sistem,
dan sistem itu sebagai pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan memberi
pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan warga masyarakatnya. Kebudayaan dan
manusia tidak bisa dipisahkan karena kebudayaan dan manusia saling berkaitan antara
satu dengan yang lain karena keberadaan budaya merupakan hasil dari karya manusia.
sabang sampai merauke. Masing-masing suku memiliki keunikan kesenian, baik dalam
bidang seni tari, seni kerajinan hingga arsitektur rumah adat. Hampir seluruh suku bangsa
di Nusantara mempunyai bangunan hunian yang khas, seperti konstruksi Joglo di Jawa
Tengah, Rumah Gadang di Minangkabau, dan Ruma Bolon di Samosir. Dilihat dari
bentuknya, hampir semua rumah adat ini memiliki ragam hias atau ornamen yang
menghiasi sebagian bahkan seluruh permukaan dinding dan tiang bangunan. Terpesona
oleh keindahan bangunan tradisional tersebut, seringkali orang luput menyadari adanya
pesan yang disampaikan lewat motif-motif ornamen bangunan itu. Luputnya pengamatan
ini, tak jarang berakibat pada luputnya kesadaran bahwa keindahan aneka jenis motif
ornament tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan dan nilai estetika yang mampu
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kesimpulannya nilai mengacu pada apa atau
sesuatu yang oleh manusia dan masyarakat dipandang sebagai yang paling berharga. Nilai
filosofis rumah adat yang terkandung didalam arsitektur rumah adat tradisisonal pada
yang ada didaerah tertentu. Selain itu, dapat dilihat dari motif rumah adat, ornamennya
mempunyai aneka ragam bentuk yang indah, unik, menarik, dan sarat akan makna.
Dengan adanya nilai-nilai lambang atau symbol yang hadir pada rumah adat dalam
bentuk motif ornemen ini, menjadikan adanya suatu kepercayaan bagi masyarakat untuk
Para pencipta ragam hias pada zaman dahulu ternyata tidak hanya menciptakan
sesuatu yang indah dipandang mata, selain berfungsi sebagai penolak bala bagi
penghuninya, ornament ini juga mengandung pesan, harapan yang tulus dan luhur, serta
menggambarkan tingkat sosial pemiliknya dan memiliki makna dan nilai tersendiri bagi
Berbicara tentang nilai Historis atau nilai sejarah, terlebih dahulu kita harus
mengetahui tentang sejarah itu sendiri. Istilah Sejarah berarti peristiwa, kejadian atau apa
yang telah terjadi di masa lampau. Lebih dari itu sejarah selalu berarti sejarah manusia.
Peristiwa atau kejadian alam di masa lampau seperti proses terjadinya bumi tidak
termasuk pengertian sejarah. Pengertian sejarah sebagai peristiwa ini menyangkut makna
dasar dari istilah sejarah. Dengan demikian makna dasar sejarah adalah peristiwa,
sebagai kisah ini sebagai sejarah yang dicatat atau sejarah yang tersurat.
Dalam pengertian sejarah di atas, ada batasan yang menjadi pedoman tentang
makna sejarah. Bahwa sejarah adalah sebuah peristiwa yang pernah terjadi dimasa lalu,
dimana rangkaian peristiwa tersebut disusun berdasarkan urutan waktu, proses kejadian
serta disertai keterangan tempat dimana sebuah kejadian terjadi. Hal inilah yang menjadi
sebuah pembeda antara pengertian dari sejarah dan kisah fiksi. Sebab, kisah sejarah
merupakan sebuah kondisi nyata yang sudah pernah dialami oleh seseorang dimasa lalu
pada suatu waktu. Sementara, fiksi hanyalah sebuah kisah yang berisi imajinasi dari sang
penulisnya. Dan kisah yang ada dalam fiksi bisa jadi bukan merupakan kisah nyata. Kisah
Sebagai contoh, guru sejarah yang mampu berkisah tentang peristiwa yang harus
diketahui oleh siswanya akan menjadi guru yang dinanti. Sejarah yang dikisahkan itu
akan berbumbu. Bumbu nan sedap inilah yang membuat kisah sejarah menjadi suatu
rangkaian indah urutan kejadian yang akan dikenal dan diambil pelajarannya.
Pelajaran dan pengertian sejarah sudah diberikan kepada seseorang sejak duduk
dibangku sekolah dasar. Hal ini karena dalam pelajaran sejarah, terdapat nilai penting
yang bermanfaat dalam menentukan pemahaman dan pola piker seseorang. Beberapa
nilai penting tentang mempelajari sejarah diantaranya adalah dengan sejarah, kita bisa
memiliki gambaran dan pengetahuan tentang proses kehidupan yang terjadi dimasa lalu
tentang perilaku manusia dimasa lalu. Kehidupan masa lampau itu sebagai bekal untuk
menghadapi kehidupan dimasa akan datang. Sebab dengan belajar dari sejarah, seseorang
akan bisa memiliki media untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dimasa depan.
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam
suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan
terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan,
moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan
atau organisasi.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat
dalam kehidupan sehari hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain
lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri menurut beberapa ahli
yakni :
Menurut Koentjaraningrat (dalam warsito 2012 : 99) lain adalah nilai budaya
terdiri dari konsepsi konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian
besar warga masyarakat mengenai hal hal yang mereka anggap amat mulia.
Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan
dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara cara, alat alat, dan
tujuan tujuan pembuatan yang tersedia.
berkembang pula nilai nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur keserasian,
melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai nilai
atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai nilai
itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau
tidak patut. Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman
dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
sejak muncul dalam waktu, manusia telah menampilkan diri sebagai seorang artis. Dan
seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan gerak dinamika jiwa seni
manusia, karena aktivitas sosial pada hakikatnya bersifat artistik, yakni pembentukkan
yang menggunakan alat. Namun alat itu sejak mulanya lebih merupakan alat sang artis
Seni merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antar kebudayaan yang berlainan coraknya. Seni berperan sebagai jalan
yang juga memiliki unsure seni wayang. Ataupun melaui candi Borobudur orang dapat
Pokoknya, seni atau tepatnya karya-karya seni, seperti candi, rumah adat, music,
drama, tari dan sebagainya itu mencerminkan dinamika jiwa suatu masyarakat. Maka
menghargai dan memahami seni adalah penting. Memahami seni suatu masyarakat berarti
memahami aktivitas vital masyarakat yang bersangkutan dalam momennya yang paling
suatu daerah. Di Indonesia yang melambangkan kebudayaan dan ciri khas masyarakat
setempat. Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki keragaman dan kekayaan
budaya, beraneka ragam bahasa dan suku dari sabang sampai merauke sehingga
Rumah adat adalah kelengkapan yang digunakan oleh masyarakat adat tertentu
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan papan, serta kebutuhan adat ditiap daerah.
Kebutuhan papan disini adalah kebutuhan tempat tinggal yang berfungsi untuk
melindungi masyarakat adat dari berbagai situasi cuaca dan lingkungan sekitar,
sedangkan yang dimaksud dengan kebutuhan adat ialah kebutuhan masyarakat adat dalam
mengangkat nilai-nilai primordial atau nilai dasar budaya di daerah tempat tinggal
mereka.
Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Rumah Adat memiliki
fungsi batiniah yang mengungkapkan nilai-nilai budaya, serta aspek-aspek lain yang
berhubungan dengan kebudayaan suatu daerah adat. Hingga saat ini masih banyak suku
atau daerah-daerah di Indonesia yang masih mempertahankan rumah adat sebagai usaha
untuk memelihara nilai-nilai budaya yang kian tergeser oleh budaya modernisasi.
Biasanya rumah adat tertentu dijadikan sebagai aula (tempat pertemuan), museum atau
historis/sejarah, nilai budaya dan nilai seni dalam kebudayaan. Maka dalam kebudayaan
itu sendiri tidak luput dari tindakan/ perilaku manusia. Manusia dan kebudayaan
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia adalah pendukung
memiliki fungsi yang dapat menunjang pemenuhan kebutuhan bagi para anggota
agar dapat terus bertahan hidup dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk kelangsungan
hidup.
Tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Setiap individu, dan setiap generasi
kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan zamannya. Terkadang diperlukan banyak
penyesuaian, dan banyak tradisi masa lampau ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan
tuntutan zaman baru. Generasi baru tidak hanya mewariskan suatu edisi kebudayaan baru,
beberapa faktor. Pertama, perubahan yang disebabkan oleh perubahan dalam lingkungtan
alam, misalnya perubahan iklim, kekurangan bahan makanan atau bahan bakar, atau
berkurangnya jumlah penduduk. Semua ini memaksa orang untuk beradaptasi. Mereka
tidak dapat mempertahankan cara hidup lama, tetapi harus menyesuaikan diri dengan
masyarakat yang memiliki norma-norma, nilai-nilai, dan teknologi yang berbeda. Kontak
budaya bisa terjadi secara damai, bisa juga tidak, bisa dengan suka rela, bisa juga dengan
Menurut Parsudi Suparlan (dalam Rafael 2007 : 51). Discovery adalah suatu
bentuk penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala
atau hakikat hubungan antara dua gejala atau lebih Discovery biasanya
membuka pengetahuan baru tentang sesuatu yang pada dasarnya sudah ada.
Misalnya, penemuan bahwa buakan matahari yang berputar mengelilingi bumi,
melainkan bumilah yang mengelilingi matahari membawa perubahan besar
dalam pemahaman manusia tentang alam semesta. Invention adalah penciptaan
bentuk baru dengan mengkombinasikan kembali pengetahuan dan materi-
materi yang ada. Misalnya penciptaan mesin uap, pesawat terbang, satelit dan
sebagainya.
Keempat, perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau suatu bangsa
bersangkutan dimungkinkan oleh apa yang disebut difusi, yakni proses persebaran
oleh pelbagai bangsa di dunia. Gejala ini menunjukkan adanya interdependensi erat
antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lain. Pengadopsian semacam ini
material semacam computer, mobil, televisi, dan sebagainya itu bisa mengubah seluruh
Kelima, perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya
dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. Perubahan ini biasanya
berkaitan dengan munculnya pemikiran ataupun konsep baru dalam bidang filsafat, ilmu
dibentuk langsung oleh ilmu modern. Begitu pula munculnya suatu agama membawa
transformasi peradaban kuno oleh agama Kristen, dan transformasi masyarakat arab
oleh agama islam. Dalam contoh tersebut para nabi dan reformator religius memiliki
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang definisi kebudayaan yakni:
Sir Edward B. Tylor (dalam Rafael Raga Maran 2007: 26) Tylor menggunakan
kata kebudayaan untuk menunjuk keseluruhan kompleks dari ide dan segala
sesuatu yang dihasilkan manusia dalam pengalaman historisnya. Termasuk di
sini ialah pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan
kemampuan serta perilaku lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat
Robert H. Lowie (dalam Rafael Raga Maran 2007: 26) kebudayaan adalah
segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat-istiadat, norma-norma artistik, kebiasaan makan keahlian
yang diperoleh bukan karena kreativitasnya sendiri melainkan merupakan
warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
kebudayaan sebagai total dari cara hidup suatu bangsa, warisan sosial yang diperoleh
Gillin (dalam Rafael Raga Maran 2007: 26) beranggapan bahwa kebudayaan
terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang terpola dan secara fungsional saling bertautan
dengan individu tertentu yang berbentuk grup-grup atau kategori sosial tertentu.
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
Parsudi Suparlan (dalam Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok 2000: 28)
menjelaskan bahwa kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-
petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas
serangkaian model-model kognitif yang dimiliki manusia, dan yang
digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana
terwujud dalam tingkah laku dan tindakan-tindakannya.
Menurut Soerjono Soekanto dalam Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok 2000:
29) Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan
nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan
dalam arti yang luas. Agama, ideology, kebatinan, dan kesenian yang
merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat
termasuk didalamnya. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan
berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan
filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta bisa berbentuk teori murni dan bisa juga
telah disusun sehingga dapat langsung diamalkan oleh masyarakat. Rasa dan
cinta dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture).
Semua karya, rasa, dan cipta, dikuasai oleh karsa orang-orang yang
menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau
seluruh masyarakat.
Dari definisi yang dijabarkan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
juga dapat digambarkan untuk melukiskan cara khas manusia beradaptasi dengan
bentuk dan aturan-aturan organisasi sosial. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih
luas, sudah tentu ada unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari
mencakup perubahan dalam hal norma-norma dan aturan-aturan yang dijadikan sebagai
pada perubahan terhadap struktur dan pola-pola hubungan sosial, yang antara lain
mencakup sistem status, politik dan kekuasaan, persebaran penduduk, dan hubungan-
universal, yang apabila ditinjau dalam kenyataan kehidupan suatu masyarakat, tidak
semua unsur mengalami perkembangan yang sama. Ada unsur kebudayaan yang
mengalami perubahan secara cepat, ada pula yang lambat, bahkan sulit berubah. Apabila
(dalam Warsito 2012: 49) sebagai suatu kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan, keyakinan, kesenian, hukum, moral, adat, semua kemampuan dan kebiasaan
lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat; maka tingkat perubahan unsur
tersebut menjadi sangat variatif antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.
(tujuh) unsur kebudayaan universal yang diasumsikan memiliki tingkat perubahan dari
3) Sistem Pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
kenyataan kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan
karya manusia. sehingga unsur kebudayaan dapat dipandang dari sudut wujud
kebudayaan.
Pendapat seorang ahli sosiologi, Talcott Parsons yang bersama dengan seorang
ahli antropologi A.L Kroeber (dalam Koentjaraningrat 2000: 186) pernah
menganjurkan untuk membedakan secara tajam wujud kebudayaan sebagai
suatu sistem dari ide-ide dan konsep-konsep dari wujud kebudayaan sebagai
suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.
Maka, serupa dengan J.J Honigmann yang (dalam Koentjaraningrat 2000: 186)
membedakan bahwa adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu (1) ideas, (2) activities, (3)
artifacts, J.J berpendirian bahwa kebudayaan itu ada tiga wujudnya yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakkan berpola dari
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat
diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala-kepala, atau dengan perkataan lain,
dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Kalau
warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulias
warga masyarakat yang bersangkutan. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan
dalam Disk, Arsip, koleksi Microfilm, dan Microfish, kartu komputer, silinder, dan pita
komputer.
Ide-ide dan gagasan-gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat , memberi jiwa pada masyarakat itu. Gagasan-gagasan itu tidak berada lepas
satu dari yang lain, melainkan selalu berkaitan menjadi suatu sistem. Para ahli antropolgi
dan sosiologi menyebut sistem ini sistem budaya, atau cultural system. Dalam bahasa
Indonesia tedapat juga istilah lain yang sangat tepat untuk menyebut wujud ideal dari
Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial atau social system,
mengenai tindakkan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari
sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-
pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-
manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tak memerlukan
banyak penjelasan. Karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret dan berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto. Ada benda-benda yang
sangat besar seperti pabrik baja : ada benda-benda yang amat kompleks dan canggih
seperti komputer yang berkapasitas tinggi; atau benda-benda yang besar dan bergerak,
suatu kapal tangki minyak; ada bangunan hasil seni arsitek seperti suatu candi yang
indah, rumah adat; atau ada pula benda-benda kecil seperti kain batik, atau yang lebih
Mengingat kondisi sosial dan budaya masyarakat dari generasi ke generasi sering
lambat, yang senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman, maka
dengan keadaan bagaimanapun unsur-unsur budaya perlu mendapat perhatian yang baik
dari masyarakat setempat, sehingga memperkecil terjadinya kemerosotan kebudayaan.
Suatu hal yang perlu dijunjung tinggi bahwa suatu kebudayaan akan memiliki makna
tersendiri pada peradaban suatu bangsa, oleh karena itu keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia perlu dipelihara karena merupakan modal untuk lebih memperkaya
wahana budaya nasional yang menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsanya yang
adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku regular (yang tampak) yang ditampilkan
oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat
bertolak belakang dengan budaya yang dianut dalam kelompok sosial yang ada
dimasyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah control / kendali sosial yang ada
dimasyarakat sehingga dapat memilah-milah mana yang kebudayaan yang sesuai dan
oleh manusia dan dirasakan pula oleh manusia. Bahasa, musik, tarian, kerajinan, semua
itu merupakan kebudayaan visual atau kebudayaan yang bisa dirasakan oleh manusia.
Banyak sekali macam-macam budaya yang harus kita lestarikan. Setiap provinsi di
Indonesia memiliki cirri khas budaya mereka masing-masing. Ada Rumah Adat, tarian
daerah, alat musik daerah, lagu daerah, pakaian adat dan senjata daerah. Itu semua adalah
budaya yang ada dalam bangsa Indonesia yang harus kita lestarikan.