Anda di halaman 1dari 30

STANDARISASI OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

MAJELIS PENGAWAS NOTARIS

I. PEMERIKSAAN LAPORAN MASYARAKAT

A. Majelis Pengawas Daerah (MPD)


Dasar Hukum:
- UUJN : Pasal 67 ayat (5) , Pasal 70 huruf a, g, Pasal 71 huruf b, e
- Permenkumham No. 15 Th. 2020
Ruang Lingkup:
- Perilaku Notaris; dan
- Pelaksanaan Jabatan Notaris.
Kewenangan MPD :
1. Menerima laporan masyarakat atau MPN tentang adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Notaris
(KEN) dan Peraturan Jabatan Notaris (PJN);
2. Ketua MPD (paling lambat 14 hari kerja setelah laporan diregister perkara) membentuk Majelis
Pemeriksa Daerah (MPmD) dari masing2 unsur yang terdiri atas 1 orang ketua dan 2 orang
anggota MPmD dibantu oleh 1 orang sekretaris; (Ps.4, Ps.6 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

Kewenangan MPmD
1. Pemeriksaan Administrasi Pelaporan
Laporan diterima & dicatat oleh sekretaris dalam surat masuk Meliputi :
- Identitas pelapor & terlapor
- Surat Laporan
- Bukti atau Fakta Hukum
a. Syarat Pelapor Masyarakat
adalah pihak yang merasa dirugikan, yaitu:
- Pihak dalam akta yaitu pihak yang berkepentingan/ahli waris;
- Orang yang memperoleh hak/ahli waris;
- Anggota Masyarakat yang kepentingannya dirugikan;
- Rekan Notaris atau Pengurus INI (PP/Pengwil/Pengda); Syarat
Pelapor MPN
Berdasarkan pelaksanaan kewenangannya sendiri karena
fakta hukum adanya pelanggaran :
- Hasil pemeriksaan protokol
- Proses hukum (tk. Penyidikan s/d tk. peradilan)
- Fakta hukum lainnya (dalam keadaan pailit, dibawah pengampuan)
b. Syarat laporan :
- Disampaikan secara tertulis.
- Adanya dugaan pelanggaran KEN dan/atau PJN
- Disertai bukti awal yang dapat dipertanggungjawabkan. (Ps. 7, Ps.8,
Ps. 9, Ps.10 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

2. Gelar Perkara
- Dihadiri seluruh MPD & Sekretaris
- Pemeriksaan duduk perkaranya
- Pendapat hukumnya MPD untuk proses lebih lanjut
- Bila tidak memenuhi syarat untuk diproses :
Ditolak karena tidak mempunyai legal standing; atau
tidak diterima karena tidak memenuhi syarat kelengkapan laporan.
- Bila memenuhi syarat untuk diproses
Maka pendapat hukum tersebut dilakukan pendalaman oleh MPmD sbg bahan
pemeriksaannya
- Ketua MPD bertanggung jawab membentuk MPmD & menentukan tanggal sidang
pemeriksaan paling lambat 7 hari kalender
(Ps. 13 & Ps. 14 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MPD Mencatat Laporan tsb. Pada Buku Register Perkara
Meliputi : - Nomor & tanggal register perkara
- Nomor & tanggal surat laporan
- Nama pelapor & terlapor
- Lampiran bukti
- Nama ketua, anggota & sekretaris MPmND
Menghimpun berkas perkara tersebut untuk disampaikan kepada MPmD (Ps. 11
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MpmD, Menyiapkan Sidang Pemeriksaan
- Membuat resume/telaah laporan
- Menentukan jadwal sidang MPmD
- Membuat BA pemeriksaan
- Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ketua MPD (Ps. 12
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
3. Pemanggilan
a. Sekretaris MPD melakukan pemanggilan terhadap pelapor dan terlapor paling lambat 5 hari
kerja sebelum sidang.
b. Bila Terlapor setelah dipanggil secara sah dan patut, tidak hadir maka dilakukan
pemanggilan kedua, dan apabila tetap tidak hadir maka pemeriksaan dilakukan
tanpa kehadiran terlapor.
c. Bila Pelapor setelah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan
yang kedua, dan apabila pelapor tetap tidak hadir maka MPmD menyatakan laporan gugur
dan tidak dapat diajukan lagi.
(Ps. 15 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

4. Pemeriksaan
a. Dalam sidang tertutup untuk umum dan hasilnya bersifat Rahasia.
b. Dimulai paling lambat 7 hari kalender sejak MPmD ditetapkan
c. Pemeriksaan paling lama 30 hr sejak laporan dicatat register perkara (Ps. 17
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
d. Pemeriksaan meliputi :
- Laporan masyarakat
- Laporan MPN karena fakta hukum adanya pelanggaran: Temuan
hasil pemeriksaan protocol;
Penahanan dlm proses hukum tk. Penyidikan s/d tk. Peradilan; Dalam keadaan
pailit, dibawah pengampuan.
(Ps. 18 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
e. Pada sidang pertama MPD melakukan pemeriksaan terhadap:
1) Laporan masyarakat
- Kehadiran pelapor & terlapor
- Pembacaan laporan dan keterangan Pelapor
dengan meminta konfirmasi pelapor untuk memperjelas laporan pengaduan adanya
dugaan pelanggaran PJN dan KEN serta mendengar keterangan pelapor yang
disertai bukti awal yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Pembelaan diri Terlapor
dengan meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi dugaan pelanggaran,
untuk itu sekaligus terlapor diberi kesempatan yang cukup untuk menyampaikan
tanggapan.
- Pelapor dan Terlapor dapat mengajukan pembelaan diri/tanggapan baik secara
lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk
mendukung dalil yang diajukan.
(Ps. 19 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
- Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmD menyatakan selesai dan
selanjutnya sidang diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmD
bermusyawarah untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dituangkan
dalam BA pemeriksaan.
(Ps. 20 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
2) Laporan MPN atas Pelanggaran Hasil Pemeriksaan Protokol Berupa : -
BA & rekomendasi hasil pemeriksaan protokol
- Pembacaan laporan MPN
- Pembelaan diri terlapor
dengan meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi dugaan pelanggaran,
untuk itu sekaligus terlapor diberi kesempatan untuk menyampaikan pembelaan
diri/tanggapan,
baik secara lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti-bukti
dan saksi-saksi untuk mendukung dalil yang diajukan.
- Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmD menyatakan selesai dan
selanjutnya sidang diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmD
bermusyawarah untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dituangkan
dalam BA pemeriksaan.
(Ps. 21 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
3) Fakta Hukum
Berupa : Surat penahanan/Put. Pengadilan & bukti fakta hk. lainnya
- Pembacaan laporan fakta hukum MPN sebagai Pelapor
- Pembelaan diri terlapor
Jika terlapor bisa menghadiri sidang pemeriksaan, maka MPmD meminta
klarifikasi/penjelasannya mengenai dugaan pelanggaran, untuk itu sekaligus
terlapor diberi kesempatan menyampaikan pembelaan diri/tanggapan, baik secara
lisan maupun tertulis dgn mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk mendukung
dalil yang diajukan.
- Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmD menyatakan selesai dan
selanjutnya sidang diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmD
bermusyawarah untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dituangkan
dalam BA pemeriksaan.
(Ps. 22 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
f. Keputusan hasil pemeriksaan dengan membuat kesimpulan dan rekomendasi dituangkan dalam
BA pemeriksaan yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris MPmD untuk dilaporkan
kepada ketua MPD.
Sekretaris MPD menyelesaikan :
- Minutasi berkas sidang pemeriksaan; dan
- Membuat salinan BA nya; serta
- Membuat surat pengantar pengiriman kepada MPW ditembuskan kepada
Pelapor, Terlapor, MPP, dan Pengda INI.
(Ps. 23 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

B. Majelis Pengawas Wilayah (MPW)

Dasar Hukum :
UUJN : Pasal 72, Pasal 73 ayat (1) huruf a, b, e, f , Pasal 74, Pasal 75 Permenkumham No. 15 Th. 2020
Permenkumham No. 61 Th. 2016
Kewenangan MPW
- Menerima hasil pemeriksaan dari MPD
mengenai dugaan pelanggaran KEN dan/atau PJN .
- Ketua MPW paling lambat 14 hari kerja setelah laporan diregister perkara membentuk MPmW dari
masing-masing unsur yang terdiri atas 1 orang ketua dan 2 orang anggota MPmW dibantu oleh 1
orang sekretaris;
(Ps. 4, Ps. 6 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

Kewenangan MPmW
1. Pemeriksaan Awal Administrasi Pelaporan
Laporan diterima & dicatat oleh Sekretaris dalam surat masuk Meliputi :
- Identitas pelapor & terlapor
- Surat Laporan
- Bukti atau Fakta Hukum
a. Syarat Pelapor Masyarakat : adanya pihak yang merasa dirugikan Syarat laporan
: adanya dugaan pelanggaran disertai bukti awal
b. Syarat Pelapor MKN : berdasarkan kewenangannya sendiri karena adanya fakta hukum
pelanggaran Syarat laporan :
- Temuan pelanggaran hasil pemeriksaan protokol
- Penahanan dlm proses Hk. tk. Penyidikan/tk. Peradilan;
- Dalam keadaan pailit, dibawah pengampuan (Ps. 7, Ps.8, Ps. 9, Ps.10
Permenkumham No. 15 Th. 2020)

2. Gelar Perkara
- Dihadiri seluruh MPW & Sekretaris
- Pemeriksaan duduk perkaranya
- Pendapat hukumnya MPW untuk proses lebih lanjut
- Bila tidak memenuhi syarat untuk diproses :
Ditolak karena tidak mempunyai legal standing; atau
tidak diterima karena tidak memenuhi syarat kelengkapan laporan.
- Bila memenuhi syarat untuk diproses
Maka pendapat hukum tersebut dilakukan pendalaman oleh MPmW sbg bahan
pemeriksaannya.
- Ketua MPW menentukan tanggal sidang pemeriksaan pelapor & terlapor
(Ps. 13 & Ps. 14 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MPW Mencatat Laporan Tersebut Pada Buku Register Perkara
Meliputi : - Nomor & tanggal register perkara
- Nomor & tanggal surat laporan
- Nama pelapor & terlapor
- Lampiran bukti
- Nama ketua, anggota & sekretaris MPmW (Ps. 11
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MpmW, Menyiapkan Sidang Pemeriksaan
- Membuat resume/telaah laporan
- Menentukan jadwal sidang MPmW
- Membuat BA pemeriksaan
- Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ketua MPW Menghimpun berkas
perkara tersebut untuk disampaikan kepada MPmW (Ps. 12 Permenkumham No. 15 Th.
2020)

3. Pemanggilan
a. Sekretaris MPmW melakukan pemanggilan terhadap pelapor dan terlapor paling lambat 5
hari kerja sebelum sidang.
b. Bila Terlapor setelah dipanggil secara sah dan patut, tidak hadir maka dilakukan pemanggilan
kedua, dan apabila tetap tidak hadir maka pemeriksaan dilakukan tanpa kehadiran terlapor.
c. Bila Pelapor setelah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan
yang kedua, dan apabila pelapor tetap tidak hadir maka MPmW menyatakan laporan gugur
dan tidak dapat diajukan lagi.
(Ps. 15 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

4. Pemeriksaan
a. Dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum.
b. Dimulai paling lambat 7 hari kalender sejak MPmW ditetapkan.
c. Pemeriksaan paling lambat 30 hari sejak laporan dicatat di register perkara (Ps. 24
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
d. Pemeriksaan meliputi :
- Laporan masyarakat;
- Laporan MPN karena fakta hukum adanya pelanggaran : Temuan
hasil pemeriksaan protokol
Penahanan dalam proses hukum tk. Penyidikan s/d tk. Peradilan.
Dalam keadaan pailit, dibawah pengampuan
e. Pada sidang pertama MPmW melakukan pemeriksaan terhadap:
1) Laporan masyarakat
- BA hasil pemeriksaan MPD
- Kehadiran pelapor & terlapor
- Konfirmasi pelapor untuk memperjelas laporan pengaduan adanya dugaan
pelanggaran PJN dan KEN serta mendengar keterangan pelapor yang disertai bukti
awal yang dapat dipertanggung jawabkan.
- Pembelaan diri Terlapor
meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi pelanggaran, sekaligus
terlapor diberi kesempatan unt menyampaikan tanggapan
- Pelapor dan Terlapor dapat mengajukan pembelaan diri/tanggapan baik secara
lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk
mendukung dalil yang diajukan.
2) Laporan MPN Adanya Temuan Pelanggaran Hasil Pemeriksaan Protokol Berupa : -
BA hasil pemeriksaan protokol
- BA & rekomendasi hasil pemeriksaan MPD
- Pembacaan laporan hasil pemeriksaan MPD
- Pembelaan diri terlapor
meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi
dugaan pelanggaran, sekaligus terlapor diberi kesempatan untuk menyampaikan
pembelaan diri/tanggapan,
baik secara lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti2 dan
saksi2 untuk mendukung dalil yang diajukan.
3) Fakta Hukum
Berupa : - Surat penahanan/Put. Pengadilan atau
bukti fakta hkm. lainnya
- BA hasil pemeriksaan & rekomendasi MPD
- Pembelaan diri terlapor
MPmW meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai dugaan pelanggaran, sekaligus
terlapor diberi kesempatan menyampaikan pembelaan diri/tanggapan, baik secara lisan
maupun tertulis, bila dipandang perlu dgn mengajukan bukti2 dan saksi2 tambahan
untuk mendukung dalil yang diajukan.
f. Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmW menyatakan selesai dan selanjutnya sidang
diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmW bermusyawarah untuk membuat
perMajelisbangan hukum dan menampung pendapat hukum berikut alasannya utk selanjutnya
membuat kesimpulan yang dijadikan dasar menjatuhkan putusan.
Dalam hal hasil pemeriksaan menyatakan :
- Laporan tidak dapat dibuktikan, maka MPmW memutuskan laporan ditolak
- Laporan dapat dibuktikan, maka terlapor dijatuhi sanksi sesuai tingkat pelanggaran nya.
(Ps. 25 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
g. Jika terlapor terbukti melakukan pelanggaran KEN dan PJN, maka terlapor dikenai sanksi,
berupa:
- Peringatan tertulis;
- Pemberhentian sementara;
- Pemberhentian dengan hormat; atau
- Pemberhentian dengan tidak hormat.
Penjatuhan sanksi dapat secara berjenjang atau tanpa berjenjang
(Ps. 26 Permenkumham No. 15/2020 & Ps. 3 Permenkumham No. 61/2016 )
h. Penjatuhan Sanksi secara berjenjang
1) Untuk memberikan Sanksi : Peringatan
tertulis pertama karena :
melanggar ketentuan Psl 7 (1), Psl 16 (1) a s/d l, Psl 17 (1), Psl 19 (1),
Psl 32 (1),(2),(3), Psl 37 (1), Psl 54 (1), Psl 58 dan Psl 59 UUJN
dengan menetapkan kewajibannya dalam wkt 14 hr

Peringatan tertulis kedua


Bila dalam waktu 14 hr atau dalam waktu tertentu, belum menyelesaikan
masalah/kewajibannya dalam peringatan pertama.
Peringatan tertulis ketiga
Bila dalam waktu 14 hr atau dalam waktu tertentu, belum menyelesaikan
masalah/kewajibannya dalam peringatan kedua.
Mengusulkan pemberhentian sementara Kepada MPP
Bila dalam waktu 14 hr atau dalam waktu tertentu, belum menyelesaikan
masalah/kewajibannya dalam peringatan ketiga.
(Ps. 5, Ps.6, Ps. 7 Permenkumham No. 61/2016)
i. Penjatuhan Sanksi tanpa berjenjang Untuk
memberikan Sanksi :
Peringatan pertama
Memutuskan peringatan secara lisan atau tertulis Bersifat
final dan tidak dapat diajukan banding
Pemberhentian sementara
Mengusulkan kepada MPP
karena :
- Dalam proses pailit;
- Berada di bawah pengampuan;
- Terbukti melakukan perbuatan tercela;
- Terbukti melakukan pelanggaran thd kewajiban sekaligus larangan;
- Sedang menjalani masa penahanan; (Ps. 9UUJN)
Pemberhentian dengan tidak hormat karena :
- Dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
- Berada dibawah pengampuan secara terus-menerus lebih dari 3 tahun;
- Terbukti melakukan perbuatan yg merendahkan kehormatan Jabatan Notaris;
- Terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kewajiban dan larangan
jabatan secara terus-menerus;
(Ps.12 UUJN)

5. Mengambil Keputusan :
a. Putusan harus memuat alasan dan perMajelisbangan yang cukup, yang dijadikan dasar untuk
menjatuhkan putusan.
b. Apabila diantara anggota MPmW tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil dengan
suara terbanyak.
c. Jika hasil pemeriksaan ternyata laporan tidak dapat dibuktikan, maka MPmW memutuskan
laporan ditolak.
d. Jika hasil pemeriksaan laporan dapat dibuktikan, maka terlapor dijatuhi sanksi sesuai dengan
tingkat pelanggaran yang dilakukan
e. Putusan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Dalam hal terdapat perbedaan
pendapat di antara sesama MPW, maka perbedaan pendapat tersebut dimuat dalam putusan.
f. Putusan ditandatangani oleh Ketua, Anggota, dan Sekretaris MPmW.
g. Salinan putusan MPmW disampaikan kepada Menteri, pelapor, terlapor, MPD, dan Pengurus
Pusat INI, paling lambat 30 hari kalender terhitung sejak putusan diucapkan.
(Ps. 25, Ps.27 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

6. Upaya Hukum Banding


a. Pelapor/Terlapor yang keberatan atas putusan MPW berhak mengajukan upaya banding
kepada MPP (melalui sekretariat MPW),
Pernyataan banding paling lambat 7 hari kalender sejak :
- Putusan diucapkan, bila hadir dalam pembacaan putusan; atau
- Surat putusan diterima, bila tidak hadir dalam pembacaan putusan.
b. MPW menolak upaya banding atas putusan sanksi peringatan.
c. Pembanding wajib menyampaikan memori banding kepada MPW, paling
lambat 14 hari kalender sejak banding dinyatakan.
Bila pembanding tidak menyampaikan memori banding dlm jangka wkt tsb, maka upaya
banding dianggap gugur dan tidak dapat dilanjutkan.
d. MPW menyampaikan memori banding kepada Terbanding,
paling lambat 7 hari kalender sejak diterima oleh Sekretariat MPW.
e. Terbanding wajib menyampaikan kontra memori banding,
paling lambat 14 hari kalender sejak memori banding diterima oleh Terbanding.
Bila terbanding tidak menyampaikan kontra memori banding dlm jangka wkt tsb, maka
upaya banding tetap dilanjutkan.
f. Memori banding dan kontra memori banding disampaikan oleh Sekretaris MPW melalui surat
kilat tercatat kepada Pembanding dan Terbanding.
g. MPW menyampaikan berkas perkara banding kepada MPP, berkas
perkara banding meliputi :
a) Laporan pengaduan masyarakat
b) Berita acara pemeriksaan MPD
c) Rekomendasi hasil pemeriksaan MPD
d) Berita acara pemeriksaan MPW
e) Putusan MPW
f) Pernyataan banding yang dinyatakan secara tertulis
g) Memori banding pembanding
h) Kontra memori banding terbanding jika ada; dan
i) Bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. (Ps. 28,
Ps.29, Ps.30 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

C. Majelis Pengawas Pusat (MPP)

Dasar Hukum :
- UUJN : Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80
- Permenkumham No.15/Th.2020
- Permenkumham No.61/Th.2016

Kewenangan MPP
- Menerima hasil pemeriksaan MPW :
Usulan Sanksi : - Pemberhentian Sementara atau
- Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.
- Membentuk MPmP

Kewenangan MPmP
1. Pemeriksaan Awal Administrasi Banding
Permohonan Banding diterima & dicatat oleh Sekretaris dalam surat masuk Meliputi :
- Identitas Pembanding (P) & Terbanding (T)
- Hasil pemeriksaan MPW berikut keputusannya
- Memori Banding
- Kontra memori banding
Bila dipandang perlu dilakukan Gelar Perkara sebagaimana diatur dalam Ps. 13 & Ps. 14
Permenkumham No. 15 Th. 2020
Bila memenuhi syarat formil dan materiil, maka Sekretaris MPP Mencatat pada buku Register
Perkara, Meliputi :
- Nomor & tanggal register perkara
- Nomor & tanggal surat Permohonan Banding
- Nama Pembanding & Terbanding
- Lampiran bukti
- Nama ketua, anggota & sekretaris MPmP (Ps. 11
Permenkumham No. 15 Th. 2020) Sekretaris MPmP,
Menyiapkan Sidang Pemeriksaan
- Membuat resume/telaah Permohonan Banding
- Menentukan jadwal sidang MPmP
- Membuat BA pemeriksaan
- Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ketua MPP Menghimpun berkas
perkara tersebut untuk disampaikan kepada MPmP (Ps. 12 Permenkumham No. 15 Th.
2020)

2. Pemanggilan
a. Sekretaris MPmP melakukan pemanggilan terhadap (P) dan (T) paling lambat 5 hari kerja
sebelum sidang.
b. Bila (T) setelah dipanggil secara sah dan patut, tidak hadir maka dilakukan pemanggilan
kedua, dan apabila tetap tidak hadir maka pemeriksaan dilakukan tanpa kehadiran (T).
c. Bila (P) setelah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan yang
kedua, dan apabila pelapor tetap tidak hadir maka MPmP menyatakan permohonan banding
gugur dan tidak dapat diajukan lagi.
(Ps. 15 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

3. Pemeriksaan
a. Dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum.
b. Dilakukan atas Permohonan banding atas putusan MPW.
c. Dimulai paling lambat 7 hari kalender sejak MPmP ditetapkan.
d. MPmP mulai melakukan pemeriksaan terhadap berkas banding paling
lambat 7 hari sejak MPmP dibentuk.
e. MPmP berwenang memanggil (P) dan (T) untuk dilakukan pemeriksaan guna didengar
keterangannya.
(Ps. 31 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

4. Isi Putusan dan Sanksi


a. MPmP berwenang untuk memutuskan :
- Menguatkan putusan MPW, bila dalil yang diajukan pada memori banding dianggap tidak
beralasan;
- Membatalkan putusan MPW dengan mengeluarkan putusan sendiri berdasarkan
perMajelisbangan keadilan dan/atau bila dalil yang diajukan pada memori banding dianggap
cukup beralasan.
b. Putusan MPP bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap kecuali putusan
berupa pengusulan pemberian sanksi pemberhentian dengan tidak hormat diajukan
kepada menteri untuk diterbitkan surat keputusan pemberhentiannya.
c. Putusan harus memuat alasan dan perMajelisbangan cukup, untuk dijadikan dasar
dalam menjatuhkan putusan.

d. Apabila terdapat perbedaan pendapat di antara anggota MPmP dan tidak tercapai mufakat maka
keputusan diambil dengan suara terbanyak dan perbedaan pendapat tersebut dimuat dalam
putusan.
(Ps. 32, Ps. 33 Permenkumham No. 15 Th. 2020)

5. Proses Mengambil Keputusan :


a. Putusan dibacakan paling lambat 30 hari sejak berkas dicatat dalam buku register perkara
b. Putusan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
c. Putusan ditandatangani oleh Ketua, Anggota, dan Sekretaris MPmP.
d. Salinan putusan MPP disampaikan kepada Menteri, Pembanding, Terbanding, MPD, MPW
serta dan PP INI, paling lambat 30 hari kalender terhitung sejak putusan diucapkan.
(Ps. 34 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
II. PEMERIKSAAN PROTOKOL NOTARIS

Dasar Hukum :
- UUJN : Pasal 70 huruf b, Pasal 71 huruf a, b, c
- Permenkumham No.15/Th.2020

Prosedur Pemeriksaan Protokol Notaris :


a. Pemeriksaan Protokol Notaris :
- secara berkala 1 kali dalam 1 tahun; atau
- setiap waktu yang dianggap perlu;
b. Pemeriksaan secara berkala dilakukan oleh Majelis Pemeriksa, terdiri 3 orang dari masing2 unsur
dibantu oleh 1 orang sekretaris.
(Ps. 4 Permenkumham No.15/Th.2020)
c. MPD terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Notaris paling lambat 7 hari kerja
sebelum pemeriksaan dilakukan Majelis Pemeriksa dengan mencantumkan jam, hari, tanggal
pemeriksaan.
d. Pada waktu pemeriksaan, Notaris harus berada di kantornya dan menyiapkan semua Protokol
Notaris.
e. Pemeriksaan Protokol Notaris, meliputi :
1) Kedudukan Notaris
Surat Pengangkatan sebagai Notaris Berita
Acara Sumpah Jabatan Notaris Surat
Penetapan Cuti Notaris Sertifikat Cuti Notaris
2) Protokol Notaris
- Bundel minuta akta
- Bundel warkah akta
- Bundel Fc. Legalisasi
- Bundel Fc. Waarmerkt
- Buku daftar akta (reportorium)
- Buku legalisasi
- Buku waarmerkt
- Buku klapper dari daftar akta
- Buku daftar protes
- Buku daftar wasiat
Majelis Pemeriksa memeriksa pengamanan penyimpanan protokol; Kemudian mencatat
tanggal pemeriksaan dan jumlah akta sejak tanggal pemeriksaan terakhir serta
menandatangani buku daftar Protokol.
3) Majelis Pemeriksa memeriksa :
- Minuta dengan melakukan Uji petik;
- Laporan bulanan;
- Pemegang protokol Notaris purna tugas
- Jumlah pegawai
- Sarana/prasarana kantor (al :Komputer, Meja, Lemari, Mesin Ketik)
4) Majelis Pemeriksa mengevaluasi pemeriksaan dan memberi penilaian :
- Tingkat kepatuhan Notaris terhadap KEN dan PJN;
- Hasil Evaluasi digunakan sebagai bahan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan;
- Menindaklanjuti Hasil Evaluasi dengan memberikan:
• Penghargaan kpd Notaris yang mematuhi ketentuan KEN dan PJN;
• Sanksi kpd Notaris yang tidak mematuhinya.
5) Hasil pemeriksaan:
- Bersifat rahasia (isi akta dan hasil pemeriksaan).
- Dituangkan dalam berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh Ketua Majelis
Pemeriksa dan Sekretaris.
- BA Pemeriksaan disampaikan kepada MPW, dengan tembusan kepada Notaris ybs,
Organisasi Notaris, dan MPP.

III. IZIN CUTI

Dasar Hukum :
UUJN
Ps.25, Ps.26, Ps.27, Ps.28, Ps.29, Ps.30, Ps. 31, Ps. 32, Ps. 70 huruf c dan d Ps.73 huruf c dan
d, Ps. 75 huruf b, Ps. 77 huruf a

Permenkumham No. 19 Tahun 2019 :


Ps. 21, Ps. 22, Ps. 23, Ps. 24, Ps. 25, Ps. 26. Ps. 27, Ps. 28, Ps. 29, Ps. 30, Ps. 31,
Ps. 32, Ps. 33, Ps. 34, dan Ps. 35.

Ketentuan Umum Cuti


1. Notaris mempunyai hak cuti.
Setelah Notaris menjalankan jabatan selama 2 tahun.
2. Notaris tersebut wajib menunjuk seorang Notaris Pengganti.
3. Setiap cuti paling lama 5 tahun
4. Jumlah waktu cuti keseluruhan paling lama 12 tahun. (Psl 21, Psl
22 Permen No.19 Tahun 2019)

Permohonan Cuti
1. permohonan cuti (disertai usulan penunjukan Notaris Pengganti) kepada :
- MPD, bila cuti s/d 6 bulan;
- MPW, bila cuti > 6 bulan s/d 1 tahun, tembusan kepada MPP
- MPP, bila cuti > 1 tahun, tembusan kepada MPD dan MPW
Melampirkan dokumen pendukung:
a. Fcl. SK Pengangkatan Notaris
b. Fcl. BA sumpah jabatan Notaris
c. Surat penunjukan Notaris pengganti; dan
d. Asli sertifikat cuti Notaris.
2. Permohonan cuti disampaikan paling lambat 30 hari sebelum cuti
dilaksanakan dgn menunjuk Notaris Pengganti yg memenuhi syarat, yaitu :
- Bekerja/karyawan kantor Notaris paling singkat 24 bulan berturut-turut;
- Berijazah sarjana hukum; Melampirkan
dokumen pendukung :
a. Fcl ijazah sarjana hukum;
b. Fcl KTP;
c. Fcl akta kelahiran;
d. Fcl akta perkawinan (bagi yang sudah kawin);
e. Surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian setempat;
f. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah;
g. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar; dan
h. Daftar Riwayat Hidup.
i. Surat Keterangan telah bekerja minimal 2 tahun berturut-turut sebagai karyawan kantor
Notaris
(Psl 23, Psl 24, Psl 25, Psl 26, Psl 27,Psl 28, Psl 29 Permen No.19 Th.2019)

Permohonan Cuti menjadi Pejabat Negara


1. Notaris menjadi pejabat negara wajib mengambil cutiselama memangku pejabat negara.
2. Permohonan cuti paling lama 30 hari sejak tanggal Keputusan sebagai pejabat Negara
ditetapkan, dengan melampirkan:
a. Fcl. SK Pengangkatan Notaris dan Fcl. BA sumpah jabatan Notaris
b. Fcl. SK Pengangkatan dan Fcl. BA sumpah sebagai pejabat negara
c. Asli sertifikat cuti Notaris.
Dengan tata cara pengajuan permohonan cutinya sama dengan cuti biasa. (Psl 30 Permen
No.19 Tahun 2019)

Persetujuan Cuti
1. Dalam hal pengajuan cuti disetujui :
- MPN mengeluarkan surat penetapan cuti dan penunjukan Notaris
Pengganti (paling lama 14 hari sejak tanggalpermohonan).
- MPNmencatat data cuti dalam buku register cuti.
- MPN menandatangani sertifikat cuti yang memuat data cuti.
2. Surat penetapan izin cuti memuat :
a. Nama Notaris;
b. Tanggal mulai dan berakhirnya cuti; dan
c. Nama Notaris Pengganti disertai dokumen Pendukungnya.
3. Tembusan izin cuti kepada Menteri dan MPN lainnya.

Penolakan Cuti
1. MPN mengeluarkan surat penolakan cuti disertai alasannya.
2. Penolakan cuti oleh MPD dapat diajukan banding kepada MPW. Penolakan
cuti oleh MPW dapat diajukan banding kepada MPP
3. MPD/MPWMenyampaikan tanggapan keberatan atas penolakan cuti.

Serah terima Protokol


1. Sebelum menjalankan jabatannya, Notaris Pengganti wajib mengucapkan sumpah.
2. Notaris cuti wajib menyerahkan Protokol kepada Notaris Pengganti.
3. Notaris Pengganti menyerahkan kembali Protokol kpd Notaris setelah cuti berakhir.
4. Serah terima tersebut dibuatkan berita acara dan disampaikan kepada MPW.
5. Notaris yang melanggar ketentuan tersebut dapat dikenai sanksi berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Pemberhentian sementara;
c. Pemberhentian dengan hormat; atau
d. pemberhentian dengan tidak hormat.
Permohonan Sertifikat Cuti
1. Menteri atau pejabat yang ditunjuk berwenang mengeluarkan :
- Sertifikat cuti;
- Duplikat sertifikat cuti (bila sertifikat cuti rusak/hilang);
- Sertifikat cuti pengganti (bila sertifikat cuti sudah penuh);
2. permohonan kepada Menteri(paling lama 90 hari setelah sumpah)
3. Penerbitan sertifikat cuti dikenai biaya (PNBP)

IV. REKOMENDASI PINDAH TEMPAT KEDUDUKAN NOTARIS DAN


PERPANJANGAN MASA JABATAN NOTARIS
Permenkumham No. 19 Tahun 2019:
Ps. 37, Ps. 38, Ps. 39, Ps. 40, Ps. 41, Ps. 42, Ps. 43, Ps. 44, Ps. 45, Ps. 46,
Ps. 47, Ps. 96, Ps. 97, Ps. 98, Ps. 99, Ps. 100

A. PINDAH TEMPAT KEDUDUKAN NOTARIS


1. Permohonan pindah secara Elektronik melalui laman Ditjen AHU hanya untuk
satu tempat kedudukan di Kabupaten/Kota dengan syarat :
- Telah menjalani jabatan Notaris selama 3 tahun berturut-turut (tidak
termasuk cuti).
- Mengisi Format Isian pindah secara Elektronik (maks 14 Hari
sejak diumumkan oleh Ditjen AHU).
- Memperhatikan Formasi Jabatan Notaris
- Membayar biaya PNBP.
- Mengirimkan dokumen pendukung
(Maks 20 hari terhitung sejak ditutupnya pendaftaran), yaitu :
a. Fcl. SK Pengangkatan Notaris;
b. Fcl. BA sumpah Notaris;
c. Asli surat keterangan dari MPD, MPW, MPP ttg konduite Notaris
d. Asli surat keterangan dari MPD, MPW, MPP tentang cuti Notaris;
e. Fc. Sertifikat Cuti;
f. Asli surat rekomendasi dari pengda, pengwil, dan PP INI;
g. Asli surat keterangan dari MPD, bahwa Notaris tersebut telah menyelesaikan
kewajibannya sesuai ketentuan PJN;
h. Asli surat penunjukan MPD kepada Notaris pemegang protokol.
- Bukti pengiriman dokumen pendukung disampaikan secara elektronik kepada Menteri.
- Apabila dalam jangka waktu 14 hari tidak mengirimkan dokumen pendukung, permohonan
perpindahan dianggap gugur.
(Psl 37, Psl 38, Psl 39, Psl 40 Permen No. 19 Tahun 2019)
2. Jika Formasi tidak tersedia
permohonan pindah dalam daftar tunggu
dengan Mengisi Format Isian pindah secara Elektronik (maks 14 Hari
sejak diumumkan oleh Ditjen AHU) memuat :
a. Nama pemohon;
b. Tanggal lahir;
c. Tempat kedudukan yang dimohonkan;
d. Tanggal Ijasah MKn; dan
e. SK pengangkatan dan BASumpah.
3. Jika Formasi telah tersedia
Bagi Notaris yang masuk dalam daftar tunggu
- Melengkapi format isian
- Membayar biaya PNBP paling lama 7 hari
- Mengirimkan dokumen pendukung
(Maks 20 hari terhitung sejak ditutupnya pendaftaran), yaitu :
a. Fcl. SK Pengangkatan Notaris;
b. Fcl. BA sumpah Notaris;
c. Asli surat keterangan dari MPD, MPW, MPP ttg konduite Notaris
d. Asli surat keterangan dari MPD, MPW, MPP tentang cuti Notaris;
e. Fc. Sertifikat Cuti;
f. Asli surat rekomendasi dari Pengda, Pengwil, dan PP INI;
g. Asli surat keterangan dari MPD, bahwa Notaris tersebut telah menyelesaikan
kewajibannya sesuai ketentuan PJN;
h. Asli surat penunjukan MPD kepada Notaris pemegang protokol.
- Bukti pengiriman dokumen pendukung secara elektronik kepada Menteri.
- Apabila dalam jangka waktu 14 hari tidak mengirimkan dokumen pendukung, permohonan
perpindahan dianggap gugur.

B. KEADAAN TERTENTU
1. Keadaan tertentu, meliputi:
a. Bencana alam;
b. Situasi keamanan yang tidak terkendali; atau
c. PerMajelisbangan kemanusiaan lainnya.
2. Permohonan diajukan dengan melampirkan surat keterangan masing2 kondisi dengan tata
cara sama dengan permohonan pindah.
3. Menteri dapat meminta pertimbangan I.N.I
(paling lama 15 hari sejak tanggal permohonan diterima).

C. SUMPAH JABATAN
1. Sebelum menjalankan jabatannya di tempat kedudukan yang baru, notaris wajib
mengucapkan sumpah
(paling lambat 2 bulan sejak tanggal keputusan pindah).
2. Notaris melakukan aktivasi secara elektronik untuk mendapatkan akses ke sistem aplikasi
Ditjen AHU dengan syarat:
a. Menjalankan jabatannya dengan nyata;
b. Menyampaikan BA sumpah kepada Menteri, I.N.I dan MPD; dan
c. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan cap atau
stempel jabatan notaris berwarna merah kepada Menteri dan Kantor Pertanahan,
Ketua PN, MPD, I.N.I serta Bupati/Walikota.

D. PERUBAHAN TEMPAT KEDUDUKAN


AKIBAT PEMEKARAN KABUPATEN/KOTA

1. Notaris wajib memberitahukan secara elektronik kepada Menteri mengenai perubahan


tempat kedudukan (maks. 90 hari sejak tanggal diundangkan UU Pemekaran) dgn
melampirkan dokumen pendukung:
a. Fcl. SK Pengangkatan Notaris;
b. Fcl. BA Sumpah Notaris ;
c. Fc. peta wilayah pemekaran provinsi atau kabupaten/kota;
d. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan cap atau
stempel jabatan notaris berwarna merah kepada Menteri dan Kantor Pertanahan,
Ketua PN, MPD, I.N.I serta Bupati/Walikota.
3. Menteri mengeluarkan keputusan penyesuaian tempat kedudukan.
4. Apabila Maks. 90 hari tidak memberitahukan kepada Menteri mengenai perubahan tempat
kedudukan Notaris, maka wilayah kerja yang tercantum dalam pengangkatan Notaris
secara hukum beralih ke wilayah kerja yg baru, tanpa merubah surat keputusan yang telah
dikeluarkan.
5. Beralihnya wilayah kerja yg baru dibuktikan dgn dokumen sbb :
a. Surat permohonan dari Notaris;
b. Surat pernyataan Notaris yang menyatakan bahwa selama diangkat sampai dengan
terjadinya pemekaran, Notaris tidak pernah pindah alamat kantor;
c. Surat pernyataan dari kelurahan/kecamatan yang menyatakan alamat kantor tersebut
adalah benar merupakan hasil pemekaran;
d. Surat pernyataan Notaris yang menyatakan bahwa selama alamat kantor dinyatakan
sebagai wilayah pemekaran Notaris telah mengikuti tempat kedudukan hasil
pemekaran yang telah dicantumkan dalam akta.
e. Fcl SK pengangkatan Notaris;
f. Fcl. BA sumpahNotaris;
g. Fc. peta wilayah pemekaran provinsi atau kabupaten/kota;
h. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan cap atau
stempel jabatan notaris berwarna merah kepada Menteri dan Kantor Pertanahan,
Ketua PN, MPD, I.N.I serta Bupati/Walikota.
6. Menteri tidak dapat menerapkan wilayah kerja yang baru jika Notaris tidak dapat
membuktikan dokumen.
7. Menteri menerapkan wilayah kerja Notaris yang baru dengan menyesuaikan tempat
kedudukan pada layanan Online DitjenAHU.

E. PERPANJANGAN MASA JABATAN NOTARIS


1. Permohonan perpanjangan kepada Menteri dengan mengisi Format Isian (paling singkat
180 hari atau paling lambat 60 hari sebelum mencapai umur 65 tahun).
2. Mengirimkan dokumen pendukung (paling lambat 7 hari terhitung sejak tanggal pengisian
Format Isian perpanjangan) terdiri atas:
a. Asli surat keterangan sehat jasmani dari dokter rumah sakit;
b. Asli surat keterangan sehat rohani dari dokter jiwa atau psikiater rumah sakit;
c. Asli rekomendasi dari MPD, MPW, atau MPP;
d. Asli rekomendasi dari Pengda, pengwil, dan PP INI; dan
e. Asli surat penunjukan MPD kpd Notaris sbg pemegang protokol.
3. Wajib membayar biaya PNBP
4. Bukti pengiriman dokumen disampaikan secara elektronik kpd Menteri.
5. Jika dalam 7 hari tidak mengirimkan dokumen pendukung, permohonan dianggap gugur.
6. Jika permohonan perpanjangan diajukan kurang dari 30 hari sebelum Notaris yang
bersangkutan mencapai umur 65 tahun maka permohonan ditolak.
7. Pemberitahuan penolakan disampaikan secara elektronik.
8. Permohonan perpanjangan dan dokumen pendukung diperiksa oleh 2 orang korektor dan 1
orang verifikator paling lama 14 hari sejak tanggal dokumen pendukung diterima.
9. Jika dokumen dinyatakan lengkap, pemohon menerima pemberitahuan secara elektronik
mengenai jadwal wawancara dgn Direktur Perdata atau pejabat yg ditunjuk, sbg bahan
pertimbangan Menteri untuk menyetujui atau menolak permohonan perpanjangan masa
jabatan Notaris.
10. Jika disetujui, pemohon membayar biaya PNBP. Pemohon dapat
mencetak sendiri Keputusan Menteri.
11. Jikaditolak, pemohon menerima pemberitahuan untuk mengajukan permohonan
pemberhentian Notaris secara elektronik.
12. Notaris yang telah diperpanjang masa jabatannya (paling lama 270 hari sebelum berakhir
masa jabatannya) wajib mengusulkan Notaris lain sebagai pemegang protokol kepada
MPD.
13. MPD menunjuk Notaris pemegang protokol (paling lama 90hari sejak usulan diterima).
14. Jika MPD tidak menerima usulan penunjukanPemegang protokol, MPD wajib
menunjuk pemegang protokol paling lama 14 hari.
15. MPD menyampaikan penunjukan Notaris lain kepada Menteri (Maks. 14 hari sejak surat
penunjukan dikeluarkan).
(Psl 96, Psl 97, Psl 98, Psl 99, Psl 100PermenNo. 19 Th.2019)

V. PEMBERHENTIAN NOTARIS DAN PENYERAHAN PROTOKOL

- UUJN : Ps. 62, Ps. 63, Ps. 64, Ps. 65


- Permenkumham No. 19 Tahun 2019 : Ps. 55, Ps. 56, Ps. 57

PEMBERHENTIAN NOTARIS
Karena:
1. Meninggal dunia;
2. Telah berakhir masa jabatannya;
3. Minta sendiri;
4. Tidak mampu secara rohani dan/atau jasmani
5. Diangkat menjadi pejabat negara;
6. Pindah wilayah jabatan;
7. Diberhentikan sementara; atau
8. Diberhentikan dengan tidak hormat.
Setiap pemberhentian Notaris harus dilakukan penyerahan protokol paling lama 30 hari dengan
dibuat Berita Acara serah terima.

1. Notaris meninggal dunia


a. Ahli Waris atau Karyawan atau rekan Notaris wajib :
memberitahukan (maksimal 30 hari) dan
mengusulkan notaris lain sebagai pemegang protokol kepada MPD untuk
disampaikan kepada Ditjen AHU (Maks. 14 hari)
dengan disertai dokumen pendukung :
- Fcl. Keputusan Pengangkatan;
- Fcl. kutipan akta kematian;
- Fcl. surat keterangan Ahli Waris; dan
- asli surat usulan penunjukan Notaris lain sebagai pemegang protokol atau Pejabat
Sementara Notaris (PSN)
Apabila ahli Waris atau karyawan tidak mengusulkan (dalam 14 hari), MPD harus
menunjuk Notaris lain sebagai pemegang protokol untuk disampaikan kepada Menteri.
(Psl 35 UUJN, Psl 56, Psl 57PermenNo.19 Th.2019)
b. Dalam hal Ahli Waris atau karyawan Notaris mengusulkan PSN
(Syarat-syarat dokumen pendukungnya sama dengan Notaris Pengganti) MPD menunjuk
PSN (Maks. 14 hari sejak pemberitahuan).
Sebelum menjalankan jabatannya, PSN wajib mengucapkan sumpah jabatan Notaris.
(Psl 57, Psl 58, Psl 59, Psl 60 Permen No.19 Th.2019)
c. Dalam hal Notaris meninggal dunia pada saat menjalankan cuti
tugas jabatan Notaris Pengganti sebagai PSN dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak
meninggal dunia.
PSN menyerahkan Protokol kepada MPD (dalam 60 hari sejak masa jabatan PSN
berakhir).
Ahli Waris mengusulkanNotaris pemegang protokol kepada MPD (dalam 14
hari sejak masa jabatan PSN berakhir)
untuk disampaikan Kepada Menteri
(dalam 14 hari sejak tanggal usulan dari ahli waris).
Apabila Ahli waris tidak mengusulkan, MPD menunjuk Notaris lain dan menyampaikannya
kepada Menteri, dengan melampirkan dokumen pendukung tersebut diatas.
(Psl 61, Psl 62 Permen No.19 Th.2019)
d. Menteri menetapkan Notaris lain sebagai pemegang protokol (dalam 30 hari sejak tanggal
surat penunjukan).
Kemudian MPD menyerahkan protokol tsb kepada Notaris yg ditunjuk sbg pemegang
protokol (dalam 30 hari sejak tanggal penetapan Menteri).
Jika tidak bersedia serah terima, maka Notaris tsb dapat dijatuhi sanksi. (Psl 63, Psl 64
Permen No.19 Th.2019)

2. Notaris yang telah berakhir masa jabatannya


- Notaris tersebut harus memberitahukan kepada MPD dan sekaligus mengusulkan Notaris
lain sebagai pemegang protokol (dalam waktu paling singkat 180 hari atau paling lambat 60
hari sebelum Notaris mencapai umur 65 tahun), dengan disertai dokumen pendukung tersebut
diatas.
- Berdasarkan usulan atau tidak, MPD menunjuk Notaris sebagai pemegang protokol (dalam
14 hari sejak tanggal pemberitahuan).
Notaris mengajukan permohonan pemberhentian dari jabatannya kepada Menteri dengan
mengisi Format Isian pemberhentian Notaris.
Dengan melampirkan dokumen pendukung :
- surat penunjukan MPD tentang penunjukan pemegang protokol; dan
- surat pernyataan kesediaan sebagai pemegang protokol.
- Menteri menetapkan Keputusan pemberhentian jabatan Notaris dan menetapkan
Notaris lain sebagai pemegang protokol
- Keputusan Menteri disampaikan kepada pemohon dan dapat langsung dicetak oleh Notaris.
- Notaris yang diberhentikan dan Notaris lain sebagai pemegang protokol wajib melakukan
serah terima protokol di hadapan MPD (dalam 30 hari sejak tanggal keputusan).
(Psl 65, Psl 66, Psl 67, Psl 68, Psl 69 Permen No.19 Th.2019).
- Jika tidak memberitahu berakhirnya masa jabatan, maka Menteri akan memberhentikan
Notaris yang dimaksud secara otomatis melalui sistem dan menerbitkan surat keterangan
kepada MPD;
- MPD menunjuk Notaris pemegang Protokol untuk disampaikan kepada menteri (Maks. 14
hari) dengan disertai dokumen pendukung:
a. Asli surat penunjukan Notaris sebagai pemegang protokol MPD; dan
b. Asli surat pernyataan kesediaan sebagai pemegang protokol
- Menteri menerbitkan SK Pemberhentian dan Penunjukan Notaris pemegang protokol.
(Psl 70 Permen No.19 Th.2019)

3. Notaris yang pemberhentiannya minta sendiri


- Notaris wajib memberitahukan kepada MPD
(dalam 30 hari sebelum mengajukan permohonan berhenti kepada Menteri). dengan
melampirkan dokumen pendukung:
- Fcl. surat Keputusan Pengangkatan;
- Fcl. Berita Acara sumpah/janji jabatan Notaris;
- Surat pernyataan pemberhentian sebagai Notaris;
- Surat usulan pemegang protokol; dan
- Surat pernyataan kesediaan Notaris pemegang protokol.
- MPD menunjuk Notaris pemegang protokol (14 hr sejak tgl pemberitahuan) untuk
disampaikan kpd Menteri (14 hr sejak tgl penunjukan).
(Psl 71, Psl 72 Permen No.19 Th.2019).
- Notaris mengajukan permohonan pemberhentian dari jabatannya kepada Menteri dengan
mengisi Format Isian pemberhentian Notaris,
dengan melampirkan dokumen pendukung secara elektronik:
- Surat penunjukan dari MPD yang memuat rekomendasi pemberhentian dan penunjukan
Notaris lain sebagai pemegang protokol; dan
- Surat pernyataan kesediaan Notaris pemegang protokol.
- Permohonan pemberhentian Notaris diperiksa oleh 2 orang korektor dan 1 orang verifikator.
(Pasal 73Permen No.19 Th.2019)
- Menteri menetapkan keputusan pemberhentian jabatan Notaris dan menetapkan Notaris
pemegang protokol
(dalam 14 hari sejak tanggal pengisian Format Isian pemberhentian). Keputusan
Menteri kepada pemohon dapat langsung dicetak sendiri. (Pasal 74Permen No.19
Th.2019).
- Notaris tsb tidak berwenang melaksanakan jabatannya sejak tanggal SK Pemberhentian dan
dilakukan serah terima Protokol dihadapan MPD (Maks.30 hari)
(Pasal 75 Permen No.19 Th.2019).

4. Pemberhentian karena tidak mampu secara jasmani atau rohani


- Ketidakmampuan secara jasmani dan rohani dimaksud harus terus menerus lebih
dari 3 tahun.
Keluarganya atau karyawan Notaris wajib memberitahukan kepada MPD (paling
lambat 30 hari sejak Notaris dinyatakan tidak mampu melaksanakan jabatannya),
dengan melampirkan dokumen pendukung:
- Fcl. surat keputusan pengangkatan;
- Fcl. berita acara sumpah/janji jabatan Notaris
- surat pernyataan pemberhentian sebagai Notaris;
- surat keterangan dari dokter rumah sakit;
- surat usulan Notaris lain sebagai pemegang protokol; dan
- surat pernyataan kesediaan Notaris pemegang protokol.
- MPD menunjuk Notaris pemegang protokol (Maks. 14 hari sejak tanggal
pemberitahuan) untuk disampaikan kepada Menteri melalui Notaris tersebut
(Maks. 14hari sejak tgl penunjukan). (Pasal 76 Permen No.19 Th.2019)
- Dalam hal Notaris tidak menyampaikan usulan Notaris lain,
MPD menunjuk Notaris pemegang protokol dan menyampaikan kepada Menteri
melalui Notaris tersebut
(Maks. 14 hari sejak jangka waktu terlampaui). (Pasal 77
Permen No.19 Th.2019)
- Berdasarkan penunjukan, Notaris mengajukan permohonan
pemberhentiannya kepada Menteri dengan mengisi Format Isian melampirkan
dokumen pendukung secaraelektronik:
- Fcl. SK Pengangkatan;
- Fcl. BA sumpah jabatan Notaris;
- Surat pernyataan yang memuat ketidakmampuan Notaris dalam menjalankan
jabatannya;dan
- Surat pernyataan kesediaan Notaris pemegang protokol.
- Permohonan pemberhentian Notaris; (Pasal 78
Permen No.19 Th.2019)
- Menteri menetapkan keputusan pemberhentian jabatan Notaris dan menetapkan
Notaris pemegang protokol
(Maks 30 hari sejak tanggal pengisian Format Isian).
- Keputusan Menteri dapat langsung dicetak sendiri. (Pasal 79
Permen No.19 Th.2019)
- Notaris yang berhenti dan Notarispemegang protokol wajib
melakukan serah terima protokol di hadapan MPD (maks. 30 hari
terhitung sejak tanggal Keputusan)
(Pasal 80 Permen No.19 Th.2019).

5. Pemberhentian karena merangkap jabatan


- Notaris dilarang merangkap jabatan yang ditentukan oleh UU (sebagai pejabat
negara, pegawai negeri, pegawai swasta, advokat atau memangku jabatan lain).
Apabila Notaris merangkap jabatan tersebut
harus memberitahukan kepada MPD mengenai berakhirnya masa jabatan dan
sekaligus mengusulkan Notaris pemegang protokol (Maks. 60 hari sejak tanggal
diangkat sebagai pejabat tersebut), dengan melampirkan dokumen pendukung:
- Fcl. SK Pengangkatan;
- Fcl. BA sumpah jabatan Notaris;
- Asli surat pernyataan alasan pemberhentian sebagaiNotaris;
- Fcl. Keputusan Pengangkatan sebagai pejabat negara dll;
- Surat usulan Notaris lain sebagai pemegang protokol; dan
- Asli surat pernyataan kesediaan Notaris pemegang protokol.
- MPD menunjuk Notaris pemegang protokol (Maks. 14
hari sejak tanggal pemberitahuan)
Untuk disampaikan kepada Menteri melalui Notaris (Maks.14 hari sejak
tanggal penunjukan).
(Pasal 81 Permen No.19 Th.2019).
- Jika Notaris tidak mengusulkan,
MPD menunjuk Notaris pemegang protocol dan menyampaikan kepada Menteri
melalui Notaris
(Maks. 14 hari jangka waktu terlampaui). (Pasal 82
Permen No.19 Th.2019).
- Berdasarkan surat penunjukan tersebut,
Notaris mengajukan permohonan pemberhentian kepada Menteri dengan
mengisi Format Isian,
melampirkan dokumen pendukung :
- Surat penunjukan dari MPD yang memuat rekomendasi Pemberhentian dan
penunjukan pemegang protokol; dan
- Surat pernyataan kesediaaan sebagai pemegang protokol. (Pasal 83
Permen No.19 Th.2019).
- Menteri menetapkan SK pemberhentian dan pemegang protokol (Maks. 30
hari sejak tanggal pengisian Format Isian)
SK dapat langsung dicetak oleh Notaris. (Pasal 84
Permen No.19 Th.2019).
- Notaris yang diberhentikan dan Notaris pemegang protokol wajib
melakukan serah terima protokol dihadapan MPD (Maks. 30 hari sejak
tanggal SK pemberhentian)
(Pasal 85 Permen No.19 Th.2019).

6. Pemberhentian sementara dari jabatannya


Berdasarkan alasan :
- Dalam proses pailit;
- Berada di bawah pengampuan;
- Melakukan perbuatan tercela;
- Melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan jabatan serta kode
etik Notaris;atau
- Sedang menjalani masa penahanan. (Psl 86
Permen No.19 Th.2019)
- Jika Notaris diberhentikan sementara,
MPP mengusulkan Notaris pemegang protokol yang ditunjuk oleh MPD kepada
Menteri
(Maks. 30 hari sejak tanggal keputusan pemberhentian sementara).
- Notaris yang diberhentikan sementara wajib melakukan serah terima protokol kepada
Notaris pemegang protokol dihadapan MPD
(Maks. 14 hari sejak SK pemberhentian sementara diterima).
- Jika jangka waktu pemberhentian sementara Notaris berakhir, Notaris pemegang
protokol wajib melakukan serah terima kembali protokol kepada Notaris ybs
dihadapan MPD
(Maks. 14 hari sejak tanggal pemberhentian sementaraberakhir). (Psl 87,88
Permen No.19 Th.2019)

7. Pemberhentian dengan tidak hormat


Berdasarkan alasan:
- Dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
- Berada dibawah pengampuan secara terus menerus lebih dari 3 tahun;
- Melakukan perbuatan yang merendahkan kehormatan, martabat dan jabatan
Notaris; dan/atau
- Melakukan pelanggaran berat terhadap kewajiban dan larangan jabatan
Notaris;
- Tidak melaksanakan serah terima Protokol tanpa alasan yang sah dalam jangka
waktu yang ditentukan.
- Pemberhentian dengan tidak hormat dilakukan atas
usul MPP kepada Menteri,
berdasarkan : laporan masyarakat, usul dari I.N.I. atau
rekomendasi dari MPD dan MPW
secara bertanggungjawab dan dilaksanakan sesuai PJN.
(Psl 89 Permen No.19 Th.2019)
- Usul MPP juga memuat usulan Notaris pemegang protokol berdasarkan
penunjukan MPD
(Maks.30 hari sejak surat laporan/usul/rekomendasi tsb diterima).
- Menteri menetapkan pemberhentian Notaris dan menetapkan Notaris pemegang
protokol
(Maks.30 hari sejak diterimanya usulan).
- Notaris yang diberhentikan dengan tidak hormat wajib melakukan serah terima
protokol dihadapam MPD
(Maks. 14 hari sejak keputusan diterima)
- Jika serah terima tidak dilaksanakan
MPD dapat mengambil Protokol Notaris ybs untuk diserahkan kepada Notaris
pemegang protokol.
(Psl 90, Psl 91 Permen No.19 Th.2019)
- Dalam hal pemberhentian Notaris dengan tidak hormat
Karena alasan dijatuhi pidana dengan ancaman penjara 5 tahun lebih
- MPP mengusulkan kepada Menteri, Notaris pemegang protokol berdasarkan
penunjukan MPD
(Maks. 30 hari sejak tanggal Putusan Pengadilan)
- Menteri menerbitkan SK pemberhentian Notaris dan penetapan Notaris pemegang
protokol
(Maks. 30 hari sejak usulan MPP diterima)
- Serah terima protokol kpd Notaris pemegang protokol dihadapan MPD
(Maks. 14 hari sejak SK diterima).
- Jika serah terima tidak dilaksanakan
MPD dapat mengambil Protokol Notaris ybs untuk diserahkan kepada Notaris
pemegang protokol.
(Pasal 92, Psl 93, Psl 94 Permen No.19 Th.2019)

Anda mungkin juga menyukai