STANDARISASI OPERASIONAL PROSEDUR FIX TERAKHIR - Compressed
STANDARISASI OPERASIONAL PROSEDUR FIX TERAKHIR - Compressed
Kewenangan MPmD
1. Pemeriksaan Administrasi Pelaporan
Laporan diterima & dicatat oleh sekretaris dalam surat masuk Meliputi :
- Identitas pelapor & terlapor
- Surat Laporan
- Bukti atau Fakta Hukum
a. Syarat Pelapor Masyarakat
adalah pihak yang merasa dirugikan, yaitu:
- Pihak dalam akta yaitu pihak yang berkepentingan/ahli waris;
- Orang yang memperoleh hak/ahli waris;
- Anggota Masyarakat yang kepentingannya dirugikan;
- Rekan Notaris atau Pengurus INI (PP/Pengwil/Pengda); Syarat
Pelapor MPN
Berdasarkan pelaksanaan kewenangannya sendiri karena
fakta hukum adanya pelanggaran :
- Hasil pemeriksaan protokol
- Proses hukum (tk. Penyidikan s/d tk. peradilan)
- Fakta hukum lainnya (dalam keadaan pailit, dibawah pengampuan)
b. Syarat laporan :
- Disampaikan secara tertulis.
- Adanya dugaan pelanggaran KEN dan/atau PJN
- Disertai bukti awal yang dapat dipertanggungjawabkan. (Ps. 7, Ps.8,
Ps. 9, Ps.10 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
2. Gelar Perkara
- Dihadiri seluruh MPD & Sekretaris
- Pemeriksaan duduk perkaranya
- Pendapat hukumnya MPD untuk proses lebih lanjut
- Bila tidak memenuhi syarat untuk diproses :
Ditolak karena tidak mempunyai legal standing; atau
tidak diterima karena tidak memenuhi syarat kelengkapan laporan.
- Bila memenuhi syarat untuk diproses
Maka pendapat hukum tersebut dilakukan pendalaman oleh MPmD sbg bahan
pemeriksaannya
- Ketua MPD bertanggung jawab membentuk MPmD & menentukan tanggal sidang
pemeriksaan paling lambat 7 hari kalender
(Ps. 13 & Ps. 14 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MPD Mencatat Laporan tsb. Pada Buku Register Perkara
Meliputi : - Nomor & tanggal register perkara
- Nomor & tanggal surat laporan
- Nama pelapor & terlapor
- Lampiran bukti
- Nama ketua, anggota & sekretaris MPmND
Menghimpun berkas perkara tersebut untuk disampaikan kepada MPmD (Ps. 11
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MpmD, Menyiapkan Sidang Pemeriksaan
- Membuat resume/telaah laporan
- Menentukan jadwal sidang MPmD
- Membuat BA pemeriksaan
- Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ketua MPD (Ps. 12
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
3. Pemanggilan
a. Sekretaris MPD melakukan pemanggilan terhadap pelapor dan terlapor paling lambat 5 hari
kerja sebelum sidang.
b. Bila Terlapor setelah dipanggil secara sah dan patut, tidak hadir maka dilakukan
pemanggilan kedua, dan apabila tetap tidak hadir maka pemeriksaan dilakukan
tanpa kehadiran terlapor.
c. Bila Pelapor setelah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan
yang kedua, dan apabila pelapor tetap tidak hadir maka MPmD menyatakan laporan gugur
dan tidak dapat diajukan lagi.
(Ps. 15 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
4. Pemeriksaan
a. Dalam sidang tertutup untuk umum dan hasilnya bersifat Rahasia.
b. Dimulai paling lambat 7 hari kalender sejak MPmD ditetapkan
c. Pemeriksaan paling lama 30 hr sejak laporan dicatat register perkara (Ps. 17
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
d. Pemeriksaan meliputi :
- Laporan masyarakat
- Laporan MPN karena fakta hukum adanya pelanggaran: Temuan
hasil pemeriksaan protocol;
Penahanan dlm proses hukum tk. Penyidikan s/d tk. Peradilan; Dalam keadaan
pailit, dibawah pengampuan.
(Ps. 18 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
e. Pada sidang pertama MPD melakukan pemeriksaan terhadap:
1) Laporan masyarakat
- Kehadiran pelapor & terlapor
- Pembacaan laporan dan keterangan Pelapor
dengan meminta konfirmasi pelapor untuk memperjelas laporan pengaduan adanya
dugaan pelanggaran PJN dan KEN serta mendengar keterangan pelapor yang
disertai bukti awal yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Pembelaan diri Terlapor
dengan meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi dugaan pelanggaran,
untuk itu sekaligus terlapor diberi kesempatan yang cukup untuk menyampaikan
tanggapan.
- Pelapor dan Terlapor dapat mengajukan pembelaan diri/tanggapan baik secara
lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk
mendukung dalil yang diajukan.
(Ps. 19 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
- Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmD menyatakan selesai dan
selanjutnya sidang diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmD
bermusyawarah untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dituangkan
dalam BA pemeriksaan.
(Ps. 20 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
2) Laporan MPN atas Pelanggaran Hasil Pemeriksaan Protokol Berupa : -
BA & rekomendasi hasil pemeriksaan protokol
- Pembacaan laporan MPN
- Pembelaan diri terlapor
dengan meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi dugaan pelanggaran,
untuk itu sekaligus terlapor diberi kesempatan untuk menyampaikan pembelaan
diri/tanggapan,
baik secara lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti-bukti
dan saksi-saksi untuk mendukung dalil yang diajukan.
- Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmD menyatakan selesai dan
selanjutnya sidang diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmD
bermusyawarah untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dituangkan
dalam BA pemeriksaan.
(Ps. 21 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
3) Fakta Hukum
Berupa : Surat penahanan/Put. Pengadilan & bukti fakta hk. lainnya
- Pembacaan laporan fakta hukum MPN sebagai Pelapor
- Pembelaan diri terlapor
Jika terlapor bisa menghadiri sidang pemeriksaan, maka MPmD meminta
klarifikasi/penjelasannya mengenai dugaan pelanggaran, untuk itu sekaligus
terlapor diberi kesempatan menyampaikan pembelaan diri/tanggapan, baik secara
lisan maupun tertulis dgn mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk mendukung
dalil yang diajukan.
- Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmD menyatakan selesai dan
selanjutnya sidang diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmD
bermusyawarah untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dituangkan
dalam BA pemeriksaan.
(Ps. 22 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
f. Keputusan hasil pemeriksaan dengan membuat kesimpulan dan rekomendasi dituangkan dalam
BA pemeriksaan yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris MPmD untuk dilaporkan
kepada ketua MPD.
Sekretaris MPD menyelesaikan :
- Minutasi berkas sidang pemeriksaan; dan
- Membuat salinan BA nya; serta
- Membuat surat pengantar pengiriman kepada MPW ditembuskan kepada
Pelapor, Terlapor, MPP, dan Pengda INI.
(Ps. 23 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Dasar Hukum :
UUJN : Pasal 72, Pasal 73 ayat (1) huruf a, b, e, f , Pasal 74, Pasal 75 Permenkumham No. 15 Th. 2020
Permenkumham No. 61 Th. 2016
Kewenangan MPW
- Menerima hasil pemeriksaan dari MPD
mengenai dugaan pelanggaran KEN dan/atau PJN .
- Ketua MPW paling lambat 14 hari kerja setelah laporan diregister perkara membentuk MPmW dari
masing-masing unsur yang terdiri atas 1 orang ketua dan 2 orang anggota MPmW dibantu oleh 1
orang sekretaris;
(Ps. 4, Ps. 6 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Kewenangan MPmW
1. Pemeriksaan Awal Administrasi Pelaporan
Laporan diterima & dicatat oleh Sekretaris dalam surat masuk Meliputi :
- Identitas pelapor & terlapor
- Surat Laporan
- Bukti atau Fakta Hukum
a. Syarat Pelapor Masyarakat : adanya pihak yang merasa dirugikan Syarat laporan
: adanya dugaan pelanggaran disertai bukti awal
b. Syarat Pelapor MKN : berdasarkan kewenangannya sendiri karena adanya fakta hukum
pelanggaran Syarat laporan :
- Temuan pelanggaran hasil pemeriksaan protokol
- Penahanan dlm proses Hk. tk. Penyidikan/tk. Peradilan;
- Dalam keadaan pailit, dibawah pengampuan (Ps. 7, Ps.8, Ps. 9, Ps.10
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
2. Gelar Perkara
- Dihadiri seluruh MPW & Sekretaris
- Pemeriksaan duduk perkaranya
- Pendapat hukumnya MPW untuk proses lebih lanjut
- Bila tidak memenuhi syarat untuk diproses :
Ditolak karena tidak mempunyai legal standing; atau
tidak diterima karena tidak memenuhi syarat kelengkapan laporan.
- Bila memenuhi syarat untuk diproses
Maka pendapat hukum tersebut dilakukan pendalaman oleh MPmW sbg bahan
pemeriksaannya.
- Ketua MPW menentukan tanggal sidang pemeriksaan pelapor & terlapor
(Ps. 13 & Ps. 14 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MPW Mencatat Laporan Tersebut Pada Buku Register Perkara
Meliputi : - Nomor & tanggal register perkara
- Nomor & tanggal surat laporan
- Nama pelapor & terlapor
- Lampiran bukti
- Nama ketua, anggota & sekretaris MPmW (Ps. 11
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Sekretaris MpmW, Menyiapkan Sidang Pemeriksaan
- Membuat resume/telaah laporan
- Menentukan jadwal sidang MPmW
- Membuat BA pemeriksaan
- Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ketua MPW Menghimpun berkas
perkara tersebut untuk disampaikan kepada MPmW (Ps. 12 Permenkumham No. 15 Th.
2020)
3. Pemanggilan
a. Sekretaris MPmW melakukan pemanggilan terhadap pelapor dan terlapor paling lambat 5
hari kerja sebelum sidang.
b. Bila Terlapor setelah dipanggil secara sah dan patut, tidak hadir maka dilakukan pemanggilan
kedua, dan apabila tetap tidak hadir maka pemeriksaan dilakukan tanpa kehadiran terlapor.
c. Bila Pelapor setelah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan
yang kedua, dan apabila pelapor tetap tidak hadir maka MPmW menyatakan laporan gugur
dan tidak dapat diajukan lagi.
(Ps. 15 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
4. Pemeriksaan
a. Dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum.
b. Dimulai paling lambat 7 hari kalender sejak MPmW ditetapkan.
c. Pemeriksaan paling lambat 30 hari sejak laporan dicatat di register perkara (Ps. 24
Permenkumham No. 15 Th. 2020)
d. Pemeriksaan meliputi :
- Laporan masyarakat;
- Laporan MPN karena fakta hukum adanya pelanggaran : Temuan
hasil pemeriksaan protokol
Penahanan dalam proses hukum tk. Penyidikan s/d tk. Peradilan.
Dalam keadaan pailit, dibawah pengampuan
e. Pada sidang pertama MPmW melakukan pemeriksaan terhadap:
1) Laporan masyarakat
- BA hasil pemeriksaan MPD
- Kehadiran pelapor & terlapor
- Konfirmasi pelapor untuk memperjelas laporan pengaduan adanya dugaan
pelanggaran PJN dan KEN serta mendengar keterangan pelapor yang disertai bukti
awal yang dapat dipertanggung jawabkan.
- Pembelaan diri Terlapor
meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi pelanggaran, sekaligus
terlapor diberi kesempatan unt menyampaikan tanggapan
- Pelapor dan Terlapor dapat mengajukan pembelaan diri/tanggapan baik secara
lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk
mendukung dalil yang diajukan.
2) Laporan MPN Adanya Temuan Pelanggaran Hasil Pemeriksaan Protokol Berupa : -
BA hasil pemeriksaan protokol
- BA & rekomendasi hasil pemeriksaan MPD
- Pembacaan laporan hasil pemeriksaan MPD
- Pembelaan diri terlapor
meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai indikasi
dugaan pelanggaran, sekaligus terlapor diberi kesempatan untuk menyampaikan
pembelaan diri/tanggapan,
baik secara lisan maupun tertulis dengan mengajukan bukti2 dan
saksi2 untuk mendukung dalil yang diajukan.
3) Fakta Hukum
Berupa : - Surat penahanan/Put. Pengadilan atau
bukti fakta hkm. lainnya
- BA hasil pemeriksaan & rekomendasi MPD
- Pembelaan diri terlapor
MPmW meminta klarifikasi/penjelasannya mengenai dugaan pelanggaran, sekaligus
terlapor diberi kesempatan menyampaikan pembelaan diri/tanggapan, baik secara lisan
maupun tertulis, bila dipandang perlu dgn mengajukan bukti2 dan saksi2 tambahan
untuk mendukung dalil yang diajukan.
f. Jika pemeriksaan dipandang cukup, maka MPmW menyatakan selesai dan selanjutnya sidang
diskors untuk memberi kesempatan kepada MPmW bermusyawarah untuk membuat
perMajelisbangan hukum dan menampung pendapat hukum berikut alasannya utk selanjutnya
membuat kesimpulan yang dijadikan dasar menjatuhkan putusan.
Dalam hal hasil pemeriksaan menyatakan :
- Laporan tidak dapat dibuktikan, maka MPmW memutuskan laporan ditolak
- Laporan dapat dibuktikan, maka terlapor dijatuhi sanksi sesuai tingkat pelanggaran nya.
(Ps. 25 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
g. Jika terlapor terbukti melakukan pelanggaran KEN dan PJN, maka terlapor dikenai sanksi,
berupa:
- Peringatan tertulis;
- Pemberhentian sementara;
- Pemberhentian dengan hormat; atau
- Pemberhentian dengan tidak hormat.
Penjatuhan sanksi dapat secara berjenjang atau tanpa berjenjang
(Ps. 26 Permenkumham No. 15/2020 & Ps. 3 Permenkumham No. 61/2016 )
h. Penjatuhan Sanksi secara berjenjang
1) Untuk memberikan Sanksi : Peringatan
tertulis pertama karena :
melanggar ketentuan Psl 7 (1), Psl 16 (1) a s/d l, Psl 17 (1), Psl 19 (1),
Psl 32 (1),(2),(3), Psl 37 (1), Psl 54 (1), Psl 58 dan Psl 59 UUJN
dengan menetapkan kewajibannya dalam wkt 14 hr
5. Mengambil Keputusan :
a. Putusan harus memuat alasan dan perMajelisbangan yang cukup, yang dijadikan dasar untuk
menjatuhkan putusan.
b. Apabila diantara anggota MPmW tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil dengan
suara terbanyak.
c. Jika hasil pemeriksaan ternyata laporan tidak dapat dibuktikan, maka MPmW memutuskan
laporan ditolak.
d. Jika hasil pemeriksaan laporan dapat dibuktikan, maka terlapor dijatuhi sanksi sesuai dengan
tingkat pelanggaran yang dilakukan
e. Putusan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Dalam hal terdapat perbedaan
pendapat di antara sesama MPW, maka perbedaan pendapat tersebut dimuat dalam putusan.
f. Putusan ditandatangani oleh Ketua, Anggota, dan Sekretaris MPmW.
g. Salinan putusan MPmW disampaikan kepada Menteri, pelapor, terlapor, MPD, dan Pengurus
Pusat INI, paling lambat 30 hari kalender terhitung sejak putusan diucapkan.
(Ps. 25, Ps.27 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Dasar Hukum :
- UUJN : Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80
- Permenkumham No.15/Th.2020
- Permenkumham No.61/Th.2016
Kewenangan MPP
- Menerima hasil pemeriksaan MPW :
Usulan Sanksi : - Pemberhentian Sementara atau
- Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.
- Membentuk MPmP
Kewenangan MPmP
1. Pemeriksaan Awal Administrasi Banding
Permohonan Banding diterima & dicatat oleh Sekretaris dalam surat masuk Meliputi :
- Identitas Pembanding (P) & Terbanding (T)
- Hasil pemeriksaan MPW berikut keputusannya
- Memori Banding
- Kontra memori banding
Bila dipandang perlu dilakukan Gelar Perkara sebagaimana diatur dalam Ps. 13 & Ps. 14
Permenkumham No. 15 Th. 2020
Bila memenuhi syarat formil dan materiil, maka Sekretaris MPP Mencatat pada buku Register
Perkara, Meliputi :
- Nomor & tanggal register perkara
- Nomor & tanggal surat Permohonan Banding
- Nama Pembanding & Terbanding
- Lampiran bukti
- Nama ketua, anggota & sekretaris MPmP (Ps. 11
Permenkumham No. 15 Th. 2020) Sekretaris MPmP,
Menyiapkan Sidang Pemeriksaan
- Membuat resume/telaah Permohonan Banding
- Menentukan jadwal sidang MPmP
- Membuat BA pemeriksaan
- Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ketua MPP Menghimpun berkas
perkara tersebut untuk disampaikan kepada MPmP (Ps. 12 Permenkumham No. 15 Th.
2020)
2. Pemanggilan
a. Sekretaris MPmP melakukan pemanggilan terhadap (P) dan (T) paling lambat 5 hari kerja
sebelum sidang.
b. Bila (T) setelah dipanggil secara sah dan patut, tidak hadir maka dilakukan pemanggilan
kedua, dan apabila tetap tidak hadir maka pemeriksaan dilakukan tanpa kehadiran (T).
c. Bila (P) setelah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan yang
kedua, dan apabila pelapor tetap tidak hadir maka MPmP menyatakan permohonan banding
gugur dan tidak dapat diajukan lagi.
(Ps. 15 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
3. Pemeriksaan
a. Dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum.
b. Dilakukan atas Permohonan banding atas putusan MPW.
c. Dimulai paling lambat 7 hari kalender sejak MPmP ditetapkan.
d. MPmP mulai melakukan pemeriksaan terhadap berkas banding paling
lambat 7 hari sejak MPmP dibentuk.
e. MPmP berwenang memanggil (P) dan (T) untuk dilakukan pemeriksaan guna didengar
keterangannya.
(Ps. 31 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
d. Apabila terdapat perbedaan pendapat di antara anggota MPmP dan tidak tercapai mufakat maka
keputusan diambil dengan suara terbanyak dan perbedaan pendapat tersebut dimuat dalam
putusan.
(Ps. 32, Ps. 33 Permenkumham No. 15 Th. 2020)
Dasar Hukum :
- UUJN : Pasal 70 huruf b, Pasal 71 huruf a, b, c
- Permenkumham No.15/Th.2020
Dasar Hukum :
UUJN
Ps.25, Ps.26, Ps.27, Ps.28, Ps.29, Ps.30, Ps. 31, Ps. 32, Ps. 70 huruf c dan d Ps.73 huruf c dan
d, Ps. 75 huruf b, Ps. 77 huruf a
Permohonan Cuti
1. permohonan cuti (disertai usulan penunjukan Notaris Pengganti) kepada :
- MPD, bila cuti s/d 6 bulan;
- MPW, bila cuti > 6 bulan s/d 1 tahun, tembusan kepada MPP
- MPP, bila cuti > 1 tahun, tembusan kepada MPD dan MPW
Melampirkan dokumen pendukung:
a. Fcl. SK Pengangkatan Notaris
b. Fcl. BA sumpah jabatan Notaris
c. Surat penunjukan Notaris pengganti; dan
d. Asli sertifikat cuti Notaris.
2. Permohonan cuti disampaikan paling lambat 30 hari sebelum cuti
dilaksanakan dgn menunjuk Notaris Pengganti yg memenuhi syarat, yaitu :
- Bekerja/karyawan kantor Notaris paling singkat 24 bulan berturut-turut;
- Berijazah sarjana hukum; Melampirkan
dokumen pendukung :
a. Fcl ijazah sarjana hukum;
b. Fcl KTP;
c. Fcl akta kelahiran;
d. Fcl akta perkawinan (bagi yang sudah kawin);
e. Surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian setempat;
f. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah;
g. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar; dan
h. Daftar Riwayat Hidup.
i. Surat Keterangan telah bekerja minimal 2 tahun berturut-turut sebagai karyawan kantor
Notaris
(Psl 23, Psl 24, Psl 25, Psl 26, Psl 27,Psl 28, Psl 29 Permen No.19 Th.2019)
Persetujuan Cuti
1. Dalam hal pengajuan cuti disetujui :
- MPN mengeluarkan surat penetapan cuti dan penunjukan Notaris
Pengganti (paling lama 14 hari sejak tanggalpermohonan).
- MPNmencatat data cuti dalam buku register cuti.
- MPN menandatangani sertifikat cuti yang memuat data cuti.
2. Surat penetapan izin cuti memuat :
a. Nama Notaris;
b. Tanggal mulai dan berakhirnya cuti; dan
c. Nama Notaris Pengganti disertai dokumen Pendukungnya.
3. Tembusan izin cuti kepada Menteri dan MPN lainnya.
Penolakan Cuti
1. MPN mengeluarkan surat penolakan cuti disertai alasannya.
2. Penolakan cuti oleh MPD dapat diajukan banding kepada MPW. Penolakan
cuti oleh MPW dapat diajukan banding kepada MPP
3. MPD/MPWMenyampaikan tanggapan keberatan atas penolakan cuti.
B. KEADAAN TERTENTU
1. Keadaan tertentu, meliputi:
a. Bencana alam;
b. Situasi keamanan yang tidak terkendali; atau
c. PerMajelisbangan kemanusiaan lainnya.
2. Permohonan diajukan dengan melampirkan surat keterangan masing2 kondisi dengan tata
cara sama dengan permohonan pindah.
3. Menteri dapat meminta pertimbangan I.N.I
(paling lama 15 hari sejak tanggal permohonan diterima).
C. SUMPAH JABATAN
1. Sebelum menjalankan jabatannya di tempat kedudukan yang baru, notaris wajib
mengucapkan sumpah
(paling lambat 2 bulan sejak tanggal keputusan pindah).
2. Notaris melakukan aktivasi secara elektronik untuk mendapatkan akses ke sistem aplikasi
Ditjen AHU dengan syarat:
a. Menjalankan jabatannya dengan nyata;
b. Menyampaikan BA sumpah kepada Menteri, I.N.I dan MPD; dan
c. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan cap atau
stempel jabatan notaris berwarna merah kepada Menteri dan Kantor Pertanahan,
Ketua PN, MPD, I.N.I serta Bupati/Walikota.
PEMBERHENTIAN NOTARIS
Karena:
1. Meninggal dunia;
2. Telah berakhir masa jabatannya;
3. Minta sendiri;
4. Tidak mampu secara rohani dan/atau jasmani
5. Diangkat menjadi pejabat negara;
6. Pindah wilayah jabatan;
7. Diberhentikan sementara; atau
8. Diberhentikan dengan tidak hormat.
Setiap pemberhentian Notaris harus dilakukan penyerahan protokol paling lama 30 hari dengan
dibuat Berita Acara serah terima.