Anda di halaman 1dari 3

NAMA :SAIMAH

NIM : 015801806
TUGAS 1 METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN – IPEM4407

I. Pernyataan yang mengatakan bahwa ilmu pemerintahan pada awalnya tidak diakui
sebagai ilmu mandiri dan seringkali dipertanyakan kebenarannya adalah benar. Ilmu
pemerintahan adalah salah satu disiplin ilmu sosial yang berkembang seiring waktu dan
melalui berbagai tahap dalam upaya membangun statusnya sebagai ilmu yang mandiri. Untuk
mengevaluasi kebenaran ilmu pemerintahan, kita dapat menggunakan tiga teori kebenaran
yang umum digunakan dalam filsafat ilmu, yaitu teori korespondensi, koherensi, dan
pragmatis.

1. Teori Korespondensi :
Teori korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan atau teori dianggap benar
jika sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada di dunia. Ilmu pemerintahan, seiring
berkembangnya waktu, telah berhasil membangun teori dan kerangka kerja yang
mencerminkan kenyataan dalam konteks pemerintahan dan politik. Penelitian empiris,
analisis data, dan pengamatan lapangan telah membantu ilmu pemerintahan dalam
membangun pengetahuan yang sesuai dengan realitas politik dan pemerintahan.
Sebagai contoh, penelitian tentang perilaku pemilih, kebijakan publik, dan tata kelola
pemerintahan membantu mengukur dan memahami fenomena politik yang ada.
2. Teori Koherensi :
Teori koherensi berkaitan dengan konsistensi teori atau pengetahuan dalam suatu
bidang. Ilmu pemerintahan telah mengembangkan teori dan konsep yang koheren
dalam menjelaskan berbagai aspek pemerintahan dan politik. Misalnya, teori-teori
tentang pembentukan kebijakan, teori organisasi pemerintah, dan teori demokrasi
telah membentuk kerangka kerja yang koheren untuk memahami dinamika politik.
3. Teori Pragmatis :
Teori pragmatis menekankan pada kegunaan atau relevansi pengetahuan. Ilmu
pemerintahan memiliki relevansi yang jelas dalam kehidupan masyarakat dan
pemerintahan. Penelitian di bidang ini memberikan panduan untuk pengambilan
keputusan politik, perumusan kebijakan, dan pemahaman lebih baik tentang
bagaimana pemerintahan bekerja. Keberhasilan praktis ilmu pemerintahan dalam
memberikan panduan bagi pengambilan keputusan pemerintah dan masyarakat
menjadi bukti pragmatis keberadaannya.

Dengan demikian, ilmu pemerintahan telah berhasil membuktikan kebenarannya


melalui pendekatan berdasarkan teori korespondensi, koherensi, dan pragmatis. Meskipun
pada awalnya dipertanyakan sebagai ilmu mandiri, ilmu pemerintahan telah membangun
fondasi yang kuat berdasarkan pengamatan, penelitian empiris, dan kontribusi praktisnya
dalam konteks pemerintahan dan politik.

II. Pandangan tentang metode ilmiah, yaitu rasionalisme dan empirisme, memiliki
pendekatan yang berbeda dalam usaha memperoleh ilmu pengetahuan yang benar.

1. Rasionalisme: Rasionalisme adalah pandangan yang menekankan penggunaan akal


dan pemikiran rasional sebagai metode utama dalam memperoleh pengetahuan yang
benar. Pandangan ini menganggap bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui
deduksi dan pemikiran logis, tanpa bergantung pada pengalaman empiris. Para
rasionalis, seperti René Descartes, berpendapat bahwa prinsip-prinsip dasar dapat
ditemukan melalui penalaran matematis dan filosofis. Mereka mencari kebenaran
dalam bentuk proposisi-proposisi universal dan abstrak.
2. Empirisme: Empirisme adalah pandangan yang berfokus pada pengalaman dan
observasi sebagai sumber utama pengetahuan yang benar. Pandangan ini menganggap
bahwa pengetahuan berasal dari pengamatan dunia fisik dan pengalaman indrawi.
Para empiris, seperti John Locke dan David Hume, percaya bahwa manusia lahir
sebagai "kertas kosong" (tabula rasa) yang kemudian diisi dengan pengalaman.
Mereka menekankan pentingnya metode ilmiah yang melibatkan observasi,
pengujian, dan pengumpulan data.

Kedua pandangan memiliki nilai dan relevansi dalam berbagai konteks. Namun, pada
umumnya, dalam praktiknya, metode ilmiah yang paling efektif dan diterima secara luas
adalah pendekatan sintesis antara kedua pandangan ini. Kombinasi antara rasionalisme
dan empirisme memungkinkan peneliti untuk menggabungkan pemikiran kritis, penalaran
logis, dan pengamatan empiris dalam upaya memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap
dan benar.
Dalam banyak disiplin ilmu, terutama di sains alam dan sosial, metode ilmiah
cenderung lebih mengandalkan empirisme karena penelitian ilmiah sering kali berfokus
pada pengukuran, pengamatan, dan pengujian hipotesis. Namun, dalam filosofi dan
bidang-bidang lain, pendekatan rasionalisme tetap penting dalam membangun konsep,
teori, dan argumen yang kuat.

Dengan demikian, pandangan yang lebih kuat untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang benar adalah penggabungan kedua pendekatan ini. Kombinasi rasionalisme dan
empirisme memungkinkan kita untuk memahami dunia secara lebih komprehensif dan
mendalam, serta untuk membangun pengetahuan yang kuat dan relevan.

Anda mungkin juga menyukai