Dosen pembimbing
Zikri Aidilla Syarli, S.E, M. Ak
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
M Refsin Alfarisi (12170315014)
M Ridwan Alghazali (12170312428)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami persembahkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
bimbingan, dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan sehingga dapat di persembahkan
kepada dosen dan para pembaca. Adapun judul dari makalah ini membahas tentang
“KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN”.
Makalah ini merupakan hasil kerja kelompok yang semaksimal mungkin sesuai
dengan tenaga dan kemampuan kelompok sembilan. Namun, kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahannya.
Di samping itu, dalam menyelesaikan makalah ini banyak terdapat halangan dan
rintangan yang dialami. Namun berkat bantuan dari teman-teman dan juga bimbingan dosen,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
A. Latar Belakang..................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................6
C. Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
A. DASAR HUKUM.............................................................................................................7
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN.......................................................................................7
C. TAHUN PAJAK...............................................................................................................9
D. NOMOR POKOK WAJIB PAJAK................................................................................10
E. PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK..........................................................11
F. SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)..............................................................................13
G. SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DAN PEMBAYARAN PAJAK............................14
H. SURAT KETETAPAN PAJAK......................................................................................14
I. SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB)....................................15
J. SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN (SKPKBT)..........16
K. SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB)..........................................16
L. SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)............................................................17
M. SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)................................................................................17
N. KEDALUWARSA PENAGIHAN PAJAK....................................................................18
O. PEMERIKSAAN............................................................................................................18
P. PENYIDIKAN................................................................................................................19
Q. KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB PAJAK...................................................................19
R. SANKSI PERPAJAKAN................................................................................................20
S. SANKSI PIDANA..........................................................................................................21
BAB III..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
A. Kesimpulan.....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah salah satu instrumen kebijakan ekonomi yang memiliki peran sentral
dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara. Seiring dengan perubahan
dinamika ekonomi global dan perkembangan teknologi informasi, topik perpajakan
menjadi semakin penting dan kompleks.
Pajak bukan hanya tentang pengumpulan dana bagi pemerintah, tetapi juga
mencakup aspek-aspek ekonomi, sosial, dan politik yang berdampak langsung pada
individu, bisnis, dan masyarakat pada umumnya.
Pajak memiliki peran utama dalam pembiayaan berbagai program dan proyek
pemerintah, termasuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan sosial. Oleh
karena itu, pemahaman yang mendalam tentang perpajakan sangatlah penting. Selain itu,
perpajakan juga menjadi alat kebijakan yang digunakan untuk mengendalikan inflasi,
mengatasi ketidaksetaraan ekonomi, dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Di tengah perubahan-perubahan ini, pemahaman dasar-dasar perpajakan menjadi
kunci dalam membuat keputusan ekonomi yang cerdas, baik bagi individu, bisnis,
maupun pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
timbul masalah-masalah yang dirumuskan dalam makalah ini, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan tentang dasar hukum pajak!
2. Jelaskan tentang pengertian-pengertian ketentuan umum dan tata cara perpajakan!
3. Jelaskan tentang tahun pajak!
4. Jelaskan nomor pokok wajib pajak (NPWP)!
5. Jelaskan tentang pengukuhan pengusaha kena pajak!
6. Jelaskan tentang surat pemberitahuan (SPT)!
7. Jelaskan tentang surat setoran pajak (SSP) dan pembayaran pajak!
8. Jelaskan tentang surat ketetapan pajak!
9. Jelaskan tentang surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB)!
10. Jelaskan tentang surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (AKPKBT)!
11. Jelaskan tentang surat ketetapan pajak lebih bayar (SKPLB)!
12. Jelaskan tentang surat ketatapan pajak nihil (SKPN)!
13. Jelaskan tentang surat tagihan pajak!
14. Jelaskan tentang kedaluwarsa penagihan pajak!
15. Jelaskan tentang pemeriksaan!
16. Jelaskan tentang penyidikan!
17. Jelaskan tentang kewajiban dan hak wajib pajak!
18. Jelaskan tentang perpajakan!
19. Jelaskan tentang pidana!
C. Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perpajakan dan untuk mengetahui
materi mengenai dasar-dasar perpajakan, pajak negara, dan pajak daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DASAR HUKUM
Dasar hukum Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Undang-
Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
No. 16 Tahun 2009.
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN
Dalam pembahasan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan akan dijumpai
pengertian-pengertian atau istilah-istilah yang sudah baku. Pengertian-pengertian atau
istilah-istilah tersebut, antara lain:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarya
kemakmuran rakyat.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap.
4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu
tertentu sebagaimana ditentukan dalam undang-undang KUP. Masa Pajak sama dengan 1
(satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan kalender.
5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tähun kalender.
6. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak.
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa
Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
8. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
9. Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang
dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak,
yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
10. Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan setelah dikurangi dongan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau
setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari pajak
yang terutang.
11. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
12. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan,
tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang
atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja
yang dapat menimbulkan kergian pada pendapatan negara.
13. Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang
perpajakan.
14. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban
Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
15. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan
pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang
kebenaran penulisan dan penghitungannya.
C. TAHUN PAJAK
Pada umumnya Tahun Pajak sama dengan tahun takwim atau tahun kalender.
Akan tetapi Wajib Pajak dapat mengunakan Tahun Pajak tidak sama dengan tahun
takwim dengan syarat konsisten (taat asas) selama 12 bulan, dan
melapor/memberitahukan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama setempat. Cara
menentukan suatu Tahun Pajak adalah sebagai berikut:
1. Tahun Pajak Sama dengan Tahun Takwim.
Pembukaan dimulai 1 Januari 2016 dan berakhir 31 Desember 2016 disebut Tahun Pajak
2016.
2. Tahun Pajak Tidak Sama dengan Tahun Takwim.
a. Pembukuan dimulai 1 Juli 2016 dan berakhir 30 Juni 2017. Disebut Tahun Pajak 2016
karena 6 bulan pertama jatuh pada tahun 2016.
b. Pembukuan dimulai 1 April 2016 dan berakhir 31 Maret 2017. Disebut Tahun Pajak
2016 karena lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2016.
Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menter Keuangan.
2. Fungsi SSP
SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh
pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan
validasi.
b. Kantor Pos.
O. PEMERIKSAAN
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan Pemeriksaan dengan tujuan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
1. Pengertian
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/
atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2. Sasaran Pemeriksaan
Yang menjadi sasaran pemeriksaan maupun penyelidikan adalah untuk mencari adanya:
a. Interpretasi undang-undang yang tidak benar.
b. Kesalahan hitung.
c. Penggelapan secara khusus dari penghasilan.
d. Pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang dilakukan Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
P. PENYIDIKAN
1. Pengertian
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan.
tersangkanya.
Penyidikan tindak pidana bidang perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 8/1981 tentang KUHAP.
2. Penyidik
Penyidik dalam tindak pidana perpajakan adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
R. SANKSI PERPAJAKAN
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak
melanggar norma perpajakan.
Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu Sanksi
Administrasi dan Sanksi Pidana. Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma perpajakan
ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang diancam dengan sanksi
pidana saja, dan ada pula yang diancam dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana.
Perbedaan sanksi administrasi dan sanksi pidana adalah:
Sanksi administrasi
Merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa bunga dan
kenaikan.
Sanksi pidana
Merupakan siksaan atau penderitan. Merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum
yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.
Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi administrasi,
yaitu berupa denda, bunga, dan kenaikan.
S. SANKSI PIDANA
Ketentuan sanksi pidana
Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi pidana, yaitu:
denda pidana, kurungan, dan penjara.
Denda pidana
Berbeda dengan sanksi berupa denda administrasi yang hanya diancam/ dikenakan
kepada Wajib Pajak yang melanggar ketentuan peraturan perpajakan, sanksi berupa denda
pidana selain dikenakan kepada Wajib Pajak ada juga yang diancamkan kepada pejabat pajak
atau kepada pihak ketiga yang melanggar norma. Denda pidana dikenakan kepada tindak
pidana yang bersifat pelanggaran maupun bersifat kejahatan.
Pidana kurungan
Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran.
Dapat ditujukan kepada Wajib Pajak, dan pihak ketiga. Karena pidana kurungan
diancamkan kepada si pelanggar norma itu ketentuannya sama dengan vạng diancamkan
dengan denda pidana, maka masalahnya hanya ketentuan mengenai denda pidana sekian
itu diganti dengan pidana kurungan selama-lamanya sekian.
Pidana penjara
Pidana penjara seperti halnya pidana kurungan, merupakan hukuman perampasan kemer-
dekaan. Pidana penjara diancamkan terhadap kejahatan. Ancaman pidana penjara tidak
ada yang ditujukan kepada pihak ketiga, adanya kepada pejabat dan kepada Wajib Pajak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpajakan merupakan sistem yang kompleks yang mengatur pengumpulan dana
oleh pemerintah untuk mendukung berbagai program dan layanan publik.Pentingnya
Perpajakan, perpajakan adalah salah satu sumber pendapatan utama pemerintah, yang
digunakan untuk membiayai layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur,
dan lainnya. Ketentuan Umum, terdapat ketentuan umum yang mengatur berbagai aspek
perpajakan, termasuk pengenaan pajak, kewajiban perpajakan, dan hak serta tanggung
jawab wajib pajak.
Tata Cara Perpajakan, prosedur dan tata cara penghitungan serta pelaporan pajak
dapat berbeda-beda tergantung pada jenis pajak dan hukum pajak yang berlaku.
Pemahaman yang baik tentang tata cara ini sangat penting untuk mematuhi kewajiban
perpajakan dan mencegah potensi sanksi.Sumber Informasi, wajib pajak perlu mengacu
pada sumber informasi yang sah, seperti peraturan perpajakan, panduan dari otoritas
pajak, dan bantuan dari profesional perpajakan jika diperlukan.
Perubahan dalam Perpajakan, peraturan perpajakan dapat berubah seiring waktu,
oleh karena itu, penting untuk selalu memperbarui pengetahuan tentang perkembangan
terbaru dalam perpajakan. Pentingnya Kepatuhan, pepatuhan perpajakan adalah kunci
untuk menghindari masalah hukum dan sanksi perpajakan. Wajib pajak perlu memahami
kewajiban mereka dan melaksanakannya dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2019. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Resmi, Siti. 2004. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat.
Waluyo, 2007. Perpajakan Indonesia, Buku 1 Edisi 7, Penerbit Salemba Empat , Jakarta:
Salemba Empat
Ngadiman. 2009. Perpajakan. Surakarta: Sebelas Maret University Press