PENGENDALIAN
INTERN
PENGANTAR
Pembahasan yang difokuskan pada pelaksanaan internal audit atau
internal control sebagai pelaksana fungsi pengawasan dari
Manajemen Koperasi.
4. Bagian Internal Audit atau Internal Control Unit (ICU) kantor Cabang adalah
suatu unit kerja yang dibangun disetiap Kantor Cabang guna mendukung
pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap seluruh aktivitas operasional
perusahaan yang terjadi pada Kantor Cabang tersebut, serta seluruh Kantor
Cabang Pembantu yang berada dibawah supervisi Kantor Cabang ybs.
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 2
Password
Password di-up date. pertamakali
diterima oleh
pelaksana
Software diproteksi
Up-date Password
secara periodik.
Laporan keuangan di
4. Menyajikan print-out.
laporan keuangan Laporan keuangan di
teliti.
Laporan keuangan
disajikan.
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 3
Inspektor dan Bagian Pengawasan Kantor Pusat : Idem pada Ad. 1 s/d 3.
(termasuk kegiatan Kantor Pusat)
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 6
3. Jika dari hasil aktivitas Monitoring pada pos-pos sub buku-besar yang
posisinya masih oustanding (seperti misalnya perkiraan tagihan atau hutang/
titipan) ditemukan kesalahan atau indikasi penyimpangan, maka
pemeriksaan dilanjutkan dengan aktivitas rekonsiliasi pada masing-masing
sub buku-besar.
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 4
Pengertian Monitoring :
Aktivitas Monitoring dalam Internal Control adalah pemantauan terhadap
seluruh kegiatan dari Unit Kerja atau bagian/ Seksi, serta pemantauan atas
penggunaan dan mutasi yang terjadi pada seluruh perkiraan sub buku besar
yang ada berdasarkan pada ketentuan, sistem dan prosedur, serta
karakteristik masing-masing sub buku-besar tersebut.
Tujuan Monitoring :
Untuk mengamati dan menjaga secara cermat dan berkesinamMarjin / Bagi
Hasiln kegiatan operasional Unit Kerja/ Bagian/ Seksi Kantor Cabang dan
Kantor Pusat serta perubahan-perubahan yang terjadi pada sub Buku-Besar,
agar dengan segera dapat diketahui indikasi penyimpanganm atau kesalahan
yang terjadi.
Ketentuan dan Tata Cara Monitoring lainnya yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Materi-materi yang menjadi fokus pemeriksaan tersebut diatas bersifat fleksibel, dalam arti
dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan sifat bisnis Cabang setempat. Pemimpin
Cabang dan Kepala Divisi pengawasan adalah pejabat Cabang dan Kantor Pusat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas penentuan materi fokus pemeriksaan monitoring.
3. Untuk dapat membantu apakah suatu transaksi atau mutasi pada perkiraan sub buku besar
tertentu telah sesuai dengan sifat dan karakternya, harus dibandingkan dengan sifat dan
karakter masing-masing perkiraan sub buku besar yang terangkum dalam Daftar karakter
Sub Buku Besar. Jika tidak sesuai denga karakter merupakan suatu indikasi adanya suatu
kesalahan, penyimpangan atau merupakan transaksi diluar kebiasaan yang ada. Dibawah
ini adalah karakter dan kriteria sub Buku Besar yang harus dimonitor, yaitu :
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 12
3.1. Lokasi, penggunaan suatu jenis perkiraan sub buku besar harus
sesuai dengan kewenangan dan kebutuhan dari Kantor Cabang yang
bersangkutan. Untuk itu suatu sub Buku Besar yang hanya
dipergunakan oleh Kantor Pusat, maka Kantor Cabang tidak boleh
menggunakan.
3.2. Sado Pos/ Perkiraan Sub Buku Besar, posisi salso setiap sub buku
besar harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi serta sistem
akuntansi yang berlaku di Koperasi, dengan memperhatikan
posisinya apakah saldo debet atau salso kredit atau berposisi salso
nihil.
3.8. Type Transaksi, bagi perkiraan Laba-Rugi perlu juga dilihat setiap jenis
transaksi yang dilakukan, untuk menghindari suatu jenis transaksi yang
seharusnya dikredit tetapi pelaksanaannya didebit.
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 15
Kriteria Problem
Penyimpangan atau kesalahan yang ditemukan dari hasil monitoring harus digolongkan menurut
kriteria problema yang ada, untuk menentukan bobot penyimpangan/ kesalahan dari masing-
masing temuan tersaebut, sebagai berikut :
1. Negative Problem (kode NP), kesalahan yang bersifat kecurangan dengan unsur kesengajaan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
2. Penyimpangan prosedur (Kode PP), kesalahan yang bersifat penyimpangan dari ketentuan
intern/ ekstern serta prosedur yang berlaku.
3. Kesalahan Yang Harus Segera Dikoreksi (Kode SD), penyimpangan/ kesalahan yang tidak
disengaja, belum dikoreksi, dan harus segera dikoreksi.
4. Kesalahan Yang Terulang Kembali (Kode TK), kesalahan yang terjadi dimana kesalahan
tersebut sudah pernah ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya, walaupun telah dilakukan
koreksi.
5. Kesalahan Yang Belum Dikoreksi (Kode BD), kesalahan yang telah diinformasikan kepada
Unit Kerja/ Bagian dan telah disarankan untuk dikoreksi, tetapi belum dilaksanakan.
KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN - 16
DATA MANUAL
DOKUMEN
DOKUMEN END USER
TRANSAKSI KEUANGAN PROSES (DOK. PENUNJANG)
DASAR (SOURCE OF JOURNAL (PELAKSANA)
PROSES
POSTING
KEDALAM
WORK STATION
DETAIL
PRINT PROSES
OUT
SYSTEM SOFTWARE
CLOSING
BERUPA SYSTEM
JURNAL
LISTING
MENU
DISPLAY TRANSAKSI
BUKU BUKU DAN DATA
AKUNTANSI
BESAR PEMBANTU
AKTIVA TETAP
LAPORAN KOLEKTIBILITAS
PEMBIAYAAN/
DAFTAR NOMINATIF REK.
LAPORAN PIUTANG LAINNYA
MANAJEMEN
LAPORAN LAINNYA SESUAI
KEBUTUHAN