Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

APRESIASI PROSA FIKSI DAN DRAMA

Dosen pengampu :

Nur Halifah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 2

Alya A11122024

Windi Indriani A11122032

Adriyan A11122014

Anniza Maghfira Putri A11122001

Isnaini A11122018

Amna Irada A11122027

Dita Lasunati A11122010

Siti Nuralisa Bahudin A11122009

KELAS A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
TAHAPAN DALAM APRESIASI KARYA SASTRA

Apresiasi mempunyai tahap-tahap yang harus ditempuh guna mencapai taraf yang lebih
baik. Tahap-tahap tersebut merupakan pedoman yang dapat dilakukan dalam rangka mencapai
kemampuan apresiasi yang diharapkan, dan pencapaian ini diharapkan untuk tercapainya
tujuan pengajaran sastra yang diharapkan. Untuk sampai pada tahap menetapkan penghargaan
(kesimpulan) terhadap suatu karya seni (sastra), ada beberapa tahap-tahap tertentu yang harus
dilewati lebih dahulu. Tahap- tahap yang dimaksudkan tersebut menurut Dra. Maidar G.
Arsyad dalam Suroto (1990:157), sebagai berikut:

➢ Tahap 1 : tahap ini adalah tahap penikmatan. Pada tahap ini penikmat melakukan
tindakan untuk melihat, membaca, menonton atau mendengarkan suatu karya seni
(sastra) tersebut. Misalnya membaca novel, roman atau puisi. Atau mungkin
mendengarkan pembacaan sajak (puisi), atau menonton pertunjukan drama.

➢ Tahap 2 : tahap ini adalah tahap penghargaan. Pada tahap ini penikmat melakukan
tindakan manfaat, melihat kebaikan, atau nilai karya seni (sastra) itu. Mungkin setelah
sekali membaca atau mendengar karya sastra lalu penikmat merasakan adanya manfaat,
apakah itu memberi hiburan, menyenangkan, memberi kepuasan, atau pun memperluas
pandangan dan wawasan hidupnya. Kalau penikmat merasakan manfaatnya sangat
mungkin ia akan melangkah kepada tahap berikutnya.

➢ Tahap 3 : adalah tahap pemahaman. Di sini penikmat melakukan tindakan


menganalisis, meneliti, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya serta berusaha
menyimpulkan kembali. Tahap ini berarti penikmat tidak lagi sekedar pasif untuk
menikmati suatu karya sastra, tetapi mereka juga melakukan pemeraian pada setiap
komponen yang telah membentuk karya sastra tersebut. Akhirnya ia akan sampai pada
sebuah kesimpulan apakah karya sastra tersebut baik atau tidak, bermanfaat bagi
pembaca atau tidak, sekedar sebagai hiburan atau lebih dari itu dan lain-lain.

➢ Tahap 4 : adalah tahap penghayatan. Pada tahap ini penikmat/pembaca akan


menganalisi lebih lanjut karya sastra tersebut, mencari makna atau hakikat dari suatu
karya sastra beserta argumentasinya; membuat penafsiran dan menyusun argumen
berdasarkan analisis yang telah dibuat. Pada tahap ini penikmat berusaha menjelaskan
mengapa alur novel begitu atau begini, atau mengapa sebuah puisi menggunakan
bentuk seperti tanda tanya, atau mengapa sebuah puisi menggunakan kata-kata seperti
itu dan lain-lain. Alasan-alasan yang dikemukakannya tentu dikemukakannya dapat
diterima secara akal.

➢ Tahap 5 : tahap terakhir ini adalah tahap implikasi atau penerapan. Dimana
pembaca yang telah membacakan atau menikmati suatu karya sastra sangat mungkin
untuk menimbul ide baru pada pembaca karya tersebut.
Tahap-tahap tersebut merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam mencapai suatu
tingkat apresiasi yang sebenarnya. Tingkat pemahaman, tingkat penghayatan, dan tingkat
implikasi merupakan tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses apresiasi terhadap karya
sastra.

Tingkat penikmatan merupakan tingkat pertama bagi seseorang yang hanya baru
mengenal suatu karya sastra. Tingkat pemahaman ini berada pada tahap menonton, atau merasa
senang saat mengenal suatu karya sastra. Pada tahap ini tidak dituntut seseorang untuk dapat
terus memberikan penilaian, karena sudah barang tentu ia tidak dapat menilainya. Hal ini yang
menyebabkan timbulnya salah penafsiran terhadap suatu karya sastra apabila diminta
penilaiannya.

Anda mungkin juga menyukai