Anda di halaman 1dari 6

Tugas Biologi Sel

Nama : Nazwa Auia Rahmat

Nim : 22546005

KLASIFIKASI SAMBUNGAN SEL (CELL JUNCTIONS)

Sambungan sel (cell junction) merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya
dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell
junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam
epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring junctions
(melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler), dan communicating junctions
(memerantarai jalan lintasan sinyal-sinyal kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya)

Klasifikasi fungsional cell junctions:

1. Occluding junctions

Sambungan ketat (tight junctions) (hanya vertebrata)

Septate junctions (invertebrata)

2. Anchoring junctions

Situs-situs pelekatan filamen aktin

a. Cell-cell junctions (adherens junctions)

b. Cell-matrix junctions (focal adhesions)

Situs-situs pelekatan intermediate filament

a. Cell-cell junctions (desmosom)

b. Cell-matrix junctions (hemidesmosom)

3. Communicating junctions

Sambungan celah (gap junctions)

Chemical synapses

Plasmodesmata (hanya tumbuhan)


1. Occluding junctions

Fungsi occluding junctions adalah menghubungkan sel epitel yang satu dengan sel epitel yang lain, membagi sel atas 2
domain yaitu domain apikal dan basolateral, mencegah protein membran di domain apikal bergerak ke domain basolateral, dan
menyegel ruang antar 2 sel serta mencegah lalu lintas molekul di ruang antar sel.

Tight junctions merupakan ikatan antar sel yang terdapat pada sel-sel epitel yang terletak di bagian permukaan
jaringan. Sel-sel epitel berfungsi untuk membawa keluar sekaligus sebagai pembatas dan mediator untuk bahan-bahan yang
selektif, daerah cairan ekstraseluler pada bagian atas dan bagian dalam membran yang harus terpisah. Junction ketat akan
berada antara sel-sel epitel yang berdekatan dan biasanya terletak di bawah permukaan atas dan membantu keseimbangan
sekaligus mengatur polaritas sel. Daerah khusus pada membran plasma yang seringkali dibatasi dengan adanya rongga seperti
usus, lumen perut, pembuluh darah, dan saluran empedu pada hati. Ikatan antar sel-sel syaraf pada sel-sel metabolis di hati
memiliki banyak ikatan tight junction .

Hasil pengamatan menunjukkan keberadaan protein dengan diameter 3-4 nm yang nampak dari pecahan beku
mikrograf dari junction ketat. Dua jenis protein penyusun yang ditemui dalam junction ketat adalah occludin dan claudin , dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa occludin merupakan protein esensial yang hanya terdapat pada junction ketatmerupakan
occluding junctions yang penting dalam mempertahankan perbedaan konsentrasi molekul-molekul hidrofilik kecil di seberang
lembaran- lembaran sel epitel. Protein transmembran utama pada tight junctions adalah claudin yang penting untuk
pembentukan tight junctions dan fungsinya berbeda dalam tight junctions yang berbeda. Protein transmembran utama yang
kedua pada tight junctions adalah occludin, fungsinya tidak jelas. Claudin dan occludin berikatan dengan protein membran
periferal intraseluler yang disebut protein ZO. Claudin, occludin, dan protein ZO ditemukan dapat berikatan dengan tight
junctions.

Septate junctions adalah persimpangan antar sel yang ditemukan dalam sel epitel invertebrata, muncul sebagai
struktur seperti tangga di bawah mikroskop elektron . Mereka dianggap memberikan kekuatan struktural dan penghalang
untuk difusi zat terlarut melalui ruang antar sel. Mereka dianggap agak analog dengan persimpangan ketat (vertebrata) ;
namun, persimpangan ketat dan septate berbeda dalam banyak hal. Homolog serangga yang diketahui dari komponen
persimpangan ketat adalah komponen dari jalur pensinyalan yang terkonservasi yang terlokalisasi ke persimpangan adherens ,
kompleks subapikal, atau zona marginal . [1]Studi terbaru menunjukkan bahwa persimpangan septate juga diidentifikasi
dalam serabut saraf myelinated dari vertebrata merupakan occluding junctions yang utama pada invertebrata. Morfologinya
berbeda dengan tight junctions. Protein yang disebut Discs-large, yang dibutuhkan untuk pembentukan septate junctions pada
Drosophila, secara struktur berhubungan dengan protein ZO yang ditemukan dalam tight junctions vertebrata.

2. Anchoring junctions

Anchoring junctions menghubungkan sitoskeleton suatu sel ke sitoskeleton sel tetangganya atau ke matriks
ekstraseluler. Anchoring junctions tersebar luas dalam jaringan-jaringan hewan dan paling melimpah dalam sel- sel jantung,
otot, dan epidermis. Fungsi anchoring junctions adalah menghubungkan sel dengan sel, menghubungkan sitoskeleton 2 sel yang
berdampingan, menyatukan sel dalam satu kesatuan kokoh, dan. menghubungkan sel dengan matriks ekstraseluler. Protein
penyusun anchoring junctions adalah intracellular anchor proteins dan transmembrane adhesion proteins.

Anchoring junctions terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda secara fungsional yaitu adherens junctions dan desmosom
(memegang sel bersama-sama dan dibentuk oleh transmembrane adhesion proteins yang termasuk dalam famili cadherin),
focal adhesions dan hemidesmosom (mengikat sel-sel pada matriks ekstraseluler dan dibentuk oleh transmembrane adhesion
proteins pada famili integrin).

Persimpangan Adherens adalah struktur kuno yang ada di seluruh eukariota dan bahkan dalam struktur terkait dalam
organisme bersel tunggal seperti ragi, dan dengan demikian, persimpangan Adherens memiliki fungsi penting dalam
mengoordinasikan polaritas sel , dinamika sitoskeletal, penyortiran sel, dan diferensiasi. Selain mengatur organisasi dalam
epitel, sambungan adhesi juga penting dalam mentransmisikan informasi dari lingkungan ke bagian dalam sel. Pada inti dari
persimpangan patuh adalah cadherin glikoprotein transmembran yang bergantung kalsium, dan cadherin epitel utamaadalah E-
cadherin, anggota keluarga cadherin yang paling berkarakteristik dan cadherin primer yang diekspresikan dalam epitel
pernapasan. Domain ekstraseluler E-cadherin, seperti cadherin klasik lainnya, terdiri dari lima pengulangan cadherin pengikat
kalsium yang berpartisipasi dalam interaksi homotipik dengan sel tetangga. Ada domain transmembran single-pass dan domain
sitosolik cadherin dihubungkan ke struktur sitoskeletal melalui katenin . Aktivitas perekat cadherin diatur dalam beberapa
cara termasuk tingkat ekspresi gen cadherin, yang berkorelasi dengan kekuatan adhesi, dan jenis cadherin yang diekspresikan,
yang memengaruhi spesifisitas interaksi sel dan berperan dalam pola embrio .dan penentuan nasib sel. Mekanisme
posttranskripsi yang mengatur adhesi cadherin meliputi modulasi pengelompokan cadherin pada permukaan sel dan perubahan
interaksi cadherin dengan katenin. Proteolisis domain cadherin sekarang diakui sebagai sarana penting modifikasi cadherin
posttranslational dengan domain ekstraseluler yang dibelah oleh metalloproteinases , domain transmembran yang ditargetkan
oleh -sekretase , dan domain intraseluler terdegradasi oleh caspases . Cadherin adalah mediator kunci morfogenesisγ,
integritas lembaran epitel, kontrol pertumbuhan, dan pemeliharaan fenotipe yang terdiferensiasi secara terminal. Ekspresi
diferensial dari kelas cadherin yang berbeda kemungkinan penting dalam pemilahan sel dan pola embrio dalam perkembangan
dan cadherin spesifik dapat dikaitkan dengan penentuan nasib sel. Sebagai contoh, E-cadherin adalah cadherin primer yang
diekspresikan dalam epitel paru-paru , sedangkan N-cadherin diekspresikan pada sambungan sel-sel dalam sel mesotelial pleura

Domain E-cadherin sitoplasma mengikat protein β anggota keluarga armadillo-katenin, dan pengikatan ini menginduksi
struktur tersier yang pada gilirannya mengikat α-katenin, yang membentuk nukleasi perakitan kompleks multimerik yang
menghubungkan kompleks E-cadherin/β-katenin dengan sitoskeleton aktin . Proses ini menstabilkan persimpangan antar sel
dan memungkinkan koordinasi dinamika sitoskeletal dengan perubahan adhesi sel-sel. Interaksi protein ini diatur oleh
peristiwa fosforilasi dari ekor sitoplasma E-cadherin (meningkatkan interaksi) dan β-catenin (mengurangi interaksi) dan
dengan merekrut berbagai protein terkait persimpangan Adherens potensial lainnya. Oleh karena itu, kerumitan ini
memungkinkan untuk banyak tingkat regulasi adhesi sel berbasis persimpangan patuh. Selain peran strukturalnya dalam
sambungan adherens, β-catenin juga berfungsi sebagai faktor pensinyalan yang tidak bergantung pada cadherin. Bersamaan
dengan aktivasi jalur pensinyalan Wnt , sitoplasma bebas β-catenin mentranslokasi ke nukleus dan berikatan dengan faktor
transkripsi jalur faktor pengikat faktor-1 / sel T (LEF-TCF) penambah limfosit untuk mengatur ekspresi target hilir gen
yang terkait dengan migrasi dan proliferasi sel termasuk matrilysin (MMP-7), cyclin D1 -catenin dalam pensinyalan sel berada
di luar fokus diskusi tentang adhesi sel ini, tetapi penelitian terbaru menunjukkan peran β-catenin dalam diferensiasi
terminal epitel alveolar .

Persimpangan Adherens pada permukaan sel berasosiasi dengan beberapa jenis sambungan antar sel dan reseptor
membran lainnya . Studi ultrastruktural dari lembaran epitel mengungkapkan membran yang berdekatan di lokasi kontak sel-
sel di mana sambungan perlekatan berganti dengan desmosom , dan pembentukan sambungan perlekatan telah terbukti
diperlukan untuk pembentukan sambungan desmosom dan ketat. Cadherin spesifik persambungan Adheren juga berasosiasi
dengan reseptor permukaan sel lain yang berpartisipasi dalam pensinyalan seperti koneksin , Notch, reseptor tirosin kinase, dan
fosfatase, menunjukkan bahwa persambungan perlekatan dapat diatur oleh isyarat ekstraseluler.
Desmosom merupakan bentuk junction yang berfungsi untuk memasang sel bersatu pada lembaran epitel yang kuat.
Desmosom terdiri dari dua jenis protein khusus yang disebut protein cadherin , yang terdiri dari desmoglein dan desmocolin .
Sel-sel epitel dan banyak tipe sel yang lain, termasuk sel otot halus, terikat bersama-sama oleh desmosom sebagai penutup
dan terkadang terhubung sebagai spot desmosom. Sedangkan hemidesmosom banyak ditemukan pada bagian bawah permukaan
sel-sel epitel, mengikat jaringan epitel seperti halnya paku mengikat karpet pada dasarnya.

Keberadaan ikatan antar sel untuk terjadinya komunikasi antar sel juga membutuhkan harmonisasi kerja dengan bagian
lain dari sel. Membran plasma, filamen intermediat merupakan bagian yang saling terhubung dengan suatu molekul protein
sehingga membentuk suatu junction yang spesifik yang disebut desmosom dan hemidesmosom yang memfasilitasi ikatan
antar sel dengan sel dan sel dengan matrik ekstraseluler, khususnya, seperti terdapat pada sebagian dari jaringan epitel.

Pada kondisi tersebut filamen intermediat pada satu sel secara tidak langsung akan terhubung dengan filamen
intermediat pada sel tetangga dan juga pada matriks ekstraseluler. Adanya keteraturan yang ketat dari interaksi dan
komunikasi antar sel tersebut yang menjaga stabilitas dari suatu jaringan.

Desmosom dan hemidesmosom juga memberikan kekuatan pada lapisan sel-sel epitelium sekaligus mengatur lapisan sel
epitel secara keseluruhan. Keberadaan junction tersebut penting dalam mengatur keberadaan sel-sel epitel pada kulit.
Hilangnya junction tersebut karena adanya mutasi akan menjadikan rusaknya matrix dasar sehingga mengakibatkan cairan
ekstraseluler terakumulasi dalam permukaan basolateral sehingga timbul gelembung air pada permukaan
kulit.menghubungkan intermediate filaments dari sel ke sel. Desmosom biasanya ada di epitel (misalnya kulit). Desmosom
juga ditemukan dalam jaringan otot dimana mereka mengikat sel-sel otot ke sel yang lainnya. Protein pelekatan sel pada
desmosom, desmoglein dan desmokolin, merupakan anggota famili cadherin pada molekul-molekul pelekatan sel yang
merupakan protein transmembran yang menjembatani ruang antara sel-sel epitel yang berdekatan dengan cara pengikatan
homofilik pada domain ekstraseluler ke cadherin desmosom lainnya pada sel yang berdekatan. Kedua protein tersebut memiliki
5 domain ekstraseluler dan memiliki domain pengikatan kalsium.

Penyakit-penyakit blistering (melepuh) seperti Pemphigus vulgaris dapat berkenaan dengan cacat genetik dalam protein
desmosom atau berkenaan dengan respon autoimun.

3. Communicating junction

Jika tight junction ‘memutuskan’ hubungan antarsel, sebaliknya gap junction-lah yang bertugas menghubungkan
silaturahmi antarsitoplasma sel-sel yang berbatasan. Penghubung antarsel dengan fungsi yang sama dengan gap junction dapat
juga ditemukan pada tumbuhan, meskipun dalam bentuk yang sangat berbeda. Struktur tersebut disebut
plasmodesmata.merupakan celah sempit di antara membran 2 sel atau dinding sel (sekitar 2-4 nm) yang dihubungkan oleh
channel protein. Gap junctions disusun oleh connexon (12 satuan protein), connexon tersusun atas 6 subunit connexin
transmembran. Komunikasi gap junctions juga dapat diregulasi oleh sinyal-sinyal ekstraseluler. Contohnya adalah
neurotransmitter dopamine yang mengurangi komunikasi gap junctions di antara kelas neuron dalam retina sebagai jawaban
atas peningkatan dalam intensitas cahaya.

Fungsi gap junctions adalah membolehkan jalan lintasan ion-ion dan molekul-molekul kecil yang dapat larut dalam
air.Dalam tubuh hewan, gap junction terdapat di hampir semua jaringan termasuk jaringan ikat dan epithelia. Gap junction
disusun oleh protein-protein yang terbagi dalam dua keluarga besar, connexin dan innexin. Keduanya dapat ditemukan pada
vertebrata dengan connexin sebagai protein yang mendominasi. Sedangkan pada invertebrata seperti nyamuk, Drosophila, dan C.
elegans, hanya innexin yang menjadi penyusunnya.

Kanal (channel) yang dibentuk oleh gap junction dapat dilalui oleh ion anorganik dan beberapa molekul kecil yang larut
dalam air. Molekul dan ion-ion tersebut secara bebas dapat berpindah dari satu sel ke sel yang lain, sehingga sel-sel yang
berhubungan tersebut akan memiliki hubungan secara elektronik maupun metabolikGap junction memiliki fungsi yang
bermacam-macam. Pada sel-sel yang dapat tereksitasi seperti sel saraf gap junction berperan sebagai penghubung antarsel
sehingga potensial aksi dapat merambat secara cepat tanpa terjadi delay. Begitu juga dengan sel jantung, gap junction
membantu sel-sel jantung agar berkontraksi secara sikron. Pada bagian yang lain dalam tubuh kita, gap junction juga
berfungsi sebagai alat komunikasi dalam bentuk yang berbeda. Contohnya, perkembangan normal dari folikel ovari tergantung
pada komunikasi melalui gap junction antara oosit dengan sel granulosa yang mengelilinginya. Mutasi pada gen yang
mengkode connexin pada bagian ini dapat menyebabkan kemandulan.

Sebagaimana kanal-kanal lain, kanal gap junction memiliki fase terbuka maupun tertutup. Turunnya pH sel atau
peningkatan konsentrasi ion kalsium (Ca2+) dalam sel secara signifikan akan menyebabkan penutupan kanal gap junction secara
otomatis. Para ilmuwan masih belum menemukan tujuan di balik penutupan kanal gap junction ketika pH sel turun. Akan
tetapi, mereka menemukan bahwa penutupan kanal menjadi sangat penting ion kalsium meningkat. Membran sel yang rusak
biasanya akan mudah ‘bocor’, maksudnya mudah membiarkan ion-ion yang konsentrasi di ekstrasel tinggi (seperti Ca2+ dan Na+)
untuk masuk dan sebaliknya, mudah melepaskan ion-ion penting dari dalam sel. Jika gap junction tidak segera ditutup, sel-sel
yang berbatasan dengan sel rusak tersebut akan ikut terganggu keseimbangan ionnya. Dengan tertutupnya gap junction, sel
yang rusak akan terisolasi dan sel yang sehat akan tetap selamat.

Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran terbuka pada dinding sel tumbuhan melalui mana
benang sitosol terhubung dari sel-sel tetangganya. Sitoplasma lewat melintasi plasmodesmata dan menghubungkan kandungan
hidup sel yang bersebelahan. Ini akan menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian hidup.
Membran plasma sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan zat terlarut yang berukuran kecil dapat
lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi tersebut dinamakan simplas.Dalam keadaan tertentu, molekul protein
khusus dan RNA dapat juga melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak berabad-abad lalu, tetapi
struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah berkembangnya mikroskop elektron. Plasmodesmata tampak seperti
terowongan yang terjadi dari perluasan membran plasma dari sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung
berdiameter lebih kurang 40 nm. hanya junction interseluler dalam tumbuhan. Suatu sel tumbuhan mungkin memiliki antara
103 dan 105 plasmodesmata yang menghubungkannya dengan sel-sel yang berdekatan. Di tumbuhan, plasmodesmata
melakukan banyak fungsi yang sama seperti gap junctions. Plasmodesmata berfungsi menghubungkan sel yang satu dengan sel
lainnya melalui retikulum endoplasma dengan celah yang disebut desmotubul; memberikan suatu rute yang mudah untuk
pergerakan ion-ion, molekul-molekul kecil seperti gula dan asam amino, dan makromolekul seperti RNA antar sel.

Anda mungkin juga menyukai