Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 1 Kriminologi

Soal :

Dalam perkembangannya ilmu tentang kriminologi tidak dapat berdiri


sendiri dan memerlukan ilmu lain salah satunya adalah sosiologi

Diskusikan:

Menurut saudara jelaskan hubungan/keterkaitan antara kriminologi


dengan sosiologi.

Jawaban :

Menurut Merton, konsep anomie didedefinisi sebagai ketidaksesuaian atau timbulnya


diskrepansi/perbedaan antara cultural goals dan institutional means sebagai akibat cara
masyarakat diatur (struktur masyarakat) karena adanya pembagian kelas. Faktor-faktor
kriminogen atas tindak pidana korupsi akibat pengaruh globalisasi menurut teori Anomie
oleh Merton adalah sebagai berikut.
a. Konformitas, merupakan sebuah kondisi warga masyarakat yang menerima tujuan
kebudayaan yang sudah buruk. Contohnya adalah ketika masyarakat mulai menerima
maraknya tindak pidana korupsi karena adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu.
b. Inovasi, merupakan sebuah kondisi dimana individu atau masyarakat menerima
kebudayaan yang digunakan dalam mencapai tujuan meskipun dengan cara yang illegal.
Contohnya adalah ketika masyarakat menganggap tindakan pungutan liar (pungli) sebagai
hal yang lumrah.
c. Ritualisme, merupakan sebuah kondisi dimana masyarakat menolak tujuan kebudayaan
tersebut namun tetap memperhatikan dan mempertahankan cara-cara yang telah
melembaga dalam upaya mencapai tujuan. Contohnya adalah ketika masyarakat
mengetahui korupsi terjadi karena telah menjadi budaya dalam masyarakat.
d. Penarikan Diri, merupakan sebuah kondisi dimana mulai timbulnya rasa tidak peduli
terhadap keadaan yang ada dalam masyarakat hingga akhirnya timbul penolakan.
Contohnya adalah ketika masyarakat merasa tidak peduli atas tindak kejahatan korupsi
yang terjadi.
e. Pemberontakan, merupakan sebuah kondisi dimana masyarakat melakukan penolakan
atas suatu kebudayaan maupun aturan yang menimbulkan dalam perubahan secara
menyeluruh. Contohnya adalah ketika masyarakat melakukan perlawanan dan gerakan
terhadap pemerintah terkait permasahan yang terjadi salah satunya adalah tindak kejahatan
korupsi.

Teori Durkheim tentang Anomie telah diadopsi oleh Merton untuk menjelaskan perilaku
menyimpang di dalam masyarakat. Anomie ini banyak menimbulkan dampak negatif yang
besar, lantaran secara langsung yang dirugikan adalah masyarakat luas, dan secara tidak
langsung juga merugikan diri sendiri, keluarga, dan juga sanak saudara. Tipologi Merton
tentang adaptasi pada Anomie dikenal sebagai Teori Ketegangan. Teori ini menganggap
bahwa kejahatan tercipta apabila individu tidak dapat mencapai tujuan mereka melalui
saluran legal. Dalam kasus yang demikian, individu menjadi frustrasi dan mencoba untuk
mencapai tujuan mereka melalui saluran-saluran yang tidak legal atau menarik diri dari
pergaulan sosial karena kemarahannya. Di dalam setiap masyarakat selalu terdapat
penyebaran yang tidak merata dari sarana dan kesempatan untuk mencapai tujuan budaya
menurut kelas dan kedudukan sosial.
Ketidakmerataan penyebaran sarana atau kesempatan tersebut belumlah cukup untuk
mengantarkan seseorang pada keadaan frustrasi.
Frustrasi akan timbul pada seseorang yang tidak memperoleh sarana atau kesempatan bagi
pencapaian tujuan budaya apabila pada masyarakat yang bersangkutan tercanangkan
kesempatan yang sama bagi semua warga untuk mencapai tujuan budaya. Merton
mengemukakan lima adaptasi yang paling mungkin dilakukan individu untuk mengatasi
kondisi anomie, yaitu:
(1) Conformity (konformitas) adalah suatu keadaan dimana warga masyarakat tetap
menerima tujuan dan sarana-sarana yang terdapat dalam masyarakat karena adanya
tekanan moral.
(2) Innovation (inovasi) yaitu keadaan dimana tujuan dalam masyarakat diakui dan
dipelihara tetapi mengubah sarana-sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
(3) Ritualism (ritualisme) yaitu keadaan dimana warga masyarakat menolak tujuan yang
telah ditetapkan namun sarana-sarana yang telah ditentukan tetap dipilih.
(4) Retreatism (penarikan diri) merupakan keadaan dimana para warga masyarakat menolak
tujuan dan sarana yang telah disediakan.
5) Rebellion (pemberontakan) adalah suatu keadaan dimana tujuan dan sarana yang
terdapat dalam masyarakat ditolak dan berusaha untuk mengganti atau mengubah
seluruhnya.
Dalam konteks korupsi, teori ini dapat diadopsi untuk menjelaskan faktor kriminogen dari
kejahatan korupsi yang dipengaruhi oleh globalisasi.
Berikut adalah 5 contoh faktor kriminogen dari kejahatan korupsi akibat pengaruh globalisasi
dengan mengacu pada Teori Anomie yang diadopsi oleh Robert K. Merton:
- Ketidakseimbangan antara tujuan ekonomi dan sarana yang tersedia.
Globalisasi yang membawa arus investasi dan perdagangan internasional meningkatkan
persaingan dan tuntutan untuk mencapai target ekonomi yang lebih tinggi. Namun, tindakan
korupsi menjadi sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks
teori anomie, korupsi terjadi karena ketidakseimbangan antara tujuan ekonomi yang tinggi
dan sarana yang tersedia yang dianggap tidak mencukupi.
- Munculnya tekanan sosial untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Globalisasi menciptakan tekanan sosial dan budaya yang mempromosikan pencapaian
tujuan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, perkembangan teknologi dan komunikasi
mempermudah akses terhadap informasi mengenai keberhasilan orang lain dalam
mencapai target ekonomi yang lebih tinggi. Tekanan ini dapat memicu perilaku korupsi untuk
mencapai tujuan yang sama.
- Ketidakseimbangan antara norma dan nilai.
Globalisasi membawa budaya baru dan nilai-nilai baru yang terkadang bertentangan dengan
norma dan nilai yang berlaku di suatu negara. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan
antara norma dan nilai, sehingga mendorong tindakan korupsi. Misalnya, dalam beberapa
budaya bisnis yang berbeda, pemberian suap dan gratifikasi dianggap sebagai hal yang
wajar dan dapat diterima.
- Munculnya perbedaan dalam akses terhadap kesempatan ekonomi.
Globalisasi memicu pertumbuhan ekonomi di beberapa negara, tetapi hal ini juga
menciptakan ketidakseimbangan dalam akses terhadap kesempatan ekonomi. Para pejabat
pemerintah dapat memanfaatkan posisi mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi
melalui tindakan korupsi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
- Meningkatnya tekanan untuk memenuhi standar internasional.
Globalisasi membawa standar internasional dalam berbagai bidang, termasuk tata kelola
bisnis dan pengelolaan keuangan publik. Tekanan untuk memenuhi standar ini dapat
menciptakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, sehingga mendorong tindakan
korupsi. Para pejabat pemerintah dapat melakukan tindakan korupsi untuk memenuhi
standar internasional dan mempertahankan citra baik suatu negara.

Teori Durkheim tentang Anomie yang diadopsi oleh Merton untuk menjelaskan perilaku
menyimpang dalam masyarakat. Tipologi Merton tentang adaptasi pada Anomie dikenal
sebagai TEORI KETEGANGAN. Teori ini menganggap bahwa kejahatan tercipta apabila
individu tidak dapat mencapai tujuan mereka melalui saluran legal.

Merton berpendapat bahwa ketidakselarasan yang mencolok dan yang mengakibatkan


frustasi dikalangan warga tertentu dapat menimbulkan keadaan dimana warga yang
bersangkutan tidak lagi mempunyai ikatan yang kuat sesuai tujuan budaya dan cara yang
melembaga dalam kebudayaan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan tersebut. Keadaan
ini dinamakan ANOMIE. Anomi adalah keadaan dimana sebagian warga cenderung
mengatasi masalahnya dengan melakukan bentuk penyesuaian diri yang menyeleweng dari
norma yang berlaku.

Merton mengemukakan 5 cara Adaptasi yang mungkin diambil individu untuk mengatasi
anatomie tersebut yaitu

1. KONFORMITAS

Adalah keadaan dimana individu atau masyarakat menerima tujuan kebudayaan dari
masyarakat dengan cara yang telah melembaga untuk mencapai tujuan

2. INOVASI

adalah keadaan dimana individu atau masyarakat menerima tujuan kebudayaan masyarakat
tetapi dalam hal mencapai tujuan dan tidak mengunakan cara yang telah melembaga tetapi
menggunakan cara lain yang tidak legal.

3. RITUALISME
adalah keadaan dimana individu atau masyarakat menolak tujuan kebudayaan masyarakatnya,
tetapi tetap memperhatikan cara yang telah melembaga dan diterima oleh seluruh masyarakat
untuk mencapai tujuan lain yg berbeda dengan yang telah ditetapkan oleh masyarakat

4. PENARIKAN DIRI

adalah keadaan dimana individu atau masyarakat menolak baik tujuan kebudayaan maupun
cara yang telah tersedia dalam masyarakat.

5. PEMBERONTAKAN

adalah keadaan dimana individu atau masyarakat menolak baik tujuan kebudayaan maupun
cara yang tersedia dalam masyarakat serta bermaksud untuk mengubahnya.

Perlu diingat bahwa faktor faktor itu berpotensi mempengaruhi munculnya kejahatan korups,
tetapi tidak semua individu atau masyarakat yang terpengaruh oleh globalisasi akan terlibat
dalam perilaku korupsi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai