Bab II
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri GinekologiInternasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2010).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum, terjadinya
konsepsi dan pertembuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2012).
8
9
Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel
darah merah. Normalnya dalam darah laki-laki 15.5 g/dl dan pada wanita
14.0 g/dl (Susan M Hinchliff, 1996). Rata-rata konsentrasi hemoglobin
(MCHC = Mean Cell Concentration of Haemoglobin) pada sel darah
merah 32 g/dl. Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-
paru dan dalam peredaran darah untuk dibawah ke jaringan. Ikatan
hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin (Hb0 2). Disamping
oksigen, hemoglobin juga membawa karbondioksida dan dengan
karbonmonoksida membentuk ikatan karbonmonoksihemoglobin (HbCO),
juga berperan dalam keseimbangan pH darah. Sintesis hemoglobin terjadi
selama proses eritropoesis, pematangan sel darah merah akan
mempengaruhi fungsi hemoglobin.
11
c. Trombosit
Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan
diameter2-5 mm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak
megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Pada keadaan normal
jumlah trombosit sekitar 150.000 – 300.000/ mL darah yang mempunyai
masa hidup sekitar 8 hari.
12
d. Fungsi Darah
Secara umum fungsi darah adalah :
a. Transport internal
Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme.
1. Respirasi. Gas oksigen dan karbondioksida dibawa oleh hemoglobin
dalam sel darah merah dan plasma, kemudian terjadi pertukaran gas di
paru-paru.
2. Nutrisi. Nutrien/ zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian dibawa dalam
plasma ke hati dan jaringan-jaringan lain yang digunakan untuk
metabolisme.
3. Sekresi. Hasil metabolisme dibawa plasma ke dunia luar melalui ginjal.
4. Mempertahankan air, elektrolit dan keeimbangan asam basa dan juga
berperan dalam hemoestasis.
5. Regulasi metabolisme, hormone dan enzim atau keduanya mempunyai
efek dalam aktivitas metabolisme sel, dibawa dalam plasma.
6. Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi
dari sel darah putih.
7. Proteksi terhadap cedera dan perdarahan. Proteksi terhadap respon
peradangan local terhadap cedera jaringan. Pencegahan perdarahan
merupakan fungsi dari trombosit karena adanya faktor pembekuan,
fibrinolitik yang ada dalam plasma.
Mempertahankan temperature tubuh. Darah membawa panas dan
bersirkulasi keseluruh tubuh. Hasil metabolisme juga menghasilkan
energi dalam bentuk panas.
oksigen menjadi lebih merah dibandingkan darah pada vena yang kurang
oksigen). Hemoglobin menyusun 95% dari berat sel darah merah. Pada
laki-laki dewasa setiap 100 ml darah mengandung 14-16 gr hemoglobin.
Hemoglobin sangat penting dalam pengangkutan oksigen, Karena
mempunyai kemampuan dalam berikatan dengan oksigen membentuk
oksihemoglobin. Kemampuan ikatan ini dipengaruhi oleh pH darah dan
temperatur. Menurunnya pH (asidosis) akan menurunkan saturasi oksigen
sehingga kemampuan suplay ke jaringan menjadi berkurang. Saturasi
oksigen juga berkurang pada hipotermia. Disamping oksigen, hemoglobin
juga dapat berikatan dengan karbondioksida yang merupakan hasil
metabolisme tubuh diangkut melalui proses difusi dalam kapiler untuk
selanjutnya ditransport ke alveoli. Gas lain yang dapat berikatan adalah
karbon monoksida. Jika hemoglobin banyak berikatan dengan karbon
dioksida dan monoksida maka kemampuan untuk mengikat dengan
oksigen akan berkurang, sehingga mengakibatkan jaringan kekurangan
oksigen atau hipoksia jaringan.
Zat besi merupakan unsur utama hemoglobin. Pada tubuh orang
dewasa kira-kira mengandung sebanyak 50 mg besi per 100 ml darah.
Total kebutuhan zat besi kira-kira antara 2-6 gr, tergantung berat badan
dan kadar Hbnya. Sedangkan hormon-hormon yang penting dalam
pembentukan sel darah merah adalah hormon tiroid, tiroid stimulating
hormon, adrenal kortikal steroid, adrenokortikotropik hormon, dan
eritropoitin. Penurunan hormon adrenal akan mempengaruhi respon
eritropoetik (Tarwoto, 2011).
14
b. Patofisiologi
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah
akan bertambah banyak kira – kira 25% dengan puncak kehamilan 32
minggu, dan diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira –
kira 30%. Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi
transport zat asam. Meskipun terjadi peningkatan eritrosit secara
keseluruhan, penambahan volume plasma darah jauh lebih besar, sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi rendah, hal inilah yang
meyebabkan ibu hamil cenderung menderita anemia. Jumlah leukosit
meningkat sampai dengan 10.000/ml. Tekanan darah arteri cenderung
menurun terutama selama trimester ke II dan kemudian akan naik kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Tekanan vena dalam batas – batas normal
pada ekstremitas atas dan bawah cenderung naik setelah akhir trisemester
pertama. Nadi biasanya naik rata – rata 84/menit.
16
d. Derajat Anemia
Derajat Anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO, yaitu :
1. a. Hb >11 gr% : Tidak anemia/Normal
2. b. Hb 9 – 10 gr% : Anemia Ringan
3. c. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang
4. d. Hb < 7 gr% : Anemia berat
b. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena gangguan sintesis DNA dan ditandai
dengan adanya sel – sel megaloblastik yang khas untuk jenisanemia ini.
Gejala – gejala defisiensi asam folat sama dengan anemia secara umum
ditambah kulit yang kasar (sarwono, 2010).
Tanda dan gejala
1. Anemia yang kadar disertai dengan ikterik
2. Adanya glositis
3. Gangguan neuropati seperti mati rasa, rasa terbakar pada jari
Penatalaksanaan
1. Diet nutrisi dengan tinggi vitamin B12 dan asam folat
2. Pemberian hydroxycobalamin IM 200 mg/hari atau 1000 mg diberikan
setiap minggu selama 7 minggu
3. Berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan
c. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel – sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan
pemeriksaan – pemeriksaan yaitu darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi
sternal, pemeriksaan retikulosit, dan lain – lain (Mochtar, 2012).
19
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi dimana terjadi peningkatan hemolisis dari
eritrosit, sehingga usianya lebih pendek.
Etiologi dan faktor resiko
1. Merupakan 5% dari jenis anemia
2. Herediter
3. Hb normal, membrane eritrosit rusak
4. Kerusakan fisik
Tanda dan gejala
1. Demam, gangguan neurologi, thalasemia
2. Kelemahan, pucat
3. Hepatomegalai, kekuningan
4. Defisiensi folat
Penatalaksanaan
1. Pencegahan faktor resiko
2. Tranfusi darah
3. Caiaran adekuat
4. Pemberian asam folat
5. Pemberian eritropoitin
6. Pemberian kortikosteroid
6. Molahidatidosa
7. Hiperemesis gravidarum
8. Pendarahan antepartum
9. Ketuban pecah dini
b. Bahaya saat persalinan
1. Gangguan his (kekuatan mengejan)
2. Kala I dapat berlangsung lama
3. Dapat terjadi partus lama
4. Kala II berlangsung lama sehingga dapat melemahkan dan
memerlukan tindakan operasi kebidanan
5. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta
6. Perdarahan post partum karena atonia uteri
7. Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri
c. Bahaya saat nifas
1. Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan post partum
2. Memudahkan infeksi puerperium
3. Pengeluaran ASI berkurang
4. Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
5. Nemia kala nifas
6. Mudah terjadi infeksi mamae
2.3 Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil
2.3.1 Usia
Usiamerupakan variabel yang selalu diperhatikan, angka-angka
kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan menunjukkan
hubungan dengan umur (Notoatmojo, 2010). Usia adalah lama hidup
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun,
semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka
akan lebih matang dalam berfikir logis (Nursalam, 2013).
23
Usia ibu yang dianggap penting karena dapat menerima beberapa nilai
seperti pengalaman, perkembangan berfikir, dan kemampuan. Usia
seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Usia reproduksi
yang sehat dan aman adalah usia 20-35 tahun.
Menurut widyastuti, (2011) menyatakan klasifikasi umur reproduksi
menjadi 2 bagian :
a. Resiko rendah : usia 20 – 35 tahun
b. Resiko tinggi : <20 tahun atau > 35 tahun
Usia reproduksi yang sehat dan aman adalah usia 20-35 tahun.
Padakehamilan di usia < 20 tahun secarafisik dan psikis masih kurang,
misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi
selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun berkaitan dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit
yang sering menimpa di usia ini.
Menurut Cunningham, 2006 wanita yang berusia >35 tahun beresiko
lebih tinggi mengalami penyulit obstetric serta morbiditas dan mortalitas
perinatal. Wanita berusia > 35 tahun memperlihatkan peningkatan dalam
masalah hipertensi, diabetes, solusio plasenta, persalinan premature,
lahirmati, dan plasenta previa. (Ariana, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Umi Fikriana (2013) tentang Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kasihan II Bantul diperoleh hasil ibu hamil yang mengalami
anemia pada kelompok usia ibu hamil yang berisiko sebanyak (20%),
sedangkan kelompok usia ibu hamil yang tidak berisiko sebanyak (80%).
Hasil uji statistik diperolehnilai p = 0,900 (p > 0,05), yang artinya tidak
ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
2.3.2 Paritas
24
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu baik
lahir hidup maupun lahirmati.Paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas
tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.
Risiko pada paritas 1 dapat dikurangi atau dicegah dengan asuhan
obstetric lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat
dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana (KB).Paritas dapat
dibedakan menjadi primipara, multipara, grandemultipara (Mochtar,
2012).
1. Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk
pertama kali
2. Multipara
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi beberapa kali
3. Grandemultipara
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 5 kali
atau lebih, hidup atau mati
Menurut Manuaba (2012), banyaknya kehamilan akan
mempengaruhi persediaan Fe dalam tubuh akhirnya menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya. Semakin sering wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak
kehilangan zat besi dan semakin anemis, jika persediaan Fe minimal,
maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe dalam tubuh
dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
Paritas lebih dari 3 dapat meningkatkan frekuensi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan, seperti meningkatkan risiko
terjadinya kematian janin di dalam kandungan dan perdarahan
sebelum dan setelah melahirkan, lebih sering dijumpai pada wanita
hamil yang anemia dan hal ini dapat berakibat fatal, sebab wanita
25
2.3.3 Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah proses perubahan sikap dan tata
laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010). Menurut
Notoatmojo ,( 2010) jenjang pendidikan dasar terbagi menjadi tiga:
26
1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk pengembangan sikap dan
kemampuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk
hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Meliputi SD, SMP/MTS.
2. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan
meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dan lingkungan social, budaya
dan alam sekitar, dan dapat mengembangkan kemampuan lebih
lanjut dalam dunia atau pendidikan tinggi. Meliputi SMU dan
kejuruan serta Madrasah Aliah
3. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah
yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan.
2.3.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah salah satu faktor yang paling utama dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan, karena suatu penghasilan yang
kurang dapat menjadikan masyarakat menjadi enggan untuk
memeriksakan keadaannya, suatu pekerjaan dapat berperan dalam
timbulnya suatu penyakit melalui beberapa faktor.Penelitian mengenai
hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak dikerjakan di
Indonesia terutama pola penyakit kronis. Jenis penyakit apa saja yang
hendak dipelajari hubungnnya dengan suatu penyakit dapat pula
memperhitungkan pengaruh variable umur (Notoatmojo, 2011).
Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan aktifitas ekonomi mencari
penghasilan baik di sektor formal maupun informal, yang dilakukan
secara regular di luar rumah sedangkan ibu tidak bekerja adalah ibu
28
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Internal :
Status Reproduksi
a. Usia Ibu
b. UsiaKehamilan
c. Jarak kehamilan
d. Paritas
e. Riwayat Kelahiran
Status Gizi Anemia pada Ibu Hamil
a. Ukuran LILA Trimester III
Faktor Eksternal
Status Sosio-ekonomi
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Pengetahuan
d. Pendapatan
Perilaku
Pelayanan kesehatan
a. Kunjungan ANC
b. Penyuluhan Kesehatan
c. Suplementasi Tablet Fe
Asupan dan Pola Makan
a. Nutrisi
b. Kandungan Fe dalam
Makanan