Hidroponik sudah bukan kata yang asing untuk masyarakat umum Indonesia, terutama
petani. Teknik bertani menggunakan media air ini bisa jadi menyenangkan untuk
ditekuni, karena tidak membutuhkan banyak 'otot' untuk membuat bedengan dan
menghaluskan lahan tanam di bawah terik matahari seperti pertanian konvensional.
Cara bercocok tanam ini diketahui efektif dilakukan di lahan sempit. Dengan hidroponik
vertikultur, petani dapat memanipulasi hasil panen menjadi berkali-kali lipat. Hidroponik
vertikultur dilakukan dengan menambahkan media tanam bertingkat-tingkat sehingga
lahan yang hanya 100 meter persegi bisa disulap menjadi lahan 500 meter persegi.
Tanaman yang biasanya ditanam dengan metode hidroponik adalah sayu-sayuran
seperti bayam, kangkung, selada, seledri, tomat dll. Karena cara ini tidak membutuhkan
terlalu banyak tenaga, hidroponik tidak hanya bisa dilakukan dalam pertanian skala
besar namun juga bisa dilakukan dalam skala rumah tangga.
Dalam menanam hidroponik tentu ada beberapa faktor penentu keberhasilannya. Salah
satu faktor penting terhadap pertumbuhan tanaman adalah nutrisi. Nutrisi tanaman bisa
diberikan dengan pupuk anorganik yang dijual di pasaran atau bisa juga menggunakan
pupuk organik racikan sendiri.
Sebelum berlanjut ke cara membuat pupuk hidroponik organik, perlu diketahui unsur-
unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan, agar pemberian pupuk juga lebih terarah dan
tidak berlebihan.
Tumbuhan pada umumnya membutuhkan bermacam-macam unsur hara. Berdasarkan
jumlah kebutuhannya, unsur hara ini dibagi menjadi dua kategori: unsur hara makro dan
unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak.
Ada enam jenis unsur hara makro: Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Sulfur (S).
Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
kecil namun sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh tanaman. Berikut beberapa
macam unsur hara mikro: Tembaga (Cu), Boron (B), Besi (Fe), Kobalt (Co), Mangan
(Mn), Molibdenum (Mo), Khlor (Cl), Natrium (Na), Silikon (Si), Nikel (Ni) dan Seng (Zn).
Nutrisi organik untuk hidroponik dapat dibuat sendiri. Cara membuat nutrisi organik
untuk hidroponik ini didapatkan dari seorang dosen ilmu tanah Universitas Soedirman
Purwokerto, Ir. Ismail. Berikut bahan-bahan dan cara pembuatannya.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat nutrisi hidroponik organik:
1. 300 kg kotoran kambing
2. 500 kg jerami
3. 100 kg arang sekam
4. 100 kg dedak/ bekatul
5. 300 gr belerang
6. 17 kg daun lamtoro/ kacang-kacangan
7. 6 kg daun sirsak
8. 2,5 kg gula pasir
9. 1 lt Em4/ mikroorganisme
10. Air bersih secukupnya
Alat-alat yang digunakan:
1. Tong plastik, ember atau terpal sebagai wadah
2. Aerator 45 lt/menit dan selangnya