Anda di halaman 1dari 11

KADAR ASAM URAT PADA INDIVIDU DENGAN OBESITAS

Miftahul Rohmah1Evi Puspita Sari2Ratna Dewi Permatasari3


123
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email: miftahulrohmah1515k@gmail.com2email: eps.imun17@gmail.com3email:
wahib.rifai81@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan Obesitas kini menjadi suatu permasalahan baik itu terjadi di negara maju dan
negara berkembang pada bidang kesehatan serta gizi masyarakat dunia. Obesitas ialah suatu
jenis penyakit multifaktor yang terjadi akibat akumulasi asupan energi lebih besar dibanding
keluaran energi sehingga akhirnya menggangu kesehatan. Pada individu obesitas terjadi
penumpukan adipose yang akhirnya menyebabkan peningkatan produksi asam urat dan
penurunan ekskresi asam urat atau sering disebut dengan hiperurisemia. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui kadar asam urat pada individu dengan obesitas. Metode yang
digunakan adalah metode PICOS untuk mencari dan menganalisa jurnal yang akan
digunakan, menggunakan jurnal nasional maupun internasional yang sesuai dengan topik
kadar Asam urat pada individu dengan obesitas, desain pengamatan literature review dengan
menelaah 5 jurnal, jurnal terbit setelah tahun 2015 dan menggunakan bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia yang diperoleh dari 3 database yaitu Google scholar, PubMed, Science
direct. Hasil dari semua jurnal diperoleh bahwa terjadi peningkatan kadar Asam urat pada
individu obesitas IMT ≥ 25 kg/m2 atau adanya hubungan hiperurisemia dengan obesitas.
Kesimpulan terjadi tingginyakadar asam urat pada obesitas. Ada hubungan obesitas dengan
hiperurisemia. Saran diperlukan pencegahan berat badan yang berlebih (obesitas) dengan
perubahan pola dan perilaku makan serta peningkatan aktivitas fisik, sehingga dapat
dilakukan pencegahan terhadap obesitas yang berdampak pada tingginya kadar asam urat.
Untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat meneliti kadar asam urat pada obesitas dengan
riwayat merokok.

Kata kunci : Asam urat, Hiperurisemia, Obesitas.

URIC ACID LEVELS IN OBESE INDIVIDUALS

ABSTRACT

Introduction Obesity is now a problem both in developed and developing countries in the
field of health and nutrition in the world community. Obesity is a type of multifactorial
disease that occurs due to accumulation of energy intake is greater than energy output so
that it can interfere with health. In obese individuals there is a buildup of adipose which
eventually leads to increased uric acid production and decreased uric acid excretion or often
referred to as hyperuricemia. Objective of this study was to determine the uric acid levels in
obese individuals. Method used is the PICOS method to search and analyze the journals to
be used. Uses national and international journals that are relevant to the researcher's topic
uric acid levels in obese individuals,the design of literature review observations by
examining 5 journal, journal is published after 2015 and uses English and Indonesian
obtained from 3 databases namely Google scholar, PubMed, Science direct. Result the
average have been obtained that an increase in uric acid levels in obese individuals or the
relationship of hyperuricemia with obesity. Conclusion obtained that an increase in uric
acid levels in obesity. There is a relationship of obesity with hyperuricemia. Suggestion it is
necessary to prevent excess body weight (obesity) by changing eating patterns and behavior
and increasing physical activity so that obesity can be prevented which result in high uric
acid levels. For further researchers, it is suggested to study uric acid levels in obese with a
history of smoking.

Keyword : Uric acid, hyperuricemia, obesity.

kesehatan provinsi Jawa Timur tahun


PENDAHULUAN 2015-2016 menyebutkan bahwa terjadi
peningkatan pada tahun 2015 sebanyak
Obesitas kini menjadi suatu permasalahan 192.726 menjadi 315.512 kasus obesitas di
baik itu terjadi di negara maju dan negara tahun 2016 (Dinkes Kabupaten Jombang,
berkembang pada bidang kesehatan serta 2017). Total keseluruhan kasus obesitas di
gizi masyarakat dunia. Dipuncak usia Jombang pada tahun 2014 sebanyak 5.520
dewasa obesitas cenderung meningkat saat penduduk dengan proporsi laki-laki 2.452
bertambahnya usia. Obesitas atau yang penduduk dan perempuan 3.068 penduduk
biasa dikenal dengan kegemukan (Dinkes Kabupaten Jombang, 2017).
merupakan dasar dari berbagai penyakit
jenis penyakit tidak menular, yang mana Dari penelitian Rau, Ongkowijaya dan
hingga sampai kini menjadi perhatian Kawengian tentang Perbandingan kadar
sebagai salah satu permasalahan pada asam urat pada subyek Obesitas dan non
bidang kesehatan. Adapun contoh dalam Obesitas di fakultas kedokteran Universitas
golongan penyakit tidak menular yaitu Sam Ratulangi Manado yang dilakukan
pada bulan Oktober-November tahun
diabetes, hipertensi, kardiovaskular,
2015, diperoleh hasil penelitian rerata
diabetes melitus, asma dan penyakit kadar asam urat pada kelompok obesitas
sendi atau rematik. Obesitas merupakan cenderung tinggi secara bermakna
penyakit multifaktor yang terjadi akibat dibanding kelompok non Obesitas (Rau,
akumulasi asupan energi lebih besar Ongkowijaya dan Kawengian, 2015).
dibanding keluaran energi sehingga dapat
mengganggu kesehatan (Yanita, 2017). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan
pengukuran tingkat obesitas yaitu dengan
Berdasarkan World Health Organization memakai perbandingan sebagai Berat
(WHO) menyebutkan bahwa terjadi kasus badan (kg) dan Tinggi badan (m2).World
peningkatan obesitas diseluruh dunia Health Organization (WHO) 2015,
mencapai tiga kali lipat dari tahun 1975 dikatakan obesitas jika IMT ≥ 25 kg/m2.
hingga 2016 (Ramadhani & Sulistyorini,
2018). Di negara Indonesia setiap tahun Penyebab terjadinya obesitas dapat
angka peristiwa kegemukan terus dikarenakan oleh berbagai faktor seperti
bertambah. Menurut data Riskesdas tahun faktor genetik, faktor lingkungan, aktifitas
2010 angka gemuk nasional sebesar 2,5% fisik, pengaruh hormon serta faktor stress.
terjadi pada usia 13-15 tahun, 1,4% pada Terjadinya faktor risiko pirai pada
usia remaja 16-18 tahun dan mengalami hiperurisemia dikarenakan adanya suatu
peningkatan di tahun 2013. Dari data hubungan antara obesitas dengan kadar
Riskesdas tahun 2013, meningkat sebesar asam urat. Kenaikan kadar asam urat dapat
7,3% pada usia remaja 16-18 tahun terjadi pada obesitas disebabkan karena
(Kemenkes, 2013). Data dari profil adanya gangguan proses reabsorbsi asam

.
urat atau menurunnya ekskresi asam akan dicapai. Metode yang digunakan
melalui ginjal. Asam urat dapat dalam pencarian artikel menggunakan
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya metode PICOS. Pencarian artikel melalui
produksi asam urat, maupun efisiensi database PubMed, Google Scholar, dan
ekskresi pada ginjal (Tomastola. 2015). Science Direct. Penggunaan kata kunci
dalam pencarian artikel melalui database
Hiperurisemia pada individu obesitas,
Google Scholar adalah “Asam Urat” dan
didalam tubuhnya akan terjadi peningkatan
“Obesitas”. Sedangkan pencarian artikel
kadar leptin ketika kadar asam urat dalam
menggunakan database PubMed dan
darah meningkat. Hal tersebut dapat terjadi
Science Direct menggunakan kata kunci
karena pada ginjal mengalami gangguan
“Uric Acid” and “Obesity”.
proses reabsorbsi asam urat. Leptin
adalah suatu asam amino yang Berdasarkan hasil pencarian literature
berfungsi dalam mengatur nafsu makan terkait kadar asam urat pada individu
dan berperan pada perangsangan saraf dengan obesitas melalui database
simpatis, natriuresis, diuresis dan PubMed, Google Scholar, dan Science
Direct peneliti menemukan 16.337 artikel
angiogenesis, meningkatkan sensitifitas
yang sesuai dengan kata kunci yang
insulin yang disekresi oleh jaringan
digunakan. Kemudian dilakukan seleksi
adipose. Tingginya kadar leptin pada artikel 5 tahun terakhir, menggunakan
obesitas dapat mengakibatkan resistensi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
leptin, apabila resistensi leptin terjadi di sebanyak 4.957 artikel. Diseleksi judul dan
ginjal maka akan terjadi gangguan diuresis duplikasi sebanyak 264 artikel, kemudian
berupa retensi urine. Retensi urine inilah diidentifikasi abstrak menjadi 33 artikel
yang akhirnya terjadi gangguan dan artikel akhir yang dilakukan review
pengeluaran asam urat melalui urine, sebanyak 5 artikel berdasarkan kriteria
sehingga kadar asam urat dalam darah
inklusi dan ekslusi sebagai berikut ini :
menjadi tinggi (Tomastola. Djendra dan
Tadjimo, 2015). Kriteria inklusi :
Perlu adanya upaya penanganan agar 1. Problem : Berhubungan dengan topik
obesitas tidak terjadi maka salah satunya penelitian yakni kadar asam urat pada
dengan cara mengurangi faktor resiko individu dengan obesitas
obesitas, seperti menjaga pola makan sehat 2. Intervention : Obesitas (Indeks Massa
dan berolahraga yang cukup. Sehingga Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2)
jumlah energi yang masuk kedalam tubuh 3. Comparation : Tidak ada faktor
seimbang dengan pengeluaran energi yang pembanding
digunakan untuk beraktifitas dalam sehari- 4. Outcome : Adanya hubungan obesitas
hari. Obesitas dapat terjadi karena dengan hyperuricemia
kegemukan yang tidak segera diatasi 5. Study design : Deskriptif, observational
(Suryaputra, 2012). cross sectional, observational case
control
6. Tahun terbit : Terbit mulai tahun 2015
7. Bahasa : Bahasa Indonesia dan bahasa
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Inggris
Penelitian ini merupakan studi litetarure, Kriteria ekslusi :
yaitu dengan menggunakan bantuan
1. Problem : Tidak sesuai dengan topik
literature sekunder dengan menelaah
penelitian yakni kadar asam urat pada
informasi kepustakaan mengenai suatu
penderita diabetes mellitus, tekanan
bidang tertentu, dengan tujuan sebagai
darah, penggunaan Allopurinol, gaya
pendukung penelitian atau penulisan
hidup, pola makan dan kelompok
ilmiah, serta dijadikan sebagai bahan
vegetarian
bacaan yang sesuai dengan tujuan yang

.
2. Intervention : Usia, jenis kelamin, Gambaran kadar asam urat pada penderita
konsumsi alkohol, konsumsi makanan obesitas menggunakan alat
mengandung purin, pasien hipertensi, spektrofotometer
diabetes mellitus Tabel 1. Karakteristik penelitian
3. Comparation : Tidak ada faktor
pembanding Penulis Widarti, Usia 17-25
4. Outcome : Adanya hubungan usia, jenis Zulfian tahun
kelamin, konsumsi alkohol, tekanan Armah
darah, gula darah dengan hyperuricemia
5. Study design : Systematic review, Ranca Deskripti Jenis Laki-laki
literature review ngan f kelami dan
peneliti n perempuan
6. Tahun terbit : Terbit sebelum tahun
an
2015
7. Bahasa : Selain bahasa Indonesia dan Kriteri Bersedia Jumla 30
bahasa Inggris a berpartisi h
Metode yang dilakukan dalam pengukuran pasi pada sampel
obesitas adalah Indeks Massa Tubuh penelitia
n sebagai
(IMT). IMT digunakan untuk tingkat status obyek,
gizi seseorang. Berat badan dalam IMT ≥
kilogram dibagi dengan tinggi badan 25 kg/m2
dalam meter kuadrat (kg/m2) dinyatakan
sebagai IMT. Apabila IMT ≥ 25 kg/m2 Pemba Laki-laki = 12 orang
maka seseorang dinyatakan obesitas gian
(WHO, 2015). kelomp
ok Perempuan = 18 orang
Rumus menentukan IMT :
IMT = Berat Badan (kg) Hubungan Obesitas dengan Kejadian
2
Hiperurisemia di Puskesmas Depok III,
Tinggi Badan (m ) Sleman Yogyakarta
Keterangan : Tabel 2. Karakteristik penelitian
1. BB : Berat badan (kg)
Penulis Eus Usia 30-61
2. TB : Tinggi badan (m2) Santo tahun
Marsianu
s Toda,
HASIL PENELITIAN Listyana
Natalia,
Ari Tri
Terdapat beberapa persamaan dan Astuti
perbedaan dari masing-masing jurnal.
Adapun persamaan dari jurnal-jurnal Ranca Observas Jenis Laki-laki
tersebut yaitu sama-sama meneliti tentang ngan ional kelami dan
kadar asam urat pada obesitas, sedangkan peneliti dengan n perempuan
perbedaannya yaitu ada pada metode an pendekat
sampling yang digunakan, jumlah an case
responden, rentang usia responden, dan control
pembagian pada kelompok.
Kriteri Kadar Jumla 70
Berikut ini karakteristik penelitian yang a asam urat h
digunakan pada literature review ini : pada pria sampel
≥ 7,2
mg/dl
dan
wanita ≥

.
6,0 mg/dl
mg/dl, dan
IMT ≥ wanita ≤
25 kg/m2 6 mg/dl

Pemba Kasus (pasien hiperurisemia) = 35 Pemba Laki-laki = 39 orang


gian gian
Kontrol (pasien tidak Perempuan = 80 orang
kelomp kelomp
hiperurisemia) = 35
ok ok

Hubungan Obesitas dengan Kadar asam Perbedaan kadar Asam urat dengan IMT
urat Darah pada Mahasiswa program studi pada remaja obesitas
Pendidikan dokter fakultas Kedokteran
Tabel 4. Karakteristik penelitian
Universitas Sriwijaya
Tabel 3. Karakteristik penelitian Penulis Annita, Usia 15-18
Sri tahun
Penulis Ezra Usia - Wahyuni
Hans H, Niken
Soputra,
Sadakata Ranca Deskripti Jenis Laki-laki
Sinuling ngan f kelami dan
ga, peneliti n perempuan
Subandra an
te
Kriteri Bersedia Jumla 34
Ranca Observat Jenis Laki-laki a untuk h
ngan ional kelami dan dijadikan sampel
peneliti analitik n perempuan sampel,
an dengan dalam
desain keadaan
cross sehat,
sectional berusia
15-18
Kriteri Obesitas Jumla 119 tahun,
a IMT ≥ h berpuasa
25 sampel 8-12 jam,
kg/m2, bersedia
non menanda
obesitas tangani
< 25 surat
kg/m2, persetuju
kadar an
asam urat
untuk Pemba Siswa obesitas = 17 orang
hiperuris gian
emia pria Siswa non obesitas = 17 orang
kelomp
> 7,2 ok
mg/dl
dan
wanita >
6,0
mg/dl.
Sedangk
an non
hiperuris
emia pria
≤ 7,2

.
Prevalence of hyperuricemia and the memiliki kadar asam urat yang normal dan
relationship between serum Uric acid and sebesar 60% (18 orang) terjadi
obesity : a study on Bangladesh adult peningkatan kadar asam urat.
Tabel 5. Karakteristik penelitian Tabel 7. Hubungan Obesitas dengan
Kejadian Hiperurisemia di Puskesmas
Penulis Ali N, et Usia 18-80 Depok III, Sleman Yogyakarta
al tahun
Obesit Hip Tida p- Keteran
Ranca Observat Jenis Laki-laki as eru k value gan
ngan ional kelami dan rise
peneliti dengan n perempuan Hipe
mia
an pendekat ruris
an cross emia
sectional
Ya 23 Terdapat
ora hubunga
ng n antara
Kriteri Bersedia Jumla 260 obesitas
a untuk h dengan
berpartisi sampel hiperuris
pasi 0,031 emia

Pemba Laki laki = 142


gian Tidak 21
Perempuan = 118 orang
kelomp
ok
Tabel 7 penelitian Toda dkk, 2018 yang
Berdasarkan karakteristik penelitian, meneliti hubungan obesitas dengan
jumlah responden paling sedikit sebanyak kejadian hiperurisemia di Puskesmas
30 responden dan paling banyak sebanyak Depok III Sleman, Yogyakarta
260 responden. Rentang usia antara 15-80 menyatakan perlakuan dua variasi kasus
tahun dengan berjenis kelamin laki-laki pemeriksaan kadar asam urat yaitu kasus
dan perempuan. Study design yang pasien dengan hiperurisemia sebanyak 35
digunakan yaitu secara deskriptif, dan sebanyak 35 sebagai kontrol pasien
observational cross sectional, dan tidak hiperurisemia. Diperoleh hasil
observational case control. pemeriksaan kadar asam urat yaitu
Berikut ini hasil dari 5 artikel yang di kejadian obesitas pada kelompok
review : hiperurisemia sebanyak 23 orang (62,2%)
dan kejadian obesitas pada kelompok tidak
Tabel 6. Gambaran kadar asam urat pada
hiperurisemia sebanyak 21 orang (63,6%).
penderita obesitas menggunakan alat
spektrofotometer Hasil analisis chi square didapatkan p
value 0,031 (p <0,05) terdapat hubungan
Hasil Presentase hasil antara obesitas dengan hiperurisemia.

Normal 40%

Meningkat 60%

Tabel 6 artikel penelitian oleh Widarti &


Zulfian, 2018 yang meneliti gambaran
kadar asam urat pada penderita obesitas
menggunakan alat Spektrofotometer.
Diperoleh hasil sebesar 40% (12 orang)

.
Tabel 8. Hubungan Obesitas dengan Kadar obesitas
asam urat Darah pada Mahasiswa program
studi Pendidikan dokter fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya

Var Hipe Non p- Keteranga Tabel 9 artikel Annita dkk, 2019 yang
iab ruris value n meneliti perbedaan kadar Asam urat darah
Hipe
el emia dengan IMT pada remaja obesitas.
ruris
emia Diperoleh hasil kadar asam urat pada
remaja obesitas sebanyak 15 orang
Obe 39,3 Terdapat (88,2%) sedangkan remaja non obesitas
sita % hubungan sebanyak 5 orang (29,4%). Hasil uji T
s yang dependen diperoleh nilai p=0,000(p<0,05),
terkait dimana remaja obesitas ada perbedaan
antara
obesitas
kadar asam urat secara signifikan dengan
0,022 dengan remaja non obesitas.
asam urat Tabel 10. Prevalence of hyperuricemia and
the relationship between serum Uric acid and
Non 16,5 obesity : a study on Bangladesh adult
obe %
sita Kategori Hasil p- Keterangan
s BMI value

Tabel 8 penelitian yang dilakukan Soputra


dkk, 2018 yang meneliti hubungan obesitas Underwe 17,4 Terdapat
dengan kadar asam urat darah pada ight % hubungan
mahasiswa program studi pendidikan secara
dokter fakultas kedokteran Universitas signifikan
Sriwijaya. Diperoleh kadar asam urat positifantara
Normal 22,2 kadar asam
mahasiswa obesitas dengan presentase
% urat dan
39,3% dan mahasiswa non obesitas sebesar
16,5%. Hasil uji chi-square didapatkan obesitas
0,01
p=0,022 menyatakan bahwa terdapat Overwei 28,6
hubungan yang terkait antara obesitas ght %
dengan asam urat.
Tabel 9. Perbedaan kadar Asam urat
dengan IMT pada remaja obesitas Obesitas 31,8
%
Kada Obesi Non p- Keteran
r tas value gan Tabel 10 penelitian Ali et al, 2018 yang
Obesi
asam meneliti prevalensi hiperurisemia dan
tas
urat
hubungan antara asam urat dan obesitas :
studi pada remaja Bangladesh. Diperoleh
Norm 5 Remaja
al orang obesitas hasil prevalensi hiperurisemia sesuai
(29,4 ada kategori IMT didapatkan sebanyak 17,4%
%) perbedaa underweight, 22,2% normal, 28,6%
n kadar overweight, dan 31,8% obesitas. Hasil uji
Hiper 15 asamurat T independen (p < 0.01). Terdapat
urise orang 0,000 secara hubungan secara signifikan positif antara
mia (88,2 signifika kadar asam urat dan obesitas.
%) ndengan
remaja
non

.
PEMBAHASAN dapat menyebabkan munculnya
hiperurisemia serta memberikan beban
Hasil penelitian dari seluruh artikel yaitu yang lebih berat untuk menopang sendi
tentang kadar Asam urat pada individu tubuhnya, sehingga seorang obesitas
obesitas, menunjukkan bahwa terjadi memiliki risiko 2,7 mengalami
peningkatan kadar asam urat pada individu hiperurisemia lebih besar daripada seorang
obesitas IMT ≥ 25 kg/m2 atau adanya dengan IMT ≤ 25 kg/m2 sebab leptin yang
hubungan hiperurisemia dengan obesitas. memiliki fungsi meregulasi kandungan
asam urat dalam darah.
Hiperurisemia pada obesitas pembuangan
asam urat melalui urine akan terhambat, Hiperursemia dapat terjadi apabila jumlah
hal ini terjadi karena obesitas dapat produksi asam urat didalam tubuh
menyebabkan timbunan lemak dalam seseorang itu tinggi dan ekskresi asam urat
tubuh meningkat. Simpanan lemak dalam melalui ginjal dalam bentuk urine
tubuh akhirnya meningkat. Pembuangan menurun. Hiperurisemia yang
asam urat melalui urine akan terhambat berkepanjangan dapat menyebabkan gout
karena lemak akan dibakar menjadi kalori atau pirai yang disebabkan oleh
dan akan meningkatkan keton darah undersekresi Kristal Monosodium Urat
(ketosis). Pada tubuh seseorang sebenarnya (MSU) yang mana nantinya bisa memicu
telah memiliki asam urat dalam bentuk terjadinya pembentukan kristal berbentuk
normal. Terjadinya hiperurisemia apabila jarum biasanya pada bagian sendi (jari kaki
jumlah produksi asam urat didalam tubuh dan tangan). Pada sendi tersebut akan
seseorang itu berlebih dan ekskresi asam terasa panas dan nyeri, bengkak, kaku
urat melalui ginjal dalam bentuk urine serta kemerahan sehingga penderita tidak
menurun. dapat beraktivitas seperti biasanya (Yekti,
2016).
Dari berbagai macam studi
mengelompokkan bahwa obesitas dan Penulis berpendapat bahwa terdapat
hiperurisemia mempunyai hubungan yang hubungan antara asam urat dengan
terikat. Sesuai penelitian yang telah obesitas. Oleh sebab itu, obesitas
dikerjakan oleh Purwaningsih pada tahun mempunyai pengaruh yang signifikan
2010 dimana menyatakan bahwa risiko terhadap kandungan asam urat. Adanya
hiperurisemia tertinggi pada postur tubuh keterkaitan antara obesitas dan asam urat
obesitas daripada postur tubuh non maka perlu untuk selalu menjaga berat
obesitas. Artinya bahwa obesitas badan dan menghindari terjadinya obesitas.
mempunyai risiko lebih banyak mengalami Menjaga pola makan utamakan makanan
hiperurisemia. yang bergizi, serta aktif bergerak dan rutin
berolahraga sehingga adanyaenergi yang
Selain itu adanya hubungan antara
masuk seimbang dengan energi yang
hiperurisemia dengan obesitas, dimana
dikeluarkan. Dengan begitu obesitas pun
terganggunya proses reabsorbsi asam urat
tidak terjadi dan asam urat dapat dihindari.
di ginjal pada individu obesitas yaitu
terjadi peningkatan kadar leptin dalam Faktor lain yang bisa mempengaruhi
tubuh, hal tersebut seiring terjadi dengan peningkatan kadar asam urat yaitu seperti
meningkatnya kadar asam urat dalam faktor genetik, asupan makanan, umur dan
darah. Oleh sebab itulah pada orang jenis kelamin. Tingkat asupan purin
dengan obesitas terjadi resistensi terhadap menjadi faktor utama dalam tingginya
leptin yang mengakibatkan tingginya nafsu kadar asam urat dimana individu tidak
makan serta seringnya merasa lapar membatasai dalam pola konsumsi bahan
(Priandari, 2018). Gambaran hasil pokok makanan yang didalamnya
penelitian yang sudah dilakukan oleh terkandung tinggi purin. Misalnya
Purwaningsih 2010 menyatakan bahwa makanan yang diolah dengan melalui
seorang obesitas atau memiliki IMT ≥ 25 proses penggorengan dan makanan yang
kg/m2 merupakan salah satu faktor yang pokok bahan utamanya terbuat dari usus

.
sapi dan jeroan, sehingga semakin Hiperurisemia bisa menyebabkan banyak
banyaknya zat purin yang dikonsumsi masalah dari sekian banyaknya masalah
dalam sehari-hari maka asam urat menjadi kesehatan terutama pada seorang obesitas.
meningkat atau terjadi hiperurisemia Seiring semakin banyaknya jumlah
(Utami, 2010). Serta penelitian dari individu yang memiliki postur tubuh
Diantari dan Candra pada tahun 2013, obesitas berarti akan semakin banyak pula
Hensen 2007 menyatakan diperoleh hasil individu yang terkena hiperurisemia. Oleh
bahwa asupan purin berhubungan dengan sebab itu maka penting dilakukan untuk
hiperurisemia. mengubah kebiasaan, pola hidup dan pola
makannya dalam menstabilkan kadar asam
Pada jenis kelamin bahwasannya wanita
urat agar tetap berada dalam kadar batas
yang mengalami hiperurisemia lebih besar
normal tidak sampai terjadi nilai asam urat
berisiko daripada hiperurisemia yang
yang abnormal. Sehingga perlu perhatian
dialami pada pria. Hal ini disebabkan disisi
khusus kepada seorang obesitas dengan
lain wanita mempunyai proporsi obesitas
hiperurisemia yang nantinya apabila tidak
yang lebih besar daripada pria (Jonikas et
dilakukan pencegahan dan penanganan
al 2016). Sesuai penelitian yang telah
khusus akan berdampak kepada penyakit
dikerjakan Setyoningsih 2010 yang
serius seperti penyakit kencing manis
mengatakan bahwa ada hubungan terkait
(diabet), jantung, dan penyakit lain yang
antara jenis kelamin dengan hiperurisemia.
mengarah langsung pada organ ginjal.
Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa
kadar asam urat lebih besar dijumpai pada
orang dengan jenis kelamin wanita. Begitu
juga dengan penelitian yang dilakukan SIMPULAN DAN SARAN
Purwaningsih 2010, bahwa hasil
menunjukkan perempuan lebih besar
Simpulan
hadapi hiperurisemia dibanding dengan
pria. Hasil presentase diperoleh sebesar
61,9% wanita dan 38,1% pria. Dapat disimpulkan hasil penelitian seluruh
artikel yang digunakan pada literature
Dalam usia dewasa umumnya kondisi raga
review ini bahwa terjadi peningkatan kadar
seorang tidak rentan terhadap penyakit
asam urat pada obesitas.Ada hubungan
ataupun kondisi patofisiologis tertentu,
obesitas dengan hiperurisemia.
perihal ini pulabisa mempengaruhi. Kadar
asam urat pada wanita hendak bertambah
dikala merambah umur menopause. Riset
Saran
yang telah dilakukan oleh Purwaningsih
pada tahun 2010 bahwa kejadian
hiperurisemia bertambah pada pria dewasa 1. Bagi Masyarakat
berumur ≥ 30 tahun serta pada wanita
setelah masa menopause ataupun berumur Adapun saran yang diperlukan antara lain
≥ 50 tahun, sebab pada umur ini wanita diperlukan pencegahan berat badan yang
mengalami gangguan produksi hormon berlebih (obesitas) dengan perubahan pola
esterogen. dan perilaku makan serta peningkatan
Namun pada saat sekarang ini asam urat aktivitas fisik, sehingga dapat dilakukan
tidak terkecuali menyerang pada orang pencegahan terhadap obesitas yang
dengan usia dewasa saja. Kadar asam urat berdampak pada tingginya kadar asam
bisa jadi meningkat secara signifikan urat.
kepada siapa saja yang mengalami
obesitas.Sebab pada era zaman sekarang
para remaja lebih menyukai makanan cepat
saji yang memiliki kandungan tinggi lemak
(Agus, 2009).

.
2. Bagi peneliti selanjutnya Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Untuk peneliti selanjutnya disarankan
dapat meneliti kadar asam urat terhadap
Purwaningsih, T. 2010. ‘Faktor-faktor
obesitas dengan memiliki riwayat
resiko hiperurisemia’ (Studi kasus di
merokok.
Rumah Sakit Umum Kardinah Kota
Tegal).

KEPUSTAKAAN
Rau, Ongkowijaya dan Kawengian.
2015. ‘Perbandingan kadar
Agus, A. 2009. ‘Asam urat’.
Asam urat pada subyek obes dan
non obes di fakultas
Kedokteran Universitas Sam
Diantari, E, Kusumastuti AC. 2013.
Ratulangi Manado’. Jumal e
‘Pengaruh asupan purin dan cairan
clinic (eCI). 3(2): 663-668.
terhadap kadar Asam urat wanita
usia 50-60 tahun di kecamatan
Gajah Mungkur Semarang’. Journal
Ramadhani, and Sulistyorini, Y. 2018.
of Nutrition College, 2(1): 12-18.
‘The relationship between obesity
and hypertension in East Java
province in year 2015-2016’.
Dinkes Kabupaten Jombang. 2017. ‘Profil
Jurnal Berkala Epidemiologi, 6
Kesehatan Kabupaten Jombang
(1):35-42.
Tahun2017’. Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang, 82–88.
Setyoningsih, R. 2009. ‘Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
Hensen Tjokorda, R,P. 2007. ‘Hubungan
hiperurisemia pada pasien
konsumsi purin dengan
dr.Kariadi Semarang’. Skripsi:
hiperurisemia pada suku Bali di
fakultas Kedokteran UNDIP
daerah pariwisata Pedesaan’. Jurnal
Semarang.
penyakit dalam 8 (1):37-43.

Suryaputra, K dan Nadhiroh, S,R. 2012.


Jonikas, et al. 2016.‘Association between
‘Perbedaan pola makan dan
gender and obesity among adults
Aktifitas fisik antara remaja
with mental Ilnesses in a
obesitas dengan non obesitas’.
Community health screening
Makara kesehatan16(1), 45-50.
study’. Community ment health J,
52, 406-415.
Tomastola, Y,A. dkk, 2015. ‘Hubungan
konsumsi makanan ekstrim dengan
Kementerian Kesehatan RI, 2013. ‘Riset
Kejadian hipertensi di wilayah
kesehatan dasar tahun 2013’.
Puskesmas Rurukan Kecamatan
Jakarta: Balai penelitian dan
Tomohon Timur kota Tomohon’.
Pengembangan kesehatan
Kemenkes RI.
Tomastola, Djendra dan Tadjimo. 2015.
‘Asupan gizi makro dan Obesitas
Priandari, 2018. Hubungan Obesitas
sentral dengan kadar Asam urat
Dengan Kejadian Depresi Dan
darah pada pasien rawat jalan di
Kecemasan Pada Remaja Di Kota

.
Poli endokrinRSUP Prof. DR.
R.D Kandou’.e-jumal.7(5). 383-385.

Utami, Fadilah, 2010. ‘Hidup sehat


tanpa diabet dan asam urat’.
Genius publisher : Yogyakarta.

WHO. 2015. ‘Global Strategy On Diet,


Physical Activity and Health:
Childhood Overweight and Obesity’.
World Health Organization.

Yanita, B. 2017. ‘Perbedaan kejadian


Dislipidemia antara obesitas
generaldengan obesitas sentral
pada laki-laki dewasa di
lingkungan Universitas
Lampung’. Skripsi: fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
Bandar Lampung, 1, 1–52.

Yekti. 2016. ‘Cara Jitu Mengatasi Asam


Urat’.Yogyakarta: Rapha
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai