PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Perbedanan pemikiran antara manusia dan hewan.
2. Sebab manusia berpikir.
3. Tujuan sarana berpikir ilmiah.
4. Munculnya sarana berpikiran ilmiah.
5. Saran berpikir ilmiah.
C. Tujuan Masalah
1. Memahami perbedaan pemikiran antara manusia dan hewan.
2. Memahami sebeb manusia berpikir.
3. Memahami definisi sarana berpikir ilmiah
4. Memahami peranan sarana berpikir ilmiah
5. Memahami tujuan sarana berpikir ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
SARANA BEPIKIR ILMIAH
A. Pengertian Sarana
B. Pengertian Berpikir
Berpikir dapat disebut sebagai cara mencari ide atau gagasan dengan
menggunakan otak untuk mencari jalan untuk bisa mencapai tujuan
(membuktikan). Menurut Herry (2011) berpikir dapat digolongkan dalam
berbagai macam, yaitu:
C. Pengertian Ilmiah
D. Berpikir Ilmiah
Berpikir merupakan suatu aktivitas pribadi yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk
menemukan pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan
simpulan atau keputusan dari sesuatu yang dikehendaki. Menurut Jujun
(2014) “manusia tergolong ke dalam homo sapiens, yaitu makhluk yang
berpikir”. Hampir tidak ada masalah yang menyangkut dengan aspek
kehidupannya yang terlepas dari jangkauan pikiran.
Berpikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan
dan ide yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan
mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan
generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan
selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan
mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah keseluruhan hal
yang diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta.
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum
tentu ilmu.
Untuk itu, terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science)
dengan pengetahuan (knowledge), yaitu ilmu harus ada obyeknya,
terminologinya, metodologinya, filosofinya, dan teorinya yang khas. Di
samping itu, ilmu juga harus memiliki objek, metode, sistematika, dan mesti
bersifat universal.
Dalam menghadapi bermacam masalah kehidupan di dunia ini,
manusia akan menampilkan berbagai alat untuk mengatasi masalahnya. Alat
dalam hal ini adalah pikiran atau akal yang berfungsi di dalam
pembahasaannya secara filosofis tentang masalah yang dihadapi. Pikiran
atau akal yang digunakan mengatasi masalah ini senantiasa bersifat ilmiah.
Jadi, pikiran itu harus mempunyai kerangka berpikir ilmiah karena tidak
semua berpikir itu bisa diartikan berpikir secara ilmiah.
3. Matematika
1) ∝3=β 1
2) ∝2=γ 1, jumlah sudut sudut dalam ∆ ABC adalah sudut δ
dimana
3) δ=∝1 + β 1+ γ 1 karena β 1=α 3 dan γ 1=∝2 maka
4) δ=∝1 +∝3+∝2
c
ɤ1 b
a ∝1
c
ɤ1
b
a ∝1
c
ɤ1
∝2
b
a ∝1
p
c
ɤ1
∝2
b
a ∝1
60°+60°+60°=180°
90°+90°+90°=270°
Menurut
Luitzen Egbartus Jan Brauwer (1881-1966) berpendapat
“metematika di defisinikan oleh Brouwer sebagai aktifasi secara
bebas namun matematika adalah suatu aktivitas yang ditemukan
dari intunsi pada saat tertentu. Pandangan ini intuisionisme
adalah tidak ada realisme terhadap objek dan tidak ada
bahasayang menghubungi sehingga boleh dikatakan tidak ada
penentu kebenaran matematika di luar aktivitas berpikir.
Proposisi hanya berlaku ketika subjek dapat dibuktikan
kebenarannya, Brouwer mengukapkan bahwa tidak kebenaran
tanpa dilakukan pembuktian.
4) Aliran Rasionalisme
4. Statistik
Peluang merupakan konsep dasar dari teori statiska. Pendeta
Thomas Bayes Th 1763 mengembangkan teori peluang subjektif
berdasarkan kepercayaan seseorang akan terjadinya suatu kejadian.
Teori ini berkembang sebagai pelengkap teori peluang yang bersifat
objektif.
Konsep statiska yang dikaitkan dengaen distribusi variable. Pada
tahun 1757, Thomas Shimson menyimpulkan bahwa terdapat suatu
distribusi berlanjut dari suatu variable dalam suatu frekuensi yang cukup
banyak, lalu di kembangkan oleh Pierre Simon de Laplace (1777-1855).
Dilanjukan oleh Pearson dalam Bukunya The Grammer of Scince yang
mengembangkan oleh Ronald Aymer Fisher mengemukakan tentang
analisis varian, kovarian, distribusi Z dan distribusi T, uji significan dan
teori perkiraan.
a. Statiska dan Cara Berfikir Induktif