Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 3 No. 4 (2018)


ISSN 2302-2043

Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue


dalam Menulis Teks Berita
Ni Wayan Eviyanti Siska Pratiwi
Email: evi19042014@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako Jl.Soekarno
Hatta KM.9 Kampus Bumi Tadulako Telp.(0451) 429743, 422611 Email: untad@.ac.id

ABSTRAK- Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII B SMP
Negeri 1 Torue dalam menulis teks berita? (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas
VIII B SMP Negeri 1 Torue dalam menulis teks berita? Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan
kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue dalam menulis teks berita dan untuk mendeskripsikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue dalam menulis
teks berita. Metode yang diguakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Torue dengan jumlah 118 orang yang terdiri atas 5 kelas, 58 laki-laki
dan 60 perempuan. Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue yang
berjumlah 22 orang, yakni 12 orang perempuan dan 10 orang laki-laki atau 20% dari jumlah populasi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan tes evaluasi. Analisis data dalam
penelitian ini adalah berupa tes yang dianalisis menggunakan metode deskriptif yang diambil dari hasil evaluasi
dan diolah menggunakan statistik sederhana guna mengetahui nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa
dalam menulis berita. Hasil akhir penilaian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue belum
mampu menulis teks berita dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata 42,4.

Kata Kunci : Menulis, Berita

I. PENDAHULUAN mengandung enam hal yang disebut 5W + 1H,


what ‘apa’, who ‘siapa’, when ‘kapan’, where
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang ‘di mana’, why ‘mengapa’, how ‘bagaimana’.
tidak dapat dipisahkan dengan seluruh proses Seorang jurnalis atau wartawan akan mencari
belajar siswa di sekolah. Selama menuntut berita yang berisi informasi tentang apa yang
ilmu di sekolah, siswa sering diajarkan dan terjadi, siapa pelakunya, kapan terjadinya, di
diberi tugas untuk menulis. Karena itu, mana kejadiannya, mengapa terjadi, dan
mereka diharapkan akan mempunyai bagaimana peristiwa itu terjadi. Keenam unsur
wawasan yang lebih luas dan mendalam berita dan pengembangan itulah yang akan
setelah melakukan kegiatan menulis. Menurut ditulis sebagai berita di media masa.
Nurjamal dkk (2014: 69), menulis merupakan Judul skripsi ini penting dikemukakan
sebuah proses kreatif menuangkan gagasan karena, pembelajaran menulis teks berita
dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, yang diajarkan di sekolah-sekolah dalam
misalnya, memberitahu, meyakinkan, dan tingkat SMP sebagai materi yang dituntut
menghibur. Pada kurikulum menengah dalam silabus belum mencapai hasil yang
pertama, siswa telah diperkenalkan dasar- maksimal. Berdasarkan wawancara dengan
dasar dan tahapan menulis berita yang biasa guru mata pelajaran bahasa Indonesia, pada
dimuat di media masa dengan standar umumnya siswa kelas VIII B SMP Negeri 1
kompetensi menulis, yakni mengungkapkan Torue telah mampu menulis teks berita,
informasi dalam bentuk rangkuman, teks namun penulisan isi berita belum sepenuhnya
berita, slogan/poster serta kompetensi dasar sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik,
menulis berita secara singkat, padat, dan yaitu ketentuan untuk memenuhi unsur
jelas. 5W+1H. Dengan demikian, isi berita tidak
Dari uraian tersebut, materi pokok terfokus pada inti berita yang dituliskan.
penelitian ini adalah menulis teks berita. Meskipun demikian, sebagian siswa telah
Dalam jurnalistik, berita yang ditulis umumnya dapat menuangkan informasi yang diperoleh
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

menjadi sebuah berita yang utuh, yakni penting bagi pembaca, di samping keterampilan
memuat tentang apa yang terjadi, siapa menyimak, berbicara, dan membaca, baik
pelakunya, kapan terjadinya, di mana selama mengikuti pendidikan di berbagai
kejadiannya, mengapa terjadi, dan bagaimana jenjang dan jenis sekolah maupun dalam
peristiwa itu terjadi. kehidupan bermasyarakat. Menurut McCrimmon
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian (Saddhono dan Slamet, 2014:150), menulis
dilakukan di SMP Negeri 1 Torue dengan tujuan merupakan kegiatan menggali pikiran dan
untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
B SMP Negeri 1 Torue dalam menulis teks hal yang akan ditulis, menentukan cara
berita melalui latar belakang unsur-unsur menuliskannya sehingga pembaca dapat
berita, yakni 5W + 1H. memahaminya dengan mudah dan jelas.
Namun, dapat juga diartikan bahwa menulis
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan
II. KAJIAN PUSTAKA (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat medianya Suparno dan Yunus
A. Penelitian yang Relevan (Saddhono dan Slamet, 2014: 54).
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang Pada dasarnya, menulis bukan hanya
dilakukan selama ini, diketahui bahwa berupaya melahirkan pikiran atau perasaan
penelitian pengajaran bahasa Indonesia, saja, melainkan juga merupakan pengungkapan
khususnya yang membahas kemampuan siswa ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup
dalam menulis teks berita, sudah pernah diteliti seseorang dalam bahasa tulis. Menulis sebagai
sebelumnya. Hal ini terbukti dengan penelitian salah satu keterampilan berbahasa yang perlu
yang dilakukan oleh Damayanti (2012), yakni dikuasai dengan baik oleh setiap orang,
“Peningkatan Kemampaun siswa VIII A SMP terutama bagi kaum intelektual yang harus
Negeri 6 Palu Menulis Berita Aktual Melalui mampu mengembangkan ilmu pengetahuan,
Metode 5W+1H+SW”. Rumusan masalah dalam teknologi, dan seni demi kemajuan bangsa.
penelitian tersebut, yaitu bagaimanakah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
peningkatan kemampuan siswa VIII A SMP (KBBI) Alwi (2007: 105), pengertian menulis
Negeri 6 Palu Menulis Berita Aktual Melalui adalah melahirkan pikiran atau perasaan,
Metode 5W+1H+SW. Tujuan penelitian tersebut seperti mengarang dan membuat surat dengan
adalah untuk meningkatkan kemampaun siswa tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si
VIII A SMP Negeri 6 Palu Menulis Berita Aktual penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga
Melalui Metode 5W+1H+SW. Hasil dalam maksud hati penulis dapat diketahui oleh
penelitian tersebut, yaitu siswa yang dijadikan banyak orang melalui tulisan. Kemampuan
objek penelitian telah memahami penulisan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke
berita aktual dengan menggunakan metode dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda. Hal ini
5W+1H+SW. Penelitian sebelumnya adalah dipengaruhi oleh latar belakang penulis.
penelitian tindakan kelas (PTK), yakni Dengan demikian, mutu dan kualitas tulisan
mengupayakan agar siswa berhasil menulis setiap penulis berbeda satu sama lain. Namun,
berita aktual melalui metode 5W+1H+SW. satu hal yang penting terkait dengan aktivitas
Sedangkan dalam penelitian ini dibahas menulis, seorang penulis harus memperhatikan
“Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 kemampuan dan kebutuhan pembacanya.
Torue dalam Menulis Teks Berita” dengan Beberapa uraian pengertian menulis tersebut,
tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 proses penyampaian pikiran, gagasan, ide, dan
Torue dalam menulis teks berita. Hal ini perasaan kepada orang lain melalui media tulis.
didasarkan pada penelusuran kepustakaan yang 2. Tujuan Menulis
dilakukan, bahwa penelitian yang membahas Pada dasarnya, tujuan menulis adalah
kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan.
Torue dalam menulis teks berita belum pernah Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan
diteliti sebelumnya. yang beraneka ragam. Tarigan (2008: 26),
membagi tujuan menulis menjadi tujuh bagian,
B. Menulis sebagai berikut:
1. Pengertian Menulis 1. Tujuan penugasan
Menurut Saddhono dan Slamet (2014: 150), Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak
keterampilan menulis merupakan salah satu mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
bentuk keterampilan berbahasa yang sangat
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan 3. Lebih banyak menyerap, mencari, dan
atas kemauan sendiri. menguasai informasi sehubungan dengan topik
2. Tujuan altruistik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan
Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan menulis dapat memperluas wawasan, baik
suatu tulisan. Penulis menulis bertujuan untuk secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta
menyenangkan para pembaca, menghindarkan yang berhungunan dengan topik yang ditulis.
kedukaan para pembaca, ingin mendorong para 4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan
pembaca memahami, menghargai perasaan, secara sistematik serta mengungkapkan secara
dan penalarannya. Ingin membuat hidup para tersurat. Dengan demikian, setiap
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan permasalahan yang semula samar-samar akan
dengan karya seseorang. menjadi lebih jelas.
3. Tujuan persuasif 5. Melalui tulisan, penulis dapat menjadi
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para peninjau dan penilaian gagasan secara objektif.
pembaca akan kebenaran gagasan yang 6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan
diutarakan oleh seorang penulis. manganalisisnya secara tersurat dalam konteks
4. Tujuan informasional, tujuan penerangan yang lebih konkrit.
Tulisan yang bertujuan untuk memberi 7. Dengan menulis, penulis menjadi lebih aktif
informasi atau keterangan kepada para berpikir sehingga dapat menjadi penemu
pembaca. sekaligus pemecah masalah, bukan hanya
5. Tujuan pernyataan diri sekadar penerima informasi yang pasif.
Tulisan yang bertujuan untuk 8. Membiasakan penulis berpikir dan berbahasa
memperkenalkn atau menyatakan diri sesorang secara tertib.
pengarang kepada pembaca. Beberapa manfaat menulis yang dikemukakan
6. Tujuan kreatif di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri
pernyataan diri, tetapi keinginan kreatif di sini dengan aktif berpikir dalam menungkan ide,
melebihi pernyataan diri dan melibatkan gagasan, dan pikiran ke dalam sebuah tulisan.
dirinnya dengan keinginan mencapai norma Selain itu, manfaat menulis juga dapat
artistik atau seni yang ideal. menambah wawasan dan menumbuhkan
7. Tujuan pemecahan masalah kreativitas.
Penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi dengan cara menjelaskan, 4. Pengertian Berita
menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti Berita adalah laporan tentang fakta atau ide
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan- yang bermassa, yang dapat menarik perhatian
gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan pembaca, karena sesuatu yang luar biasa,
diterima oleh pembaca. penting, mencakup sisi human interest seperti
Dari pernyataan tersebut dapat humor, emosi, dan ketegangan. Menurut Putra
disimpulkan bahwa menulis haruslah (2007:33), berita adalah suatu laporan
mempunyai tujuan yang nyata, di mana para mengenai kejadian yang menimbulkan
penulis harus bisa meyakinkan, kehebohan bagi yang mendengar dan
memberitahukan, menghibur, dan mengetahuinya. Sedangkan menurut
mengekspresikan emosi. Suhandang (2010: 103), berita itu tidak lain
adalah laporan atau pemberitahuan tentang
3. Manfaat Menulis segala peristiwa aktual yang menarik perhatian
Manfaat menulis menurut Nurjamal dkk orang banyak. Peristiwa yang melibatkan fakta
(2011: 72), adalah sebagai berikut: dan data yang ada di alam semesta ini, yang
1. Mengetahui potensi diri, kemampuan, dan terjadinya pun aktual dalam arti “baru saja”
pengetahuan penulis tentang topik yang dipilih. atau hangat dibicarakan oleh orang.
Ketika mengembangkan topik itu kita dipaksa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
untuk berpikir, menggali pengetahuan, dan (KBBI) Alwi (2007: 124), berita adalah cerita
pengalaman yang tersimpan dalam diri penulis. atau keterangan mengenai kejadian atau
2. Dengan mengembangakan berbagai peristiwa yang hangat. Berita harus sesuai
gagasan, penulis dituntut untuk bernalar, dengan kenyataan yang ada, tidak dibuat-buat,
menghubung-hubungkan, dan membandingkan dan terbaru. Berita merupakan salah satu cara
fakta-fakta yang tidak pernah dilakukan kalau berkomuikasi melalui peristiwa penting,
kita tidak menulis. terbaru, dan menarik. Berita dapat dijumpai
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

pada media masa dan media cetak seperti pada Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi
koran, majalah, internet, televisi, radio, dan unsur who ‘siapa’, yaitu disertai keterangan
bahkan di mading sekolah. tentang orang-orang yang terlibat dalam
Beberapa uraian mengenai pengertian berita peristiwa.
tersebut, dapat disimpulkan bahwa berita 3. When ‘kapan’
adalah suatu informasi yang dipublikasikan Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi
mengenai kejadian atau peristiwa yang akurat, unsur when ‘kapan’, yaitu menyebutkan
terpercaya, menarik, dan terkini serta dianggap waktu kejadian peristiwa.
penting bagi khalayak ramai. 4. Where ‘di mana’
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi
5. Pengertian Teks unsur where ‘di mana’, yaitu berisi deskripsi
Teks adalah satuan lingual yang dimediakan lengkap tentang tempat kejadian.
secara tulis dengan tata organisasi tertentu 5. Why ‘mengapa’
untuk mengungkapkan makna secara Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi
kontekstual. Istilah teks dan wacana dianggap unsur why ‘mengapa’, yaitu disertai alasan
sama, hanya dibedakan dalam hal bahwa atau latar belakang terjadinya peristiwa.
wacana lebih bersifat abstrak dan merupakan 6. How ‘bagaimana’
realisasi makna dari teks. Menurut Kamus Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Alwi (2007: unsur who ‘bagaimana’, yaitu dapat
90), teks didefinisikan sebagai (1) naskah dijelaskan proses kejadian suatu peristiwa
berupa kata-kata asli dari pengarang. (2) dan akibat yang ditimbulkan.
Kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran.
(3) Bahan tertulis untuk dasar memberikan 7. Teknik Menulis Berita
pelajaran, berpidato, dan menyampaikan suatu Teknik menulis teks berita menurut Harahap
pendapat. (2006: 68), sebagai berikut.
Menurut Sobur (2004: 53), teks merupakan a) Judul
seperangkat tanda yang ditransmisikan dari Judul berita hendaknya dibuat dengan
seorang pengirim kepada seorang penerima kalimat pendek, namun dapat
melalui medium atau kode-kode tertentu. menggambarkan isi berita secara
Selain itu, Eriyanto (2001: 3), mengungkapkan keseluruhan. Pemberian judul menjadi
bahwa teks hampir sama dengan wacana, penentu apakah pembaca akan tertarik
hanya saja teks hanya dapat disampaikan membaca berita yang ditulis atau tidak.
dalam bentuk tulisan saja, sedangkan wacana b) Inti berita
dapat disampaikan dalam bentuk lisan maupun Selain judul, inti berita dapat menjadi
tertulis. penentu seorang pembaca akan
Beberapa uraian mengenai pengertian teks melanjutkan bacaannya atau tidak.
tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks adalah Beberapa buku panduan menulis berita
suatu jenis karangan atau tulisan yang berisi menyebut lebih dari 10 inti yang dapat
paparan kejadian atau pendapat sesuai dengan dipakai dalam sebuah berita. Namun, hal
konteks dan tujuan yang ingin dibahas. yang tidak dapat dilupakan dalam
menulis inti berita adalah unsur 5W+1H
6. Unsur-unsur Berita yang meliputi what ‘apa’, who ‘siapa’,
Untuk lebih memahami tentang berita dan where ‘di mana’, when ‘kapan’, why
teks berita, maka harus memahami pula unsur- ‘mengapa’, dan how ‘bagaimana’.
unsur yang terdapat dalam sebuah berita. c) Tubuh berita
Adapun unsur-unsur berita terdiri atas what Tubuh berita adalah penjelasan lebih
‘apa’, who ‘siapa’, where ‘di mana’, when rinci dari inti berita. Tubuh berita
‘kapan’, why ‘mengapa’, dan how ‘bagaimana’. sebagai pengurai lebih lanjut mengenai
Berikut penjelasan yang lebih terperinci unsur what ‘apa’, who ‘siapa’, where ‘di
mengenai unsur-unsur berita menurut Putra mana’, when ‘kapan’, why ‘mengapa’,
(2009: 53) yakni. dan how ‘bagaimana’. Penguraian ini
1. What ‘apa’ meliputi penjelasan tentang kelengkapan
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi peristiwa atau pendapat narasumber
unsur what ‘apa’, yaitu berisi pernyataan yang diberitakan dan dinilai penting.
yang dapat menjawab pertanyaan apa. Penguraian ditulis alinea demi alinea
2. Who ‘siapa’ dengan memperhatikan hubungan yang
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

logis dan menaati batas maksimal sampling. Teknik simple random sampling
jumlah kata. Tubuh berita biasanya akan adalah pengambilan sampel secara acak
mudah ditulis bila judul dan inti berita sederhana yang mengambil sampel sedemikian
sudah siap. rupa sehingga setiap unit dasar memiliki
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel. Artinya, di dalam penelitian ini tidak
III. METODE PENELITIAN semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Torue
akan diteliti. Peneliti hanya akan mengambil
A. Metode Peneitian sebagian secara acak untuk dijadikan objek
Menurut Sugiyono (2015: 24), metode penelitian. Di bawah ini merupakan langkah-
penelitian pada dasarnya merupakan cara langkah pengambilan sampel secara acak
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan sederhana.
dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan 1. Caranya : Melalui undian (seperti model
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. arisan ibu-ibu), Suryabrata (2008 : 38).
Menurut Sukardi (2016: 157), metode 2. Sampel acak sederhana seperti arisan,
deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan memasukkan nama-
berusaha menggambarkan dan nama kelas populasi sampel (kerangka
menginterpretasi objek sesuai dengan apa sampel), kemudian dikocok, kelas yang
adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya keluar dari kocokan tersebut adalah unit
dilakukan dengan tujuan utama, yaitu sampel (objek yang akan diteliti).
menggambarkan secara sistematis. Berpedoman pada langkah-langkah
Dalam metode deskriptif, peneliti pengambilan sampel tersebut, yang menjadi
mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII B
B SMP Negeri 1 Torue dalam menulis teks SMP Negeri 1 Torue yang berjumlah 22 orang,
berita secara sistematis dan apa adanya. yakni 12 orang perempuan dan 10 orang laki-
laki atau 20% dari jumlah populasi.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Lokasi Penelitian
Menurut Sukardi (2016: 53), populasi adalah Penetapan lokasi penelitian sangat penting
semua anggota kelompok manusia dan secara dalam rangka mempertanggungjawabkan data
terencana menjadi target objek suatu yang diperoleh. Penelitian ini akan dilaksanakan
penelitian. di SMP Negeri 1 Torue. Alasan mengapa peneliti
Adapun yang menjadi populasi penelitian ini memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Torue
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 karena berdasarkan penelusuran kepustakaan
Torue dengan jumlah 118 orang yang terdiri yang peneliti lakukan selama ini, diketahui
atas 5 kelas, 58 laki-laki dan 60 perempuan. bahwa penelitian pengajaran bahasa Indonesia,
b. Sampel khususnya yang membahas kemampuan siswa
Sampel adalah sebagian dari populasi. kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue dalam menulis
Menurut Sukardi (2016: 54), sampel adalah teks berita, belum pernah diteliti sebelumnya.
sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data. Adapun dasar penentuan 3. Waktu Penelitian
jumlah sampel yang harus mewakili populasi Untuk mengefektifkan penulisan skripsi,
dalam penelitian ini berpedoman pada Arikunto sehingga peneliti menetapkan waktu penelitian
(2000: 107), menyatakan bahwa. agar langkah dalam penulisan skripsi ini dapat
Sampel adalah sebagian wakil populasi yang berjalan dengan baik dan terencana. Untuk itu,
hendak diteliti. Selanjutnya penjelasan beliau, waktu yang digunakan oleh peneliti dalam
apabila dalam suatu penelitian karakteristik penelitian kemampuan siswa kelas VIII B SMP
yang ditetapkan sebagai subjek kurang 100, Negeri 1 Torue dalam menulis teks berita akan
ketentuan penelitian harus diambil secara dilaksanakan sekitar tiga bulan, yakni dari
keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan bulan Agustus hingga Oktober.
penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjeknya
besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 4. Subjek Penelitian
10-15% atau 20-25% atau lebih. Setiap penelitian harus memiliki subjek
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian penelitian. Di dalam penelitian ini, subjek
ini menggunakan teknik simple random penelitiannya adalah teks berita yang ditulis
oleh siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Penelitian ini difokuskan pada penulisan teks Torue dalam menulis teka berita adalah jenis
berita sesuai dengan unsur-unsur berita yang data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
meliputi 5W+1H what ‘apa’, who ‘siapa’, where adalah untuk mendeskripsikan data yang
‘di mana’, when ‘kapan’, why ‘mengapa’, dan dilakukan melalui perhitungan, penjumlahan
how ‘bagaimana’ dengan memperhatikan dan pemerolehan hasil yang berupa persentase
pilihan kata, ejaan, dan tanda baca yang tepat. sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Menurut Sukmadinata (2012: 53), penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme
Observasi yang menekankan fenomena-fenomena objektif
Observasi merupakan salah satu teknik yang dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
dilakukan oleh peneliti untuk melihat secara objektivitas desain penelitian kuantitatif
langsung apa yang terjadi pada objek yang dilakukan dengan menggunakan angka-angka
diteliti, yaitu bagaimana proses kegiatan belajar dan pengolahan statistik. Data kuantitatif
mengajar di kelas yang berkaitan dengan diperoleh dari hasil mengerjakan soal latihan
kemampuan siswa dalam menulis teks berita yang diberikan oleh guru kepada siswa yang
yang akan menjadi sasaran penelitian. Menurut bersifat angka-angka.
Ahmadi, (2014: 161) observasi merupakan Data kualitatif adalah data tentang riset yang
salah satu teknik pengumpulan data dalam bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
penelitian apapun, termasuk penelitian analisis. Menurut Ahmadi (2014: 14), data
kualitatif, dan digunakan untuk memperoleh kualitatif menyatakan penekanan pada proses
informasi atau data sebagaimana tujuan dan makna yang tidak diuji atau diukur dengan
penelitian. setepat-tepatnya dalam istilah-istilah kuantitas,
Wawancara jumlah, intensitas, dan frekuensi. Data
Wawancara merupakan teknik pengumpulan kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses
data di mana pewawancara (peneliti atau yang pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII B
diberi tugas melakukan pengumpulan data) SMP Negeri 1 Torue.
dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai. 7. Instrumen Penelitian
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam
informasi secara langsung dari guru. Penulis penelitian. Menurut Sugiyono (2015: 178),
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan secara instrumen penelitian adalah suatu alat yang
lisan yang berhubungan dengan pembelajaran digunakan mengukur fenomena alam maupun
menulis teks berita. Dalam hal ini, peneliti sosial yang diamati. Instrumen penelitian inilah
langsung mewawancarai guru bahasa Indonesia yang akan menjadi tolak ukur kemampuan
mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan siswa menulis teks berita. Penulis
masalah penelitian. Bentuk wawancara yang menggunakan instrumen penelitian berupa tes
dilakukan adalah wawancara bebas, artinya esai, yaitu suatu bentuk tes yang terdiri atas
responden mempunyai kebebasan untuk pertanyaan atau suruhan yang menghendaki
mengutarakan pendapatnya. jawaban berupa uraian-uraian. Dalam hal ini
Evaluasi siswa akan menulis sebuah teks berita sesuai
Evaluasi merupakan langkah yang dilakukan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam berita
peneliti dalam mengumpulkan data. Teknik ini yaitu 5W + 1H dengan memperhatikan pilihan
dilakukan dengan cara pemberian tes evaluasi kata, ejaan, dan tanda baca yang tepat.
kepada siswa dalam bentuk tulisan yang Teknik Analisis Data
dibimbing langsung oleh guru mata pelajaran Metode yang digunakan dalam
bahasa Indonesia. Dalam hal ini, mengevaluasi menganalisis data dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 metode kuantitatif yang diperoleh melalui hasil
Torue dalam menulis teks berita. Tes evalusi evaluasi. Hasil evaluasi diolah dengan cara
yang digunakan adalah tes esai, yaitu suatu menghitung jawaban yang benar. Dalam hal ini,
bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau unsur-unsur berita yang dicantumkan oleh
suruhan yang menghendaki jawaban berupa siswa dalam menulis teks berita dengan
uraian-uraian yang akan menguji kemampuan memperhatikan pilihan kata, ejaan, dan tanda
siswa dalam menulis teks berita. baca yang tepat. Penyusunan data
menggunakan tabel distribusi frekuensi tunggal,
6. Jenis Data yakni distribusi yang tidak menggunakan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

interval di dalam penyusunan tabel distribusi berkakhir. Aspek baik pada komponen nomor 8
frekuensinya. karena guru mampu memberikan jawaban atas
Selanjutnya, skor yang diperoleh setiap siswa pertanyaan dari siswa. Pada proses
diubah menjadi nilai dengan rumus sebagai pembelajaran terdapat beberapa siswa yang
berikut. mengajukan pertanyaan kepada guru dan guru
skor perolehan
Nilai = skor maksimal x 100 dapat memberikan jawaban kepada siswa
tersebut. Aspek baik pada komponen nomor 9
Nilai tersebut kemudian disusun untuk
karena guru terampil mengajukan pertanyakan
menentukan nilai rata-rata (mean) kemampuan
kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa dengan rumus:
∑𝐹.𝑋 siswa mengenai materi yang diajarkan. Aspek
Mean (M) = 𝑁 baik pada komponen nomor 10 karena guru
Keterangan: ∑ = Jumlah perkalian Fx mampu menguasi kelas dengan baik, yakni
F = Frekuensi guru tidak menoton hanya memberi penjelasan
X = Nilai yang diperoleh di depan kelas, tetapi guru dapat menjangkau
N = Jumlah siswa seluruh ruangan kelas untuk memperhatikan
M = Nilai rata-rata seluruh siswanya pada saat proses
Penentuan keberhasilan siswa dalam pembelajaran berlangsung.
penelitian ini menggunakan kriteria penelitian Aspek cukup dengan jumlah komponen 4
menurut Arifin (2013: 127), yang menentukan dengan persentase 40%. Aspek cukup pada
bahwa perolehan nilai angka 70 ke atas komponen nomor 2 karena guru menyiapkan
dinyatakan berhasil, sedangkan perolehan nilai sumber belajar hanya dengan 1 buku dan tidak
69 ke bawah dinyatakan tidak berhasil atau dilengkapi dengan media perlengkapan belajar
gagal. Adapun kriteria angka penilaian seperti LED yang dapat memudahkan proses
ditetapkan sebagai berikut. pembelajaran. Aspek cukup pada komponen
a. Angka 90-100 = baik sekali nomor 3 karena guru kurang memberikan
b. Angka 80-89 = baik motivasi belajar kepada siswa. Pada awal
c. Angka 70-79 = cukup pembelajaran guru kurang memberikan
d. Angka 60-69 = kurang motivasi kepada siswa dan tidak
e. Angka 59 ke bawah =sangat kurang mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran. Aspek cukup
pada komponen nomor 5 karena guru hanya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN lebih menekankan pada penilaian hasil seperti
nilai tugas dan kurang memberikan penilain
A. Hasil Penelitian proses seperti pemberian nilai pada siswa yang
1. Data Observasi Kegiatan Guru aktif bertanya dan menjawab pada saat
Berdasarkan observasi, diperoleh gambaran kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek
tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa cukup pada komponen nomor 7 karena guru
Indonesia. Diketahui bahwa, guru telah kurang menguasai materi pelajaran. Ketika
menguasai dan mampu dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, guru lebih
mengoperasionalkan kemampuannya dalam banyak membaca materi yang terdapat pada
melakukan tugasnya sebagai guru. Hal ini dapat buku. Aspek kurang dengan jumlah komponen
dilihat pada hasil observasi guru dalam 1 dengan persentase 10%. Aspek kurang pada
kegiatan belajar mengajar yakni, aspek baik komponen nomor 7 karena guru tidak
dengan jumlah komponen 5 dengan persentase menyimpulkan materi pelajaran di akhir
50%. Aspek baik pada komponen nomor 1 pembelajaran.
karena berdasarkan observasi, guru mampu Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
mengkondisikan kesiapan belajar siswa dengan kemampuan guru menguasai keterampilan
mengecek kehadiran siswa sebelum pelajaran dasar dalam melaksanakan pembelajaran
dimulai. Selain itu, guru juga memperhatikan dikategorikan baik dan dapat mempengaruhi
kerapian bangku dan meja belajar siswa agar kegiatan proses pembelajaran sekaligus
tercipta proses belajar mengajar yang nyaman. mempengaruhi hasil belajar siswa.
Aspek baik pada komponen nomor 4 karena Hasil Observasi Siswa dalam Proses
guru mampu melaksanakan kegiatan Pembelajaran
pembelajaran sesuai dengan waktu yang Berdasarkan observasi, diperoleh persentasi
direncanakan, yakni guru datang tepat pada hasil observasi siswa dalam proses
jam pelajaran dimulai dan menyelesaikan pembelajaran sebagai berikut: terdapat 3
pembelajaran tepat pada jam pelajaran
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

komponen yang memperoleh kategori baik Negeri 1 Torue belum mampu menulis teks
dengan persentasi 43% dan terdapat 4 berita.
komponen yang memperoleh kategori cukup Selanjutnya, untuk menghitung nilai
dengan persentasi 57%. rata-rata siswa dalam menulis teks berita,
Kategori baik pada komponen nomor 1 peneliti menggunakan rumus yang telah
karena ketika pelajaran akan dimulai, semua ditetapkan.
siswa telah berada di dalam kelas dan telah
mengatur posisi duduk dengan rapi. Kategori Mean (M) =
∑𝐹.𝑋
𝑁
baik pada komponen nomor 4 karena ketika 932,8
= 42,4
guru memberikan latihan soal, siswa dapat 22
mengerjakan secara individu dengan baik.
Kategori baik pada komponen nomor 6 karena Berdasarkan perolehan nilai rata-rata
sama halnya dengan latihan individu, ketika tersebut, diketahui bahwa siswa kelas VIII B
guru memberikan latihan soal secara SMP Negeri 1 Torue dalam menulis berita,
berkelompok, siswa dapat bekerja sama belum mencapai ketuntasan atau gagal.
dengan baik mengerjakan latihan soal yang Untuk mendapatkan nilai persentasi
diberikan oleh guru. frekuensi setiap siswa dalam menulis berita,
Kategori cukup pada komponen nomor 2 maka penulis menggunakan rumus yang telah
karena penjelasan guru yang kurang tepat tidak ditetapkan dan hasilnya sebagai berikut.
ditanggapi dan dipertanyakan oleh siswa. Nilai 93,3, frekuensi 1 memiliki persentase
Kategori cukup pada komponen nomor 3 karena 4,55%, nilai 66,6, frekuensi 2 memiliki
ketika guru bertanya, siswa jarang memberikan persentase 9,09%, nilai 53,3, frekuensi 1
jawaban. Kategori cukup pada komponen memiliki persentase 4,55%%, nilai 40,
nomor 4 karena siswa jarang mengajukan frekuensi 8 memiliki persentase 36,36%, nilai
pertanyaan kepada guru atas penjelasan yang 33,3, frekuensi 10 memiliki persentase 45,45%.
cukup sulit. Kategori cukup pada komponen Dari uraian persentase frekuensi nilai siswa
nomor 7 karena siswa kurang memperhatikan tersebut dapat dilihat bahwa persentase
materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru terbesar adalah nilai 33,3 frekuensi 10 dengan
apalagi ketika mendekati akhir jam pelajaran. persentase 45,45%.
Dengan demikian hasil observasi siswa dalam Selanjutnya, ntuk menghitung
proses pembelajaran dikategorikan cukup ketuntasan belajar secara klasikal, penulis
menggunakan rumus yang telah ditetapkan, hal
Hasi Evaluasi Siswa ini dapat dilihat pada tabel berikut.
skor perolehan
Nilai = skor maksimal x 100
Jumlah siswa yang tuntas
%tuntas belajar = X 100
Jumlah siswa keseluruhan
Rumus tersebut digunakan untuk
1
mendapatkan hasil evaluasi secara individu = X 100 = 4,55%
22
berdasarkan lembar jawaban menulis teks
berita siswa. Diketahui bahwa skor 14 Jadi, nilai ketuntasan secara klasikal
berjumlah 1 orang dengan nilai 93,3, skor 10 diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis
berjumlah 2 orang dengan nilai 66,6, Skor 8 teks berita di kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue
berjumlah 1 orang dengan nilai 53,3, skor 6 adalah 4,55%.
berjumlah 8 orang dengan nilai 40, skor 5
berjumlah 10 orang dengan nilai 33,3. Perincian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan
skor tersebut menunjukkan bahwa skor Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue dalam
tertinggi adalah 14 dengan nilai 93,3 dan Menulis Teks Berita
frekuensinya 1 orang sedangkan skor terendah
adalah 5 dengan nilai 33,3 dan frekuensinya 10 Ada beberapa faktor yang menyebabkan
orang. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di kegagalan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1
SMP Negeri 1 Torue pada mata pelajaran Torue dalam menulis teks berita sebagai
Bahasa Indonesia adalah 75. Dengan demikian berikut.
dapat dinyatakan bahwa siswa yang tuntas 1. Faktor Media
berjumlah 1 orang dengan nilai 93,3 dan Keterbatasannya media pembelajaran
jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 21 orang akan mempengaruhi keberhasilan siswa
dengan nilai di bawah 75. Sehingga dapat terhadap proses pembelajaran menulis berita
dinyatakan bahwa siswa kelas VIII B SMP dan membatasi kreativitas guru dalam
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

pengelolaan pembelajaran. Salah satu media dinyatakan bahwa siswa kelas VIII B SMP
pembelajaran yang tidak digunakan dalam Negeri 1 Torue belum mampu menulis
proses belajar mengajar adalah infokus. Dalam teks berita.
proses belajar mengajar guru tidak Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menggunakan infokus ataupun media lain yang terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks
dapat mememudahkan siswa dalam proses berita, terdapat tiga faktor yang menyebabkan
pembelajaran. siswa tidak mampu menulis teks berita, yakni
2. Faktor Siswa faktor media, faktor siswa, dan faktor
Salah satu komponen dalam perpustakaan.
pembelajaran adalah siswa. Untuk mengetahui
tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dapat B. Saran
dilihat dari hasil belajar siswa. Pada Ada beberapa saran guna untuk
pembelajaran menulis berita diketahui bahwa meningkatkan kemampuan menulis teks berita
perolehan nilai rata-rata siswa adalah 42,4. Hal pada pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu:
ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII B SMP 1. Menjadikan pembelajaran lebih bermakna
Negeri 1 Torue belum berhasil. bagi siswa, agar siswa lebih termotivasi
Ketidakberhasilan siswa tersebut diakibatkan dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
oleh kurangnya minat siswa dalam menerima khususnya dalam pembelajaran menulis.
materi yang diajarkan oleh gurunya. 2. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya
3. Faktor Perpustakaan guru dapat meningkatkan kualitas
Berdasarkan observasi yang dilakukan di mengajarnya melalui penerapan metode-
SMP Negeri 1 Torue, peneliti mendapatkan data metode yang dapat membuat siswa merasa
bahwa jumlah buku yang ada di perpustakaan nyaman dalam mengikuti proses
tersebut khususnya buku mata pelajaran pembelajaran serta menggunakan berbagai
bahasa Indonesia kelas VIII berjumlah 27. media yang dapat menunjang keberhasilan
Jumlah buku tersebut tidak sebanding dengan proses belajar mengajar.
jumlah siswa kelas VIII yang berjumlah 118
orang. Hendaknya jumlah buku mata pelajaran
bahasa Indonesia disesuaikan dengan jumlah
siswa kelas VIII, jadi dibutuhkan buku DAFTAR RUJUKAN
berjumlah 118. Hal tersebut menunjukan
[1] Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.
bahwa kurangnya buku-buku bahasa Indonesia Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
di perpustakaan tersebut merupakan salah [2] Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
satu faktor kegagalan siswa dalam menulis teks Jakarta: Balai Pustaka.
[3] Arifin. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT
berita.
Remaja Rosdakarya.
[4] Eriyanto. 2001. Pengantar Analisis Teks Media.
Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.
[5] Harahap, Arifin. 2006. Jurnalistik Televisi. Bogor: PT.
Indeks.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
[6] Maslinda. 2008. Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 18 Palu Menyimak Berita Dari Koran.Universitas
A. Kesimpulan Tadulako: Tidak Diterbitkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah [7] Nurjamal, Daeng, dkk. 2014. Terampil
Berbahasa.Bandung: Alfabeta.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
[8] Putra, Masri Sareb. 2009. Teknik Menulis Berita dan
1. Data yang diperoleh dalam penelitian ini Feature. Jakarta Barat: PT. Indeks.
menggunakan data kuantitatif, yang [9] Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen.
diperoleh melalui hasil evaluasi dan data Bandung: Alfabeta.
[10] Sukardi. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan.
kuantitatif yang diperoleh melalui
Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.
observasi dan wawancara. [11] Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik
2. Berdasarkan rumus yang digunakan dalam Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung:
menentukan nilai rata-rata, diperoleh nilai Nuansa.
[12] Saddhono, Kundharu dan Slamet. 2014. Pembelajaran
rata-rata siswa adalah 42,4 dan
Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Graha
ketuntasan belajar secara klaksikal adalah Ilmu.
4,55%. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan [13] Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian
Minimal (KKM) di SMP Negeri 1 Torue Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[14] Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian.
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
Jakarta. Raja Grafi Indo Persada.
adalah 75, dengan demikian dapat
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

[15] Suharsimi, Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian.


Jakarta: Rineka Cipta.
[16] Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
[17] Tarigan, Hanry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Anda mungkin juga menyukai