Anda di halaman 1dari 39

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN

PENINGKATAN CAPAIAN PASIEN SUSPEK TUBERKULOSIS (TB)


DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN
DI UPT PUSKESMAS BINONTOAN

Oleh
Nama Peserta : NURHASANAH, Amd.Anakes

No. Peserta : 23

Unit Kerja : UPT. Puskesmas Binontoan

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXIII


PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
Kerja sama
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXIII


PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
Kerja Sama
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH

TAHUN 2022

Oleh
NAMA : NURHASANAH, Amd.Anakes

NIP : 199603272022032019

INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI

JABATAN : TERAMPIL – PRANATA LABORATORIUM MEDIK

NDH : 23

PENINGKATAN CAPAIAN PASIEN SUSPEK TUBERKULOSIS (TB)


DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN
DI UPT PUSKESMAS BINONTOAN
Disetujui untuk diseminarkan
Pada Tanggal :……………..

. Coach Mentor

Ni Putu Dewi, SE., MM Irwan U Datuamas, A.Md.Kep


NIP NIP. 19660715 198803 1 019
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PERBAIKAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXIII


PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
Kerja Sama
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2022

Oleh
NAMA : NURHASANAH, Amd.Anakes

NIP : 199603272022032019

INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI

JABATAN : TERAMPIL – PRANATA LABORATORIUM MEDIK

NDH : 23

PENINGKATAN CAPAIAN PASIEN SUSPEK TUBERKULOSIS (TB)


DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN
DI UPT PUSKESMAS BINONTOAN
Telah diseminarkan dan diperbaiki
Pada Tanggal : ……………
. Coach Mentor

Ni Putu Dewi, SE., MM Irwan U Datuamas, A.Md.Kep


NIP NIP. 19660715 198803 1 019

PENGUJI

Nama lengkap
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas curahan rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara”
yang merupakan salah satu persyaratan yang diwajibkan selama mengikuti Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak saya Hasdi Abubeda dan Ibu Saya Masni Hi. Hayan yang senantiasa
memberikan dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan seluruh
rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Latsar;
2. Bupati Kabupaten Tolitoli yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan
pelatihan dasar CPNS Kabupaten Tolitoli
3. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tengah
yang telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
4. Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
(BKPSDM) Kabupaten Tolitoli yang telah mendukung kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Kabupaten Tolitoli
5. Kepala UPT Puskesmas Binontoan yang sekaligus bertindak sebagai mentor
serta rekan-rekan kerja UPT Puskesmas Binontoan yang telah mendukung
seluruh rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan;
6. Dewan penguji ……………. yang senantiasa dengan sabar memberi saran dan
masukkan dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi ini;
7. Coach Ni Putu Dewi, SE., MM yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam
proses pembimbingan penyusunan rancangan aktualisasi ini;
8. Seluruh Widya Iswara yang telah memberikan banyak arahan dan masukan
dalam penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini;
9. Seluruh panitia yang telah memfasilitasi para peserta Pelatihan Dasar dengan
baik
10. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan III dan Golongan II
Angkatan CXI dan XXXIII Tahun 2022.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyusun rancangan kegiatan aktualisasi ini.
Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan,
sehingga diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan ini.
…………., ....................2022
Penulis
Nurhasanah, Amd. Anakes
NIP. 19960327 202203 2 019
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan/ Lembar Persetujuan Perbaikan ...................................

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

DAFAR TABEL................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................
1.2. Visi, Misi, Gambaran Organisasi Perangkat Daerah..........................
1.3. Tugas dan Fungsi Jabatan.................................................................
1.4. Tujuan Aktualisasi .............................................................................
1.5. Manfaat Aktualisasi ...........................................................................

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara .............................................


2.2 Kedudukan dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart
Governance......................................................................................
2.3 Analisis Isu .......................................................................................
2.4. Rencana Kegiatan Aktualisasi..........................................................
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Ketenagaan

Tabel 2.1 Nilai-nilai Berakhlak

Tabel 2.2 Identifkasi Isu

Tabel 2.3 Penetapan Isu berdasarkan APKL

Tabel 2.4 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah/gagasan ide

Tabel 2.5 pemilihan gagasan isu dengan metode Mc. Namara

Tabel 2.6. Rencana Kegiatan Aktualisasi

Tabel 2.7 Jadwal Tentatif Kegiatan Aktualisasi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Analisis Diagram Fishbone


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Perwujudan fungsi ASN
dijabarkan dalam nilai-nilai dasar PNS sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) berupa nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK) yang telah dipelajari dengan dibekali
pemahaman tentang kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN dan Smart
ASN.
Sejalan dengan semangat untuk menerapkan ketujuh nilai dasar ASN
tersebut diatas, maka ditetapkannya Undang-undang aparatur Sipil Negara dan
merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegritasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi, nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Untuk pelayanan pemerintahan yang baik dan professional di butuhkan
tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Dalam
undang-undang No 36 tahun 2014 pasal 1 dijelaskan bahwa Tenaga Kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (PMK
No. 74, 2016).
Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dapat
berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses
manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya dengan menaati tugas pokok
dari puskesmas itu sendiri. Berdasarkan hasil survei penulis didapatkan bahwa
salah satu kendala tercapainya wilayah sehat yaitu masih kurangnya kepatuhan
pasien suspek Tuberkulosis dalam melakukan pemeriksaan dahak.
Tuberkulosis (TB) merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan
penyebab utama agen infeksius di indonesia. Penyakit TB di Indonesia menepati
peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824.000 dan
kematian 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Dengan
insiden sebesar 842.000 kasus per tahun dan notifikasi kasus Tuberkulosis
sebesar 569.899 kasus maka masih ada sekitar 32% yang belum ternotifikasi baik
yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan. Dari angka
insiden ini dilakukan perhitungan beban tuberkulosis di masing-masing provinsi
dan kabupaten/kota.Untuk perhitungan beban TB di tingkat kabupaten/kota, Ditjen
P2P telah menerbitkan buku panduan penentuan beban dan target cakupan
penemuan dan pengobatan Tuberkulosis di Indonesia tahun 2019-2024.
Dalam upaya pemberantasan kasus Tuberkulosis (TB) di Puskesmas
Binontoan, Terdapat beberapa kendala terkait upaya pemeriksaan dan
pencegahan, salah satunya ialah persoalan kurangnya kepatuhan pasien Suspek
Tuberkulosis dalam melakukan pemeriksaan dahak. Berdasarkan hasil
penelusuran penulis, ditemukan informasi bahwa pasien dengan gejala yang
mengarah kepada suspek TB tidak memperkenankan dirinya untuk dilakukan
pemeriksaan Bakteri Tahan asam (BTA) serta tidak adanya dukungan kelarga
dalam melakukan pengobatan. Tidak adanya dukungan keluarga pasien sebagai
pendorong utama dalam melakukan tata laksana pengobatan merupakan salah
satu factor penyebab pasien suspek untuk tidak dilakukan pemeriksaan sampel
dahaknya. Selain itu, factor pengetahuan dan edukasi yang masih minim
merupakan factor penyebab secara keseluruhan kurangnya kepatuhan pasien
suspek TB untuk tidak dilakukan pemeriksaan dahaknya. Factor pengobatan
alternative yang ada, juga menjadi pilihan masyarakat untuk tidak melakukan
pengobatan di puskesmas karena menganggap pengobatan alternative sebagai
kepercayaan yang ada secara turun temurun.
Sesuai dengan data di puskesmas pada bulan juni tahun 2022 Penderita TB-
Paru Klinis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Binontoan ditemukan sebanyak (7)
Kasus. Penderita BTA (+) dan diobati sebanyak (7) dari 26 suspek. Artinya ada
sekitar 19 orang suspek yang belum diketahui hasil konfirmasi penyakitnya dan
sangat berpotensi melakukan penularan kepada masyarakat umum.
Berdasarkan uraian diatas, Penulis mengangkat isu : Rendahnya capaian
pasien Suspek Tuberkulosis (TB) dalam melakukan pemeriksaan dahak di UPT
Puskesmas Binontoan, untuk itu dilakukan kegiatan “Upaya Peningkatan
Capaian pasien Suspek Tuberkulosis (TB) dalam melakukan pemeriksaan di
UPT Puskesmas Binontoan”.

1.2. Visi, Misi, dan Gambaran Organisasi

 Visi Kabupaten Tolitoli

“Terwujudnya masyarakat kabupaten Tolitoli yang sejahtera dan mandiri


melalui pemerintahan yang amanah, responsive, dan merakyat”.

 Misi Kabupaten Tolitoli


1. Menerapkan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,
akuntabel, dan partisipatif
2. Meningkatkan sumber daya manusia, kualitas hidup masyarakat yang lebih
maju dan berdaya saing
3. Menciptakan kemandirian ekonomi desa dan penguatan usaha mikro, kecil
dan menengah sebagai pilar pembangunan daerah
4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, pertanian dan perikanan
5. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui semangat gotong royong
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
6. Membangun masyarakat religius yang berkepribadian berbasis kearifan
local
7. Meningkatkan pembangunan kepariwisataan secara komprehensif,
bersinergi dan terpadu
8. Meningkatkan iklim usaha dan investasi yang lebih mudah dan cepat
9. Menyelenggarakan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan

 Gambaran Organisasi

UPT Puskesmas Binontoan merupakan salah satu puskesmas yang


berada di Kecamatan Tolitoli Utara Kabupaten Tolitoli yang ada didalam peta
Tolitoli yang mana Puskesmas Binontoan terletak di sebelah utara.

 Sebelah Utara : Dengan Laut Sulawesi


 Sebelah Timur : Kabupaten Buol
 Sebelah Selatan : Kabupaten Parimo
 Sebelah Barat : Kecamatan Tolitoli Utara
Dari arah Utara dan Selatan Puskesmas Binontoan Kecamatan Tolitoli
Utara Pulau Sulawesi dan Kabupaten Parimo dan Buol. Sehingga peluang
pengembangan ekonomi cukup potensial. Namun perlu diwaspadai dengan
potensi tersebut, memungkinkan sebagai pintu masuk beberapa penyakit
tertentu dikarenakan mobilitas penduduk antar daerah cukup tinggi.

Berdasarkan data kepegawaian di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Binontoan Kecamatan Tolitoli Utara tahun 2021 diketahui jumlah tenaga
kesehatan 29 orang, dokter 1 orang, 4 orang sarjana Kesehatan masyarakat,1
orang Farmasi,9 orang perawat, 13 orang Tenaga Bidan, Analis 1 orang,Untuk
rincian unit kerja dapat dilihat pada lampiran tabel. Rasio tenaga kesehatan
terhadap 100.000 penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Binontoan
Kecamatan Tolitoli Utara tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Jumlah Ketenagaan

N JumlahTenag
JenisTenaga
o a
1. Dokter Umum 1
2. Sarjana Kesmas 4
Apoteker/
3. 1
SarjanaFarmasi
4. Bidan 13

5. Perawat 9

6 DIII Analis Kesehatan 1


Sumber : Bidang Kepegawaian UPT Puskesmas Binontoan Kecamatan Tolitoli Utara Tahun 2021

 Visi UPT Puskesmas Binontoan adalah


“Masyarakat Wilayah Kerja UPT Puskesmas Binontoan Sehat secara
Mandiri Dan Bermutu.

 Misi UPT Puskesmas Binontoan adalah


1. Meningkatkan Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli kesehatan diri dan
lingkungan.
3. Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
secara mandiri.
4. Membangun kerjasama lintas sector untuk mendukung program
kesehatan.

1.3. Tugas dan fungsi jabatan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Apatatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor PER/08/M.PAN/2006 tentang jabatan fungsional
pranata laboratorium medik dan angka kreditnya sebagai berikut :

Tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan


pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Mikrobiologi, Imunologi-serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi
Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi
Molekuler), Biologi dan Fisika.

Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai


fungsi/kewajiban sebagai berikut:
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan specimen.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan
efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.

1.4. Tujuan aktualisasi


1. Meningkatkan capaian pasien suspek tuberculosis (TB) dalam melaksanakan
pemeriksaan dahak di UPT Puskesmas Binontoan
2. Menerapkan nilai-nilai dasar ASN guna membentuk ASN yang BerAKHLAK.

1.5. Manfaat Aktualisasi


1. Bagi Instansi
Membantu upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular khususnya
Tuberkulosis (TB) di UPT Puskesmas Binontoan.
2. Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh penulis yaitu penulis dapat mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), Smart ASN dan Manajemen
ASN dalam dunia kerja sebagai Pranata Laboratorium Medik.
3. Bagi Masayarakat
Masyarakat dapat merasakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dari
aktualisasi yang dilaksanakan serta Meningkatnya Kesehatan Masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Binontoan.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Pegawai ASN sebagai agen pemerintah harus memiliki nilai-nilai dasar
yang terinternalisasi dalam profesinya. Berdasarkan Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 20 Tahun 2021
Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara
disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu
strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(world class government), serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang
nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman
nilai-nilai dasar ASN, maka pemerintah telah meluncurkan core values (nilai-nilai
dasar) yang harus diterapkan oleh seluruh ASN di instansi pemerintah adalah
BerAKHLAK dan Employer Branding adalah Bangga Melayani Bangsa. Nilai-nilai
dasar ASN tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan
Pentingnya nilai Berorientasi Pelayanan bagi seorang ASN adalah
untuk menghasilkan suatu paradigma berpikir bahwa ASN harus seoptimal
mungkin memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Sehingga
diharapkan ada perubahan mindset yang mempengaruhi ASN dalam bersikap,
dan menghasilkan output/outcome atas perubahan mindset atau paradigma
dan perubahan sikap tersebut. Baik atau buruknya kualitas pelayanan publik di
Indonesia secara nyata akan tercermin juga kepada hasilnya. Selanjutnya,
diharapkan nilai berorientasi pelayanan tersebut dapat menjadi paradigma
ASN dalam melaksanakan tugas fungsi jabatannya termasuk dalam tugas
pelayanan, agar mendasari bagaimana ASN bersikap dan berperilaku, yang
secara langsung akan berdampak pada tujuan unit kerja pada khususnya, dan
cita-cita organisasi pada umumnya yakni menghasilkan birokrasi yang
profesional. Dalam rangka menjabarkan dan mengoperasionalkan nilai
berorientasi pelayanan tersebut, maka ASN akan mempelajari konsep dari
ketiga kode etiknya, yaitu:
(1) memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
(2) ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan
(3) melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
Akuntabel adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak
dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan
lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan Zonke, 2017). kuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values
ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi;
b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
c) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi
3. Kompeten
Sesuai prinsip Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 ditegaskan
bahwa ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik
profesinya. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah
Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS, bahwa salah satu
pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Undang-Undang ASN adalah
untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai bagian
dari reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola
dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Sesuai
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan. Kompetensi
menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai professional dan
kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola
dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam
kinerja. Panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah;
b) Membantu orang lain belajar;
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia)
berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah
kerja sama antara berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Salah satu
kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja.
Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi
karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Penerapan sikap perilaku
yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis, tidak hanya berlaku untuk sesama
ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap
perilaku ini bisa ditunjukkan dengan: • Toleransi
• Empati
• Keterbukaan terhadap perbedaan.
Panduan perilaku (kode etik) dari nilai dasar harmonis, sebagai berikut:
a) Menghargai setiap orang apapun latar belakannya;
b) Suka menolong orang lain;
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif;
5.Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal
dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyal,
merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah
pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif
merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan
organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun
individu menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan lingkungan
yang konstan, sehingga karakteristik adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk
mentalitas kolektif maupun individual. Budaya adaptif dalam pemerintahan
merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima
perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan. Adapun
panduan perilaku ASN dari nilai adaptif adalah sebagai berikut:
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b) Terus berinovasi diri dan mengembangkan kreativitas;
c) Bertindak proaktif;
7. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi
kolaborasi dan collaborative governance. Selain diskursus tentang definisi
kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu collaborative
governance. Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “collaborative governance“
sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance. Collaborative governance dalam artian
sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559),
menyatakan collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama dimana mitra saling menghasilkan
tujuan dan strategi dan berbagai tanggung jawab dan sumber daya (Davies
Althea L Rehema M. White, 2012) Tata kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat
pemerintahan, di seluruh sektor publik dan swasta, dan dalam pelayanan
berbagai kebijakan (Ghose 2005; Davies dan White 2012; Emerson et al. 2012).
Disini tata kelola kolaboratif lebih mendalam pelibatan actor kebijakan potensial
dengan meninggalkan mestruktur kebijakan tradisional. Adapun panduan
perilaku ASN dari nilai kolaboratif :
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;
c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan Bersama.

Tabel 2.1 Nilai-nilai BerAKHLAK

No Nilai Dasar Afirmasi Kata kunci Panduan Perilaku


1 Berorientasi Kami berkomitmen  Responsivita 1. Memahami dan memenuhi
Pelayanan memberikan s kebutuhan masyakat
pelayanan prima  Kualitas 2. Ramah, cekatan, solutif, dan
demi kepuasan  Kepuasan dapat diandalkan
masyarakat 3. Melakukan perbaikan tiada
henti.
2 Akuntabel Kami bertanggung-  Integritas 1. Melaksanakan tugas dengan
jawab atas  Konsisten jujur, bertanggungjawab,
kepercayaan yang  Dapat cermat, disiplin dan
diberikan dipercaya berintegritas tinggi
 Transparan 2. Menggunakan kekayaan dan
barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif,
dan efisien
3. Tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan
3 Kompeten Kami terus belajar Kinerja terbaik 1. Meningkatkan kompetensi diri
dan Sukses untuk menjawab tantangan
mengembangkan Keberhasilan yang selalu berubah
kapabilitas Learning 2. Membantu orang lain belajar
agility 3. Melaksanakan tugas dengan
Ahli kualitas terbaik
dibidangnya
4 Harmonis Kami saling peduli  Peduli 1. Menghargai setiap orang
dan menghargai  Perbedaan apapun latar belakangnya
perbedaan  Selaras 2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja
yang kondusif
5 Loyal Kami berdedikasi Komitmen 1. Memegang teguh ideologi
dan Dedikasi Pancasila, UUD 1945, setia
mengutamakan Kontribusi pada NKRI serta
kepentingan Nasionalisme pemerintahan yang sah
Bangsa dan Pengabdian 2. Menjaga nama baik sesama
Negara ASN, Pimpinan, Instansi, dan
Negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan
negara
6 Adaptif Kami terus  Inovasi 1. Cepat menyesuaikan diri
berinovasi dan  Antusias menghadapi perubahan
antusias dalam terhadap 2. Terus berinovasi dan
menggerakkan perubahan mengembangkan kreativitas
ataupun  Proaktif 3. Bertindak proaktif
menghadapi
perubahan
7 Kolaboratif Kami membangun Kesediaan 1. Memberi kesempatan kepada
kerjasama yang bekerja sama berbagai pihak untuk
sinergis Sinergi untuk berkontribusi
hasil yang 2. Terbuka dalam bekerja sama
lebih baik untuk menghasilkan nilai
tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan
berbagai sumberdaya untuk
tujuan Bersama.

2.2. Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart


Governance
1. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Kedudukan
ASN Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Peran ASN Untuk menjalankan kedudukan
pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
 Pelaksana Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
 Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
 Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan.

Dalam menjalankan tugas dan kedudukannya harus memperhatikan


Kode Etik dan Kode Perilaku ASN dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai
ASN :

 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi;
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
 Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
 Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
 Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
2. Smart ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara umum, literasi
digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet
dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan
penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi
digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan
pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital
dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk
dalam visi misi Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM). Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital
(digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan
media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan
media digital (digital skills).
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital
safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Untuk menilai hasil kinerja dari
kerangka kerja tersebut, dapat digunakan indikator dalam menentukan
keberhasilan terwujudnya Indonesia Digital Nation melalui peta jalan literasi
digital diantaranya yaitu dari ITU (International Telecommunication Union),
IMD (Institute of International Management Development) dan Katadata.
2.3. Analisis Isu
2.3.1. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul laporan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama
bertugas di Puskesmas Binontoan. Setelah menemukan isu-isu, tahap
selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan
kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan
menghasilkan isu yang layak dan dijadikan laporan aktualisasi. Beberapa isu
berikut ditemukan oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
Pranata Laboratorim Medik yang melaksanakan pelayanan laboratorium di
Puskesmas Binontoan.

Tabel 2.2 Identifikasi Isu

Pihak yang
No Identifikasi isu Kondisi saat ini Dampak
terdampak
1. Rendahnya capaian Capaian pasien Capaian yang Petugas dan
pasien Suspek suspek TB sangat diperoleh masyarakat
Tuberkulosis (TB) kurang/ tidak puskesmas
dalam melakukan mencapai target tidak
pemeriksaan dahak yang di tetapkan mencapai
target
2 Kurangnya Penampungan Hasil Petugas dan
sosialisasi/informasi dahak dilakukan di pemeriksaan pasien
cara penampungan ruangan tertutup, kurang efektif
dahak yang baik dan dahak yang di
untuk pasien terduga tampung berupa
TB air ludah
3 Belum optimalnya Tempat Petugas akan Petugas dan
pengelolaan limbah pembuangan akhir beresiko pasien
hasil pemeriksaan untuk sampah tertular
laboratorium, limbah medis yang belum penyakit
cair dan limbah ada akibat dari
benda tajam limbah
tersebut

2.3.2. Validasi Isu


Berdasarkan identifikasi isu tersebut, 4 (empat) isu yang terjadi
dianggap penting namun hanya satu isu akan dipilih yang dianggap sangat
prioritas untuk segera ditangani. Oleh karena itu diperlukan analisis isu untuk
menentukan isu mana yang harus menjadi prioritas. Analisis kriteria isu yang
digunakan dalam penulisan laporan aktualisasi ini dalam analisis APKL
(Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan).
Tabel 2.3 Penetapan Isu Berdasarkan APKL

NO Isu A P K L Skor Prioritas


1 Rendahnya capaian
pasien Suspek
Tuberkulosis (TB)
4 5 5 5 19 I
dalam melakukan
pemeriksaan dahak

2 Kurangnya
sosialisasi/informasi
cara penampungan
dahak yang baik untuk 4 5 4 4 17 II
pasien terduga TB

3 Belum optimalnya 4 4 3 3 14 III


pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan
laboratorium, limbah
cair dan limbah benda
tajam
Keterangan :
APKL :
1) A = Aktual yaitu isu tersebut benar-benar terjadi
2) P = Problematik yaitu isu tersebut memiliki di mensi masalah yang kompleks
3) K = Kekhalayakan yaitu isu tersebut menyangkut hajat hidup banyak orang
4) L = Layak yaitu isi tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Keterangan :
✓ Skor 5 : Sangat kuat
✓ Skor 4 : Kuat
✓ Skor 3 : Sedang
✓ Skor 2 : Kurang
✓ Skor 1 : Sangat kurang
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria,
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan
untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Dari hasil analisis
APKL, ditetapkan isu yang dipilih adalah “Rendahnya capaian pasien Suspek
Tuberkulosis (TB) dalam melakukan pemeriksaan dahak di Puskesmas
Binontoan”.

2.3.3. Identifikasi Penyebab Masalah


Berdasarkan prioritas isu yang ada, maka isu yang akan diangkat
adalah “Rendahnya capaian pasien Suspek Tuberkulosis (TB) dalam
melakukan pemeriksaan dahak di Puskesmas Binontoan”. Diagram fishbone
sering juga disebut sebagai diagram sebab-akibat atau cause effect diagram
dimana penyebab isunya berasal dari lingkungan sekitar (mother nature)
manusia (man), metode (method) dan bahan (material). Penyebab masalah
inilah yang kemudian dianalisis untuk dicarikan gagasan atau pemecahan
masalahnya.
Gambar 2.1 Analisis Diagram Fishbone

Material Mother Nature

Kurangnya
dukungan keluarga

Kurangnya media
informasi berupa
leaflet dan kartu Masyarakat memilih
kontrol pengobatan Rendahnya
alternatif capaian pasien
Suspek
Tuberkulosis
(TB) dalam
melakukan
Kurangnya pemeriksaan
koordinasi dengan dahak
Kurangnya rekan kerja
pengetahuan
masyarakat Kurang
tentang penyakit
terjaringnya kontak
TB
erat pasien TB

Man
Method

Berdasarkan dari hasil analisis maka didapatkan isu “Rendahnya capaian


pasien suspek tuberculosis (TB) dalam melakukan pemeriksaan dahak di UPT
Puskesmas Binontoan” dan diperoleh empat factor penyebab masalah yaitu
1. Mother nature (Lingkungan), kurangnya dukungan keluarga pasien untuk
pemeriksaan serta Masih banyaknya masyarakat yang lebih memilih
pengobatan Alternatif
2. Material (Bahan), Belum adanya media informasi berupa leaflet
3. method (Metode), kurangnya koordinasi dengan rekan kerja khususnya
petugas promkes serta kurang terjaringnya kontak erat dengan pasien TB.
4. Man (Manusia), Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB.

2.3.4. Keterkaitan Permasalahan dengan Kedudukan dan Peran ASN

Sebagai Pelayan Publik, keterkaitannya dengan isu rendahnya


kepatuhan pasien suspek TB dalam melakukan pemeriksaan dahak di
Puskesmas yaitu Dalam memberikan pelayanan, sebagai ASN harus
memberikan pelayanan yang partisipasif yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya dan responsif yaitu memenuhi
tuntutan masyarakat dengan membuat inovasi-inovasi yang membangun
agar masyarakat mau melakukan pengobatan terkait penyakit TB di
puskesmas salah satu caranya yaitu dengan melakukan penyuluhan kepada
masyarakat serta untuk menyelesaikan isu rendahnya kepatuhan
masyarakat dalam melakukan pemeriksaan TB di puskesmas, sebagai ASN
harus senantiasa mengutamakan kepentingan pasien daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan. Agar masyarakat tidak merasa adanya
diskriminasi. Serta Sebagai pelaksana kebijakan public, ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
mengupayakan agar masyarakat mau melakukan pemeriksaan TB di
puskesmas, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan public

2.3.5. Alternatif Pemecahan Masalah/gagasan ide

Berdasarkan isu prioritas ada beberapa penyebab masalah dalam isu tersebut
antara lain :

Tabel 2.4 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah/gagasan ide

No Penyebab Masalah Pemecahan masalah / gagasan


. ide
1. Kurangnya dukungan keluarga Melakukan penyuluhan
pasien untuk pemeriksaan
2. Masih banyaknya masyarakat Melakukan penyuluhan
yang lebih memilih
pengobatan Alternatif
3. Kurangnya pengetahuan Melakukan penyuluhan
masyarakat tentang penyakit
TB
4. kurangnya koordinasi dengan Melakukan koordinasi dengan rekan
rekan kerja khususnya kerja
petugas promkes
5. Kurang terjaringnya kontak Melakukan penjaringan terkait
erat pasien TB dengan kontak erat pasien TB

6. Belum adanya media informasi Membuat leaflet dan kartu kontrol


berupa leaflet dan kartu
control

Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa alternatif solusi yang ditawarkan


dalam rancangan aksi perubahan ini antara lain :

1) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pasien dan keluarga pasien


2) Melakukan koordinasi dengan rekan kerja (promosi kesehatan, bidan desa
dan petugas pustu)
3) Membuat media informasi berupa leaflet dan kartu kontrol
4) Melakukan penjaringan kontak erat pasien TB.
Untuk menentukan gagasan penyelesaian yang tepat, di gunakan metode Mc
Namara atau kriteria KBL (Kontribusi, Biaya dan Layak).

Tabel 2.5 pemilihan gagasan isu dengan metode Mc. Namara

Kriteria alternative ide


No Alternative ide Total Prioritas
K B L
1. Melakukan penyuluhan 5 5 5 15 I
kepada masyarakat, pasien
dan keluarga pasien

2. Melakukan koordinasi 4 5 4 13 III


dengan rekan kerja
(promosi kesehatan, bidan
desa dan petugas pustu)
3. Membuat media informasi 5 2 5 12 IV
berupa leaflet dan kartu
kontrol
4. Melakukan penjaringan 5 4 5 14 II
kontak erat pasien TB.
Keterangan :

K = Kontribusi B = Biaya L = Layak


✓ Skor 5 : Sangat kuat ✓ Skor 5 : Sangat rendah ✓ Skor 5 : Sangat kuat
✓ Skor 4 : Kuat ✓ Skor 4 : Rendah ✓ Skor 4 : Kuat
✓ Skor 3 : Cukup ✓ Skor 3 : cukup rendah ✓ Skor 3 : Cukup
✓ Skor 2 : Kurang ✓ Skor 2 : cukup tinggi ✓ Skor 2 : Kurang
✓ Skor 1 : Tidak ✓ Skor 1 : Sangat tinggi ✓ Skor 1 : Tidak

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Mc. Namara, hasil


gagasan pemecahan isu yang ditentukan adalah gagasan pertama yaitu
“melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pasien dan keluarga pasien”.

2.3.6. Deskripsi Gagasan


Untuk Peningkatan capaian Pasien Suspek Tuberkulosis dalam
melaksanakan pemeriksaan dahak dilakukan penyuluhan dan konseling pada
pasien dan keluarga, membagikan leaflet dan melibatkan keluarga pasien
dalam melakukan pemeriksaan dahak serta membagikan kartu kontrol
pemeriksaan dahak Sehingga dalam melaksanakan gagasan kreatif tersebut,
maka kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan Pimpinan dan rekan kerja
2. Pembuatan bahan materi penyuluhan berupa leaflet, kuisioner dan kartu
kontrol
3. Melakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien suspek TB.
4. Pemberian bahan untuk pengambilan sampel dahak pada pasien terduga
TB
5. Evaluasi hasil capaian habituasi.
2.4. Rencana Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : UPT.Puskesmas Binontoan


Isu Yang Di angkat : Rendahnya capaian pasien Suspek Tuberkulosis (TB) dalam melakukan pemeriksaan dahak di UPT Puskesmas Binontoan Kab.
Tolitoli
Gagasan Pemecahan isu : Peningkatan capaian pasien suspek TB dengan melakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien suspek TB.

Tabel 2.6. Rencana Kegiatan Aktualisasi


KETERKAITAN
TAHAPAN KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
KEGIATAN VISI-MISI KABUPATEN TOLITOLI ORGANISASI
PELATIHAN
1. Persiapan 1) Konsultasi * Tersedianya Agenda II Kegiatan mencatat saran dari Dengan Melakukan konsultasi
Pelaksanaan dengan bahan konsultasi Berorientasi Pelayanan pimpinan bertujuan untuk pada Mentor dapat
Kegiatan mentor berupa lembar  Ramah, cekatan, mengoptimalkan pelaksanaan mewujudkan nilai-nilai
habituasi solutif dan dapat kegiatan aktualisasi ini yang nantinya BerAKHLAK yaitu :
persetujuan
* Terlaksananya diandalkan akan berkontribusi pada visi - Berorientasi pelayanan
Akuntabel kabupaten Tolitoli yaitu “Terwujudnya - Akuntabel
konsultasi
 Melaksanakan tugas masyarakat kabupaten Tolitoli yang - Kompeten
dengan bertanggung sejahtera, dan mandiri melalui - Harmonis
jawab pemerintahan yang amanah, - Loyal
Kompeten Responsif dan merakyat” - Adaptif
 Melaksanakan tugas
Serta berkontribusi kepada misi - kolaboratif
dengan kualitas
terbaik kabupaten Tolitoli No 1 yaitu :
Harmonis Menerapkan system penyelenggaraan
 Membangun pemerintahan yang transparan,
lingkungan yang akuntabel dan partisipatif
kondusif
Loyal
 Menjaga nama baik
sesama ASN,
pimpinan, instansi,
dan Negara
Adapatif
 Bertindak proaktif
Kolaboratif
 Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah
2) Koordinasi * Mendapatkan Agenda II
dengan masukan, saran Berorientasi Pelayanan
Petugas teknis dan  Ramah, cekatan,
Promosi dukungan serta solutif dan dapat
kesehatan membangun diandalkan
sinergi antar rekan Akuntabel
kerja (petugas  Melaksanakan tugas
promkes) dengan bertanggung
jawab
Kompeten
 Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Harmonis
 Membangun
lingkungan yang
kondusif
Loyal
 Menjaga nama baik
sesama ASN,
pimpinan, instansi,
dan Negara
Adapatif
 Bertindak proaktif
Kolaboratif
 Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah
3) Koordinasi * Mendapatkan Agenda II
dengan masukan, saran Berorientasi Pelayanan
Petugas teknis dan  Ramah, cekatan,
yang ada di dukungan serta solutif dan dapat
desa (bidan membangun diandalkan
desa / sinergi antar rekan Akuntabel
petugas kerja (bidan  Melaksanakan tugas
pustu) desa/petugas dengan bertanggung
pustu) jawab
Kompeten
 Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Harmonis
 Membangun
lingkungan yang
kondusif
Loyal
 Menjaga nama baik
sesama ASN,
pimpinan, instansi,
dan Negara
Adapatif
 Bertindak proaktif
Kolaboratif
 Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan Agenda III


 Manajemen ASN : Persiapan pelaksanaan aktualisasi (konsultasi dengan mentor dan rekan kerja tentang rencana pelaksanaan aktualisasi dengan
melakukan penyuluhan kepada pasien terduga TB dan keluarga pasien, sebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai ASN yaitu melakukan diskusi
bersama atasan dan rekan kerja secara profesional dan bertanggung jawab)
 SMART ASN : Persiapan pelaksanaan aktualisasi (berkonsultasi dengan pimpinan untuk melaksanakan setiap kegiatan) dengan menggunakan media digital
yaitu laptop.
2 Pembuatan 1.Mengumpulkan * Tersedianya Agenda II Kegiatan mengumpulkan referensi, Dengan membuat bahan
Berorientasi Pelayanan menyusun dan mendesain merupakan penyuluhan dapat
bahan materi bahan materi bahan
 Ramah, cekatan, bentuk kegiatan untuk mendapatkan hasil mewujudkan nilai-nilai
penyuluhan penyuluhan penyuluhan solutif dan dapat yang baik yang berkontribusi pada visi BerAKHLAK yaitu :
diandalkan yaitu “Terwujudnya masyarakat - Berorientasi pelayanan
Akuntabel kabupaten Tolitoli yang sejahtera, dan - Akuntabel
 Melaksanakan tugas mandiri melalui pemerintahan yang - Kompeten
dengan bertanggung amanah, Responsif dan merakyat” - Harmonis
jawab - Loyal
Serta berkontribusi pada misi No 2 yaitu
Kompeten - Adaptif
Meningkatkan sumber daya manusia,
 Melaksanakan tugas - kolaboratif
kualitas hidup masyarakat yang lebih
dengan kualitas maju
terbaik
Adaptif
 Terus berinovasi
dan
mengembangkan
kreativitas
2.Membuat leaflet * Tersedianya Agenda II
dan kartu control leaflet Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
solutif dan dapat
diandalkan
Akuntabel
 Melaksanakan tugas
dengan bertanggung
jawab
Kompeten
 Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Adaptif
 Terus berinovasi
dan
mengembangkan
kreativitas
3.Membuat * Tersedianya Agenda II
kuisioner kuisioner Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
solutif dan dapat
diandalkan
Akuntabel
 Melaksanakan tugas
dengan bertanggung
jawab
Kompeten
 Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Adaptif
Terus berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan Agenda III


 Manajemen ASN : Melakukan pembuatan bahan penyuluhan secara professional, cermat dan disiplin
 SMART ASN : Implementasi Literasi Digital (Melakukan pencarian informasi tambahan melalu aplikasi google tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
TB)
3 Melakukan 1) Mengarahkan * Pasien dan Agenda II Kegiatan melakukan penyuluhan kepada Dengan membuat bahan
pasien dan keluarga pasien merupakan penyuluhan dapat
penyuluhan keluarga pasien keluarga pasien Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan, bentuk kegiatan untuk mendapatkan hasil mewujudkan nilai-nilai
kepada dan pasien memahami solutif dan dapat yang baik yang berkontribusi pada visi BerAKHLAK yaitu :
pasien dan suspek tersebut penyuluhan diandalkan yaitu “Terwujudnya masyarakat kabupaten - Berorientasi
Akuntabel Tolitoli yang sejahtera, dan mandiri melalui pelayanan
keluarga untuk diberi yang diberikan  Melaksanakan tugas pemerintahan yang amanah, Responsif - Akuntabel
dengan tanggung dan merakyat” - Kompeten
pasien penyuluhan
jawab - Harmonis
Serta berkontribusi pada misi No 2 yaitu
suspek TB Bersama Harmonis - Loyal
Meningkatkan sumber daya manusia, - Adaptif
 Membangun kualitas hidup masyarakat yang lebih maju - kolaboratif
lingkungan kerja
yang kondusif
Adaptif
 Bertindak proaktif
2) Melakukan * Terlaksananya Agenda II
penyuluhan Penyuluhan Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
kepada pasien
Suspek TB solutif dan dapat
diandalkan
Akuntabel
 Melaksanakan tugas
dengan tanggung
jawab
Kompeten
 Membantu orang
lain belajar
Harmonis
 Menghargai setiap
orang apapun latar
belakangnya
 Suka menolong
orang lain
Loyal
 Menjaga nama baik
ASN
Adapatif
 Bertindak proaktif
Kolaboratif
 Terbuka
3) Pemberian *adanya hasil Agenda II
kuisioner kuisioner Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
solutif dan dapat
diandalkan
Akuntabel
 Melaksanakan tugas
dengan tanggung
jawab
Kompeten
 Membantu orang
lain belajar
Harmonis
 Menghargai setiap
orang apapun latar
belakangnya
Adapatif
 Bertindak proaktif
Kolaboratif
 Terbuka
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan agenda III
 Manajemen ASN : Pelayanan Publik (melaksanakan penyuluhan adalah salah satu model pemberian layanan dengan informasi serta
Menyampaikan informasi terkait pemeriksaan secara professional, Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
 SMART ASN : Implementasi Literasi Digital (Melakukan pencarian informasi tambahan melalu aplikasi google tentang pemeriksaan TB)
4 Pemberian 1) Memberikan Telaksananya Agenda II Kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan
Berorientasi Pelayanan untuk mendapatkan hasil yang baik yang
bahan untuk penjelasan penjelasan
 Ramah, cekatan, berkontribusi pada visi yaitu
pengambilan kepada keluarga kepada pasien solutif dan dapat “Terwujudnya masyarakat kabupaten
sampel pasien dan suspek TB, diandalkan Tolitoli yang sejahtera, dan mandiri
Akuntabel melalui pemerintahan yang amanah,
dahak pada membuat pendamping  Melaksanakan tugas Responsif dan merakyat”
pasien kesepakatan pasien dan dengan tanggung Serta berkontribusi pada misi No 2 yaitu
jawab Meningkatkan sumber daya manusia,
terduga TB sebagai petugas Kompeten kualitas hidup masyarakat yang lebih
pendamping pemeriksaan  Membantu orang
maju
lain belajar
pasien suspek dalam Harmonis
menjalankan  Mengahargai setiap
orang apapun latar
prosedur belakangnya
pemeriksaan. Adapatif
 Bertindak proaktif
Kolaboratif
 Terbuka
2) Memberikan pot * Diperoleh Agenda II
dahak kepada sampel dahak Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
pasien suspek TB yang baik solutif dan dapat
diandalkan
Akuntabel
 Melaksanakan
tugas dengan juju,
bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan
berintegrasi tinggi
Kompeten
 Membantu orang
lain belajar
Harmonis
 Membangun
lingkungan yang
kondusif
Adapatif
 Bertindak proaktif
3) Memberikan * pasien Agenda II
kartu control mengetahui Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
kepada pasien waktu akan solutif dan dapat
suspek TB berkunjung diandalkan
Akuntabel
kembali  Melaksanakan
tugas dengan juju,
bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan
berintegrasi tinggi
Kompeten
 Membantu orang
lain belajar
Harmonis
 Membangun
lingkungan yang
kondusif
Adapatif
 Bertindak proaktif
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan agenda III
 Manajemen ASN : Memberikan pelayanan secara maksimal kepada pasien dan keluarga pasien
 SMART ASN : Implementasi Literasi Digital (Melakukan pencarian informasi tambahan melalu aplikasi google tentang pemeriksaan TB dan cara
menampung dahak yang baik)
5 Evaluasi 1) Melakukan Terdapat Hasil Agenda II Kegiatan Melakukan analisis,membuat
Berorientasi Pelayanan laporan hasil dan melaporkan hasil
hasil capaian Analisis hasil analisis
 Melakukan perbaikan kegiatan merupakan salah satu tahap
habituasi kuisioner kuisioner tiada henti yang harus dilakukan pada kegiatan ini
Akuntabel dalam tahap evaluasi yang berkontribusi
 Efisien pada visi yaitu Terwujudnya masyarakat
Kompeten kabupaten Tolitoli yang sejahtera, dan
 Melaksanakan tugas mandiri melalui pemerintahan yang
dengan kualitas amanah, Responsif dan merakyat”
terbaik Serta berkontribusi pada misi no1 yaitu
Menerapkan system penyelenggaraan
pemerintahan yang transparan, akuntabel
dan partisipatif
2) Melihat Adanya Laporan Agenda II
perkembangan capaian Berorientasi Pelayanan
 Melakukan perbaikan
capaian hasil kegiatan tiada henti
kegiatan Akuntabel
 Melaksanakan tugas
dengan jujur, cermat
dan bertanggung
jawab
Kompeten
 Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
3) Melaporkan hasil Adanya Laporan Agenda II
kepada Kegiatan Berorientasi Pelayanan
 Ramah, cekatan,
pimpinan kepada solutif dan dapat
pimpinan diandalkan
Akuntabel
 Melaksanakan tugas
dengan tanggung
jawab
Kompeten
 Melakasanakan tugas
dengan kualitas terbaik
Harmonis
 Membangun
lingkungan kerja yang
kondusif
Kolaboratif
 Terbuka dalam bekerja
sama
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan agenda III
 Manajemen ASN : Koordinasi ( melaporkan pada pimpinan perbedaan sebelum dan sesudah kegiatan)
 Smart ASN : Implementasi Literasi Digital (penyampaian laporan ditunjang dengan tampilan power point menggunakan media elektronik)
2.5. Jadwal Tentatif Aktualisasi

Dalam melakukan kegiatan aktualisasi, diperlukan jadwal kegiatan untuk


mempermudah melakukan tahapan kegiatan aktualisasi untuk mencapai target
dengan baik. Jadwal tentatif aktualisasi ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7 Jadwal Tentatif Kegiatan Aktualisasi

Bulan
Bulan Bulan Bulan
Septembe
Agustus Agustus Agustus
No Kegiatan r
Minggu Minggu Minggu
Minggu ke
ke 2 ke 3 ke 4
1
1 Persiapan Pelaksanaan
Kegiatan Habituasi
a. Konsultasi dengan
mentor
b. Koordinasi dengan
Petugas Promkes
c. Koordinasi dengan
petugas yang ada di
desa (bidan
desa/petugas pustu)
2 Pembuatan bahan materi
penyuluhan
a. Menyiapkan bahan
materi penyuluhan
b. Membuat leaflet dan
kartu control
c. Membuat kuisioner
3 Melakukan penyuluhan
kepada pasien dan keluarga
pasien suspek TB
a. Mengarahkan keluarga
pasien dan pasien
suspek tersebut untuk
diberi penyuluhan
Bersama
b. Melakukan penyuluhan
c. Pemberian kuisioner
4. Pemberian bahan untuk
pengambilan sampel dahak
pada pasien terduga TB
a. Memberikan penjelasan
kepada keluarga pasien
dan membuat
kesepakatan sebagai
pendamping pasien
suspek
b. Memberikan pot dahak
kepada pasien suspek
TB
c. Memberikan kartu
control kepada pasien
suspek TB
5. Evaluasi hasil capaian
habituasi Melakukan
Analisis hasil kegiatan
a. Melakukan Analisis hasil
kuisioner
b. Melihat perkembangan
capaian hasil kegiatan
c. Melaporkan hasil
kepada pimpinan

Anda mungkin juga menyukai