Anda di halaman 1dari 65

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR

ASN BerAKHLAK PESERTA PELATIHAN DASAR


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GELOMBANG IV
ANGKATAN XII TAHUN 2022

MENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BAHAYA


RESISTENSI BAKTERI AKIBAT OBAT ANTIBIOTIK YANG
DIMINUM TIDAK BERATURAN DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS RANTAU PULUT II KABUPATEN SERUYAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIKO TRIANTO A.Md.Kep
NIP :19980315 202203 1 003
NDH :13
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
INSTANSI : PEMERINTAH KAB. SERUYAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI PELATIHAN


DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II
ANGKATAN XII TAHUN 2022

MENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BAHAYA


RESISTENSI BAKTERI AKIBAT OBAT ANTIBIOTIK YANG
DIMINUM TIDAK BERATURAN DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS RANTAU PULUT II KABUPATEN SERUYAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIKO TRIANTO A.Md.Kep
NIP :19980315 202203 1 003
NDH :13
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
INSTANSI : PEMERINTAH KAB. SERUYAN

Sampit, Agustus 2022

Coach Mentor

Kartianae, SE.,M.Si Hadi Santoso


NIP : 19621005 198603 2 NIP :
016
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI PELATIHAN


DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II
ANGKATAN XII TAHUN 2022

MENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BAHAYA


RESISTENSI BAKTERI AKIBAT OBAT ANTIBIOTIK YANG
DIMINUM TIDAK BERATURAN DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS RANTAU PULUT II KABUPATEN SERUYAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIKO TRIANTO A.Md.Kep
NIP :19980315 202203 1 003
NDH :13
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
INSTANSI : PEMERINTAH KAB. SERUYAN

Palangkaraya, Agustus
2022

Coach

Mentor

Kartianae, SE.,M.Si
NIP. 19621005 198603 2 016
Hadi Santoso
NIP.

Penguji,
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Huwata’ala,


karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yang berjudul
“MENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BAHAYA
RESISTENSI BAKTERI AKIBAT OBAT ANTIBIOTIK YANG DIMINUM
TIDAK BERATURAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS RANTAU
PULUT II KABUPATEN SERUYAN”

Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan karena dukungan berbagai


pihak, oleh karena itu dengan ketulusan hati perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi


Kalimantan Tengah

2. Ibu Kartianae, S.E., M.Si selaku Coach yang senantiasa sabar, cermat
dan teliti membimbing dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.

3. Bapak HADI SANTOSO, selaku sebagai mentor penulis yang banyak


membantu dalam memberikan saran dan masukan dalam selama
perancangan program Aktualisasi.

4. Seluruh panitia yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar

5. Teman-teman seperjuangan LATSAR CPNS Golongan II Angkatan XII


Kelompok 2 Tahun 2022.

Penulis menyadari bahwa penulisan rancangan aktualisasi ini


masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan rancangan
aktualisasi ini di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
rancangan aktualisasi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................3

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................3

KATA PENGANTAR................................................................................4

DAFTAR ISI...............................................................................................6

BAB I.........................................................................................................11

PENDAHULUAN.....................................................................................11

1.1 Latar Belakang.........................................................................11

1.2 Tujuan.........................................................................................17

BAB II........................................................................................................19

GAMBARAN UMUM..............................................................................19

2.1 Gambaran Umum Organisasi...............................................19

2.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi..................................................21

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi.......................................................22

2.4 Profil Organisasi......................................................................23

2.5 Profil Peserta............................................................................29

2.6 Landasan Teori........................................................................30

2.7 Smart ASN dan Manajemen ASN........................................32

BAB III......................................................................................................37

RANCANGAN AKTUALISASI..............................................................37
3.1 Deskripsi Isu.............................................................................37

3.2 Penetapan Core Isu.................................................................41


3.3 Penentuan Penyebab Core Isu................................................42

3.4 Rancangan Aktualisasi..............................................................45

3.5 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core


Value ASN (BerAKHLAK).....................................................................57

BAB IV......................................................................................................58

BAB V.......................................................................................................60

PENUTUP.................................................................................................60

5.1 Kesimpulan...............................................................................60

5.2 Kritik dan Saran...........................................................................62

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................63
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gedung RSUD dr. Murjani Sampit.........................................19

Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUD dr. Murjani Sampit......................23

Gambar 3.1 Fishbone Diagram Isu Terpilih............................................43


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Profesi Pemberi Pelayanan RSUD dr. Murjani Sampit 24

Tabel 2.2 Profesi Dokter Spesialis RSUD dr. Murjani Sampit...............25

Tabel 2.3 Profesi Dokter Umum dan Dokter Gigi RSUD dr. Murjani
Sampit 26

Tabel 3.1 Analisis Isu menggunakan metode analisis USG....................42

Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi.........................................................45

Tabel 3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi.............................................46

Tabel 3.4 Rekapitulasi Core Value ASN BerAKHLAK.........................57

Tabel 4.1 Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi...........................58

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kartu Kendali Coach dan Mentor

Lampiran 2

Lembar Kuisioner
11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu)
tahun masa percobaan, dengan mengedapankan penguatan nilai-nilai dan
pembangunan karakter dalam meghasilkan PNS.
Dalam rangka pembentukan karakter Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
Profesional dalam melaksanakan pelayanan publik, serta memiliki Nilai-nilai
Inti ASN yang sama dalam memperkuat budaya kerja, maka Pemerintah
melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, tanggal 26 Agustus 2021, tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding ASN, telah memberikan
arahan agar seluruh Instansi Pemerintah dan Daerah mengimplementasikan
core value (nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN
"Bangga Melayani Bangsa".
Menyahut akan surat edaran tersebut, Lembaga Administrasi Negara telah
menetapkan Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK menjadi materi yang wajib
dipelajari oleh setiap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam mengikuti
pelatihan dasar (Latsar) selama menjalani masa percobaan dalam satu tahun.
Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK, merupakan akronim dari tujuh kata, yakni:
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Adaptif dan
Kolaboratif (Keputusan Kepala LAN RI Nomor: 14/K.1/PDP.07/2022).
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi
12

dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,


menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Semua itu dalam rangka
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Sejumlah keputusan
strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi
kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk
memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional yaitu PNS
yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatanya secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4) CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan
pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang
pembelajaran, pemahaman dan implementasi nilai - nilai dasar memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja
sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional. Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa. ASN diposisikan sebagai jabatan profesional yang
membutuhkan proses pembelajaran, pemahaman dan implementasi nilai-nilai
dasar.
Tahapan pembelajaran pelatihan dasar CPNS terdiri dari beberapa agenda
diantaranya yaitu yang pertama adalah tahap distance learning (E-Learning)
yang dilaksanakan dengan metode yaitu Synchronus
13

(pembelajaran lewat zoom meeting) dan Asynchronus (pembelajaran mandiri


dengan mempelajari modul yang diberikan) dan lamanya kegiatan selama 22 hari,
kemudian masa habituasi dilakukan selama 30 hari kerja ditempat kerja dan
terakhir adalah masa klasikal selama 7 hari kerja. Salah satu tahap pembelajaran
pelatihan dasar CPNS adalah menyusun rancangan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama proses habituasi melalui sebuah laporan Rancangan
Aktualisasi dan Habituasi ini, penulis melakukan identifikasi isu yang akan
diaktualisasikan pada saat habituasi ditempat kerja. Dari beberapa isu yang
dipilih kemudian ditetapkan satu isu yang menjadi perioritas untuk dipecahkan
melalui kegiatan kreatif dan inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS
yaitu BerAKHLAK (Berorentasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
Rencana Aktualisasi adalah tugas akademis awal yang harus ditulis
peserta pelatihan berdasarkan isu-isu aktual yang terdapat pada instansi asal
peserta atau tempat peserta melakukan aktualisasi yang merupakan bagian agenda
Habituasi dengan menggunakan metode analisa yang tepat dan terarah yang
berujung pada pemecahan masalah (problem solving).
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat adalah
definisi tentang rumah sakit dalam Undang- undang Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Menurut UU No. 44 Tahun 2009
bahwa rumah sakit harus mampu memberikan pelayan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai
dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Ada 8 dimensi mutu
pelayanan, yaitu kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, efektivitas,
efisiensi, kontinuitas, keamanan (safety), hubungan antar manusia dan
kenyamanan.
14

Perawat sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan
fungsi yang diembannya Sesuai Dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan untuk memberikan kepastian
hukum dan pelindungan hukum serta untuk meningkatkan, mengarahkan, dan
menata berbagai perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan
Keperawatan dan Praktik Keperawatan yang bertanggung jawab, akuntabel,
bermutu, dan aman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pada rancangan ini, penulis akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS serta kedudukan dan peran PNS pada Instansi BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah) RSUD dr. Murjani Sampit yang dalam hal ini berkaitan
dengan tugas dan fungsi jabatan penulis sebagai Terampil Perawat sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
Birokrasi (PERMENPAN RB) No. 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Perawat.
Dari beberapa uraian tugas pokok dan fungsi yang ada pada bidang
penulis yaitu bidang pelayanan terdapat isu-isu strategis yang didapat dari hasil
pengamatan dan wawancara dengan Kepala ruang perawatan Penyakit Dalam
dan Kepala Bidang Keperawatan (mentor), yaitu : 1) Peningkatan peran
perawat dalam edukasi perencanaan pemulangan pasien diruang rawat inap
Bougenville RSUD Dr. Murjani Sampit, 2) Peningkatan pengetahuan pasien
tentang Teknik batuk efektif pada pasien TB Paru diruang penyakit dalam
(Bougenville) RSUD Dr. Murjani Sampit dan 3) Peningkatan pencegahan
Flebitis pada pasien di ruang bougenville RSUD Dr. Murjani. Setelah
dilakukan analisis dengan menggunakan metode analisis yang telah ditentukan
terhadap isu-isu tersebut penulis menemukan isu yang menjadi prioritas yaitu
isu tentang “Peningkatan pengetahuan pasien tentang teknik batuk efektif pada
pasien TB paru di ruang Bougenville RSUD Dr. Murjani”.
15

Selain kondisi tersebut diatas, terdapat masalah yang merupakan


penghambat dalam penyelesaian kegiatan sehingga perlu dicarikan solusinya,
masalah tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut : 1) kurangnya
pengetahuan tentang Penyakit TB Paru terkait bahaya dan penularan Penyakit
TB Paru; 2) kurangnya pengetahuan pasien TB paru tentang batuk efektif; 3)
kurang optimalnya keterlibatan petugas kesehatan dalam hal motivasi/edukasi
pasien TB Paru dalam batuk efektif. Disamping itu, kesulitan juga dialami
dalam hal masih kurangnya media-media edukasi yang terpajang diruang
penyakit dalam khususnya diruang Paru terkait media edukasi tentang
penyakit TB Paru sehingga informasi tentang pentingnya penerapan protocol
kesehatan bagi penderita penyakit TB Paru sering diabaikan.
Tuberkulosis (TB Paru) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosisyang juga dikenal sebagai Bakteri
Tahan Asam (BTA). Di antara lebih dari anggota keluarga Mycobacterium hanya
tiga yang dikenal bermasalah dengan kesehatan masyarakat, mereka adalah M.
Bovis, M. Leprae, dan M. Tuberculosis.Sebagian besar kuman TB menyerang
paru (sebesar 90%), tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Gejala
utama penyakit tuberculosis paru adalah batuk selama dua minggu atau lebih,
batuk dengan disertai dahak, dahak bercampur dengan darah, sesak napas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun (Kausar, 2015).
Menurut catatan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia penyakit
tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan
Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara
dengan 11 kematian per jam. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular (P2PM) Kemenkes RI, dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes mengatakan
sekitar 91% kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi
menularkan kepada orang yang sehat yang ada di sekitarnya. Berdasarkan data
yang dihimpun dari profil RSUD dr. Murjani Sampit tahun 2021, kematian
pasien yang
16

diakibatkan oleh penyakit TB Paru berada diurutan ke 9 dari daftar 10


penyakit dengan angka kematian rawat inap terbanyak selama tahun 2021.
Pada pasien TB sendiri sering ditemukannya bersihan jalan nafas tidak efektif.
Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan suatu kondisi terjadinya
ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten (SDKI, 2017). Bersihan jalan nafas
tidak efektif adalah kondisi ketika individu mengalami ancaman pada status
pernafasannya sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif
(Carpenito & Moyet, 2013). Bagi penderita tuberkulosa (TB), batuk efektif
merupakan salah satu metode yang dilakukan tenaga medis untuk
mendiagnosis penyebab penyakit. Tidak sedikit penderita yang justru
mengalami kondisi yang semakin memburuk meski pengobatan telah
dilakukan.Bahkan sejumlah penelitian menemukan, tak kurang satu orang dari 4
atau 5 penderita TB mengalami kematian, terutama akibat terlambat
memberikan pengobatan maupun kesalahan dalam melakukan diagnosis
sehingga pengobatan menjadi tidak efektif.
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar dimana dapat
menggunakan energi untuk batuk dengan seefektif mungkin sehingga tidak
mudah lelah dalam pengeluaran dahak secara maksimal. Batuk yang tidak
efektif ialah batuk yang terjadi terus-menerus namun dalam mengeluarkan
dahak dan iritan yang menyumbat saluran napas tidak maksimal, sehingga
saluran udara pun tetap terhambat. Penyakit yang menyebabkan kerusakan
serius pada paru, seperti PPOK, batuk menerus yang tak terkendali akan
menekan dahak dan gas terperangkap di paru- paru. Akibatnya, udara yang
membawa oksigen semakin sulit untuk masuk. Batuk efektif pada pasien
dengan jalan nafas tidak efektif atau obstruksi jalan nafas sangat baik
dilakukan karena dapat mempercepat pengeluaran dahak pada pasien (Rosyidi
& Wulansari, 2013). Di ruang rawat inap bougenville RSUD Dr. Murjani
masih banyak kurangnya pengetahuan pasien tentang batuk efektif padahal
teknik ini sangat
17

membantu jalan nafas dan mempercepat pengeluaran dahak pada pasien.


Oleh karenanya penulis tertarik untuk membuat rancangan aktualisasi
dengan mengangkat judul “Peningkatan pengetahuan pasien tentang teknik
batuk efektif pada pasien TB paru di ruang penyakit dalam Bougenville RSUD
Dr. Murjani”. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang cara batuk efektif penderita
TB Paru sebagai upaya membantu jalan nafas yang optimal dan menghasilkan
evaluasi yang positif terhadap pasien yang melakukan teknik batuk efektif ini.
.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari rancangan aktualisasi ini adalah
sebagai implementasi nilai - nilai dasar serta peran dan kedudukan
ASN dalam kegiatan Aktualisasi dan Habituasi sebagai Terampil
Perawat di unit kerja RSUD dr. Murjani Sampit dan menjadi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan rangkaian kegiatan dalam
pelatihan dasar CPNS guna mengabdikan diri pada Instansi
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus yang ingin dicapai dari rancangan aktualisasi
kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan pasien TB Paru tentang
penyakit TB Paru dan pentingnya teknik batuk efektif bagi pasien
TB Paru di ruang rawat inap penyakit dalam khusus Paru (bougenville)
di RSUD Dr. Murjani Sampit. Teknik batuk efektif ini membantu
pasien agar dapat membersihkan jalan nafas, mencegah komplikasi :
infeksi saluran nafas, pneumonia dan mengurangi kelelahan, dan juga
mempermudah tenaga Kesehatan dalam mendiagnosis penyakit.
18

1.2.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini dilaksanakan pada masa
aktualisasi / habituasi berdasarkan kalender Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan VI BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah
yaitu dimulai dari tanggal 22 Juli – 05 September 2022 (off campus)
di ruang perawatan Penyakit Dalam (Bougenville) khusus Paru
RSUD dr. Murjani Instansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin
Timur.
19

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Organisasi

Gambar 2.1 Gedung RSUD dr. Murjani Pemerintah Kab. Kotawaringin Timur

Nama : RSUD dr. Murjani Sampit


Kelas : “B”
Alamat : Jl. HM Arsyad No. 065 Sampit Kabupaten
Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah
Kodepos 74322
Telepon : 0531-21010

Website :
Email : rsdmsampit@yahoo.com

Sejarah perkembangan RSUD dr. Murjani Sampit dari waktu ke waktu


dapat dijabarkan menjadi 4 (empat) fase berikut ini :

2.1.1 Tahun 1931 : Asal – Muasal


Tahun ini adalah tonggak sejarah paling awal dari Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Murjani Sampit yang dengan nama awal RSU Sampit,
didirikan dan dibuka secara resmi untuk melayani masyarakat. Berlokasi
di Jalan Ade Irma Suryani Nasution (saat ini lokasi tersebut menjadi
Gedung Olah Raga Habaring Hurung Sampit). RSU Sampit dipimpin
oleh seorang dokter berkebangsaan
20

Belanda yang bekerja sebagai dokter pada PT. Inhutani III Sampit,
bernama dr. Engelen Berneh.
2.1.2 Tahun 1979 : Ekspansi
Perkembangan yang agak lambat membawa rumah sakit ini mengalami
masa stagnan, namun pengembangan pelayanan kesehatan terus menjadi
prioritas dengan memperluas tanah, pembangunan gedung baru serta
penyediaan peralatan medik serta fasilitas pendukung lainnya. Pada awal
Pelita III tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Rumah Sakit di Jalan
H.M. Arsyad Sampit (lokasi sekarang), dengan biaya APBN, APBD I
dan APBD II. Pada tanggal 12 Oktober 1984 (akhir Pelita III) Rumah
Sakit Umum diresmikan oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Propinsi Kalimantan Tengah dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Murjani Sampit dengan kapasitas 20 buah tempat tidur yang berada
pada 1 (satu) bangunan ruang perawatan. Pada saat itu RSUD dr.
Murjani Sampit merupakan Rumah Sakit Kelas D.
2.1.3 Tahun 1996 : Era Baru
RSUD dr. Murjani Sampit berdasarkan SK. MENKES Nomor
186/Menkes/SK/II/1993 Tanggal 26 Pebruari 1993, ditingkatkan
statusnya menjadi Rumah Sakit Kelas C dengan 53 buah Tempat Tidur,
berdiri di areal seluas ± 4 Ha. Yang didukung oleh 4 Dokter Spesialis
Dasar (Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan & Penyakit Kandungan dan
Anak) Terkait dengan perkembangan fasilitas pelayanan di RSUD dr.
Murjani Sampit, sejak Tahun 2006 telah dilengkapi ruang perawatan
dengan kapasitas Tempat Tidur sebanyak 100 Bed yang terdistribusi
pada 8 Ruang Perawatan.
2.1.4 Tahun 2008 : Kelas Baru
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1192/MENKES/SK/XII/2008, tanggal 24 Desember 2008 maka
RSUD dr. Murjani Sampit Milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin
Timur Propinsi Kalimantan Tengah ditetapkan sebagai RSUD dengan
Klasifikasi RSUD kelas B dengan
21

202 Tempat Tidur.Berdasarkan Keputusan Bupati Kotawaringin Timur


Nomor 431 Tahun 2010 RSUD dr. Murjani Sampit ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status penuh.

2.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi


2.2.1 Visi
Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan ke depan, tentang
apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik
dimasa depan. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode program untuk mewujudkan sasaran
yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Adapun visi dari
RSUD dr. Murjani Sampit adalah “Menjadi Rumah Sakit Rujukan
Kelas Nasional”.

2.2.2 Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut RSUD dr. Murjani Sampit memiliki
misi yaitu :
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna
2) Menyelenggarakan Pengelolaan Sumber Daya Secara
Efisien, Transparan dan Akuntabel.
2.2.3 Nilai
RSUD dr. Murjani Sampit mempunyai nilai “Profesional, Bermutu dan
Ramah”, penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut :

2.2.4 Professional
Nilai Profesional yang dimaksudkan dalam pemberian pelayanan di
RSUD dr. Murjani Sampit adalah keandalan dalam pemberian
pelayanan kepada pasien maupun masyarakat yang datang ke rumah
sakit sehingga apa yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, waktu yang tepat, cermat, dan sesuai standar
operasional prosedur yang ada serta berdasarkan evidence based
practice.
22

2.2.5 Bermutu
Nilai Bermutu yang dimaksudkan dalam pemberian pelayanan di RSUD
dr. Murjani Sampit adalah kegiatan yang dilakukan dalam pemberian
pelayanan kepada pasien maupun masyarakat yang datang ke rumah
sakit memenuhi harapan-harapan yang mereka inginkan serta puas
terhadap palayanan yang diberikan.

2.2.6 Ramah
Nilai Ramah yang dimaksudkan dalam pemberian pelayanan di
RSUD dr. Murjani Sampit adalah kegiatan yang dilakukan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien maupun masyarakat yang datang ke
rumah sakit diberikan secara santun serta bermartabat sehingga pasien
merasa nyaman dan aman berada di rumah sakit.

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi


Sesuai dengan Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit dan berdasarkan Peraturan Bupati Kotawaringin Timur Nomor 20
Tahun 2020 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, maka RSUD dr. Murjani Sampit
Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut
RSUD mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Penyelengggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis
3) Penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan
23

4) Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan


teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan

2.4 Profil Organisasi


2.4.1 Struktur Organisasi RSUD dr. Murjani Sampit

Plt Direktur (dr. Sutriso, M.Kes)

(Sumber: Profil RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2021)

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi RSUD dr. Murjani Sampit


24

2.4.2 Jumlah Tenaga Pelayanan

1) Profesi Pemberi Pelayanan


Jumlah
No Jenis Profesi Total
Laki-laki Perempuan
1 ASN
1. Jabatan Struktural 13 8 21
2. Tenaga Fungsional Umum 28 32 60
3. Perawat dan Bidan 62 145 207
4. Farmasi 6 12 18
5. Gizi 1 11 12
6. Tenaga Medis 22 16 38
7. Tenaga Kesmas/Kesling 1 3 4
8. Tenaga Kesehatan Lainnya 18 16 34
2 Non ASN 145 204 349
Jumlah Total 743
(Sumber: Profil RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2021)
Tabel 2.1 Profesi Pemberi Pelayanan RSUD dr. Murjani Sampit

2) Profesi Dokter Spesialis


No Nama Dokter Spesialisasi
1 dr. Fransiska HTM, Sp.A
2 dr. Nina Lestasi, Sp.A
3 dr. Ni Nyoman Dania. M, Sp.A Spesialis Anak

4 dr. Heru Setiyawan, Sp.A

5 dr. Franky Sumarlie, Sp.OG (K) Spesialis Obsgyn dan Ginekologi


Sosial
6 dr. Elva Yonanta, Sp.OG
7 dr. Ni Ketut Anny Kartiningsih, Sp.OG
Spesialis Obsgyn
8 dr. Noor Assyifa. Z, Sp.OG, M. Ked.
Klin
9 dr. M. Heru Dento, Sp.Pd, KKV (K) Kardiovaskular
10 dr. Ikhwan Bahtari, Sp.Pd
11 dr. Paliliewu Novita Angela, Sp.Pd
12 dr. Sarwono Susanto, Sp.Pd
25

13 dr. Amelia Suko, Sp.Pd


14 dr. Win Teky Sendy, Sp.B (K) Onk (K) Onkologi
15 dr. Susetyo Hari Purnomo, Sub Spesialis Bedah Vasculer
Sp.B SubBVE
16 dr. Solaeman Yunus, Sp. B Spesialis Bedah
17 dr. Damayanti Tangkida, Sp.KK Spesialis Kulit dan Kelamin
18 dr. Gary, Sp.PK
Spesialis Patologi Klinik
19 dr. Noor Kamariah, M.Sc.Sp. PK
20 dr. Ikhwan Setiabudi, Sp.PK
21 dr. Edi Kerina Sembiring, MKED (PA) Spesialis Patologi Anatomi
Sp.A
22 dr. Denny Muda Perdana, Sp.Rad Spesialis Radiologi
23 dr. Ahmad Sugeng, Sp. S Spesialis Saraf
24 dr. Agus. K, Sp.THT-KL.,M Biomed
Spesialis THT
25 dr. Made Sikswintarya Winaya,
Sp.THT-KL
26 dr. Dwi Harjo Suryanto, Sp.KJ
Spesialis Jiwa
27 dr. Moch. Choirul Waro, Sp.KJ
28 dr. Atet Kurniadi, Sp.KFR Spesialis Kedokteran Fisisk dan
Rehabilitasi
29 dr. Fitriyandi. R, Sp.An
Spesialis Anastesi
30 dr. Daniel Asa Singarimbun, Sp.An
31 dr. Andreas Martadinata Ginting,
Sp.An
32 dr. Frisma Sagar. B, Sp.M.,M.Ked. Spesialis Mata
Klinik
33 dr. Efraim Kendek Biring, Sp. P Spesialis Paru
34 dr. Robert Adrianto Raharjo, Sp.J.P Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah
35 dr. Anggun Herman Hernawan, Sp.OK Spesialis Okupasi

(Sumber: Profil RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2021)


Tabel 2.2 Profesi Dokter Spesialis RSUD dr. Murjani Sampit
26

3) Profesi Dokter Umum dan Dokter Gigi


No Nama Dokter
1 dr. M. Akhya Ridzkie
2 dr. Yulia Nofiany, M.Kes
3 dr. Nelmawati
4 dr. Widya Hastuti
5 dr. Sutriso, M.Kes
6 dr. Marlina
7 dr. Selvy Romberante
8 dr. Ngo Hairmansyah
9 dr. Yanti Eka Iswara
10 dr. Aprilia Handayani
11 dr. Redha Ramadhana Habiby
12 dr. Rachmasari Afiliantika
13 dr. Faizal Mahfudh Ariandi
14 dr. Zindy Mahal Madina
15 dr. Steven Hartanto
16 dr. Yuliana Sari
17 dr. Lutfi Hendra Kusuma
18 dr. Rafendy
19 dr. David Christian
20 dr. Vini Anggraini
21 drg. Benyamin Kumila, MPH
22 drg. Ari Wijayanto, M.Kes
23 drg. Meini Wahyuningsih
24 drg. Nadia Rini
25 drg. Trias Leonita
26 drg. Nurul Harnisa

(Sumber: Profil RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2021)


Tabel 2.3 Profesi Dokter Umum dan Dokter Gigi RSUD dr. Murjani Sampit
27

2.4.3 Fasilitas Pelayanan


a. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
1) Poliklinik Penyakit Dalam
2) Poliklinik Anak
3) Poliklinik Bedah
4) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
5) Poliklinik Mata
6) Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin
7) Poliklinik Saraf
8) Poliklinik Jiwa
9) Poliklinik THT
10) Poliklinik Gigi
11) Poliklinik Umum
12) Poliklinik Psikologi
13) Poliklinik Fisiotherapi
14) Poliklinik VCT
15) Poliklinik Gizi
16) Poliklinik Diabetes
17) Poliklinik Edelweis
18) Poliklinik Thalasemia
19) Poliklinik Vasculer
b. Pelayanan Instalasi Rawat Inap
1) Ruang Intensive Care Unit (ICU)
2) Ruang Perawatan Seroja (Bedah)
3) Ruang Perawatan Bougenville (Penyakit Dalam)
4) Ruang Perawatan Seruni (Kebidanan)
5) Ruang Perawatan Asoka (Anak)
6) Ruang Perawatan VIP dan Perinatologi (Bayi)
7) Ruang Perawatan VVIP Cempaka
8) Ruang Perawatan Teratai (Jiwa)
9) Ruang Isolasi
28

c. Pelayanan Unggulan
Layanan Hemodialisa atau cuci darah berkapasitas 6 (enam) tempat
tidur pasien.
d. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Radiologi (CTScan, Mamografi dan Rontgen)
2) Instalasi Bedah Sentral (IBS)
3) Instalasi Laboratorium
4) Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS (IPSRS)
5) Instalasi Farmasi
6) Instalasi Gizi
7) Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD)
8) Instalasi Sanitasi
9) Instalasi Laundry
10) Pemulasaran Jenazah
11) Bank Darah
12) SIMRS
(Sumber: Profil RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2021)
29

2.5 Profil Peserta


2.5.1 Biodata
Nama : Chairil Anwar, Amd. Kep
NIP 19910722 202203 1 005
Jabatan : Terampil Perawat
Unit Kerja : RSUD dr. Murjani Sampit
Instansi : Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
2.5.2 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
Adapun tugas pokok dan fungsi jabatan penulis dibuat dalam bentuk
sasaran kinerja pegawai (SKP). Sasaran kinerja pegawai adalah rencana
dan target kinerja yang harus dicapai oleh pegawai dalam kurun waktu
penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur serta disepakati pegawai
dan atasannya. Adapun sasaran kinerja pegawai untuk jabatan penulis
yaitu jabatan Terampil Perawat yang sudah dimasukan dalam target
bulanan dan tahunan penulis berdasarkan peraturan menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia nomor 35 tahun 2019 tentang jabatan fungsional Perawat
adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
3) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangk melakukan upaya promotif;
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam
rangka upaya preventif;
5) Memberikan oksigenasi sederhana;
6) Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/
bencana/ kritikal;
7) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas
risiko penularan infeksi;
30

8) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi


pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;
9) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif;
10) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
11) Melakukan perawatan luka;
12) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.

2.6 Landasan Teori


2.6.1 Nilai-nilai BerAKHLAK
Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) BerAKHLAK
telah resmi diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
secara virtual, pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2021 dengan tujuan untuk
menyeragamkan nilai-nilai dasar (core values) bagi seluruh ASN di
Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang
profesional. Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menegaskan
bahwa setiap ASN dimanapun bertugas seharusnya memegang teguh nilai-
nilai dasar serta semboyan yang sama. Seluruh ASN dari berbagai latar
belakang profesi, harus mempunyai nilai dasar dan proposisi nilai rujukan
yang sama. Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara juga berpesan agar
setiap ASN juga mempunyai orientasi yang sama, yaitu memberikan
pelayanan terbaik untuk masyarakat. Jiwa melayani serta membantu
masyarakat wajib tertanam kuat dalam diri setiap ASN. Sesuai dengan
Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi
Core Values dan Employer Branding ASN yaitu “Bangga Melayani
Bangsa”, Core values BerAKHLAK yang dimaksud merupakan singkatan
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif. Berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut di atas
maka diharapkan seluruh ASN dapat menerapkannya dalam bidang
sesuai tupoksinya masing-masing,
31

adapun uraian dari ketujuh nilai tersebut meliputi :

2.6.2 Berorientasi Pelayanan


Berorientasi pelayanan adalah berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Adapun panduan perilaku/kode etik
Berorientasi Pelayanan yang seharusnya diimplementasikan oleh setiap
ASN, adalah :
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyrakat
2) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3) Melakukan perbaikan tiada henti.

2.6.3 Akuntabel
Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Akuntabel merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya
Adapun panduan perilaku/kode etik Akuntabel tersebut, adalah :
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

2.6.4 Kompeten
Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Adapun panduan perilaku/kode etik Kompeten, adalah :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

2.6.5 Harmonis
Harmonis adalah saling peduli dan menghargai perbedaan. Adapun panduan
perilaku/kode etik Harmonis, adalah :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
32

2) Suka menolong orang lain


3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

2.6.6 Loyal
Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Adapun panduan perilaku/kode etik Harmonis, adalah :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan
yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

2.6.7 Adaptif
Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan. Adapun panduan perilaku/kode etik Adaptif, adalah:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3) Bertindak proaktif.

2.6.8 Kolaboratif
Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis. Adapun panduan
perilaku/kode etik Kolaboratif, adalah:
1) Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.

2.7 Smart ASN dan Manajemen ASN


2.7.1 Smart ASN
Pemerintah memacu kecepatan peningkatan kualitas Aparatur Sipil
Negara (ASN) untuk pembentukan generasi Smart ASN demi
terwujudnya birokrasi berkelas dunia. Smart ASN merupakan
pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta
33

profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan


semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan
organisasi.
Era Globalisasi dan Modernisasi saat ini memberikan kemudahan
dari berbagai aspek. Tidak hanya kemudahan dari efektivitas
pekerjaan akan tetapi mengenai komunikasi menjadi seperti tidak ada
batas antar wilayah bahkan antar global/dunia. Persaingan global saat
ini masuk dalam ranah digital, termasuk pada sistem pemerintahan.
Indonesia, mau tidak mau, juga ikut dalam arus revolusi industri
tersebut. Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dipaksa untuk adaptif
terhadap teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan
efisien. Digitalisasi birokrasi untuk pelayanan yang optimal, adalah hal
yang tak bisa disanggah.
Komunikasi masa kini yang tentunya sebagai manusia yang
mengusung perubahan dan perkembangan yang semakin kompleks,
hal ini membuat komunikasi menjadi perhatian utama. Berbicara tentang
komunikasi masa kini contoh nyatanya adalah jejaring sosial yang
mewujudkan manusia terhubung satu sama lain tanpa harus bertatap
muka. Dengan media baru ini, informasi juga dapat disebarluaskan
dengan cepat. Oleh karena itu sebagai Aparatur Sipil Negara pun juga
harus menyesuaikan diri dengan cepat dan fleksibel namun masih
mengutamakan etika komunikasi dalam teknologi masa kini.
Untuk menjadi ASN yang smart maka harus paham dalam
mengimplementasikan literasi digital. Kerangka kerja literasi digital
termuat dalam berbagai aspek yakni terdiri dari digital skill, digital
culture, digital ethics, dan digital safety. Pembabarannya adalah
sebagai berikut :
1) Digital Skill, Kemampuan mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
34

2) Digital Culture, Kemampuan membaca, menguraikan,


membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan
TIK.
3) Digital Ethics, Kemampuan menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata Kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Digital Safety, Kemampuan mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan
kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari.

2.7.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara:
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
a) PNS (Pegawai Negeri Sipil), merupakan pegawai yang
diangkat secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan dan dan memiliki
Nomor Induk Pegawai (NIP)

b) PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja),


merupakan pegawai yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan
instansi Pemerintah dan ketentuan
35

perundang-undangan.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi ASN adalah :

a) Pelaksana Kebijakan Publik


b) Pelayan Publik
c) Perekat dan Pemersatu Bangsa
5) Tugas ASN adalah :

a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat


Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan


berkualitas

c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara


Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
6) Perbandingan Hak PNS & PPPK

PNS berhak untuk mendapatkan gaji, tunjangan, perlindungan,


pengembangan kompetensi, jaminan pensiun & hari tua, dan
cuti. Sedangkan PPPK berhak untuk mendapatkan gaji,
tunjangan, perlindungan, pengembangan kompetensi, dan cuti
tanpa ada jaminan pensiun dan hari tua.
7) Kewajiban ASN

a) Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI

b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

c) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat


36

pemerintah yang berwenang

d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh


pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab

f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,


perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan

g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat


mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

h) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara


Kesatuan Republik Indonesia
37

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Isu


Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi
dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan identifikasi tersebut,
isu merupakan suatu hal yang terjadi baik didalam maupun diluar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Berkaitan
dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan yang
diinisiatif oleh penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta penugasan
dari atasan. Berdasarkan kaitannya dengan SMART ASN, Manajemen ASN
dan Pelayanan Publik, berikut adalah daftar isu-isu yang muncul di Ruang
Penyakit Dalam (Bougenville) RSUD dr. Murjani Sampit yang saya amati
selama bekerja :

1) Kurangnya peran perawat dalam edukasi perencanaan


pemulangan pasien diruang rawat inap Bougenville RSUD Dr.
Murjani Sampit.

a. Kondisi saat ini :


Dari pengamatan penulis selama bertugas di ruang penyakit dalam
(Bougenville), masih kurangnya edukasi perencanaan pemulangan
kepada pasien yang menyebabkan pasien datang kembali dengan
penyakit yang sama karena kurangnya pengetahuan perawatan lanjutan
selama dirumah atau pasca perawatan.
38

Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberian pelayanan


kesehatan, dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep
multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang baik antara medis, perawat,
gizi, fisioterapi, farmasi, dan penunjang diharapkan mampu memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat (Hariyati, Afifah, Handiyani,
2008). Salah satu bentuk pelayanan kesehatan itu sendiri adalah
pelayanan keperawatan professional dimana salah satunya adalah
perencanaan pulang atau discharge planning (Purnamasari & Ropyanto,
2012), Discharge planning merupakan suatu bagian penting dan
memiliki pengaruh dalam sebuah pelayanan keperawatan. Pelaksanaan
discharge planning yang belum sesuai dan belum optimal akan
mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti meningkatnya angka
perawatan berulang, memperlambat penyembuhan, meningkatnya angka
kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama,
meningkatnya lama perawatan, dan meningkatnya angka kematian
(Junaidy, 2017).

b. Kondisi yang diarapkan


Meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga saat perawatan
dirumah yaitu jenis obat yang harus di minum, cara perawatan diri yang
dilakukan di rumah dan waktu pengobatan atau perawatan selanjutnya
dilakukan.
Discharge planning dimulai saat penerimaan pasien masuk
hingga evaluasi tindakan pada saat pasien akan pulang,untuk mengkaji
kemungkinan rujukan, atau perawatan lanjut dirumah sesuai kebutuhan
(Shofiana, 2014). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN-RB) Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat bahwa
fungsi perawat salah satunya adalah melakukan pengkajian dasar
individu. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 ASN memiliki tugas
dan fungsinya,
39

salah satunya sebagai pelaksana kebijakan publik dimana ASN wajib


melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan.

2) Kurangnya pengetahuan pasien tentang teknik teknik batuk efektif


pada pasien TB paru di ruang Bougenville RSUD Dr. Murjani.

a. Kondisi saat ini


Dari pengamatan penulis selama bertugas di ruang penyakit dalam
(Bougenville), masih banyak pasien atau keluarga pasien yang tidak
mengetahui teknik batuk efektif yang juga sangat penting untuk membantu
bersihan jalan nafas dan mempermudah pemeriksaan laboratorium
mendiagnosis penyebab penyakit.
Batuk efektif pada pasien dengan jalan nafas tidak efektif atau
obstruksi jalan nafas sangat baik dilakukan karena dapat mempercepat
pengeluaran dahak pada pasien (Rosyidi & Wulansari, 2013). Batuk
efektif adalah suatu metode batuk dengan benar dimana dapat
menggunakan energi untuk batuk dengan seefektif mungkin sehingga
tidak mudah lelah dalam pengeluaran dahak secara maksimal. Batuk
yang tidak efektif ialah batuk yang terjadi terus-menerus namun dalam
mengeluarkan dahak dan iritan yang menyumbat saluran napas tidak
maksimal, sehingga saluran udara pun tetap terhambat. Penyakit yang
menyebabkan kerusakan serius pada paru, seperti PPOK, batuk
menerus yang tak terkendali akan menekan dahak dan gas terperangkap
di paru- paru. Akibatnya, udara yang membawa oksigen semakin sulit
untuk masuk.

b. Kondisi yang diharapkan


Meningkatnya pengetahuan pasien baik keluarga pasien tentang
teknik atau metode batuk efektif.
Menurut undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
40

menyebutkan bahwa tugas dan fungsi ASN salah satunya sebagai pemberi
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Salah satu fungsi
perawat sebagai ASN yang termuat dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PERMENPAN-RB) Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019
tentang Jabatan Fungsional Perawat bahwa fungsi perawat salah
satunya adalah melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih
dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotif. Untuk itu sangat
penting bagi pasien untuk mengetahui teknik batuk efektif untuk
membantu mempercepat pengeluaran dahak dan bersihan jalan nafas.

3) Kurangnya pengetahuan pasien tentang pencegahan Flebitis pada


pasien di ruang bougenville RSUD Dr. Murjani.

a. Kondisi saat ini


Dari pengamatan penulis selama bertugas di ruang penyakit dalam
(Bougenville), masih kurangnya pengetahuan pasien tentang flebitis yang
menyebabkan ketidaknyamanan saat terpasang infus dan mengganggu
kelancaran jalan infus.

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 27 tahun 2017


RSUD Dr. Murjani Sampit diharuskan untuk berupaya menurunkan
penularan infeksi di dalam rumah sakit yang disebut sebagai Infeksi
Rumah Sakit (IRS). Ketidaktahuan pasien terhadap aktivitas yang dapat
mengganggu kelancaran IV Line, ketidakpatuhan petugas terhadap SOP,
Ketidaksesuaian antara vena dengan IV Cathnya, Osmolaritas cairan
yang diperbolehkan pada vena perifer, dan Observasi yang kurang.
Flebitis dapat terjadi dengan atau tanpa pembekuan darah. Dapat
mempengaruhi vena permukaan atau dalam. Ketika disebabkan oleh
pembekuan darah, kondisi ini disebut tromboflebitis. Trauma vena,
misalnya dari selang
41

infus intravena, adalah penyebabnya. Gejalanya termasuk


kemerahan, rasa hangat, dan rasa sakit di daerah yang terpengaruh.

b. Kondisi yang diharapkan


Meningkatnya pengetahuan pasien tentang pencegahan flebitis
yang akan mengurangi rasa tidak nyaman saat terpasang infus.
Menurut undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
menyebutkan bahwa tugas dan fungsi ASN salah satunya sebagai
pemberi pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Salah satu
fungsi perawat sebagai ASN yang termuat dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PERMENPAN-RB) Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Perawat bahwa fungsi perawat salah satunya adalah
memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas
resiko penularan infeksi.

3.2 Penetapan Core Isu


Dari daftar isu yang ditemukan diatas, kemudian dianalisa dengan
menggunakan metode USG untuk memilih isu prioritas yang akan
dicarikan solusinya.

a. Urgency adalah seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas,


dianalisa dan ditindaklanjuti.

b. Seriousness adalah seberapa serius isu tersebut harus dibahas,


dianalisa dan ditindaklanjuti. Sedangkan

c. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu


tersebut jika tidak ditangani segera.

Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
42

Nilai
Isu Utama Pering
No U S G Total
kat
Peningkatan peran perawat dalam
edukasi perencanaan pemulangan pasien
1 diruang rawat inap Bougenville RSUD
3 4 4 11 2
Dr. Murjani.
Kurangnya pengetahuan pasien
2 tentang teknik batuk efektif pada
pasien TB paru di ruang 4 5 5 14 1
Bougenville RSUD Dr. Murjani
Kurangnya pengetahuan pasien tentang
pencegahan Flebitis pada pasien di ruang
3 bougenville RSUD Dr. Murjani.
2 4 3 9 3

Skala Likert (1-5) :


5 = sangat besar; 4 = besar; 3 = sedang; 2 = kecil; 1 = sangat kecil Tabel
3.1 Analisis Isu menggunakan metode analisis USG

Berdasarkan penilaian diatas maka didapatkan isu yang paling


memungkinkan untuk dapat diselesaikan adalah berdasarkan hasil analisis
USG, isu aktual dengan peringkat tertinggi yaitu “Peningkatan
pengetahuan pasien pentingnya teknik batuk efektif pada
pasien TB paru di ruang Bougenville RSUD Dr. Murjani.”.
Artinya, isu yang kedua tersebut merupakan isu prioritas yang harus
dicarikan solusinya.

3.3 Penentuan Penyebab Core Isu


Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, penyebab isu terpilih dapat
dilihat dalam uraian diagram fishbone dibawah ini :
43

METHODE
MAN POWER

Kurangnya pemahaman
pasien mengenai cara
mengeluarkan dahak Teknik edukasi
dari perawat
yang Kurangnya
Kurangnya pengetahuan menyampaikan pengetahuan
pasien tentang secara langsung pasien tentang
bahayanya TB Paru kepada pasien teknik batuk
sering dilupakan efektif pada
pasien TB
paru di ruang
Bougenville
RSUD Dr.
Belum adanya Murjani
media edukasi lain Kurangnya
dukungan keluarga
dalam mencari
informasi

MILLEU
MACHINE

Gambar 3.1 Fishbone Diagram isu terpilih

Dari gambar fishbone diagram diatas dapat diuraikan bahwa


Kurangnya pengetahuan pasien tentang Teknik batuk efektif pada pasien
TB Paru di ruang Bougenville RSUD Dr. Murjani Sampit disebabkan
oleh beberapa faktor dari man power, metode, milleu dan
machine. Adapun faktor-faktor tersebut, antara lain adalah :

a) Man Power
- Kurangnya pemahaman pasien mengenai cara mengeluarkan dahak;
- Kurangnya pengetahuan pasien tentang bahayanya TB Paru.
b) Methode
- Teknik edukasi dari perawat yang menyampaikan secara langsung
kepada pasien sering dilupakan
c) Milleu
- Kurangnya dukungan keluarga dalam mencari informasi.
44

d) Machine
- Belum adanya media edukasi lain

Dari semua faktor penyebab diatas muncul gagasan-gagasan untuk memecahkan


isu atau masalah “Peningkatan pengetahuan pasien tentang teknik
batuk efektif pada pasien TB paru di ruang Bougenville RSUD Dr.
Murjani” (JUDUL) yang telah dirangkum dalam tabel rancangan aktualisasi
penulis.
45

3.4 Rancangan Aktualisasi


Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi
Jabatan : Terampil Perawat
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Rantau Pulut II
Isu Terpilih : Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya resistensi bakteri akibat obat antibiotik
yang diminum tidak beraturan
Judul : Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bahaya resistensi bakteri akibat obat antibiotik yang diminum
tidak beraturan di UPTD puskesmas rantau pulut II
Gagasan Pemecahan : 1. Melakukan edukasi pada masyarakat pada saat posbindu tentang bahaya resistensi bakteri dan
Isu penggunaan obat antibiotik yang benar
2. Membuat media penyuluhan berupa leaflet tentang bahaya resistensi bakteri dan
membagikanya pada pasien yang berobat di Puskesmas rantau Pulut II
3. Membuat Poster tentang bahaya resistensi bakteri terhadap obat antibiotik yang menarik dan
menempelkan di dinding Puskesmas Rantau Pulut II
4. Berkolaborasi dengan pemegang akun media sosial puskesmas sebagai sarana penyebar
informasi kesehatan yang berkaitan dengan bahaya resistensi bakteri
5. Melakukan evaluasi dengan cara membagikan quisioner sebagai bahan penilaian
46

Tabel 3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Tahapan Kegiatan Output/Hasil
No Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi dan Nilai Organisasi
Kegiatan
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan edukasi 1. Konsultasi Foto/bukti Berorientasi Konsultasi dengan Berkonsultasi
pada masyarakat dengan kegiatan Pelayanan, meminta mentor dan kepala dengan mentor
tentang bahaya mentor /kepala diskusi dan izin kepada atasan puskesmas, dan kepala
puskesmas kerjasama dengan cara yang berkontribusi pada puskesmas, nilai
resistensi bakteri
terkait waktu dengan mentor sopan melalui chat misi organisasi yang
dan penggunaan penyuluhan dan kepala whatsapp tentang menyelengarakan didapat adalah
obat antibiotik yang dan puskesmas kesediaan waktu pengelolaan sumber Profesional.
benar tempatnya. atasan untuk daya secara efisien, Yaitu,
2. Menyiapkan berkonsultasi langsung transparan dan menghargai
bahan peraga dengan beliau dan akuntabel. dengan atasan
atau leaflet. melakukan konsultasi langsung
3. Menyusun dengan ramah
materi/isi terhadap atasan dalam
penyuluhan. meminta data-data
4. Melakukan yang yang diperlukan.
penyuluhan
tentang
bahaya
resistensi
bakteri Akuntabel, yaitu
5. Menentukan bertanggung jawab
Evaluasi dalam tugas menyiapkan
Kegiatan. materi.
6. Mempertangja
wabkan materi
yang terpapar
47

Kolaboratif, saling
bertukar pikiran
dengan atasan untuk
mencapai sasaran /
target pemecahan isu

Harmonis, menjalin
hubungan saling
percaya agar tercipta
suasana lingkungan
kerja yang kondusif.

Loyal,peduli dengan
kondisi dan
permasalahan / isu
yang dihadapi oleh
instansi sehingga
ingin membantu
penyelesaian isu
tersebut dengan baik
dan mengutamakan
kepentingan
negara.

Adaptif, menuangkan
inovasi baru dalam
materi
konsultasi.
48

2 Membuat media 1.Mengkordinasikan Foto/bukti Berorientasi Hal ini berkontribusi Dengan


penyuluhan berupa dengan mentor/ kegiatan Pelayanan, meminta pada misi mengumpulkan
leaflet tentang kepala Puskesmas melakukan izin kepada atasan menyelenggarakn data pasien Nilai
perihal isi poster analisis data dan dengan cara yang pelayanan kesehatan organisasi yang
bahaya resistensi
yang menarik dokumen pasien sopan melalui chat yang paripurna. didapat adalah
bakteri dan TB paru Bermutu.
2. Berkonsultasi whatsapp atau Sebab, segala suatu
membagikanya dengan PJ PromKes bertemu langsung yang paripurna tidak Yaitu, melakukan
pada pasien yang 3. Mencari bahan tentang kesediaan lepas dari hal kecil semua tindakan
berobat di dari segala sumber waktu atasan untuk namun berdampak berdasarkan data
Puskesmas ranta untuk medesign meminta ijin besar. Salah satu yang
Pulut II konsep poster yang pengumpulan data contohnya sesungguhnya
menarik. pasien dengan ramah pengumpulan data
terhadap atasan dalam
meminta data-data
yang yang diperlukan.

Akuntabel, mencari
dan mengumpulkan
data dari sumber yang
terpercaya dan diakui
keabsahannya.

Kompeten,
mengemukakan
gagasan alternatif
pemecahan isu
kepada atasan dan
mempelajari serta
mengamati dengan
giat dan sungguh-
sungguh data- data
49

yang telah saya


terima dari atasan.

Harmonis, menjalin
hubungan saling
percaya agar tercipta
suasana lingkungan
kerja yang kondusif

Kolaboratif, menjalin
kerjasama dengan
kepala ruangan dan
teman sejawat lainnya
untuk mengumpulkan
data yang dibutuhkan

Adaptif, menganalisis
dan mempelajari data
yang diperoleh agar
dapat
berinovasi dan
berkembang

3. Membuat Poster 1.Mengkordinasikan Foto/bukti Berorientasi Mengkaji tingkat Dengan


tentang bahaya dengan mentor/ kepala kegiatan Pelayanan, memulai pengetahuan melakukan
resistensi bakteri Puskesmas perihal isi pembagian atau kegiatan bekontribusi dalam pengkajian
terhadap obat poster yang menarik pengisian dengan prinsip 5 S menyelenggarakan tingkat
antibiotik yang 2. Berkonsultasi formulir (senyum, salam, pengelolaan sumber pengetahuan
menarik dan dengan PJ
menempelkan di PromKes
dinding 3. Mencari bahan dari
Puskesmas Rantau segala sumber untuk
Pulut II medesign konsep
poster yang menarik.
50

identitas dan sapa, sopan dan santun) daya secara efisien, terlebih dahulu
kuisioner serta ramah dalam transparan dan berarti Nilai
melalui google menyampaikan materi akuntabel Organisasi yang di
form kegiatan munculkan adalah
Bermutu. Karena
Akuntabel, dengan
mengerjakan tugas mendapatkan
dengan jujur, cermat hasil pengkajian
dan penuh integritas yang
serta tanggung jawab sesungguhnya
dengan menyebarkan akan
informasi yang mendapatkan
bermanfaat dan dapat hasil yang
dipercaya relevan.

Harmonis, menjalin
hubungan saling
percaya agar tercipta
suasana lingkungan
yang kondusif

Kompeten,
melaksanakan tugas
dengan sebaik- baiknya
dan membantu orang
lain belajar.
51

4. Berkolaborasi 1. Berkoordinasi dan Tersedianya Berorientasi Pembuatan leaflet dan Dengan


dengan pemegang konsultasi dengan akun Media Pelayanan, meminta banner berkontribusi membuat leaflet
akun media sosial Mentor/ Kepala Sosial, yaitu izin kepada atasan pada misi dan banner Nilai
Puskesmas facebook dan dengan cara yang menyelengarakan Organisasi yang
puskesmas sebagai
mengenai isi materi instagram sopan melalui chat pengelolaan sumber didapat adalah
sarana penyebar
promosi Puskesmas whatsapp tentang daya secara efisien, Profesional dan
informasi kesehatan 3. Mengumpulkan yang berisi kesediaan waktu transparan dan Bermutu. Yaitu,
yang berkaitan bahan untuk Informasi atasan untuk akuntabel. membuat media
dengan bahaya membuat drfat Kesehatan. berkonsultasi langsung edukasi agar
resistensi bakteri promosi yang dengan beliau dan Pendidikan
menarik melakukan konsultasi kesehatan yang
4. Menyusun dengan ramah diberikan
/membuat materi terhadap atasan dalam lebih mudah
Promosi Kesehatan meminta data-data dipahami.
yang menarik yang yang diperlukan
5. Memposting
materi promosi
Kesehatan di Akun
Media Sosial
52

Kompeten,
Membantu orang lain
dalam belajar.

Harmonis, menjalin
hubungan saling
percaya agar tercipta
suasana lingkungan
kerja yang kondusif
demi tercapainya
hasil yang
diinginkan.

Loyal, berkomitmen
untuk membantu
orang lain dalam
menambah ilmu
pengetahuan.

Adaptif, antusias
dalam menggerakan
perubahan dan
bertindak proaktif
dengan mencari
materi-materi yang
mudah dipahami oleh
orang lain

Kolaboratif,
memberikan
53

kesempatan untuk
ikut terlibat dan
berkontribusi agar
mencapai hasil yang
diinginkan.
Manajemen ASN,
menggunakan teknologi
sebagai bentuk
profesionalitas seorang
ASN dalam
memanfaatkan media
Smart ASN,
menggunakan teknologi
sebagai bentuk
pengembangan kualitas.
54
5. Melakukan 1. Menyiapkan Foto/bukti Berorientasi Kontribusi dari Memberikan
evaluasi dengan pertanyaan kegiatan Pelayanan, kegiatan tersebut edukasi kepada
cara membagikan singkat melakukan menyampaikan dalam visi misi keluarga pasien
quisioner sebagai kuesioner edukasi secara materi edukasi organisasi yaitu mengandung
bahan penilaian 2. Membagikan langsung kepada dengan ramah dan menyelenggarakan Nilai Organisasi
kuesioner masyarakat bahasa yang mudah pelayanan kesehatan Profesional dan
3. Mencatat dimengerti. paripurna. Karena ramah. Dimana
kegiatan dengan pemberian perawat
Pendidikan Kompeten, edukasi akan dapat melaksanakan
kesehatan di membantu orang diterapkan ketika salah satu tugas
lembar edukasi lain belajar. pasien dan keluarga dan fungsinya
dan meminta pasien sudah keluar yaitu sebagai
tanda tangan. Harmonis, rumah sakit. edukator. Nilai
4. Berterimakasih dan membangun Dimana pelayanan ramah muncul
mengakhiri suasana diskusi rumah sakit itu tidak ketika perawat
Pendidikan yang kondusif. hanya saat pasien memberikan
kesehatan sesuai dirawat, namun saat edukasi dengan
dengan kontrak Adaptif, berdiskusi pasien sudah keluar menyenangkan
waktu yang telah bersama dapat membuat rumah sakit agar .
disepakati suasana menjadi lebih Mampu
akrab dan cepat mempertahankan
Menyesuaikan diri. kondisi sehatnya.
55

Kolaboratif,
membangun
Kerjasama yang
sinergis dengan pasien
dan keluarga.
56

3.5 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)


Tabel 3.4 Rekapitulasi Core Value ASN BerAKHLAK
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi Per
Ke -1 Ke -2 Ke -3 Ke -4 Ke -5 Ke -6
MP
1 Berorientasi Pelayanan 1 1 1 1 1 1 6
2 Akuntabel 1 1 1 1 4
3 Kompeten 1 1 1 1 4
4 Harmonis 1 1 1 1 1 1 6
5 Loyal 1 1 1 3
6 Adaptif 1 1 1 1 4
7 Kolaboratif 1 1 1 3
8 Smart ASN 1 1 1 3
9 Manajemen ASN 1 1 2
Jumlah Aktualisasi Per
6 6 7 5 5 6 35
Kegiatan
57

BAB IV
RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Tabel 4.1 Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi

Rencana Pelaksanaan

Juli Agustus
Kegiatan Locus
No Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu /Tempat
ke 3 Ke 4 Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4
A Persiapan
1 Melakukan konsultasi dengan
mentor dan Kepala Ruangan Ruang
Penyakit Dalam (Bougenville) untuk 22 Juli s/d Penyakit
melaksanakan kegiatan sosialisasi 25 Juli
dan edukasi tentang penyakit TB Dalam
2022 RSUD dr.
Paru diruang khusus paru
Murjani
B Pelaksanaan
1 Mengumpulkan dan mempelajari data
26 Juli s/d Ruang
yang akan menjadi bahan untuk
29 Juli Penyakit
melakukan sosialisasi dan edukasi
2022 Dalam
tentang penyakit TB Paru dan teknik
RSUD dr.
batuk efektif
Murjani
58

2 Melakukan pengkajian awal


tingkat pengetahuan pasien TB Ruang
paru dan keluarga pasien 01 Agust Penyakit
tentang penyakit TB Paru dan s/d 05 Dalam
teknik batuk efektif dengan Agust RSUD dr.
menggunakan google form 2022 Murjani
sebagai media kuisioner
responden
3 Memberikan media-media edukasi Ruang
tentang penyakit TB Penyakit
paru dan Teknik batuk efektif 08 Agust
s/d 12 Dalam
baik berupa leaflet maupun
banner dengan bekerjasama Agust RSUD dr.
dengan tim PKRS 2022 Murjani
4 Memberikan edukasi kepada Ruang
pasien TB Paru dan keluarga Penyakit
pasien tentang penyakit TB Dalam
Paru, pencegahan penularan 15 Agust RSUD dr.
penyakit TB Paru dan s/d 19 Murjani
pentingnya mengetahui teknik Agust
batuk efektif pada pasien TB 2022
Paru
C Evaluasi dan Pelaporan
1 Melakukan evaluasi dengan Ruang
kembali membagikan kuisioner 22 Agust Penyakit
menggunakan google form s/d 31 Dalam
sebagai bahan penilaian Agust 2022 RSUD dr.
Murjani
59

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) BerAKHLAK telah resmi
diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara virtual, pada
hari Selasa tanggal 27 Juli 2021 dengan tujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai
dasar (core values) bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi
budaya kerja ASN yang professional.
Core values BerAKHLAK yang dimaksud merupakan singkatan dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif. Berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut di atas maka diharapkan
seluruh ASN dapat menerapkannya dalam bidang sesuai tupoksinya masing-masing
Isu merupakan sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap
diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik
organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan identifikasi
tersebut, isu merupakan suatu hal yang terjadi baik didalam maupun diluar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis
Dari beberapa uraian tugas pokok dan fungsi yang ada pada jabatan penulis
yaitu sebagai terampil perawat di unit kerja BLUD RSUD dr. Murjani Sampit
terdapat isu-isu strategis yang didapat dari hasil pengamatan dan wawancara
dengan Kepala ruang perawatan Penyakit Dalam dan Kepala Bidang Keperawatan
(mentor), yaitu :
1. Kurangnya peran perawat dalam edukasi perencanaan pemulangan pasien diruang
rawat inap Bougenville RSUD Dr. Murjani Sampit.
2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang teknik teknik batuk efektif pada pasien
TB paru di ruang Bougenville RSUD Dr. Murjani.
60

3. Kurangnya pengetahuan pasien tentang pencegahan Flebitis pada pasien di


ruang bougenville RSUD Dr. Murjani.
Berdasarkan penilaian analisis isu dengan menggunakan metode USG maka
didapatkan isu yang paling memungkinkan untuk dapat diselesaikan adalah
berdasarkan isu aktual dengan peringkat tertinggi yaitu “Kurangnya pengetahuan
pasien tentang teknik teknik batuk efektif pada pasien TB paru di ruang Bougenville
RSUD Dr. Murjani. ”. Artinya, isu yang kedua ini merupakan isu prioritas yang
harus dicarikan solusinya. Adapun gagasan pemecahan isu tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Ruangan Penyakit Dalam
(Bougenville) untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang
penyakit TB Paru diruang khusus paru;
2. Mengumpulkan dan mempelajari data yang akan menjadi bahanuntuk
melakukan sosialisasi dan edukasi tentang penyakit TB Paru dan Teknik
batuk efektif;
3. Melakukan pengkajian awal tingkat pengetahuan pasien TB paru dan keluarga
pasien tentang penyakit TB Paru dan Teknik batuk efektif dengan
menggunakan google form sebagai media kuisioner responden;
4. Memberikan media-media edukasi tentang penyakit TB paru dan Teknik
batuk efektif baik berupa leaflet maupun banner dengan bekerjasama
dengan tim PKRS;
5. Memberikan edukasi kepada pasien TB Paru dan keluarga pasien tentang
penyakit TB Paru, pencegahan penularan penyakit TBParu dan pentingnya
mempelajari Teknik batuk efektif pada pasien TB Paru;
6. Melakukan evaluasi dengan kembali membagikan kuisioner menggunakan
google form sebagai bahan penilaian.
61

5.2 Kritik dan Saran


Dalam rancangan aktualisasi yang telah dibuat penulis menyadari bahwa
rancangan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak baik itu dari coach, mentor
ataupun pihak lainnya demi kesempurnaan rancangan aktualisasi ini yang nantinya
juga akan berdampak positif pada kegiatan aktualisasi yang akan penulis lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. SMART ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021. MANAJEMEN ASN. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara : Jakarta
Peraturan Bupati Kotawaringin Timur Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah
Undang - undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Keperawatan
Pemerintah Kab. Kotawaringin Timur. 2021.
Profil RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2021
https://ners.unair.ac.id/site/lihat/index.php?/read/499/pentingnya-
KARTU KENDALI MENTOR
Nama Peserta Chairil Anwar, Amd. Kep

Unit Kerja RSUD Dr. Murjani Sampit


NDH 16
Gelombang II

No Hari/ Catatan Kegiatan Paraf/bukti


Media Tindak lanjut
Tanggal Konsultasi konsultasi
1 Senin, Konsultasi pemilihan Tatap Isu yang dipilih
27 Juni isu dan judul adalah
Muka
2022 aktualisasi Optimalisasi
edukasi batuk
efektif pada
pasien TB Paru
di Ruang
Bougenville
RSUD Dr.
Murjani Sampit

Menambahkan
Tujuan khusus
Rabu, tujuan khusus
dipertajam sesuai WA
20 Juli pada rancangan
2 2022
judul pada pasien Group
aktualisasi sesuai
batuk efektif
judul
KARTU KENDALI COACH
Nama Peserta Chairil Anwar, Amd. Kep

Unit Kerja RSUD Dr. Murjani Sampit


NDH 16
Gelombang II

No Hari/ Catatan Kegiatan Paraf/bukti


Media Tindak lanjut
Tanggal Konsultasi konsultasi

1. Pengubahan kata 1. Mengubah judul


Optimalisasi menjadi :
menjadi Peningkatan
peningkatan pengetahuan
pengetahuan; pasien tentang
Teknik Batuk
2. Pada deskripsi isu
Efektif pada
tambahkan poin :
pasien TB paru
kondisi saat ini,
di ruang
kondisi yang
Bouenville
diharapkan dan
RSUD Dr.
dampak jika isu
Murjani
tidak diselesaikan;
2. Menambahkan
3. Beri penjelasan di
poin-poin pada
bawah diagram
deskripsi isu
fishbone;
sesuai arahan
4. Pada rancangan coach
Kamis, Zoom
1 kegiatan sesuaikan
14 Juli 3. Menambahkan
dengan ketentuan Metting
2022 penjelasan
kegiatan kreatif.
dibawah
diagram
fishbone sesuai
arahan coach

4. Menambahkan
kegiatan kreatif
sesuai ketentuan
: bentuk
kegiatan yang
belum pernah
dilakukan diunit
kerja, beruntun
dan berurutan,
antar kegiatan
tidak berkaitan,
dan minimal 2
kegiatan digital
(Smart ASN)
2 Selasa, Buat Power point untuk Zoom Membuat power
19 Juli seminar presentasi point untuk
Metting
2022 rancangan aktualisasi seminar
presentasi
rancangan
aktualisasi sesuai
arahan coach

Anda mungkin juga menyukai