JUDUL
PENDATAAN INFRASTRUKTUR WILAYAH BERBASIS GIS DALAM
RANGKA EFEKTIFITAS MONITORING DAN EVALUASI
PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KONAWE UTARA
Disusun oleh :
Nama : Iskariyanto.ST
NIP : 19870623 2020 12 1 002
NDH : 31
Jabatan : Analis Pengembangan Wilayah
Instansi : Kabupaten Konawe Utara
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
ISKARIYANTO. ST
NDH : 31
COACH, MENTOR,
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
ISKARIYANTO. ST
NDH : 31
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya. Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW beserta sahabat- sahabatnya, yang
telah menjadi suri teladan bagi umatnya sepanjang zaman, pemimpin umat islam. Sehingga
Racncangan Aktualisasi dengan judul “Pendataan Infrastruktur Wilayah Berbasis Gis
Dalam Rangka Efektifitas Monitoring Dan Evaluasi Pembangunan Wilayah Kabupaten
Konawe Utara” dapat diselesaikan tepat waktu.
Rancangan pelaksanaan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
kelulusan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan CXXXIII
Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan Rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih tersebut
penulis tujukan kepada:
1. Dra.Yuni Nurmalawati. M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan
pelatihan dasar CPNS;
2. Drs.Hazairin Zulkarnain, M.Si Kepala Badan Perencanaan Peembangunan Daerah
Kabupaten Konawe Utara
3. H.Yakob Udi, SE.,M.Si selaku penguji yang telah memberi koreksi dan masukan
selama seminar rancangan pelaksanaan aktualisasi
4. Rosniah,SE selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses
pembimbingan penyusunan laporan hasil pelaksanaan aktualisasi penulis;
5. Ir.Laode Muhaimin.ST.,M.PW selaku mentor yang telah banyak memberikan
arahan danmasukan dalam penyusunan Rancangan pelaksanaan aktualisasi ini,
6. Seluruh Widyaswara yang telah memberikan banyak arahan dan masukan dalam
pelaksanaan Latsar;
7. Seluruh panitia yang telah memfasilitasi para peserta Diklatsar dengan baik;
8. Keluarga besarku tercinta, terutama orang tua, saudara, istri dan anak serta rekan-
rekan di Bappeda Kabupaten Konawe Utara khususnya Bidang Fisik, Prasarana dan
Pengembangan Wilayah yang selalu mendukung selama proses Latsar berlangsung
iii
9. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan III Angkatan CXXXIII Tahun
2022 yang selama ini telah banyak berbagi bersama selama proses Latsar.
ISKARIYANTO.ST
NDH: 31
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................vi
B. TUJUAN ............................................................................................................. 2
C. MANFAAT ......................................................................................................... 3
v
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi........................................................ 6
A. KESIMPULAN.................................................................................................68
B. SARAN ............................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................, 70
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan.
Pengertian tersebut sesuai dengan Undang-Undang No 5 tahun 2014. Peran Aparatur
Sipil Negara (ASN) sudah ditetapkan pada Undang-Undang No 5 tahun 2014 pasal 12,
yaitu Sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional, melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme. serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.
Demi mewujudkan pembangunan tersebut, berdasarkan Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS,
diperlukan pembinaan melalui Pelatihan Dasar (Latsar). Dengan demikian diharapkan
terbentuk karakter ASN yang kuat yaitu ASN yang mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat.
Pelatihan Dasar yang dilakukan untuk membentuk ASN yang profesional tersebut
dilakukan melalui Pendidikan dan pelatihan dalam dan luar ruangan, klasikal dan non
klasikal. Pelatihan Luar Ruangan atau di lapangan dilakukan untuk memberikan materi
Bela Negara sehinggga membentuk karakter ASN yang disiplin dan berwawasan luas.
Pelatihan Dalam Ruangan meliputi pemberian materi dengan memasukkan model
Pendidikan berkelompok dengan materi-materi inti pembentuk PNS Profesional yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif (BERAKHLAK).
Latsar ini berjalan dengan landasan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara merujuk pada Pasal 63 ayat 3 dan ayat 4 yang
menyatakan CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
1
bertanggung-jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Untuk itu Latsar merupakan pelatihan inovatif dan terintegrasi dimana
pembelajaranklasikal di tempat pelatihan (on campus) dipadukan dengan non-klasikal di
tempat kerja masing-masing CPNS (off campus) sehingga diharapkan CPNS yang
mengikuti Latsar dapat menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan serta
menjadikan nilai-nilai yang ditanamkan dapat menjadi sebuah kebiasaan (habituasi).
Sebagai rancangan pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai Dasar Profesi
Aparatur Sipil Negara oleh CPNS pada tempat kerja (off campus) maka Rancangan
Aktualisasi dan Habituasi inidisusun dengan isu yang diangkat merupakan permasalahan
di Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Konawe Utara.
Tugas Bappeda sebagai salah satu perangkat daerah yaitu membantu Kepala
Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan
daerah, sebagaimana diamanatkan juga dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Bappeda dalam hal ini Bappeda Kabupaten Konawe
Utara bertanggung jawab melakukan tugas pokok dan fungsi perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Konawe Utara.
Salah satunya adalah melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi kegiatan
perencanaan pembangunan, contohnya melakukan monitoring dan evaluasi infrastruktur
di Kabupaten Konawe Utara. Salah satu isu/ permasalahan yang ditemui dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan wilayah tersebut adalah belum
optimalnya kegiatan karena data/ bahan pendukung, seperti peta dasar Infrastruktur,
yang dimiliki oleh Bappeda Kabupaten Konawe Utara belum menggunakan data Sistem
Informasi Geografis (SIG), sehingga memperlambat proses dilaksanakannya Monitoring
dan evaluasi kegiatan Infrastruktur di Kabupaten Konawe Utara.
Oleh karena itu, pemecahan isu tersebut melalui optimalisasi pemanfaatan data
infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui pembuatan peta dasar
Infrastruktur berbasis GIS menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk menjadi dasar
perencanaan dalam pembangunan wilayah sesuai dengan tugas Bappeda Kabupaten
Konawe Utara khususnya di Bidang Fisik Prasarana dan pengembangan wilayah.
Pemecahan isu ini dilakukan melalui kegiatan yang dilakukan oleh penulis dengan
menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sebagaimana yang telah diperoleh selama
melakukan kegiatan Latsar.
2
B. TUJUAN
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS)
bertujuan untuk membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional yakni ASN
yang berkarakter sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat, pelaksana kebijakan publik, dan perekat/pemersatu bangsa,
serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN di tempat kerja. Tujuan rancangan
aktualisasi ini antara lain:
a. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai BERAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), dan
mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI (Manajemen ASN
dan Smart ASN).
b. Tujuan Khusus
1. Mengoptimalisasikan dalam pelaksanaan tugas di Bidang Fisik Prasarana dan
Pengembangan Wilayah, BAPPEDA Kabupaten Konawe Utara.
2. Meningkatkan komitmen mutu pegawai dengan jabatan Analis Pengembangan
Wilayah di BAPPEDA Kabupaten Konawe Utara dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya.
C. MANFAAT
Rancangan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Manfaat bagi Penulis
1. Peserta dapat menginternalisasikan nilai - nilai dasar ASN sehingga
diharapkan terbentuk kader ASN yang profesional dan berkarakter sebagai
pelayan masyarakat.
2. Menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dasar di unit
kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-nilai dasar BERAKHLAK di
BAPPEDA Kabupaten Konawe Utara
3
c. Manfaat bagi Masyarakat
Secara tidak langsung menjadi dasar Pembangunan wilayah khususnya Kabupaten
Konawe Utara selanjutnya akan dimanfaatkan oleh masyarakat.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR
DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU, PROFIL
PESERTA
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
PERENCANAAN
UMUM DAN
DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN
BIDANGFISIK
BIDANG STATISTIK, BIDANG PRASARANA DAN
EVALUASI DAN PENELITIAN DAN BIDANG EKONOMI, PENGEMBANGAN
PELAPORAN PENGEMBANGAN SOSIALDAN BUDAYA WILAYAH
SUB. BID
PENGEMBANGAN SUB. BID SUB. BID
SUB. BID EVALUASI
DANPENERAPAN SOSIAL BUDAYA PENGEMBANGAN
DANPELAPORAN WILAYAH
TEKNOLOGI
UPTD
6
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Konawe
Utara adalah salah satu Lembaga teknis daerah dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Konawe Utara yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Konawe Utara Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Konawe Utara.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2016 Bappeda mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenagan daerah dan tugas
pembantuan, menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang
perencanaan, bidang penelitian dan pengembangan meliputi ekonomi, fisik,
sosial budaya serta pengendalian dan evaluasi. Dalam melaksanakan tugas pokok
tersebut Bappeda Kabupaten Konawe Utara mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
b. Penyusunan perencanaan program dan anggaran teknis Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan
pembangunan di daerah;
d. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas teknis tertentu di bidang perencanaan
pembangunan daerah meliputi ekonomi, fisik, sosial budaya, serta
pengendalian dan evaluasi;
f. Pelaksanaan administrasi perencanaan pembangunan daerah;
g. Pelaksanaan fungsi lain diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsi badan.
7
2. Sekretaris
Sekretaris yang dipimpin oleh seorang sekretaris, yang mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan rencana kegiatan, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional
kepada semua unsur di lingkungan badan.
8
daerah;
c. Menyiapkan bahan koordinasi penyusunan rencana strategis Badan;
d. Menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program dan rencana
kerja Badan;
e. Koordinasi penyelenggaraan layanan dukungan kegiatan
perencanaan pembangunan daerah Badan;
f. Pelaksanaan pelaporan tentang kinerja program/kegiatan Badan;
g. Menyiapkan kebijakan teknis pengelolaan keuangan sesuai
kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas;
h. Mengajukan rencana kerja anggaran melalui tim anggaran eksekutif
untuk menjadi dokumen pengguna anggaran;
i. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan
berdasarkan juklak/juknis untuk tertibnya administrasi keuangan;
j. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupun tertulis untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut;
k. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala-kepala sub
bagian melalui pertemuan/rapat untuk menyatukan pendapat;
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai bahan
evaluasi.
9
g. Melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian melalui daftar
urut kepangkatan dan nominatif untuk tertibnya administrasi
kepegawaian
h. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupun tertulis untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut;
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala-kepala sub
bagian melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan pendapat;
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai bahan
evaluasi.
10
dengan tugas dan fungsinya.
14
bahaninformasi
g. Melakukan pengamanan data hasil pembangunan daerah melalui
bahancetak dan elektronik sebagai bahan dokumentasi;
h. Mengkoordinasikan pendataan dan pelaporan atas capaian
pelaksanaanrencana pembangunan daerah;
i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan pembangunan daerah secara
periodic sebagai bahan evaluasi;
j. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupuntertulis untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut;
k. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas kepala sub bidang melalui
rapat/pertemuan untuk penyatuan pendapat;
l. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
bahanevaluasi.
15
penyusunan program pembangunan daerah selanjutnya.
g. Menghimpun data hasil evaluasi pembangunan daerah sesuai
program/kegiatan sebagai bahan penyusunan pelaporan;
h. Membuat laporan hasil evaluasi rencana dan pelaksanaan
pembangunan daerah sebagai bahan penilaian’
i. Menyajikan dan mengamankan data informasi pembangunan daerah;
j. Menindaklanjuti laporan hasil evaluasi secara berjenjang sebagai
bahan penyusunan program lanjutan tingkat kabupaten/kota dan
provinsi;
k. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupuntertulis untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut;
l. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala sub bidang
bidang melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan pendapatl
m. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
bahanevaluasi.
16
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan
Keuangan;
6. Program Pengembangan Data/Informasi;
7. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang Wilayah;
8. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
Daerah;
9. Program Perencanaan Pembangunan Daerah;
10. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;
11. Program Perencanaan Sosial dan Buadaya;
12. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam;
13. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa;
14. Program Penelitian dan Pengembangan Perencanaan Daerah.
2.1.7 Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja dan Data-Data Terkait
Isu yang Diangkat
Sumber Daya Manusia dalam mendukung kinerja Bappeda dalam
melaksanakan tugas, pokok, dan fungsinya dalam bidang perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah sebanyak 73 orang, yang terdiri
dari 28 Orang ASN dan 45 Non ASN/PHL dengan berbagai tingkat Pendidikan.
Gambaran mengenai PNS dan non PNS berdasarkan tingkat Pendidikan di Kantor
Bappeda Kab. Konawe Utara sebagai mana tabel berikut :
17
No. Golongan Jumlah
1. Golongan IV 5
2. Golongan III 22
3. Golongan II 1
4. Golongan I -
Jumlah 28
18
2.2 PROFIL PESERTA
Nama Diklat : Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan
CXXXIII Tahun 2022
19
2.3 KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR ASN, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
2.3.1 Konsepsi Nilai-Nilai Dasar Asn
1. Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4
UU Pelayanan Publik, yaitu: kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan
hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif;
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas
dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan,
kemudahan, dan keterjangkauan.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip- prinsip yang
digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik di lingkungan birokrasi. Berbagai literatur administrasi
publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak diskriminatif, Mudah dan Murah,
Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, Berkeadilan.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai
ASN bertugas untuk:
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu
memahami mengenai beberapa hal fundamental mengenai pelayanan publik,
antara lain:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
Dengan demikian menjadi kewajiban pemerintah untuk
20
menyelenggarakannya baik dilakukan sendiri (oleh birokrasi pemerintah)
maupun bekerja sama dengan sektor swasta;
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh
warga negara. Artinya, para birokrat penyelenggara pelayanan publik
harus paham bahwa semua fasilitas yang mereka nikmati (gedung,
peralatan, gaji bagi ASN, protokoler, dsb.) dibayar dengan pajak yang
dibayarkan oleh warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Karena
sifatnya yang demikian, sebagai seorang ASN Saudara harus paham
bahwa kegagalan dalam berkontribusi untuk menyelenggarakan pelayanan
publik yang berkualitas akan berakibat pada kegagalan kita sebagai
bangsa dalam mewujudkan cita-cita bersama
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi
untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).
Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan
beberapa kriteria, yakni:
a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan
pedoman perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-
masing nilai. Kode etik juga terkadang dibuat untuk mengatur hal-hal apa
saja yang secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang
terkait dengan konflik kepentingan. Dalam menyelenggarakan pelayanan
publik jika terjadi konflik kepentingan maka aparatur ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dari pada kepentingan dirinya sendiri.
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode
perilaku (code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang
wajib dan tidak boleh dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi
dari kode etik tersebut. Contoh perilaku spesifik dapat juga berupa
bagaimana penerapan SOP dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan
prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan
dalam memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam melaksanakan
21
pekerjaan. Hal ini juga sejalan dengan employee value proposition atau
employer branding ASN yakni “Bangga Melayani Bangsa”.
Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi berlandaskan
pada prinsip sebagai berikut: nilai dasar; kode etik dan kode perilaku;
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; kualifikasi
akademik; jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
profesionalitas jabatan.
Definisi nilai dasar sendiri adalah kondisi ideal atau kewajiban moral
tertentu yang diharapkan dari ASN untuk mewujudkan pelaksanaan tugas
instansi atau unit kerjanya. Sedangkan kode etik adalah pedoman mengenai
kewajiban moral ASN yang ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap
apa yang dianggap/dinilai baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas baik
dalam melaksanakan tugas maupun dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Adapun kode perilaku adalah pedoman mengenai sikap, tingkah laku,
perbuatan, tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari-hari yang merujuk pada kode etik.
Mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan
sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
22
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Pelayanan publik erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting
untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai berorientasi pelayanan
yang harus dilandasi perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat
penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan sistem,
penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan
berbasis digital.
Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga
pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat
menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Kalimat Afirmasi:
“Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat”
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk betanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN,
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindakan dan tanduknya sebagai pelayanan public kepada atasan, lembaga
Pembina, dan lebih luasnya kepada publik.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya. Jadi secara sederhana definisi Akuntabel adalah bertanggung
jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Amanah seorang menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
Kemampuan menggunakan kekayaan dan barangmilik negara secara
bertanggung jawab, efektif, danefisien
23
Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannyadengan berintegritas
tinggi .
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas diantaranya:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat memainkan
peranan pentingdan mengayomi Pimpinan mempromosikan lingkungan
yangakuntabel dengan memberikan contoh, adanya komitmen tinggi
terhadap pekerjaannya, terhindar dari aspek yang menggagalkan kinerja.
b. Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup- tutupi.
Organisasi yang transparanmemiliki laporan yang jelas secara berkala
sehinggaseluruh anggota organisasidan masyarakat dapat mengetahui
kinerja organisasitersebut.
c. Integritas
Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi segala hukumyang berlaku, undang- undang, kontrak, dan
kebijakanyang berlaku.
d. Tanggung jawab (Responsibilitas)
Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi
individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yangtelah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab
ataskeputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas. Keadilan harus
dipromosikan oleh pimpinan kepada lingkungan organisasinya agar
tercipta organisasi yang akuntabel.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan yang akuntabel
tidak lahir dari hal yang tidak dipercaya.
g. Keseimbangan
Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Dengan
demikian akan tercipta kerja sama organisasi yang baik.
24
h. Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara
akuntabel, mereka harus memiliki kejelasan akan tugas pokok dan fungsi
masing-masing serta memiliki gambaran yang jelas akan tujuan dan hasil
yang diharapkan.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensiterhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel,
akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
3. Kompeten
Kompeten adalah Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Kompeten memiliki kalimat AFIRMASI “Kami terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas”. Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN
dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun
2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan perilaku (kode
etik) kompeten yaitu : (a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah, (b) Membantu orang lain belajar dan (c)
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Perilaku kompeten ini
sebagaimana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri PANRB menjadi bagian
dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung
pancapaian kinerja Individu dan tujuan organisasi/instansi.
Adapun Kode Etik nilai Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri:
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah keniscayaan.
Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau
disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan
berbasis pada sumber pembelajaran utama dari internet.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis
online network.
25
Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau
instansi ASN bekerja atau tempat lain.
Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (Network), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi
dan atau luar organisasi.
b. Membantu orang lain belajar
Sosialisasi dan percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor
termasuk morning tea/ coffee sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan.
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam
“pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums).
Mengambil dan menembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repository di mana ia dapat dengan mudah
disimpan dan diambil (Knowledge Respositories).
Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan (Knowledge Acces and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalamatn (lessons learned).
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Pengetahuan menjadi karya : sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis,
hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan
karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak
dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
4. Harmonis
Arti kata harmoni secara umum adalah keselarasan, kesesuaian,
kecocokan dan keseimbangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Kemendikbud, harmoni berarti pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan
minat; keselarasan; keserasian.
26
Dalam bidang filsafat, harmoni atau harmonis adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Unsur-unsur yang dapat di tarik dari perumusan pengertian harmonisasi,
antara lain:
a. Adanya hal-hal ketegangan yang berlebihan
b. Menyelaraskan kedua rencana dengan menggunakan bagian masing-
masing agar membentuk suatu system
c. Suatu proses atau suatu upaya untuk merealisasi keselarasan, kesesuaian,
kecocokan, dan keseimbangan
d. Kerjasama antara berbagai faktor yang sedemikian rupa, hingga faktor-
faktor tersebut menghasilkan kesatuan yang luhur.
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika,
yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik
harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan
kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan.Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul
dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil,
kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa
mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai
dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran anggota
jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk
27
memperlancar jalannya pelaksanaan kerja organisasi.
b. Bekerja dengan Integritas
Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa
besar dia menunjukan integritas mereka saat bekerja. Integritas yang
sesungguhnya adalah “ melakukan hal yang benar, dengan mengetahui
bahwa orang lain tidak mengetahui apakah anda melakukannya atau
tidak”.
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-hati dalam
mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk
mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan
seorang anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat
mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seseorang anggota
secara individual.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa memiliki anggota terhadap organisasi akan membuat
anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab
terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap
sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi.
f. Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas yang tinggi akan mempunyai hubungan
antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya. Hubungan pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam
pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja maupun
kehidupan pribadi.
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai seorang manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-
masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang
pegawai yang memiliki sikap loyalitas akan mampu menghadapi
permasalahan ini dengan bijaksana.
28
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Pegawai yang loyal akan membagikan opini mereka, bahkan saat mereka
tau bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka. Namun, mereka
ingin organisasi menjadi lebih baik kedepannya. Bahkan, terkadang
mereka berani melawan akan sebuah keputusan yang memang dirasa
kurang baik.
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa memberikan
contoh bagi pegawai lain. Mereka yang bisa menjadi teladan akan
berpegang teguh pada nilai organisasi, berorientasi pada target,
kemampuan interpersonal yang kuat, cepat adaptasi, selalu berinisiatif,
dan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan baik.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara, dengan kata kunci komitmen, dedikasi,
konstribusi, nasionalisme, dan pengabdian, serta dengan adanya panduan
perilaku :
a) Memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta Pemerintahan
yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
6. Adaptif
Adaptif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna menyesuaikan
(diri) dengan keadaan. Adaptif berarti terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Adaptif merupakan salah satu
karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai
adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor
publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang
terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi
dan lain sebagainya. Adaptif memiliki kata kunci Inovasi, antusias terhadap
perubahan, dan proaktif.
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi
29
dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya
makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas
yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di
dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat
berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif
diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan
tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan,
perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter
adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya. Diharapkan setiap ASN nantinya menanamkan nilai
adaptif sehingga setiap ASN akan cepat menyesuaikan diri terhadap
perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas, serta selalu
bertindak proaktif pada setiap perubahan.
7. Kolaboratif
Kolaboratif adalah merupakan proses partisipasi beberapa orang,
kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positif
bagi khalayak yang dilayani, dan membangun sistem yang saling terkait untuk
mengatasi masalah dan peluang. Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber
daya dan tanggung jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan bersama. Jika
dikaitan dengan ASN, kolaboratif sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.
Seorang ASN harus bersedia untuk berbagi visi, misi, kekuatan, sumber daya
dan tujuan. Seorang ASN yang profesional dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya harus mampu berkolaborasi dengan berbagai elemen yang ada
ditempatnya bekerja sehingga akan tercipta suatu kerjasama yang sinergis
yang dapat memaksimalkan hasil dari tugas yang dilaksanakannya. Menurut
perez lopes et al, 2004. Organisasi yang memiliki collaborative culture
indikatornya sebagai berikut :
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi
30
b. Organisasi menganggap Individu (Staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka
c. Organisasi memberikan erhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan)
d. Pendapat yang Berbeda didorong dan didukung dalam organisasi setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik
f. kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong secara keseluruhan
setiap divisi memili kesadan terahadap kualitas layanan yang diberikan
Esteve et al, 2013. Mengungkapkan beberapa aktivitas kolaborasi antar
oganisasi yaitu:
a. Kerjasama Informal
b. Perjanjian Bantuan Bersama
c. Memberikan pelatihan
d. Menerima Pelatihan
e. Perencanaan Bersama
f. Menyediakan Peralatan
g. Menerima Peralatan
h. Memberikan bantuan Teknis
i. Menerima Bantuan Teknis
j. Memberikan Pengelolaan Hibah
k. Menerima Pengelolahan hibah
Ansen dan gash,2012. Mengungkapkan beberapa proses yang harus
dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu :
a. Trust building: membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
b. Face tof Face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersunguh-
sunggguh
c. Komitemen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan sharing
ownership dalam proses serta keterbukaan terkait keuntungan bersama
d. Pemahaman Bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama
31
e. Menetapkan outcome antara
Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat afirmasi
“Kami membangun kerjasama yang sinergi” dalam melaksanakan setiap
tugas-tugasnya. Kata kunci dari kolaboratif yang perlu dipegang oleh seorang
ASN adalah:
a. Kesediaan bekerja sama.
b. Sinergi untuk hasil yang lebih baik.
Dalam melakukan Kolaboratif seorang ASN harus memperhatikan
beberapa nilai-nilai (kode etik) yaitu :
a. Memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemamfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bekerja
sama
2.3.2 Kedudukan dan Peran ASN
a. Smart ASN
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing
dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0
(Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang
disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class
Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas,
nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa
asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
8 Profil SMART ASN:
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu
mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan
atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai
suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam
satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai,
32
memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan
atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan. Dalam implementasinya,
seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.
c. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita
Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu
profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat
dilaksanakan secara profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka,
menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari
profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara professional harus
diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme.
d. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang
mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja
melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan
menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan
efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan
kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa
Mandarin dan lain sebagainya.
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,
pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan
memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
33
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini
maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap
waktunya.
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal.
Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang
berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi
digital, yaitu:
a. Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari meliputi:
1) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan
etika berinternet (netiquette)
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung
hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
3) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital
yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
4) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang
digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan
perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan
nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi,
berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
b. Budaya bermedia digital
34
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya
adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme,
dll.
3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
4) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.
c. Aman bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
2) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
3) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed.
4) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.
d. Cakap bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalma
kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP,
Personal Computer/PC)
2) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
35
3) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting
4) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-
commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital
b. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
moderen, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Manajemen ASN adalah pengelolaan
ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik; Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai
kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa
menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan
lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan
sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai ASN harus memiliki karakter
kepublikan yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap
langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik
b) Pelayan publik; Setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus
bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak
boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan
harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi
36
penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel dan memuaskan
publik.
c) Perekat dan pemersatu bangsa; Setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai
penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi
damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI
37
BAB III
RANCANGANAKTUALISASI
Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang dikaitkan
dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen ASN dan Smart ASN)
dapat ditampilkan pada tabel berikut.
38
Tabel 3. 1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
No. Pelaksanaan Tugas
Deskripsi Keterkaitan Dengan Kondisi Yang
dan Fungsi Yang Kondisi Sekarang Isu Teridentifikasi
Agenda III Diharapkan
Belum Optimal
1 Mengumpulkan Manajemen ASN: Data infrastruktur Data infrastruktur Belum optimalnya
data/bahan pendukung Pemanfaatan sumber daya ASN berbasis Sistem berbasis Sistem pemanfaatan data infrastruktur
pelaksanaan tugas berdasarkan objektifitas sesuai Informasi Geografis Informasi berbasis Sistem Informasi
dengan kemampuan dan (SIG) yang telah ada Geografis (SIG) Geografis (SIG) untuk
kualifikasi yang masih kurang jarang digunakan selalu digunakan mendukung pelaksanaantugas
dalam pelaksanaan dalam di BAPPEDA Kab.Konawe
tugas pelaksanaan tugas Utara
INDIKATOR KETERANGAN
Aktual (A) Isu yang sedang Trending topik dikalangan masyarakat
Isu yang mempunyai dimensi masalah yang kompleks sehingga
Problematik (P)
perlu di carikan solusinya
Khalayak (K) Isu secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak
Isu yang relevan dan realistis untuk di munculkan serta mencari
Layak (L)
pemecahan masalahnya
40
Belum optimalnya
kemampuan tenaga teknis
pengelola data infrastruktur
2 berbasis Sistem Informasi
4 4 4 3 15 III
Geografis (SIG) di
Bidang Fisik Prasarana dan
Pengembangan Wilayah
Masih kurangnya data
infrastruktur berbasis Sistem
Informasi Geografis (SIG)
3
yang ter-update di 5 5 4 3 17 II
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria,
yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut. Isu dengan total skor tertinggi
merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan. Dari hasil analisis APKL, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah "Belum optimalnya
pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
mendukung pelaksanaan tugas di BAPPEDA Kabupaten Konawe Utara".
41
Informasi Geografis (SIG) masih terbatas
c) Data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang ada belum
ter-update
d) Belum ada peta dasar berbasis GIS
2) Dampak
Berdasarkan hasil identifikasi peta permsalahan, dampak yang akan
ditimbulkanapabila isu tidak diselesaikan adalah sebagai berikut:
a) Sulitnya melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Bidang Fisik Prasarana dan
Pengembangan Wilayah
b) Sulitnya melakukan verifikasi data di Bidang Fisik Prasarana dan
Pengembangan Wilayah
Jumlah Peralatan
pendukung
pengolah data
SIG terbatas
Belum optimalnya
Kemampuan pemanfaatan data
pegawai dalam SIG untuk Belum ada
pemanfaatan mendukung peta dasar
data SIG masih pelaksanaan tugas di berbasis GIS
terbatas BAPPEDA
Kab.Konawe Utara
data SIG
yang ada belum
ter-update
42
3.2 GAGASAN KREATIF/ TERPILIH PEMECAHAN ISU
Setelah penentuan isu dan pemetaan isu pada bab sebelumnya, penulis telah
menggagas solusi kreatif untuk pemecahan isu yang yang terpilih yaitu melalui
pembuatan peta dasar berbasis GIS. Solusi ini dipandang sebagai ide pemecahan isu
yang bersifat adaptif, kreatif dan inovatif untuk mewujudkan pemanfaatan data
infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam mendukung pelaksanaan
tugas di BAPPEDA Kabupaten Konawe Utara, khususnya di Bidang Fisik Prasarana
dan Pengembangan Wilayah, secara optimal.
Selanjutnya gagasan pemecahan isu di atas penulis jabarkan dalam kegiatan-
kegiatan pemecahan yang akan dilakukan sebagai bahan aktualisasi dan habituasi di unit
kerja yakni BAPPEDA Kabupaten Konawe Utara. Kegiatan pemecahan isu tersebut
dijabarkan dalam kegiatan yang telah disusun, sebagai berikut:
1. KONSULTASI: Melakukan konsultasi dengan atasan/ mentor terkait rencana
pelaksanaan rancangan aktualisasi
2. PERSIAPAN: Melakukan pengumpulan data infrastruktur yang dibutuhkan
untuk membuat peta dasar berbasis GIS
3. EKSEKUSI: Melakukan penginputan data spasial Infrastruktur ke dalam aplikasi
berbasis Sistem Informasi Geografis yaitu Arc Gis
4. FINALISASI: Melakukan finalisasi pembuatan peta dasar berbasis GIS.
5. PELAPORAN: Membuat laporan hasil pelaksanaan aktualisasi.
43
1. Unit Kerja : Bappeda Kabupaten Konawe Utara, Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah, Sub Bidang
Pengembangan Wilayah
2. Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
mendukung pelaksanaan tugas di Bappeda Kabupaten Konawe Utara
3. Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui pembuatan
peta dasar berbasis GIS di Bappeda Kabupaten Konawe Utara
4. Tujuan Gagasan : Terwujudnya pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui pembuatan
Pemecahan Isu peta dasar berbasis GIS untuk mendukung pelaksanaan tugas di Bappeda Kabupaten Konawe Utara secara
optimal
45
terbuka agar saya dalam
melakukan aktualisasi dapat
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah.
47
mentor saya membuat
persetujuan dengan
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik
Harmonis: membuat surat
persetujuan kegiatan
aktualisasidari atasan/
mentor saya dengan kata-
kata yang menghargai
setiap orang
Loyal : membuat surat
persetujuan kegiatan
aktualisasidari atasan/
mentor saya dengan
memegang teguh ideologi
Adaptif : membuat surat
persetujuan kegiatan
aktualisasidari atasan/ mentor
saya dengan menggunakan
kata-kata yang bertindak
proaktif
Kolaboratif : membuat surat
persetujuan kegiatan
aktualisasi dari atasan/
mentor secara Terbuka
dalam kerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah
dalam aktualisasi saya
48
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi misi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Organisasi Organisasi
2. Melakukan 1. Melakukan 1. Terlaksanya Berorientasi Mendukung visi Misi“Konawe Utara Dengan Terlaksanya
pengumpulan pertemuan pertemuan dengan Pelayanan: Saya Yang Lebih Sejahtra dan Berdaya pertemuan dengan
data yang dengan stakeholder yang melakukan pertemuan saing”. Dalam rangka mencapai stakeholder untuk
dibutuhkan stakeholder memiliki data dengan ramah dengan Agenda ke-3 yaitu "Smar ASN dan memperoleh data spasial
untuk untuk spasial stakeholder dalam Manajemen ASN, serta Infrastruktur terkait Data
membuat peta memperoleh Infrastruktur rangka pengumpulan mempermuda data informasi di Infrastruktur Wilayah
dasar berbasis data spasial terkait Data data BAPPEDA Dapat Menguatkan Nilai
GIS Infrastruktur Infrastruktur Akuntabel : Saya " yang dibuktikan melalui upaya organisasi yang
terkait Data Wilayah melakukan pertemuan pemanfaatan data infrastruktur Berintegritas, Visioner,
Infrastruktur secara tanggung jawab berbasis Sistem Informasi Geografis Unggul
Wilayah Hasil Kegiatan: dengan stakeholder (SIG) untuk mendukung pelaksanaan
Notulensi kegiatan dalam rangka pembangunan daerah sebagai bentuk
dan Dokumentasi pengumpulan data perwujudan pemerintahan Kabupaten
Kompoten: Saya Konawe Utara yang Lebih Sejahtera
Melaksanakan Tugas dan berdaya saing.
dengan baik pada saat
melakukan pertemuan
dengan stakeholder
dalam rangka
pengumpulan data
Harmonis: Saya
Menghargai Setiap
Orang apapun latar
belakangnya pada saat
melakukan pertemuan
dengan stakeholder
dalam rangka
pengumpulan data
49
Loyal: Menjaga Nama
Baik Pimpinan pada
saat saya melakukan
pertemuandengan
stakeholder dalam
rangka pengumpulan
data
Adaptif: Cepat
menyesuaikan diri pada
saat saya melakukan
pertemuan dengan
stakeholder dalam
rangka pengumpulan
data
Kolaboratif : Saya
Memberikan
Kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam
melakukan
pengumpulan data
50
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi misi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Organisasi Organisasi
3 Melakukan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya Berorientasi Mendukung visi Misi “Konawe Dengan Tersedianya data
penginputan aplikasi aplikasi berbasis Pelayanan: Memahami Utara Yang Lebih Sejahtra dan spasial Infrastruktur
data spasial berbasis GIS GIS yaitu Arc Gis dan memenuhi Berdaya saing”. Dalam rangka terkait Data Infrastruktur
Infrastruktur yaitu Arc Gis kebutuhan Aplikasi agar mencapai Agenda ke-3 yaitu "Smar Wilayah Dapat
ke dalam Hasil Kegiatan: tersedia pada saat saya ASN dan Manajemen ASN, serta Menguatkan Nilai
aplikasi Dokumentasi kegiatan melakukan persiapan mempermuda data informasi di organisasi yang
berbasis GIS aplikasi dengan tuntas BAPPEDA Berintegritas, Visioner,
Akuntabel: menerapkan " yang dibuktikan melalui upaya Unggul
nilai dasar akuntabel pemanfaatan data infrastruktur
berupa tanggung jawab berbasis Sistem Informasi Geografis
pada saat saya (SIG) untuk mendukung pelaksanaan
melakukan persiapan pembangunan daerah sebagai bentuk
aplikasi dengan tuntas perwujudan pemerintahan Kabupaten
Kompoten: saya Konawe Utara yang Lebih Sejahtera
melaksanakan tugas dan berdaya saing.
dengan baik
berdasarkan
masukan dari
mentor dalam
persiapan aplikasi
dengan tuntas
Harmonis: saya
menghargai setiap
orang dalam
persiapan aplikasi
dengan tuntas
Loyal: saya
menjaga nama baik
pimpinan dan
51
instansi dalam
persiapan
penyedaian aplikasi
Adaptif: saya terus
berinovasi dalam
persiapan penyedaian
aplikasi
Kolaboratif: Memberi
Kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam
pemanfaatan teknologi
informasi dalam
penginputan data
kegiatan aktualisasi
saya
52
melakukan
penginputan data
dengan tuntas dan
sebenar-benarnya
tanpa mengurangi
ataupun melebihkan
data
Kompoten:
Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
dengan melakukan
penginputan data yang
saya lakukan dengan
sebenarbenarnya sesuai
yang diperoleh dari
pihak terkait pada tahap
sbelumnya
Harmonis: Lingkungan
kerja yang kondusif
sehingga dalam
penginputan data yang
saya lakukan terlaksana
dengan baik
Loyal: Menjaga Nama
Baik pimpinan dan
instansi merupakan
dasar dalam
penginputan data yang
saya lakukan terlaksana
dengan baik
Adaptif: Bertindak
53
Proaktif dalam
melaksanakan kegiatan
penginputan dengan
ikhlas dan tidak saya
salahgunakan data yang
diperoleh.
Kolaboratif: saya
melakukan penginputan
data spasial
Infrastruktur dan
memberikan kesmpatan
kepada berbagai Pihak
untuk berkontribus
dalam penginputan data
54
dari hasil dan proses Konawe Utara yang Lebih Sejahtera
yang saya lakukan dan berdaya saing.
Kompoten: Melaporkan
kepada pimpinan terkait
tugas yang telah di
lakukan dan saya
meminta arahan mentor
dan coach.
Harmonis: saya selalu
menghargai setiap arahan
yag di sampaikan oleh
mentor dan coach.
Loyal: Saya selalu
memegang teguh arahan
yang di sampaikan oleh
mentor dan coach.
Adaptif: menerapkan
nilai Bertidak proaktif
pada saat saya
melakukankonsultasi
pada mentor;
Kolaboratif: Pada saat
melakukan konsultasi
wajib saya
Terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan
nilai tambah dalam
arahan mentor dan coach.
55
2. Melakukan 2. Terlaksananya Berorientasi
penyempurnaan penyempurnaan Pelayanan: saya
peta dasar peta dasar yang memahami dan
berdasarkan telah dibuat memenuhi kebutuhan
arahan dan berdasarkan arahan dalam penyempurnaan
masukanmentor dan masukan peta dasar berbasis GIS
dan coach mentor dan coach Akuntabel: saya
menerapkan nilai dasar
akunbael berupa
Hasil Kegiatan: tanggung jawabdalam
Dokumentasi kegiatan penyempurnaan peta
dasar berbasis GIS
Kompoten: saya
Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
dalam menyelesaikan
kegiatan secara tuntas
berdasarkan masukan
dari coach dan mentor
Harmonis: sikap
menghargai setia
tahapan yang saya
lakukan dalam
penyempurnaan peta
dasar sehingga dapat
terselesaikan dengan
baik
Loyal: saya selalu
menjaga nama baik
pimpinan dan instansi
dalam penyempurnaan
peta dasar sehingga
dapat terselesaikan
56
dengan baik
Adaptif: saya bertindak
Proaktif dalam
penyempurnaan peta
dasar berbasis GIS
dengan menyesuaikan
dengan jadwal kegiatan
di Bappeda Konawe
Utara
Kolaboratif: saya akan
memberi Kesempatan
Kepada berbagai Pihak
untuk berkontribusi
penyempurnaan peta
dasar berbasis GIS
dilakukan lebih cermat
dalam melakukan
persiapan;
57
akunbael berupa
tanggung jawab, dalam
penyempurnaan peta
dasar sesuai dengan
masukan yangdiberikan
oleh mentor dan coach.
Kompoten: saya
Melaksanakan tugas
dengan baik dalam
menyelesaikan kegiatan
penyempurnaan peta
secara tuntas
berdasarkan masukan
dari coach dan mentor
58
kegiatan finalisasi
pembuatan peta dasar
berbasis GIS dengan
ikhlas dan tidak
menyalahgunakan data
yang diperoleh.
Kolaboratif: saya akan
Memberi Kesempatan
Kepada berbagai Pihak
untuk berkontribusi
penyempurnaan peta
dasar berbasis GIS
dilakukan lebih cermat
dalam melakukan
persiapan;
59
Dokumentasi integritas dalam pembangunan daerah sebagai bentuk
kegiatan menyampaikan laporan perwujudan pemerintahan Kabupaten
hasil aktualisasi dengan Konawe Utara yang Lebih Sejahtera
memberikanbukti nyata dan berdaya saing.
dari hasil dan proses
yang dilakukan
Kompoten: melakukan
konsultasi kepada
mentor dengan
mengedepankan
Kualitas terbaik ketika
meminta arahan mentor
dan coach; dalam
menyampaikan laporan
hasil aktualisasi dengan
memberikanbukti nyata
dari hasil dan proses
yang dilakukan
Harmonis: melakukan
konsultasi kepada
mentor dengan
mengedepankan adab
menghargai ketika
meminta arahan mentor
dancoach;
Loyal: memegang
teguh ideologi pada
saat melakukan
konsultasi pada mentor
Adaptif: Cepat
menyesuaikan diri kerika
60
ada arahan mentor pada
saat melakukan
konsultasi
Kolaboratif: Meminta
kesempatan kepada
mentor dan coach
untukmemberi arahan
pada saat melakukan
konsultasi.
61
dari mentor
Harmonis: menerapkan
nilai menghargai setiap
orang dalam
melaksanakan kegiatan
penyusunan laporan
hasil aktualisasi dengan
ikhlas dan tidak
menyalahgunakan data
yang diperoleh.
Loyal: melakukan
penyusunan laporan
hasil aktualisasi dengan
memegang teguh
ideologi pancasila
Adaptif: melakukan
penyusunan laporan
hasil aktualisasi dengan
terus berinovasi agar
penyusunan laporan
menghasilkan kualitas
yang baik
Kolaboratif:
melakukan penyusunan
laporan hasilaktualisasi
dengan Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah.
62
3. Melaporkan 3. Terlaksananya Berorientasi
hasil pelaporan hasil Pelayanan: Memenuhi
penyusunan pelaksanaan kebutuhan dalam
laporanhasil aktualisasi kepada pelaporan hasil
pelaksanaan mentor dan coach pelaksanaan aktualisasi
aktualisasi Akuntabel:
kepada mentor menerapkan nilai jujur
dan coach dan tanggung jawab
Hasil Kegiatan: dalam pelaporan hasil
Dokumentasi pelaksanaan aktualisasi
kegiatan Kompoten:
Meningkatkan
Kompetensi dalam
menyelesaikan kegiatan
pelaporan hasil
pelaksanaan aktualisasi
Harmonis:
menerapkan nilai
menghargai dalam
menyelesaikan kegiatan
pelaporan hasil
Loyal: melaksanakan
pelaporan hasil
pelaksanaan aktualisasi
dengan dengan
memegang teguh
ideologi
Adaptif: melakukan
pelaporan hasil
pelaksanaan aktualisasi
dengan terus berinovasi
63
atas
pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab
Kolaboratif:
melaksanakan
pelaporan hasil
pelaksanaan aktualisasi
dengan Terbuka dalam
bekerja sama
64
Tabel 3. 5 Rekapitulasi Rencana Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No Aktualisasi
Mata Pelatihan Per MP
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
III III
1 Berorientasi Pelayanan III I II 12
III I II III III 12
2 Akuntabel
III I II III III 12
3 Kompoten
III I II III III 12
4 Harmonis
III I II III III 12
5 Loyal
III I II III III 12
6 Adaptif
III I II III III 12
7 Kolaboratif
65
3.5 ESTIMASI BIAYA KEGIATAN
Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan pada
rancangan aktualisasi ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3. 4 Estimasi Biaya Kegiatan
66
3.6 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Rencana jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dapat dilihat pada tabel berikut.
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Melapor kepada pimpinan
terkait rancangan yang akan
dilakukan
2 Melakukan pengumpulan
data yang dibutuhkan untuk
membuat peta dasar
berbasis GIS
3 Melakukan penginputan data
spasial Infrastruktur ke dalam
aplikasi berbasis Sistem
Informasi Geografis yaitu Arc
Gis
4 Melakukan finalisasi
pembuatan peta dasar
berbasis GIS
5 Membuat laporan hasil
pelaksanaan aktualisasi
Keterangan
: Hari Kerja
: Hari Libur
67
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aktualisasi ini terdiri dari beberapa kegiatan yang diaktualisasikan di BAPPEDA
Kabupaten Konawe Utara tempat penulis bertugas. Dalam pelaksanaan aktualisasi
penulis menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BERAKHLAK) sehingga
mampu melaksanakan tugas dan peran sebagai PNS yang profesional.
Berdasarkan hasil pelaskanaan Rancangan kegiatan aktualisasi “Pendataan
Infrastruktur Wilayah Berbasis Gis Dalam Rangka Efektifitas Monitoring Dan
Evaluasi Pembangunan Wilayah Kabupaten Konawe Utara
melalui pembuatan peta dasar berbasis GIS di Bappeda Kabupaten Konawe
Utara”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah kegiatan yang terlaksana ada 5 (lima) kegiatan dengan rincian terdiri dari 3
tahapan per kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi, dimana semua nilai-nilai
dasar BERAKHLAK mampu teraktualsiasi di setiap tahapan kegiatan.
2. Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi diharapkan mampu
mengoptimalkan pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis
(SIG) untuk mendukung pelaksanaan tugas di Bappeda Kabupaten Konawe Utara
secara optimal
3. Dengan mengaplikasikan penerapan nilai-nilai dasar aparatur Sipil Negara yakni
BERAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif) dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dapat dijadikan kebiasaan
(habituasi) ke arah yang positif dalam mewujudkan visi misi pemerintah Kabupaten
Konawe Utara
B. SARAN
Adapun saran terkait kegiatan aktualisasi nilai dasar, peran dan kedudukan ASN
dalam optimalisasi pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi Geografis
(SIG) melalui pembuatan peta dasar berbasis GIS di Bappeda Kabupaten Konawe Utara
yang telah dilaksanakan seluruh rangkaian tahapan kegiatannya, antara lain:
1. Mengingat manfaat dan pentingnya habituasi nilai-nilai BERAKHLAK dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai ASN maka sebaiknya pelatihan ataupun
68
seminar berkaitan dengan BERAKHLAK tidak hanya dilakukan dalam lingkup ASN
saja namun seluruh lapisan instansi maupun institusi penyelenggara negara yang
berkaitan dengan pelayanan publik milik pemerintah sehingga terbentuk sebuah
kesadaran nasional yang orientasinya pada peningkatan mutu di segala dimensi kehidupan
2. Peningkatan kemampuan ASN untuk menggunakan aplikasi sistem informasi
geografis khususnya terkait pemanfaatan data infrastruktur berbasis Sistem Informasi
Geografis (SIG) terkait pelaksanaan tugas di Bappeda Kabupaten Konawe Utara.
69
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Berorientasi Pelayanan: Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Akuntabel: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kompeten: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Harmonis: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Adaptif: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kolaboratif: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Smart ASN Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2003. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Republik Indonesia Nomor 139/KEP/M.PAN/II/2003 Tentang Jabatan
70
Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara.
Republik Indonesia. 2019. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019
Tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. 2019. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
71
72