Anda di halaman 1dari 1

Manusia Indonesia memiliki identitas yang beragam dalam hal pengalaman hidup,

budaya, bahasa, ras, suku, bahasa, kepercayaan, tradisi, dan agama. Keragaman identitas tersebut
menimbulkan respon sosial yang berbeda, sehingga perlu adanya interaksi antar manusia yang
mengutamakan kesesuaian-kesesuaian dan berkesinambungan. Dalam ilmu psikologi
perkembangan jika dikaitkan dengan keberagam identitas manusia Indonesia dapat diketahui
bahwa cara-cara tradisi sebuah budaya itu dapat mengatur, mempengaruhi, dan
mentransformasikan perilaku manusia, sehingga perlu adanya sikap toleransi dalam menyatukan
keberagaman khas Indonesia. Identitas manusia Indonesia ini memiliki nilai-nilai luhur yang
dapat disatukan melalui Pendidikan Nasional, karena memiliki tujuan membangun paradigma
berpikir, bersikap, dan berperilaku untuk memupuk semangat persatuan, cinta tanah air dan
memiliki semangat kebangsaan. Sehingga landasan pendidikan Indonesia perlu diwujudkan agar
ilmu pendidikan Indonesia mudah dibentuk dengan berlandaskan nilai kebhinekaan, nilai- nilai
Pancasila dan nilai religius. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara “bahwa
corak pendidikan haruslah bersifat nasional”. Artinya secara nasional pendidikan harus memiliki
corak yang sama dengan tidak mengabaikan budaya lokal dalam mengembangkan karakter anak
bangsa.
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, tentunya kita sebagai
pendidik harus memberikan tuntunan kepada peserta didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena
masing-masing peserta didik memiliki keunikan dan karakter yag berbeda-beda. Oleh karena itu,
pendidik tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik dan memberikan
teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya, selain itu guru juga bisa memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dengan mencoba berbagai macam model
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sebagai manusia Indonesia, kita
memiliki identitas-identitas khas sosio-kultural masyarakat Indonesia untuk membangun
perkembangan karakter pola asuh peserta didik. Seperti mengajarkan peserta didik untuk
bertanggung jawab, memiliki kepekaan sosial sehingga melahirkan sikap tolong menolong dan
mengajarkannya tentang sikap toleransi dengan perbedaan dan keragaman yang ada.

Anda mungkin juga menyukai