Anda di halaman 1dari 39

PENUNTUN PRAKTIKUM HISTOLOGI

MODUL 1.3 A SISTEM LOKOMOTOR

MODUL 1.3 B SISTEM SARAF TEPI

NAMA : ……..…………………………….……………..……………

NIM : ……………...…………………………………………………

KELAS : ……………...…………………………………………………

PEMBIMBING : ………………………………………………..……………….

TAHUN : ………….…………………………………………………….

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Buku penuntun praktikum Histologi ini diterbitkan dalam rangka memudahkan mahasiswa
dalam memahami materi praktikum histologi. Hal-hal yang penting dijelaskan dalam bentuk
penjelasan tertulis maupun gambar.

Dengan petunjuk praktikum ini diharapkan para mahasiswa kedokteran dapat memahami
struktur anatomi mikroskopis organ tubuh yang normal sehingga mahasiswa mempunyai
gambaran perbandingan dengan organ tubuh yang sakit kelak di semester lebih lanjut, maupun
kaitannya dengan ilmu-ilmu klinik. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

Selamat belajar dan selamat praktikum.

Editor
TATA TERTIB PRAKTIKUM HISTOLOGI

I. Persiapan Praktikum di Rumah


1. Mahasiswa diharapkan mempelajari materi yang akan dipraktikumkan.
2. Mahasiswa yang tidak menyiapkan diri tidak diperkenankan mengikuti praktikum
Histologi.
3. Mahasiswa dapat menghubungi Asisten Dosen Histologi untuk melakukan
Asistensi

II. Sebelum Praktikum Histologi


1. Pada jam pertama jadwal praktikum, akan dilakukan pretes berupa soal gambar
dengan jawaban pilihan ganda.
2. Pretes dilakukan di Laboratorium Komputer atau platform online lain ditentukan
oleh dosen pengampu pretes.
3. Mahasiswa membawa Kartu Praktikum sebagai bukti mengikuti Pretes Praktikum.
4. Nilai pretes praktikum akan masuk dalam komponen Penugasan modul.

III. Saat Praktikum Histologi


1. Mahasisa membawa penuntun praktikum sebagai bahan acuan praktikum.
2. Di ruang praktikum sediakan "preparat demonstrasi" yang bisa dilihat secara
bergantian. Juga disediakan preparat yang dapat dilihat sendiri menggunakan
mikroskop yang telah disediakan (preparat bebas).
3. Mahasiswa memperhatikan materi praktikum dari preparat demonstrasi serta
melihat sendiri dengan mikroskop yang telah disiapkan untuk kelompoknya
masing-masing.
4. Mahasiswa membuat laporan dalam sketsa gambar sesuai materi yang
dipraktikumkan dan menyelesaikannya pada jam praktikum, dikonsultasikan
kepada asisten mahasiswa, dilaporkan di akhir praktikum untuk dikoreksi dan
ditanda tangani oleh dosen pembimbing Histologi (laporan sementara).

IV. Setelah selesai Praktikum Histologi

1. Mahasiswa membuat dan mengumpulkan buku gambar (Laporan Resmi


Praktikum) yang telah diisi sesuai materi yang telah dipraktikumkan satu hari
setelah praktikum (H+1)
2. Mahasiswa mengikuti responsi/pengesahan dengan dosen pembimbing Histologi
sesuai dengan pembagian kelompok bimbingan pada jadwal yang telah ditentukan
oleh pengelola modul, dengan mempersiapkan diri belajar materi praktkum
tersebut.
3. Bukti responsi/pengesahan berupa tanda tangan dosen pembimbing pada
Laporan Resmi Praktikum dan Kartu Praktikum Modul 1.3 A dan B. Nilai responsi
masuk dalam akan masuk dalam komponen Penugasan modul.

SELAMAT PRAKTIKUM
DAFTAR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL 1.3 A DAN B
SEMESTER I
Praktikum No. Preparat Nama Preparat
I I-1 Epitel skuamus simplex
I-2 Epitel Kuboid simplex
I-3 Epitel kolumner simplex
I-4 Epitel skuamus komplex berkaratin
I-5 Epitel skuamus komplex non keratin
I-6 Epitel transisional
I-7 Epitel kolumner pseudo komplex bersilia
I-8 Jaringan ikat longgar
I-9 Jaringan ikat lemak
I - 10 Jaringan ikat retikuler
I - 11 Jaringan ikat embrional

II I - 12 Jaringan ikat gelatinosa


I - 13 Jaringan ikat kolagen
I - 14 Jaringan ikat elastis
I - 15 Pembentukan tulang rawan embrional
I - 16 Tulang rawan hialin
I - 17 Tulang rawan elastis
I - 18 Tulang rawan fibrosa
I - 19 Tulang rawan turgesen
I - 20 Tulang pipa
I - 21 Otot polos
I - 22 Otot seran lintang

III I - 24 Saraf perifer penampang memanjang


I - 25 Saraf perifer penampang melintang
I - 31 Ganglion Gasseri
I - 32 Vater Pacini
I - 33 Benda Meissner
I - 34 Muscle Spindle
I - 35 Muscle end Plate
I - 37 Arteri / Vena kecil
I - 44 Kulit telapak
I - 45 Kulit jari
I - 46 Kulit kepala
I - 47 Kulit ketiak
Preparat No. : I–1
I.1. EPITEL SKUAMUS SIMPLEKS
Pewarnaan : HE

Bahan : a. Peritoneum (Tunika serosa usus)

b. Ginjal (Kapsula Bowman pars


parietalis

Ciri Epitel Gepeng selapis :

- Inti oval pipih (gepeng) searah panjang sel.


- Sel berbentuk poligonal.
- Sitoplasma kurang jelas terlihat.

a) Peritoneum (tunika serosa usus)


Pembesaran 100X pada penampang melintang usus
tampak lapisan-lapisan usus :

a. Mukosa (paling dalam)


b. Sub mukosa
c. Muskularis
d. Serosa (paling luar)
Pada tunika serosa dijumpai adanya peritoneum viseralis
yang merupakan lapisan epitel skuamus simpleks.

Pembesaran 400X.

Epitel skuamus simpleks tersusun oleh sel-sel pipih selapis.

Tampak intinya pipih memanjang sesuai panjang sel, inti-


inti yang berjajar antara sel di sebelahnya seperti garis
terputus-putus yang berwarna violet.

Kadang-kadang sel-sel epitel di sini tampak bergelombang


karena lapisan serosa tersebut melipat-lipat pada waktu
pembuatan preparat.
Layers of the Gastrointestinal Tract. Figure from Section VI, Gastrointestinal Physiology
(Ginsburg, J.M. and Costoff, A.) in Essentials of Human Physiology (edited by Nosek, T.M.),
reproduced with kind permission of the copyright holder, The Medical College of Georgia.

b) Ginjal (kapsula Bowman pars Parietalis)


Pembesaran 100X:
Pada ginjal di daerah korteks terdapat bangunan-
bangunan bulat kumparan pembuluh darah yang disebut
glomerulus. Glomerulus tersebut dibungkus oleh suatu
membran yang disebut Kapsula Bowman, yang terdiri dari
2 bagian yaitu :
- pars parietalis (lap. Luar)
- pars viseralis (lap. Dalam)

Pembesaran 400X.

Pada Kapsula Bowman pars parietalis tampak epitel


skuamus simpleks dengan sel-sel pipih yang tersusun
selapis dan intinya seperti garis yang membujur panjang sel,
berwarna violet.
Preparat No. : I–2
I.2. EPITEL KUBOID SIMPLEKS
Pewarnaan : HE

Bahan : a. Tela khoroidea

b. Kelenjar Tiroid

Ciri Epitel kuboid selapis

- Sel lebih tinggi dan tebal


ruang ventrikel otak - Bentuk seperti kubus,
- Tampak dari atas poligonal
- Tampak dari samping seperti segi empat sama sisi
- Inti bulat letak di tengah

a. Tela Khoroidea
Pembesaran 100X.
Sel ependym
Tampak rongga ventrikel otak.
otak
Tella choroidea Di tengahnya terlihat kelompok sel-sel yang tersusun
seperti rantai/kalung manik.

Pembesaran 400X.

Gambaran rantai/kalung tersebut, dibentuk oleh sel-sel


kuboid selapis.

Sel kuboid dengan inti bulat, letaknya di tengah dan


warnanya violet. Sitoplasma berwarna merah jambu.
Kuboid selapis Tampak pada dinding ventrikel dilapisi oleh sel-sel kuboid
selapis. Sel-sel kuboid di sini disebut : Sel Ependim.

b. Kelenjar Tiroid

Pembesaran 100X.
Tampak kelenjar-kelenjar dalam bentuk folikel-folikel.

- Folikel berisi massa koloid merah homogen.


- Dinding folikel terdiri dari sel-sel kuboid selapis.
- Di luar folikel terdapat pembuluh darah dan jaringan
ikat.

Kuboid
selapis

Pembesaran 400X.

Tampak folikel berisi massa koloid merah/jambu. Sel


folikel/dinding kelenjar terdiri dari sel kuboid selapis. Karena
berupa kelenjar endokrin, banyak kapiler dengan eritrosit di
jaringan ikat di antara folikel-folikel.
Preparat No. : I–3
I.3. EPITEL KOLUMNER SIMPLEKS
Pewarnaan : HE

Bahan : Mukosa Intestinum

Ciri Epitel Kolumner selapis:

- Penampang bujur berbentuk silinder/torak


- Penampang lintang berbentuk poligonal
- Inti oval ke arah panjang sel, lebih ke basal
- Dua macam sel yaitu sel kolumner berfungsi untuk
absorbsi dan sel goblet berfungsi untuk sekresi
- Ada yang bersilia

Pembesaran 100X.
Tampak lapisan usus pada permukaan dalamnya dengan
Kolumner selapis vili-vili intestinalis, yang dilapisi sel epitel kolumner
simpleks. Sel-sel kolumner ini tampak seperti pagar rapat
berwarna merah jambu.

Pembesaran 400X.

Tampak sel-sel pembentuk vili intestinalis berupa sel-sel


kolumner dengan warna merah jambu.

Inti sel bentuknya oval (lonjong), letaknya lebih ke arah


basal dan warnanya violet. Batas sel terlihat seperti garis-
garis sehingga vili terlihat seperti bulu ayam. Epitel ini
melapisi seluruh traktus digestivus mulai dari kardia sampai
dengan rektum.

Mulai dari akhir duodenum, terlihat pada epitel ini adanya


Skuamus selapis sel globet berupa rongga bulat kosong berwarna putih inti
ke arah basal, terletak di sela-sela sel kolumner tersebut.
I.4. EPITEL SKUAMUS KOMPLEKS BERKERATIN Preparat No. : I–4

Pewarnaan : HE

Bahan : Kulit jari/telapak

Ciri Epitel Skuamus komplek berkeratin:

Terdapat lapisan

- Korneum

- Lusidum

- Granulosum

- Spinosum

- Germinativum/ basal/silindrikum

Pembesaran 400X.

 Lapisan paling atas, terlihat jaringan berwarna merah


menyala tanpa sel, yaitu stratum korneum (lapisan
tanduk). Pada lapisan ini kadang-kadang terlihat
sebagian terlepas yang disebut stratum disjunctum.
 Di bawahnya terdapat stratum lusidum (lap. Jernih). Ini
tidak selalu terlihat.
 Di bawahnya lagi terlihat sel-sel skuamus yang
mengandung granula keratohialin berwarna violet, yaitu
stratum granulosum yang disusun oleh 2-3 lapis sel
skuamus.
 Di bawah lapisan granulosum adalah stratum spinosum.
Lapisan ini disusun oleh sel-sel kuboid yang berjarak
agak kejauhan dan sel-sel kuboid tersebut terlihat
mempunyai tonjolan (spina).
 Lapisan yang paling bawah disusun oleh selapis sel-sel
kolumner/silindris. Sesuai dengan bentuk sel tersebut
maka disebut stratum silindrikum. Oleh karena letaknya
di basal maka disebut juga stratum basale. Pada lapisan
ini didapati mitosis, untuk mengganti sel-sel di atasnya
yang telah mati, sehingga lapisan ini disebut stratum
germinativum.
I.5. EPITEL SKUAMUS KOMPLEKS NON KERATIN Preparat No. : I–5

Pewarnaan : HE

Bahan : Esofagus

Ciri Epitel Skuamus Komplek tak berkeratin:

Struktur sama dengan epitel skuamous kompleks


berkeratin, hanya tidak didapatkan lapisan:
Epitel - korneum
skuamus - lusidum
komplek - granulosum
non
keratin
Pembesaran 100X.

Tampak penampang melintang esofagus dengan lapisan-


lapisan dindingnya.

Pada permukaan lumennya terlihat lapisan epitel skuamus


kompleks tak berkeratin dengan sel-sel tersusun
padat/kompleks, dan lumen tersebut tampak bergelombang
seperti bintang.

Tampak epitel skuamus kompleks dengan sel-sel skuamus


di permukaan yang makin ke bawah sel-selnya berubah
menjadi kuboid. Dan pada lapisan terbawah dari sel-sel
kuboid/kolumner.

Pada epitel ini susunan lapisan sel-selnya tidak sebagus


pada epital kulit, dan di permukaannya tidak ada keratin.
I.6. EPITEL TRANSISIONAL Preparat No. : I–6

Pewarnaan : HE

Bahan : Vesika Urinaria, Ureter

Ciri Epitel transisional:

Pada keadaan kontraksi:


- Lapisan paling dalam bentuk kuboid/ kolumner
- Lapisan tengah bentuk polihidral tak beraturan
- Lapisan superfisial sel besar, cembung pada
permukaan bebas, yang disebut sel payung
Pada keadaan distensi:
- Lapisan superfisial sel skuamus besar
- Lapisan bawah sel kuboid tak beraturan

Pembesaran 100X.

Epitel transisional termasuk golongan epitel


berlapis/kompleks. Bentuk dan susunan sel di sini dapat
berubah-ubah, sesuai dengan kondisi ruangan yang
dilapisinya. Apabila ruangan tersebut penuh, maka epitel
tersebut tertekan dan sel-selnya berbentuk lebih pipih; dan
bila kosong, bentuk sel-selnya lebih tinggi.

Pembesaran 400X.

Keistimewaan epitel ini adalah selain bentuknya dapat


berubah-ubah, juga didapatkan adanya sel-sel di
permukaan yang berbentuk oval, bentuk ini kadang-kadang
bulat dan besar dengan inti 1 atau 2. Sel ini dapat pula
mengadakan penyesuaian diri dengan isi ruangan yaitu
dapat berbentuk pipih, mencembung atau bulat.

Sel ini dinamakan sel payung karena melindungi lapisan di


bawahnya terhadap tekanan. Lapisan yang ada di
bawahnya tersebut terdiri dari sel kuboid sampai kolumner
3 – 5 lapis. Tetapi dalam keadaan tertekan (isi ruangan
penuh) dapat menjadi 1 atau 2 lapis saja.
I.7. EPITEL KOLUMNER PSEUDO KOMPLEKS Preparat No. : I–7
BERSILIA
Pewarnaan : HE

Bahan : Trakea

Ciri Epitel Kolumner Pseudokompleks

- Sel penyusun berhubungan membran basalis.


- Tidak semua sel mencapai permukaan.
- Sel lebih kecil terletak di basal, tertutup sel-sel yang
lebih tinggi
- Inti dari masing-masing sel tidak sama tinggi

Pembesaran 100X.

Tampak epitel yang dibentuk oleh susunan sel-sel seperti


pagar yang rapat sekali. Di bawahnya tampak daerah yang
diisi dengan kelenjar-kelenjar dan tulang rawan dari trakea
(tulang rawan hialin).

Pembesaran 400X.

Tampak epitel disusun oleh sel-sel kolumner yang tidak


semuanya mencapai permukaan, dengan inti yang tidak
sama tinggi, sedangkan semua sel berdiri di atas membran
basalis, sehingga seolah-olah tampak seperti berlapis.
Sel goblet
Inti bentuknya oval, berwarna violet sitoplasma jambu. Di
permukaan epitel terlihat barisan silia yang rapat berwarna
pucat/bening. Ditemukan juga sel globet di antara sel-sel
kolumner dengan warna lebih pucat dan isinya kosong.

Tulang
rawan
hyalin
I.8. JARINGAN IKAT LONGGAR Preparat No. : I–8
Pewarnaan : HE
Bahan : - Tela subkuntanea
- Omentum
Pembesaran 100X.

Terlihat pada beberapa daerah kosong atau terang yang


hanya dipenuhi oleh tebaran sel-sel yang banyak berbentuk
Mast Cell Sel Plasma butir-butir berwarna violet, di beberapa daerah tampak butir-
butir berwarna merah, yang lebih besar, bentuk bulat/oval.
Di beberapa tempat juga terlihat serat-serat yang
memanjang dan kadang-kadang bergelombang yaitu serat-
serat kolagen, juga sering terlihat adanya pembuluh-
pembuluh arteriol. Zat interselulernya berupa cairan agak
kental yang tampak jernih, yang berupa serabut-serabut
kolagen dan elastis halus.

Pembesaran 400X.

Pada jaringan ini terdapat sel-sel :


Fibroblast Fibrosit 1. Sel Mast (Mastosit) :
- Sel besar, bulat/oval
- Sitoplasma mengandung granula besar berwarna
merah.
- Inti bulat, kadang-kadang oval yang tidak begitu
padat, berwarna ungu.
- Fungsi : produksi histamin dan heparin.
2. Sel Plasma :
Sel Lemak
- Sel kecil-kecil sering bergerombol, sitoplasma
Histiosit sedikit, warna pucat, kadang terlihat intinya saja.
- Inti dengan kromatin yang tercat gelap tesusun radier
menempel ke dinding inti, terlihat seperti roda pedati.
- Fungsi : produksi antibodi.
3. Fibroblas :
- Sel ini dengan inti bulat panjang atau oval, berwarna
violet muda dan kromatin tersebar seperti debu
tercat kurang gelap. Sitoplasma sukar terlihat.
4. Fibrosit :
- Bentuk aktif/tua dari fibroblas
- Terlihat hanya inti seperti tanda seru/tongkat kecil
padat violet.
5. Sel Lemak :
Dapat terlihat soliter atau multipel. Bentuk bulat/oval.
Inti di tepi, terdesak oleh tetesan lemak yang terlihat
kosong/pucat
6. Histoisit/makrofag
Hanya terlihat inti saja berwarna violet dengan bagian
tengahnya kosong, sehingga memberi gambaran
seperti cincin.
Fungsi : fagositosis benda asing.

Underdifferentiated meseschimal cel, eosinofil, sel pigmen


sukar ditemukan
I.9. JARINGAN IKAT LEMAK Preparat No. : I–9

Pewarnaan : HE

Bahan : - Tela subkuntanea

- Interskapula rhodensia

Lemak multivakuoler
A. Lemak Multi Vakuoler

Bahan : Interskapula rhodensia

Pembesaran 100X.

Tampak jaringan seperti kawat kassa halus. Dalam sel


terlihat seperti ada kotoran di tengah-tengah, ini sebenarnya
adalah vakuola-vakuola yang sangat rapat.

Inti terletak di tengah-tengah sel.

Pembesaran 400X.

Tampak sel-sel lemak dengan jala-jala di dalamnya, yang


kadang-kadang tampak kotor dan batas kurang jelas. Ini
adalah dinding-dinding vakuola yang banyak di dalam sel
lemak tersebut. Inti berada di tengah-tengah atau agak ke
tengah.

Sel ini terdapat pada manusia bila dalam keadaan lapar


berat.

B. Lemak Mono Vakuoler


Pembesaran 100X.

Tampak jaringan seperti kawat kassa yang lebih besar dan


tidak kotor di tengahnya, sel bulat, dinding sel jelas sekali.

Pembesaran 400X.

Bentuk sel bulat, dinding jelas, inti tergeser ke tepi (seperti


cincin stempel).

Lemak tampak kosong karena larut waktu pembuangan


preparat.
II.1. JARINGAN IKAT RETIKULER Preparat No. : I – 10
Kapsula Pewarnaan : HE

Bahan : Limfonodi/hepar

Pembesaran 100X.
Terlihat pada limfonodi, serat-serat berwarna hitam yang
bercabang-cabang dari kapsula sampai mengisi hampir
semua ruangan organ. Di antara serat-serat hitam ini, diisi
oleh butir-butir halus dan hitam yaitu limfosit.

Nodulus Limfatikus (Folikel limfoid) Pembesaran 400X.

Tampak serat retikuler hitam, bercabang-cabang ke segala


arah. Tampak sel retikuler di antara serat-serat retikuler.

Sel besar, oval/bulat panjang, berwarna hitam, kadang-


kadang ada cabang sitoplasmanya. Dalam preparat
biasanya yang tampak hanya intinya saja.

Sel yang paling banyak ditemukan yaitu sel limfosit terutama


pada daerah sentrum germinativum.

Pada hepar, serat retikuler ini disebut Gitter Vassern,


Serat retikuler dimana serat-serat ini terdapat disela-sela hepar, sedang
sel retikuler di sini disebut sel Kupfer.

Gitter Fungsi : - serat retikuler untuk kerangka/penguat.


vassern
- Sel retikuler untuk fagositosis/makrofag

.
II.2. JARINGAN IKAT EMBRIONAL Preparat No. : I – 11

Pewarnaan : HE

Bahan : Embrio

Pembesaran 100X.
Pada penampang memanjang embrio, terlihat di bagian
dorsal kelompok-kelompok padat yaitu potongan tulang
belakang yang masih berbentuk tulang rawan tumbuh.
Potongan ini tampak berupa daerah yang bulat, padat dan
tampak sel-selnya tersusun berkelompok. Bulat-bulatan ini
tersusun berderet-deret dari kranial ke kaudal. Pada daerah
di sela-sela tulang rawan (di sebelah luarnya) merupakan
daerah-daerah longgar yaitu jaringan “mesenkim”.

Pembesaran 400X.

Terlihat kelompok sel tulang rawan muda (kondroblas)


seperti suatu bundaran dengan sel-sel yang besar dan
berdekatan.

Pada daerah longgar terlihat :

- Sel mesenkim yang berbentuk stelata (bintang).


- Daerah interselulernya kosong karena hilang waktu
pembuatan preparat.
II.3. JARINGAN IKAT GELATINOSA Preparat No. : I – 12

Pewarnaan : HE

Arteri Bahan : Talipusat

Pembesaran 100X.

Pada penampang melintang tali pusat, tampak di tengah-


tengah 3 buah pembuluh darah yaitu 2 arteri dan 1 vena.
Arteri dindingnya lebih tebal, lumen lebih bulat, kadang-
kadang tak dijumpai eritrosit. Sedang vena lumennya
oval/kolaps, dinding tipis sering dijumpai eritrosit dalam
lumennya. Di sebelah luar dari pembuluh darah tampak
daerah yang lebih terang dan bercak-bercak halus
berwarna muda yaitu jaringan ikat gelatinosa.

Vena Pembesaran 400X.

Daerah di sebelah luar pembuluh darah, terlihat sel-sel yang


masih dalam bentuk tak teratur, bersegi-segi kadang-
kadang berbentuk stelata atau segitiga.
Sel Mesenkim
Di sekitarnya terlihat lembaran kolagen yang halus, zat
interseluler tak tampak/kosong.

Keseluruhan ini disebut jaringan ikat gelatinosa yang


berfungsi untuk isolasi pembuluh darah Umbilikalis, jaringan
ini disebut juga Wharton Jelly.
II.4 JARINGAN IKAT KOLAGEN

Preparat No. : I – 13

Pewarnaan : HE (Pewarnaan khusus Van Giesson)

Bahan :

100 X.

Terlihat jaringan merupakan lembaran tipis yang berwarna


agak pucat dengan sel-sel fibroblas yang pipih terjepit
disela-sela lembaran tersebut.

Sel ini disebut sel sayap.

Pada penampang melintang terlihat potongan dari bulat-


bulat pucat, yaitu potongan serat-serat kolagen dengan
fibroblas/fibrosit diantaranya.

Serabut Kolagen
400 X.

Tampak lembaran-lembaran sejajar dari serabut kolagen,


warna pucat, disela-selanya tampak sel sayap (sel tendo).
Sel ini pipih karena terjepit oleh lembaran-lembaran
kolagen.

Sel sayap

Fibrosit Serat kolagen


II.5. JARINGAN IKAT ELASTIS Preparat No. : I – 14

Pewarnaan : HE

Pewarnaan Khusus : Orsein

Bahan : Ligamentum Nukae

Pembesaran 100X.
Tampak serat-serat yang halus, merah mengkilat dan
bergelombang dengan banyak celah-celah di sekitar serat-
Serabut elastis seratnya. Celah-celah berisi butir-butir violet yaitu sel
fibrosit.

Pada penampang melintang tampak butir-butir merah


mengkilat dengan sel fibrosit di antaranya.

Pembesaran 400X.

Serat bergelombang, bercabang-cabang celah-celah lebih


longgar sehingga fibrosit tak terjepit, sel fibrosit bentuk
oval/bulat, kadang stelata. Penampang melintang tampak
serat-serat seperti butir-butir eritrosit yang berwarna merah
mengkilat, padat, yang tersebar seperti potongan sapu lidi.

Fibrosit

Serabut elastis
II.6. PEMBENTUKAN TULANG RAWAN Preparat No. : I – 15
EMBRIONAL
Pewarnaan : HE

Bahan : Embrio

Pembesaran 100X.
Pada penampang memanjang embrio, terlihat di bagian
dorsal kelompok-kelompok padat yaitu potongan tulang
belakang yang masih dalam bentuk tulang rawan yang
sedang tumbuh. Kelompok ini tersusun berjajar dari kranial
ke kaudal.

Tulang Rawan Embrional


Pembesaran 400X.

Terlihat kelompok sel tulang rawan muda (kondroblas)


berkelompok seperti suatu bundaran, selnya besar
berdekatan dengan inti di tengah. Sebelah luar terlihat sel-
sel jaringan mesenkim berbentuk stelata.

Kondroblast

Sel Mesenkim
II.7. TULANG RAWAN HIALIN Preparat No. : I – 16

Pewarnaan : HE

Bahan : Trakea

perikondrium
Pembesaran 100X.
Tampak tulang rawan hialin dengan substansia
interselulernya yang berwarna cerah kebiru-biruan,
homogen. Sel-sel kondrosit dan isogen tersebar tak teratur.

Pembesaran 400X.

Tampak tulang rawan dengan substansia interselulernya


merah kebiru-biruan homogen.

Sel-sel kondrosit terlihat dalam lakuna (kapsul).

Juga tampak sel isogen (isogen group) di mana dalam 1


lakuna tampak lebih dari 1 sel kondrosit.
Kondrosit Tampak daerah teritorial matriks, yaitu daerah di sekitar
lakuna dimana zat interselulernya tercat lebih gelap karena
Tulang Rawan hialin
mengandung lebih banyak kondroitin sulfat. Sedangkan
matriks di luar teritorial tadi warnanya lebih pucat di sebut
daerah interteritorial matriks. Sebelah luar tampak
Perikondrium jaringan ikat kolagen yaitu perikondrium dengan sel-selnya
yang pipih yaitu fibroblas dan di bawahnya dimana sel
sudah agak oval yaitu kondroblas yang tersusun berderet-
deret sejajar dengan permukaan.

Teritorial

matrik
II.8. TULANG RAWAN ELASTIS Preparat No. : I – 17

Pewarnaan : HE

Epitel Perikondrium Pewarnaan khusus : Orsein

Bahan : Aurikula/epiglotis

Pembesaran 100X.

Tampak kerangka dari aurikula/epiglotis di tengah-tengah


yang terdiri dari tulang rawan elastis.

Pembesaran 400X.

- Susunan mikroskopis hampir sama dengan tulang


rawan hialin kecuali serat-serat elastis yang tampak di
sela-sela sel tulang rawan yang tersusun dengan arah
yang tak tentu.
- Sel tulang rawan/kondrosit dalam lakuna.
Kondroblas - Juga tampak kumpulan sel isogen membentuk isogen
group di dalam lakuna.
Teritorial matrik
- Terlihat teritorial matriks dan interteritorial matriks.
- Tampak perikondrium dengan sel fibroblas di sebelah
luar dan kondroblas di permukaan dalam.

Serat elastis

Interteritorial matrik
II.9. TULANG RAWAN FIBROSA/ Preparat No. : I – 18

FIBRO KARTILAGO Pewarnaan : HE

Bahan : Diskus intervertebralis

Pembesaran 100X.
Pada preparat ini diskus intervertebralis berbentuk anulus
fibrosus yang di tengah-tengahnya terdapat nukleus
pulposus.

Anulus terdiri dari tulang rawan fibrosa yang melingkar.

Pembesaran 400X.

Serabut kolagen yang berjalan sejajar dan melingkar


berwarna agak pucat. Di antara serabut-serabut tadi
terdapat sel-sel kondrosit yang tersusun berderet-deret
ungu. Bagian yang terbaik dilihat yaitu di daerah
lengkungan tersebut.

Serat Kolagen

Kondrosit
II.10. TULANG RAWAN TURGESEN/ Preparat No. : I – 19

PSEUDO KARTILAGO/ KONDROID Pewarnaan : HE

Bahan : Tendo akiles katak

Pembesaran 100X.

Jaringan dengan sel-sel agak bulat dan rapat dengan warna


jambu yaitu tulang rawan turgesen. Disamping jaringan
tersebut juga terdapat jaringan kolagen yang tersusun padat
berwarna lebih merah.

Terlihat sel-sel seperti vesikula/gelembung yang tersusun


rapat ; dengan warna lebih muda (merah jambu). Inti
Serat Kolgen Kondrosit terdapat di tengah.

Tulang rawan ini dianggap peralihan antara tulang rawan


pada embrio dan tulang rawan hialin.

Terdapat pada vertebrata rendah.


II.10. TULANG PIPA/PANJANG Preparat No. : I – 20

Pewarnaan : Preparat gosok (tanpa warna) & HE


periosteum
Bahan : Tulang panjang

periosteum
Preparat gosok :

Pembesaran 100X.

Pada preparat ini terlihat :


Sistema
1. Periosteum di bagian luar.
Haversi
2. Endosteum di bagian dalam.
3. Sistem Haversi: bangunan yang merupakan lingkaran-
lingkaran hitam (lamela Haversi) yang tersusun oleh
matriks dan sel-sel tulang, konsentris melingkari
kanalis Haversi.
4. Kanalis Haversi: saluran di tengah sistem Haversi yang
dikelilingi oleh lingkaran-lingkaran (lamella Haversi),
L interstisialis berjalan sejajar sumbu panjang tulang.
Canalis Volkman 5. Lamela-lamela, tersusun dari lembaran-lembaran
L generalis interna kolagen dan dan di antaranya terdapat lakuna dengan
endosteum
Canalis Haversi kanalikuli serta osteosit di dalam lakuna.
Lamela tsb meliputi :

Lakuna Kanalikuli - L.Generalis eksterna/sirkumferensialis eksterna:


Kanalis Haversi Lamela Lakuna Kanalikuli mengelilingi periosteum.
- L.Generalis interna: mengelilingi endosteum.
- L.Haversi: mengelilingi kanalis Haversi.
- L.Interstilialis: terletak di antara sistema Haversi.
6. Di sebelah dalam dari tulang terdapat rongga kavum
medulare, yang dikelilingi endosteum.
7. Kanalis Volkman merupakan saluran berwarna hitam
Osteosit +
berjalan melintang sumbu panjang tulang,
tonjolan menghubungkan antara kanalis Haversi,
sitoplasma
Pembesaran 400X.

Kanalis Haversi tampak sebagai lumen yang tertutup massa


hitam dikelilingi lamela. Pada lamela terdapat lakuna-lakuna
yang konsentris, dengan kanalikuli-kanalikuli yang
bercabang-cabang saling beranastomose.
Pengecatan HE
Pembesaran 100X.

Tampak bagian-bagian tulang :

- Periosteum di bagian luar, merupakan daerah padat


berwarna merah muda.
- Endosteum di bagian dalam.
- Sistema Haversi, merupakan bangunan bulat dengan
kanalis Haversi di bagian tengahnya yang tampak
sebagai lubang kosong, kadang-kadang ada eritrosit di
dalamnya.
- Sel-sel osteosit merupakan titik-titik violet yang berada
di dalam ruangan (lakuna), tersusun berderet di antara
lembaran-kolagen berwarna merah muda (lamella)
- Kanalikuli tidak terlihat
- Canalis Volkman menghubungkan Canalis Haversi.

Pembesaran 400X.

Kanalis Haversi (osteonic canal) merupakan lumen bulat


kosong yang dikelilingi oleh osteosit dalam lakuna yang
tersusun konsentris di antara lembaran-lembaran kolagen
berwarna merah muda membentuk lamela Haversi.
Kanalikul tidak terlihat/kabur.
III.1. OTOT POLOS Preparat No. : I – 21

Pewarnaan : HE

Bahan : Intestinum/vesika urinaria

Pembesaran 100X.
Terlihat lapisan-lapisan dinding intestinum/vesika urinaria
dari dalam keluar :
a
a. Lapisan mukosa (intestinum dengan epitel kolumner
simpleks; vesika urinaria dengan epitel transisional)
b b. Sub mukosa.
c. Lapisan muskularis.
d. Lapisan serosa.
c

Pembesaran 400X.
e Lapisan muskularis tersusun dari otot polos penampang
melintang (e) & memanjang (f).

Penampang lintang terlihat serabut-serabut otot berbentuk


bulat/poligonal, sebagian dengan inti di tengah-tengahnya
dan sebagian tanpa inti. Ukuran penampangnya juga
f
berbeda-beda, ada yang kecil dan ada yang besar. Ini
disebabkan karena serabut-serabut tersebut terpotong
Memanjang melintang pada tempat yang berbeda-beda.

Pada penampang memanjang terlihat serabut/sel otot polos


yang tersusun rapat sekali dimana kadang-kadang sukar
menentukan batas masing-masing. Inti terlihat di tengah-
tengah serabut, jumlahnya 1, bentuknya oval dan berwarna
lebih violet dari sitoplasma/ sarkoplasma.
III.2. OTOT SERAN LINTANG Preparat No. : I – 22
a
Pewarnaan : HE
b
Bahan : - Otot kerangka

- Otot lidah

Pembesaran 100X.

c
[Penampang melintang]
d
Tampak serabut otot (a) merupakan petak-petak atau
bidang segi empat/oval/bulat dengan dibatasi sarkolema
seperti selaput tipis. Inti warnanya violet letaknya di tepi (b),
b melekat pada sarkolema (c) dan jumlahnya lebih dari satu.
c Serabut-serabut otot tersebut berkumpul membentuk satu
berkas yang lebih besar, berwarna merah.
e
Juga terlihat Cohnheim falderung atau area Cohnheim
(d) dalam serabut-serabut otot serabut.

Memanjang melintang [Penampang memanjang]

Tampak serabut otot seran lintang tersusun dalam berkas/


kelompok, dengan inti di tepi

Pembesaran 400X.

[Penampang lintang] :

Inti (b) di tepi, melekat pada sarkolema, jumlahnya 1,


warna violet.

Sarkolema (c) tampak seperti selaput tipis.

Miofibril terbagi-bagi atas kelompok yang menggerombol


yang disebut : Area Cohnheim (d).

Di antara berkas-berkas/bendel-bendel besar terdapat juga


pembuluh. darah dan saraf.

Kadang-kadang juga terlihat muscle spindel.

[Penampang memanjang] :

Serabut otot seran lintang tersusun dalam


berkas/kelompok. Dapat dilihat inti letaknya di tepi.

Seringkali inti terlihat seolah-olah berada di tengah-tengah,


ini disebabkan inti terletak di dinding depan/belakang
serabut otot, tetapi letak inti tetap di bagian tepi, tepat di
bawah sarkolema.

Tampak garis-garis melintang pada berkas otot : garis


seran lintang (e)
III.1. SARAF PERIFER Preparat No. : I – 24
PENAMPANG MEMANJANG
Pewarnaan : HE

100 X. Bahan : N. Ischiadicus

100 X.

Pada sediaan N. Ischiadicus yang terpotong memanjang


terlihat serat-serat saraf yang terpotong memanjang pula,
dengan serabut-serabutnya yang tersusun sejajar dan
bergelombang berupa serabut-serabut tersusun rapat dan
400 X.
saling sejajar satu sama lain.

400 X.

a b c d e Perhatikan :

a. Axon.
b. Nodus ranvier
c. Palang Ranvier
d. Sel Schwan dengan intinya
e. Selubung Mielin
III.2. SARAF PERIFER Preparat No. : I – 25
PENAMPANG MELINTANG
Pewarnaan : HE
100 x
Bahan : N. Ischiadicus

100 X.

Terlihat adanya kelompok-kelompok bundar yang terisi


serabut-serabut saraf yang terpotong melintang. Kelompok
tersebut diungkus oleh jaringan ikat berwarna merah jambu
yaitu Perineurium. Seenarnya masing-masing serabut
dilapisi oleh jaringan ikat yang berupa Endoneurium, tetapi
disini tidak terlihat karena rusak saat pembuatan preparat.
Berkas –berkas yang dibungkus oleh perineurium
berkumpul 2-3 dst.

a b c Yang diluarnya disatukan pula oleh jaringan ikat yang tipis


warnanya yaitu Epineurium.
400 x g

400X

Pada satu serabut saraf dapat dilihat :

 Axon ditengah-tengah berupa titik warna violet


d e f h
 Selubung Schwan di luar
 Neurokeratin antara axon dan selubung Schwan berupa
garis/ lobus kadang-kadang radier
 Inti Sel Schwan berbentuk oval berwarna violet kadang-
kadang terlihat dibagian tepi dari selubung Schwan
 Myelin sudah tidak ada karena sudah larut waktu
pembuatan preparat.
Penjelasan gambar :

a. Endoneurium
b. Perineurium
c. Epineurium
d. Axon
e. Selubung Schwan
f. Neurokeratin
g. Inti Sel Schwan
h. Myelin
III.3. GANGLION GASSERI Preparat No. : I – 31

Pewarnaan : HE
100x
Bahan : Ganglion gasseri

100 X.

Terlihat sel berkelompok warna jambon diselingi dan

dilanjutkan oleh serabut-serabut saraf yang banyak dan

padat. Sel-sel yang berkelompok ini = sel ganglion.

Ganglion adalah kumpulan sel saraf di luar SSP

400x

400 X.

- Sel besar, inti besar jelas (a)

- Disekelilingnya terlihat sel skuamus simplex sebagai sel

satelit (b)

- Disekitarnya diliputi jaringan ikat.

- Tipe Monopoler.

- Ganglion tipe lain : Ganglion Simplex Multipoler

a b
III.4. VATER PACINI Preparat No. : I – 32

Pewarnaan : HE
100x Bahan : Kulit / pankreas

Vater Pacini termasuk akhiran saraf sensorik berkapsul.


Badan Vater Pacini terpotong melintang dan tampak
sebagai bangunan yang mempunyai struktur konsentris.
Ditengah bangunan terdapat akhiran serat saraf yang
diliputi oleh lamela-lamela konsentris. Apa fungsi akhiran
saraf ini? Perbesar dengan pembesaran kuat, perhatikan
bagian-bagiannya.

Bangunan berentuk bulat/ oval

a b c Teridiri dari :

a. Inner Bulb
b. Lamella jaringan ikat sebagai kapsul
c. sel-sel fibroblast.
Fungsi untuk reseptor tekanan
III.5. BENDA MEISSNER Preparat No. : I – 33

Pewarnaan : HE
100x Bahan : Kulit jari tangan

Sediaan kulit jari ini terdiri atas epidermis dan korium. Batas

antara kedua ini berkelok-kelok, bagian korium yang


Papilla
dermis menonjol kedalam epidermis disebut papila dermis. Carilah
400x
badan Meissner yang berbentuk lonjong seperti buah nanas

didalam papila tadi. Perhatikanlah struktur yang spiral

konsektris.

Poros struktur ini ialah akhiran saraf sensorik berkapsul.

Fungsi badan Meissner : reseptor rabaan dan deskriminasi.

Perhatikan dengan pembesaran kuat.


III.6. MUSCLE SPINDLE Preparat No. : I – 34

Pewarnaan : HE

Bahan : Otot Kerangka ( lintang)

Dalam sediaan ini sebagian besar serat-serat otot terpotong

melintang.

Diantara serat-serat otot tadi dapat dilihat muscle spindle

sebagai suatu bangunan yang bulat, diliputi kapsul (oleh

anyaman penyambung), didalamnya terdapat beberapa

serat-serat otot bergaris melintang yang lebih kecil daripada

otot-otot diluar muscle spindle (serabut otot intrafusal) (b).


a c b d
Diantara otot seran lintang yang kecil terdapat serat saraf

(c) dan pembuluh darah (d).

Fungsi : Resepor pada otot seran lintang


III.7. MUSCLE END PLATE Preparat No. : I – 35

Pewarnaan : AgNO3

b a Bahan : Otot seran lintang  memanjang

100 X

Pada sediaan ini serat saraf tampak hitam.

Cobalah cari serat saraf yang menempel sarkolema dari

suatu serat otot seran lintang dan ujungnya berakhir diotot

seperti cakar ayam, sebelum masuk serabut otot, serabut

saraf masih bermielin (a) setelah masuk menjadi non mielin

(b).

400 X

Cabang ini berakhir dengan penthol-penthol. Pada akhir

serat saraf motoris ini tak ada myofibril dan terdapat banyak

inti-inti serat otot seran lintang yang mengelilingi akhiran

saraf tersebut.

Fungsi : motorik, membawa impuls untuk otot seran lintang.


III.8. ARTERI/VENA KECIL Preparat No. : I – 37

Pewarnaan : HE

Bahan : a. Arteri kecil

b. Vena kecil

a. Arteri Kecil
100 X.

Arteriol, umumnya bergaris tengah < 0,5 mm, relatif


mempunyai lumen sempit.

400 X.

- Terlihat endotel dengan tunika intima tanpa lapisan


subendotel.(1)
- Umumnya membrana elastika interna tidak tampak /
sukar terlihat. (2)
- Lapisan media adalah muskuler, umumya terdiri dari 1-
5 lapis sel otot polos dengan warna merah jambon. (3)
- Tunika adventitia tipis, terdiri dari jaringan ikat, warna
pucat. (4)
- Membran elastika eksterna tidak ada.

b. Vena Kecil
100 X.

- Venula, garis tengah 0,2 – 3 mm


- Lumen umumnya tidak bulat, dinding tipis, sering
terlihat eritrosit.
400 X.

- Terlihat endotel, membrana elastika tidak jelas sama


sekali (1)
- Tunika media tipis kompak, terdiri atas beberapa atau
tidak mempunyai lapisan sel otot polos. (3)
- Tunika adventitia merupakan lapisan paling tebal terdiri
dari jaringan ikat kolagen, elastis, dll. (4)
- Dalam vena sering terdapat eritrosit. (5)
III. 9. KULIT TELAPAK Preparat No. : I – 44
1 Pewarnaan : HE
Bahan : Kulit telapak kaki
epidermis 3

2 100 X.
Tampak bagian-bagian:
- Epidermis
4 - Dermis dan
dermis - subkutan
Terlihat lapisan-lapisan epidermis sbb :

5 1. Paling atas merah, tebal bergelombang yaitu


keratin (stratum korneum).
Gld sudorifera 2. Di bawahnya lapisan epitel dengan warna
violet/ungu yaitu lapisan granulosa.
Vater Pacini 3. Di antara kedua lapisan tersebut ada lapisan yang
Sub sering tak terlihat = stratum lusidium.
cutan
4. Di bawah lapisan tersebut ada lapisan sel-sel yang
agak jarang/berjauhan dan saling berhubungan =
stratum spinosum.
5. Di bawah sekali terdapat satu lapisan sel-sel yang
membentuk gelombang mengikuti dermis =
stratum silindrikum = stratum germinativum.
Bagian dermis yang menonjol ke arah epidermis adalah
papila dermis, dapat ditemukan benda Meissner yang
rudimenter.
Bagian dermis banyak jaringan ikat dan pada bagian
subkutan banyak jaringan lemak, serta dapat
ditemukan corpusculum Vater Pacini, dan kelenjar
sudorifera.

400 X.
Epidermis tampak tersusun dari beberapa lapisan:
Stratum korneum tersusun merah sekali, merupakan
masa berlapis-lapis tidak terlihat inti lagi. Sering nampak
saluran kelenjar keringat menembus lapisan ini.
Stratum lusidium lebih pucat sering tidak terlihat.
Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel
skuamus berisi granula violet didalam sitoplasmanya,
yaitu granula keratohialin. Dibawahnya terlihat sel-sel
bentuk poligonal. Sitoplasma tempak seolah-olah saling
berhubungan melalui spina, lapisan ini disebut Stratum
spinosum. Terakhir susunan sel-sel selapis silindris =
stratum silindrikum = stratum germinativum.
Pada dermis dapat ditemukan: kelenjar sudorifera dan
duktusnya, kapiler, corpusculum Vater Pacini
III.10 KULIT JARI Preparat No. : II – 45

1 Pewarnaan : HE

2 3 Bahan : Kulit Jari Tangan

4
100x / 400x
5 Lapisan dari kulit ini sama dengan lapisan kulit telapak
kaki (jari kaki), hanya ada perbedaan sbb :
6
10
a. Lapisan korneum pada jari tangan tidak setebal
pada jari kaki.
b. Benda Meissner (10) pada jari tangan tampak baik /
7 sempurna.
c. Pada jari kaki bantalan lemak subkutan tebal sekali,
9 dan disana terdapat reseptor Vater Pacini.
8
Lapisan dari luar ke dalam :
1. Korneum.
2. Lusidum
3. Granulosum
4. Spinosum
5. Basale
6. Stratum papilare
7. Stratum retikulare
8. Lapisan subkutan
Pada lapisan subkutan juga ditemukan adanya kelenjar-
kelenjar sudorifera (9).
III. 11 KULIT KEPALA Preparat No. : II – 46
Pewarnaan : HE
Epidermis
c Bahan : Kulit kepala

d
100 X.
a Epidermis sangat tipis dengan sedikit penandukan,
tidak ditemukan stratum lusidum.
b
Dermis Pada dermis tidak dijumpai papila-papila yang teratur
dan tidak diikuti penonjolan epidermis diatasnya.
Tampak disini :

a. Kelenjar-kelenjar sebasea.
b. Kelenjar sudorifera.
c. Folikel rambut.
d. m. erektor pili.
e. Akar rambut
Kelenjar-kelenjar sebasea terletak dekat folikel rambut.
Kelenjar sudorifera terpotong menggerombol
merupakan bentuk alveolus dengan sel-sel
kuboid/kolumner. Kadang-kadang terlihat duktus
ekskretorius dengan lumen lebih kecil.

400 X.
Dapat dilihat lapisan-lapisan yang menyusun selubung
akar rambut :
1. Selubung jaringan ikat
2. Selubung akar rambut luar
3. Selubung akar rambut dalam dengan :
a. Lapisan Henle yang tampak sebagai sel-sel
selapis gepeng.
b. Lapisan Huxley yang tampak sebagai
beberapa lapis sel.
c. Kutikula selubung akar rambut (merah tipis)
4. Kutila rambut (kekuning-kuningan)
5. Kortex pili dengan granula pigmen
6. Medula pili, kekuning-kuningan sedikit pigmen.
III. 12 KULIT KETIAK Preparat No. : II – 47

Corneum Pewarnaan : HE
Bahan : Kulit ketiak

Epidermis
100 X.
Folikel rambut
- Epidermis tampak tipis, strratum basale
Kel. ssudorifera mengandung pigmen.
- Kelenjar-kelenjar apokrin terdapat di subkutan,
Kel. sebasea
disamping kelenjar-kelenjar keringat.
Kel. apokrin - Potongan-potongan rambut dengan gld sebasea
terdapat juga disini.

400 X.
Kelenjar apokrin yang menggerombol dengan alveolus
tersusun oleh sel-sel berbentuk kuboid dengan lumen
lebar-lebar.
Mioepitel disini tampak mengelilingi alveoli.

Kel. apokrin

Anda mungkin juga menyukai