Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

HISTOLOGI
SISTEM UROGENITAL

Disusun Oleh:

Nama : Bahtiar Arddun Asyafiq


NIM : K4320015
Kelas :C
Kelompok/Asisten : 2 / Intan Elyana Putri U.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
Laporan Resmi Praktikum
Histologi

Judul : Sistem Urogenital

Tujuan :

1. Mahasiswa mampu mengamati preparat dari histologi dari sebuah organ – organ
terkait sistem urogenital
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian dari preparat yang ditunjukan dari sistem
urogenital
3. Mahasiswa mampu membuat analisis dari pengamatan bagian – bagian histologi
sistem urogenital
Nama Preparat : Vesica semialis
Perbesaran Preparat : 20 x
Gambar Keterangan
1. Tunika Muskularis
2. Lamina Propria
3. Granula Sekretoris
4. Tunika Adventitia
5. Lumen
6. Primary Mucosal Folds
7. Secondary Mucosal
Folds

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Vesikula seminalis merupakan sepasang kelenjar yang umumnya terletak dibalik prostat
dan dibagian dorsal vesika urinaria. Vesikula seminalis terdapat sepasang di bagian dorsal
vesica urinaria dan ampula. Bagian terminalnya dekat dengan masingmasing terminal
ductus deferen yang kemudian akan bermuara di urethra (Phadmacanty, Nugraha, and
Wirdateti 2013).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. tunika muskularis
Tunika muskularis, terdiri atas otot polos sirkuler pada bagian dalam serta otot polos
longitudinal dibagian luar, otot yang paling tebal adalah lapisan otot sirkuler. Lapisan
muskularis merupakan susunan yang penting dan terdiri dari otot sirkuler dan otot
longitudinal. Lapisan ini saling menjalin membentuk jalinan yang cukup kuat sehingga otot
pada daerah vesika urinaria disebut dengan otot detrusor. Pada daerah hubungan ureter
dengan vesika urinaria, lapisan longitudinal otot ureter membentuk jalinan dengan lapisan
yang sama pada vesika urinaria (Bani, Amalo, and Selan 2019).
b. lamina propria
Lamina propria: Lamina propria di vesikula seminalis banyak mengandung serat elastin dan
dikelilingi lapisan otot polos tipis
c. granula sekretoris
Granula Sekretoris: granula berikatan dengan membran, kompleks Golgi yang berkembang
baik dan tingginya aktivitas enzim oksidatif menandakan fungsi se- kresi (Yuliana &
Roewijoyo,2015).
d. tunika adventitia
Tunika adventitia, Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar yang berfungsi untuk
membungkus organ vesika urinaria. Tunika adventisia merupakan lapisan terluar dari
vesika urinaria. Pada kucing dan anjing tunika adventisia juga berupa jaringan ikat longgar
(jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf (Bani, Amalo, and Selan 2019).
e. lumen
Lumen: lumen pusat berbentuk oval besar yang tidak teratur sering mengandung zat
asidofilik (Yousria et al., 2020).
f. primary mucosal folds
Primary mucosal folds: tampak lebih pendek pada aspek dorsal, tingginya meningkat secara
bertahap di sepanjang sisi lateralnya hingga mencapai tinggi maksimalnya pada aspek
ventral. Lipatan ini membawa banyak lateral carried cabang sekunder dengan banyak
invaginasi tubular ke dalam jaringan ikat dibawahnya (Yousria, Rahman, & Selim, 2020).
g. secondary musical folds
Secondary mucosal folds: merupakan lipatan otot yang tersusun atas otot polos pada tunika
mukosa.
C. Ciri khusus
Memiliki mukosa yang terdiri dari lapisan sel kolumnar yang diselingi dan lamina propria
dan dinding berotot tebal. Membentuk sekitar 70% ejakulat dan komponenya yang berupa
cairan. Vesikula seminalis memiliki mukosa yang terdiri dari sel - sel sel kolumnar dan
lamina propria serta dinding berotot tebal. Lapisan otot terdiri dari lapisan otot polos dan
longitudinal luar. Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang mengandung protein,
enzim, fosforiklon dan prostaglandin (Junqueira et al., 2003). Memiliki epitel kolumnar
pseudostratifikasi. Komponen yang ada pada vesikula smeinalis, yaitu fruktosa merupakan
sumber energy utama bagi sperma, prostaglandin yang mengaruhi aktivitas dalam salurna
reproduksi wanita dan fibrinogen yang mengkoagulasikan semen setelah ejakulasi
(Mescher, 2013).
Nama Preparat : Testis
Perbesaran Preparat : 4 x dan 40 x
Gambar Keterangan

1. Tubulus Lurus
2. Jaringan Interestitial
3. Tubulus Seminiferous
4. Tunika Albuginea
5. Tunika Vasculosa
6. Pembuluh Darah
7. Sel Leydig
8. Spermatid
9. Otot Polos
10. Sel Sertoli
11. Jaringan Ikat

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Pada saat kelahiran, testis belum berada di dalam skrotum pada sekitar 3-4% dari laki-laki
(30% pada bayi baru lahir prematur). Pada usia satu tahun, sekitar 0,8% dari laki-laki masih
memiliki testis dalam rongga panggul dan 0,3% (Agustinus, I’tishom, and Pramesti 2018).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Tunika albugenia, merupakan bagian luar testis yang berupa kapsul, yang tersusun atas
jaringan ikat padat berupa serat kolagen yang membungkus testis (Phadmacanty,
Nugraha, and Wirdateti 2013).
b. Tubulus seminiferus, merpakan bagian yang terbungkus denga lapisan fibroblast, yang
mengadung lapisan dengan sel mioid pipih pada lapisan lebih dalam, yang merupkaan
bentukan dari otot polos. Semakin mengarah pada lumen, maka akan didapatkan sel
sertoli dan sel spermatogenik. Tubulus seminiferus merupakan tempat terjadinya
proses spermatogenesis, yaitu proses pembentukan sperma mulai dari
spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan terakhir
spermatozoa (Phadmacanty, Nugraha, and Wirdateti 2013). Jaringan interestrial,
merupakan bagian yang memisahkan bagunan tubulus seminiferus pada bagian dalam
testis. Jaringan ini memiliki sel yang berperan dalam proses pembuatan hormon
testosteron, yaitu sel Leydig (Phadmacanty, Nugraha, and Wirdateti 2013).
c. Lumen, yang merupakan bagian dalam dari testis, yang berperan dalam proses
spermatogenesis. Lumen semakin menuju bagian terdalam, maka akan kaya akan
susunan sel sertoli dan sel spermatogenik. Sel sertoli sendiri berperan penting dalam
memberi nutrisi pada sperma (Phadmacanty, Nugraha, and Wirdateti 2013).
d. Spermatids: Dua sel haploid hasil dari pembelahan setiap spermatosit sekunder
memisahkan kromotid di setiap kromosom (Mescher, 2013).
e. Tunica vasculosa: selaput pembuluh darah yang melapisi lobulus. Setiap lobulus testis
mengandung 2-4 melingkar erat tubulus seminiferus membentuk bagian eksokrin
testis. Connective tissue: jaringan ikat membungkus mmebungkus testis dan tunika
albuginea yang meluas ke dalam testis membentuk septus atau septula testis (Sari,
2019).
C. Ciri khusus
Sel-sel Leydig mensekresi testosteron. Epididimis, bagian kepalanya berhubungan dengan
duktus seminiferus, dan bagian ekornya terus melanjut ke vas deferens (Al-Muqsith., 2017).
Sel Sertoli memproduksi protein pengikat androgen, yang mengosentrasi testosteron,
menfagositosis melepaskan debris dari spermatid diferensiasi, dan menyekresi cairan yang
membawa sperma sepanjang tubulus. Tubulus seminiferus merupakan tempat terjadinya
proses spermatogenesis (Phadmacanty, et all, 2014).

Nama Preparat : Prostat


Perbesaran Preparat : 4x, 10 x, dan 40 x
Gambar Keterangan

1. Kelenjar Prostatik
2. Stroma Fibromuskular
3. Prostatic concretions
4. Lumen
5. Blood vessel
6. Sel Asini
7. Ephitelium

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Prostat merupakan kelenjar tunggal yang umumnya terletak diantara pertemuan antara
vesika urinaria dan muskulus urethralis. Seperti halnya vesika seminalis, lokasi kelenjar
juga bervariasi pada setiap spesies (Phadmacanty, Nugraha, and Wirdateti 2013).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Prostatic concretion: merupakan organ fibromuskuler yang berfungsi sebagai kelenjar
aksesoris yang terletak di bawah vesika urinaria, berguna untuk menghasilkan semen
untuk memberi kekuatan terhadap sperma untuk melintasi jalan vagina yang cenderung
bersuasana asam, dan mengelilingi uretra pars prostatika (Liza, et al., 2016).
b. Stroma fibromuscular: terdiri dari otot polos, kontraksi otot polos tersebut yang
membantu sekresi ke uretra selama ejakulasi (Sharma et al., 2017).
c. Sel acini: ada sekitar setengah juta accini di prostat. Asinus adalah komponen struktural
terkecil dari kelenjar. Di prostat, mereka berbentuk seperti cul de sacs tetapi bukannya
rumah-rumah yang melapisi cul de sac, acini dilapisi oleh sel-sel epitel yang keluar
d. Blood vessel : dinding pembuluh darah terdiri atas tiga lapis berturut-turut dari dalam
keluar yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia, dimana semakin besar
pembuluhnya, semakin nyata adanya ketiga lapisan tersebut (Eroschenko, 2013).
e. Lumen pada prostat: sitoplasma sel-sel sekretoris, sekreta lumen dan lumen saluran
kelenjar hanya mengandung karbohidrat netral dengan intensitas sedang sampai kuat,
sedangkan karbohidrat asam hanya ditemukan pada sitoplasma sel-sel sekretoris dan
lumen saluran kelenjar dengan intensitas lemah namun pada sekreta lumen tidak
ditemukan. Apabila prostat membesar, maka lumen akan mengecil.
f. Ephitelium: Jaringan epitel adalah jaringan yang berfungsi menutup permukaan luar
tubuh, memberi lapisan serta membentuk organ dalam dan kelenjar tubuh.
C. Ciri khusus
Prostat menghasilkan cairan prostat dan disimpan di bagian dalam untuk dikeluarkan
selama ejakulasi (Junqueira et al., 2003). Prostat dikelilingi oleh simpai fibroelastik, dari
septa yang memperluas dan membagi kelenjar menjadi lobus tidak jelas. Bentuk prostat
seperti piramida terbalik dan mempunyai ukuran bervariasi (Sutysna, 2016). Jaringan
prostat terdiri dari kelenjar dan stroma, memiliki epitel yang bervariasi serta memiliki
banyak folikel. Tipe kelenjar sekretoris prostat tergolong tipe tubuloalveolar yang disusun
oleh sel-sel asinar bertipe seromukus dengan dominan mukus (Mescher, 2013).

Nama Preparat : Penis


Perbesaran Preparat : 4 xdan 20 x
Gambar Keterangan
1. Urethra
2. Corpus Spongiosum
3. Tunika Albuginea
4. Corpus Cavernosa

1. Tunika Mukosa
2. Lumen
3. Lamina Propria
4. Corpus Spongiosum
5. Blood Vessel

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Penis merupakan organ kopulatori yang berfungsi untuk mendepositkan semen ke dalam
saluran reproduksi betina melalui proses kopulasi, yang terletak pada bagian eksternal
tubuh (Cui et al. 2011). Bentuk penis pada spesies ini seperti tabung berwarna putih
panjang 0,8-1 cm (Phadmacanty, Nugraha, and Wirdateti 2013).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
Penis adalah alat kelamin luar yang terdiri dari tiga silinder jaringan ereksi, termasuk
corpora cavernosa (dua) dan corpus spongiosum (satu). Korpus spongiosum berisi uretra di
tengahnya (Cui et al. 2011). :
a. Tunika albugenia, merupakan bagian luar testis yang berupa kapsul, yang tersusun atas
jaringan ikat padat berupa serat kolagen yang membungkus testis (Phadmacanty,
Nugraha, and Wirdateti 2013).
b. Uretra, merupakan bagian dari penis yang berperan sebagai saluran reproduksi jantan
yang berjalan disepanjang penis, serta berfungsi menyalurkan urin dan segmen. Uretra
diselubungi oleh corpus cavernosa dan corpus spongiosum (Novelina et al. 2014).
c. Corpus, merupakan bagian yang menyusun atas badan proksimal pada penis, serta
merupakan kelenjar yang menjadi salah satu penyusun dari glands distal pada penis
(Phadmacanty, Nugraha, and Wirdateti 2013). Terdiri dari dua macam caopur, yaitu
corpus kavernosum dan corpus spongiosum yang mengelilingi uretra (Novelina et al.
2014).
d. Blood vessel, penis memiliki penyuplai darah yang unik/ khusus (arteri dorsal, arteri
dalam, dan arteri helicine) dan drainase (vena superfisial, pirau arteriovenosa) yang
berkorelasi dengan ereksinya. Susunan pembuluh darah khusus yang disebut shunt
arteriovenosa (A-V) memungkinkan darah mengalir langsung dari arteri ke vena (Cui
et al. 2011).
C. Ciri khusus
Penis memiliki suplai darah yang unik (arteri dorsal, arteri dalam, dan arteri helicine) dan
drainase (vena superfisial, pirau arteriovenosa) yang berkorelasi dengan ereksinya. Susunan
pembuluh darah khusus yang disebut shunt arteriovenosa (A-V) memungkinkan darah
mengalir langsung dari arteri ke vena (Cui et al. 2011).

Nama Preparat : Oviduct


Perbesaran Preparat : 4x dan 40 x
Gambar Keterangan

1. Tunika Serosa
2. Tunika Muskularis
Mukosa
3. Tunika Mukosa
4. Lumen
5. Otot polos
6. Mukosal Fold
7. Adipose Tissue
8. Veins
9. Ciliated Cells
10. Peg Cells
11. Tunika Serosa
12. Arteri
13. Lamina Propria

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Dapat ditemukan di daerah rongga abdomen khususnya pada organ reproduksi wanita
(Mescher, 2013)
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
Dinding pada oviduct, tersusun oleh mukosa yang mengandung sel bersilia dan sel
sekretoris atau sel peg pada epitelium, sebuah lapisan muskularis dan sebuah lapisan
serosa luar (Cui et al. 2011).
a. Tunika mukosa, merupakan penyusun dari dinding oviduct, yang tersusun atas
lapisan epithelium simpel kolumnar, dan memiliki lamina propria (Cui et al. 2011).
b. Tunika muskularis, merupakan bagian penyusun dari dinding oviduct, yang tersusun
oleh inner circullar serta outer longitudinal otot polos (Cui et al. 2011).
c. Ciliated cells, merupakan sel yang menyusun lapisan epitelium dari oviduct. Sel
bersilia membantu menyapu oosit menuju rahim. Setiap sel bersilia memiliki sel
pucat dengan banyak silia pada permukaan apikalnya. Sel-sel ini memiliki nukleus
yang besar dan cukup banyak sitoplasma. Sel-sel bersilia ini berfungsi, bersama
dengan otot polos muskularis, dalam mencampur isi (gamet) dari lumen dan dalam
mengangkut oosit dan zigot pada tingkat yang dikontrol dengan tepat di sepanjang
panjang lumen oviduk (Cui et al. 2011).
d. Peg cells, merupakan penyusun dari epitelum oviduct. sel peg atau sel pasak
meupakan sel sekretorik yang menghasilkan sekresi kaya nutrisi untuk memelihara
dan melindungi oosit dan mendorong pembuahan. Berukuran kecil dan berada di
antara sel-sel bersilia (Cui et al. 2011).
C. Ciri khusus
Oviduct berpasangan, dengan otot, memiliki 4 pembagian yait infundibulum, ampula,
isthmus, dan bagian intramural. Dinding saluran telur memiliki mukosa yang mengandung
sel bersilia dan sel sekretorik (pasak) di epitelnya, lapisan muskularis, dan lapisan luar
serosa (Cui et al. 2011).

Nama Preparat : Ovarium


Perbesaran Preparat : 4 x dan 20 x
Gambar Keterangan

1. Folikel
2. Theca Layer
3. Granulosa Cells
4. Korteks
5. Medula

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Ovarium terletak pada bgian atas dari rongga panggul. Ovarium digantung oleh
mesovarium dari ligamentum latum dan melekat pada uterus oleh ligamentum ovarii (Cui et
al. 2011).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Korteks, memiliki susunan dari banyak folikel yang berkembang dalam setiap tahap.
Setiap folikel yang sedang berkembang mengandung oosit. Folikel yang terdapat pada
korteks antara lain primordial folikel, primary folikel, secondary folikel, graafin
folikel, corpus luteum dan corpus albicans (Cui et al. 2011).
b. Medula, terdiri dari jaringan ikat longgar dan darah pembuluh darah, serabut saraf, dan
pembuluh limfatik (Cui et al. 2011).
c. Folikel, terdapat beberapa macam folikel pada ovarium, yaitu folikel primordial,
folikel primer, folikel sekunder, folikel graafi (Cui et al. 2011).
d. Folikel primordial, tersusun oleh oosit primer yang dikelilingi oleh lapisan sel
skuamosa pendukung, yang dikenal dengan sel folikel.
e. Folikel primer, memiliki sel folikel yang berkembang dan bertembah besar menjadi sel
kuboid. sel-sel tersebut dikenal sel granulosa, kemudian saat sel folikel mengelilingi
oosit, maka disebut folikel primer unilaminar.
f. Folikel sekunder, merupakn folikel saat ukuran folikel meningkat, saat sel granulosa
tersu berpoliferasi, serta ruang akan diisi oleh folikel cairan atau liquor folliculi.
Ruang-ruang ini bergabung menjadi satu ruang besar yang disebut antrum. Sel stroma
yang menutupi folikel berkembang menjadi lapisan yang disebut teka folikuli. Teka
folikuli berkembang dengan baik di folikel sekunder, dan itu termasuk teka interna dan
teka eksternal.
C. Ciri khusus
Ovarium adalah organ berpasangan yang ditutupi oleh mesothelium sederhana, biasanya
berbentuk kubus (kadang-kadang disebut epitel germinal) dan tunika albuginea (jaringan
ikat). Setiap ovarium dibagi menjadi korteks dan medula. Korteks mengandung berbagai
tahap folikel termasuk folikel primordial, folikel primer, folikel sekunder, dan kadang-
kadang folikel graafi. Ini mungkin juga mengandung corpus luteum, kelenjar endokrin
sementara yang dibentuk oleh komponen folikel yang berovulasi. Korpus luteum yang
mengalami degenerasi tetap ada ovarium sebagai corpus albicans. Sebagian besar folikel
mengalami degenerasi (mengalami atresia) sebelum ovulasi dan kemudian disebut folikel
atretik. Medula mengandung jaringan ikat dengan pembuluh darah, serabut saraf, dan
pembuluh limfatik (Cui et al. 2011).

Nama Preparat : Epididimis


Perbesaran Preparat : 10 x dan 40 x
Gambar Keterangan

1. Lumen
2. Stereocilia
3. Epitel Pseudocolumnar
4. Spermatozoa
5. Tubulus Epididimis
6. Otot Polos Selapis
7. Jaringan Ikat Intertobular

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Terletak di bagian dorsal lateral testis. Epididymis merupakan suatu struktur memanjang
dari bagian atas sampai bagian bawah testis.
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Epididimis merupakan saluran spermatozoa yang panjang dan berbelit, terbagi atas
kaput, korpus, dan kauda epididimidis, melekat erat pada testis dan dipisahkan oleh
tunika albugenia Organ tersebut berperan penting pada proses absorpsi cairan yang
berasal dari tubuli seminiferi testis, pematangan, penyimpanan dan penyaluran
spermatozoa ke duktus deferens sebelum bergabung dengan plasma semen dan
diejakulasikan ke dalam saluran reproduksi betina.
b. Lumen : Lumen kaput epididymis berisi spermatozoa yang berasal dari tubuli
seminiferi dan duktus deferens. Beberapa tipe sel ditemukan pada lapisan epitelnya
yaitu principle cells (PC) dengan stereocilia, sel basal pada bagian membrane basal
dengan ukuran inti sel yang bervariasi, dan sel limfosit diantara PC (Wahyuni et al.,
2012).
c. Stereocilia : Sel principal mensekresi glikolipid dan glikoprotein. Tetapi juga
menyerap air dan menghilangkan tubuh residu atau debris lain yang tidak di hapus
sebelumnya oleh sel sertoli (Junqueira & Mescher, 2012).
d. Epitel Pseudocolumnar : Sebagian besar uretra penis dengan epitel kolumnar berlapis
semu. Di glans, itu menjadi epitel squamosal berlapis terus menerus dengan
epidermis yang tipis dan menutupi permukaan glans (Junqueira & Mescher, 2012).
e. Tubulus Epididimis : Duktus epididymis dikelilingi oleh lapisan tipis sel otot polos
melingkar, ditambah daerh ekor dengan penambahan lapisan longitudinal dalam dan
di luar. Saat ejakulasi, kontraksi peristaltic dari lapisan otot ini dengan cepat
mengosongkan sperma yang disimpan dari daerah ekor ini yang kemudian akan
berlanjut pada duktus deferens (Junqueira & Mescher, 2012).
f. Otot Polos : Epididimis dikelilingi oleh lapisan melingkar tipis dari sel otot polos.
Otot polos menjadi tebal dan suatu lapisan longitudinal yang berkembang di dalam
tubuh dan ekor dari epididymis (Junqueira & Mescher, 2012).
C. Ciri khusus
Terdapat epitel yang dikelilingi oleh beberapa lapisan sel otot polos yang di atur sebagai
bagian dalam dan lapisan longitudinal luar serta melingkar di ekor epididymis (Junqueira &
Mescher, 2012). Memiliki panjang tubulus epididymis sepanjang 3 – 4 meter melingkar dan
berkapsul di dalam tunika vaginalis (Junqueira & Mescher, 2012).

Nama Preparat : Vas deferens


Perbesaran Preparat : 10x dan 40x
Gambar Keterangan
1. Tunika Adventitia
2. Muskularis

1. Muskularis Longitudinal
Eksterna
2. Muskularis Sirkularis
3. Muskularis Longitudinal
Interna
4. Epitel Kolumnar
5. Tunika Adventitia
6. Lamina Propria

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Setiap duktus deferens atau vas deferens berada di dalam korda spermatika dalam
perjalanannya dari testis melalui dinding perut ke penis, Korda spermatika mengandung
duktus deferens, arteri testis, pleksus vena pampiniformis, saraf, dan pembuluh limfatik di
dalam jaringan ikat (Cui et al. 2011).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Duktus deferens dilapisi oleh kolumnar pseudostratifikasi epitel dan dikelilingi oleh
muskularis tebal yang terdiri dari dari tiga lapisan otot polos.
b. Lamina Propia, Memiliki banyak serat elastis (Junqueira & Mescher, 2012).
c. Tunika Adventitia, Lapisan paling luar dan melindungi bagian dibawahnya.
d. Muskularis Sirkular, Lapisan tengah yang melingkar dan tebal yang terdiri dari otot
polos.
e. Epitel Kolumnar, Terdapat di bagian dalam dan dikelilingi oleh lamina propia.
Adapun epitel kolumnar berlapis semu ini yang melapisi vas deferens
C. Ciri khusus
Dikelilingi oleh lapisan otot tebal yang terdiri dari lapisan otot melingkar dan memanjang.
Pada dindingnya mengandung otot yang licin dan penting dalam mekanisasi pengangkutan
semen waktu ejakulasi.
Nama Preparat : Ginjal
Perbesaran Preparat : 40x, 10x, dan 4x
Gambar Keterangan
1. Glomerulus
2. Ruang Kapsula
3. Tubulus Kontortus Distal
4. Tubulus Kontortus
Proksimal
5. Kapsul Glomerulus

1. Lapisan Parietal Capsula


Bowman
2. Glomerulus
3. Urinary Space
4. Kapsul Fibrous
5. Korteks
6. Renal Tubula
7. Tubulus Kontortus
Proksimal

1. Kapsul
2. Korteks
3. Medula
4. Duktus Pengumpul
5. Tubulus Kontortus Distal
6. Medullary Ray

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Ginjal merupakan organ yang berada di rongga abdomen, berada di belakang peritoneum,
dan terletak di kanan kiri kolumna vertebralis sekitar vertebra T12 hingga L3.
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Glomelurus, terbentuk dari satu lapisan sel kuboid dengan sitoplasma bergranula
eosinofilik, mitokondria memanjang , dan memperihatkan lumen kecil tidak rata
dengan brush border serta banyak lipatan membrane sel basal yang dalam. Adanya
mikrovili (limbus microvillus) di sel tubulus kontortus proksimal meningkatkan luas
permukaan dan mempermudah absorpsi bahan yang terfiltrasi. Batas sel tubulus
kontortus proksimal juga tidak jelas karena interdigitasi membran lateral dan basal
yang luas dengan sel-sel di sekitarnya (Hanifah 2008).
b. Tubulus kontortus proksimal, tubulus ginjal yang berawal dari korpuskulum ginjal
sangat berkelok atau melengkung, terbentuk dari satu lapisan sel kuboid dengan
sitoplasma bergranula eosinofilik, mitokondria memanjang , dan memperihatkan
lumen kecil tidak rata dengan brush border serta banyak lipatan membrane sel basal
yang dalam. Adanya mikrovili (limbus microvillus) di sel tubulus kontortus proksimal
meningkatkan luas permukaan dan mempermudah absorpsi bahan yang terfiltrasi.
Batas sel tubulus kontortus proksimal juga tidak jelas karena interdigitasi membran
lateral dan basal yang luas dengan sel-sel di sekitarnya. terbentuk dari satu lapisan sel
kuboid dengan sitoplasma bergranula eosinofilik, mitokondria memanjang , dan
memperihatkan lumen kecil tidak rata dengan brush border serta banyak lipatan
membrane sel basal yang dalam. Adanya mikrovili (limbus microvillus) di sel tubulus
kontortus proksimal meningkatkan luas permukaan dan mempermudah absorpsi bahan
yang terfiltrasi. Batas sel tubulus kontortus proksimal juga tidak jelas karena
interdigitasi membran lateral dan basal yang luas dengan sel-sel di sekitarnya (Hanifah
2008).
c. Tubulus kontortus distal, merupakan bagian lanjutan dari ansa henle yang memiliki
sususan segmen ascendens berukuran tebal, yang menjadi awalan dari tubulus
kontortus distal. terbentuk dari satu lapisan sel kuboid dengan sitoplasma bergranula
eosinofilik, mitokondria memanjang , dan memperihatkan lumen kecil tidak rata
dengan brush border serta banyak lipatan membrane sel basal yang dalam. Adanya
mikrovili (limbus microvillus) di sel tubulus kontortus proksimal meningkatkan luas
permukaan dan mempermudah absorpsi bahan yang terfiltrasi. Batas sel tubulus
kontortus proksimal juga tidak jelas karena interdigitasi membran lateral dan basal
yang luas dengan sel-sel di sekitarnya. terbentuk dari satu lapisan sel kuboid dengan
sitoplasma bergranula eosinofilik, mitokondria memanjang , dan memperihatkan
lumen kecil tidak rata dengan brush border serta banyak lipatan membrane sel basal
yang dalam. Adanya mikrovili (limbus microvillus) di sel tubulus kontortus proksimal
meningkatkan luas permukaan dan mempermudah absorpsi bahan yang terfiltrasi.
Batas sel tubulus kontortus proksimal juga tidak jelas karena interdigitasi membran
lateral dan basal yang luas dengan sel-sel di sekitarnya (Hanifah 2008).
d. Tubulus pengumpul, merupakan akhir dari tubulus kontortus distal, yang terbentuk
dari satu lapisan sel kuboid dengan sitoplasma bergranula eosinofilik, mitokondria
memanjang , dan memperihatkan lumen kecil tidak rata dengan brush border serta
banyak lipatan membrane sel basal yang dalam. Adanya mikrovili (limbus microvillus)
di sel tubulus kontortus proksimal meningkatkan luas permukaan dan mempermudah
absorpsi bahan yang terfiltrasi. Batas sel tubulus kontortus proksimal juga tidak jelas
karena interdigitasi membran lateral dan basal yang luas dengan sel-sel di sekitarnya
(Hanifah 2008).
e. Kapsula bowman, merupakan struktur epitel yang berlapis dua yang tersusun dari
epitel gepeng dengan nukleus menggembung ke dalam ruangan. Celah antar sel yang
melapisi kapiler glomelurus berperan dalam mengontrol komposisi ultrafiltrasi dengan
memblokir hampir keseluruhan molekul berukuran besar (Hanifah 2008).
C. Ciri khusus
Ginjal terdiri dari nephron yang merupakan unit fungsional terkecil dari ginjal. Nephron
terdiri dari: glomerulus, tubulus proximalis, tubulus Henle (loop in Henle), tubulus distalis,
dan tubulus colligentes. Ginjal terbagi menjadi 5 segmen yaitu segmen superior,
anterosuperior, anteroinferior, inferior, serta posterior, yang masing-masing mempunyai
vascularisasi tersendiri

Nama Preparat : Vasica urinaria


Perbesaran Preparat : 40x dan 10x
Gambar Keterangan
1. Lumen
2. Epitelium Transisional
3. Membran Basalis
4. Lamina Propria
5. Berkas Otot Polos
6. Muskularis Destrusor

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Tempat ditemukan Vesika urinaria adalah kantong yang memiliki fungsi untuk menampung
urin sebelum dikeluarkan dari tubuh (Utami & , Cut Dahlia Iskandar, 2017). Terletak di
posterior simpisis pubis di dalam cavum pelvis (Bani, R. F., Amalo, F. A., & Selan, 2020).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Epitel Transisional : Dapat berkontraksi sehingga akan tampak seperti epitel pipih
berlapis banyak yang terletak pada otot detrusor (Utami & , Cut Dahlia Iskandar,
2017).
b. Lumen : Memiliki fungsi sebagai penyerapan kembali zat yang masih dibutuhkan
(Bani, R. F., Amalo, F. A., & Selan, 2020).
c. Muskularis Destrusor : Otot detrusor akan membentuk dinding kandung kemih. Otot
detrusor akan berkontraksi di sekitar lubang ureter ketika kandung kemih berkontraksi
untuk mencegah refluks vsikoureter. (Ellis, 2005).
d. Otot Polos : Otot polos sirkuler pada bagian dalam serta otot polos longitudinal di
bagian luar.
e. Membrane Basalis : Berfungsi sebagai filter semipermeable yang selektif, dan
membantu mempertahankan bentuk jaringan epitel pada bagian atasnya.
C. Ciri khusus
Vesika urinaria yang tidak terisi urine terletak pada cavum pelvis, dan jika sudah terisi
urine maka akan masuk ka dalam region hipogastrika. Memiliki otot detrusor khusus yang
membentuk dinding kandung kemih.

Nama Preparat : Ureter


Perbesaran Preparat :
Gambar Keterangan
1. Lumen
2. Tunika Mukosa
3. Epitel Transisional
4. Lamina Propria
5. Tunika Muscularis
6. Tunika Adventitia

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Ureter terletak pada extraperitoneal jaringan ikat, lebih tepatnya pada bagian sisi dari
kolomvertebral (Cui et al. 2011).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
Ureter berukuran panjang ubulus yang relatif kecil dilapisi oleh transisional epitel dan
dikelilingi oleh lapisan tipis otot polos dan jaringan ikat. Ureter memiliki dinding yang jauh
lebih tipis daripada kandung kemih. Seperti kebanyakan organ tubular, dinding ureter
terdiri dari beberapa lapisan jaringan: mukosa, muskularis, dan adventitia.
a. Tunika mukosa, terdiri dari transisi epitel dan jaringan ikat longgar (lamina propria)
(Cui et al. 2011).
b. Tunika muskularis, lapisan relatif tebal dan berisi lapisan otot polos longitudinal dalam
dan lapisan otot polos sirkular luar (Cui et al. 2011).
c. Tunika adventitia, terdiri dari jaringan ikat, serabut saraf, dan pembuluh darah. Ini
memberikan perlindungan, suplai darah, dan persarafan saraf ke ureter (Cui et al.
2011).
d. Epitel transisional, epitel ini dapat berubah bentuk saat diregangkan untuk
mengakomodasi perubahan volume. Sel-sel pada lapisan permukaan tampak bulat dan
kubah terbentuk ketika kandung kemih dalam keadaan rileks. Sel-sel ini menjadi rata
dan lapisan sel berkurang jumlahnya ketika epitel diregangkan. Epitel transisional
melapisi saluran kemih juga disebut urothelium; itu ketat persimpangan dan sitoplasma
tebal (Cui et al. 2011).
e. Lamina propria, merupakan penyusun dari tunika mukosa yang terusun dari jaringan
ikat longgar (Cui et al. 2011).
C. Ciri khusus
Pada lapisan adventitia terdiri dari jaringan ikat, serabut saraf, dan pembuluh darah yang
berfungsi untuk memberikan perlindungan, suplai darah, persarafan saraf ke ureter. (Cui,
2011)

Nama Preparat : Capsule Bowman


Perbesaran Preparat :
Gambar Keterangan
1. Distal tubule dengan macula
densa
2. Mesangial matrix
3. Epithelium
4. Basement membran
5. Bowman’s space
6. Start of proximal tubule
7.Filtration membran
(capilary/podocyte basement
membran)

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Capsula bowman merupakan bagian penyusun dan terletak pada corpuscle ginjal bersama
dengan glomerulus (Cui et al. 2011).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
a. Tubulus kontortus distal merupakan bagian akhir dari nefron. Di sepanjang jalurnya,
tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen yang mengandung macula densa
yang berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium
(Eroschenko, 2013).
b. Sel mesangial glomerulus bersama dengan matriks disekitarnya merupakan
mesangium. Sel mesangial dikelilingi oleh matriks mesangial. Komponen matriks
mesangial terdiri dari kolagen tipe IV, glikosaminoglikan sulfat, fibronektin dan
laminin. Matriks mesangial berfungsi sebagai pengatur migrasi sel, pembelahan sel,
penyaring serta sebagai penyimpan faktor pertumbuhan. Sel mesangial merupakan
pericytes dengan fungsi utamanya memberi dukungan struktur, mengatur aliran darah
kapiler glomerulus serta mengatur pergantian matriks mesangial, mensintesis TGF-β
yang merupakan mediator kunci dalam perkembangan penyakit ginjal, serta
mengekspresikan reseptor untuk merespon substan vasoaktif termasuk angiotensin
(Candra, Trianto, & Ilmiawan, 2015).
c. Jaringan epitel (epithelium) disusun oleh sel-sel sejenis yang menutupi ataumembalut
permukaan luar dan dalam organ tubuh yang berbentuk tubulus (saluran) maupun
cavum (rongga) (Irnaningtyas, 2015).
d. Jaringan epitel tidak berdiri terlepas, tetapi melekat erat pada jaringan di bawah
deretan sel, jaringan ini dinamakan membrana basalis / basement membrane.
Membrana basalis ini merupakan tempat sel epitel melekat
e. Filtration membran (capilary/podocyte basement membran) Berfungsi sebagai
penghalang untuk memisahkan kontaminan dari air dan menghilangkan partikel yang
dapat mencemari air. Reverse osmosis, ultrafiltrasi, dan nanofiltrasi semuanya
menggunakan membran dalam proses penyaringan nya.
f. Ruang antara antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space.
Bowman’s space berfungsi sebagai tempat filtrat masuk setelah melewati celah filtrasi
C. Ciri khusus
Memiliki bagian atau ruang yang lebih ringan antara lapisan visceral dan parietal, yang
digunakan dalam proses filtrasi pada renal dengan tekanan yang diberikan oleh glomerulus
(Cui et al. 2011).

Daftar Pustaka

Kuehnel, W. (2003). Colour Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy 4 th


edition revised and enlarged (e book. Germany: Thieme.
Mescher, A. L. (2010). Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas (Junqueira's Basic
Histology: Text & Atlas). Jakarta: The McGraw-Hili Companies Inc.

Candra, A., Trianto, H. F., & Ilmiawan, M. I. (2015). Gambaran Histologis Korteks Ginjal
Tikus (Rattus norvegicus) Pasca Penghentian Pajanan Monosudium Glutamat per
Oral. Jurnal Cerebellum, 3(1), 202-220.

Eroschenko. (2013). Atlas of Histology. Edisi ke 12. Baltimore: MD: Lippincott Wlliams &
Wilkins.

Irnaningtyas. (2015). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jogjakarta: Erlangga. Phadmacanty,
N. P., Nugraha, R. P., & Wirdateti. (2013). Organ Reproduksi Jantan Sulawesi Giant
Rat (Paruromys dominator). Jurnal Sain Veteriner, 31(1), 100-109.

Azani, W., Zainuddin, Z., & Rahmi, E. (2017). GAMBARAN HISTOLOGIS SISTEM
URINARIA IKAN GABUS (Channa striata)(Histological Urinary System of
Snakehead (Channa striata)). JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER, 1(4),
709-714.

Busman, H. (2013). Histologi ulas vagina dan waktu siklus estrus masa subur mencit betina
setelah pemberian ekstrak rimpang rumput teki.

Bani, R. F., Amalo, F. A., & Selan, Y. N. (2020). GAMBARAN ANATOMI DAN
HISTOLOGI GINJAL DAN VESIKA URINARIA PADA MUSANG LUWAK
(Paradoxurus hermaphroditus) DI PULAU TIMOR. Jurnal Veteriner Nusantara, 3(1),
74-84.

Sari, Y. E. S. (2018). Gambaran histologi ginjal tikus wistar yang terpapar msg setelah
perlakuan diberikan jus tomat dan diberhentikan perlakuan saja.

Yuriwati, F. N., Mardiati, S. M., & Tana, S. Perbandingan Struktur Histologi Magnum pada
Itik Magelang, Itik Tegal dan Itik Pengging. BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI
dh SELLULA, 24(1), 76-85.

SUPANGAT, S., WAHYUDI, S. S., SANTOSA, A., DEWI, R., & SAKINAH, E. N. Modul
Keterampilan Klinik Dasar Blok 11: Sistem Urogenital.

Selçuk, K. A. Y. A., Arslan, M., Karaer, Z., & Köksal, İ. (2011). Urogenital myiasis caused
by Psychoda albipennis. Türkiye Parazitolojii Dergisi, 35(3), 172.
Novianti, R. W., Triwani, T., & Roflin, E. (2019). CHARACTERISTIC PATIENTS WITH
UROGENITAL SYSTEM CONGENITAL ABNORMALITIES IN AT RSMH
PALEMBANG. Majalah Kedokteran Sriwijaya, 51(2), 97-106.

Lestari, C. H. (2019). Konsensus Dosen Anatomi mengenai Tujuan Pembelajaran Anatomi


Sistem Urogenitalia untuk Mahasiswa Kedokteran.

Hardianty, H. (2016). Histologis sistem respirasi ikan Lele lokal (Clarias batrachus). ETD
Unsyiah.

Lampiran
Lembar pengasahan
Surakarta, 26 - Desember 2021

Asisten Praktikan

Intan Elyana Utomo Putri Bahtiar Arddun Asyafiq


NIM. K4320015

Anda mungkin juga menyukai