Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PRAKTIKUM

BIOLOGI KEDOKTERAN
BLOK III
Anatomi Komparative
Mitosis Akar Bawang
Embrio Ayam

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Kata Pengantar

Puji syukur untuk telah terselesaikannya buku petunjuk praktikum ini, yang
diharapkan dapat membantu kelancaran tugas serta jalannya Praktikum Biologi Medik.
Buku ini kurang lebih memuat garis besar teoritis berkaitan dengan materi praktikum,
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan praktikumnya.
Biologi Kedokteran merupakan ilmu (logos) yang mempelajari hubungan biologi
dan ilmu kedokteran yang menjadi ilmu dasar (basic science) mengenai asal usul makhluk
hidup, struktur molekuler dan seluler, perkembangan makhluk, dan genetika dalam
kaitannya dengan berbagai penyakit yang diturunkan
Dalam praktikum yang akan dipelajari adalah perbandingan anatomi komparativa
pada Rana sp dan Mus musculus, embriologi ayam dan sediaan mikroskopik dari mitosis
akar bawang, sehingga lebih memahami siklus sel dari Biologi sel yang terkait dengan
fungsi sel dalam keadaan sehat dan sakit.

Selain itu mahasiswa dianjurkan untuk mempelajari materi yang terkait dengan
materi praktikum dari rujukan yang tersedia baik buku teks, majalah atau sumber informasi
yang dapat diakses dengan teknologi Informasi, baik melalui internet ataupun materi dalam
bentuk audiovisual yang ada di perpustakaan, selain panduan praktikum ini.
Semoga panduan praktikum ini dapat menunjang pelaksanaan praktikum
mahasiswa sehingga memperoleh hasil maksimal seperti yang diharapkan.

Penyusun sangat menghargai apabila ada pihak yang berkenan memberikan saran
konstruktif untuk penyempurnaan panduan ini.

Palembang, Desember 2013

Penyusun
PRAKTIKUM 1
ANATOMI COMPARATIVA Rana spdan Mus musculus

A. Rana sp
I. Sistematika Rana sp
Tuliskan sistematika Rana sp mulai dari Phylum, subphylum, Classis, Ordo, subordo,
Familia, Genus dan Spesies. Pelajari latar belakang setiap sistematika tersebut dengan
beberapa dasar yang dipakai untuk mengelompokkan Rana sp dalam klasifikasi tersebut.

II. Inspectio
- Persiapkan Rana sp (sudah dinarkose) ke dalam bak parafin, perhatikan seluruh
bagian-bagiannya dengan memegang, meraba dan melihat, kalau perlu
menggunakan loop
- Temukan pada kulit bagian-bagian yang melekat dengan jeringan otot di
bawahnya, bedakan dengan daerah yang berbatasan dengan lymphe (kulit yang
seolah bebas tanpa perlekatan). Amati warna apa saja yang terlihat, tentukan
pigmennya, raba kelicinannya.
- Perhatikan morfologi Rana sp yang dibedakan atas: caput, truncus dan
extremita.
- Perhatikan di bagian caput, amati:
a. bentuk umumnya, rostrum serta rima orisnya
b. Nares terdapat di dataran dorsal
c. Organon visus yang dilengkapi: palpebra superior, pelpebra inferior,
membrane nictitans (terlihat transparan dan tidak penuh)
d. Apa bentuk dari iris dan perhatikan warnanya, demikian juga pupil
e. Gambarkan organon visus itu tersendiri
f. Membrana tymphani (di belakang organon visus)

- Cavum oris, identifikasikan bagian-bagian:


a. Maxilla
b. Mandibulla
c. Palatum
d. Lingua, julurkannkeluar, ikuti bagian basis dan apexnya, perhatikan
percabangannya
e. Tuba eustachii
f. Os vomer, perhatikan bentuknya, amati juga adanya gigi, cari tempat lain
yang dilengkapi gigi
g. Saccus vocallis, organ ini hanya terdapat pada spesies jantan, amati
dengan teliti untuk dapat mengidentifikasi jenis kelamin, sesuaikan nanti
dengan sistem reproduksinya
- Pada daerah truncus:
Tentukan cloaca, amati perbedaan warna bagian dorsal, lateral dan ventral
- Pada extremitas anterior identifikasi:
Brachium, antebrachium, manus, dan digiti (hitung jumlahnya) dan pelajari
untuk individu jantan penebalan kulit di ujung ibu jari kelihatan berwarna lebih
hoitam
- Pada extremitas posterior identifikasi:
Femur, crus pes sive pedes, digiti (hitung jumlahnya)

Gambarkan morfologi Rana aspektus lateralis, tunjukkan bagian-bagiannya.

III. Sectio
- Letakkan Rana sp pada bagian dorsalnya dan fiksasi di bak parafin
- Angkat kulit daerah sternum dengan forcep dan gunting kulit tersebut ke arah
posterior sampai symphisis
- Dari daerah sternum gunting kulit ke sisi lateral sampai ujung extremitas,
demikian pula dari daerah symphisis ke arah extremitas posterior.
Pelajarilah: pada waktu melakukan sectie (pengguntingan kulit) mendapatkan
sekat bening di bawah kulit yang membatasi antara saccus satu dengan saccus
yang lain.
Gambarkan skema saccus lymphaticus dorsalisnya.
Identifikasi bagian: saccus submandibularis, pectoralis, abdominalis lateralis,
femoralis, cruralis, palntaris dan brachialis pada daerah ventral.
Di bagian dorsal temukan: saccus dorso-cranialis, iliaris, lateralis, femoralis
(superior, external dan internal), cruralis, dan brachialis.
Pelajari waktu melepaskan kulit daerah dorsal, percabangan-percabangan nervi
vertebralis yang menuju ke kulit, usahakan untuk dapat menghitungnya dengan
teliti.

IV. Musculi Rana sp


- setelah seluruh kulit dilepaskan, letakkan Rana sp dengan bagian dorsal
menempel pada bak parafin
- Perhatikan garis besar susunan otot di bagian ventral dan identifikasi bagian-
bagian berikut:
a. Musculus mylohyoideus, hebar di rahang bawah
b. Musculus depressor mandibulae (tampak sebagian)
c. Musculus deltoideus, terdapat di belakang musculus pectoralis
d. Musculus pectoralis: pars epicoracoidalis, pars sternalis dan pars
abdominalis
e. Musculus sternoradialis (biceps) di belakang m. Deltoideus, sebagian
tersembunyi di belakang m. Pectoralis
f. Musculus rectus abdominis, sepasang, memanjang dari sternum di
samping garis medio-ventral. Perhatikan garis-garis melintang yang
memotong otot, yaitu inscriptiones tendinae, garis ditengahnya sendiri di
sebut linea alba.
g. Musculus obliqus abdominalis externus, berupa otot tipis di bagian
lateral badan
h. Musculus sartorius
i. Musculus adductor magnus
j. Musculus adductor longus
k. Musculus gracialis major
l. Musculus adductor brevis
m. Musculus semitendineous
n. Musculus gastroenemius
Gambarkan musculus aspectus ventralis secara skematis

- Balikkan Rana sp, sehingga bagian ventral menempel bak parafin, identifikasi
otot-otot berikut ini:
a. Musculus pterygoid
b. Musculus depressor mandibulae
c. Musculus dorsalis scapulae
d. Musculus latissimus dorsi
e. Musculus triceps brachii
f. Musculus longissimus dorsi
g. Musculus oblique externus
h. Musculus coccygeous
i. Musculus gluteus
j. Musculus pyriformis
k. Musculus vastus externus
l. Musculus semimembranosus
m. Musculus biceps femoris
n. Musculus gastronemisus
o. Musculus peoneus
p. Musculus tibialis anticus longus
Gambarkan, dan pelajarilah musculi di atas serta memperhatikan musculi
yang tidak nampak karena terdapat di bawah musculi lainnya, sperti:
musculus transversus yang terdapat di bawah musculus obliqus externus,
amati serabut-serabutnya.
- Penampang melintang femur
Untuk dapat mempelajari otot femur, buat potongan melintangnya dengan
menggunakan scalpel yang tajam, usahakan susunan otot (penampang
melintangnya) tidak berubah.

Gambarkan, dan identifikasi otot-otot berikut ini:


a. Musculus vastus internus
b. Musculus vastus externus
c. Musculus adductor longus
d. Musculus srtorius
e. Musculus adductor magnus
f. Musculus gracillis major
g. Musculus semitendineous
h. Musculus gracillis minor
i. Musculus pyriformis

V. Sternum dan Cinggulum Thoracicum


- Letakkan Rana sp denganb bagian dorsal pada bak parafin
- Lepaskan otot yang terdapat di daerah sternum satu demi satu, dengan
mempelajari origo serta insertio yang di sectie
- Jika episternum sudah kelihatan, lepaskan juga otot-otot yang melekat pada
cingulum thoracicum
- Lepas dan angkat sternum serta cingulum thoracicum untuk dilepaskan dari
tubuh Rana sp, amati kembali dan perhatikan antara tulang rawan dan tulang
sejati. Bersihkan dari otot yang melekat dan kumpulkan.

VI. Copula
- Angkat dan sectie musculus submaxcillaris (mylohydoideus) denagn hati-hati,
sehingga copula terlihat
- Amati kembali bagian-bagiannya, usahakan untuk membersihkannya dengan
preparat yang masih utuh. Kumpulkan serta mempelajari adanya glandula
pathyroidea di medial archi brachialis sewaktu mengadakan sectie

VII. Situs viscerum thoracicum et abdominis ( Topografi)


- Setelah copula, sternum dan cingulum thoracicum di angkat, sisihkan musculi
yang menuupi abdomen
- Sectie di bagian linea mediana, kemudian fiksasikan di bak parafin ke lateral,
perhatikan organ berikut:
a. Cor, coklat berbentuk conus dan dibungkus oleh pericardium
b. Hepar, berukuran besar terdapat di kanan kiri cor berwarna coklat tua dan
terdiri bebrapa lobus. Bandingkan lobi dexter dan sinister.
c. Vesica vellea, di antara lobus hepar, berbentuk bulat dengan warna tua
(hijau kehitaman)
d. Organ-organ lain yang terlihat seperti: gaster, intestinum dan lain
sebagainya.
e. Organ-organ yang tidak terlihat langsung, karena berada di bawah organ-
organ yanag lain; temukan pulmo, lien, ren, oviduct/testis.

- Gambarkan
Untuk menggambarkan organ-organ yang tidak dapat terlihat secara langsung
(harus menyisikan organ diatasnya,cara menggambarkannya dengan garis-garis
yang terputus-putus.Sedang untuk organ-organ yang dapat terlihat digambarkan
dengan garis penuh.

VIII. Sistema Circulatoria


- Terlebih dahulu tentukan letak jantung, dan pelajari sistem pembuluh yang
berhubungan dengannya.
- Ikuti percabangan dari truncus arteriosus menjadi dua dan bercabang lagi
menjadi tiga, masing-masing adalah:
a. Arteri carotis communis di cranial
b. Arteri arcus aortae di medial
c. Arteri pulmocutanea di caudal
- Angkat bagian cor dan perhatikan lanjutan dari arcus aortae ini terlebih dahulu,
disisihkan trctus digestivus lateral (tanpa memotong), kemudian angkat
peritenium di bagian dorsal, akan terlihat arcus aorta (hitung jumlahnya), ikuti
arcus ini ke caudal dan tentukan:
a. Arteri coliacomesenterica yang bercabang menjadi arteri coeliaca dan
ateri mesenterica
b. Arteri iliaca
c. Arteri urogenitalia (perhatikan jumlahnya)

- Gambarkan pembuluh-pembuluh nadi pokok yang teramati

- Perhatikan sinus venosus yang terdapat di bagian dorsal cor, dengan cara memiringkan cor ke
lateral, juga mengamati vena cava anterior dan vena cava poterior.
- Ikuti vena cava posterior dengan cara menyingkirkan tractus digestivus, perhatikan :
 Vena hepatica
 Vena renalis
 Vena ovarica/spermatica
- Ikuti vena cava anterior dan tentukan :
 Vena jugularis
 Vena subclavia
 Vena anonima
- Gambarkan pembuluh vena, sesuai pengamatan
- Pengangkatan cor dilakukan dengan cara mengikat venaateri yang berhubungan dengan cor seperti :
vena cava anterior, vena cava posterior, vena pulmonalis, arcus aortae, dan arcus pulmocutaneus.
Potong pembuluh-pembuluh ini pada bagian bawah ikatan menjauhi cor.
- Angkat dan lepaskan cor, kemudian gmabrkan dari aspectus dorsalis dan ventralis.
- Pelajari muara sistem pembuuh darah ini dengan mengadakan sectie bagian vertikel maupun atrium
cor.

IX. Sistem Digestoria


- urutkan saluran pencernaan (tractus digestiivus) mulai dari pharynx, yang kemudian berlanjut
menjadi :
a. Oesophagus, merupakan saluran berotot yang pendek
b. Ventriculus, melebar seperti kantung, bagian anterior yang membesar adalah pars, cardiaca,
sedangkan bagian posterior mengecil adalah pars pylorica.
c. Intestinum, dapat dibedakan : intestinum tenue yang terdiri duodenum, jejunum, dan ileum,
perkiraan perbatasan diantara ketiganya. Intestinum crassum, ukuran lebih besar dibanding ileum,
bagian akhirnya melebar disebut rectum.
- Perhatikan kelenjer-kelenjer dalam sistema digestoria yang terdiri :
1. Hepar, kelenjer terbesar, perhatikan warna, jumlah lobus dan identifikasi saluran yang
menghubungkannya dengan duodenum, berupa ductuli hepatici.
2. Vesica fellea, perhatikan posisinya diantara lobuli hepar, warna, dan bentuk, serta cari : ductus
cysticus yang akan bersama ductus hepaticus membentuk ductus cholesochus.
3. Pancreas, perhatikan warna dan pelekatannya, serta tunjukkan muara dari ductus pancreaticus.
- Gambarkan sistem digestoria.

X. Sistem Respiratoria
- Perhatikan kembali celah yang terdapat pada glottis, kemudian ikuti sampai ke bagian larynx,
sekaligus memperhatikan bronchusnya yang pendek.
- Setelah pulmo diamati, angkat (keluarkan) dan sectie : untuk melihat septa-septa yang terdapat
didalamnya, perhatikan juga pembuluh darah yang mengalir ke dalam pulmo ini.
- Gambarkan.
XI. Sistem Urogenitale
Keluarkan terlebih dahulu tractus digestivus, potong di daerah intestinum crassum, dekat cloaca.
- Perhatikan sistema urogenitale dengan teliti bagian berikut :
1. Organa genitalia feminina terdiru :
a. Ovarium, sepasang dikanan-kiri linea mediana, pada masa kelamin mengembang, memenuhi
rongga abdomen berwarna kehitaman. Pada bagian cranial ovarium terdapat rumbai berwarna
kuning, merupakan jaringan lemak yang disebut corpus adiposum.
b. Oviduct, berbentuk pipa seperti benang berkelok-kelok dari ovariun menuju cloaca. Pada
bagian cranialnya melebar dengan bentuk corong disebut infundibulum, lubangnya disebut
ostium mandibulare. Bagian caudal melebar membentuk uterus.
2. Organa genetalia masculine, terdiri :
a. Testis, sepasang berbentuk oval, perhatikan tempat menggantungnya dan adanya jaringan
lemak.
b. Vassa efferentia, berupa saluran halus berjalan dalam mesorchium yang masuk ke dalam ren
dan bermuara dalam ductus wolfi.
c. Vesicula seminalis, bagian ujung dari ureter, berbentuk kantung kecil.
3. Organa uropaetica, terdiri :
a. Mesonephros (ren), sepasang berwarna coklat. Perhatikan adanya glandula adrenalis
(suprarenalis).
b. Ureter (ductus mesonephridiscus), berupa saluran dari ren bermuara di cloaca.
c. Vesica urinaria, pelebaran sepeti kantung, meluas ke dalam cavum abdominale.
- Dengan gunting potong pelvis pada symphisis, sehingga cloaca keihatan. Sectie cloaca amati
muara ductus mesonephridiscus.
- Gambarkan.

XII. Sistem nervorum


- Letakkan Rana dengan posis ventral di bak parafin.
- Cari frontoparietale, dengan menggunakan scapel gergaji clavaria cranii pada linea mediana, hingga
kira-kira separuh tebal tulang. Kemudian dengan tangan patahkan kedua bagian tulang ke latero-
ventral.
- Kerjakan penggergajian dengan hati-hati, jika linea mediana sudah patah dan bagian otak sudah
kelihatan, dapat dibantu dengan scapel untuk meyisihkan tulang.
- Perhatikan

1. Aspectus dorsalis encephalon


a. Lobus olfactorius dengan nervus olfactoriusnya.
b. Hemispherium cerebri, perhatikan fissuranya.
c. Diencephalon, yang membentuk penojolan berupa epiphysis cerebri (corpus paraetalel)
d. Lobus opticus, berukuran besar, betuk ellip.
e. Cerebellum, peninggian transversal di dataran di dataran dorsal ujung anterior medulla
oblongata.
f. Medulla oblongata.
Gambarkan serta pelajari nervi dan percabangannya.

2. Aspectus ventralis encephalon, angkat degan hati-hati bagian encephalon, perhatikan :


a. Lobus olfactorius
b. Hemispherium cerebri
c. Chiasma nervioptici
d. Crura cerebri
e. Lobus opticus
f. Tubus cenerium
g. Medulla oblongata
Gambarkan

3. Nervi spinalis : setelah semua organ dalam diangkat, perhatikan nervi spinalis yang keluar
dari columna vertebralis :
a. Nervi nomor 1, 2 dan 3 membentuk anyaman berupa plexus brachialis.
b. Nervi 4, 5 dan 6 menuju ke otot dinding badan
c. Nervi 7, 8 dan 9 membentuk plexus ischiococcygeneus yang mengeluarkan nervus
ischiadicus.
d. Nervi 10 menuju pelvis, berhubungan dengan nervus ischiadcus.
Gambarkan

XIII. Sistema skeleti


- Perhatikan sediaan skeleti Rana secara teliti, identifikasi skeleti yang menyusun bagian caput,
truncus dan extremitasnya.
Gambarkan skeleti secara keseluruhan dari aspectus dorsalis.
- Perhatikan bagian cranium dari aspecutus dorsalis, identifikasi bagian-bagian berikut : Premaxilla,
macilla, sphenetmiod, frontoparietal, pterygoid, prootic, quadratojugal, exoccipital, nasal, external
naris dan squamosal. Gambarkan
- Bagian cranium dari dari aspectus vetralis perhatikan : parasspenoid (berbentuk huruf T besar) di
tengah, vomer, internal naris, palatine, columella, exoccipitale, premaxilla, maxilla, sphenethmoid,
frontoparietal, pterygoid, prootic dan qudrojugal. Gambarkan
- Pelajarilah : bagian-bagian yang berupa tulang rawan dan tulang sejati.
Amati dengan teliti letak dari gigi, melekat pada tulang apa saja? Untuk Oshyoideus (copula)
merupakan tulang rawan yang disediakan terpisah, identifikasi bagian : corpus, arcus hyoideus dan
arci brachialis.
Gambarkan.
- Skeleti di bagian truncus terdiri vertebrae dan sternum
- Perhatikan bagian vertebrae, gambar dan pelajari :
1. Satu vertebrae (penampang melintangnya) tentukan bagian-bagian :
processus transverses, corpus (tidak kelihatan), arcus ventralis, spina
neuralis, dan canalis neuralis (tidak kelihatan). Gambarkan.
2. Perhatikan vertebrae cervicalis, vertebrae no VIII, vetebrae sacralis dan
urostyle. Gambarkan
3. Secara tersendiri perhatikan cingulum caudalis (cingulum pelvicum),
identifikasi bagian illium, ischium, acetablum dan pubica. Gambarkan.
- Perhatikan bagian sternum, identifikasi bagian-bagian : osmortenum (di cranial), mesosternum (di
caudal), xiphisternum, episternum, sekalugus indentifikasi bagian dari cingulum thracicum yang
berupa : epicoracoid (terletak antara episternum dan mesosternum), coracoid, clavicula, scapula dan
suprascapula. Gambarkan bagian sternum ini menjadi kesatuan dengan cingulum thoracicum.
- Bagian ektremitas :
1. Ektremitas anterior, identifikasi bagian-bagian : humerus, radoulna, carpalia, (hitung jumlahnya),
metacarpalia dan phalanges (pada digiti). Thoracicum, bagian-bagian tulang apa saja yang
bergabung dalam persedian ini. Gambarkan
2. Ektremitas posterior, identifikasi bagian-bagian : femur, tibiofibula, tarsalia (terdiri astragalus dan
calcareum), metatarsalia dan phalanges. Pelajari : persendiaan extremitas posterior ini dengan
cingulum pelvicum, bagian-bagian tulang apa saja yang bergabung. Gambarkan.

B. Cavia cobaya
I. Sistematika Cavia cobaya
Tuliskan sistematika Cavia cobaya mulai dari Phylum, subphylum, Classis, Ordo, subordo,
Familia, Genus dan Spesies. Pelajari latar belakang setiap sistematika tersebut dengan
beberapa dasar yang dipakai untuk mengelompokkan Cavia cobaya dalam klasifikasi
tersebut.

II. Inspectio
- Persiapkan Cavia cobaya (sudah dinarkose) ke dalam bak parafin, perhatikan
seluruh bagian-bagiannya dengan memegang, meraba dan melihat, kalau perlu
menggunakan loop
- Perhatikan morfologi Cavia cobayayang dibedakan atas: caput, truncus thorak
dan abdomen.
- Gambarkan morfologi Cavia cobaya dan tunjukkan bagian-bagiannya.
III. Sectio
i. Letakkan Cavia cobaya pada bagian dorsalnya
ii. Angkat kulit daerah sternum dengan forcep dan gunting kulit dari arah anus
ke bagian leher
iii. Amati bagian caput, thorak, dan abdomen organ
iv. Gambarkan

b. Caput
Sistem Nervorum
i. Perhatikan bagian-bagian pada otak
ii. Terdiri dari: cerebrum, cerebellum, batang otak, medula oblongata dan
medula spinalis
iii. Gambarkan

c. Thorak
a. Sistem Respiratoria
- Perhatikan kembali celah yang terdapat pada glottis, kemudian ikuti sampai ke
bagian larynx, sekaligus memperhatikan bronchus.
- Setelah pulmo diamati, angkat (keluarkan) dan sectie : untuk melihat septa-septa
yang terdapat didalamnya, perhatikan juga pembuluh darah yang mengalir ke
dalam pulmo ini.
- Gambarkan.

b. Sistem Circulatoria
i. Terlebih dahulu tentukan letak jantung, dan pelajari sistem pembuluh yang
berhubungan dengannya.
ii. Perhatikan ruang yang terdapat pada jantung, dan hitunglah jumlahnya
iii. Bandingkan dengan Rana sp
iv. Angkat dan lepaskan cor, kemudian gambarkan dari aspectus dorsalis dan
ventralis.
v. Pelajari muara sistem pembuluh darah ini dengan mengadakan sectie bagian
ventrikel maupun atrium cor.
vi. Gambarkan

IV. Abdomen
1. Sistem Digestoria
- urutkan saluran pencernaan (tractus digestiivus) mulai dari pharynx, yang kemudian
berlanjut menjadi :
d. Oesophagus, merupakan saluran berotot yang pendek
e. Ventriculus, melebar seperti kantung, bagian anterior yang membesar adalah pars,
cardiaca, sedangkan bagian posterior mengecil adalah pars pylorica.
f. Intestinum, dapat dibedakan : intestinum tenue yang terdiri duodenum, jejunum,
dan ileum, perkiraan perbatasan diantara ketiganya. Intestinum crassum, ukuran
lebih besar dibanding ileum, bagian akhirnya melebar disebut rectum.

vii. Perhatikan kelenjer-kelenjer dalam sistema digestoria yang terdiri :


a. Hepar, kelenjer terbesar, perhatikan warna, jumlah lobus dan identifikasi saluran yang
menghubungkannya dengan duodenum, berupa ductuli hepatici.
b. Vesica fellea, perhatikan posisinya di antara lobuli hepar, warna, dan bentuk, serta cari :
ductus cysticus yang akan bersama ductus hepaticus membentuk ductus choleduchus.
c. Pancreas, perhatikan warna dan pelekatannya, serta tunjukkan muara dari ductus
pancreaticus.
- Gambarkan sistem digestoria.

2. Sistem Urogenitale
- Keluarkan terlebih dahulu tractus digestivus, potong di daerah intestinum crassum.
- Perhatikan sistema urogenitale dengan teliti bagian berikut :
1. Organa genitalia feminina terdiri :
a. Ovarium, sepasang dikanan-kiri linea mediana.
b. Oviduct, berbentuk pipa seperti benang berkelok-kelok dan berfungsi sebagai uterus
c. Vagina

2. Organa genetalia masculine, terdiri :


a. Testis, sepasang berbentuk oval, perhatikan tempat menggantungnya dan adanya
jaringan lemak.
b. Vassa efferentia, berupa saluran halus berjalan dalam mesorchium yang masuk ke
dalam ren
c. Vesicula seminalis, bagian ujung dari ureter, berbentuk kantung kecil.

4. Organa uropaetica, terdiri :


a. Ren, sepasang berwarna coklat. Perhatikan adanya glandula adrenalis (suprarenalis).
b. Ureter (ductus mesonephridiscus), berupa saluran dari ren bermuara di cloaca.
c. Vesica urinaria, pelebaran sepeti kantung, meluas ke dalam cavum abdominale.
Gambarkan.
3. Sistem Transportasi
- Perhatikan pembuluh – pembuluh darah yang ada
- Bedakan antara arteri dan vena
- Perhatikan percabangannya
- Gambarkan
PRAKTIKUM 2
MITOSIS AKAR BAWANG

Ujung akar bawang Allium cepa sering digunakan untuk mengamati mitosis karena
dapat menunjukkan perkembangan struktur kromosom selama mitosis dengan jelas. Pada
tumbuhan selain ujung akar bawang, dapat juga dengan mengamati anthera pada serbuk
sari. Pada hewan umumnya digunakan kelenjar ludah lalat buah atau sumsum tulang.
Bagian ujung akar bawang sel-selnya dalam tahapan perkembangan dan
pertumbuhan awal, sebelum berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Sehingga sangat aktif
membelah dan memperbanyak diri melalui mitosis. Mitosis pada sel tumbuhan seperti
halnya pada sel secara umum, yaitu melalui beberapa tahapan yaitu interfase, profase,
metafase, anafase dan telofase.
1. Interfase
Disebut juga fase istirahat. Dalam fase ini, sel melakukan beberapa kegiatan yaitu
meliputi pertumbuhan serta replikasi kromosom. Interfase membutuhkan waktu paling
lama, sehingga dalam pengamatan sel, fase ini paling banyak didapati. Sebagian besar
interfase merupakan fase pertumbuhan atau persiapan pembelahan sel yang banyak
mengadakan aktivitas metabolisme. Pada akhir fase ini (G2) dicirikan dengan adanya
bentuk kromatin yang irreguler dengan karyomembran yang jelas
2. Profase
Dibedakan menjadi profase awal dan akhir. Pada fase ini terlihat adanya kondensasi
kromosom dari bentuk anyaman irreguler menjadi bentuk benang yang disebut
kromatid berasal dari butir-butir kromatin. Pada saat bersamaan akan terjadi penipisan
karyomembran yang kemudian akan menghilang. Nukleoulus akan menghilang dan
terbentuk dua sentriol dan sentrosom. Selama berlangsungnya profase, sentriol akan
bergerak ke kutub yang berlawanan.
3. Metafase
Sentriol yang terbentuk telah berada di kutub, benang kromatid sudah berada di bidang
equatorial. Jika diamati dari kutub sel, bangunan konfigurasi kromatid akan terlihat
seperti bintang (meta), sehingga sering disebut fase bintang. Dari bidang lateralis,
benang kromatid tampak seperti garis di bagian tengah sel.

4. Anafase
Merupakan fase gerakan (ana). Masing-masing kromatid dari equatorial ditarik ke
kutub yang berlawanan dengan benang spindle. Proses ini juga dipengaruhi oleh
aktivitas memendeknya benang spindle. Fase ini merupakan fase yang paling singkat
dibandingkan fase lainnya. Saat kromatid ditarik ke kutub pada bagian sentromer,
terlihat bentuk kromatid yang khas. Sentromer yang posisinya metasentris akan
memperlihatkan bentuk kromatid seperti huruf ”v”. Kromatid yang sentromernya di
pinggir (submetasentris) akan terlihat seperti huruf ”J”, dan yang sentromernya di
ujung (akrosentris) akan memperlihatkan seperti huruf ”I”.
5. Telofase
Merupakan fase akhir dari mitosis. Pada stadium awal kromososm berkumpul di
masing-masing kutub, kemudian akan terbentuk sitokinesis. Lekukan ke dalam di
daerah equatorial sel. Pada stadium akhir akan terbentuk karyomembran, disertai
pembentukan bidang pembelahan. Selanjutnya sel akan terbelah menjadi dua sel
anakan, dalam tahap ini kromatid akan kembali menjadi butiran kromatin.
Tahap perkembangan sel anak selanjutnya memasuki kembali interfase, meliputi fase
awal (G1), fase replikasi (S), dan pertumbuhan akhir (G2), sebagai fase persiapan
untuk ke fase mitosis kembali.
Gambar 1: Tahapan Mitosis pada Akar Bawang Alium cepa

A B C D E

Gambar 2: A: Interfase, B: Profase, C: Metafase,D: Anafase, E: Telofase


PRAKTIKUM 3
EMBRIOLOGI AYAM

Perkembangan dari telur menjadi individu melalui beberapa tahapan. Pada ayam,
telurnya mempunyai tipe discoidal, istilah lainnya meroblastik atau pembelahan parsial.
Sel dibagian atas padat dengan yolk. Tempat ini nantinya akan berkembang menjadi
blastoderm atau blastodisc. Pada tahap awal pembelahan embrio ayam tampak garis dan
terpusat pada polus animalis. Kemudian akan terbentuk morulla yang terdiri dari beberapa
sel, lalu menjadi blastula (discoblastula) dengan terlihatnya rongga diantara
perkembangan sel-selnya. Tahap berikutnya adalah gastrula, dimana pada tahap ini sudah
terdiri dari tiga lapisan germinal yang terdiri dari ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Tahap perkembangan selanjutnya adalah tahap awal pembentukan organ (organogenesis).
Pada vertebrata, tahap ini dimulai dengan stadium neurula. Demikian proses organogenesis
berlangsung sampai terbentuk embrio yang siap menetas atau dilahirkan.

Embrio ayam usia 18 jam


Setelah gastrulasi dengan jaringan epidermal, neural, notochord dan mesodermal,
embrio ayam akan memasuki tahapan neurulasi. Lamina neuralis terlihat seperti garis
vertikal di bagian tengah area embrional. Lapisan terluar area embrional adalah area opaca
dan di sebelah dalamnya area pelucida. Tahap awal akan terbentuk primitive pit, yang
terdiri dari primitive groove, berupa alur di tengah, dan primitive fold yang merupakan
tonjolan di kanan dan kiri alur. Pada bagian cranial primitive pit terdapat Nodus Hensen’s,
sebagai batas tempat pertumbuhan posterior embrio. Di cranial nodus hensen merupakan
daerah perkembangan embrio, yang diawali dengan bercak panjang yang disebut head
process. Sebagai catatan alur primitive terbentuk dengan membelah daerah mesodermal
menjadi dua bagian, serta terbentuknya lipatan di lapisan ektodermal, lapisan endodermal
belum mengalami perubahan morfologis.
Embrio ayam usia 24 jam
Dari embrio umur 19 sampai 21 jam terjadi perkembangan di daerah kepala, berupa
lipatan neural dan lipatan kepala. Pada fase ini Nodus Hensen’s kurang lebih terdapat
ditengah dan di sekitarnya terdapat bercak mesodermal yang nantinya akan membentuk
somit. Area di zona pelucida tampak bening, namun pada area opaca nampak adanya
bercak yolk sampai batas mesodermal. Lipatan pada kepala akan terus tumbuh diikuti
lapisan di bawahnya berupa fore gut sebagai garis yang akan berkembang menjadi porta
intestinal anterior. Area tempat tumbuhnya lipatan kepala di daerah proamnion. Lipatan
neural semakin menebal yamg merupakan daerah embrionik yang penting untuk
pertumbuhan selanjutnya. Primitive streak (primitive groove dan primitive fold) terus
bergerak ke arah posterior.

Gambar 3: Embrio ayam usia 24 jam


Embrio ayam usia 36 jam
Somit terbentuk pada stadium antara 24-29 jam, pada area opaca semakin jelas
bercak-bercak pembuluh darah sebagai pulau-pulau. Karakteristik awal pembentukan
somit adalah terdapat lubang di anterior yang disebut neuropore anterior. Pada stadium
36-38 jam, somit sudah tumbuh 10-12 buah. Otak terbagi dalam tiga wilayah,
prosencephalon, mesenchepalon dan rhombencephalon. Lubang neuropore di anterior
masih terlihat, sedangkan di bagian posterior bumbung neural tampak bagian yang
masih terbuka disebut sinus terminalis/sinus rhomboidalis. Di prosencephalon tampak
vesikula optik sebagai bakal mata, sedangkan di area rhombencephalon terdapat
ostracoda otik sebagai bakal telinga. Jantung nampak seperti tabung yang membelok
ke dexter dan vena vitelina sudah mulai terbentuk dan menyebar mengarah ke area
pelucida. Pada tahap ini pulau-pulau darah di area opaca semakin tebal dan kaya akan
yolk yang disebut area vasculosa.

Embrio ayam usia 48 jam


Pada stadium 48-56 jam embrio ayam sudah berkembang dengan karakteristik flexi
(lekukan) dan torsi(putaran) tubuhnya. Flexi ke arah sinister, diawali di daerah kepala
dan leher. Pada embrio yang sudah lebih tua putaran ini juga sampai ke daerah dorsal
(flexi dan torsi dorsalis). Di daerah kepala otak sudah terbagi dalam wilayah
telencephalon, dienchepalon, mesencephalon, metenchepalon dan mielencephlaon.
Mata memperlihatkan cawan optik dan terlihat bentukan lensa. Bangunan telinga
berupa vesicula otik. Di dekat flexi cervical terdapat celah visceral berjumlah 1-3
pasang, jantung terbagi dalam sinus venosus, atrium dan ventrikel. Pembuluh darah
utama truncus arteriosustampak keluar dari jantung, demikian juga vena vitelina.
Pembuluh darah semakin jelas, di somit terakhir tampak sebaran pembuluh darah
berupa arteri vitelina. Pengamatan yang lebih teliti adapat melihat torsi di daerah dorsal
dengan memperhatikan somit pada tahapan 20 somit. Biasanya torsi sudah diikuti oleh
somit ke 5-7.
Gambar 4: Embrio ayam usia 48 jam

Embrio Ayam usia 72 jam


Pembungkukan (flexi) dan puntiran (torsi) pada stadium 72 jam sudah sampai di
daerah ekor (caudalis). Bakal sayap, bakal kaki, dan bakal ekor membentuk tonjolan
(buding). Hampir semua bagian tubuh embrio mengalami lipatan lateral dan
terbungkus selaput amnion, kecuali pada daerah kaki masih terbuka. Bakal hidung
terlihat di telencephalon sebagai lekuk olfactory. Batas antara metencephalon dan
mesencephalon vesikula auditory sudah sampai ke somit 15-16, dan di daerah somit ini
vena vitelina tampak jelas, di bagian posteriornya arteri vitelina juga berkembang
semakin besar. Karakteristik dari tahapan ini juga dapat dilihat di sekitar ekor, dengan
terbentuknya lipatan amniotic ekor.
Gambar 5: Embrio ayam usia 72 jam

Embrio ayam usia 96 jam


Setelah berumur 4 hari (96 jam), embrio sudah memiliki 40 somit. Pembengkokan
dan perputaran embrio sudah lengkap. Seluruh sisi sinister embrio bertumpu pada yolk.
Pigmen mata terlihat jelas, demikian juga olfactory pit di daerah telencephalon. Di
posterior mata juga tampak daerah hemispherium cerebri. Mesencephalon tampak
penonjolan yang semakin jelas, dan dipisahkan dari metencephalon oleh isthmus yang
lebih dalam. Di daerah myelencephalon vesikula auditory membesar di lengkapi ductus
endolymphaticus seperti tonjolan. Tonjolan anggota gerak atas di sekitar somit ke 18,
dan tonjolan anggota gerak bawah terdapat di sekitar somit ke 29. pada stadium ini
juga ditemukan adanya kantung allantois, berupa gelembung di luar embrio, dilengkapi
dengan tangkai allantois.

Anda mungkin juga menyukai