BIOLOGI KEDOKTERAN
BLOK III
Anatomi Komparative
Mitosis Akar Bawang
Embrio Ayam
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Kata Pengantar
Puji syukur untuk telah terselesaikannya buku petunjuk praktikum ini, yang
diharapkan dapat membantu kelancaran tugas serta jalannya Praktikum Biologi Medik.
Buku ini kurang lebih memuat garis besar teoritis berkaitan dengan materi praktikum,
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan praktikumnya.
Biologi Kedokteran merupakan ilmu (logos) yang mempelajari hubungan biologi
dan ilmu kedokteran yang menjadi ilmu dasar (basic science) mengenai asal usul makhluk
hidup, struktur molekuler dan seluler, perkembangan makhluk, dan genetika dalam
kaitannya dengan berbagai penyakit yang diturunkan
Dalam praktikum yang akan dipelajari adalah perbandingan anatomi komparativa
pada Rana sp dan Mus musculus, embriologi ayam dan sediaan mikroskopik dari mitosis
akar bawang, sehingga lebih memahami siklus sel dari Biologi sel yang terkait dengan
fungsi sel dalam keadaan sehat dan sakit.
Selain itu mahasiswa dianjurkan untuk mempelajari materi yang terkait dengan
materi praktikum dari rujukan yang tersedia baik buku teks, majalah atau sumber informasi
yang dapat diakses dengan teknologi Informasi, baik melalui internet ataupun materi dalam
bentuk audiovisual yang ada di perpustakaan, selain panduan praktikum ini.
Semoga panduan praktikum ini dapat menunjang pelaksanaan praktikum
mahasiswa sehingga memperoleh hasil maksimal seperti yang diharapkan.
Penyusun sangat menghargai apabila ada pihak yang berkenan memberikan saran
konstruktif untuk penyempurnaan panduan ini.
Penyusun
PRAKTIKUM 1
ANATOMI COMPARATIVA Rana spdan Mus musculus
A. Rana sp
I. Sistematika Rana sp
Tuliskan sistematika Rana sp mulai dari Phylum, subphylum, Classis, Ordo, subordo,
Familia, Genus dan Spesies. Pelajari latar belakang setiap sistematika tersebut dengan
beberapa dasar yang dipakai untuk mengelompokkan Rana sp dalam klasifikasi tersebut.
II. Inspectio
- Persiapkan Rana sp (sudah dinarkose) ke dalam bak parafin, perhatikan seluruh
bagian-bagiannya dengan memegang, meraba dan melihat, kalau perlu
menggunakan loop
- Temukan pada kulit bagian-bagian yang melekat dengan jeringan otot di
bawahnya, bedakan dengan daerah yang berbatasan dengan lymphe (kulit yang
seolah bebas tanpa perlekatan). Amati warna apa saja yang terlihat, tentukan
pigmennya, raba kelicinannya.
- Perhatikan morfologi Rana sp yang dibedakan atas: caput, truncus dan
extremita.
- Perhatikan di bagian caput, amati:
a. bentuk umumnya, rostrum serta rima orisnya
b. Nares terdapat di dataran dorsal
c. Organon visus yang dilengkapi: palpebra superior, pelpebra inferior,
membrane nictitans (terlihat transparan dan tidak penuh)
d. Apa bentuk dari iris dan perhatikan warnanya, demikian juga pupil
e. Gambarkan organon visus itu tersendiri
f. Membrana tymphani (di belakang organon visus)
III. Sectio
- Letakkan Rana sp pada bagian dorsalnya dan fiksasi di bak parafin
- Angkat kulit daerah sternum dengan forcep dan gunting kulit tersebut ke arah
posterior sampai symphisis
- Dari daerah sternum gunting kulit ke sisi lateral sampai ujung extremitas,
demikian pula dari daerah symphisis ke arah extremitas posterior.
Pelajarilah: pada waktu melakukan sectie (pengguntingan kulit) mendapatkan
sekat bening di bawah kulit yang membatasi antara saccus satu dengan saccus
yang lain.
Gambarkan skema saccus lymphaticus dorsalisnya.
Identifikasi bagian: saccus submandibularis, pectoralis, abdominalis lateralis,
femoralis, cruralis, palntaris dan brachialis pada daerah ventral.
Di bagian dorsal temukan: saccus dorso-cranialis, iliaris, lateralis, femoralis
(superior, external dan internal), cruralis, dan brachialis.
Pelajari waktu melepaskan kulit daerah dorsal, percabangan-percabangan nervi
vertebralis yang menuju ke kulit, usahakan untuk dapat menghitungnya dengan
teliti.
- Balikkan Rana sp, sehingga bagian ventral menempel bak parafin, identifikasi
otot-otot berikut ini:
a. Musculus pterygoid
b. Musculus depressor mandibulae
c. Musculus dorsalis scapulae
d. Musculus latissimus dorsi
e. Musculus triceps brachii
f. Musculus longissimus dorsi
g. Musculus oblique externus
h. Musculus coccygeous
i. Musculus gluteus
j. Musculus pyriformis
k. Musculus vastus externus
l. Musculus semimembranosus
m. Musculus biceps femoris
n. Musculus gastronemisus
o. Musculus peoneus
p. Musculus tibialis anticus longus
Gambarkan, dan pelajarilah musculi di atas serta memperhatikan musculi
yang tidak nampak karena terdapat di bawah musculi lainnya, sperti:
musculus transversus yang terdapat di bawah musculus obliqus externus,
amati serabut-serabutnya.
- Penampang melintang femur
Untuk dapat mempelajari otot femur, buat potongan melintangnya dengan
menggunakan scalpel yang tajam, usahakan susunan otot (penampang
melintangnya) tidak berubah.
VI. Copula
- Angkat dan sectie musculus submaxcillaris (mylohydoideus) denagn hati-hati,
sehingga copula terlihat
- Amati kembali bagian-bagiannya, usahakan untuk membersihkannya dengan
preparat yang masih utuh. Kumpulkan serta mempelajari adanya glandula
pathyroidea di medial archi brachialis sewaktu mengadakan sectie
- Gambarkan
Untuk menggambarkan organ-organ yang tidak dapat terlihat secara langsung
(harus menyisikan organ diatasnya,cara menggambarkannya dengan garis-garis
yang terputus-putus.Sedang untuk organ-organ yang dapat terlihat digambarkan
dengan garis penuh.
- Perhatikan sinus venosus yang terdapat di bagian dorsal cor, dengan cara memiringkan cor ke
lateral, juga mengamati vena cava anterior dan vena cava poterior.
- Ikuti vena cava posterior dengan cara menyingkirkan tractus digestivus, perhatikan :
Vena hepatica
Vena renalis
Vena ovarica/spermatica
- Ikuti vena cava anterior dan tentukan :
Vena jugularis
Vena subclavia
Vena anonima
- Gambarkan pembuluh vena, sesuai pengamatan
- Pengangkatan cor dilakukan dengan cara mengikat venaateri yang berhubungan dengan cor seperti :
vena cava anterior, vena cava posterior, vena pulmonalis, arcus aortae, dan arcus pulmocutaneus.
Potong pembuluh-pembuluh ini pada bagian bawah ikatan menjauhi cor.
- Angkat dan lepaskan cor, kemudian gmabrkan dari aspectus dorsalis dan ventralis.
- Pelajari muara sistem pembuuh darah ini dengan mengadakan sectie bagian vertikel maupun atrium
cor.
X. Sistem Respiratoria
- Perhatikan kembali celah yang terdapat pada glottis, kemudian ikuti sampai ke bagian larynx,
sekaligus memperhatikan bronchusnya yang pendek.
- Setelah pulmo diamati, angkat (keluarkan) dan sectie : untuk melihat septa-septa yang terdapat
didalamnya, perhatikan juga pembuluh darah yang mengalir ke dalam pulmo ini.
- Gambarkan.
XI. Sistem Urogenitale
Keluarkan terlebih dahulu tractus digestivus, potong di daerah intestinum crassum, dekat cloaca.
- Perhatikan sistema urogenitale dengan teliti bagian berikut :
1. Organa genitalia feminina terdiru :
a. Ovarium, sepasang dikanan-kiri linea mediana, pada masa kelamin mengembang, memenuhi
rongga abdomen berwarna kehitaman. Pada bagian cranial ovarium terdapat rumbai berwarna
kuning, merupakan jaringan lemak yang disebut corpus adiposum.
b. Oviduct, berbentuk pipa seperti benang berkelok-kelok dari ovariun menuju cloaca. Pada
bagian cranialnya melebar dengan bentuk corong disebut infundibulum, lubangnya disebut
ostium mandibulare. Bagian caudal melebar membentuk uterus.
2. Organa genetalia masculine, terdiri :
a. Testis, sepasang berbentuk oval, perhatikan tempat menggantungnya dan adanya jaringan
lemak.
b. Vassa efferentia, berupa saluran halus berjalan dalam mesorchium yang masuk ke dalam ren
dan bermuara dalam ductus wolfi.
c. Vesicula seminalis, bagian ujung dari ureter, berbentuk kantung kecil.
3. Organa uropaetica, terdiri :
a. Mesonephros (ren), sepasang berwarna coklat. Perhatikan adanya glandula adrenalis
(suprarenalis).
b. Ureter (ductus mesonephridiscus), berupa saluran dari ren bermuara di cloaca.
c. Vesica urinaria, pelebaran sepeti kantung, meluas ke dalam cavum abdominale.
- Dengan gunting potong pelvis pada symphisis, sehingga cloaca keihatan. Sectie cloaca amati
muara ductus mesonephridiscus.
- Gambarkan.
3. Nervi spinalis : setelah semua organ dalam diangkat, perhatikan nervi spinalis yang keluar
dari columna vertebralis :
a. Nervi nomor 1, 2 dan 3 membentuk anyaman berupa plexus brachialis.
b. Nervi 4, 5 dan 6 menuju ke otot dinding badan
c. Nervi 7, 8 dan 9 membentuk plexus ischiococcygeneus yang mengeluarkan nervus
ischiadicus.
d. Nervi 10 menuju pelvis, berhubungan dengan nervus ischiadcus.
Gambarkan
B. Cavia cobaya
I. Sistematika Cavia cobaya
Tuliskan sistematika Cavia cobaya mulai dari Phylum, subphylum, Classis, Ordo, subordo,
Familia, Genus dan Spesies. Pelajari latar belakang setiap sistematika tersebut dengan
beberapa dasar yang dipakai untuk mengelompokkan Cavia cobaya dalam klasifikasi
tersebut.
II. Inspectio
- Persiapkan Cavia cobaya (sudah dinarkose) ke dalam bak parafin, perhatikan
seluruh bagian-bagiannya dengan memegang, meraba dan melihat, kalau perlu
menggunakan loop
- Perhatikan morfologi Cavia cobayayang dibedakan atas: caput, truncus thorak
dan abdomen.
- Gambarkan morfologi Cavia cobaya dan tunjukkan bagian-bagiannya.
III. Sectio
i. Letakkan Cavia cobaya pada bagian dorsalnya
ii. Angkat kulit daerah sternum dengan forcep dan gunting kulit dari arah anus
ke bagian leher
iii. Amati bagian caput, thorak, dan abdomen organ
iv. Gambarkan
b. Caput
Sistem Nervorum
i. Perhatikan bagian-bagian pada otak
ii. Terdiri dari: cerebrum, cerebellum, batang otak, medula oblongata dan
medula spinalis
iii. Gambarkan
c. Thorak
a. Sistem Respiratoria
- Perhatikan kembali celah yang terdapat pada glottis, kemudian ikuti sampai ke
bagian larynx, sekaligus memperhatikan bronchus.
- Setelah pulmo diamati, angkat (keluarkan) dan sectie : untuk melihat septa-septa
yang terdapat didalamnya, perhatikan juga pembuluh darah yang mengalir ke
dalam pulmo ini.
- Gambarkan.
b. Sistem Circulatoria
i. Terlebih dahulu tentukan letak jantung, dan pelajari sistem pembuluh yang
berhubungan dengannya.
ii. Perhatikan ruang yang terdapat pada jantung, dan hitunglah jumlahnya
iii. Bandingkan dengan Rana sp
iv. Angkat dan lepaskan cor, kemudian gambarkan dari aspectus dorsalis dan
ventralis.
v. Pelajari muara sistem pembuluh darah ini dengan mengadakan sectie bagian
ventrikel maupun atrium cor.
vi. Gambarkan
IV. Abdomen
1. Sistem Digestoria
- urutkan saluran pencernaan (tractus digestiivus) mulai dari pharynx, yang kemudian
berlanjut menjadi :
d. Oesophagus, merupakan saluran berotot yang pendek
e. Ventriculus, melebar seperti kantung, bagian anterior yang membesar adalah pars,
cardiaca, sedangkan bagian posterior mengecil adalah pars pylorica.
f. Intestinum, dapat dibedakan : intestinum tenue yang terdiri duodenum, jejunum,
dan ileum, perkiraan perbatasan diantara ketiganya. Intestinum crassum, ukuran
lebih besar dibanding ileum, bagian akhirnya melebar disebut rectum.
2. Sistem Urogenitale
- Keluarkan terlebih dahulu tractus digestivus, potong di daerah intestinum crassum.
- Perhatikan sistema urogenitale dengan teliti bagian berikut :
1. Organa genitalia feminina terdiri :
a. Ovarium, sepasang dikanan-kiri linea mediana.
b. Oviduct, berbentuk pipa seperti benang berkelok-kelok dan berfungsi sebagai uterus
c. Vagina
Ujung akar bawang Allium cepa sering digunakan untuk mengamati mitosis karena
dapat menunjukkan perkembangan struktur kromosom selama mitosis dengan jelas. Pada
tumbuhan selain ujung akar bawang, dapat juga dengan mengamati anthera pada serbuk
sari. Pada hewan umumnya digunakan kelenjar ludah lalat buah atau sumsum tulang.
Bagian ujung akar bawang sel-selnya dalam tahapan perkembangan dan
pertumbuhan awal, sebelum berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Sehingga sangat aktif
membelah dan memperbanyak diri melalui mitosis. Mitosis pada sel tumbuhan seperti
halnya pada sel secara umum, yaitu melalui beberapa tahapan yaitu interfase, profase,
metafase, anafase dan telofase.
1. Interfase
Disebut juga fase istirahat. Dalam fase ini, sel melakukan beberapa kegiatan yaitu
meliputi pertumbuhan serta replikasi kromosom. Interfase membutuhkan waktu paling
lama, sehingga dalam pengamatan sel, fase ini paling banyak didapati. Sebagian besar
interfase merupakan fase pertumbuhan atau persiapan pembelahan sel yang banyak
mengadakan aktivitas metabolisme. Pada akhir fase ini (G2) dicirikan dengan adanya
bentuk kromatin yang irreguler dengan karyomembran yang jelas
2. Profase
Dibedakan menjadi profase awal dan akhir. Pada fase ini terlihat adanya kondensasi
kromosom dari bentuk anyaman irreguler menjadi bentuk benang yang disebut
kromatid berasal dari butir-butir kromatin. Pada saat bersamaan akan terjadi penipisan
karyomembran yang kemudian akan menghilang. Nukleoulus akan menghilang dan
terbentuk dua sentriol dan sentrosom. Selama berlangsungnya profase, sentriol akan
bergerak ke kutub yang berlawanan.
3. Metafase
Sentriol yang terbentuk telah berada di kutub, benang kromatid sudah berada di bidang
equatorial. Jika diamati dari kutub sel, bangunan konfigurasi kromatid akan terlihat
seperti bintang (meta), sehingga sering disebut fase bintang. Dari bidang lateralis,
benang kromatid tampak seperti garis di bagian tengah sel.
4. Anafase
Merupakan fase gerakan (ana). Masing-masing kromatid dari equatorial ditarik ke
kutub yang berlawanan dengan benang spindle. Proses ini juga dipengaruhi oleh
aktivitas memendeknya benang spindle. Fase ini merupakan fase yang paling singkat
dibandingkan fase lainnya. Saat kromatid ditarik ke kutub pada bagian sentromer,
terlihat bentuk kromatid yang khas. Sentromer yang posisinya metasentris akan
memperlihatkan bentuk kromatid seperti huruf ”v”. Kromatid yang sentromernya di
pinggir (submetasentris) akan terlihat seperti huruf ”J”, dan yang sentromernya di
ujung (akrosentris) akan memperlihatkan seperti huruf ”I”.
5. Telofase
Merupakan fase akhir dari mitosis. Pada stadium awal kromososm berkumpul di
masing-masing kutub, kemudian akan terbentuk sitokinesis. Lekukan ke dalam di
daerah equatorial sel. Pada stadium akhir akan terbentuk karyomembran, disertai
pembentukan bidang pembelahan. Selanjutnya sel akan terbelah menjadi dua sel
anakan, dalam tahap ini kromatid akan kembali menjadi butiran kromatin.
Tahap perkembangan sel anak selanjutnya memasuki kembali interfase, meliputi fase
awal (G1), fase replikasi (S), dan pertumbuhan akhir (G2), sebagai fase persiapan
untuk ke fase mitosis kembali.
Gambar 1: Tahapan Mitosis pada Akar Bawang Alium cepa
A B C D E
Perkembangan dari telur menjadi individu melalui beberapa tahapan. Pada ayam,
telurnya mempunyai tipe discoidal, istilah lainnya meroblastik atau pembelahan parsial.
Sel dibagian atas padat dengan yolk. Tempat ini nantinya akan berkembang menjadi
blastoderm atau blastodisc. Pada tahap awal pembelahan embrio ayam tampak garis dan
terpusat pada polus animalis. Kemudian akan terbentuk morulla yang terdiri dari beberapa
sel, lalu menjadi blastula (discoblastula) dengan terlihatnya rongga diantara
perkembangan sel-selnya. Tahap berikutnya adalah gastrula, dimana pada tahap ini sudah
terdiri dari tiga lapisan germinal yang terdiri dari ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Tahap perkembangan selanjutnya adalah tahap awal pembentukan organ (organogenesis).
Pada vertebrata, tahap ini dimulai dengan stadium neurula. Demikian proses organogenesis
berlangsung sampai terbentuk embrio yang siap menetas atau dilahirkan.