Anda di halaman 1dari 8

Volume 6 Nomor 4 Desember 2022

p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN SOP PENGELOLAAN SAMPAH
PRODUKTIF UNTUK MENIGKATKAN PENDAPATAN
BUMDES DI DESA LINGSAR

Adhitya Bayu Suryantara1), Robith Hudaya1), Nungki Kartikasari1)


1)
Jurusan S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

Corresponding author : Adhitya Bayu Suryantara


E-mail : adhityabayus@unram.ac.id

Diterima 20 Oktober 2022, Disetujui 03 November 2022

ABSTRAK
Desa Lingsar merupakan salah satu desa wisata yang berada di Kabupaten Lombok Barat. Desa kaya
sumber air ini memiliki visi yang baik dalam pengelolaan sampahnya. Sebagaimana masyarakat
seharusnya di desa wisata, Pemerintah Desa Lingsar dan masyarakat desa pada dasarnya cukup sadar
akan permasalahan sampah di lingkungan mereka. Akan tetapi, masih belum adanya alur yang jelas
seringkali menjadikan segala sarana dan prasarana yang ada menjadi sia-sia. Pengabdian ini bertujuan
untuk dapat memecahkan masalah alur pengelolaan sampah di Desa Lingsar tersebut. Pengabdian
ditujukan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pihak yang berkaitan dengan
pengelolaan sampah di Desa Lingsar seperti pihak BUMDes, bank sampah dan operator pengangkut
sampah dalam menyusun dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) alur pengelolaan
sampah di desa tersebut. Pengabdian dilakukan selama 6 bulan yang terbagi ke dalam masa pra-
pelatihan, pelatihan, dan masa pasca pelatihan. Hasil dari pelatihan dan diskusi ini disusun SOP yang
merupakan best practice dari pengelolaan sampah produktif di Desa Lingsar. Selanjutnya pada masa
pasca pelatihan dilakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan SOP pengelolaan sampah
produktif. Dari hasil monitoring dan evaluasi diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah sampah
produktif yang terpilah dan berhasil dijual kepada pengepul sampah.

Kata kunci: standar operasional prosedur; BUMDes; bank sampah; sampah produktif.

ABSTRACT
Lingsar Village is one of the tourist villages in West Lombok Regency. This village rich in water sources
has a good vision in managing its waste. As the community should be in a tourist village, the Lingsar
Village Government and the village community are basically quite aware of the waste problem in their
environment. However, there is still no clear flow that often makes all existing facilities and infrastructure
useless. This service aims to be able to solve the problem of the flow of waste management in the
Lingsar Village. This service is aimed at providing training and assistance to parties related to waste
management in Lingsar Village such as BUMDes, waste banks and waste transport operators in
compiling and implementing standard operating procedures (SOP) for waste management in the village.
The service is carried out for 6 months which is divided into pre-training, training, and post-training
periods. The results of the training and discussion were compiled SOPs which are best practices of
productive waste management in Lingsar Village. Furthermore, in the post-training period, monitoring
and evaluation will be carried out on the implementation of SOPs for productive waste management.
From the results of monitoring and evaluation, it is known that there is an increase in the amount of
productive waste that is separated and successfully sold to waste collectors.

Keywords: operating standard procedure; BUMDes; waste bank;productive waste.

PENDAHULUAN Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


Sampah telah menjadi permasalahan Tentang Pengelolaan Sampah). Sampah dalam
nasional sehingga pengelolaannya perlu pandangan penulis merupakan jejak peradaban
dilakukan secara komprehensif dan terpadu manusia. Pola konsumsi dan produk-produk
dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat baik pendukungnya sudah menciptakan kesatuan
secara ekonomi, kesehatan masyarakat, ramah yang tidak memungkinkan lagi untuk tidak
lingkungan, serta yang tidak kalah penting menghasilkan sampah pada aktivitas manusia.
adalah dapat mengubah paradigma Jika kita menyadari, apapun yang kita konsumsi
masyarakat tentang sampah (Undang-Undang hari ini pasti menyumbangkan sampah.

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1826


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
Sampah sendiri bukanlah masalah, yang Selain pengelolaan sampah terpadu,
menjadi masalah sesungguhnya adalah ketika Desa Lingsar juga memiliki 10 unit motor tossa
sampah tersebut terakumulasi dan tidak dapat yang berfungi untuk mengangkut sampah dari
tertangani. masyarakat ke tempat pembuangan sementara
Sampah dihasilkan oleh semua maupun ke pengelolaan smapah terpadu.
aktivitas manusia, baik dari proses industri, Peraturan Desa Lingsar juga sudah ditetapkan,
rumah sakit, pariwisata perhotelan, dan juga yang mengatur bahwa warga diwajibkan untuk
dari rumah tangga yang merupakan pemasok membayar Rp 2000 untuk setiap jasa
sampah terbesar di daerah pemukiman pengangkutan sampah yang sudah dipilih dan
(Apriliana et al., 2022). Berdasarkan data di dipilah di rumah masing-masing.
tahuh 2021, terdapat 28.586.274,84 ton Akan tetapi pada kenyataannya, praktik
timbulan sampah dari seluruh kabupaten/kota dilapangan masih jauh dari harapan.
yang ada di Indonesia. Menurut data tersebut, Pengelolaan sampah masih belum berjalan
terdapat 64.43% sampah yang sudah terkelola maksimal sebagaimana sarana dan prasarana
sedangkan 35.57% sisanya terkategori dalam yang tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal
sampah yang tidak terkelola (Felly et al., 2022). juga. Berdasarkan hasil diskusi rutin yang
Sampah secara definisi yang paling penulis lakukan dengan Ketua BUMDes dan
populer adalah suatu bahan yang terbuang atau Ketua Bank Sampah Desa, seringkali para
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia pengangkut sampah langsung membuang
maupun proses alam yang tidak diinginkan sampah secara sekaligus ke tempat
setelah berakhirnya suatu proses. Namun, pembuangan sementara (TPS). Padahal dalam
penulis lebih senang menggunakan definisi komposisi sampah tersebut, banyak sekali
yang ditawarkan oleh Prof. Radyastuti dalam terdapat jenis sampah produktif yang bernilai
(Pemerintah Kota Mataram, 2009) yang ekonomis. Pada akhirnya sampah yang
mengatakan bahwa sampah adalah tertimbun dan tercampur menjadikan nilai
sumberdaya yang tidak siap pakai. Definisi ini ekonomis tersebut hilang seiring dekomposisi
memberikan sudut pandang yang positif dalam yang terjadi pada sampah (Hudaifah et al.,
memandang sampah. Pertama, sampah 2021). Oleh karena itu perlu diatur lebih lanjut
sebagai sumberdaya yang berarti sampah pengelolaan sampah yang ada di Desa Lingsar
secara umum menyimpan potensi untuk dapat ini agar potensi ekonomi yang muncul dari
digunakan kembali. Kedua, sampah bukanlah pengelolaan sampah tersebut dapat menjadi
barang yang tidak berguna namun lebih kepada maksimal dengan menyusun standar
bahan yang belum siap pakai. Sehingga solusi operasional prosedur (SOP). Tidak adanya
dari permasalahan sampah adalah menemukan SOP dalam pengimplementasian peraturan
alur pengolahan yang mampu mengubah pengelolaan sampah hanya akan menjadikan
sampah menjadi bahan baku yang siap pakai. aturan menjadi tidak efektif dalam
Dengan adanya alur tersebut, maka sampah pelaksanaannya (Amjah et al., 2022).
dapat kembali ke poin pertama tadi dengan SOP sebagai sebuah dokumen yang
definisi yang berbeda yaitu sampah sebagai berisi serangkaian intruksi tertulis yang
sumberdaya yang siap untuk digunakan. Ketika dibakukan mengenai berbagai proses
sampah dapat mencapai definisi barunya ini, penyelenggaraan administrasi perkantoran,
maka secara otomatis sampah akan dapat bagaimana (cara) dan kapan (waktu) harus
memberikan manfaat ekonomis kepada dilakukan, dimana (perusahaan) dan oleh siapa
pengelolanya. dilakukan (pekerja) dapat memberikan arah
Masalah pengelolaan sampah juga guna peningkatan kinerja manajerial (Sasanti et
dihadapi oleh salah satu Desa di wilayah al., 2022). Oleh karena itu SOP selalu dijadikan
Lombok Barat yang terkenal dengan wisata acuan dalam melaksanakan tugas sesuai
alamnya serta kesejukan udaranya, yaitu Desa dengan aturan yang berlaku dan target yang
Lingsar. Desa Lingsar merupakan Desa Wisata ditentukan, sehingga dokumen SOP selalu
dan telah llama Desa ini terkenal akan sebagai ditinjau ulang untuk mengakomodasi dan
produsen ikan air tawar dan bibit tanaman buah mengantisipasi dinamika tugas atau pekerjaan
di Pulau Lombok. Kolam pemancingan menjadi (Asih & Suhariyanto, 2021). Peningkatan
salah satu sumber andalan masyarakat di desa penyusunan serta perbaikan dalam
tersebut selain hamparan sawah hijau yang implementasi SOP pada suatu entitas akan
menandakan bahwa Desa yang berada tidak meningkatkan kinerja manajerial secara
jauh dari Kota Mataram ini merupakan desa keseluruhan (Anggraini, 2016).
yang kaya akan air bersih. Desa Lingsar pun Kualitas layanan itu sendiri ditentukan
seringkali menjadi desa percontohan oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi
pengelolaan sampah. kebutuhan dan keinginan Pelanggan sesuai
dengan ekspektasi Pelanggan (Tjiptono, 2012).

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1827


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
Oleh karena itu diperlukan Standar Operasional sehingga perlu ditambahkan atau justru
Prosedur (SOP). SOP mempermudah dan dihilangkan atau digabungkan. Bagian-bagian
meminimalisir adanya kesalahan di dalam yang masih terdapat kendala akan dijadikan
proses pengerjaan. Adapun indikator dari SOP temuan, sehingga meskipun sudah berada di
antara lain: 1. Analisis sistem dan prosedur periode pasca pelatihan tidak menutup
kerja. 2. Analisis Tugas. 3. Analisis prosedur kemungkinan dalam pengabdian ini kembali
kerja (Ratminto & Winarsih, 2014). Diharapkan lagi ke periode sebelumnya untuk merumuskan
dengan tersusunnya SOP ini dapat menjadi lebih lanjut solusi atas permasalahan tersebut.
solusi dalam memanfaatkan potensi
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Desa
Lingsar. HASIL DAN PEMBAHASAN
Periode Pra Pelatihan
METODE Periode pra pelatihan dilakukan
Metode pelaksanaan pengabdian yang bertujuan untuk mendalami kondisi
digunakan tim pengabdian kami bagi permasalahan yang dihadapi oleh desa atas isu
berdasarkan periode aktivitasnya, yaitu periode yang diangkat dalam pengabdian ini.
pra-pelatihan, periode pelatihan dan Pendalaman dilakukan dengan melakukan
pendampingan, serta periode pasca pelatihan. identifikasi kekuatan dan kendala dalam
Pada periode pra pelatihan metode penanganan sampah di Desa Lingsar. Metode
yang kami gunakan adalah diskusi dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi. Periode pra pelatihan kami gunakan diskusi dan observasi. Diskusi dilakukan
unutk menjaring lebih banyak informasi dari bersama dengan Kepala Desa Lingsar, Ketua
masyarakat untuk mengetahui kendala BUMDes Lingsar, dan beberapa pihak yang
pengangkutan, pengelolaan, hingga berkaitan dengan pengelolaan sampah pada
penanganan sampah yang saat ini dilakukan di Bulan Juni sebagaimana yang terlihat pada
Desa Lingsar. Secara berkala, kami juga akan gambar 1. Dari hasil diskusi tersebut beberapa
berdiskusi dengan pihak perangkat desa unutk kekuatan dan kelemahan utama berhasil
mencari dan memperbarui solusi yang ada agar diidentifikasi.
tetap relevan dengan masalah yang dihadapi Kekuatan pertama yang dimiliki oleh
masyarakat. Dengan kata lain, pada periode ini Desa Lingsar dalam pengelolaan sampah
kami mengumpulkan sebanyak mungkin adalah tersedianya sarana berupa motor roda
informasi secara terperinci untuk mengetahui tiga pengangkut sampah untuk setiap dusun
kendala dan kekuatan dengan selalu yang ada. Bersamaan dengan hal tersebut,
berkomunikasi aktif dengan masyarakat dan operator untuk setiap dusun juga telah
perangkat desa. ditetapkan sehingga sangat memudahkan
Selanjutnya pada periode pelatihan dan dalam pelaksanaannya. Kekuatan kedua
pendampingan, informasi-informasi teraktual adalah tersedianya Peraturan Desa yang
yang kami dapatkan selama masa pra pelatihan meregulasi penanganan sampah di Desa
akan kami ramu dan rancang menjadi materi Lingsar. Dalam Peraturan Desa tersebut telah
untuk diberikan kepada perangkat desa serta diatur tarif minimal setiap tumah tangga untuk
masyarakat. Khususnya kepada perangkat setiap kali pengangkutan beserta jadwal
desa dalam hal ini Ketua BUMDes dan ketua pengangkutannya. Kekuatan ketiga yang
Bank Sampah sebagai garda terdepan teridentifikasi adalah tersedianya unit bank
pengelolaan sampah di desa. Hasil pelatihan sampah desa aktif yang merupakan anak usaha
tersebut kemudian akan disusun menjadi dari BUMDes Lingsar. Tersedianya bank
rancangan Standar Operasional Prosedur sampah yang berkegiatan secara aktif
(SOP) pengelolaan sampah produktif desa. merupakan satu langkah maju bagi Desa dalam
Metode yang digunakan selama periode pengelolaan sampah terutama sampah
pelatihan dan pendampingan adalah ceramah produktif di suatu desa.
dan diskusi.
Terakhir adalah periode pasca
pelatihan yang dilaksanakan dengan metode
observasi dan wawancara. Pada periode ini,
SOP yang telah disusun akan dilaksanakan
oleh mitra. Kami selama peroide ini melakukan
pengamatan (observasi) sejauh mana SOP
tersebut dapat berjalan dalam mengatasi
masalah pengelolaan sampah. Termasuk juga
melihat apakah ada bagian-bagian dalam SOP
yang tidak dapat berfungsi dengan baik

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1828


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
Gambar 1. Diskusi dengan Kepala Desa,
Ketua BUMDes, serta pihak-pihak yang
terkait dengan pengelolaan sampah di
Desa Lingsar (Sumber: Dokumen
pribadi)

Selanjutnya pada tahap identifikasi


kendala ditemukan beberap kondisi yang perlu
segera untuk ditangani. Kendala pertama
adalah pemilahan sampah oleh bank sampah
yang sejauh ini dilakukan adalah berupa
pemilahan sampah dengan klasifikasi sampah Gambar 3. Tipe sampah yang telah
daur ulang, seperti botol plastik, gelas plastik, dipilah di bank sampah Desa Lingsar
serta barang-barang berbahan plastik keras. (Sumber: Dokumen pribadi)
Sementara plastik-plastik kemasan seperti
kemasan snack, label air minum, kertas kresek, Periode Pelatihan dan Pendampingan
serta plasti sejenis lainnya yang mayoritas Setelah dilakukan identifikasi kekuatan
mendominasi sampah pada masyarakat tidak dan kendala dalam pengelolaan sampah di
dipilah dan dibuang langsung ke TPS. Kendala Desa Lingsar, maka selanjutnya adalah
kedua adalah tidak semua operator melakukan memberikan materi pelatihan dan
pemilahan atas sampah yang diangkut. pendampingan kepada pihak pelaksana. Materi
Seringkali operator begitu selesai melakukan pelatihan sendiri mengacu pada poin-poin yang
pengangkutan langsung membuang sampah ke perlu diperbaiki berdasarkan hasil identifikasi
TPS yang terdapat di Desa. pada saat periode pra pelatihan. Pelatihan
Kemudian oleh Ketua BUMDes Lingsar, disampaikan menggunakan metode ceramah
tim pengadian dibawa untuk melihat aktivitas dan diikuti oleh beberapa perwakilan Desa
pemilahan sampah yang sejauh ini sudah seperti Kepala Desa, Ketua Bumdes, ketua
berjalan di bank sampah Desa Lingsar bank sampah, serta operator motor pengangkut
sebagaimana yang terlihat pada gambar 2. sampah seperti yang terlihat di Gambar 4 dan
Berdasarkan hasil observasi, sebagaimana Gambar 5.
informasi yang telah disampaikan pada sesi
diskusi ditemukan bahwa aktivitas pemilahan
hanya memilah plastik dengan tipe tertentu saja
seperti yang terlihat di gambar 3. Selain itu,
pada tahap observasi ini juga memberikan
informasi mengenai proses pemilahan sampah
berserta proses administrasi yang saat ini
dilakukan.

Gambar 2. Observasi ke bank sampah


Desa Lingsar (Sumber: Dokumen pribadi)
Gambar 4. Penyampaian Materi
Pelatihan (Sumber: Dokumen pribadi)

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1829


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
(bensin sudah terisi,
rem berfungsi, lampu
signal dan rem
menyala).
• Ketika pengambilan
sampah dilakukan,
operator tossa
sekaligus
menekankan kepada
rumah tangga untuk
selalu memilah
sampah organik dan
anorganik dalam
Gambar 5. Sesi Diskusi (Sumber: wadah yang berbeda.
Dokumen pribadi) • Operator mencatat
jumlah sampah yang
Sesi penyampaian materi langsung diterima dari rumah
dilanjutkan dengan sesi pendampingan tangga setiap harinya
penyusunan SOP pengelolaan sampah dalam buku
produktif. Dari hasil pendampingan tersebut penerimaan sampah.
berhasil disusun tiga buah SOP yang • Operator mencatat
dibutuhkan dalam pengelolaan sampah pembayaran yang
produktif di Desa Lingsar. Ketiga SOP tersebut diterima dari rumah
adalah SOP yang mengatur pengumpulan tangga setiap harinya,
sampah dari rumah tangga, SOP yang apabila sudah
mengatur pemilahan sampah di bank sampah, membayar diberikan
dan SOP yang mengatur pengangkutan keterangan “lunas”,
sampah ke TPS sebagaimana yang disajikan apabila belum
dalam tabel 1, tabel 2, dan tabel 3. membayar diberikan
Tabel 1. SOP pengumpulan sampah dari keterangan “kredit”.
rumah tangga • Operator memastikan
Kode Dok. SOP/Pros-001 bahwa wilayah
Standar Proses sampah yang
1 Judul Pengumpulan Sampah dari diangkut sudah sesuai
Rumah Tangga dengan wilayah kerja
2 Tujuan • Memperjelas tugas yang dibagikan.
pokok dan fungsi
operator tossa Tabel 2. SOP Pemilahan sampah ke bank
• Memetakan wilayah sampah
kerja operator tossa Kode Dok. SOP/Pros-002
3 Pihak- • Operator tossa Standar Proses
pihak • Pelaksana bank 1 Judul Pemilahan sampah ke bank
terkait sampah sampah
• Masyarakat 2 Tujuan • Memperjelas tugas
4 Dokumen Buku penerimaan sampah pokok dan fungsi
5 Prosedur • Operator tossa operator tossa
Kerja memastikan sudah • Mengatur proses
menggunakan alat pemilahan sampah
pelindung diri standar 3 Pihak- • Operator tossa
dalam pengumpulan pihak • Pelaksana bank
sampah (masker, terkait sampah
sarung tangan, sepatu 4 Dokumen Buku pemilahan sampah
boot, penutup kepala)
sebelum mulai
mengambil sampah
dari rumah tangga.
• Operator tossa
memastikan
kendaraan sudah
dalam kondisi prima

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1830


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
Kode Dok. SOP/Pros-002 Tabel 3. SOP Pemilahan sampah ke bank
5 Prosedur • Sampah yang telah sampah
Kerja terkumpul dari rumah Kode Dok. SOP/Pros-003
tangga terlebih dahulu Standar Proses
di bawa ke bank 1 Judul Pengangkutan sampah ke
sampah untuk di sortir. tempat pembuangan
• Operator tossa dan sementara (TPS)
pelaksana bank 2 Tujuan • Memperjelas tugas
sampah bersama- pokok dan fungsi
sama memilah operator tossa
sampah untuk • Mengatur proses
mengumpulkan pembuangan sampah
sampah yang bernilai 3 Pihak- • Operator tossa
tambah. pihak • Pihak pengelola
• Jenis-jenis sampah terkait tempat pembuangan
yang bernilai tambah sampah sementara
antara lain (TPS)
➢ Sampah plastik 4 Dokumen Buku pemilahan sampah
(botol, tutup botol, 5 Prosedur • Sampah tidak
gelas plastik, Kerja produktif yang telah
kantong kresek, melalui proses sortir
plastik kemasan diangkut dan dibuang
produk, plastik di tempat
bening dan plastik pembuangan
lainnya yang sementara Desa
digunakan Lingsar (TPS).
sebagai alat • Operator melakukan
pengemasan koordinasi terlebih
produk). dulu dengan
➢ Sampah logam pengelola TPS.
(seng, kemasan
• Sebelum melakukan
kosmetik dan
proses pembuangan,
parfum, potongan
operator tossa dan
alumunium, dan
pihak pengelola TPS
logam peralatan
menimbang terlebih
rumah tangga
dulu jumlah sampah
lainnya)
non produktif yang
➢ Sampah Kaca
dibuang berserta
(botol kaca, botol
jenisnya.
parfum, botol
• Setelah proses
obat, dan
pembuangan selesai,
kemasan kaca
operator tossa
lainnya)
membersihkan
• Operator tossa dan
kendaraan dari sisa
pelaksana bank
sampah yang
sampah sama-sama
menempel di badan
mencatat jumlah
kendaraan.
sampah yang tersortir
• Terakhir, setelah
berdasarkan jenisnya
semua proses selesai,
dan berdasarkan
operator tossa
beratnya.
mengembalikan
• Setelah sampah
kendaraan ke kantor
produktif tersortir,
desa.
maka sisa sampah
yang tidak produktif
Periode Pasca Pelatihan
diangkut ke tempat
Keberlanjutan pelaksanaan SOP yang
pembuangan
telah disusun pada saat periode pelatihan terus
sementara Desa
dimonitor oleh tim pengabdian. Tujuan dari
Lingsar
kegiatan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan implementasi program setelah

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1831


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
SOP dijalankan sebagaimana yang telah
ditetapkan. Dari kegiatan ini juga diharapkan
evaluasi atas prosedur yang dijalankan apabila
terdapat hal-hal yang berjalan kurang maksimal.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan oleh
tim sebulan setelah SOP dilaksanakan,
diketahui bahwa jika prosedur dijalankan sesuai
dengan ketentuan, maka berdampak pada
peningkatan sampah produktif yang berhasil
dikumpulkan oleh operator dan bank sampah.
Berdasarkan hasil pengamatan selama
proses monitoring, beberapa indikator
menunjukan keberhasilan dari
pengimplementasian SOP tersebut, seperti
misalnya jenis sampah plastik yang
dikumpulkan. Jika sebelumnya bank sampah Gambar 7. Pengantaran sampah plastik
hanya berfokus pada sampah botol dan gelas bening ke lokasi pengolahan sampah
plastik, maka setelah SOP dijalankan bank plastik (Sumber: Dokumen pribadi)
sampah juga mengumpulkan sampah kemasan
seperti kantong plastik bening dan plastik
kemasan campur. Selanjutnya dari sisi jumlah SIMPULAN DAN SARAN
sampah yang dipilah juga meningkat. Dengan Berdasarkan pada kegiatan
lebih banyaknya operator yang melakukan pengabdian yang telah dilakukan selama lima
pemilahan di bank sampah serta jenis sampah bulan terkait pelatihan penyusunan SOP
yang dipilah juga lebih bervariasi berdampak pengelolaan sampah produktif di Desa Lingsar,
pada jumlah sampah plastik yang dikumpulkan maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah
menjadi meningkat. Berdasarkan catatan, sebagai berikut. Identifikasi awal menunjukan
terjadi peningkatan kurang lebih 400 kilogram bahwa terdapat 3 kekuatan dan 2 kendala
sampah terutama sampah plastik bening sejak dalam pengelolaan sampah produktif di Desa
pengimplementasian SOP. Sampah plastik Lingsar. Selanjutnya Standar operasional
yang dikumpulkan tersebut kemudian dijual prosedur (SOP) untuk pengelolaan sampah
pada beberapa pusat pengelola sampah yang produktif telah disusun berdasarkan informasi
ada di Pulau Lombok sebagaiaman yang kekuatan dan kendala yang teridentifikasi.
terlihat di gambar 6 dan gambar 7. Hasil Terakhir, diketahui bahwa pengimplementasian
penjualan tersebut kemudian di setor ke SOP pengelolaan sampah produktif mampu
BUMDes selaku payung utama dari bank meningkatkan tipe sampah yang terpilah,
sampah. Dengan begitu, secara langsung hasil jumlah sampah yang terpilah, dan jumlah
penjualan sampah plastik tersebut menjadi sampah yang terjual.
tambahan bagi pendapatan asli desa (PADes)
Lingsar. UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih tim ucapkan
kepada Kepala Desa Lingsar dan Ketua
BUMDes Lingsar yang telah bersedia untuk
menjadikan desanya sebagai lokasi
pengabdian ini. Tidak lupa ucapan terima kasih
juga tim ucapkan kepada segenap peserta
lainnya dari unit bank sampah dan operator
dusun yang telah bersungguh-sungguh dalam
mengikuti program pengabdian ini hingga tahap
pelaksanaan.

DAFTAR RUJUKAN
Amjah, A., Agustino, L., & Arenawati, A. (2022).
Implementasi Kebijakan Pengelolaan
Sampah Berdasarkan Peraturan Daerah
Gambar 6. Pengangkutan sampah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2018
plastik oleh satu pembeli (Sumber: Tentang Pengelolaan Sampah. JIPAGS
Dokumen pribadi) (Journal of Indonesian Public
Administration and Governance Studies),
6(1), 55–60.
https://doi.org/10.31506/jipags.v6i1.1245

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1832


Volume 6 Nomor 4 Desember 2022
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
8
Anggraini, I. (2016). Pengaruh Karakteristik
Sistem Informasi Manajemen Dan SOP
Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus
Pada Citarum Sobat Bumi). Akurat Jurnal
Ilmiah Akuntansi, 7(2), 1–19.
Apriliana, A., Wahdini, N., Pramaningsih, V.,
Suhelmi, R., & Daramusseng, A. (2022).
PENDAMPINGAN MASYARAKAT
DALAM MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PEMILAHAN SAMPAH
DI KELURAHAN SELILI, KECAMATAN
SAMARINDA ILIR. Selaparang. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Berkemajuan,
6(1), 336–340.
Asih, H. M., & Suhariyanto, T. T. (2021).
Peningkatan produktivitas pembuatan
detergen ramah lingkungan dengan
penyusunan standard operating
procedure (SOP) di Bank Sampah
Kamulyan, Yogyakarta. Prosiding
Seminar Nasional Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Ahmad
Dahlan, 147–154.
Felly, R., Fabiani, V. A., Nurhadini, N., & Asriza,
R. O. (2022). Sosialisasi dan edukasi
peningkatan kualitas pupuk kompos dari
sampah organik menggunakan mesin
pengaduk pupuk di ksm srimenanti jaya
sungailiat. Selaparang. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Berkemajuan,
6(3), 1203–1209.
Hudaifah, A., Cholilie, I. A., & Tutuko, B. (2021).
Sistem Pengelolaan dan Pengolahan
Limbah Pasar Tradisional Terpadu Guna
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Desa Sumput, Driyorejo, Kab. Gresik.
Inspirasi: Jurnal Pengabdian Dan
Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 14–23.
https://journal.inspirasi.or.id/index.php/jpp
m
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah, Pub. L. No. Nomor 18 Tahun
2008 (2008).
Pemerintah Kota Mataram, P. K. (2009).
Laporan pemantauan sampah harian Kota
Mataram.
Ratminto, R., & Winarsih, A. S. (2014).
Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar.
Sasanti, E. E., Animah, A., & Suryantara, A. B.
(2022). PELATIHAN PENYUSUNAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PADA TK AISYIYAH BUSTANUL
ATHFAL 5 MATARAM. E-Amal. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 02(02),
1061–1072.
Tjiptono, F. (2012). Pemasaran Jasa. Bayu
Media.

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 1833

Anda mungkin juga menyukai