A. PENDAHULUAN
Kata Ahli Waris berasal dari dua kata yaitu Ahli dan Waris, kata
Ahli menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti orang yang faham sekali
1
Hamzah Ahmad, Kamus Pintar Bahasa Indonesia (Surabaya: Fajar Mulya, 1996), 13.
2
Ahmad, 41.
3
Hajar M, Hukum Kewarisan Islam (Pekanbaru: Alaf Riau, 2007), 32.
4
Himpunan Perundang-Undangan, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Fokus Media, 2007),
1
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, ahli waris adalah
seorang atau beberapa orang yang berhak menerima warisan disebabkan
adanya hubungan kerabat dan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam
dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.
Dalam Islam, orang yang menjadi ahli waris dan bagiannya telah
diatur dalam surat An-Nisa Ayat 11 – 14:
ظنْ ْ ْلظ ظًْ ْنق ظيِ ْلْ ْس ْل َ كظنْ ْسِا اظثََيثْل ْلْ ْ ِنظ ْل ُ ِ ْ ْ ظمثْ ْ َحظ ْل ِ ِ ًظنْ ْ َلوظثْلك ْلَ ًَِْ ّْٰللاظ ِ ْ ْ ق ْل ِ َ يَ ِصْ ْ َُ َّٰللاظ ف
ظك َِْل ْل ْل يْْْ ِ ظ ظكث ِ ْْْاْلبظنْل ْل ْل ْْْسظث نُِ ْْْ َ ظ ْل ْلسيْْْ ْل كظكثِاظً ْل سظمْْْ ْل
سظكْْْ ْل وْل ظ ْل ثثنْل ْلتْْْ ِنظنْل ْل َ ْْْنق ظث َ َ ْلثْْْ ْل
كظنْ ْسِاظ قْ ّْٰللاظيْل َُْ ْظنظ قْ ْ ظظك ْلْ ْاظ ْل ظًْ ْساْل ظ ْلْ ْ ْل سظكْ ْ ْل وْل ظثِا ْل ظم قسْ ْ ْل ِ ََ َ ظكث ِ ْ ْاْظ ِ ُمن َ ْلسْ ْسظث تْ ْا ِ َُْ ْ ِ ُح ْل
ظمْ ْنظ ِ ََ َل
َ ظًْ ْساْل ظ ْلْ ْ ظثِسْ ْ ْل بظنْل ِاَ ِ ُمْ ْ ِ ظث تْ ْا كظنْ ْسِا ْل نظ ْل َل
َ ْ َْ ظك ْلك َِ ْلثْ ْ ظثْل ْلْ ْ م َظنْل ِاَ ِ ُمْ ْ ِ ظث ث ت ْلك ْلْ ْا ق
ظكْْْْا ََكاْل ظثْليت َ ّْْْْٰللاظ ِظك ِصْْْْ قِْظيت ِصْْْْوظ ِ ْل ْْْْس َلظثْلكظ ْليْْْْ ْنظ مظث ْلْْْْس َ ًَّٰللا ْل
ظكثْل ْلنْْْْس َ ًَ كّٰللا ْلظَ ْل ْلعْْْْا ْل
ك ِ سْْْْْْسظ ْل ُِ سْْْْْْس ظًْْْْْْساْل ظ ْل ظمْْْْ ْنْل ظ ف ِظظثِاق ظ ف ْل ْل ُ ِ ُِظ ْل َُّْْْْْْٰللاظيْليعْْْْْْسظظنْل ِ ي ْل ْْْْْْظ َ ثْلقْْْْ ْ ْل
56.
2
Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.
ظم قسسظ ظك ْلاظنْل ْل َُ َّٰللاظث ت َ َع ِظظك ْلاظكظنْلسِاظًْلساْل ظ ْل َ نق ْل ْلك ْل َُّٰللاظيِ َ ظ ْلمسظكْل ْل وْل ظثْلز ْلكث َج َُّٰللاظثِاظ قّٰللاظيْلَُنظ ق َ نق ْل
ظك ْلاظكظ ظم قسسظكْل ْل ًتَّٰللاظثِاظ قّٰللاظيْلَُنظ ق َُّٰللا ْلِ ظك ْل َ نق ظث ت َ َع ِظك ِص قِْظيت ِص نْل ظ ِ ْل س َلظثْلكظ ْلي ْنظ ْل ظمنظ ْلعا ْل ِ كْل ْل ًنْل
ظكثِاظًْلساْلظظ ص اْل ظ ِ ْل س َلظثْلكظ ْلي ْنظ ْل َ َ ِظك ِص قِْظك ظم قسسظكْل ْل ًتَّٰللاظ ِ ُمنظ ْلعا ْل ت ْل
ِ َظك ْلاظن ْل َ نق ظث ث َسن نْلسِاظًْلساْل ظ ْل َُّٰللا ْل
ََظنْلسِاظًْلسيَ َل ثظثْلظًثْل ْل ظ َ ظكث ِ اْظ ِ ُمن َ ْلسسظث تا ك ظك ْل َلظثْلخظثْلكظثَس ظنْل ِ َُ ِ ُح ْل ثظ ْلً م ْلِظثْل ِكظثم ْل ثْلب ق َ َْلَ َجحظيت ْل
كظك ِصقظِظ غ ْل ظ َم ْلس ْ َُظ ْل ٍۙ
صىظ ِ ْل س َلظثْلكظ ْلي ْنظ ْلِظك ِص قِْظيت م ِظمنظ ْلعا ْل ِ ش ْل ًْلس َ ظنِىظث ث ت َن َ ِمن مظذ ِكْل ظنْل َ ّٰللاظ
ك ِ ّٰللاظ ْل ِ ّٰللاظ
ظك ف َظ ْل ِ ُمنْل ظ ف ِظ ْل
Artinya: 12. Dan bagianmu (suami-suami) adalah dua seperdua dari
harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai
anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat
seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang
mereka buat atau (dan setelah dibayar) hutangnya. Para istri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.
Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau
(dan setelah dibayar) hutang-hutangmu. Jika seseorang meninggal, baik
laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu)
atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu
itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang
sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah
dibayar) hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris).
Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.
3
ثْل ْلي ْل س ََ ظ ْلس س ِ ِا ي ْلن ظ ن ِ ْل س ظ كظ ْلك ذم ْل ِ ْلك ظث ي ْل َز ظث ع ْل ِظ ّٰللاَظ
Artinya: 13. Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barang siapa taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Dan itulah kemenangan yang agung.
ك ْلثُظ تم ِ نظ س ْل ظۥَظ ْلكيْلتْلعْلاقظ َ اَك ْل َظۥظيَا ِس َظيْلسَثظ م ْلس ِاثظنِ ْل ْل
سظك ْل ظۥَظ ْل َ َّللْلظ ْلك ْل
صظٱ قظ
ِ ْلك ْلمنظيْلع
1. Ahli waris nasabiyah yaitu ahli waris yang mendapatkan warisan karena
hubungan darah.
2. Ahli waris sababiyah yaitu ahli waris yang mendapat warisan karena
adanya perkawinan yang sah atau karena memerdekakan budak
a. Anak laki-laki
b. Anak laki-laki dari anak laki-laki (cucu) dari pihak anak laki-laki, terus
ke bawah, asal pertaliannya masih terus laki-laki
c. Bapak
d. Kakek dari pihak bapak, dan terus ke atas pertalian yang belum terputus
5
Dwi Putra Jaya Jaya, Hukum Kewarisan di Indonesia (Bengkulu: Zara Abadi, 2020). 86-
87.
4
dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki seibu sebapak
f. Saudara laki-laki sebapak saja
g. Saudara laki-laki seibu saja
h. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak
i. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak saja
j. Saudara laki-laki bapak (paman) dari pihak bapak yang seibu sebapak
k. Saudara laki-laki bapak (paman) yang sebapak saja
l. Anak laki-laki saudara bapak yang laki-laki (paman) yang seibu
sebapak
m. Anak laki-laki saudara bapak yang laki-laki (paman) yang sebapak saja
n. Suami
o. Laki-laki yang memerdekakannya (mayat)
a. Bapak
b. Anak laki-laki
c. Suami
a. Anak perempuan
b. Anak perempuan dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawag, asal
pertaliannya dengan yang meninggal masih terus laki-laki
c. Ibu
d. Ibu dari ibu terus ke atas pihak ibu sebelum berselang laki-laki
e. Saudara perempuan seibu sebapak
f. Saudara perempuan yang sebapak
g. Saudara perempuan seibu
h. Saudara perempuan seibu
i. Isteri
5
j. Perempuan yang memerdekakan si mayat
a. Isteri
b. Anak perempuan
c. Anak perempuan dari anak laki-laki
d. Ibu
e. Saudara perempuan seibu sebapak
a. Hak yang bersangkutan dengan harta itu, seperti zakat dan sewanya
b. Biaya untuk mengurus mayat, seperti harga kafan, upah menggali
kubur, dan sebagainya. Sesudah hak dan yang pertama tadi
diselesaikan, sisanya barulah dipergunakan untuk biaya mengurus
mayat.
c. Hutang yang ditinggalkan oleh si mayat.
d. Wasiat si mayat. Namun banyaknya tidak dari sepertiga dari harta
6
Jaya, 87–88.
7
Jaya, 88.
6
peninggalan si mayat.
golongan kedua yang berhak menerima sedangkan golongan yang lain tidak
berhak dan begitu seterusnya. Pada masalah ini Prof. Subekti membagi tiga
a. Keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas, baik dari pihak ibu
maupun dari pihak ayah. Yaitu kakek dan nene dari pihak ayah dan
ibu.
8
Jaya, 89–90.
7
kepada pancar ayah dan separuh diberikan kepada pancar ibu.
8
PENUTUP
Ahli waris adalah seorang atau beberapa orang yang berhak menerima
warisan disebabkan adanya hubungan kerabat dan perkawinan dengan pewaris,
beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.
Orang yang berhak menerima harta waris dari seseorang yang meninggal
sebanyak 25 orang yang terdiri dari 15 orang dari pihak laki-laki dan 10 orang
dari pihak perempuan yang telah disebutkan di atas.
Sekiranya 25 orang tersebut di atas dari pihak laki-laki dan dari pihak
perempuan semuanya ada, maka yang pasti mendapat hanya salah dari dua suami
isteri, ibu dan bapak, anak laki-laki dan perempuan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hamzah. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya, 1996.
Jaya, Dwi Putra Jaya. Hukum Kewarisan di Indonesia. Bengkulu: Zara Abadi,
2020.
10