Qawaid Fiqhiyyah Kel VI
Qawaid Fiqhiyyah Kel VI
Disusun Oleh:
Kelompok VI
FAKULTAS: SYARIAH
2022
I
PENDAHULUAN
A .Latar Belakang
Kaidah ان أَ ِوا ْلغُ ْر ُم ِبا ْلغُ ْن ِم ُ “ اَ ْل َخ َراSesuatu yang keluar dari sesuatu berupa
َّ ج ِبال
ِ ض َم
barang,manfaat,atau hasil,adalah milik pembeli sebagai ganti yang wajib padanya
berupa tanggungan kepemilikan”
Kaidah س ِت ْع َمالُهُ ح َُر َم ِإ ِت َخاذُ ُه َ َماح َُر َم أَ ْخذُ ُه ح َُر َم ِإ ْعsesuatu yang
ْ طا ُء ُه َو َماح َُر َم ِف ْعلُ ُبهُ َو َماح َُر َم ِإ
haram kepada orang lain,atau mengambilnya,dari orang lain hukumnya sama
saja,karena yang diminta dari seseorang muslim adalah menghilangkan
kemungkaran,kerusakan,dan segala yang diharamkan.
B . Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1 .Makna Kaidah
Makna dari kaidah ini adalah “Sesuatu yang keluar dari sesuatu berupa
barang,manfaat,atau hasil,adalah milik pembeli sebagai ganti yang wajib padanya
berupa tanggungan kepemilikan.Sesungguhnya sesuatu yang biasanya ditanggung
manusia dan apabila dia rusak,maka kerusakannya ini kembali padanya.Terhadap
sesuatu ini dikatakan bahwa ia berada dalam tanggungannya.Sebagai imbalan dari
hal ini,maka manfaat-manfaatnya khusus untuknya,baik dia memanfaatkannya
secara tersendiri atau beserta dengan hasilnya.
2 .Dalil/Landasan Kaidah
➢ Hadis Nabi
Artinya :
➢ Pengembangan Kaidah
- Kaidah Cabang
الغرم بالغنم
“Resiko itu sejalan dengan manfaat”
Contohnya: Seekor binatang dikembalikan oleh pembelinya dengan alasan
cacat.Si penjual tidak boleh meminta bayaran atas penggunaan binatang
tadi.Sebab,penggunaan binatang tadi sudah menjadi milik hak pembeli.
➢ Pengecualian Kaidah
(1) Apabila seorang anak laki-laki dan seorang saudara laki-laki.Jika ia
terlibat perkara dan terkena denda,saudara laki-lakinya yang wajib
membayarnya.Tetapi anak laki-lakinya yang menerima warisan,apabila
ia nanti meninggal dunia.
(2) Apabila seorang perempuan mempunyai seorang anak laki-laki,sebelum
ia mati dimerdekakan budaknya.Jika pada suatu ketika bekas budak itu
terlibat dalam suatu perkara dan terkena denda,maka yang harus
membayar dendanya yakni saudara laki-laki perempuan yang
membebaskannya.Tetapi bila bekas budak itu meninggal dunia,maka
yang mewarisi harta peninggalannya adalah anak laki-laki dari
perempuan yang membebaskannya.
1 .Makna Kaidah
ُستِ ْع َمالُهُ ح َُر َم إِتِ َخاذُه َ َماح َُر َم أَ ْخذُهُ ح َُر َم إِ ْع
ْ ِطا ُءهُ َو َماح َُر َم فِ ْعلُبُهُ َو َماح َُر َم إ
a. Al-qur’an
➢ QS.al-Maidah:2
➢ QS.Yasin:12
➢ Pengembangan Kaidah
- Kaidah Cabang
ماحرم إستعماله حرم إتجاذ
“Haram hukumnya memiliki alat-alat yang melalaikan”
➢ Pengecualian Kaidah
(1) Menyuap hakim untuk mendapatkan hak,Jika hakim tersebut menahan
atau mencegah seseorang untuk mendapatkan haknya,maka dibolehkan
menyuapnya.Dalam ini,yang dikenakan dosa adalah hakim karena
mengambil suap
(2) Seorang pewasit boleh memberikan sesuatu kepada orang yang
dikhawatirkan akan merampas harta anak yatim.Lantas bagi seorang
qadhi(hakim) harus mengambil alih atas harta anak yatim tersebut dan
diharamkan bagi pemerintah untuk mengambil sesuatu darinya
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kaidah pertama ان أَ ِوا ْلغُ ْر ُم ِبا ْلغُ ْن ِم ُ اَ ْل َخ َراadalah sesuatu berupa
َّ ج ِبال
ِ ض َم
barang,manfaat,atau hasil,adalah milik pembeli sebagai ganti yang wajib padanya
berupa tanggungan kepemilikan.Sesungguhnya sesuatu yang biasanya ditanggung
manusia dan apabila dia rusak,maka kerusakannya ini kembali padanya.
Kaidah kedua ُستِ ْع َمالُهُ ح َُر َم ِإتِ َخاذُه َ َماح َُر َم أَ ْخذُهُ ح َُر َم ِإ ْعadalah
ْ طا ُءهُ َو َماح َُر َم فِ ْعلُبُهُ َو َماح َُر َم ِإ
sesuatu yang haram kepada orang lain,atau mengambilnya,dari orang lain
hukumnya sama saja,karena yang diminta dari seseorang muslim adalah
menghilangkan kemungkaran,kerusakan,dan segala yang diharamkan.Semua yang
dilarang dalam syariat Islam,maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk meminta
kepada orang lain untuk melakukannya.Karena yang diminta dari seorang muslim
adalah mencegah terjadinya kerusakan dimuka bumi.
DAFTAR PUSTAKA