Anda di halaman 1dari 26

Teori Inf las i

dan de fla si
Kelompok 5
Mayra Fannisa
Namira Sabry

Avrillia Parantika

Pawestri Karahayon
penyebab inflasi
Tingkat Pengeluaran Agregat Yang Melebihi Kemampuan
1 Perusahaan Menghasilkan Barang dan Jasa.

Tuntunan Kenaikan Upah Dari Para Pekerja


2

Kenaikan Harga Barang Impor Kenaikan harga barang


3 impor akan membawa

Penambahan Jumlah Penawaran Uang Dengan Cara


4
Mencetak Uang Baru

5
Kekacauan Politik dan Ekonomi
Penyebab inflasi menurut
jenis inflasinya
demand pull inflation
yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya
peningkatan aggregate demand masyarakat terhadap
komoditi-komoditi hasil produksi di pasar barang

cost push inflation


yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya agregat supply
curve ke arah kiri atas.
Pengaruh Inflasi
1. Penurunan Daya Beli
2. Kesulitan Perencanaan Keuangan
3. Pengaruh pada Investasi
4. Dampak pada Utang dan Kredit
5. Efek Perubahan Harga Relatif
6. Kebijakan Moneter dan Fiskal
7. Dampak Internasional
Pengaruh Deflasi
1. Penurunan Aktivitas Ekonomi
2. Meningkatnya Beban Utang Nyata
3. Tertundanya Investasi
4. Kurangnya Insentif Konsumen
5. Implikasi Kebijakan Moneter dan Fiskal
6. Pengaruh pada Utang Publik
INFLASI SEBAGAI GEJALA
PERANG
Inflasi militer terjadi karena besarnya pengeluaran pemerintah untuk membiayai
perang, sehingga dapat mempengaruhi kebijakan perekonomian nasional bahkan global.
Berikut beberapa dampak inflasi yang diakibatkan oleh belanja militer adalah
berkurangnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang dan jasa,
peningkatan pada biaya hidup, menjadikan tingkat inflasi tinggi, keputusan sulit
mengenai konsumsi, investasi dan produksi pada akhirnya akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi, menjadikan suku bunga riil dalam negeri tidak kompetitif dan
dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah, dan juga merugikan ekonomi.
Untuk menghindari inflasi yang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi, pemerintah
harus mengelola belanja secara profesional dan hati-hati, tidak hanya dalam rangka
menjaga besarnya defisit fiskal negara tetapi juga terkait dengan kekhawatiran
terhadap tingkat inflasi akibat belanja.
Inflasi Akibat Pengeluaran
Militer

1
Daya beli masyarakat menurun akibat
kenaikan harga barang dan jasa.

2 Meningkatnya biaya hidup.

3
Menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi.
Inflasi Akibat Pengeluaran
Militer
Keputusan sulit mengenai konsumsi,
1 investasi dan produksi pada akhirnya akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Menjadikan suku bunga riil dalam negeri


2 tidak kompetitif sehingga dapat memberikan
tekanan pada nilai Rupiah.

3 Merugikan pertumbuhan ekonomi.


Peningkatan belanja militer dapat mempengaruhi kebijakan
ekonomi nasional dan bahkan global. Negara-negara di
seluruh dunia mengeluarkan lebih banyak dana untuk belanja
militer, sebagian karena perang Rusia di Ukraina dan
persaingan antara AS dan Tiongkok. Meskipun negara-negara
meningkatkan pengeluaran nominal sebesar 15%, setelah
disesuaikan dengan inflasi, anggaran mereka justru menurun.
Inflasi juga menjadi isu politik, terutama di Jerman, yang awal
tahun lalu menjanjikan tambahan 100 miliar euro untuk
angkatan bersenjatanya sebagai respons terhadap agresi
Rusia.
Inflasi Demand-Pull
Selama perang, banyak orang mungkin mengkhawatirkan
keamanan finansial mereka dan mencoba mengamankan aset
atau membeli barang-barang penting. Hal ini dapat
meningkatkan permintaan secara keseluruhan, menyebabkan
inflasi tarikan permintaan, yang menyebabkan harga naik
karena permintaan melebihi pasokan.
Inflasi Demand-Pull dapat diatasi dengan mengurangi
permintaan agregat melalui kebijakan moneter dan fiskal yang
ketat. Misalnya, bank sentral dapat menaikkan suku bunga
untuk mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi, atau
pemerintah dapat mengurangi pengeluarannya untuk
mengurangi permintaan agregat
Hal Mengenai Inflasi
Demand-Pull
Inflasi tarikan permintaan terjadi ketika permintaan
1 terhadap barang dan jasa meningkat namun pasokan
tidak dapat mengimbanginya.

Inflasi tarikan permintaan terjadi ketika


2 permintaan konsumen melebihi kapasitas
produksi perekonomian.

Inflasi tarikan permintaan dapat terjadi ketika pemerintah


3 meningkatkan belanja, misalnya dengan meningkatkan
belanja militer atau infrastruktur.
Hal Mengenai Inflasi
Demand-Pull
Inflasi tarikan permintaan dapat terjadi ketika suku
1 bunga rendah mendorong konsumsi dan investasi,
sehingga meningkatkan permintaan.

Inflasi Demand-Pull dapat terjadi ketika harga minyak


2 dan bahan mentah lainnya naik, sehingga biaya
produksi meningkat dan harga barang dan jasa naik.

Inflasi Demand-Pull dapat menyebabkan peningkatan


3 harga secara umum, yang dapat mempengaruhi daya beli
masyarakat dan mengurangi pertumbuhan ekonomi.
Inflasi Cost-Push
Konflik bersenjata juga dapat mengganggu pasokan sumber daya dan rantai
pasokan perekonomian. Meningkatnya biaya produksi, seperti kesulitan
mengakses bahan baku atau gangguan pekerjaan, dapat menyebabkan inflasi
dorongan biaya, yang mana produsen menaikkan harga untuk
mengkompensasi kenaikan biaya produksi. Inflasi dorongan biaya atau Cost-
Push adalah jenis inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi yang
tidak dapat dihindari atau meroketnya harga barang dan jasa.

Contoh pada inflasi Cost-Push ini adalah krisis minyak pada tahun 1970-an,
di mana kenaikan harga minyak yang signifikan menyebabkan kenaikan harga
pada barang dan jasa secara umum. Inflasi Cost-Push dapat diatasi dengan
mengurangi biaya produksi melalui kebijakan moneter dan fiskal yang ketat.
Misalnya, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi
pengeluaran konsumen dan investasi, atau pemerintah dapat mengurangi
pengeluarannya untuk mengurangi permintaan agregat
Hal Mengenai Inflasi Cost-
Push
Inflasi yang didorong oleh biaya terjadi ketika biaya
1 produksi meningkat namun permintaan tetap stabil.

2 Inflasi yang disebabkan oleh biaya dapat terjadi ketika


harga komoditas atau upah meningkat.

Inflasi dorongan biaya dapat terjadi ketika ada kenaikan


3 harga barang dan jasa yang tidak dapat dihindari,
seperti energi atau bahan mentah.
Hal Mengenai Inflasi Cost-
Push
Inflasi yang didorong oleh biaya dapat menyebabkan kenaikan
1 harga secara umum, yang dapat mempengaruhi daya beli
masyarakat dan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Inflasi Cost-Push dapat mempengaruhi kebijakan


2 moneter dan fiskal, karena dapat mempengaruhi
tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Inflasi sebagai Alat Keuangan
dalam Perang
Dalam beberapa kasus, pemerintah yang terlibat perang mungkin dengan
sengaja mencetak lebih banyak uang untuk membiayai operasi militernya.
Tindakan ini dapat menimbulkan inflasi yang disengaja dan dapat digunakan
sebagai alat untuk mengurangi beban utang dan meningkatkan sumber daya
keuangan negara.

Inflasi dapat digunakan sebagai alat keuangan pada masa perang karena
dapat membantu pemerintah membiayai pengeluaran militer yang besar.
Namun penggunaan inflasi sebagai alat keuangan pada masa perang dapat
memberikan dampak negatif terhadap perekonomian, seperti:
Menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan
1
harga barang dan jasa.

2 Peningkatan biaya hidup.

3 Menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi.

Keputusan yang sulit mengenai konsumsi, investasi dan


4 produksi pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan
ekonomi.
Menjadikan suku bunga riil dalam negeri tidak kompetitif,
4 yang pada akhirnya dapat memberikan tekanan pada nilai
Rupiah.

5 Hal ini merugikan pertumbuhan ekonomi.


Dampak Sosial dan Ekonomi
Inflasi yang disebabkan oleh perang dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi
dan sosial yang serius. Hal ini dapat menurunkan daya beli masyarakat,
meningkatkan ketidakstabilan perekonomian dan berujung pada penurunan
kesejahteraan umum. Inflasi juga dapat menciptakan kesenjangan ekonomi
yang lebih besar. Tterdapat dampak sosial dan juga dampak pada ekonomi.
Dampak pada sosial diantaranya adalah mengakibatkan menurunnya
produktivitas pada masyarakat, melemahnya daya beli masyarakat,
terjadinya krisis fiskal, sektor investasi dan pasar modal terpuruk,
mengalami resesi, menurunnya lapangan kerja dan kepercayaan di antara
konsumen dan pelaku bisnis. Selain itu akan pada dampak pada ekonomi
terjadinya lonjakan inflasi, harga minyak dunia akan naik, investor
berpotensi melakukan aksi jual besar-besara, pertumbuhan ekonomi melambat
turunnya harga atau deflasi, menurunnya keuntungan perusahaan,
menurunnya investasi, menurunnya perdagangan internasional, menurunnya
pariwisata, dan juga menurunya neraca eksternal dan fiskal.
Pengelolaan Inflasi dalam
Konteks Perang
Pemerintah yang terlibat dalam perang sering kali harus mengambil tindakan untuk
mengendalikan inflasi. Hal ini dapat mencakup pengetatan kebijakan moneter,
pengendalian harga atau subsidi barang-barang pokok. Mengelola inflasi dalam
situasi perang dapat menjadi tantangan yang rumit.

Dalam konteks perang, pengelolaan inflasi menjadi sangat penting karena perang dapat
mempengaruhi kebijakan perekonomian nasional bahkan global.

Pembentukan Kelompok Pengendali Inflasi Daerah atau TPID pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota untuk mengoordinasikan dan menyatukan pelaksanaan fungsi dan
tugasnya. Penguatan jaring pengaman sosial seperti Anggaran Belanja Ad hoc (BTT),
Anggaran Bansos, APBD Desa, Realokasi Dana Alokasi Umum (DAU) Bansos Pusat.
Mengelola inflasi dalam konteks perang sangat penting untuk menjaga stabilitas
ekonomi dan mencegah dampak sosial yang merugikan terhadap masyarakat. Oleh
karena itu, Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif untuk
mengelola inflasi guna meminimalkan dampak negatif perang terhadap perekonomian.
langkah yang perlu dilakukan untuk
mengelola inflasi dalam kondisi perang:

Meningkatkan daya beli masyarakat untuk


1 mengurangi dampak sosial akibat inflasi.
.

Meningkatkan investasi pada infrastruktur yang baik


2 untuk membentuk perekonomian nasional, lingkungan
dan masyarakat selama beberapa dekade.

3 Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan dasar


untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
langkah yang perlu dilakukan untuk
mengelola inflasi dalam kondisi perang:

Kelola pengeluaran militer secara profesional dan


4 hati-hati untuk menghindari inflasi yang dapat
mengganggu pertumbuhan ekonomi.
.
Menggunakan alat kebijakan fiskal dan moneter untuk
5 mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas
perekonomian.

6 Meningkatkan produktivitas masyarakat untuk


mengurangi dampak sosial akibat inflasi.
7 Meningkatkan koordinasi antara otoritas fiskal dan moneter
untuk mengendalikan inflasi.

Meningkatkan komunikasi masyarakat untuk


8 menghindari kepanikan masyarakat dan menjamin
masyarakat tetap tenang.
Apa ada yang ingin
ditanyakan?
Silahkan angkat tangan!
Terim a
Kasih

Anda mungkin juga menyukai