Ringkasan Cara Mengajukan Pertanyaan:

Pertanyaan dapat diajukan dengan berbagai cara, tergantung pada tujuan penelitian. Pertanyaan
kuantitatif memberikan data yang mudah diolah, sementara pertanyaan kualitatif memberikan
kekayaan informasi yang lebih sulit untuk dianalisis.

1. Memperbaiki Pertanyaan Alternatif:

- Pertanyaan alternatif tetap adalah pertanyaan di mana responden memilih dari serangkaian opsi
jawaban yang telah ditentukan, seperti "ya" atau "tidak."

- Pertanyaan ini cocok untuk situasi di mana ada dua kemungkinan jawaban, tetapi beberapa
pertanyaan memerlukan lebih banyak pilihan jawaban.

- Mengatasi situasi ini dengan menambahkan opsi "lainnya," yang memungkinkan responden untuk
memberikan jawaban yang tidak tercantum dalam opsi jawaban yang telah disediakan.

2. Pertanyaan Terbuka:

- Pertanyaan terbuka memungkinkan responden memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri.

- Keuntungannya adalah memungkinkan responden untuk memberikan jawaban yang lebih kaya
informasi.

- Jawaban dari pertanyaan terbuka sering dianalisis dengan teknik analisis isi, di mana tanggapan
dikategorikan ke dalam tema yang berulang.

B. Skala Penilaian:

- Skala penilaian adalah pertanyaan alternatif di mana responden diminta untuk menilai sesuatu pada
suatu skala.

- Skala Likert, misalnya, digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat dengan pilihan seperti "Sangat
Setuju" hingga "Sangat Tidak Setuju."

- Penggunaan skala ini tergantung pada situasi penelitian, seperti mengukur tingkat persetujuan
terhadap serangkaian pertanyaan.

Pemahaman yang baik tentang jenis pertanyaan dan penggunaan skala penilaian yang tepat dapat
membantu peneliti mendapatkan data yang diperlukan dan membuat kesimpulan yang kuat dalam
penelitian mereka.

Ringkasan Diferensial Semantik dan Tingkat Pengukuran:

**Diferensial Semantik (DS):**

- Dikembangkan oleh Charles E. Osgood, DS adalah derivasi dari Skala Likert yang digunakan untuk
mengukur jarak psikologis antara makna konotatif kata.

- DS mengukur semua makna yang terkait dengan sebuah kata yang bukan merupakan bagian dari
definisi kata tersebut.

- Responden diminta untuk memberikan kata pertama yang terlintas di benak mereka setelah membaca
kata yang diberikan, dan kata-kata yang berlawanan digunakan untuk menciptakan skala bipolar.

- Contoh penggunaan DS adalah dalam mengukur gaya kepemimpinan Ketua BEM universitas.

**Kumpulan Keinginan Dan Respon Sosial:**

- Saat mengajukan pertanyaan kepada orang lain, ada risiko bahwa mereka akan memberikan jawaban
yang diinginkan secara sosial atau yang mereka anggap pantas.

- Strategi untuk mengatasi masalah ini meliputi mengubah kata-kata pada beberapa item, menekankan
anonimitas, dan menyertakan item yang tidak relevan.

**Mengukur Perilaku Yang Diamati:**

- Perilaku yang dapat diamati memerlukan cara pengukuran yang sesuai.

- Beberapa metode khas untuk mengukur perilaku yang diamati mencakup mengukur keakuratan,
frekuensi, kecepatan permulaan atau latensi, durasi, dan amplitudo respons.

**Tingkat Pengukuran:**

- Tingkat skala pengukuran menentukan jenis analisis statistik yang dapat digunakan terhadap data.

- Terdapat empat tingkat pengukuran: nominal, ordinal, interval, dan rasio.

- Skala nominal hanya memiliki kategori, tidak memiliki nilai nol atau jarak yang bermakna.

- Skala ordinal mengurutkan data dalam tingkatan tetapi tidak memiliki jarak yang konsisten.

- Skala interval memiliki jarak yang konsisten tetapi tidak memiliki nol mutlak.

- Skala rasio adalah yang paling informatif, memiliki nol mutlak dan jarak konsisten.

Memahami jenis pengukuran dan memilih tingkat yang sesuai penting dalam penelitian dan analisis
data.
Ringkasan Singkat Tentang Pentingnya Presisi Dalam Pengukuran:

Pentingnya Presisi Dalam Pengukuran:

- Ketepatan dalam pengukuran penting dalam berbagai bidang penelitian untuk meningkatkan akurasi
dan keandalan hasil.

- Dalam penelitian deskriptif, pengukuran yang tepat membantu memberikan gambaran yang akurat
tentang populasi yang diteliti.

- Saat menguji hipotesis penelitian, presisi pengukuran dapat meningkatkan kemungkinan menemukan
hasil yang signifikan secara statistik.

- Presisi pengukuran dapat dilihat melalui reliabilitas dan validitas.

Reliabilitas:

- Reliabilitas mengacu pada keandalan atau konsistensi pengukuran. Pengukuran yang andal akan
memberikan hasil yang identik atau sangat mirip jika diulang.

- Terdapat tiga cara umum untuk mengukur reliabilitas: reliabilitas tes ulang, reliabilitas split-half, dan
Cronbach's alpha.

Validitas:

- Validitas menilai sejauh mana metode pengukuran mengukur apa yang seharusnya diukur.

- Terdapat beberapa jenis validitas, termasuk face validity, construct validity, content validity, dan
criterion validity.

- Face validity mengukur apakah suatu pengukuran nampaknya merupakan ukuran variabel yang masuk
akal.

- Construct validity melibatkan hubungan pengukuran dengan teori dan sejauh mana pengukuran
tersebut cocok dengan teori.

- Content validity mengukur sejauh mana pengukuran mencakup seluruh dimensi konstruk yang diteliti.

- Criterion validity menilai efektivitas pengukuran dalam memprediksi performa seseorang.

Tes, Skala, dan Inventarisasi:

- Tes mengacu pada prosedur yang digunakan untuk mengukur variabel tertentu, seperti tes kecerdasan
atau tes bakat.

- Skala merujuk pada ukuran karakteristik psikologis tertentu, seperti skala kecerdasan.
- Inventaris digunakan untuk menggambarkan minat atau kepribadian seseorang, dan dalam kepribadian
atau minat, kita dapat mengukur ciri atau minat kepribadian tersebut.

Tes dan Inventaris yang Tersedia Secara Komersial:

- Ada berbagai tes kecerdasan, kepribadian, dan neuropsikologis yang tersedia secara komersial dengan
standar reliabilitas dan validitas yang diterbitkan.

- Contoh tes kecerdasan standar mencakup Stanford-Binet Intelligence Scale, WISC, WAIS, dan lainnya.

- Contoh tes kepribadian standar mencakup MMPI-2, MCMI-III, 16PF, dan CPI.

Pentingnya presisi dalam pengukuran adalah dasar yang penting dalam penelitian ilmiah untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan dapat diandalkan dan akurat.