4. Skala evaluasi
4.1 Bentuk soal
4.2 Kesalahan yang berkaitan dengan peringkat dan
bentuk soal
4.3 Meningkatkan akurasi peringkat
Target Bab ini
Mahasiswa harus bisa :
1. Membedakan tes objektif dan tes projektif, baik dari segi
filosofi maupun bentuk soalnya.
2. Tes Minat
n Mengukur pola hal yang disukai dan tidak disukai
individu
n Mengukur ciri-ciri/karakter kepribadian.
Format item tes objektif
1. Independent
n Menghasilkan pengukuran normatif yang menyatakan
karakteristik mutlak (misal extrovert) atau serangkaian
karakter (misal extrovert, leadership, kemandirian)
§ Contoh tes :
EPPS : melihat 2 kepribadian, peserta relatif atau
cenderung pada yang mana.
KOIS : 3 pernyataan
Q-Sort : mengurutkan setumpuk kartu
Bias Respon
Karena tes objektif menanyakan pertanyaan
secara langsung, peserta berpeluang untuk
mengalami bias atau distorsi dalam
memberikan respon mereka.
Jawaban direkayasa karena ingin menampilkan
diri sebaik mungkin.
Macam-macam bias respon :
1. Respon set : kecendrungan memilih satu
alternatif jawaban karena pengaruh norma atau
kondisi ideal.
2. Respon style : kecendrungan memilih jawaban
yang sama dari satu jawaban ke jawaban lain
karena tidak yakin.
2. Item tes projektif adalah stimuli yang bias atau tugas tak
terstruktur untuk dipahami peserta. Seperti menafsir
percik tinta atau gambar sesuatu.
Contoh :
Pembuatan skala tentang penggunaan hukuman mati.
Pernyataannya : ‘penjahat tidak boleh hidup’ dan ‘kau tidak boleh membunuh’
(Bibel)
Kemudian dibuat 11 kategori mulai dari yang paling disukai (poin 1) hingga yang
paling tidak disukai (poin 11). Berdasarkan pendapat ahli (Bibel) maka pernyataan
‘penjahat tidak boleh hidup’ akan berada di kategori dengan skor rendah karena
menyatakan hal yang cocok dengan penggunaan hukuman mati.
Skala evaluasi
Banyak hal membutuhkan evaluasi dari karakteristik individu,
perilaku, atau tampilan kerja ; murid mengevaluasi guru mereka;
psikolog mengevaluasi kliennya.
1. Halo effect
kecendrungan peneliti untuk membuat peringkat secara umum. Jika 2
individu dengan karakteristik berbeda menempati peringkat yang sama,
kemungkinan terjadi halo effect.
4. Severity error
terjadi jika peneliti menggunakan peringkat
bawah berulangkali untuk menghindari
peringkat atas.
Mereduksi error
Pembuat ranking mempunyai komitmen yang kuat
terhadap proses evaluasi.