Persoalan bela negara bukan karena adanya ancaman militer, tetapi masuk dalam dimensi
kehidupan masyarakat. Bela negara terkait banyak aspek seperti ancaman ekonomi, pangan,
narkotika, terorisme ilegal fishing, ilegal loging dan ancaman baru yang berkembang saat ini.
2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini
dan mengancam eksistensi NKRI ?
Ancaman yang mungkin terjadi saat ini adalah ancaman non militer salah satu bentuknya adalah
doktrin untuk menggantimidiologi Pancasila, sehingga ancaman non milkiter dampaknya lebih
besar. Selain itu ancaman dari individu manusia meliputi penggunaan narkotika.
3. Analisi Isu Kontemporer
Analisi Isu Kontemporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok persoalan
yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi
penyelesaiaannya harus sesuai dengtan masa sekarang yaitu masa modern.
a. 4 Level Lingkungan Strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan ASN PPPK dalam
melakukan pekerjaannya sesuai tugas bidang masing- masing. Yaitu Individu, Keluarga,
Masyarakat, dan Dunia
b. Isu Kritikal secara umum terbagi kedalam tiga kelompok
1. Isu saat ini merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dari sorotan
publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan.
2. Isu Berkembang merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar diruang
publik dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut.
3. Isu Potensial kelompok isu yang belum nampak diruang publik namundapat
terindikasi dari beberapa instrumen yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu itu
dimasa depan.
c. Kemampuan Menetapkan Isu
1. Environmental Scanning yaitu peduli terhadap masalah dalam organisasi dan
mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving iyalah mampu mengembangkan dan memilih alternatif dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing
3. Analysis iyalah mampu berfikir konseptual, mampu mengidentifikasi implikasi atau
dampak atau manfaat dari sebuah pilihan kebijakan atau program atau kegiatan atau tahapan
kegiatan.
d. Teknik Analis Isu Strategis
1. Teknik Tepisan Isu adalah mengunakan kriteria Urgensis Sriesnes and Groud
2. Teknik Analis Isu terdiri dari beberapa alat bantu seperti Mind Mapping, Fishbone
Diagram, Analisis SWOT.
4. Kesiap Siagaan Bela Negara
a. Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
b. Kemampuan Awal Bela Negara
c. Rencana Aksi Bela Negara
d. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara
1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara
indonesia. Dalam kedudukan yang demikian pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dan tata
hukum di indonesia.
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia
Kedudukan Undang-undang Dasar negara Republik Indonesia dalam sistem hukum nasional
adalah sebagai sumber hukum dasar nasional yang memiliki tempat tertinggi serta sebagai
sumber hukum bagi peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 ada 7 nilai kebangsaan yang terkandung
didalamnya yaitu, nilai relijius, nilai kemanusiaan, nilai produktivitas, nilai keseimbangan, nilai
demikrasi, nilai kesamaan drajat, dan nilai ketaatan hukum
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dari sudut hukm batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
5 norma dasar negara Pancasila serta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam
pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
administrasi negara Republik Indonesia
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia
Kedudukan ASN dalam NKRI adalah sebagai Aparatur Negara yang berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. ASN melaksanakan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah. Dalam menjalankan tugasnya ASN
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
A. Pengertian Pelayanan
Pelayanan Publik Adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik (UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik).
1. Unsur Penting Pelayanan Publik
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik.
b. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan.
c. Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan.
2. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
3. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan Murah
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
B. Membangun Budaya Pelayanan Prima
1. Konsep Budaya Pelayanan Budaya pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas
pemberian layanan kepada masyarakat :
a. Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim di dalam
internal organisasi.
b. Pemahaman tentang pelayanan prima.
c. Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi.
2. Budaya Birokrasi yang Melayani
a. Birokrasi harus memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis
boleh dan tidak boleh dilakukan.
b. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan.
c. Birokrasi harus memiliki code of conduct, bagaimana cara birokrasi bertingkah laku
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (warga negara).
d. Birokrasi harus memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat.
3. Enam Elemen untuk Menghasilkan Pelayanan Publik Berkualitas
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang
berkualitas;
b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat
c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan
publik;
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat;
e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,
fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
pelayanan publik.
4. Tingkatan Pelayanan Prima
a. Memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
b. Memenuhi harapan pengguna, dan
c. Melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang diharapkan.
5. Perilaku Pelayanan Prima
a. Menyapa dan memberi salam,
b. Ramah,
c. Cepat dan tepat waktu,
d. Mendengar dengan sabar danaktif,
e. Penampilan yang rapi,
f. Jangan lupa mengucapkan terima kasih,
g. Mengingat nama pelanggan,
h. Perlakukan pelanggan dengan baik, dan
i. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
6. Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima
a. Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan,
b. Membangun visi dan misi pelayanan,
c. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
d. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, dan
e. Memberikan apresiasi kepada pegawai.
C. ASN sebagai Pelayan Publik
1. Fundamen (Pemahaman Dasar) Pelayanan Publik
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi
warga negara (proteksi).
2. Tugas ASN
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Perilaku Pelaksana Pelayanan Publi
a. Adil dan tidak diskriminatif;
b. Cermat;
c. Santun dan ramah;
d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarutlarut;
e. Profesional;
f. 6) Tidak mempersulit;
g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
h. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;
i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan
kepentingan;
k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;
l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi
permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat;
m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;
n. Sesuai dengan kepantasan; dan
o. Tidak menyimpang dari prosedur.
D. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN
1. Kriteria Operasional Berorientasi Pelayanan
a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman perilaku
sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing- masing nilai.
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku (code
of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh
pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan.
2. Panduan Perilaku (Kode Etik) Nilai Berorientasi Pelayanan
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
MODUL 2. AKUNTABEL
MATERI POKOK 1.
POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI
A. Potret Layanan Publik di Indonesia. Biayanya yang mahal; Prosedurnya sulit dipenuhi dan
harus melalui tahapan yang berbelit-belit; Pemberi layanan tidak ramah; Diskriminatif; Tidak ada
kepastian kualitas dan waktu penyelesaian layanan; Tidak transparan; Tidak responsif terhadap
kebutuhan warga negara; dan Ditandai praktik KKN.
B. Tantangan Layanan Publik.
1. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik untuk Kepentingan umum; Kepastian hukum;
Kesamaan hak; Keseimbangan hak dan kewajiban; Keprofesionalan; Partisipatif; Persamaan
perlakuan/tidak diskriminatif; Keterbukaan; Akuntabilitas; Fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan; Ketepatan waktu; dan Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
b) Tantangan Layanan Publik yang Tidak Statis Tantangan yang dihadapi bukan hanya di
lingkungan ASN sebagai pemberi layanan, namun juga dari masyarakat penerima layanan.
Tantangan layanan publik itu tidak statis, godaan dan mental/pola pikir pihak-pihak yang dahulu
menikmati keuntungan dari lemahnya sektor pengawasan layanan selalu mencoba menarik
kembali ke arah berlawanan.
C. Keutamaan Mental Melayani Mental dan pola pikir melayani berada di domain pribadi,
namun jika mental dan pola pikir yang baik dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan
dampak sistemik. Oleh karenanya diperlukan komitmen dari seluruh ASN secara pribadi, dengan
menyadari bahwa semua gaji dan fasilitas yang Anda gunakan nanti berasal dari Pajak yang
dibayarkan Masyarakat negeri ini yang menuntut dilayani dengan layanan yang terbaik.
Soal Latihan
1. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata responsibilitas dan
akuntabilitas. Kedua kata tersebut mempunyai arti dan makna yang berbeda. Apa yang
membedakan antara responsibilitas dan akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan berikan
pendapat anda terkait konsep responsibiltas dan akuntabilitas tersebut?
2. Bacalah kembali pembuka Bab II yang dikutip dari Laporan Tahun 2020 Ombudsman Republik
Indonesia, menurut Anda, bagaimana kasus itu bila dilihat dari konteks Akuntabilitas?
3. Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat terhadap
kinerja pelayan publik. Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak
efisien ketika berhadapan dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal sejatinya
sebagai abdi negara, birokrasi publik harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,
Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas publik jika dikaitkan dengan fenomena
tersebut? Jelaskan.
MODUL 3. KOMPETEN
MATERI POKOK 1. TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
A. Dunia VUCA “Vuca World”, yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh
ketidakpastian (uncertainty). Demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling
mempengaruhi (complexity) serta ambiguitas (ambiguity). VUCA menuntut ecosystem
organisasi terintegrasi dengan berbasis pada kombinasi kemampuan teknikal dan generik.
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian
baru. Perlu pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional
dan aparatur.
B. Disrupsi Teknologi Kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran
perubahan teknologi itu sendiri. Keadaan ini mengindikasikan terdapat kecenderungn
rendahnya pula daya adaptasi organisasi terhadap dinamika kemajuan perubahan teknologi
tersebut. Perlunya penguatan kompetensi secara luas, yang memungkinkan setiap pegawai
dapat memutakhirkan kompetensi, baik secara individu maupun secara kolektif organisasi.
C. Kebijakan Pembangunan Nasional Dalam menentukan kebutuhan pengembangan
kompetensi dan karakter ASN penting diselaraskan sesuai visi, misi, dan misi, termasuk nilai-nilai
birokrasi pemerintah. Dalam RPJM Nasional, telah ditetapkan Visi Pembangunan Nasional untuk
tahun 2020-2024 : “Terwujudnya
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui 9 (sembilan) Misi Pembangunan yang
dikenal sebagai “Nawacita Kedua”. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, antara lain, perlu
didukung profesionalisme ASN, dengan tatanan nilai yang mendukungnya.
Evaluasi
Berikan tanda Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini, dengan
memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang benar:
1. Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru sesuai dengan tren
keahlian 2025 dari World Economic Forum (B – S).
2. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi
lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri (B – S).
3. Lingkarilah jawaban paling sesuai, Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai
berikut:
Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti. Akuntabel:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif. Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Harmonis:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien.
Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
b. Menjaga rahasia jabatan dan negara. Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif. Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
MATERIPOKOK 3. PENGEMBANGANKOMPETENSI
A. Konsepsi Kompetensi Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku
seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan
pegawai profesional dan kompetitif. Kompetensi ASN meliputi : a) Kompetensi Teknis adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; b) Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan c) Kompetensi Sosial Kultural adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi
dan Jabatan. Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut: a) Mandiri oleh
internal instansi pemerintah yang bersangkutan. b) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang
memiliki akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu. c) Bersama dengan
lembaga pengembangan kompetensi yang independen. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
11 Tahun 2017, ketentuan tentang pengembangan kompetensi teknis diatur pada pasal 214, dan
kompetensi jabatan fungsional Pasal 215. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun
2018, pengmbangan kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), diatur pad
pasal 39 dan 40.
B. Hak Pengembangan Kompetensi Hak pengembangan pegawai, sekurang- kurangnya 20 (dua
puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi PPPK.
Hak pengembangan tersebut meliputi pengembangan kompetensi teknis, kompetensi manajerial,
dan kompetensi sosial kultural. Untuk menentukan kebutuhan pelatihan ASN perlu dilakukan
pemetaan kebutuhannya. Akses pengembangan kompetensi secara luas dapat memanfaatkan
kemudahan teknologi,
C. Pendekatan Pengembangan Kompetensi Terdapat dua pendekatan pengembangan yang
dapat dimanfaatkan pegawai untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal
(e-learning, job enrichment dan job enlargement termasuk coaching dan mentoring). Ayub Khan,
2022 16 Sistem
Pengembangan ASN melalui Pengembangan Talenta. a) PeraturanpanRB Nomor 3 Tahun 2020
tentang Manajemen Talenta ASN. b) Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN
ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai,
sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.
Evaluasi
Berikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X)
untuk jawaban yang dianggap sesuai:
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan peranan jabatan (B – S).
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan
untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran,
fungsi dan Jabatan (B – S).
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan digital dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan social kultural
(B – S).
4. Salah satu kebijkan yang penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi PegKerja (PPPK ) (B –
S).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASNditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan pemetaanpegawai
dalam nine box tersebut (B – S).
3. Perilaku kompeten ASN dalam membantu orang lain belajar yang tepat di bawah ini dengan
memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering kali tidak menjadi
ajang transfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan santai kurang bermakna pengetahuan (B
- S).
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum terbuka
(Knowledge Fairs and Open Forums), dimana setiap ASN wajib melanjutkan kepada pendidikan
lebih tinggi (B - S).
c. Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo, laporan,
presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat
dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories) merupakan bagian perilaku
kompeten yang diperlukan (B - S).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge
Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber
dari refleksi pengalaman (lessons learned) adalah bagian ciri dari perilaku kompeten ASN (B - S).
4. Upaya melakukan kerja terbaik sebagai bagian perilaku kompeten ASN yang sesuai di bawah
ini dengan memberikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta,
bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan
melakukan karya terbaik bagi
pekerjaannya (B - S).
b. Berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi
terpenting dalam nilai hidup seseorang (B - S).
MODUL 4. HARMONIS
MATERI POKOK 1. KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
kaya raya dalam berbagai perspektif. Bhinneka Tunggal Ika bermakna keberagaman sosial-
budaya yang membentuk satu kesatuan atau negara. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya
membawa dampak terhadap kehidupan yang meliputi aspek aspek sebagai berikut: a) Kesenian b)
Religi c) Sistem Pengetahuan d) Organisasi social e) Sistem ekonomi f) Sistem teknologi g) Bahasa.
B. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan serta Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme
dan Persatuan Kebangsaan Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi
kesadaran nasional yang mengandung cita- cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk
merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme
Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa : a) Menempatkan
persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; b) Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; c) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; d) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; e) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
dan f) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
C. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN Kebhinekaan dan keberagaman
suku bangsa dan budaya memberikan tantangan yang besar bagi negara Indonesia. Wujud
tantangan yang berupa keuntungan dan manfaat, diantaranya : a) Dapat mempererat tali
persaudaraan; b) Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara; c)
Memperkaya kebudayaan nasional; d) Sebagai identitas negara Indonesia di mata seluruh negara
di dunia; e) Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat tertarik dan
berkunjung ke Indonesia; f) Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan
pekerjaan; g) Sebagai pengetahuan bagi seluruh warga di dunia; h) Sebagai media hiburan yang
mendidik; i) Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia; dan j)
Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaman budaya yang kita miliki. Wujud
tantangan yang berupa ancaman, diantaranya : a) Tidak adanya persamaan pandangan antar
kelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya; b) Norma- norma
sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan; c) Pemberlakuan sanksi terhadap
pelanggar atas norma yang tidak tegas atau lemah; Ayub Khan, 2022 20 d) Adanya pertentangan
norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat; e)
Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku; f) Terjadi
proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan
kontroversial, dan pertentangan (disharmonis); g) Menguatnya etnosentrisme dalam
masyarakatyaitu berupa perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling
benar, dan paling hebat sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri.
Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti
kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya. h) Stereotip terhadap
suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik.
Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan
sebagainya. Tantangan disharmonis dalam masyarakat : a) Disharmonis antar suku yaitu
pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain; b) Disharmonis antar agama yaitu
pertentangan antar kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda; c) Disharmonis antar
ras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain; dan d) Disharmonis antar
golongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongan dalam
masyarakat.
D. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa ASN harus memiliki sikap dalam
menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat, sebagai berikut : a) Memiliki semangat
gotong royong yang terus diperkuat; b) Menanamkan nilai-nilai kebersamaan, saling
menghormati, toleransi, dan solidaritas sosial sehingga mampu menghargai perbedaan secara
tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa saling curiga; c) Senantiasa bersikap adil dan
tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; d) Bersikap profesional dan
berintegritas dalam memberikan pelayanan; e) Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau
instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud
memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. f)
Senantiasa menjunjungtinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel,
dan memuaskan publik. g) Menjadi unsur perekat dan pemersatu bangsa dalam menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MATERI POKOK 2.
MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN
LAYANAN KEPADA MASYARAKAT
A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN Harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi
karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan
kinerja secara keseluruhan. Budaya tempat kerja nyaman dan harmonis akan : a) Membuat
tempat kerja yang berenergi; b) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan c)
Kontribusi; d) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi Ayub Khan, 2022 21
B. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis Etika merupakan refleksi atas
baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis. Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Fokus utama dalam pelayanan publik, yakni: a) Pelayanan publik yang berkualitas dan
relevan. b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan
sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral
dan tindakan faktual. Sumber Kode Etik ASN antara lain meliputi: a) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN); b) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959
tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang; c) Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil; d) Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; e) Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri
Sipil; f) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS (sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021); dan g) Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS. Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN tertuang dalam UU ASN Pasal 5. Perilaku
ASN yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis : a) Toleransi b) Empati c) Keterbukaan terhadap
perbedaan Etika ASN sebagai pelayan publik : a) Sebagai aparat pemerintah, para pejabat publik
wajib menaati prosedur, tata-kerja, dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
organisasi pemerintah; b) Pejabat Publik wajib mengutamakan aspirasi masyarakat dan peka
terhadap kebutuhankebutuhan masyarakat; c) Memperhatikan nilainilai etis di dalam bertindak
dan berperilaku. d) Memiliki kewaspadaan profesional dankewaspadaan spiritual. Dengan
menegakkan nilai etika maka suasana harmonis dapat terwujud dilinkungan ditempat bekerja dan
lingkungan masyarakat dimanapun ASN berada. C. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan
Budaya Harmonis Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan
tentang historisitas ke- Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri. Beberapa peran ASN dalam
kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya adalah sebagai berikut: a) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap
netral dan adil; b) PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas;
Ayub Khan, 2022 22 c) PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang
sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan; d) Dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki sifat suka menolong; dan e) PNS menjadi figur dan
teladan di lingkungan masyarakatnya. Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis
bukan usaha yang bisa dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya, melainkan harus dilakukan
secara terus menerus oleh seluruh elemen dalam sebuah organisasi.
Ayub Khan, 2022 23
MODUL 5. LOYAL
MATERI POKOK 1. KONSEP LOYAL
A. Urgensi Loyalitas ASN Faktor Internal : Transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan
berkelas dunia dilakukan dalam rangka mencapai tujuan nasional, Cita-cita mulia tersebut
tentunya akan dapat dengan mudah terwujud jika instansi- instansi pemerintah diisi oleh ASN-
ASN yang profesional (ideal) yang mampu menjalankan tugas, fungsi dan perannya dengan baik.
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di atas adalah
sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Faktor Internal : Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN
untuk memenangi persaingan global. Tantangan yang harus dihadapi ASN dengan sifat Loyal :
pemanfaatan dan pendistribusian data dan informasi serta peluang masuknya budaya dan
ideologi alternatif.
B. Makna Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Loyal merupakan tindakan memberi atau
menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata
loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ciri/karakteristik mengukur loyalitas
pegawai ; a) Taat pada Peraturan. b) Bekerja dengan Integritas c) Tanggung Jawab pada Organisasi
d) Kemauan untuk Bekerja Sama. e) Rasa Memiliki yang Tinggi f) Hubungan Antar Pribadi g)
Kesukaan Terhadap Pekerjaan h) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan i) Menjadi teladan
bagi Pegawai lain
C. Loyal dalam Core Values ASN Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku: a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta c) Menjaga rahasia
jabatan dan negara Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
D. Membangun Perilaku Loya Dalam Konteks Umum Secara umum, untuk menciptakan dan
membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut
dilakukan: a) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki b) Meningkatkan Kesejahteraan c)
Memenuhi Kebutuhan Rohani d) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir e) Melakukan
Evaluasi secara Berkala Ayub Khan, 2022 25 Memantapkan Wawasan Kebangsaan dan
Meningkatkan Nasionalisme Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud
loyalitasnya terhadap bangsa dan negara Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan
bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya
melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap
loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada
bangsa dan negara.
MATERI POKOK 2.
A. Panduan Perilaku Loyal Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah dalam Nilai-Nilai
Dasar ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN. Menjaga Nama Baik Sesama
ASN, Pimpinan Instansi dan Negara dalam dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara dalam Nilai-Nilai Dasar
ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN. B. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi
Kesadaran Bela Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam
kehidupan sehari-harinya, yaitu: a) Cinta Tanah Air b) Sadar Berbangsa dan Bernegara c) Setia
pada Pancasila sebagai Ideologi Negara d) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara e)
Kemampuan Awal Bela Negara. Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku serta
tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
MATERIPOKOK 3.
LOYAL DALAM KONTEKSORGANISASI PEMERINTAH
A. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS Dalam pasal 66 UU ASN
disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan
sumpah/janji. Dimana dalam bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value
Loyal semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian atau
komponen sebuah organisasi pemerintah.
B. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilainilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin PNS adalah
kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang- undangan. Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS tidak
disiplin adalah turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau mengganggu
kelancaran pelaksanaan tugas unit kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara. Ayub Khan, 2022
26 Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan
kedisiplinan ini dengan baik.
C. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) Fungsi,
Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari
implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi
Pemerintah a) ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik Kebijakan publik merupakan apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. ASN sebagai bagian dari
pemerintah memiliki kewajiban melaksanakan kebijakan publik. ASN harus memiliki nilai-nilai
kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan
publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya. Prinsip-prinsip penting dalam
pelaksanaan kebijakan publik : 1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam mengimplementasikan kebijakan publik; 2) ASN harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik; dan 3) ASN harus berintegritas tinggi dalam
menjalankan tugasnya. b) ASN sebagai Pelayan Publik Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik. ASN
sebagai bagian dari penyelenggara pelayanan publik harus senantiasa berorientasi kepada
kepentingan publik dan memiliki kapasitas untuk pemberikan pelayanan kepada publik. ASN
harus profesional, kompeten, berorientasi pelayanan publik dan berintegritas sebagai
perwujudan loyalitasnya kepada bangsa dan negara. c) ASN sebagai Perekat dan Pemersatu
Bangsa ASN harus mampu bersikap netral dan adil, sehingga dapat menciptakan menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakatnya sehingga dapat
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. ASN harus mengayomi kepentingan
kelompok- kelompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang
mendiskriminasikan keberadaan kelompok tersebut. ASN mampu menjadi figur dan teladan di
lingkungan masyarakatnya. ASN harus senantiasa menjadi bagian dari problem solver (pemberi
solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble maker). ASN tidak boleh melakukan
tindakan, ucapan dan perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial dan susila,
bertentangan dengan agama dan nilai lokal yang berkembang di masyarakat yang dapat memicu
perpecahan di tengah-tengah masyarakat
D. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS Kemampuan ASN dalam
memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam
wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari
organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. 1) Sila Ke-1 (Nilai-Nilai
Ketuhanan) Pancasila mendorong nilai-nilai Ketuhanan mendasari kehidupan bermasyarakat
dan berpolitik.
Implementasi nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan berdemokrasi menempatkan kekuasaan
berada di bawah Tuhan dan rakyat sekaligus. Ayub Khan, 2022 27 Kekuasaan (jabatan) itu tidak
hanya amanat manusia tapi juga amanat Tuhan yang harus diemban dengan penuh tanggung
jawab, sungguh-sungguh, transparan dan akuntabel. Nilai-nilai Ketuhanan juga dapat
diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika sosial di masyarakat Dengan berpegang
teguh pada nilai- nilai Ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan
kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri sebagai ASN yang loyal kepada bangsa dan negaraHanya PNS. 2) Sila
Ke-2 (Nilai-Nilai Kemanusiaan) Pemerintah harus memperhatikan prinsip kemanusiaan dan
keadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global atau
dunia. Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut pemerintah dan
peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
cita- cita moral rakyat yang mulia. Dengan berlandaskan pada prinsip kemanusiaan ini,
berbagai tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak
sepatutnya mewarnai kebijakan dan perilaku ASN sebagai perwujudan dari loyalitasnya pada
bangsa dan negara. 3) Sila Ke-3 (Nilai-Nilai Persatuan) Negara diharapkan mampu memberikan
kebaikan bersama bagi warganya tanpa memandang siapa dan dari etnis mana, apa agamanya,
dengan terus memperkuat semangat gotong royong dalam kehidupan masyarakat sipil dan
politik. Membangun rasa keadilan dan kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan
publik yang lebih partisipatif dan non diskriminatif. Disinilah seorang ASN yang loyal dapat
mengambil peran dan memainkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa. 4) Sila Ke-4
(Nilai-Nilai Permusyawaratan) Demokrasi permusyawaratan bercirikan : a) Kerakyatan
(kedaulatan rakyat) : adanya penghormatan terhadap suara rakyat, dimana rakyat berperan dan
berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah. b)
Permusyawaratan (kekeluargaan), : negara menghendaki persatuan di atas kepentingan
perseorangan dan golongan. Penyelenggaraan pemerintahan harus didasarkan atas semangat
kekeluargaan di antara keragaman bangsa Indonesia dengan mengakui adanya kesamaan derajat.
c) Hikmat-kebijaksanaan : menghendaki adanya landasan etis dalam berdemokrasi. Pemerintah
dan wakil rakyat diharapkan bisa mengetahui, memahami, dan merasakan, apa yang diinginkan
rakyat dan idealitas apa yang seharusnya ada pada rakyat, sehingga keputusan yang diambil
adalah keputusan yang bijaksana. Pelayanan publik hendaknya memahami kebutuhan rakyat
sebagai pemegang saham utama pemerintahan. 5) Sila Ke-5 (Nilai-Nilai Keadilan Sosial) Peran
negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada dalam empat kerangka; (i)
Perwujudan relasi yang adil disemua tingkat sistem kemasyarakatan, (ii) Pengembangan struktur
yang menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan
sumber daya yang diperlukan, (iv) Dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang. Perwujudan negara kesejahteraan sangat ditentukan oleh
integritas dan mutu penyelenggara negara, disertai dukungan rasa tanggung jawab dan rasa
kemanusiaan yang terpancar dari setiap ASN yang memiliki loyalitas tinggi. Ayub Khan, 2022 28
MODUL 6. ADAPTIF
MATERI POKOK 1. MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena :
A. Perubahan Lingkungan Strategis Perubahan lingkungan strategis ini menjadi sesuatu yang
tidak terhindarkan, baik pada lingkup global, regional maupun nasional. Isu pembangunan
ekonomi dan indutri yang mendorong kompetisi antar negara, kerusakan lingkungan, serta
permasalahan keamanan dan perdamaian dunia merupakan variabel penting dalam memahami
perubahan lingkungan
strategis. Dengan demikian cara sektor publik dalam menyelenggarakan fungsinya juga
memerlukan kemampuan adaptasi yang memadai.
B. Kompetisi di Sektor Publik Daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah negara dalam
kompetisi global. Sehingga kompetisi menjadi salah satu karakteristik penting dalam konteks
perubahan lingkungan strategis, yang mendorong dan memaksa negara untuk berperilaku seperti
dunia usaha, bersaing untuk menghasilkan kinerja terbaik. Kompetisi untuk menjadi yang
terbaik juga terjadi di lingkup nasional, di mana pemerintah daerah seolah-olah berkompetisi
dengan daerah lainnya untuk mencapai atau menjadi yang terbaik. Seluruh bentuk kompetisi di
atas akan memaksa dan mendorong pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah dengan
motor birokrasinya untuk terus bersaing dan beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan
lingkungan yang terjadi.
C. Perkembangan Teknologi Teknologi menjadi salah satu pendorong perubahan terpenting,
yang mengubah cara kerja birokrasi. Kondisi ini akan memaksa kita untuk beradaptasi dengan
segala bentuk pengambilalihan mekanisme kerja oleh mesin. Adaptasi tidak berhenti di
kemampuan menggunakan, tetapi juga antisipasi dari konsekuensi yang mungkin timbul dari
pelaksanaan cara-cara baru dalam bekerja dengan teknologi. Pemerintah seyogyanya
mengadaptasi perubahan ini dengan memastikan kompatibilitas metode komunikasi publik
dengan perilaku komunikasi dan sehingga dapat mendorong percepatan pelayanan publik
berbasis digital.
D. Tantangan Praktek Administrasi Publik Birokrasi pun dipaksa untuk turut mengubah cara
kerjanya untuk mengimbangi yang menjadi tuntutan perubahan, salah satunya dengan
mendistribusikan sebbagian peran negara kepada masyarakat. Literatur terkait New Public
Management dan New Public Service menjadi rujukan penting bagaimana perubahan praktek
administrasi publik yang lebih memperhatikan peran dan kebutuhan masyarakat sebagai upaya
sebuah pemerintaanh untuk melakukan adaptasi dalam menjalankan fungsinya. Rumusan
tantangan perubahan lingkungan juga diperkenalkan dengan rumusan karakteristik VUCA, yaitu
Volatility, Uncertaninty, Complexity dan Ambiguity, yang tentunya harus dihadapi dengan
kemampuan adaptasi yang handal.
MATERIPOKOK 4.
ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH
A. Pemerintahan Yang Adaptif Pemerintahan adaptif bergantung pada jaringan yang
menghubungkan individu, organisasi, dan lembaga di berbagai tingkat organisasi. Pemerintahan
adaptif juga menyediakan pendekatan kolaboratif fleksibel berbasis pembelajaran untuk
mengelola ekosistem yang disebut sebagai "pengelolaan bersama adaptif". Sistem
pemerintahan adaptif sering mengatur diri sendiri sebagai jejaring sosial dengan tim dan
kelompok aktor yang memanfaatkan berbagai sistem pengetahuan dan pengalaman untuk
pengembangan pemahaman kebijakan bersama. Indikator-indikator pemerintah adaptif : a)
Pengembangan sumber daya manusia adaptif; b) Penguatan organisasi adaptif; dan c)
Pembaharuan institusional adaptif. Tata kelola adaptif : mengacu pada evolusi aturan dan
norma yang mempromosikan kepuasan kebutuhan dan preferensi manusia yang mendasari
perubahan yang diberikan dalam pemahaman, tujuan, dan konteks sosial, ekonomi dan
lingkungan.
B. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang Dinamis (Dynamic Governance) Pencapaian
atau kinerja organisasi saat ini bukanlah jaminan untuk kelangsungan hidup di masa depan,
lingkungan yang terus berubah dan penuh ketidakpastian. Organisasi pemerintah tidak dijamin
mampu menghadapi seluruh perubahan yang terjadi sangat cepat dan dinamis di sekitarnya,
kecuali dirinya pun harus ikut serta bergerak dinamis. Kata kunci yang digunakan adalah
organisasi pemerintah adalah organisasi pemerintah yang selalu belajar (learning organization),
inovasi, dan perubahan itu sendiri. Ayub Khan, 2022 34 Dua modal utama untuk
mengembangkan kemampuan tata kelola yang dinamis, yaitu orangorang yang
memiliki kemampuan, dan proses yang lincah. Tata kelola yang dinamis akan mencapai relevansi
saat ini dan masa depan dan efektivitas melalui kebijakan yang terus beradaptasi dengan
perubahan di lingkungan. Terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental
untuk pemerintahan dinamis yaitu : a) Berpikir ke depan (think ahead) : untuk memahami
bagaimana masa depan akan mempengaruhi negara dan menerapkan kebijakan untuk
memungkinkan orang- orang mereka mengatasi potensi ancaman dan mengambil memanfaatkan
peluang baru yang tersedia. b) Berpikir lagi (think again) : untuk memikirkan kembali kebijakan
dan program yang ada untuk menilai apakah masih relevan dengan agenda nasional dan
kebutuhan jangka panjang masyarakat c) Berpikir lintas (think across) : pemerintah perlu berpikir
lintas mengenai batas-batas negara dan domain tradisional dalam pencarian ide-ide dan
praktikyang menarik menarik yang dapat disesuaikan dan dikontekstualkan dengan lingkungan
domestik mereka.
C. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh Ketahanan (ketanggunghan)
berarti kapasitas untuk bertahan dalam jangka panjang kinerja yang biasa-biasa saja dan buruk
juga memiliki bahaya yang sama bagi ketahanan organisasi. Dimensi pembangunan organisasi
yang tangguh : a) Kecerdasan organisasi : organisasi menjadi cerdas ketika mereka berhasil
mengakomodasi banyak suara dan pemikiran yang beragam. b) Sumber Daya : organisasi memiliki
banyak akal ketika mereka berhasil mengurangi perubahan atau bahkan lebih baik, menggunakan
kelangkaan sumber daya untuk terobosan inovatif. c) Desain : organisasi dirancang dengan kokoh
ketika karakteristik strukturalnya mendukung ketahanan dan menghindari jebakan sistemik. d)
Adaptasi : organisasi adaptif dan fit ketika mereka melatih perubahan. e) Budaya : organisasi
mengekspresikan ketahanan dalam budaya ketika mereka memiliki sisi nilai-nilai yang tidak
memungkinkan organisasi untuk menyerah atau menyerah tetapi malah mengundang anggotanya
untuk bangkit menghadapi tantangan. Ayub Khan, 2022 35
MATERI POKOK 2.
PRAKTIK DAN ASPEK NORMATIF KOLABORASI PEMERINTAH
A. Panduan Perilaku Kolaboratif Indikator organisasi yang memiliki collaborative culture : a)
Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi; b) Organisasi
menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan
untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
c) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko
yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan); d) Pendapat
yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi. Setiap kontribusi dan pendapat sangat
dihargai; e) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik; f) Kolaborasi
dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan g) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki
kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan. Aktivitas kolaborasi antar organisasi yaitu:
a) Kerjasama Informal; b) Perjanjian Bantuan Bersama; c) Memberikan Pelatihan; d) Menerima
Pelatihan; e) Perencanaan Bersama; f) Menyediakan Peralatan; g) Menerima Peralatan; h)
Memberikan Bantuan Teknis; i) Menerima Bantuan Teknis; j) Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
k) Menerima Pengelolaan Hibah Proses dalam menjalin kolaborasi yaitu: a) Trust building :
membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi; b) Face tof face Dialogue:
melakukan negosiasi yang baik dan bersungguh-sungguh; c) Komitmen terhadap proses :
pengakuan saling ketergantungan, sharing ownership dalam proses serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama; d) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan e) Menetapkan outcome antara.
Ayub Khan, 2022 38
B. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian
kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi
yang efisien dan efektif antara entitas publik. Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar
organisasi pemerintah :ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
C. Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan : a) Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan
lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan” b) Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan guna
kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang
membutuhkan. c) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan
kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat : 1) Keputusan
dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang meminta bantuan; 2) Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan; 3) Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk melaksanakannya sendiri; 4) Apabila untuk menetapkan Keputusan dan
melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan
surat keterangan dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan lainnya; dan/atau 5) Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan
dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut. d) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat
menolak memberikan Bantuan Kedinasan apabila: 1) mempengaruhi kinerja Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan pemberi bantuan; 2) surat keterangan dan dokumen yang diperlukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan bersifat rahasia; atau ketentuan
peraturan perundang- undangan tidak memperbolehkan pemberian bantuan. Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara : a) Hubungan fungsional antara Kementerian
dan lembaga pemerintah nonkementerian dilaksanakan secara sinergis sebagai satu sistem
pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan” b) Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan dalam
rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah, menyelenggarakan fungsi:
1) perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya; 2) koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidangnya; 3) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya; dan 4) pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya Peraturan Presiden Nomor
68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara
: diatur bahwa Menteri dan Menteri Koordinator dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya harus bekerja sama dan menerapkan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Ayub Khan, 2022 39 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah : a)
Agar tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian berkewajiban membuat norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk
dijadikan pedoman bagi Daerah dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang diserahkan
ke Daerah dan menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan. b) Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,
Daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Kerja sama dimaksud dapat dilakukan
oleh Daerah dengan: 1) Daerah lain : Kerja
sama dengan Daerah lain ini dikategorikan menjadi kerja sama wajib dan kerja sama sukarela; 2)
pihak ketiga; dan/atau lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja :
Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren berwenang untuk: a)
menetapkan Norma Standar Prosedur Keputusan dalam rangka penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan.
Penetapan NSPK ini mengacu atau mengadopsi praktik yang baik (good practices); dan b)
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
Soal Latihan
1) Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang ada di Indonesia
Jawab: Literasi digital yang ada di Indonesia sudah mulai banyak diterapkan disegala bidang, salah
satunya karena saya seorang Guru PPPK saya menyoroti digitalisasi didunia pendidikan seperti
guru dan murid belajar dalam aplikasi clasroom atau membuat grup orang tua di aplikasi
whatsapp.
2) Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital culture,
dan digital safety
Jawab: Digital skill adalah kemampuan dalam memahami, menggunakan, dan memanfaatkan
tekhnologi perangkat digital dalam mengakses dan mengelola informasi.
Digital ethics adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etik digital dalam
kehidupan sehari-hari.
Digital culture adalah aktivitas masyarakat dalam ruang digital dengan tetap memiliki wawasan
kebangsaan,nilai-nilai pancasila, dan kebhinekaan. Jangan
sampai menganggap bahwa ruang digital tidak memiliki batasannya. Digital safety adalah
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisa dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
3) Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan
bermedia digital
Jawab: Contoh implementasi literasi digital dalam pendidikan adalah hadirnya E-learning untuk
pembelajaran dengan komputer dan jaringan internet.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapa menggunakan internet dan media digital.
Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang
bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi
digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti,
2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya
mampu mengoperasikan alat,
melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang
menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital.
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Soal Latihan
1) Peserta diminta mengaitkan fenomena-fenomena di media sosial sesuai
dengan 4 pilar literasi digital
Jawab: mengontrol prilaku masyarakat dalam dunia digital sesuai dengan fungsi dan manfaatnya
tekhologi digital.
2) Peserta diminta menganalisis perilaku masyarakat Indonesia di dunia digital Jawab:
masih banyak masyarakat pengguna digital beranggapan bahwa dunia digital itu tanpa ada
batasan sehingga banyak pelanggaran terjadi dalam dunia digital terutama dimedia sosial.
3) Peserta diminta mengelaborasi cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam
kehidupan bermedia digital
Jawab: dengan melakukan sosialisasi 4 pilar literasi digital baik dilingkungan sekolah maupun
dimasyarakat diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan dunia digital.
Soal Latihan
1) Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks Jawab: Cara
memuts rantai penyebaran Hoaks adalah dengan menghentikan berita tersebut cukup sampai
pada diri kita dan tidak menyebarkanya kepada orang lain karena berita itu hoaks.
2) Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat,
bukan hanya kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi
fenomena tersebut
Jawab: fenomena pinjaman online atau dikenal dengan pinjol memang sudah memakan banyak
korban, itu dikarenakan kebutuhan dan gaya hidup yang berlebihan sementara penghasilan hanya
sebatas cukup. Diharapkan masyarakat sebelum melakukan pinjam online harus mempelajari dan
mencari informasi tentang kelegalan perusahaan tersebut.
3) Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital
Jawab: Bijak dalam bermedia digital adalah dengan memanfaatkan tekhnologio digital untuk
meningkatkan kemampuan manusia dalam
pekerjaannya, seperti Guru bisa menggunakan pembelajaran dengan digital dikelas.
Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik
ASN
A. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN ebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman.
B. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan
yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah
sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU
ASN sebagai berikut PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika
pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukaninformasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.
Latihan/Tugas
Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari modul ini, latihan
berikut bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN.
Anda dapat mengerjakan latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.
a. Coba jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan UU
ASN dan apa impilkasi esensi tersebut terhadap Anda sebagai pegawai ASN
Jawab: ASN mampu memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN, konsep
sistem merit dalam pengelolaan ASN.
b. Coba jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan apa yang perlu
dilakukan oleh Anda sebagai pegawai ASN.
Jawab. Kedudukan dan peran ASN adalah Pegawai yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
c. Coba jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban ASN dan bagaimana Anda harus
bersikap agar hak dan kewajiban tersebut seimbang
Jawab:
d. Coba jelaskan kode etik dan kode perilaku ASN dan bagaimana Anda dapat melaksanakan
kode etik dan kode perilaku tersebut.
Jawab: adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan
yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah
sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel.
Mengetahui Dan Memahami Management Asn Memahami Sistem Merit Mengetahui Lingkup
Manajemen ASN Memahami Pengembangan Karir ASN Dasar Hukum: UU No. 5 tahun 2014
tentang ASN Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2017 ttg manajemen PNS Manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit yang meliputi manajemen PNS dan manajemen
PPPK( Pasal 51 dan 52 UU ASN) Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, dan
bersih dari bersih dari praktik KKN (Pasal 1 huruf 5 UU ASN) Fungsi ASN: 1. Pelaksana kebijakan
publik: pelaksana kebijakan publik(berupa produk) 2. Pelayan publik 3. Perekat dan pemersatu
bangsa Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi
pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan penetapan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya serta pejabat fungsional
keahlian utama kepada: a. Menteri di Kementrian b. Pimpinan Lembaga di Lembaga Non
Kementrian c. Sekjen di sekretariat lembaga negara dan lembaga non struktural d.
Gubernur e. Bupati/Walikota
1. Penerapan manajemen talenta nasional 2. Pengawasan dan evaluasi 3.
Penguatan kebijakan kesejahteraan ASN Pentingnya peran ASN: ASN sangat berperan dalam
meningkatkan GEI/IEP (Government Effectiveness Index)
Soal Latihan
a. Jelaskan makna dan keuntungan penerapan sistem merit?
Jawab: adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, dan bersih dari bersih dari praktik KKN
b. Berikan contoh penerapan sistem merit dalam penilaian kinerja pegawai? Jawab: konsep
pengembangan PNS yang berintegritas, berkolaborasi, berkeputusan tegas, berinovasi dan
bekerja secara tuntas dan maksimal.
Manajemen PNS meliputi (Pasal 55 UU ASN) Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pengadaan
Pangkat Dan Jabatan Pengembangan Karier Pola Karier Promosi Mutasi Penilaian Kinerja (PP 30
tahun 2019) Penggajian Dan Tunjangan Penghargaan Disiplin Pemberhentian Jaminan Pensiun
Dan Hari Tua Perlindungan Apa yang sedang kita hadapi? More competitor than ever Fiercely
competitive strategies Fluid and unpredictable situation Customers expectations increasing
Employees expectations increasing Investor expectations increasing Rapid
chaanges in everything by technology
Arahan kepala negara/pemerintahan
1. Pembangunan SDM Pekerja Keras, Dinamis, Terampil, Dan Menguasai Iptek. Talenta
Global, Kerja Sama Dengan Industri, Penerapan Teknologi
2. Penyederanaan Birokrasi Pangkas Eseloneering, Peralihan Jabatan Struktural Ke Fungsional,
Fokus Pada Tujuan Pembangunan Dan Investasi Lapangan Kerja SISTEM MERIT DALAM RENCANA
PEMBANGUNAN NASIONAL (RPJMN 20-24)
Sasaran: terwujudnya tata pmerintah yang baik, bersih, dan berwibawa berdasarkan hukum serta
birokrasi yang profesional dan netral Kebijakan: memperkuat implementasi manajemen ASN
berbasis merit Strategi:
Latihan/Tugas
Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari modul ini, latihan
berikut bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Mekanisme Pengelolaan ASN. Anda dapat
mengerjakan latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.
a. Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS dan Manajemen PPPK Jawab:
Manajemen PNS meliputi (Pasal 55 UU ASN) Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan
Pengadaan Pangkat Dan Jabatan Pengembangan Karier Pola Karier Promosi Mutasi Penilaian
Kinerja (PP 30 tahun 2019) Penggajian Dan Tunjangan Penghargaan Disiplin Pemberhentian
Jaminan Pensiun Dan Hari Tua
b. Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan
penggantian jabatan pimpinan tinggi ASN
Jawab: mekanisme pengisian jabatan tinggi ASN diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2017 tentang manajemen PNS.
c. Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN Jawab: dalam
Undang-undang ASN dijelaskan bahwa sistem informasi ASN merupakan rangkaian informasi
dan data mengenai pegawai PNS yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan
terintegritas dengan berbasis tekhnologi.