Anda di halaman 1dari 26

PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

PROTOCOL
for
Drillcore Logging, Sampling
& QAQC

PROYEK PEMBORAN TAHUN 2017‐2018

Exploration Team
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Penjelasan
Protokol ini menjelaskan rincian prosedur pekerjaan lapangan yang berkaitan dengan
kegiatan pemboran di lapangan tahun 2017-2018. Prosedur meliputi Drillcore Logging,
Sampling, sample dispatching, QAQC sample handling sampai data management.

Drillcore Logging / diskripsi dilakukan di lokasi drill site dimana geologist harus ada di
drill site dan aktif memantau mengikuti kemajuan drilling dan mengetahui kondisi
pemboran yang dihadapi driller (seperti perubahan kondisi bawah permukaan, muka air
tanah, dan perubahan karakter profil laterit). Wewenang penanganan inti bor setelah
driller meletakkan drill core di core box dibatasi hanya untuk geologist dan Logging /
diskripsi harus dilakukan dengan hati-hati oleh geologist sendiri dan untuk kegiatan
Sample dan fotografi drill core dapat dibantu oleh orang yang ditunjuk dan diberi
wewenang oleh geologist.

Prosedur pekerjaan yang dilakukan di lapangan meliputi :

1. Detail drill hole data.


Gunakan informasi pada form pencatatan data drilling (form Core Recovery and
RQD, form Lithology Description, form Sample Interval and Sample Log) pada
bagian header form tersebut digunakan untuk mencatat data detail drill hole yang di-
Logging seperti nomor drill hole (hole id), collar (easting, northing, elevation; data ini
dapat diminta ke surveyor), start-end tanggal drilling, hole depth (end of hole), status
drill hole (completed, redrill, failed / abandoned).

2. Pengukuran Core Recovery dan RQD.

Pengukuran Core Recovery dilakukan setiap sample drill core diangkat dari drill
hole, drill core diukur saat masih dalam inner split tube sebelum diletakan di core
box, gunakan form pencatatan data Core Recovery dan RQD yang disediakan,
sedangkan pengukuran RQD dapat dilakukan setelah drill core disimpan di core
box, RQD diukur/dihitung total jumlah corestone keras dengan panjang >10cm
dalam 1 drill run. Catatan / data tambahan kondisi selama drilling (seperti ground

Halaman 1 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

condition misal ground material loose, material sangat keras, informasi kedalaman
muka air tanah) dapat dicatat pada kolom Note di lembar form ini.

Hal penting yang perlu disampaikan ke driller adalah :


- Upayakan satu drill run maksimum 1 meter, jika kondisi ground tidak
memungkinkan lakukan satu drill run usahakan dapat 0.5 m.
- memastikan driller / assistant driller meletakan drill core dalam core box dengan
sebelah kiri core box adalah meter start / from dan ke kanan meter end / to
(sehingga hasil foto core terlihat depth dangkal sebelah kiri dan depth dalam ke
kanan “seperti membaca buku kiri ke kanan”, lihat sample foto core).
- membuat / memasang core block per drill run dengan tulisan depth meter yang
jelas dan benar, beri keterangan menggunakan core block tambahan jika ada
core loss atau cavity serta pada akhir pemboran pada depth meter terakhir diberi
core block tambahan dengan tulisan EOH (end of hole).

3. Logging / Diskripsi zona material / type lithology.

Secara umum drill core dalam satu hole lengkap dikelompokan zona material / type
lithology-nya berdasar urutan profil laterit yang ada pada umumnya. Zona lithology
deposit nikel laterit SCM secara umum profil normal laterit dari atas ke bawah terdiri
atas :

 SOIL (SO), material lunak di permukaan dengan ketebalan beberapa puluh


centimeter hingga sekitar 1.5m, pada umumnya berwarna coklat ke coklat
kemerahan dan biasanya masih terdapat akar-akar tanaman.

 FERRICRETE (FE), terbentuk di permukaan atau dekat ke permukaan, material


ini terbentuk karena naik turunnya air di permukaan saat musim hujan dan
kering/kemarau. Semua jenis unsur metal hilang kecuali unsur besi dan
manganese yang membentuk vuggy brown crust yang keras dari sementasi
pisolitik iron stone. Lapisan Ferricrete ketebalannya dapat mencapai 1.5m (yang
selama ini diamati dalam drill hole).

 FERROUGINOUS ZONE (FZ), masih merupakan zona pengayaan iron yang


berada di bawah Ferricrete, dimana secara fisik didominasi material plastis clay
Halaman 2 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

limonite (coklat kekuningan) sebagai semacam matrix yang di dalamnya masih


mudah ditemukan butiran/material ferricrete/pisolitic ironstone, sehingga
Ferrouginous Zone adalah semacam zona transisi dari Ferricrete ke Limonite.

 LIMONITE (LM), berupa masif plastis clay yang umumnya berwarna oranye
kemerahan kecoklatan yang berada di bawah Ferrouginous Zone dimana dalam
Limonite masih dapat ditemukan (jarang/minor) nodul pisolitic iron, zona Limonite
pada umumnya terbentuk dengan baik dalam deposit sehingga lebih (paling) tebal
dibanding zona lithology lainnya.

 FERROUGINOUS SAPROLITE (FS), merupakan zona transisi di atas saprolite


umumnya dengan kenampakan warna hijau terang kemerahan (dari sisa
oksidasi/limonitic) dan mulai dijumpai setempat-tempat sisa/relict texture batuan
asal/bedrock dalam bentuk material clay bukan sebagai chip/serpihan corestone
(yang lebih cenderung disebut sebagai rocky saprolite).

 SAPROLITE (SP), merupakan zona minor oksidasi, pada umumnya berwarna


coklat kehijauan kekuningan dari batuan ultramafic peridotit, secara umum texture
batuan asal dapat diamati dengan jelas, pada umumnya terdiri atas sekitar 10%-
50% corestone dari lapukan yang kuat batuan ultramafik.

 ROCKY SAPROLITE (RS), zona saprolite seperti di atas dengan proporsi


corestone lebih banyak sekitar 50%-90%.

 SAPROLITE ROCK (SR), batuan ultramafik yang relatif masih segar dengan
texture batuan yang jelas berwarna kehijauan gelap dengan komposisi pyroxene
dan olivine yang bervariasi dengan pelapukan di permukaan dan rekahan batuan
sekitar kurang dari 10%, umumnya dijumpai sebagai bongkah/boulder dalam
saprolite.

 ULTRAMAFIK (UM), batuan bedrock yang masif keras dan masih segar dengan
texture batuan yang jelas, umumnya berwarna hijau gelap dengan komposisi
pyroxene dan olivine yang bervariasi. Batuan ultramafik sebagai bedrock yang
umum dijumpai di daerah prospek adalah Serpentinite, Peridotite dan Dunite.
Batuan ultramafik tekstur konglomerate membulat (rounded) kadang ditemukan

Halaman 3 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

dengan monomictic, clast supported yang hampir seluruhnya terdiri dari batuan
ultramafik.

Lithology lain di luar sekuen normal profile laterit yang dijumpai di deposit SCM
adalah :
 TRANSPORTED LIMONITE (TL), materialnya serupa / sangat mirip dengan
limonite berupa clay (tetapi tidak plastis seperti limonite) yang berwarna oranye
kemerahan kecoklatan hanya kadang dijumpai texture butiran pengendapan dan
kadang ditemukan butir gravel batuan serta serpihan kayu/bagian dari tanaman,
material ini jelas akan disimpulkan sebagai Transported Limonite jika di bawah
material ini dalam sekuen pemboran ditemukan endapan sedimen clay hitam
keabuan gelap, hasil analisa kimia satuan lithology ini mengandung silika (SiO2).
 SEDIMEN (SE), sedimen endapan klastik clay hingga lanau (merupakan endapan
rawa atau sungai tua) berwarna hitam keabu-abuan gelap yang lunak hingga
sedang, kadang dijumpai texture laminasi parallel. Jika lithology ini teramati di drill
hole maka seluruh material yang ada di atasnya kecuali lapisan soil dan ferricrete
diinterpretasikan sebagai transported material (seperti transported limonite di
atas).
Batuan sedimen lain yang ditemukan di area luar sekitar pemboran (tetapi tidak
pernah tertembus drill hole) adalah conglomerate dengan ciri polimictic dan clast
supported dengan berbagai jenis batuan hingga ukuran 10cm, dari texture dan
struktur sedimentasi menunjukan pengendapannya terjadi sejalan proses tektonik
paling akhir, struktur sedimen graded bedding jarang ditemukan pada satuan
lithology ini.

Secara visual pengelompokan zona material / tipe lithology dari nikel laterit disimpulkan
dalam tabel berikut :

Derajat Keawetan Batuan Asal Volume % dari


Kode

Type Lithology / Corestone


Warna Kekuatan Tekstur Batuan Warna Matriks
Material Batuan Keras
Batuan Asal Batuan Asal Asal
AL Aluvial tidak dibedakan
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

SO Soil tidak dibedakan Oranye, kuning,


FE Ferricrete (lapisan keras) coklat (tidak ada
FZ Ferrouginous zone warna hijau
(merah maroon‐coklat) dominant tapi

Halaman 4 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

LM Limonite (tidak ada FS mungkin ada


tekstur oranye‐kuning) warna hijau
FS Ferrouginous Saprolite Ada setempat kekuningan
(oranye‐kuning dengan Tidak ada Tidak ada jika batuan tidak <10% setempat)
setempat sisa tekstur) rekah‐rekah
SP Saprolite Ada di tengah Ada di tengah Hijau keabuan,
10‐50%
corestone corestone hijau kekuninga,
RS Rocky Saprolite Bervariasi Ada 50‐90% hijau, kharki
SR Saprolite Rock Pada coklat,
umumnya Biasa selalu +/‐ limonite
>90%
ada ada menempel di
rekahan

Urutan sekuen lithology profil laterit di atas biasanya tidak lengkap ditemukan dalam
setiap hole. Selain pengamatan zona material di atas juga diperhatikan kehadiran
mineral penyerta dalam material yang biasa ditemukan seperti manganese (Mn),
silica (Si), quartz (Qtz), dan mineral pembawa nickel (garnierite, chrysoprase).

Beberapa singkatan mineral yang umum diamati dalam sample sbb:


Mn Manganese Hem Hematite
Ca Calcite Gar Garnierite
Si Silica (jenis tidak dibedakan) Cps Chrysoprase
Qtz Quartz Ol Olivin
Goe Goethite Px Pyroxene

Beberapa singkatan warna yang umum digunakan sbb:


br brown org orange l-g light green
l-b light brown yel yellow gr green
mr maroon g-y greenish-yellow gry grey
red red y-g yellowish-green bk black

Kehadiran / pergantian tiap zona material / type lithology dicatat sesuai kedalaman
dan diskripsi pengamatan karakteristik dari tiap material dicatat menggunakan form

4. Penentuan interval sample, penomoran sample dan Logging sample.

Setelah Logging / diskripsi zona material selesai dilanjutkan dengan penentuan


batas interval sample dan penomoran, beberapa ketentuan yang harus dipatuhi
adalah :

Halaman 5 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

a. Panjang maksimal 1 sample 100 cm dan minimal 20 cm disesuaikan dengan


kondisi material yang ada, diharapkan dan dipertimbangkan untuk tidak
memperbanyak sample dengan interval yang pendek-pendek.

b. Interval sample berhenti pada batas perubahan zona material / type lithology,
tidak ada interval sample yang melewati batas zona material / type lithology.

c. Panjang interval sample sebaiknya dikembalikan / ditempatkan ke meteran bulat


secepat mungkin, tergantung kondisi material dan interval sample selanjutnya,
interval 1 sample dapat melewati meteran bulat jika dipertimbangkan untuk
menghemat jumlah sample dan panjang sample tidak melebihi 100 cm, sample
pendek sebaiknya tidak dihentikan/dibatasi ke meteran bulat tapi dijadikan satu
saja walaupun melewati meteran bulat dengan maksud untuk menghemat
sample.

d. Untuk zona material / type lithology yang masif monoton menerus panjang
(contohnya seperti LM), interval sample ditempatkan di meteran bulat dengan
interval 1 meter per sample.

e. Memisahkan/membatasi zona material / type lithology yang berbeda menjadi 1


sample di antara material lain yang sejenis, misalkan boulder SR dalam SP,
menggabung material lain ke suatu type lithology/material tertentu dapat
dilakukan jika panjangnya kurang dari 20cm.

f. Drill run yang terdiri atas core loss dengan jumlah signifikan harus dipisahkan
sebagai 1 sample.

g. Setelah interval sample ditetapkan maka dilakukan penomoran sample, setiap


geologist akan diberikan 1 seri nomor sample ticket (1,000 nomor sample
menerus) terdiri atas 10 sample ticket book. Ketentuan penomoran sample
menggunakan nomor sample yang menerus untuk 1 drill hole sehingga perlu
diperhatikan jika ticket book ke-10 terakhir hampir habis jika diperhitungkan
nomor yang tersisa tidak cukup untuk seluruh sample dalam 1 hole maka nomor
tersisa dalam ticket book ini tidak perlu digunakan lagi dan mintalah 1 seri nomor

Halaman 6 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

ticket / ticket book yang baru. Contoh penomoran dan pengisian form Sample
Log :

NO Length Major Major Minor Minor Sec. Sec. Sec. Sec.


From To
Sample (m) Type % Type % Min1 Min1 % Min2 Min2 %
1005001 0.00 1.00 1.00 SO 100
1005002 1.00 1.60 0.60 FE 85 FZ 15 GOE 15
1005003 1.60 2.10 0.50 FZ 80 LM 20 GOE 5
1005004 2.1 3.00 0.90 LM 100
1005005 3.00 4.00 1.00 LM 100

h. Penandaan interval sample dengan meletakkan 1 sobekan ticket nomor sample


di posisi meter terakhir dari interval sample (setiap nomor sample memiliki 3
sobekan kecil ticket nomor sample), 1 sobekan ticket nomor sample diletakan
dengan nomor sample terbaca dapat dilihat dengan mudah/jelas, sobekan ticket
nomor sample harus juga dalam kondisi/posisi baik untuk dipotret (foto core)
sehingga di hasil foto terlihat / terbaca dengan jelas nomor sample ini (ticket
diletakkan sehingga nomor terbaca dari atas ke bawah di hasil foto).

Setelah penomoran sample ditetapkan maka tiap sample dikelompokkan jenis


material / lithology-nya (baik material utama / major dan material penyerta lainnya
jika ada serta warna utama dan warna lain jika ada dari material sample) serta
pengamatan unsur lithology / geology lainnya seperti mineral utama dan minor jika
ada dengan menyebutkan perkiraan jumlah persentasi volumenya dalam 1 sample
dimana mineral teramati, kolom weathering untuk tingkat pelapukan (dipilih yang
sesuai HW highly weathered, SW slightly weathered, FRESH fresh) sedangkan
untuk informasi lithology/geology (tekstur, struktur, mineralogy) catatan penting
lainnya dapat dicatat dalam kolom Comments.

Suatu hal yang penting juga untuk dicatat di kolom Comments adalah penentuan
dan pencatatan interval sample dengan kondisi paling baik untuk dijadikan sample
density dari sample type material ore limonite (LM) dan ore saprolite (SP), sample
yang baik disyaratkan :
 sample drill core sesuai ukuran HQ standard, core bentuk bulat, padat, masif,
dan tidak ada vugh (berlubang/gerowong) atau cleavage (celah) atau rekahan.

Halaman 7 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

 tidak ada core loss atau cavity,


 material homogenous clayey limonite atau saprolite dengan tanpa atau sedikit
sekali fragment/clast corestone khususnya di saprolite,

jika ada sample yang terpilih diajukan sebagai sample density dengan memberi
catatan di kolom Comments dengan memberi info “proposed density sample”, dalam
satu hole dapat lebih dari satu proposed density sample LM dan SP nanti akan
dipilih/diputuskan oleh resource geologist saat pengolahan data.

5. Pemotretan drill core dalam core box.


Sebelum dilakukan Sample, seluruh drill core sample harus dipotret per core box
masing-masing. Sebelum dilakukan pemotretan pastikan seluruh info / data core
block dari interval drill run dan sobekan ticket nomor sample sudah lengkap untuk
satu core box penuh (gunakan core box ukuran HQ terdiri 5 baris / lajur) dan seluruh
posisi drill core sudah baik/rapi sesuai urutan drilling (ubah posisi/putar drill core
tertentu jika ingin menunjukan objek yang menarik seperti mineral teramati, tekstur
material.
Core box diletakan di atas stand / dudukan kayu pemotretan yang sudah disediakan
(pastikan stand telah dipasang diberdirikan dengan stabil, hati-hati kadang kaki-kaki
penyangga lepas/meleset yang dapat mengakibatkan core box terjatuh drill core
tumpah keluar dari core box).
Letakkan papan info core box (warna putih) di atas core box yang telah diisi info drill
hole dengan data yang sesuai dan benar (contoh papan info seperti dalam contoh
foto drill core).
Lakukan pemotretan dengan ketentuan sebagai berikut:
- gunakan kamera dengan resolusi tinggi (minimal 5 mega pixel),
- lakukan pemotretan di tempat terbuka cukup terang sinar matahari (hindari
penggunaan lampu blitz karena jika core kondisi basah bisa memantulkan
cahaya dan cahaya blitz dapat merubah/mempengaruhi warna asli drill core,
gunakan blitz hanya jika cahaya matahari benar-benar kurang misal karena
mendung dan pemotretan tidak bisa ditangguhkan / perlu segera dikerjakan,

Halaman 8 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

- hindari pemotretan di bawah tenda, selain cahaya matahari menjadi kurang juga
dapat mempengaruhi warna core aslinya (tenda biru),
- gunakan / set kamera dengan resolusi yang sama untuk seluruh pemotretan
core, pada saat memotret gunakan lensa dengan tanpa zooming (kamera
didekatkan saja ke objek) untuk mendapat resolusi maksimal,
- kroscek setiap hasil pemotretan secara digital langsung di kamera jika hasil tidak
baik ulangi (hasil foto harus fokus tidak ada bagian core yang blur,
- pengepasan/setting ukuran dan layout posisi foto dapat dilakukan kemudian
setelah foto didownload ke laptop dengan cara foto cropping untuk mendapat
layout foto yang baik, latar atas dan bawah background warna biru sedangkan
batas kiri dan kanan di-pas-kan tepi core box, seperti dicontohkan dalam foto
core di bawah.

Selanjutnya dilakukan penggantian/rename file foto sesuai nomor drill hole dan no
core box, seperti contoh di bawah :

File foto : DD13SS0154_0.0 – 3.7 m_box 1

Foto core box dengan papan info core box, core block kuning dan putih adalah
batas drill run, pita pink / ticket nomor sample adalah batas interval sample

Halaman 9 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

File foto : DD13SS0154_box 2

Foto core box dengan papan info core box, core block kuning dan putih adalah
batas drill run, pita pink / ticket nomor sample adalah batas interval sample

Foto insert / detail juga diharapkan dilakukan untuk memperlengkap data, jika dari
pengamatan ada bagian drill core yang menarik yang perlu ditunjukkan / dilaporkan
(seperti disebutkan dalam Logging/diskripsi drill core), seperti contoh foto di bawah
kehadiran mineral garnierite dalam material FS difoto secara lebih detail ditampilkan
dengan cara mendekatkan kamera ke objek. Penamaan file foto tambahan ini
seperti sebelumnya hanya perlu penambahan perkiraan depth foto diambil, seperti
contoh di bawah:

Halaman 10 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

File foto : DD13SS0165_box 5_depth 17.25m

Mineral garnierite teramati di material FS

6. Pengambilan sample

Pada proyek Eksplorasi dan Pemboran tahun 2017 – 2018, PT SCM menerapkan
dua metode sampling, yaitu dengan Half core Sample dan full core Sample.

Half core Sample (sample dipotong setengah bagian searah panjang core), hanya
sebagian sample yang diambil untuk dikirim ke lab, sedangkan full core Sample,
semua core diambil untuk dikirim ke lab.

Setelah seluruh core box difoto dan telah dipastikan diperoleh hasil foto yang baik
maka tiap sample yang sudah ditentukan intervalnya sudah bisa diambil satu per
satu dimasukkan dalam kantong sample plastik.

Siapkan 2 kantong plastik, plastik dipasang double untuk keamanan jika plastik
sobek/pecah, kantong plastik luar diberi label tulisan sesuai nomor sample dengan
jelas menggunakan spidol permanent. Ukuran plastik cukup untuk 1 sample (1
interval sample/full core dapat dimasukkan semua ke dalam 1 plastik).

Masukan sample ke dalam kantong plastik dimulai dari interval paling atas ke bawah
diakhiri di tanda interval sample (sobekan ticket nomor sample), sobekan ticket
diambil juga dimasukan/disertakan dalam sample diletakkan di bagian atas sample
dalam plastik lalu plastik ditutup/diikat dengan kuat dipastikan tidak akan ada isi

Halaman 11 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

sample yang tercecer keluar. Sample yang sudah dalam kantong plastik ini
dimasukan ke kantong plastik kedua (double) yang sudah diberi nomor sample
dengan spidol permanent, masukan sobekan kecil ke-2 ticket nomor sample
diantara plastik pertama dan kedua, kemudian plastik kedua (double) ditutup diikat
dengan kuat dan baik dengan diberi sobekan kecil ticket nomor sample ke-3
dipasang dengan stapler pada lipatan plastik kedua di luar dekat ujung ikatan
sehingga sobekan ticket nomor sample ke-3 ini dapat dilihat dengan mudah sebagai
id plastik sample (jika nomor sample spidol hilang/terhapus).

Setelah semua sample untuk satu drill hole dimasukkan dalam kantong plastik
sample, jumlah total seluruh sample dihitung kroscek dengan jumlah sample dalam
list sample interval dan penomoran sample. Jika sudah sesuai maka sample-sample
ini diatur dan dimasukkan ke dalam karung secara urut sesuai nomor sample (1
karung untuk sekitar 7-8 sample sesuai kemampuan isi karung dan ukuran berat
sample), karung ini bagian luarnya diberi label nomor drill hole dan nomor sample
(interval nomor sample) serta jumlah sample dalam karung.

Untuk sample half core, sisa sample yang tidak diambil, akan dibawa bersama
corebox ke site office masing-masing prospek untuk disimpan sementara.

Pemasangan ticket nomer sample pada kantong sample

Halaman 12 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

7. Pengiriman sample / sample dispatch.

Karung sample termasuk corebox yang berisi halfcore dari drill site dikirim ke
sample house (temporary sample house) dan disimpan di dalam sample house
sementara di masing-masing prospek, kemudian dilakukan inventaris jumlah dan
identitas sample serta dibuatkan lembar pengiriman sample ke lab (DPO) untuk
kemudian dikirim ke Lab. Carsurin di Kendari, maksimal jumlah sample per DPO
sekitar 150 sample. Masing-masing prospek memiliki interval nomer DPO yang
berbeda-beda. Sample yang akan dikirim ke Lab. Carsurin dengan menggunakan
mobil opreasional PT SCM. Geologist di site akan mengirim informasi ke kantor
SCM Kendari tentang pengiriman sample ke Carsurin. Serah terima sample di Lab.
Carsurin dilakukan dengan menyerahkan sample dan lembar pengiriman sample ke
lab (DPO) kepada representative Lab Carsurin. Pihak Lab. Carsurin akan
melakukan pengecekan (rekonsiliasi) terhadap jumlah dan kode sample yang
diterima dan dicocokkan dengan lembar pengiriman sample ke lab. (DPO).

Contoh lembar pengiriman sample (DPO) dan surat serah terima sample

Halaman 13 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Foto serah terima sample dan checking/rekonsiliasi sample oleh Lab Carsurin

Halaman 14 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Profile nickel laterite yang berkembang di area konsesi PT SCM :

Drill hole DD13SS0099, EoH = 36.0m dari Area Prospek Bravo Romeo

Halaman 15 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Drill hole DD13SS0086, EoH = 94.0m dengan lapisan Sedimen (SE) dan
Transported Limonite (TL) dari Area Prospek Bravo Romeo

Halaman 16 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

8. Diagram Alir Drillcore Logging & Sample

Halaman 17 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

9. Prosedur QAQC di lapangan

PT SCM menerapkan prosedur QAQC untuk menjamin kualitas pekerjaan Drillcore


Logging, Sampling sampai pengiriman sample ke fasilitas preparasi dan analisa PT
Carsurin di Kendari (sebagai primary laboratorium). Program QAQC yang
diterapkan di lapangan adalah penyisipan (insertion) beberapa sample QAQC
terhadap sample reguler dengan penomoran yang sama dengan sample reguler.
Sample QAQC yang disisipkan meliputi:
 Sample Blank (Coarse Blank)
Sample blank diambil dari material batugamping (barren material) dimana
pembacaan unsur Ni pada material batugamping ini, akan sangat kecil.
Tujuan dari penyisipan sample blank ini adalah untuk melihat ada tidaknya
kontaminsi silang (cross contamination) antara meterial kadar tinggi terhadap
material kadar rendah. Penyisipan ini dilakukan setelah material saprolit yang
secara visual diindikasi memiliki kadar Ni tinggi. Rasio penyisipan (insertion
ratio) yang dilakukan adalah 1 (satu) sample untuk 1 (satu) hole (20-50
sample). Penomoran sample blank mengikuti urutan nomer sample reguler,

Sample blank (blank sample) dari hole U160901R2

 Sample Duplikat Lapangan (Field Duplicate/FDUP)


Sample duplikat lapangan diambil dengan cara membelah sample inti bor
menjadi dua bagian sejajar panjang Drillcore (Half core). Tujuan dari
penyisipan sample duplikat lapangan ini adalah untuk mengetahui tingkat
presisi proses preparasi sample yang dilakukan oleh laboratorium (primary
Halaman 18 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

laboratorium). Sample duplikat lapangan ini diambil pada material/zona


interest (zona saprolite). Rasio penyisipan (insertion ratio) yang dilakukan
adalah 1 (satu) sample untuk 1 (satu) hole (20-50 sample). Penomoran
sample duplikat lapangan berdasarkan urutan sample reguler dimana sample
duplikat lapangan diberi nomer berbeda dan urut dengan nomer sample
original (pasangan dari sample duplikat lapangan),

Conto original

Conto duplikat

Sample duplikat lapangan (field duplcate sample) dari hole U160901R2

 Sample standar
Sample standar yang dipakai dalam proyek eksplorasi 2017 - 2018 ini berasal
dari material yang sudah tersertifikasi (Certified Reference Material/CRM)
yaitu Oreas, produk dari ORE Research & Exploration Pty Ltd, Australia.
Jenis oreas yang dipakai sebagai berikut:

No Tipe Oreas Ni (%) Co (ppm) Fe2O3 (%) Jenis Material Style Mineralisasi
1 OREAS 193 1.93 495 19.51 saprolite lateritic nickel
2 OREAS 190 1.64 890 35.48 transitional (saprolite/limonite) lateritic nickel
3 OREAS 187 1.37 636 19.45 saprolite lateritic nickel
4 OREAS 184 1.02 903 39.3 transitional (saprolite/limonite) lateritic nickel
5 OREAS 183 0.995 225 12.73 saprolite lateritic nickel
6 OREAS 22e < 0.01 < 0.01 % 0.346 quartz sand

Halaman 19 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Rasio penyisipan (insertion ratio) yang dilakukan adalah 1 (satu) sample


standar untuk 20 (dua puluh) sample reguler atau 1:20 (5%). Prosedur
penyisipannya dan sample standar terhadap sample reguler sebagai berikut:
Jika nomer sample terakhir pada sample bor yang sudah EOH adalah
6761132, maka awal nomer sample pada bor berikutnya adalah 6761133,
nomer sample yang akan disisipkan sample CRM pada urutan ke 20 yaitu
nomer 6761153, urutan ke 40 yaitu 6761173 dan seterusnya (konsisten
setiap 20 sample). Satu orang Assistant Geologist akan memegang satu jenis
oreas dan penomoran dilakukan di site office masing-masing prospek,
sehingga Assistant Geologist tidak perlu membawa sample standar ke lokasi
pemboran (drill site), cukup menyimpan nomer sample standar utk CRM
seperti urutan di atas kemudian nomer tersebut dimasukkan ke dalam
kantong sample CRM yg sudah disediakan (CRM akan dikemas/packing
dengan berat 10 gram).

Sample standar yang sudah dalam bentuk bubuk (Sample) yang siap dikirim ke
lab

Prosedur pengiriman sample standar dilakukan sama seperti sample reguler,


namun sample CRM akan dipisahkan terlebih dahulu dengan sample reguler
agar kantong sample CRM tidak pecah (karena kondisi sudah dalam bentuk
bubuk (Sample)). Saat penyerahan sample ke Lab Carsurin, jenis sample

Halaman 20 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

reguler dan sample CRM diserahkan bersamaan, dan meminta tim Lab
Carsurin melakukan rekonsiliasi jumlah dan kode sample yang diterima.

 Uji Banding terhadap Lab Independent (External Cross Check Lab)


PT SCM menerapkan program QAQC untuk memastikan proses preparasi
dan analisa sample telah berjalan baik dan memenuhi kualitas pekerjaan
yang secara statistik memiliki tingkat keakuratan dan ketepatan yang tinggi.
Salah satunya adalah dengan mengirimkan sample (hasil preparasi dari
Carsurin sebagai primary lab) ke Intertek sebagai lab independen (secondary
lab). Jumlah sample yang akan dikirim ke independent lab sebanyak 5 % -
10% dari sample reguler yang dikirimkan ke Lab Carsurin setiap batch
(jumlah sample reguler yang dikirim dalam 1 batch sekitara 45 – 100 sample).
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan sample dari beberapa batch (minimum 500 sample untuk
mendapatkan 50 sample (1 batch). Range kadar Ni dari sample Sample
dapat mewakili jangkauan kadar rendah hingga kadar tinggi (Ni 0.5% s/d
Ni 2.5%) dan juga keterwakilan secara material (limonite dan saprolite),
pemilihan dilakukan setelah data kadar/assay lengkap utk beberapa batch
dan telah dilakukan review terlebih dahulu,
2. Sample ditimbang dengan berat 30 gram (karena pada secondary
lab/independent lab, Sample akan di-treatment kembali, yaitu dilakukan
re-drying dan re-pulverize sebelum dibuat glass bead dan dianalisa).
Sample Sample yang akan dikirim terlebih dahulu dikemas/packing rapi,
penomoran sama dengan nomer sample yang di split (dibagi) dimana satu
bagian utk back up dan satu bagian akan dikirim ke secondary lab,
3. Buat DPO pengiriman sample dengan format yang sama dengan DPO
sample reguler dengan parameter dan metode analisa juga sama.
Parameter yang diminta sebanyak 18 element Ni, Co, Fe, Fe2O3, Al2O3,
CaO, MgO, MnO2, Cr2O3, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, P2O5, SO3, Cu, Zn,
serta LOI dan metode analisa dengan metode XRF fusion bead,

Halaman 21 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

4. Penelaahan uji banding hasil analisa dari Lab Intertek dengan


membandingkan hasil analisa dari Lab Carsurin dengan tools statistik
yang ada (t-test, relative differential dan scatter plot).

10. Penelaahan Hasil Penjaminan dan Pengendalian Mutu (QAQC Review)

Metode yang dipakai dalam melakukan penelaahan (review) adalah metode grafis dan
statistika. Metode grafis yang diterapkan diantaranya adalah scatter plot, control chart dan
relative differential chart. Sedangkan untuk metode statistika yang dipakai adalah t-test dan
relative differential. Element yang ditelaah adalah 7 (tujuh) element yang umum dan utama
yang umum di nikel laterit.
Kontrol akurasi terhadap proses preparasi dan analisa sample dilakukan dengan
menyisipkan sample standar (CRM) dan sample blank (blank) pada sample reguler. Nilai
yang diperkenankan (accepteble range) untuk sample standar adalah maksimum 3SD (tiga
kali standar deviasi) sedangkan untuk sample blank adalah maksimum 5 kali detection limit.

Grafik control chart untuk me-review QAQC

kontrol presisi terhadap proses preparasi dan analisa sample dilakukan dengan
menyisipkan duplikat inti bor lapangan (field duplicate). Nilai yang diperkenankan
(accepteble range) untuk sample duplikat adalah maksimum deviasi ±10%.

Halaman 22 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Grafik scatter plot dan relative differential untuk me-review QAQC

11. Data Entry dan Database Management

Data pemboran dari lapangan berupa:


a. Lembar hardcopy data pemboran dari lapangan (form Core Recovery dan RQD; form
Lithology Description; form Interval Sample dan Sample Log serta form sample weight
log sheet), setiap lembar form ditandatangani geologist ybs disamping di bagian
header nama lengkap geologist.
b. Core photo (semua core box dan foto insert / detail jika ada),

Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:


 Data entry dari setiap prospek bertanggung jawab untuk memasukkan data lapangan
yang berasal dari form Sample Interval dan Sample Log, Sample Weight Log
Sheet, Geotechnical Log Sheet – Core Recovery & RQD, ke dalam format file
spreadsheet data yang sudah ditentukan dan simpan spreadsheet tersebut dengan
nama file sesuai dengan nama kode lubang bor. Data digital detail drill hole disimpan
dalam spreadsheet Data [Drill hole No] sheet Drill Collar. Data dari form Core
Recovery dan RQD disimpan dalam spreadsheet Data [Drill hole No] sheet Drilling
Detail dan Geotech. Data Descriptive Logging Sheet dan secara digital disimpan
dalam file spreadsheet Data [Drill hole No] sheet Lithology Description. Data interval
dan penomoran sample serta Logging/diskripsi per sample ini dicatat di lapangan
dalam Form Sample Interval and Sample Log dan secara digital disimpan dalam file
spreadsheet Data [Drill hole No] sheet Sample Interval, sheet Sample Log dan sheet
Proposed Density Sample.

Halaman 23 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

Sheet pada spreadsheet yang harus diisi (data input) meliputi sheet DRILL_COLLAR;
GEOTECH; SAMPLE_LOG; LITHOLOGY_DESCRIPTION.

 Masing-masing file tersebut dimasukkan ke dalam folder penyimpanan sesuai dengan


nama kode lubang bor (hole id):

 Simpan foto ke dalam format jpeg (ambil foto yang terbaik dari masing-masing sesi
foto) dan ubah nama foto sesuai dengan nama kode lubang bor (hole id), interval
kedalaman, dan urutan corebox dan masukkan file foto ke dalam folder sesuai dengan
nama kode lubang bor (hole id):

Halaman 24 dari 25
PT SULAWESI CAHAYA MINERAL

 Selain fotocore, juga dimasukkan foto sample blank (sample blank) dan sample
standar (CRM) ke dalam folder dengan hole id yang sesuai.

 Lakukan pemindaian data form yg sudah diisi di drill site (scanning hardcopy) yang
meliputi Form Sample Interval dan Sample Log, Sample Weight Log Sheet,
Geotechnical Log Sheet – Core Recovery & RQD, Daily Drilling Activity, simpan
file ke dalam format pdf kemudian ubah nama file tersebut seusai dengan kode lubang
bor. Masukkan file tersebut ke dalam folder sesuai dengan kode lubang bor nya.
 Dari data di atas, dalam 1 folder berdasarkan nama lubang bor, akan terdiri dari file
spreadsheet/excell dari form yang ada, foto core, hasil scan form yang sudah diisi di
drill site.
 Lakukan verifikasi (pengecekan kelengkapan data) dan validasi (pengecekan ada
tidaknya kesalahan data) data lapangan terhadap data Logging, interval
pemersamplean, foto, berat sample sebelum data disimpan dan dinyatakan valid. Data
di atas sangat penting untuk dilakukan cross validation dengan data assay dari Lab
Carsurin,
 File tersebut (yang sudah disimpan ke dalam flashdisk yang sudah disediakan) secara
berkala (1 atau 2 hari sekali) dikirim ke Kantor SCM Kendari beserta hardcopy untuk
dikompilasi dan digabung dengan data assay. Masukkan data tersebut ke dalam folder
Prospect. Data harcopy akan dimasukkan ke dalam folder yg disediakan di Kantor
SCM Kendari,

Halaman 25 dari 25

Anda mungkin juga menyukai