Berakhirnya pemerintahan Inggris di nusantara membuat Indonesia saat itu kembali dikuasai
oleh Belanda. Alih kuasa di Hindia Belanda dari Inggris ke Belanda erat kaitannya dengan Perang Koalisi.
Dalam Perang Koalisi yang pertama (1792-1797), Prancis berhasil mengalahkan Austria, Prusia, Inggris,
Spanyol, Sardinia, dan Belanda.
Belanda yang menderita kekalahan segera meminta perlindungan dari Inggris. Tetapi saat itu
Inggris belum dapat berbuat apa-apa sehingga pemerintah Belanda diambil alih Prancis di bawah
kekuasaan Louis Napoleon.Jatuhnya Belanda ke tangan Prancis juga berarti jatuhnya semua jajahan
Belanda, termasuk Hindia Belanda atau Indonesia. Louis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda sejak 1080.Sejak saat itu, kolonialisme dan imperialisme Prancis di
Indonesia berjalan secara tidak langsung. Prancis menjajah Hindia-Belanda dengan menggunakan tangan
kekuasaan orang-orang Belanda yang berpihak pada Prancis.
Pada 1811, Louis Napoleon mencopot kedudukan Daendels karena dinilai terlalu keras dalam
menjalankan pemerintahan. Daendels digantikan Jenderal Janssens.
Pada 3 Agustus 1881, Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Minto meminta Janssens
menyerahkan Pulau Jawa kepada Inggris. Penolakan Janssens menyulut perang yang berakhir dengan
Perjanjian Tuntang di Salatiga.Tetapi, Prancis kemudian menderita kekalahan dari Inggris dan sekutunya
dalam Perang Koalisi yang terakhir (1813-1814). Kekalahan Prancis dalam Perang Koalisi menyebabkan
wilayah kekuasaannya, termasuk Belanda, lepas dari kekuasaan Prancis.
Tanam paksa dari bahasa Belanda yaitu Cultuurstelsel. Pencetus yaitu oleh Johanes Van den
Bosch, atau Gubernur Belanda pada tahun 1830- 1833. Menurutnya sistem tanam paksa didasarkan
atas hukum adat sehingga raja-raja Nusantara berkuasa atas kepemilikan tanah dan penduduk.
Johannes Van den Bosch membuat kebijakan untuk meminta para petani menanam tanaman
ekspor, seperti tebu, tembakau, kopi, dan nila di seperlima bagian dari tanah milik mereka.Jika
petani tidak memiliki tanah, mereka harus bekerja tanpa upah di perkebunan negara selama 66 hari
dalam setahun.