(RPP)
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan scientific dan TPACK dengan model Problem Based Learning berbasis 4C, Literasi dan
PPK berbantu media PPT dan LKPD peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian persediaan
2. Mengidentifikasi klasifikasi persediaan
3. Menjelaskan sistem pencatatan persediaan
4. Menerapkan sistem pencatatan persediaan
5. Membuat kartu persediaan
6. Mencatat kartu persediaan
AKUNTANSI PERSEDIAAN
Fungsi Persediaan
Fungsi economis lot sizing: untuk menguragi biaya tiap unit saat proses produksi dengan
mempertimbangkan penghematan seperti diskon pembelian dan biaya pengangkutan yang lebih murah.
Fungsi antisipasi: agar persediaan aman apabila ada keterlambatan pengiriman atau ketidakpastian
permintaan barang agar produksi tidak mengalami gangguan.
Fungsi decoupling: agar semua permintaan pelanggan bisa terpenuhi tanpa bergantung pada supplier.
4. Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap slide yang
di tayangkan.
5. Peserta didik memperhatikan motivasi yg disampaikan guru berdasarkan
orientasi masalah yang ditayangkan
KEGIATAN INTI 180 menit
FASE 2 : Mengorganisasi peserta didikdalam belajar
1. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang materi dan contoh soal Disiplin
Akuntansi Persediaan dan memberikan tanggapan Tanggung jawab
2. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi permasalahan
berkaitan dengan materi yang sedang dibahas yang terdapat pada LKPD
(Mengasosiasi)
3. Peserta didik duduk berdasarkan kelompok yang sudah dibuat (3-5 orang) untuk
mendiskusikan LKPD
FASE 3 : Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok
1.Peserta didik mengumpulkan informasi untuk membangun ide mereka sendiri Literasi Disiplin
dalam memecahkan masalah tentang Akuntansi Persediaan pada Lembar Kerja Kerjasama
yang dibagikan (collaboration)
2. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mencari solusi terkait dengan masalah
yang telah diidentifikasi.
3. Peserta didik melakukan penyelidikan melalui Lembar Kerja yang diberikan.
FASE 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1. Peserta didik mencatat data hasil penyelidikan kelompok dalam Lembar Kerja.
2. Peserta didik mengolah data yang diperoleh dari kelompoknya.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja.
4. Peserta didik menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk laporan
FASE 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah laporan tertulis.
1. Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil penyelidikan melalui diskusi kelas.
2. Peserta didik dibimbing guru menganalisis hasil pemecahan masalah tentang
Akuntansi persediaan
3. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil penyelidikan melalui diskusi di
depan kelas dilanjutkan dengan penyamaan persepsi.
KEGIATAN PENUTUP 60 menit
1. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran pada hari itu berbantu media PPT
2. Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan
bimbingan guru berbantu media PPT
3. Peserta didik mengerjakan kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik tentang materi
yang dibahas.
4. Peserta didik mendapatkan informasi dari guru tentang materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya,
yaitu materi Sistem Penilaian Persediaan.
2. Internet
https://www.mas-software.com/blog/akuntansi-persediaan
https://www.kosta-consulting.com/blog/akuntansi-persediaan/
https://www.academia.edu/32236803/TEORI_AKUNTANSI_PERSEDIAAN
2. Bentuk Penilaian:
a) Observasi : Lembar Pengamatan/Jurnal Aktivitas Peserta Didik
b) Tes tertulis : LKPD, Kuis, dan Soal Ulangan
c) Portofolio : LKPD
AKUNTANSI PERSEDIAAN
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan scientific dan TPACK dengan model Problem Based Learning berbasis 4C, Literasi dan
PPK berbantu media PPT dan LKPD peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian persediaan
2. Mengidentifikasi klasifikasi persediaan
3. Menjelaskan sistem pencatatan persediaan
4. Menerapkan sistem pencatatan persediaan
5. Membuat kartu persediaan
6. Mencatat kartu persediaan
AKUNTANSI PERSEDIAAN
Pengertian Persediaan
Barang dagangan , yang secara terus menerus dibeli dan dijual, merupakansalah satu unsur yang paling aktif
dalam operasi usaha untuk perusahaandagang besar (grosir) atau perusahaan eceran. Persediaan adalah
meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saattertentu, dengan tujuan untuk dijual atau
dikonsumsi dalam siklus operasinormal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan tetapi untuk
dijualatau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Menurut Skousen, Stice, Stice
(2004:653), ”persediaan ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis
normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang
ditempatkan dalam kegiatan produksi”.
Pendapat Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan persediaan adalah ”barang dagang yang disimpan
untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi
atau disimpan untuk tujuan itu”. Persediaan yang diperoleh perusahaan langsung dijual kembali
tanpamengalami proses produksi selanjutnya disebut persediaan barang dagang.Dari pendapat-pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa Persediaan adalahbarang yang diperoleh perusahaan yang dimaksudkan
untuk dijual kembaliatau diolah lebih lanjut dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normalnya.
Persediaan dalam perusahaan pengolahan akan terdiri atas persediaan bahan baku dan bahan pembantu,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi
Kepemilikan Persediaan
Sebagai pedoman umum, barang yang masuk sebagai persediaan adalah barang yang benar-benar
dimiliki oleh perusahaan tanpa memandang lokasi persediaan tersebut. Masalah yang mungkin terjadi
pada akhir periode dalam rangka menentukan status kepemilikan persediaan, yakni antara lain:
FOB Destination Point, artinya biaya angkut barang dimulai dari gudang penjual sampai gudang
pembeli ditanggung oleh pihak penjual. Ini berarti bahwa barang-barang dalam perjalanan masih
merupakan hak milik penjual.
FOB Shipping Point, artinya biaya angkut barang dimulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli
ditanggung oleh pihak pembeli, ini berarti pembeli adalah pemilik dari barang-barang yang masih dalam
perjalanan. Oleh karena itu, dalam menentukan saldo persediaan untuksatu periode perusahaan harus
mencatat jumlah barang dagangan dalam perjalanan
Barang Konsinyasi
Perjanjian konsinyasi mengijinkan suatu perusahaan lain untuk menyimpan persediaan dalam gudang
mereka namun mereka tidak harus membeli persediaan tersebut. Dengan perjanjian ini, pemasok
memberikan persediaan untuk dijual kembali dengan menahan kepemilikan persediaan sampai
terjualnya persediaan tersebut. Barang-barang konsinyasi masih tetap dilaporkan sebagai bagian dari
persediaan pemiliknya sampai barang tersebut dijual kepada pihak ketiga. Barang-barang ini dilaporkan
sebesar harga perolehannya (cost) ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memindahkan barang
tersebut dari gudang pemilik ke gudang perusahaan yangmenjualkannya.
Sistem periodik
Menurut Dycman, Dukes, Davis (2000 : 381) mengatakan bahwa : Dalam system persediaan
periodik, perhitungan periodik actual atas barang-barang yang ditangan pada akhir
periode akuntansi ketika menyiapkan laporan keuangan. Barang-barang dihitung, ditimbang,
atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikaitkan dengan unit biaya untuk memberi nilai
persediaan.
Metode Fisik
Persediaan tercatat di kartu persediaan hanya saat ada tambahan pembeliaan persediaan barang.
Mutasi akibat persediaan berkurang karena ada pemakaian yang tidak dicatat di kartu
persediaan.
Untuk mengetahui harga pokok penjualan, maka kita harus melakukan perhitungan persediaan
fisik yang tersedia di gudang pada akhir periode akuntansi tersebut.
Karakteristik dari pencatatan persediaan secara fisik yaitu tidak menggunakan buku besar
persediaan (memakai perkiraan purchase, purchase return, sales, dan sales return), tidak ada
kartu persediaan dan kalkulasi biaya persediananya dilakukan secara fisik pada persediaan akhir.
Dalam akuntansi persediaan, perusahaan sangat memerlukan perhitungan fisik yang merupakan
unsur dari pengendalian internal. Perhitungan fisik berguna untuk menghitung persediaan fisik
yang ada di gudang. Hasil dari perhitungan itu digunakan untuk catatan persediaan dan
penyesuaian terhadap persediaan yang tercatat.
Sistem Perpetual
Menurut Niseonger, Warren, Reeve dan Fess (1999:366) : Dalam system persediaan perpetual,
semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat
kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi
mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang
pada metode fisik dan perpetual secara rinci pada tabel berikut
Misalnya, di akhir periode akuntansi jumlah persediaan tercatat sebanyak 5.000 pcs, tetapi perhitungan
fisiknya menunjukkan 4.700 pcs. Sehingga, ayat jurnal untuk mencatat penyesuaiannya :
Kelebihan dan kekurangan persediaan 300 pc
Persediaan 300 pc
Pertanyaan:
Hitunglah gross profit untuk periode yang berakhir pada 31
Maret 2022 dan jumlah persediaan akhir periode menggunakan:
(a) metode first in first out, (b) metode last in first out, dan (c)
metode biaya rata-rata.
Penyelesaian
Langkah pertama, kumpulkan informasi yang kalian butuhkan berdasarkan permasalahan di atas
Diketahui:
AKUNTANSI PERSEDIAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan bahan ajar dan LKPD serta melalui pendekatan scientific dengan model Problem Basic
Learning (PBL), berbasis 4C, literasi, dan PPK, peserta didik dapat:
1.
2.
3.
PETUNJUK KERJA
Akuntansi Persediaan
1. Soal:
Persediaan awal, pembelian dan penjualan barang Tshirt-69 adalah sebagai berikut:
Tanggal 1 Januari 2022, jumlah persediaan 28 unit, biaya Rp 34.000 per unit.
Pertanyaan:
Hitunglah:
= Rp 442.000 + Rp 266.000
= Rp 708.000
Jumlah persediaan:
= 22 unit – 7 unit
= 15 unit dengan harga Rp 38.000
= Rp 15 unit x Rp 38.000
= Rp 570.000
2. Soal :
PT Kalen Prima Sentosa merupakan perusahaan dagang yang mendistribusikan aneke jenis peralatan rumah
tangga dengan harga bersaing. Salah satu jenis barang yang dijual mempunyai kode KC345. Dan berikut ini
data-data mutasi barang menyangkut persediaan awal, pembelian, dan penjualan:
Tanggal 1 Februari 2022, jumlah persediaan 23 unit dengan biaya Rp 20.000 per unit.
17 Februari 2022, perusahaan melakukan pembelian barang sebanyak 70 unit dengan biaya Rp
24.000 per unit.
Jika perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual dan metode FIFO, berapakah harga pokok
penjualan (HPP) pada tanggal 26 Februari 2022, dan persediaan barang pada tanggal 28 Februari 2022?
= Rp Rp 100.000 + Rp 1.080.000
= Rp 1.180.000
Jumlah persediaan:
Nilai persediaan:
= Rp 25 unit x Rp 24.000
= Rp 600.000
Untuk lebih jelas, yuk perhatikan aliran persediaan metode perpetual fifo dalam tabel berikut ini:
Petunjuk Pengisian : Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran nilailah sikap setiap siswa
Aspek yang di nilai : Menunjukkan tanggung jawab dalam menyelesaikan aktivitas kelas di LKPD
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan penilaian karakter siswa
Tanggung Jawab
No Nama
K C B SB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
a. SOAL EVALUASI
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000 10 Maret Pembelian 300 unit
Rp.10.000 5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000 7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000 21 Sept Pembelian 400 unit
Rp.11.000 18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000 20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000 10 Des Penjualan 200
unit Rp.18.000
Diminta :
Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan Average.
FIFO
2
2
4
2
2
2
2
4
4
2
4
2
4
2
2
2
4
2
4
2
2
4
2
4
4
2
4
2
2
2
AVERAGE
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1. KETUNTASAN BELAJAR
A. PERORANGAN
a. Banyak siswa keseluruhan :
b. Jumlah siswa yang telah tuntas : …………….. Orang = …………… %
c. Jumlah siswa yang belum tuntas : …………….. Orang = …………… %
2. KESIMPULAN
a) Perlu perbaikan secara Klasikal no. Soal :
b) Perlu perbaikan secara individual ( no absen) :
3. KETERANGAN
a. Daya serap perorangan “ siswa tuntas belajar jika telah mencapai nilai KKM”
b. Daya serap Klasikal “ suatu kelas telah tuntas belajar jika 80% siswa telah mencapai KKM”
c. Soal perlu perbaikan secara klasikal jika jika skor ketercapaian soal tersebut kurang dari KKM
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Nilai akhir = ( 𝑆𝑘𝑜𝑟/ 𝑆𝑘𝑜𝑟 Tertinggi) × 100