Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

EFEKTIVITAS KEGIATAN KOLASE DAN FINGER PAINTING


TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK BAKTI INSANI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi


Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

OLEH:
NOFITA AFIANI ARSIH
NIM. P07120419056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MATARAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan dan diterima untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi Program Studi
Sarjana Terapan Keperawatan Mataram tahun akademik 2021/2022.

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI

Rusmini, S.Kep., Ns., MM


NIP.197010161989032001

Tim Penguji:

1. Ridawati Sulaeman, S.Kep.,Ns.,MM (_________________)


NIP. 197010161989032001 Ketua Penguji

2. Drg. GA Sri Puja Warnis W,MKes (_________________)


NIP. 196706071989031003 Penguji I

3. H. Moh. Arip, S.Kp.M.Kes (_________________)


NIP. 196706071989031003 Penguji II

Tanggal Ujian :

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting

Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak di Taman

Kanak-Kanak Bakti Insani”. Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Skripsi pada Program Studi Sarjana

Terapan Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Dewi Purnamawati, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Mataram. Sekaligus sebagai Ketua Penguji yang telah memberikan

masukan dan sarannya.

3. Bapak Aan Dwi Sentana, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana

Terapan Keperawatan Mataram.

4. Ibu Drg. GA Sri Puja Warnis W, M.Kes selaku Pembimbing Utama

yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan dalam

menyusun Skripsi ini.

5. Bapak H. Moh. Arip, S.Kp.M.Kes selaku Pembimbing Pendamping

yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan dalam

menyusun Skripsi ini.

iii
6. Kedua orang tua dan kakak saya yang telah senantiasa memberikan

cinta, kasih sayang, bantuan secara langsung maupun tidak langsung

dan selalu mendoakan untuk keberhasilan saya.

7. Sahabat dan teman-teman saya terimakasih atas segala bantuan dan

dukungan selama ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari isi

maupun sistematika penulisan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Mataram, Juli 2023

Penulis

iv
Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting
Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak
di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani

Nofita Afiani Arsih1, Drg. GA Sri Puja Warnis W2, Moh. Arip3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Kesehatan V/1 Mataram
Tlp. (0370) 621383
Email : nofitaafiani190@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Keterampilan motorik anak TK tidak akan berkembang tanpa


adanya kematangan kontrol motorik, kontrol motorik tidak akan optimal tanpa
kebugaran tubuh, kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik. TK
Bakti Insani masih banyak siswa/siswi yang motorik halus anak yang belum
berkembang, jika tidak diberikan stimulasi maka anak tidak dapat berkembang.
Masih banyak anak yang belum bisa menggunakan pensil dengan baik.
Tujuan : Mengetahui adanya efektivitas kegiatan kolase dan finger painting
terhadap perubahan motorik halus pada anak.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra eksperimental
dengan pendekatan Two Group Pretest-Posttest. Populasi penelitian ini seluruh
siswa/siswi yang berusia 4-6 tahun, dengan sampel berjumlah 40 siswa/siswi
dengan metode total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner,
dianalisa menggunakan uji paired T-test dan uji independent t-test.
Hasil : Rata-rata perubahan motorik halus sebelum diberikan kegiatan kolase
4.05 dan setelah diberikan 8.70, sedangkan rata-rata perubahan motorik halus
sebelum diberikan finger painting 4.30 dan setelah diberikan 9.00. Terdapat
pengaruh kegiatan kolase dan finger painting terhadap perubahan motorik halus
pada anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani dengan nilai ρ value = 0,000.
Sedangkan tidak ada perbedaan efektivitas kegiatan kolase dan finger painting
dalam artinya H0 diterima dan Ha ditolak berarti (p-value 0,643) dengan hasil uji
statistik nilai p > α = 0,05
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa kegiatan kolase
dan finger painting sama-sama efektif dalam meningkatkan perubahan motorik
halus pada anak.
Saran : Guru dapat memberikan edukasi kegiatan kolase dan finger painting
kepada para anak sebagai bentuk untuk meningkatkan perubahan motorik halus.

Kata Kunci : Anak Pra Sekolah, Motorik Halus, Kolase, Finger Painting

Nofita Afiani Arsih1


Dosen Jurusan Keeprawatan Poltekkes Kemenkes Mataram2,3

v
The Effectiveness of Koladse and Finger Painting
Activities Against Fine Motor Development In Children
at Bakti Insani Kindergarten

Nofita Afiani Arsih1, Drg. GA Sri Puja Warnis W2, Moh. Arip3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Kesehatan V/1 Mataram
Tlp. (0370) 621383
Email : nofitaafiani190@gmail.com

ABSTRACT

Background: Kindergarten children's motor skills will not develop without the
maturity of motor control, motor control will not be optimal without physical
fitness, body fitness will not be achieved without physical exercise. Bakti Insani
Kindergarten there are still many students whose fine motor skills are not yet
developed, if stimulation is not given, the child cannot develop. There are still
many children who cannot use pencils properly.
Objective: To find out the effectiveness of collage and finger painting activities on
fine motoric changes in children.
Methods: This study used a pre-experimental research design with the Two
Group Pretest-Posttest approach. The population of this study were all students
aged 4-6 years, with a sample of 40 students using the total sampling method.
Data collection used a questionnaire, analyzed using paired t-test and
independent t-test.
Results: The average fine motor change before being given collage activities was
4.05 and after being given 8.70, while the average change in fine motor before
being given finger painting was 4.30 and after being given 9.00. There is an
influence of collage and finger painting activities on fine motoric changes in
children in Bakti Insani Kindergarten with a value of ρ value = 0.000. While there
is no difference in the effectiveness of the collage and finger painting activities in
the sense that H0 is accepted and Ha is rejected (p-value 0.643) with the
statistical test results p> α = 0.05
Conclusion: From the results of this study it can be said that collage and finger
painting activities are equally effective in increasing fine motor changes in
children.
Suggestion: Teachers can provide education on collage and finger painting
activities to children as a form of increasing fine motor changes.

Keywords: Preschool Children, Fine Motoric, Collage, Finger Painting


Nofita Afiani Arsih1
Dosen Jurusan Keeprawatan Poltekkes Kemenkes Mataram2,3

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………….…………. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………… vii
i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. x
……....
DAFTAR xi
GAMBAR…………………………………………………………………
DAFTAR xii
LAMPIRAN……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
……...
A. Latar Belakang……………………………………………………. 1
……........
B. Rumusan 4
Masalah……………………………………………………………
C. Tujuan 4
Penelitian…………………………………………………………….
D. Manfaat 5
Penelitian……………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………….…………………….. 6
……..
A. Kerangka 6
Teoritis……………………………………………………………..
B. Kerangka 25
Konsep…………………………………………………………….
C. Hipotesis 26
Penelitian………………………………………………………….
BAB III METODE 27
PENELITIAN…………………………………………………...

vii
A. Tempat dan Waktu 27
Penelitian……………………………………………….
B. Rancangan 27
Penelitian………………………………………………………..
C. Populasi dan Sampel………………. 28
………………………………………..
D. Teknik Pengambilan Sampel…... 29
……………………………………………
E. Variabel 29
Penelitian…………………………………………………………....
F. Definisi 30
Operasional…………………………………………………………..
G Data yang Dikumpulkan.. 30
. …………………………………………………….
H. Cara Pengumpulan Data…………………. 31
………………………………….
I. Teknik Pengolahan dan Analisa Data……………. 32
…………………………
J. Kerangka 35
Kerja………………………………………………………………..
K. Prosedur Penelitian.……………………. 36
…………………………………….
BAB IV HASIL 39
PENELITIAN……………………………………………………..
A. Gambaran Lokasi 39
Penelitian…………………………………………………
B. Karakteristik 40
Responden………………………………………………………
C. Gambaran Khusus Hasil 42
Penelitian…………………………………….........
BAB V PEMBAHASAN……. 48
………………………………………………………..
A. Motorik Halus Sebelum Kegiatan Kolase dan Finger 48
Painting...................
B. Perubahan Motorik Halus Setelah Kegiatan Kolase 50

viii
C. ……………………...… 51
D. Perubahan Motorik Halus Setelah Finger
Painting………………………….. 52
E. Analisis Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Peningkatan
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak di TK Bakti 53
Insani……………….
Analisis Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Peningkatan
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak di TK Bakti
Insani……………….
F. Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap
Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak di Taman
Kanak-Kanak Bakti Insani……………………………………….. 54
……………………………………
G Keterbatasan Penelitian……………………………………………………. 56
.
BAB VI KESIMPULAN DAN 57
SARAN……………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 57
.
B. Saran…………………………………………………………………………. 57
.
DAFTAR 59
PUSTAKA………………………………………………………………..
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabe 1. Definisi Operasional Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger


l Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik
Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani 30
………….……

Tabe 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di


l Taman Kanak-Kanak Bakti Insani (n=40)…………………. 40
…………....
Tabe 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Taman
l Kanak-Kanak Bakti Insani (n=40)………………..……………… 41

Tabe 4. Distribusi Pendidikan Orang Tua Responden di Taman


l Kanak-Kanak Bakti Insani (n=40) 41
…………………………………………

Tabe 5. Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden di Taman Kanak-


l Kanak Bakti Insani (n=40)…………….……….………………… 42

Tabe 6. Distribusi Motorik Halus pada Anak Sebelum diberikan


l Kegiatan Kolase dan Finger Painting (n=40)………………….. 42

Tabe 7. Distribusi Motorik Halus pada Anak Setelah diberikan


l Kegiatan Kolase (n=40) 43
………………………………………………………
Tabe 8. Distribusi Motorik Halus pada Anak Setelah diberikan
l Kegiatan Finger Painting (n=20) 44
…………………………………………….
Tabe 9. Pengaruh Kegiatan Kolase Terhadap Perubahan Motorik
l Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani (n=40)
……………………………...……………… 44

Tabe 10. Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Perubahan


l Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti
Insani (n=40……………………………………………….. 45
Tabe 11. Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap
l Peningkatan Perkembangan pada Anak di Taman Kanak-
Kanak Bakti Insani (n=40)……………………………………….. 46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bahan alam untuk membuat seni 20

kolase…………………….

Gambar 2. Bahan sintetis untuk membuat seni 21

kolase………………….

Gambar 3. Bahan-bahan untuk membuat cat finger painting…………. 22

Gambar 4. Alat-alat yang diperlukan untuk cat finger 23

painting………….

Gambar 5. Kerangka Konsep Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger

Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus pada Anak

di Taman Kanak-Kanak Bakti 25

Insani…………………………

Gambar 6. Bentuk Rancangan Two Group Pretest-Posttest pada

Desain Penelitian 27

Experiment………………………………...

Gambar 7. Alur penelitian Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger

Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik

Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti 35

Insani…….

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Tentang Penelitian

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Orang Tua (Anaknya Menjadi


Responden)

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Efektivitas Kegiatan Kolase dan


Finger Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus
pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani

Lampiran 4. SOP (Standar Operasional Prosedur) Kegiatan Kolase

Lampiran 5. SOP (Standar Operasional Prosedur) Kegiatan Finger


Painting

Lampiran 6. Lembar Observasi Motorik Halus

Lampiran 7. Dokumentasi

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian

Lampiran 9. Surat Permohonan Persetujuan Etik

Lampiran 1 Surat Telah Melakukan Penelitian


0

xii
xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan anak prasekolah dapat ditingkatkam dengan

kegiatan yang melatih susuanan saraf,otot, dan otak. Perkembangam

motorik merupakan kegiatan gerak pusat saraf dan otot. Akibatnya, anak

tidak akan berkembang jika proses perkembangan gerak motoriknya

belum dimulai (Rahim, Musi, dan Rusmayadi, 2020). Perkembangan

motorik kasar dan perkembangan motorik halus adalah dua fase berbeda

dari perkembangan motorik anak.

Ketika anak-anak berperan dalam mengerjakan tugas-tugas yang

membutuhkan gerakan otot halus, seperti belajar dalam ruangan,

menggambar, dan menulis untuk meningkatkan keterampilan motorik

halus dibutuhkan anak (Linda & Suryana, 2020).

Anak-anak harus dapat melipat kertas menjadi bentuk-bentuk

sederhana, dan membuat berbagai bentuk dari kertas pada saat mereka

berusia 4-5 tahun. Mereka juga harus bisa melipat mainan menggunakan

kertas lipat sederhana. Sehingga kemampuan motorik halus anak sekolah

berkembang secara maksimal (Pura & Asnawati, 2019). Tugas

menggunting akan mendemonstrasikan keterampilan motorik halus anak,

karena beberapa anak kesulitan menggunakan gunting dengan benar,

memotong sesuai pola, dan mengancingkan bajunya sendiri (Ruri, 2020).

1
2

Menurut statistik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat

52,9 juta anak dii bawah usia lima tahun pada tahun 2018 : 95% anak

dengan perkembangan yang kurang baik tinggal di negara

berpenghasilan rendah hingga menengah, dan 54% di antaranya adalah

laki-laki. Perbedaan pembangunan dari tahun ke tahun di Indonesia

belum terkoreksi. Terbukti dengan anak usia 1-4 tahun sejumlah

19.388.791 anak mengalami kelainan perkembangan saraf dan otak yang

ringan hingga parah. Terdapat sekitar 16% balita di bawah usia lima

tahun, keterlambatan perkembangan diperkirakan mempengaruhi antara

5% bayi dan 10% anak-anak (Saputri, 2021).

Berdasarkan data dari Taman Kakak-Kanak Bakti Insani pada

tanggal 20 januari 2023, perilaku untuk melakukan kegiatan perubahan

motorik halus dengan cara menggunting, finger painting, kegiatan kolase

atau aktivitas lainnya. Adapaun untuk total anak-anak yang berusia 4-6

tahun sejumlah 40 siswa, dan untuk jumlah siswa dalam penelitian ini

sebanyak 22 siswa. Di sekolah, diperoleh data 22 dari 40 siswa masih

belum bisa menggunakan pensil dengan baik dan menggambar dengan

baik. Untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan motorik

halus mereka, pendidik harus membuat aktivitas orisinal dan menarik

yang akan membuat mereka tetap terlibat dan bersemangat untuk belajar.

Keterampilan motorik halus anak dapat ditingkatkan dengan beberapa

metode, diantaranya dengan pendekatan pembelajaran finger painting.

Kegiatan ini sangat penting karena membantu anak terbiasa

mengontrol jari-jarinya (Evivani & Oktaria, 2020). Otot-otot kecil

digunakan untuk menggenggam, melempar, menggambar, menangkap,


3

memotong, dan tugas-tugas lain yang membutuhkan perkembangan

motorik halus (Hurlock, 2020).

Anak prasekolah harus siap untuk terlibat dalam aktivitas seperti

bermain puzzle, menggambar, merekatkan, menulis, melipat, memotong,

dan menggabungkan warna, untuk melatih motorik halus anak (Machmud

& Wahyuni, 2020). Finger Painting adalah permainan atau kegiatan yang

mengajarkan cara mengekspresikan diri, imajinasi, idan sisi kreatif

dengan melukis hanya menggunakan jari. Untuk membuat kegiatan ini

lebih menarik bagi anak-anak, finger painting digunakan untuk

menggantikan crayon (Maghfuroh & Putri, 2017).

Kerajinan kolase ialah kegiatan menempelkan gambar atau pola

ke berbagai objek menggunakan lem, seperti kertas dan kain. Kolase, di

sisi lain, adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau bahan lain,

menurut Nicholson (2018) berdasarkan pendapat diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa kolase adalah proses menggabungkan potong kertas

atau bahan lain yang ditempel di permukaan kertas untuk membentuk

sebuah gambar., Kata "kolase" yang artinya merekatkan berasal dari kata

latin "coller" yang berarti kolase. Sebaliknya, kolase adalah karya seni

yang dibuat dengan memadukan banyak gaya lukisan dengan

menggunakan lem dan bahan lainnya (Effi Kumala sari, 2018).

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa

pentingnya mengembangkan motorik halus pada anak, maka judul yang

diangkat yaitu “Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap

Perekembangan Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti

Insani”.
4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Adakah efektivitas

kegiatan kolase dan finger painting terhadap peningkatan perkembangan

motorik halus pada anak di TK Bakti Insani?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya efektivitas kegiatan kolase dan finger

painting terhadap peningkatan motorik halus pada anak di Taman

Kanak-Kanak Bakti Insani.

2. Tujuan Khusus

a) Identifikasi perkembangan motorik halus sebelum diberikan

kegiatan kolase dan finger painting pada anak di TK Bakti Insani.

b) Identifikasi peningkatan perkembangan motorik halus setelah

diberikan kegiatan kolase pada anak di TK Bakti Insani.

c) Identifikasi peningkatan perkembangan motorik halus setelah

diberikan kegiatan finger painting pada anak di TK Bakti Insani.

d) Menganalisis pengaruh kegiatan kolase terhadap peningkatan

perkembangan motorik halus pada anak di TK Bakti Insani.

e) Menganalisis pengaruh kegiatan finger painting terhadap

peningkatan perkembangan motorik halus pada anak di TK Bakti

Insani.

f) Menganalisis efektivitas kegiatan kolase dan finger painting

terhadap peningkatan motorik halus pada anak pada anak di TK

Bakti Insani.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

“Hasil dari penelitian inii diharapkan bermanfaat bagi ilmu

keperawatan serta sebagai referensi untuk perkembangan motorik

halus pada anak pra sekolah dengan Intervensi Kegiatan Kolase dan

Finger Painting.”

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak/Keluarga/Masyarakat

Dapat menarik minat anak dalam belajar karena dilakukan dengan

belajar sambil bermain, serta mengembangkan kemampuan

motorik halus anak sehingga dapat berkembang dengan baik dan

maksimal.

b. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Bakti Insani

Mendapatkan informasi dan pemahaman tentang beberapa jenis

permainan diantaranya adalah kegiatan kolase dan finger panting.

c. Bagi Dosen & Tenaga Kesehatan di Institusi Pendidikan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram

Penelitian inii dapat menciptakan berbagai program satuan

pendidikan anak usia dini, khususnya yang berfokus pada

peningkatan keterampilan motorik halus anak, penelitian ini dapat

berkontribusi pada tubuh informasi dan literatur ilmiah..

d. Bagi Peneliti lain

Dapat mempraktikkan tentang berbagai jenis permainan untuk

meningkatkan perubahan motorik halus pada anak dalam hal ini

yaitu kegiatan kolase dan finger painting.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Mayoritas orang percaya bahwa masa kanak-kanak adalah

fase kehidupan terpanjang. Periode ketika perkembangan seseorang

sangat bergantung pada orang lain. Kata “anak-anak” digunakan

untuk anak yang masih kanak-kanak dalam uraian berikut bagi

sebagian besar anak-anak (anak kecil), yaitu suatu masa yang sering

di ibaratkan tidak akan ada habisnya ketika anak tidak sabar menanti

untuk momen yang dinantikan yaitu penerimaan dari masyarakat

bahwa mereka bukanlah anak-anak. Masa anak prasekolah

didefinisikan sebagai periode perkembangan antara usia 2 sampai 6

tahun dalam urutan waktu. Perkembangan fisik meletakkan dasar

untuk kemajuan perkembangan selanjutnya, karena anak-anak perlu

menjadi lebih kuat dan lebih berat secara fisik seiring bertambahnya

usia. (Hastuti, 2016). Beberapa ciri pertumbuhan yang dapat diukur

secara kuantititaf, yang perjalan waktunya dan dalam keadaan normal

memiliki arah tertentu untuk setiap anak (growth trajectory).

Pertumbuhan fisik anak lebih dikenal dengan dengan istilah

Antropometri (Monteiro, 2016).

Lima tahun pertama kehidupan seorang anak adalah "tahun-

tahun emas" atau "tahun - tahun penting" seorang anak, karena

mereka adalah akar dari kemampuan sensorik, kognitif, dan

komunikatif mereka, serta perkembangan intelektual yang intens dan

6
7

perkembangan moral awal mereka. Pemberian gizi, pemeliharaan dan

pemberian kesehatan, kasih sayang, perlindungan, penghargaan, dan


8

penegakan standar sosial dan agama harus dimulai dar masa balita

agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

Program komprehensif yang disebut Stimulasi, Deteksi,

Intervensi Dini untuk Pertumbuhan dan Perkembangan (SDIDTK)

digunakan untuk melacak berbagai aspek perkembangan bayi. Cara

terbaik untuk memaksimalkan kinerja fisik dan mental organ tubuh

adalah melalui aktivitas stimulasi. (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2020).

Inti definisi pertumbuhan yang diperoleh dari konsep

pertumbuhan yaitu perubahan secara kuantititatif. Pertumbuhan

melibatkan pertambahan satuan massa dalam satuan waktu tertentu.

Pertambahan massa tubuh dapat diidentifikasi dalam satuan seperti

gr/hari, gr/bulan, kg/tahun, cm/tahun. Pertumbuhan dikonfigurasi oleh

peningkatan fisik tubuh secara keseluruhan atau sebagian (Monteiro,

2016).

Penilaian status pertumbuhan fisik anak yang paling sering

digunakan dan berlaku secara universal, murah, dan cara yang

digunakan non-invasive sebagai penilaian proporsi, ukuran dari tubuh

yaitu antropometri (De Onis, 2015). Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI Tahun 2020 telah ditetapkan standar antropometri anak

berdasarkan berat badan dan panjang atau tinggi badan, yang meliputi 4

indikator yaitu berat badan menurut Umur (BB), badan panjang atau tinggi

badan menurut Umur (PB/U) atau TB/U), berat badan menurut panjang

atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB), dan indeks massa tubuh menurut

umur (IMT/U) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020)

Berikut adalah cara mengukur tumbuh kembang anak :


9

1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

“Indikator BB/U digunakan untuk menilai pertumbuhan fisik anak

dengan berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang

(severely underweight), tetapi tidak untuk mengklasifikasi anak

gemuk atau sangat gemuk (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2020). Jika hasil interpretasi pertumbuhan dengan

indeks BB/U menunjukkan rendah di bawah standar normal, maka

kemungkinan anak mengalami masalah pertumbuhan (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2020).”

2. Tinggi badan/panjang Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan menurut umur adalah dianggap sebagai indikator

pertumbuhan anak terbaik karena mencerminkan pertumbuhan

linier kumulatif dan dapat diukur secara akurat menggunakan alat

yang tersedia secara luas dan metode standar (Tran, 2019).

“Indikator PB/U atau TB/U dapat mengindetifikan anak-anak

pendek (stunted) atau sangat pendek (several stunted) yang

disebabkan oleh kekurangan gizi secara kronis atau sering sakit

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).”

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT/U pada anak dapat digunakan untuk mengklasifikasi status

pertumbuhan anak-anak dan remaja sebagai kurus (underweight),

kelebihan berat badan (overweight), dan risiko kelebihan berat

badan (risk of overweight) (Centers for Disease Control, 2020).

Interpretasi IMT menurut umur dapat menggunakan standar WHO

pertumbuhan anak (De Onis, 2015). Penilaian pertumbuhan anak


10

dengan indeks IMT yang dinilai berdasarkan umur dan jenis

kelamin anak digunakan dalam penentuan nilai cut off point.”

4. Lingkar Kepala Menurut Umur

Penilaian lingkar kepala menurut umur sangat penting dilakukan

selama masa bayi dan dapat dipetakan hingga 36 umur bulan.

“Lingkar kepala anak saat lahir rata-rata 35 cm, lalu meningkat

rata-rata 1 cm/bulan selama tahun pertama, kemudian meningkat

3.5 cm selama 2 tahun ke depan (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2020).”

Untuk mencapai potensi biologis manusia, sejumlah

komponen yang saling terkait harus berinteraksi agar terjadi

pertumbuhan dan perkembangan. Faktor-faktor ini dapat dibagi

menjadi tiga kategori yaitu:

1. Faktori genetiki

Dasar dalam memperoleh hasil akhir dari proses pertumbuhan

dan perkembangan adalah komponen genetik. Untuk mencapai

hasil yang terbaik, potensi genetik yang berkualitas harus

mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungan. Genetik

bersifat alami yang sehat, jenis kelamin, suku, atau negara.

2. Faktori lingkungani

Berbagai keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak lazim digolongkan menjadi lingkungan

biopsikosial, yang didalamnya tercakup komponen biologis (fisik),

psikologis, ekonomi, sosial, politik dan budaya.

3. Faktori perilakui
11

Pola pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh

perilakunya. Kebiasaan yang kita kembangkan sebagai anak-

anak akan mengikuti kita ke kehidupan berikutnya. Tingkah laku

anak dapat diubah dan dibentuk oleh pendidikan karena belajar

adalah komponen kunci dari aktualisasi. Bergantung pada

apakah keinginan kuat untuk mengubah perilaku seseorang

dimotivasi oleh peristiwa yang menyenangkan, menyenangkan,

atau menggembirakan atau sebaliknya, hal itu dapat dirasakan

baik secara positif maupun negatif. Sosialisasi dan kedisiplinan

anak akan sangat dipengaruhi oleh perubahan perilaku dan pola

perilaku yang muncul sebagai akibat dari pengaruh berbagai

keadaan lingkungan.

Anak-anak memiliki nilai-nilai fundamental yang terkait

dengan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Sesuai

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Anak (SDDITK) Tahun 2016.

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertumbuhan terus berjalan dan belajar mengarah pada proses

perkembangan. Bergantung pada potensi yang dimiliki setiap

orang, kedewasaan adalah proses alami yang berkembang

dengan sendirinya. Proses pembelajaran melibatkan kerja dan

latihan untuk pertumbuhan. Anak-anak dapat mencapai potensi

mereka melalui pembelajaran.

2) Desain perkembangan dapat diperkirakan. Adanya kesamaan

desain perkembangan bagi setiap anak. Maka dari itu

perkembangan seorang anak dapat diperkirakan.

2. Perkembangan Motorik Anak


12

Kegiatan anak usia dini melibatkan semua komponen fisik

tubuh motorik, sehingga tidak mungkin untuk melarang anak

melakukan kegiatan tersebut. Keterampilan motorik fisik mencakup

keterampilan motorik kasar dan halus pernyataan (Afandi, 2019).

Sistem saraf pusat mengatur gerakan jari. Kapasitas seorang anak

untuk melakukan tindakan yang memerlukan penggunaan otot-otot

kecil, seperti mencengkeram, memotong, merobek, meregangkan,

dan sebagainya. Jadi anak nantinya perlu menggunakan

keterampilan motorik halusnya untuk menyelesaikan tugas sehari-

hari seperti berpakaian, makan, menulis, memotong, mewarnai,

melipat dan menggambar, penting untuk dipelajari sejak dini.

Perkembangan terbaik keterampilan motorik halus anak

membutuhkan stimulasi. Tujuan stimulasi adalah untuk berkontribusi

pada perkembangan otot anak. Hal ini dilakukan untuk

mempersiapkan anak ke jenjang pendidikan selanjutnya. Menurut

Livana (2018), Fase perkembangan psikologis anak prasekolah

dipengaruhi oleh stimulasi motorik halus. Ini disebabkan oleh adanya

perubahan sebelum dan sesudah stimulasi. Jadi kesimpulannya

stimulasi anak usia prasekolah (4-5 tahun), baik yang berasal dari

orang tua, media, permainan edukatif, maupun komunikasi,

berpengaruh besar terhadap perkembangan motorik halusnya.

memanfaatkan lingkungan Anda.

Menurut Rahyubi (2016) menyatakan bahwa ada beragam faktor

yang mempengaruhi kemampuan motorik seseorang. Faktor-faktor

ini antara lain :

1. Pengembangan sistem saraf


13

Karena sistem saraf mengatur aktivitas motorik manusia, hal itu

berdampak signifikan pada perkembangan keterampilan motorik.

2. Keadaan fisik

Mengingat betapa eratnya kesehatan fisik dan perkembangan

motorik saling terkait, kesehatan fisik memiliki dampak yang

signifikan terhadap perkembangan motorik. Mereka yang sehat

secara fisik biasanya memiliki perkembangan motorik yang lebih

besar daripada mereka yang cacat fisik.

3. Memiliki banyak dorongan

Seseorang yang sangat termotivasi untuk mengembangkan

kemampuan motorik tertentu biasanya memiliki sumber daya

yang besar.

4. Inspirasi yang kuat

Seseorang yang sangat termotivasi untuk mengembangkan

kemampuan motorik tertentu biasanya memiliki sumber daya

yang besar.

5. Suasana yang menyenangkan

Perkembangan motorik individu berpotensi tinggi berjalan sesuai

rencana jika keadaan sekitar mendukung aktivitas yang

dilakukan. Dalam hal lingkungan merupaka infrastruktur, alat,

dan fasilitas merujuk pada lingkungan yang positif dan

mendukung yang kegiatan dan di mana kegiatan itu

berlangsung.
14

6. Masalah kesehatan mental

Tentu saja, faktor psikologis berperan besar dalam

perkembangan kemampuan motorik. Memiliki Kesehatan

psikologis yang baik dapat membantu mengembangkan

keterampilan motorik.

7. Usia

Usia besar pengaruhnya terhadap fungsi motorik seseorang.

Tentu saja, kualitas keterampilan motorik bayi, anak, remaja,

dewasa, dan orang tua berbeda-beda.

8. Gender

Aspek gender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

beberapa kemampuan, seperti atletik. Anak laki-laki tidak

diragukan lagi lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan

perempuan dalam beberapa olahraga, seperti renang, sepak

bola, karate, dan sebagainya.

Anak usia dini adalah masa belajar, tetapi bukan hanya belajar

menulis dan berhitung. Belajar juga bisa terjadi sambil bermain,

padahal prasekolah adalah waktu bermain (time for play) (Hamid,

2016). Adapun beberapa aspek yang mempengaruhi motorik anak :

a. Aspeki motorik kasar dan halusi:

1) Anak usia pra sekolah menyenangi aktivitas mandiri seperti

berlari, menaiki pohon, dan melompat karena masa kanak-

kanak merupakan masa aktif.

2) Karena kesibukannya, anak kecil perlu istirahat yang cukup

setelah melakukan berbagai aktivitas, meski terkadang

mereka tidak menyadari perlunya istirahat.


15

3) Otot-otot jari dan tangan mulai tumbuh pada masa kanak-

kanak. Namun, tugas-tugas yang menuntut seperti mengikat

tali sepatu dan mengancingkan pakaian tidak biasa bagi anak

kecil.

4) Masa anak awal mungkin merasa lebih sulit untuk fokus pada

hal-hal tertentu, seperti hal-hal kecil, yang mengakibatkan

keterlambatan perkembangan mata dan tangan.

5) Meskipun fisik anak kecil fleksibel dalam rentang usia ini,

kepala lunak masih sangat berbahaya jika terkena benturan

keras.

6) Anak perempuan tidak diragukan lagi lebih mahir dalam

melakukan tugas-tugas praktis di tahun-tahun awal mereka,

khususnya.

b. Aspeki sosiali:

1) Anak usia dini mempunyaii teman yang sering bergantian.

Anak cepat menyesuaikan diri karena itu anak mudah

bersosialisasi dengan teman sebayanya. Anak usia dini lebih

memilih teman yang berjenis kelamin sama.

2) Kelompok bermain pada anak usia dini tidak terlalu

terorganisir dan beranggotakan sedikit, sehingga komposisi

kelompok anak ini sering berubah.

3) Anak kecil selalu berinteraksi dengan anak yang lebih tua

darinya.

4) Anak usia dini mempunyai permainan sangat beragam

fungsinya sesuai dengan tingkat sosial anak dan gendernya.

5) Dengan teman-teman mereka, masa kanak-kanak sering kali

parau, tetapi ini hanya berlangsung beberapa saat sebelum


16

persahabatan dipulihkan. khususnya perilaku agresif lebih

banyak terjadi pada anak laki-laki.

6) Anak-anak prasekolah mulai memahami perbedaan antara

anak laki-laki dan perempuan serta peran mereka dalam

masyarakat. Bagaimana memilih alat permainan akan

menunjukkan pengaruh kesadaran anak.

c. Aspek bahasa dan bicara

1) Anak usia dini memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik

dan suka bercakap-cakap, terutama dalam kelompok.

2) Adanya potensi dalam kehidupan awal yang harus dipupuk

melalui interaksi, dorongan minat dan bakat, serta kasih

sayang

Karakteristik perkembangan motorik anak prasekolah dan

model perkembangannya tercantum di bawah ini.

a) Karakter dari perkembangan motoriki halusi pada anak

prasekolah usiai 4-5i tahun:

1) Menempel atau menyusun beberapa potongan gambar

(puzzle)

2) Membolongi pola pada kertasi dengan pensili ataui spidoli

3) Mewarnai menggunakan jari jari tangan agar terlatih terampil

4) Memasang kancing bajui dengani benar

5) Menariki dan mengikuti igaris ilurus, miring dani lengkung

6) Melipat-lipat kertas

b) Model pengembangan motorik halus anak pra sekolah usia > 4-5

tahun

1) Menyiapkan beragam pola gambar dan kertas yang sudah


17

dipotong kecil-kecil, berharap anak mau menempelkan

potongan kertas itu mengikuti sesuai pola gambar.

2) Menyiapkan beberapa potongan gambar (puzzle), berharap

anak mau menyusuni potongan-potongani tersebuti menjadii

gambari yang utuh.

3) Menyiapkan kertasi yangi sudahi diberii pola atau igambar,

berharap ianak membolongi gambari sesuai pola.

4) Menyiapkan pensil warna (spidol atau krayon) dan kertas

yang di dalamnya terdapat gambaran, berharap anak mau

mewarnai gambar itu dengan rapi.

5) Minta anaki membukai kancingi kemeja dan kemudian

memasangnya lagi sampai semua kancing terpasang

dengan benar.

6) Menyiapkan kertasi yangi terdirii atas ititik-titik, berharap

anak mau menarik dan mengikuti garis secara lurus, miring

dan melengkung.

7) Menyiapkan kertas (kertas origami) dan petunjuk untuk

melipat lipat kertas sehingga menjadi sebuah kreasi.

Menurut Masganti (2015), setidaknya ada tiga penyebab

signifikan perkembangan keterampilan motorik anak usia dini.

Diklaim bahwa anak usia dini perlu distimulasi agar kemampuan

motorik halus anak berkembang.

1. Alasani Sosiali

Anaki harus belajar berbagai keterampilani yangi bermanfaat

bagi anak agar bisa berkegiatan sehari-harinya, seperti:

menyapu dan mambersihkan diri (mandi) memaki baju

sendiri,makan dan minum sehingga anak menjadi mandiri.


18

2. Alasan Akademis

Anak yang memasuki usia sekolah, pastinya banyak kegiatan dii

sekolahi yang membutuhkani keterampilan motorik halus anak,

anak melakukan kegiatan imenulis, menggambar, imenggunting,

mewarnai, dani sebagainya. Anak diminta untuk bisa

mengendalikan koordinasi mata dengan tangannya.

3. Alasani iPsikologis/Emosionali

Tentunya akan lebih mudah bagi anak-anak untuk menyesuaikan

diri dengan aktivitas sehari-hari yang melibatkan latihan fisik jika

mereka memiliki pertumbuhan dan koordinasi motorik halus yang

memadai. Anak-anak yang mempunyai koordinasii motorik halus

yang tidak berkembang secara normal akan mengalami lebih

banyak frustrasi dan rasa gagal. Kepribadian anak terpengaruh

secara negatif. Oleh karena itu, sangat penting untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus. Generasi anak-anak

yang akan datang akan mendapat manfaat yang sangat besar

dari perkembangan motorik halus.

Menurut pendapat Wahyudin, Uyu, Agustin & Mubiar (2012),

Penilaian untuk iperkembangan motoriki halusi sangat diperlukan.

“Apakah anak berada pada kategori belum berkembang (BB), mulai

berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan

berkembang sangat baik (BSB).”

Kategori penilaiani motoriki halusi pada anak memiliki rentang

sebagai berikut:

1) Kemampuan 1 (skor 1 – 3) = Belum berkembang (BB)”

2) Kemampuan 2 (skor 4 – 6) = Mulai berkembang (MB)”


19

3) Kemampuan 3 (skor 7 – 9) = Berkembang sesuai harapan

(BSH)”

4) Kemampuan 4 (skor 10 – 12) = Berkembang sangat baik (BSB)”

3. Kolase

Kolase adalah proses artistik di mana bahan-bahan seperti

ibiji-bijian, ikayu, kertas, dan sebagainya direkatkan ke suatu bidang

untuk menciptakan sebuah karya seni, menurut (Huda, 2019).

Menurut Nicholson (2019), memaparkan bahwa kolase foto dibuati

menggunakan sobekan ikertas, ikoran, majalah, atau benda lain

yang direkatkan. Kolase adalah karya seni dua dimensi yang

menggunakan berbagai bahan (seperti kertas, daun, dan kayu) yang

dipadukan dengan berbagai bahan sehingga menghasilkan sebuah

karya.

1. Manfaat Kolase

Kegiatan kolase adalah aktivitas pembelajaran yang

bermanfaat dan sangat menyenangkan untuk ianak, sebab anak

akani membuati karyai dengani kreativitasnya. Menurut (Oktarian,

2020) ada banyak manfaat kolase bagi anak seperti:

a. Mengasah motoriki halusi ianak.

b. Kreativitasi anak meningkat.

c. Konsentrasii anak terasah.

d. Mengenalkan jenisi warna dan bentuk pada anak.

e. Anak anak belajar memecahkan masalah.


20

f. Anak diajarkan tekun dan percaya diri.

Karakteristik bentuk kolase yang menarik dan unik pastinya

ada perbedaan seperti kolase dua dan tiga dimensi mempunyai

tujuan yang beragam akan menciptakan kolase yang beragam

(Mujahid, 2019).

a. Titik, ialah Unit terkecil dari elemen visual yang disebut titik.

Sedangkan bintik adalah variasi dari titik yang lebih besar.

Butiran pasir laut dapat digunakan untuk membuat titik-titik

dalam kolase. Lada, biji kecil, dan bahan lainnya dapat

digunakan untuk membuat bintik sedang.

b. Garisi merupakani suatu titiki yangi panjangi namuni tidaki

mempunyai ilebar. Garisi dikategorikan berdasarkan jenisnya

menjadi garis spiral, putus-putus, melengkung, dan lurus. Kolase

dapat dibuat dengan korek api, benang, ranting, dan kawat dapat

dijadikan bahan.

c. Bidang, merupakan elemen visual yang dikenal sebagai bidang

dibuat ketika banyak garis bertemu. Selain itu, bidang dipisahkan

menjadi bidang melintang, horizontal, dan vertikal. Bidang datar

(2D) dan bidang volume dapat digunakan sebagai elemen

bidang dalam kolase (3D).

d. Warna, yang dapat dirasakan oleh penglihatan manusia sebagai

jenis keindahan dan sebagai komponen visual yang penting.

Selain itu, warna dapat dipisahkan menjadi warna primer,

sekunder, dan tersier. Kain, cat, pita, dan bahan lainnya

semuanya dapat digunakan untuk menghasilkan komponen

warna kolase.
21

2. Bahan kolase

Kegiatan seni menempel kolase bisa terbuat dari

berbagai jenisi ibahan. Bahan bakui kolasei dapati dibagi

menjadii idua, yaitu:

a) Berbagai jenis bahani alami seperti, daun kering, ranting,

bunga kering, kerang, biji-bijian, dan batu-batuan.

Keterangan :
1. Daun Kering
2. Bunga Kering
3. Kerang
4. Biji-bijian

Gambar 1. Bahan alam untuk membuat seni kolase


22

b) Bahan-bahan bekas sintetis (kertas origami, tutup botol, dan

kain perca).

Keterangan :
1. Ketas Origami
2. Tutup Botol
3. Kain Perca

Gambar 2. Bahan sintetis untuk membuat seni kolase

c) Alat potong dan bahan perekat : Gunting, cutter, lem kertas,

dan lem fox

3. Langkah - Langkah Kegiatan Kolase

1. Siapkan bahan berupa kertasorigami yang telah dipotong-

potong

2. Siapkan lem kertas atau lem fox

3. Siapkan sketsa gambar seperti bunga, kupu-kupu, atau

pemandangan gunung

4. Aturlah kertas origami menutupi sketsa

5. Perhatikan perpaduan warna, ukuran, dan bentuknya

6. Kemudian tempelkan kertas origami pada sketsa dengan

menggunakan lem
23

7. Tempelkan dengan rapi, lalu tunggu hingga kering

4. Finger Painting

Menurut Lisyowati (2015), finger painting adalah latihan

tangan yang baik, manfaatnya perkembangannya anak terlatih

gerakan indahnya sebab jari anak bergerak dan menyentuh alat cat

dan pewarna. Mengkoordinasi tangan-mata, melatih fokus,

memperkenalkan dan mengembangkan warna dan bentuk,

menumbuhkan imajinasi dan kreativitas anak-anak, dan berfungsi

sebagai wahana ekspresi emosi pada anak-anak. Menurut Yanti,

(2021) menyatakan bahwa finger painting (mengecat dengan jari)

ialah suatu kegiatan teknis melukis dengan jari di atas kertas, yang

memungkinkan anak melimpahkan idenya dengan melukis

menggunakan jarinya, kegiatan ini bersifat praktis, dan melatih

keterampilan motorik halus dan kreativitas Anda. Beberapa bahan

yang diperlukan untuk berkegiatan finger painting menurut (Anies

Listyowati dan Sugiyanto, (2019) :

A. Bahan-bahani untuk finger painting adalah sebagai berikut:

1. Warna iprimer (merah, kuning dan biru) pewarna makanan

2. Tepung kanji ½ gelas

3. Minyak goreng 2 sdm

4. Air 3 gelas
24

Keterangan :
1. Pewarna
Primer (biru,
merah dan
kuning)
2. Tepung Kanji
3. Minyak
Goreng
4. Air

Gamba 3. Bahan-bahan untuk membuat cat finger


r painting

B. Alat-alat yang diperlukan untuki kegiatani cat finger painting

yaitu:

1. Pancii atau wajan

2. Wadahi tempat adonani

3. Sutil atau pengaduk adonan

Keterangan:
1. Panci
2. Wadah
3. Pengaduk Adonan
25

Gambar 4. Alat-alat yang diperlukan untuk cat finger painting

C. Berikut ini langkah-langkah membuat cat untuk finger painting :

1. Setengah gelas tepung kanji dimasukan ke dalam wajan atau

panci.

2. Lalu tuang 3 gelas air, aduk hingga tercampur merata.

3. Setelah tercampur masukan 2 sdm minyak goreng, aduk

Kembali hingga merata.

4. Nyalakan kompor sedang,lalu masak adonan dan terus diaduk

5. Jika dirasa sudah mendidih,matikan kompor, lalu angkat

adonan.

6. Adonan yang benar akan bertekstur seperti fla.

7. Setelah itu campurkan adonan dengan pewarna yang telah

disiapkan

D. Langkah-langkah dalam membuat Finger Painting adalah

sebagai berikut :

a. Mulailah dengan membuat sebagian area. Pada titik ini,

campur warna untuk membuat sketsa atau gambar. Kemudian

lukis di atas area gambar penuh warna dengan jari-jari

langsung dalam tahap ini.

b. Gunakan teknik gesek jari yang berbeda untuk membuat

gambar yang Anda inginkan. Secara khusus, teknik spirali dan

titiki 1 jari dapati digunakani tanpai mengunci.


26

B. Kerangka Konsep

“Aspek
Kegiatan Kolase perkembangan Peningkatan
dan Finger Painting anak prasekolah :”
perkembangan motorik
- Perubahan halus pada anak.
perkembangan
motorik halus” Penilaian
perkembangan motorik
- “Perkembangan halus berdasarkan skor:
Personal sosial”
1) “Skor 1-3 = Belum
- “Motorik kasar” berkembang (BB)”
- “Bahasa dan 2) Skor 4-6 = Mulai
bicara” berkembang (MB)”
3) Skor 7-9 =
Berkembang
27

Faktor yang
mempengaruhi
tumbuh kembang
anak
1. Faktor Genetik
2. Faktor
Lingkungan
3. Faktor perilaku

Keterangani : : Ditelitii

: Tidak Ditelitii

Gamba 5. “Kerangka Konsep Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger


r Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus Pada Anak Di
Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.”
Teori modifikasi Livana (2019), Rahyubi (2016).

C. Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak ada perbedaan Efektivitas kegiatan kolase dan finger painting


terhadap peningkatan motorik halus pada anak.

Ha : Ada perbedaan Efektivitas kegiatan kolase dan finger painting


terhadap peningkatan motorik halus pada anak.
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Ruangi lingkupi penelitiani inii meneliti Efektivitas Kegiatan Kolase dan

Finger Painting Terhadapi Peningkatan Motoriki Halusi Pada Anaki di TK Bakti

Insani.

a. Tempat Penelitiani

Penelitian ini telah dilaksanakani di Taman Kanak-Kanaki Bakti Insani,

Kelurahan Rembiga, Kecamatani Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara

Barat.

b. Waktu Penelitian

1) Penyusunani skripsi ini dimulai padai bulani Junii 2023 sampai dengani Juli

2023.

2) Penelitian telah dilaksanakani padai bulani Juni 2023.

2. Rancangan Penelitian

“Desain Penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu rencana

penelitian yang telah ditetapkan dan berfungsi sebagai petunjuk peneliti pada

semua proses penelitian. (Nursalam, 2017). Penelitian ini menggunakan

program penelitian pra eksperimental dengan pendekatan Two Groups Pretest-

Posttest.” Bentuk program Two Groups Pretest-Posttest adalah sebagai berikut:

Subjek Pretest Perlakuan Posttest


d)
K1 O1 X1 O2

K2 O3 X2 O4

Gamba 6. Bentuk Rancangan Two Group Pretest-Posttest


r Pada Desain Penelitian Experiment.
29

Keterangan :

K1 : Subjek Perlakuan Kelompok Kegiatan Kolase.

K2 : Subjek Perlakuan Kelompok Finger Painting.

X1 : Intervensi Kegiatan Kolase.

X2 : Intervensi Finger Painting.

01 :”Motorik halus sebelum (pretest) diberikan terapii kegiatan kolase.”

02 :”Motorik halus sesudah (posttest) diberikan terapii kegiatan kolase.”

03 : Motorik halus sebelum (pretest) diberikan terapi finger painting.

04 : Motorik halus sesudah (posttest) diberikan terapi finger painting.

3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasii dalami penelitiani ini adalah iseluruh siswa/siswi yang berusia 4-6

tahun yang ada di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani sejumlah 40 siswa.

2. Sampel

Sampel dalam “penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi yang di Taman

Kanak-Kanak Bakti Insani sejumlah 40 orang.”

a. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan pengambilan teknik

sampling yaitu menggunakan total sampling dimana besar sampel

sama dengan populasi yaitu seluruh seluruh siswa/siswi yang berusia

4-6 tahun yang ada di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani sejumlah 40

siswa

b. Kriteriai Sampel.

a) Siswa yang tidak hadir pada saat dimulai hingga akhir penelitian.

b) Orang tua siswa yang tidak bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.
30

c) Siswa yang mengikui kegiatan diawal saja tetapi tidak mengikuti

hingga akhir

4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah suatu metode dalam menyeleksi populasi untuk dapat

mewakili populasi. Sampling merupakan metode yang ditempuh dalam

pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek yang ada dalam penelitian (Nursalam. (2016).”

Menurut Sugiyono (2013) dalami penelitiani inii tekniki pengambilani sampeli

yangi digunakani yaitu samplingi jenuh sebagai “teknik pengambilan sampel

dimana setiap anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan ketika ukuran sampel kecil kurang dari 30. Sensus yang

mengumpulkan sampel dari setiap orang dalam populasi adalah nama lain dari

sampel jenuh.

5. Variabel Penelitian

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan di dallam penelitian desain

eksperimental yaitu (Siyoto dan Sodik, 2015):

a. “Variabel independen (bebas) adalah variabel yang dapat dimanipulasi.

Yang menjadi variable independen dalam penelitian adalah kegiatan kolase

dan finger painting.”

b. “Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang tidak dapat

dimanipulasi atau dianggap konstan. Yang menjadi variable dependen dalam

penelitian ini adalah peningkatan motorik halus.”

6. Definisi Operasional

Tujuan dari definisi operasional adalah untuk menggambarkan secara

fungsional variabel berdasarkan yang diamati, melegitimasi peneliti untuk

pengamatan yang cermat terhadap subjek. Definisi operasional didefinisikan


31

berdasarkan parameter yang digunakan sebagai pengukuran dalam penelitian

(Nursalam, 2016).

Tabel 1.”Definisi Operasional Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger


Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus pada Anak di TK
Bakti Insani.”

Definisi Instrumen Skala


Variabel Hasil Ukur
Operasional Penelitian Ukur
Independen : Kolase merupakani Kertas - -
Kegiatan kegiatani menempeli origami
Kolase atau menyusuni yangi
harus menggunakan
alat dan bahan. Bahan
yang digunakan
seperti kertas origami,
daun-daunan, dan
kacang-kacangan
Independen : Kegiatan finger Cat dan - -
Finger painting adalah Tepung
Painting mewarnai atau
mengecat
menggunakan tangan
dan bahan seperti
tepung dan cat
pewarna.
Dependen : Motoriki halusi adalahi Lembar Ordinal BB : Belum
Peningkatan perkembangani dan Observasi berkembang 1-31
Perkembang pertumbuhan anaki
ani Motoriki BMB : Mulai
usia dini. Kemampuan
Halusi Berkembang 4-60
fisik yang memerlukan
Gerakan otot-otot BSH : Berkembang
kecili dan memerlukan Sesuai Harapan
konsentrasi antara 7-95
otak dan mata.
BSB : Berkembang
Sangat Baik 10-120

7. Data Yang Dikumpulkan

1. Data Primer

Menuruti Riwidikdo (Riwidikdo, 2012), Untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan baik sebelum maupun sesudah terapi, datai primeri merupakan


32

informasi yang langsung diperoleh dari subjek penelitian oleh individu

atau organisasii. Berikut ini datai primeri dalami penelitiani ini adalah :

a. Datai karakteristiki respondeni meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan

pendidikan dikumpulkan menggunakan alat bantu kuesioner.

b. Motorik halus siswa sebelumi dan sesudahi diberikani intervensi

kegiatani kolase dikumpulkan menggunakani lembar observasi.

c. Motorik haluss siswa sebelumi dan sesudahi diberikani intervensi

kegiatani finger painting dikumpulkan menggunakani lembar observasi.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti melalui pihak

kedua atau pihak lain (Riwidikdo, 2012). Data sekunder dalam penelitian

ini berupa gambaran umum tempat penelitian yaitu Taman Kanak-Kanak

Bakti Insani.”

8. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Menuruti Riwidikdo (Riwidikdo, 2012), Untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan baik sebelum maupun sesudah terapi, datai primeri merupakan

informasi yang langsung diperoleh dari subjek penelitian oleh individu

atau organisasii. Berikut ini datai primeri dalami penelitiani ini adalah :

d. Datai karakteristiki respondeni meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan

pendidikan dikumpulkan menggunakan alat bantu kuesioner.

e. Motorik halus siswa sebelumi dan sesudahi diberikani intervensi

kegiatani kolase dikumpulkan menggunakani lembar observasi.

f. Motorik haluss siswa sebelumi dan sesudahi diberikani intervensi

kegiatani finger painting dikumpulkan menggunakani lembar observasi.

2. Data sekunder
33

“Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti melalui pihak

kedua atau pihak lain (Riwidikdo, 2012). Data sekunder dalam penelitian

ini berupa gambaran umum tempat penelitian yaitu Taman Kanak-Kanak

Bakti Insani.”

9. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan. Sebelum

melakukan analisis data, beberapa langkah harus dilakukan untuk

mendapatkan data yang benar, sehingga ketika analisis data dilakukan,

langkah selanjutnya dalam pengolahan data.:

1. Data Primer

Data karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, Pendidikan,

pekerjaan diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

1) Usia

Menurut Kemendikbud (2019) Periode usia 4-6 tahun adalah usia

prasekolah, tahapan ini merupakan tahapan perkembangan dan

keterampilan.

2) Jenis kelamin

Menurut Depkes RI (2009) jenis kelamin meliputi :

a) Laki-laki (L)

b) Perempuan (P)

3) Pendidikan Orang Tua

a) Pendidikan akan dikategorikan berdasarkan UU RI NO. 20

tahun 2003 tentang system pendidikan nasional yang terdiri

darii:
34

b) “Pendidikan dasar, yaitu jenjang pendidikan Sekolah Dasarr

(SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).””

c) “Pendidikan menengah, yaitu sekolah Menengah Atas (SMA))

atau Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).”

d) “Pendidikan Tinggi, mencakup program ppendidikan diploma,

sarjana, magister, doktor, dan spesialis.”

4) Pekerjaan akan dikategorikan menjadi bekerja dan tidak bekerja.

Menurut (Badan pusat statistik, 2016) :

a) Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan.

b) Tidak bekerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan

lebih) yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga.

Berdasarkan hal tersebut, bekerja terdiri dari pekerjaan : PNS,

pedagang, petani/ peternak/ nelayan, pekerja kasar, TNI/

POLRI, pegawai swasta, dan lain-lain.

5) Penilaian motorik halus pada anak dikategorikan

Table distribusi frekuensi relative merupakan salah satu

jenis table statistic yang menyajikan frekuensi dari sebuah

data penelitian dalam bentuk persen (Machali, 2018).

Rumus yang digunakan adala :

𝑃=𝑓
𝑁 ×100%

Keterangan :
35

P = Nilai Persentase

N = Number Of Case (banyak frekuensi/ banyak individu)

f = Frekuensi yang di cari presentasenya

Keterangan :

1. Kemampuan 1 (skor 1 – 3) = Belum berkembang (BB)”

2. Kemampuan 2 (skor 4 – 6) = Mulai berkembang (MB)”

3. Kemampuan 3 (skor 7 – 9) = Berkembang sesuai harapan

(BSH)”

4. Kemampuan 4 (skor 10 – 12) = Berkembang sangat baik (BSB)”

2. Data Sekunder

Data gambaran umum Taman Kanak-Kanak Baktin Insani disajikan

dalam bentuk deskriptif.

2. Analisia Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat yang peneliti lakukan dengan analisis deskriptif untuk

melihat variabel independen yaitu Efektivitas Kegiatan Kolase dan

Finger Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus Pada Anak di

Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.

b. Analisis Bivariat

Data perubahan motorik halus pada anak pra sekolah sebelum dan

sesudah intervensi kegiatan kolase dan finger painting dianalisa dengan

menggunakan independent t-test dan untuk membandingkan pengaruh

dua kelompok perlakuan menggunakan paired t-tes dengan bantuan

aplikasi SPSS pada komputer dengan taraf signifikan 95% (α=0,05) bila

p value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada Efektivitas


36

Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap Peningkatan

Perkembangan Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti

Insani. Sugiyono (2015), berpendapat uji paired t-tes digunakan untuk

menguji signifikasi hipotesis komperatif dua sampel yang berkorelasi bila

datanya berbentuk ordinal.

10. Kerangka Kerja

Populasi
Teknik pengambilan Kegiatan Kolase dan
sampel Finger Painting
(Total sampling)

Pre Test Sampel (Inklusi) Post Test

Pengumpulan Data

“Pengolahan Data”

“Analisa Data (T-Test)

Penyajian Hasil

Gambar 7. “Alur penelitian Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger


Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik
37

Halus pada Anak Di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.”

11. Prosedur Penelitian

a. Pra Kerja

1) Meminta izin kepada Direktur Polteknik Kesehatan Mataram Kementrian

Republik Indonesia.

2) Meminta iizin kepada Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Baktii

Insani.

3) Peneliti mengurus Ethical Clearance. Mendapat izin penelitian.

4) Peneliti merekap data responden.

5) Setelah itu peneliti mengumpulkan sampel dari populasi yang ada

dengan teknik sampling jenuh.

6) Selama proses pengambilan data penelitian selalu menerapkan protokol

kesehatan seperti :

a) Memakai masker

b) Mencuci tangan

7) Mengunjungi Taman Kanak-Kanak Bakti Insani atau sekolah responden

dengan menjelaskan maksud dan tujuan berkunjung serta menanyakan

ketersediaan atau persetujuan Taman Kanak-Kanak Bakti Insani atau

responden untuk bersedia menjadi sampel penelitian.

8) Melakukan pendataan nama dan umur apabila responden atau sampel

bersedia menjadi sampel penelitian.

9) Peneliti melakukan pretest dan posttest menggunakan lembar observasi

motorik kasar pada anak.


38

10) Peneliti melakukan intervensi kegiatan kolase pada kelompok

perlakukan satu.

11) Peneliti melakukan intervensi kegiatan figer painting pada kelompok

perlakuan kedua.

12) Peneliti melakukan posttest menggunakan lembar observasi motorik

halus pada anak.

b. Alat dan Bahan

1) Bahan bakui kolasei dapati dibagi menjadii idua, yaitu:

a) Berbagai jenis bahani alami seperti, daun kering, ranting, bunga

kering, kerang, biji-bijian, dan batu-batuan.

b) Bahan-bahan bekas sintetis (tutup botol, kertas origami ,dan kain

perca).

c) Alat potong dan bahan perekat : gunting, cutteri lem kertasi, dan

lem fox

2) Bahan-bahani untuk finger painting adalah sebagai berikut:

a) Warna iprimer (merah, kuning dan biru) pewarna makanan, tepung

kanji ½ gelas, minyak goreng 2 sdm, air 3 gelas.

b) Alat-alat yang diperlukan untuki kegiatani cat finger painting yaitu:

pancii atau wajan, wadahi tempat adonani dan sutil atau

pengaduk adonan.

c. Langkah - Langkah Kegiatan Kolase dan Finger Painting

3. Kolase

a) Siapkan bahan berupa kertasorigami yang telah dipotong-potong

b) Siapkan lem kertas atau lem fox


39

c) Siapkan sketsa gambar seperti bunga, kupu-kupu, atau

pemandangan gunung

d) Aturlah kertas origami menutupi sketsa

e) Perhatikan perpaduan warna, ukuran, dan bentuknya

f) Kemudian tempelkan kertas origami pada sketsa dengan

menggunakan lem

g) Tempelkan dengan rapi, lalu tunggu hingga kering

4. Finger Painting

a) Mulailah dengan membuat sebagian area. Pada titik ini, campur

warna untuk membuat sketsa atau gambar. Kemudian lukis di atas

area gambar penuh warna dengan jari-jari langsung dalam tahap

ini.

b) Gunakan teknik gesek jari yang berbeda untuk membuat gambar

yang Anda inginkan. Secara khusus, teknik spirali dan titiki 1 jari

dapati digunakani tanpai mengunci.


40
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari tanggal 22 Mei

sampai dengan 3 Juni dengan jumlah responden 40 orang, maka dalam BAB ini

akan dibahas hasil penelitian yang mencakup gambaran umum lokasi penelitian,

karakteristik responden dan hasil penelitian, yaitu tentang Efektivitas Kegiatan

Kolase dan Finger Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus

pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Taman Kanak-Kanak Bakti Insani

a. Lokasi

Taman Kanak-Kanak Bakti Insani terletak di Jalan Terusan Bung

Hatta No. 2, Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Taman Kanak-Kanak Bakti Insani berdiri sejak tahun 2004 yang

sekarang di pimpin oleh Ibu Nia Rizkiantama, S.Pd

b. Jumlah Anak Didik

Dari hasil penelitian diketahui bahwa siswa Taman Kanak-Kanak

Bakti Insani pada tahun ajar 2022/2023 sebanyak 40 siswa dengan 6

kelas. Siswa yang mengikuti penelitian yaitu kelas B1 sejumlah 15

siswa, B2 sejumlah 15 siswa, dan A1 sejumlah 10 siswa.

c. Tenaga Pengajar

Dari hasil penelitian diketahui Taman Kanak-Kanak Bakti Insani

memiliki 5 tenaga pengajar yaitu 5 guru Non PNS.

d. Visi dan Misi

1) Visi

“Membantuk pribadi siswa yang berkarakter Ilahiyah, Insaniyah,

Cerdas, Sehat Mandiri Dan Kreatif”.

41
42

2) Misi

a) Menyuguhkan dan menanamkan nilai-nilai kebenaran ilahiyah

dan nilia kerifan lokal.

b) Mendesain dan mengembangkan pembelajaran berkarakter

keislaman yang berkeimbangan antara nilai vertikal dan

horizontal, antara kecerdasan keilmuan dan spiritual melalui

kurikulum.

c) Menyediakan sarana bermain yang edukatif, aktif, kreatif,

sebagai instrumen untuk membangun kecerdasan secara

holisik.

d) Melaksanakan atau menerapkan pendidikan dan pengajaran

dalam pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif,

atektif, inovatif, dan berbudaya.

B. Karakteristik Responden

1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di


Taman Kanak-Kanak Bakti Insani (n=20)

Kolase Finger Painting


Kategori Umur
n % n %

< 5 tahun 4 20 5 25
5 - 11 tahun 16 80 15 75
Total 20 100 20 100

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kelompok

kategori umur menurut kemenkes no.25 tahun 2015 yaitu masa balita

> 5 sejumlah 9 responden dan masa anak 5 - 11 sejumlah 31

responden total responden sejumlah 40 responden.


43

2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Taman Bakti Insani (n=40)

Kolase Finger Painting


Jenis Kelamin
n % n %

Laki-Laki 15 75 12 60
Perempuan 5 25 8 40
Total 20 100 20 100

Berdasarkan Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa

responden sebagian besar adalah jenis kelamin Laki-Laki yaitu

sebanyak 15 responden (75%) pada kelompok kolase dan

sebanyak 12 responden (60%) pada kelompok finger painting.

3. Distribudi Pendidikan Orang Tua Responden

Tabel 4. Distribusi Pendidikan Orang Tua Responden di Taman


Kanak Kanak Bakti Insani (n=40)

Kolase Finger Painting


Pendidikan
n % n %

Pendidikan Menengah 11 55 10 50
Pendidikan Tinggi 9 45 10 50
Total 20 100 20 100

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa orang

tua responden sebagian besar sekolah menengah sebanyak 11

(55%) pada kelompok kolase sebagian besar orang tua responden

sekolah menengah dan sekolah tinggi sebanyak 10 (50%) pada

kelompok finger painting.


44

4. Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden

Tabel 5. Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden Berdasarkan


di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani (n=40)

Kolase Finger Painting


Pekerjaan
n % n %

Tidak bekerja 7 35 8 40
Bekerja 13 65 12 60
Total 20 100 20 100

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa

pekerjaan orang tua responden sebagian besar adalah bekerja

sebanyak 13 (65%) pada kelompok kolase sebagian besar orang

tua responden swasta sebanyak 12 (60%) pada kelompok finger

painting.

C. Gambaran Khusus Hasil Penelitian

1. Identifikasi Perkembangan Motorik Halus Sebelum diberikan


Kegiatan Kolase dan Finger Painting pada Anak di TK Bakti
Insani.

Motorik halus pada anak pra sekolah sebelum diberikan kegiatan

kolase di Taman Kanak-kanak Bakti Insani dapat dilihat pada tabel.

Hasil penilaian sebelum dilakukan kegiatan kolase pada anak di TK

Bakti Insani sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Motorik Halus Anak Pra Sekolah Sebelum


diberikan Kegiatan Kolase dan Finger Painting, 22 Mei
2023 (n=40)
Kolase Finger Painting
Kategori Motorik Halus
n % n %
BB 12 60 9 45
(Belum Berkembang)
BMB 7 35 8 40
(Baru Mulai Berkembang)
BSH 1 5 3 15
(Berkembang Sesuai
Harapan)
45

Total 20 100 20 100


Tabel 6 menunjukkan motorik halus responden sebelum

diberikan kegiatan kolase dalam sebagian besar mengalami kategori

belum berkembang sebanyak 12 responden (60%) pada kelompok

kegiatan kolase dan 9 responden (45%) pada kelompok finger

painting

2. Identifikasi Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Setelah


diberikan Kegiatan Kolase pada Anak di TK Bakti Insani.

Motorik halus responden setelah diberikan kegiatan kolase di

Taman Kanak-Kanak Bakti Insani dapat dilihat pada table. Hasil

penilaian setelah dilakukan kegiatan kolase pada anak di TK Bakti

Insani sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Motorik Halus Anak Pra Sekolah Sebelum


diberikan Kegiatan Kolase, 3 Juni 2023 (n=20)

Kolase
Kategori Motorik Halus
n %

BMB 2 10
(Baru Mulai Berkembang)
BSH 11 55
(Berkembang Sesuai Harapan)
BSB 7 35
(Berkembang Sangat Baik)
Total 20 100

Tabel 7 menunjukkan hasil motorik halus setelah diberikan

kegiatan kolase sebagian besar berkembang sesuai harapan 11

responden (55%).

3. Identifikasi Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Setelah


diberikan Kegiatan Finger Painting pada Anak di TK Bakti
Insani.

Motorik halus responden setelah diberikan kegiatan finger painting

di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani dapat dilihat pada tabel. Hasil


46

penilaian setelah dilakukan kegiatan pada anak di TK Bakti Insani

dapat dilihat pada table 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Motorik Halus Anak Pra Sekolah Setelah


diberikan Kegiatan Finger Painting,3 Juni 2023 (n=20)

Finger Painting
Kategori Motorik Halus
n %

BMB 2 10
(Baru Mulai Berkembang)
BSH 10 50
(Berkembang Sesuai Harapan)
BSB 8 40
(Berkembang Sangat Baik)
Total 20 100

Tabel 8 menunjukkan motorik halus setelah diberikan

kegiatan finger painting sebagian besar berkembang sesuai

harapan 10 responden (50%).

4. Analisis Pengaruh Kegiatan Kolase Terhadap Peningkatan


Perkembangan Motorik Halus pada Anak di TK Bakti Insani.

Pengaruh kegiatan kolase dalam menghitung uji normalitas data

pada sistem komputerisasi SPSS 21 menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal sehingga hasil perhitungan menggunakan uji

statistik parametric yaitu paired T-test terhadap perubahan

perkembangan motorik halus anak di Taman Kanak-Kanak Bakti

Insani dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Pengaruh Kegiatan Kolase Terhadap Perubahan Motorik


Halus Pada Anak Pra Sekolah di Taman Kanak-Kanak
Bakti Insani, 22 – 3 Juni 2023 (n=20)

Kelompok Standar p
Value
No Perlakuan Minima Maksimal Deviasi
Mean
l
47

1. Pre-test Kegiatan 2 8 4.05 1.605


Kolase .000
2. Post-test 3 12 8.55 2.305
Kegiatan kolase

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan hasil perhitungan dengan uji

statistik parametrik yaitu uji paired T-test pada sistem komputerisasi

SPSS 21, untuk pengaruh kegiatan finger painting terhadap perubahan

motorik halus dengan analisis statistik pada α = 0,05 diperoleh hasil skor

skala perkembangan motorik halus ρ = 0.00 < α = 0,05 yang berarti

hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (Ha) diterima, yang artinya

ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap perubahan motorik halus

pada anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani tahun 2023.

5. Analisis Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap


Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak di TK
Bakti Insani.

Pengaruh kegiatan kolase dalam menghitung uji normalitas data

pada sistem komputerisasi SPSS 21 menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal sehingga hasil perhitungan menggunakan uji

statistik parametric yaitu paired T-test terhadap perubahan

perkembangan motorik halus anak di Taman Kanak-Kanak Bakti

Insani dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Perubahan


Motorik Halus Pada Anak Pra Sekolah di Taman Kanak-
Kanak Bakti Insani, 22 – 3 Juni 2023 (n=20)

Kelompok Standar p
Value
No Perlakuan Minimal Maksima Deviasi
Mean
l
48

1. Pre-test 3 5 4.30 1.525


Kegiatan
Finger Painting .000
2. Post test 5 12 9.00 1.947
Kegiatan
Finger Painting

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan hasil perhitungan dengan uji

statistik parametrik yaitu uji paired T-test pada sistem komputerisasi

SPSS 21, untuk pengaruh kegiatan kolase dan finger painting terhadap

perubahan motorik halus dengan analisis statistik pada α = 0,05

diperoleh hasil skor skala perkembangan motorik halus ρ = 0.00 < α =

0,05 yang berarti hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (Ha)

diterima, yang artinya ada pengaruh kegiatan kolase terhadap

perubahan motorik halus pada anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak

Bakti Insani tahun 2023.

6. Analisis Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting


Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak
di TK Bakti Insani.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas kegiatan

kolase dan finger painting terhadap peningkatan perkembangan

motorik halus pada anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani dalam

tabel berikut :

Tabel 11. Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap


Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak di
Taman Kanak-Kanak Bakti Insani, 9 Juni 2023 (n=40)

Kelompok Standar Sig.


Mean
Perlakuan Deviasi ρ

Kolase 8.70 2.105

Finger Painting 9.00 1.947


49

0.936

Berdasarkan tabel 11 menunjukan bahwa hasil statistik

menggunakan uji independent t-test di peroleh ρ > α = 0,05 berarti H0

diterima. Dapat disimpulkan bahwa “Ha ditolak” dengan demikian dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Efektivitas Kegiatan Kolase

dan Finger Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik

Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani Tahun 2023.


BAB V

PEMBAHASAN

BAB ini akan menjelaskan lebih lanjut Efektivitas Kegiatan Kolase dan

Finger Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak

di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani Tahun 2023.

A. Motorik Halus Sebelum Kegiatan Kolase dan Finger Painting

Tabel 6 menunjukkan motorik halus responden sebelum diberikan

kegiatan kolase dalam sebagian besar mengalami kategori belum

berkembang sebanyak 12 responden (60%) pada kelompok kegiatan kolase

dan 9 responden (45%) pada kelompok finger painting.

Kemampuan motorik halus anak tidak bisa berkembang begitu saja,

tetapi harus distimulasi dan selalu dilatih. Salah satu kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak yaitu kolase. kolase

merupakan sebuah teknik menempel berbagai macam media seperti kain

perca, koran, kayu, kertas, dan tumbuhan pada suatu gambar atau bentuk

satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Kegiatan bermain

kolase ini dapat melatih kesabaran, ketelitian, keterampilan, dan melatih

koordinasi gerak tangan. Dalam pembuatan permainan kolase ini

memerlukan koordinasi dari mata dan tangan serta keterampilan anak dalam

menempelkan bahan yang akan membantu menstimulus kemampuan

motorik halus anak usia dini (Rahyubi, 2016).

Hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan lembar observasi

pada aspek yang diamati sebelum kegiatan kolase, kemampuan anak yang

belum terkoordinasi dengan baik adalah anak-anak belum berkembang.

Hasil yang didapatkan sesuai dengan lembar observasi pada aspek yang

diamati sebelum finger painting pada saat kegiatan tersebut ada beberapa

anak tidak mau memegang cat untuk mewarnai gambar

50
51

Hasil observasi secara langsung sebelum dilaksanakan penelitian

tindakan kelas bahwa kemampuan motorik halus meliputi aspek koordinasi

mata dan tangan masih rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran

motorik halus masih ada anak belum mau mengikuti kegiatan motorik halus.

Pada penelitian ini untuk mengetahui kemampuan awal anak-anak diadakan

kegiatan pra tindakan. Dalam pra tindakan peneliti dan guru mengadakan

kegiatan finger painting tanpa adanya pengarahan khusus. Anak

melakukannya sesuai kemampuan mereka.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mutia Mawardah

(2022), Program dilaksanakan satu kali dengan menyesuaikan jadwal belajar

anak anak PAUD Mandiri yaitu menggambar pada hari jum'at. Pelaksanaan

program keilmuan dimulai di pagi hari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul

09.00 WIB. Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan sebelumnya,

anak anak di Paud Mandiri masih terlihat kaku dan kesulitan memegang

pensil saat belajar menulis. Maka dari itu di lakukan kegiatan meningkatkan

motorik halus ini untuk melatih otot otot jari tangan anak anak untuk

perkembangan belajar menulis kedepannya

Sejalan dengan penelitian (Riska Puspitasari, 2017), di PAUD Warci

Jaya 2 yang dijadikan objek penelitian bahwasannya berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan di sekolah tersebut, terdapat permasalahan yang

menjadi acuan utama dalam penelitian yaitu belum optimalnya kemampuan

motorik halus anak. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran anak

kurang mampu menggerakkan jari-jemarinya pada saat sedang mewarnai.

Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus ini, guru perlu

memberikan kegiatan lain yang menarik agar anak dapat belajar dengan

bersemangat. Salah satu kegiatan yang berhubungan mengembangkan

kemampuan motorik halus dengan menggunakan teknik kolase. Dengan


52

adanya permasalahan tersebut penulis merasa perlu diadakan penelitian

tentang Penggunaan Teknik Kolase Terhadap Kemampuan Motorik halus

Anak usia 5-6 Tahun.

Yeni S, (2020) hasil observasi awal pada kelompok B PAUD Bhakti

Family Kota Bengkulu diketahui bahwa kemampuan motorik halus dan

kognitif yang dimiliki anak masih rendah. Hal ini ditandai dari kurang

terampilnya anak dalam menggunakan jari-jemari tangan untuk hal ini dapat

dilihat dari 15 anak 12 diantaranya belum bisa mengikat tali sepatu,

mengancingkan baju, ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakan tugas

yang berhubungan dengan motorik, terutama pada saat anak harus

memfokuskan pandangannya ke objek-objek yang kecil ukurannya kecil,

seperti: ketika meronce dengan manik-manik masih kurang fokus,

menggunting pola gambar mengikuti garis masih banyak yang belum rapi,

saat menempel pola gambar. Rendahnya keterampilan motorik dan kognitif

anak ini disebabkan oleh minimnya penggunaan media dalam pembelajaran.

Adapun penerapan tenik kolase masih terpaku pada satu meia saja yaitu

koran bekas. Berdasarkan kenyataan yang ada dan hasil diskusi dengan

guru kelas menunjukan bahwa teknik kolase jarang dilakukan sehingga

sebagian anak masih memiliki kemampuan motorik halus yang rendah

terutama dalam hal menggunting berdasarkan bentuk/pola, menempel

gambar dengan tepat.

B. Perubahan Motorik Halus Setelah Kegiatan Kolase

Tabel 8 menunjukkan hasil distribusi motorik halus responden

sesudah diberikan kegiatan kolase sebagian besar mengalami kategori baru

mulai berkembang sebanyak 2 responden (10%), berkembang sesuai

harapan sebanyak 11 responden (55%) dan berkembang sangat baik

sebanyak 7 responden (35%) pada kelompok kegiatan kolase. Berdasarkan


53

hasil penelitian yang saya dapatkan sesuai dengan lembar observasi pada

aspek yang diamati sesudah kegiatan kolase, kegiatan kolase ini dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menempel.

Anak-anak menempel pada gambar sesuai dengan pola.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Puspitasari and Zultiar,

(2018). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik kolase ini berpengaruh

terhadap kemampuan motorik halus anak di PAUD Warci Jaya. setelah

diberi perlakuan dengan teknik kolase kemampuan motorik halus anak

meningkat. Terlihat pada saat anak melaksanakan kegiatan teknik kolase

anak sudah dapat dengan baik mengkoordinasikan gerakan mata dan

tangannya, dan anak sudah dapat dengan baik menggerakan jari-jemari

tangannya saat menempel dan mengoleskan lem. Permainan kolase

membantu dalam perkembangan motorik halus anak karena memiliki

kegiatan-kegiatan yang mampu yang menstimulus motorik halus anak.

Penelitian selanjutnya dilakukan Yeni S, (2020) disimpulkan bahwa

melalui kegiatan kolase dengan berbagai media dapat meningkatkan

kemampuan motorik dan kognitif anak kelompok B Kelas Nanas PAUD

Bhakty Family Kota Bengkulu. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya

jumlah persentase kemampuan motorik halus anak yang berkembang baik

sesuai harapan, berkembang sangat baik dan meningkatnya ketuntasan

klasikal siswa.

C. Perubahan Motorik Halus Sesudah Kegiatan Finger Painting

Tabel 10 menunjukkan hasil distribusi motorik halus responden

sesudah diberikan finger painting sebagian besar mengalami kategori baru

mulai berkembang sebanyak 2 responden (10%), berkembang sangat baik

sebanyak 10 responden (50%), berkembang sesuai harapan sebanyak 8


54

responden (40%), dan tidak ada yang belum berkembang pada kelompok

finger painting. Berdasarkan hasil yang saya dapatkan sesuai dengan

lembar observasi pada aspek yang diamati sesudah finger painting, kegiatan

permainan estafet dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan motorik

halus anak menjadi lebih baik. Anak-anak mewarnai dengan cat sesuai

dengan pola.

Penelitian yang dilakukan oleh Maghfuroh and Chayaning Putri,

(2018). menghasilkan, adanya pengaruh finger painting terhadap

perkembangan motorik halus anak prasekolah (3-6 tahun) di TK Sartika I

Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan. Perkembangan motorik halus

anak setelah diberikan kegiatan finger painting hampir seluruhnya

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Sartika

I Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan normal sebanyak 40 anak

(95.2%).

Selanjutnya penelitian dari Nurjanah, Suryaningsih and Putra,

(2017). Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh finger painting

terhadap perkembangan motorik halus anak usia pra sekolah di TK At

Taqwa Cimahi.

D. Analisis Pengaruh Kegiatan Kolase Terhadap Peningkatan

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak di TK Bakti Insani

Hasil perhitungan dengan uji statistik parametrik yaitu uji paired T-test

pada sistem komputerisasi SPSS 21, untuk pengaruh kegiatan finger

painting terhadap perubahan motorik halus dengan analisis statistik pada

penilaian standar deviasi 1.605, skala perkembangan motorik halus ρ = 0.00

< α = 0,05 yang berarti hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (Ha)

diterima, yang artinya ada pengaruh kegiatan kolase terhadap perubahan


55

motorik halus pada anak sekolah di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani tahun

2023. Berdasarkan hasil penelitian Puspitasari and Zultiar, (2018),

Berdasarkan data nilai mean atau rata-rata di atas, ini membuktikan bahwa

ada peningkatan nilai pada kegiatan teknik kolase yang dilakukan selama

enam kali pertemuan dengan tiga kali pertemuan yang belum diberikan

perlakuan dan tiga kali pertemuan yang sudah diberikan perlakuan, adapun

hasil peningkatannya mencapai 30.87 dengan jumlah perbedaannya sebesar

741. Dari perhitungan tersebut hasil konsultasi diketahui bahwa nilai t hitung

sebesar 22,05 sedangkan t tabel pada taraf 5% yaitu 1,71088, yang

menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan

bahwa teknik kolase berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak

usia 5-6 tahun dengan adanya peningkatan nilai t tersebut. Karena dapat

diterima pada taraf signifikansi 0,05 atau dengan kata lain pada tingkat

kepercayaan 95% sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan motoik

halus anak dapat ditingkatkan secara signifikan melalui penggunaan teknik

kolase.

E. Analisis Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Peningkatan

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak di TK Bakti Insani

Hasil perhitungan dengan uji statistik parametrik yaitu uji paired T-test

pada sistem komputerisasi SPSS 21, untuk pengaruh kegiatan finger

painting terhadap perubahan motorik halus dengan analisis statistic penilaian

standar deviasi 2.305 skala perkembangan motorik halus ρ = 0.00 < α = 0,05

yang berarti hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (Ha) diterima, yang

artinya ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap perubahan motorik

halus pada anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani tahun

2023. Nurjanah, Suryaningsih and Putra, (2017). Berdasarkan data yang


56

terdapat pada tabel didapatkan hasil uji statistik dengan menggunakan t-test

bahwa hanya ada 2 responden saat kegiatan pre test hingga post test

responden terlihat malu-malu dan kurang aktif sehingga tidak dapat

memaksimalkan kemampuannya saat kegiatan post test, dan nilai p Value

adalah 0,000 (α < 0,05), dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan perkembangan motorik anak usia pra sekolah sebelum dan

setelah diberikan kegiatan finger painting. Hal ini berarti bahwa analisis

hipotesis (Ha) diterima yang artinya ada pengaruh kegiatan finger painting

terhadap perkembangan motorik halus anak.

F. Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap Peningkatan

Perkembangan Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti

Insani

Hasil penelitian menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan

Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap Peningkatan

Perkembangan Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti

Insani. Yaitu sama-sama di peroleh nilai p value 0,643 pada kegiatan kolase

dan finger painting.

Berdasarkan hasil penelitian dari (Mulandini, Tirtayani, dan

Manuaba, 2019). Pada kelompok anak yang belajar dengan teknik finger

painting memperoleh hasil kemampuan motorik halus yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok anak yang diajarkan teknik kolase. Secara

deskritif, hasil kemampuan motorik halus anak kelompok finger painting lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil kemampuan motorik halus anak kelompok

kolase. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil kemampuan motorik

halus dan kecenderungan skor hasil kemampuan motorik halus. Rata-rata

skor hasil kemampuan motorik halus anak kelompok finger painting adalah

64,28 sedangkan rata-rata nilai kelompok kolase adalah 58,33 sehingga


57

dilihat dari nilai rata-rata kedua kelompok, nilai rata-rata kelompok finger

painting lebih besar dari kelompok kolase yaitu 64,28 > 58,33. Berdasarkan

hasil perhitungan uji-t di atas, diperoleh t-hitung yaitu 3,15 sedangkan t-tabel

yaitu 2,04 dengan taraf signifikansi 5% dan db = 31. Hal ini berarti, t-hitung

lebih besar dari t-tabel (t-hitung > t-tabel), sehingga Ho ditolak dan H1

diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan hasil kemampuan motorik halus

antara anak yang diajarkan dengan teknik finger painting dengan anak yang

diajarkan teknik kolase pada anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak

Gugus VI Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 2018/2019. Kemampuan

motorik halus adalah modal penting yang akan mempengaruhi aktivitas dan

kehidupan anak sehari-hari. Kemampuan motorik halus adalah salah satu

kemampuan yang diperlukan dalam proses belajar maupun pergaulan.

Kemampuan motorik halus yang baik dapat memberikan motivasi pada anak

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Sejalan dengan penelitian (Dewi, Jampel, & Antara, 2020).

Perbedaan hasil kemampuan motorik halus antara anak yang diajarkan

dengan teknik kolase dengan anak yang diajarkan dengan teknik finger

painting merupakan efek atau dampak dari perbedaan perlakuan dalam

pembelajaran yang diberikan kepada masing-masing kelompok anak

tersebut. Anak-anak yang dibelajarkan menggunakan teknik finger painting

memperoleh hasil lebih tinggi dan kemampuan motorik halus anak dapat

berkembang sesuai tingkat perkembangan anak. Adanya penerapan teknik

finger painting yang dirancang secara menarik membuat perhatian anak

berpusat pada cara guru mengajar dan kegiatan yang diberikan oleh guru.

Teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan mampu menarik

perhatian anak. Adanya perhatian inilah yang penting dalam proses belajar.
58

Perhatian anak menunjukkan motivasinya dalam belajar atau menerima

rangsangan pembelajaran.

Hasil dari uji independent t test tidak terdapat pebedaan nilai sig (2-

tailed) diperoleh nilai 0,936 penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan antara kegiatan kolase dan finger painting. Tetapi adanya

peningkatan rata-rata nilai motorik halus kegiatan pada finger painting

dengan selisih 0,30. Kegiatan kolase dan finger painting yang dilakukan

dengan rutin dapat mengoptimalkan perubahan motorik halus anak dan di

iringi kegiatan yang menyenangkan dan dapat memberikan pengaruh

terhadap perubahan motorik halus anak menjadi lebih baik.

G. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini dilakukan pada saat KKN dan

terhabat dengan kegiatan KKN Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Mataram dan anak TK sedang mempersiapkan perpisahan setelah itu

menunggu latihan anak TK selesai, baru bisa melakukan penelitian


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Motorik halus sebelum dilakukan intervensi pada kelompok kegiatan

kolase sebagian besar anak berdasarkan pada kategori belum

berkembang (60%) dan pada kelompok finger painting sebagian

besar berdasarkan pada kategori belum berkembang (45%)

2. Setelah dilakukan intervensi pada kelompok kegiatan kolase

menunjukkan sebagian besar anak berdasarkan pada kategori

berkembang sesuai harapan (55%).

3. Setelah dilakukan intervensi pada kelompok finger painting

menunjukkan bahwa anak berdasarkan pada kategori berkembang

sesuai harapan (50%).

4. Adanya pengaruh kegiatan kolase terhadap perubahan motorik halus

pada anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.

5. Adanya pengaruh finger painting terhadap perubahan motorik halus

pada anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.

6. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah kegiatan

kolase dan finger painting ada peningkatan yaitu kemampuan motorik

halus pada anak. Jadi tidak ada perbedaan Efektivitas Kegiatan

Kolase dan Finger Painting Terhadap Peningkatan Perkembangan

Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani.

B. Saran

1. Anak/Keluarga/Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan perubahan terhadap motorik halus

pada anak dan bagi orang tua dapat mengajarkan anaknya lebih

59
60

beraktivitas dengan menggunakan kegiatan kolase atau finger

painting setiap hari di lingkup rumah.

2. Dosen & Tenaga Kesehatan di Institusi Pendidikan Poltekkes

Kemenkes Mataram

Penelitian ini dapat menambah informasi dan dijadikan salah satu

referensi yang berguna bagi mahasiswa yang ingin mengetahui

Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap

Peningkatan Perkembangan Motorik Halus pada Anak di Taman

Kanak-Kanak Bakti Insani.

3. Guru Taman Kanak-Kanak Bakti Insani

Disarankan kegiatan ini dapat dilakukan oleh setiap hari di sekolah

untuk menjadi bahan pertimbangan melatih motorik halus anak agar

meningkat.

4. Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi/tambahan

informasi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian selanjutnya

dengan menambah variabel lainnya dan jumlah sampel yang lebih

banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Aguss, R. M. (2021). Analisis Perkembangan Motorik Halus Usia 5-6 Tahun Pada
Era New Normal. Sport Science and Education Journal.

Andika, W., & Probosiwi, M. S. (2020). Modul Pembelajaran Seni Rupa Kreasi
Teknik Tempel Kolase, Montase, Mozaik, Aplikas. FKIP UAD.

Aprina. (2018). Penggunaan Finger Painting untuk Mengembangkan Motorik


Halus Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Halimatusadiah Kota
Jambi (Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B1 Taman Kanak-Kanak
Halimatusadiah Kota Jambi). Thesis, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Ariana, R. (2016). Perkembangan Motorik.

Arifudin, O., Hasbi, I., Setiawati, E., Lestariningrum, A., Suyatno, A., Puspita, Y.,
Nugroho Catur Saputro, A., Ma, M., Harianti, R., Ahmad Hardoyo Sidik, N.,
61

& Rismawati, N. (2021). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.


www.penerbitwidina.com

Bauru, M. (2017). Pengaruh Media Finger Painting Terhadap Perkembangan


Motorik Halus Pada Anak Usia Dini di Paud Mawar Tlogomas.

Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). Metode Pengembangan Motorik Halus Anak
Usia Dini Penulis.

Direktorat Kesehatan Departmen Kesehatan Keluarga. (2016). Pedoman


Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Bakti Husada.

Evivani, M., & Oktaria, R. (2020). Permainan Finger Painting Untuk


Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jurnal Warna :
Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini.

Fatmawati Fitri Ayu, M. P. (2020). Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.

Hayuningtyas, W. P. (2020). Finger Painting Dan Perkembangan Motorik Halus


Pada Anak Prasekolah. Jurnal Teras Kesehatan.

Ikeu, T., Hadi, U., Agnes, M. I., Nina, F., & Lukitasari Indah. (2020). Profil Anak
Indonesia 2020.

Indriawan, I., & Wijiyo, H. (2020). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta:Rineka.

Jenggawah, N. (2017). Digital Jember Digital Repository Repository Universitas


Universitas Jember.

Khadijah, (2016). Pendidikan Prasekolah. In Perdana Publishing.

Khasanah, N., Wahyuningsih, M., & Hasanah, U. (2022). Perbandingan Terapi


Bermain Finger Painting dan Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik
Halus Anak Prasekolah di Sleman. Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.

Lia, S. (2022). Aplikasi Bermain Finger Painting Terhadap Perkembangan


Motorik Halus pada Anak Prasekolah. Karya Tulis Ilmiah Diajukan, 2017.

Maghfuroh and Chayaning Putri, (2018). Pengaruh Finger Painting Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di Tk Sartika I
Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan. Journal of Health Sciences.
Mahanani, A. F., Palupi, W., & Pudyaningtyas, A. R. (2022). Identifikasi
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5 – 6 Tahun Selama Penerapan
Pembelajaran Daring Kumara Cendekia.

Mayar Farida, Wahyuni Dwi, Wardani Eka Kususma, Hanifah Nissaul, & Hariyati
Sri Bunga (2021). Kreativitas Seni Rupa Menempel Kolase, Mozaik,
Montase.

Mayasari, M., & Komala, K. (2023). Stimulasi Kemampuan Motorik Halus Anak
Melalui Kegiatan Kolase Berbasis Bahan Alam Dalam Pembelajaran Daring.
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif).
62

Mutia Mawardah. (2022). Finger Painting: Peningkatkan Motorik Halus Anak Usia
3-5 Tahun Di PAUD Mandiri Desa Suka Negeri Kecamatan Banding Agung.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Bina Darma
McMurray, J. (2018). Finger Painting. Creative Arts with Older People.

MUAFIAH, A. F. (2019). Penggunaan Kolase Untuk Meningkatkan Motorik Halus


Anak Usia Dini Kelompok B1 di TK Cut Mutia Trienggadeng. Mahasiswi
Fakultas Tarbiyah.

Nicholson. (2018). Seni Kolase untuk anak.

Nirva, D., & Mesiono. (2016). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. In
Perdana Publishing.

Nurlaili, M. P. (2019). Modul Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini.


Modul, 4.

Nurjanah, Suryaningsih and Putra, (2017). Pengaruh Finger Painting Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah. Jurnal Keperawatan BSI
Nursalam. (2017). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Oktarina, A., Sa’idy, S., Anggraini, W., & Susilawati, B. (2020). Penggunaan
Media Kolase Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Anak
Usia 5-6 Tahun. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini.

Oktiawati, A., Itsna, I. N., Satria, R. P., Ni, J., Bhakti, S., Husada, M., Cut, J., &
Dien, N. (2020). Deteksi Dini Perkembangan Anak dengan DDST ( Denver
Development Screening Test ) di RA / KBIT.

Puji, L., Insani, Z., Astawa, I. M. S., & Rachmayani, I. (2023). Pengembangan
Metode Finger Painting Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus.
Journal of Classroom Action Research, 5.

Puspitasari and Zultiar, (2018). Penggunaan teknik kolase terhadap kemampuan


motorik halus anak usia 5-6 tahun PAUD Warci Jaya tahun ajaran 2017-
2018. Utile Jurnal Kependidikan

Rahim, Musi, & Rusmayadi. (2020). Perkembangan Motorik Halus Melalui Finger
Painting Pada Anak Kelompok Bermain Di TK Advent Tahun Pelajaran
2020/2021. Research and Development Journal of Education.

Rahmah. (2015). Peningkatan Perkembangan Motorik Kasar Usia 4-5 Tahun


melalui Permainan Lari Estafet di TK Bintang Kota Jambi.

Rahyubi. (2016). Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.

Rofifah, D. (2020). Motorik Halus Anak. Paper Knowledge . Toward a Media


History of Documents.

Samad Sulaiman, & Ilyas Sitti Nurhidayah, (2013). Buku Panduan Model
Pembelajaran Sinektik Melalui Kegiatan Kolase Dengan Media Bahan Alam.
63

Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.

Sari, Sariah and Heldanita, (2020). Pengaruh Finger Painting Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di Tk Sartika I
Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan. Journal of Health Sciences
Siti Khodijah Slawi perkembangan Masa Emas ( The Golden Age ). JPKMI
(Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia).

Sujiono, Y. N. (2013). Strategi Pendidikan Anak Usia Dini.

Tina, N. S. (2020). Pengembangan Buku Panduan Kolase Untuk Kelas Iii Sdn
Sekaran 02. Joyful Learning Journal.

Wuri Rahmawati, S. P. (2018). Efektifitas Pembelajaran Fikome (Finger Painting,


Kolase Dan Mengayam) Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Anak. Journal of Chemical Information and Modeling.

Yeni S, (2020). Teknik Pembelajaran Kolase Untuk Meningkatkan Kemampuan


Motorik Halus Dan Kognitif Anak Usia Dini (Studi di Kelompok B Paud). Al-
Bahtsu: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam
Lampiran 1
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
Judul Penelitian : Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap
Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Pada Anak di Taman
Kanak-Kanak Bakti Insani

i. Saya adalah Nofita Afiani Arsih Mahasiswa Program Sarjana Terapan


Keperawatan Mataram Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam
penelitian yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting
Terhadap Peningkatan Perkemangan Motorik Halus Pada Anak di Taman
Kanak-Kanak Bakti Insan”.
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan untuk
perkembangan motorik halus pada anak usia toddler di TK Bakti Insani
2. Penelitian ini tidak banyak memberi manfaat langsung kepada Bapak/Ibu,
namun hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan. Manfaat langsung yang dapatkan yaitu mengetahui
bagaimana stimulasi yang tepat pada perkembangan motorik halus anak
usia toddler.
3. Penelitian ini akan berlangsung selama 4 hari untuk mendapatkan jumlah
sampel sesuai yang di tentukan, tetapi 1 (satu) responden hanya akan
dilakukan pemeriksaan 1 (satu) kali. Sampel penelitian/orang yang terlibat
dalam penelitian ini adalah anak usia toddler dan diasuh oleh orang tua/wali.
4. Prosedur pengambilan data dilakukan selama 5-10 menit. Apabila Bapak/Ibu
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Bapak/Ibu diminta untuk
menandatangani surat persetujuan (Informed Consent). Prosedur
selanjutnya yang akan Bapak/Ibu lakukan yaitu:
a. Mengisi formulir identitas responden yang akan dibagikan oleh
emunerator
b. Menjawab pertanyaan pada kuisioner tentang stimulasi orang tua yang
akan dibagikan oleh emunerator
c. Emunerator akan mengukur perkembangan motorik halus pada anak
Bpk/Ibu.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan yaitu menyita waktu
tetapi anda tidak perlu khawatir karena tidak membahayakan.
5. Keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dalam keikut sertaan dalam penelitian
ini adalah Bapak/Ibu dapat mengetahui bagaimana cara memberikan
stimulasi yang tepat untuk perkembangan motorik kasar pada anak Bpk/Ibu.
6. Seandainya Bapak/Ibu tidak menyetujui cara ini maka Bapak/Ibu dapat
menolak untuk menjadi responden. Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela,
tidak ada paksaan, dan dapat mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa
sanksi apapun.
7. Kegiatan ini hanya untuk keperluan penelitian sehingga nama dan jati diri
Bapak/Ibu akan tetap di rahasiakan. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas
dapat menghubungi Nida Rozarna dengan no telephone 088987388108.

64
Peneliti

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN ORANG TUA (ANAKNYA MENJADI RESPONDEN)

Setelah membaca penjelasan tentang penelitian dan setelah mendapat

jawaban terhadap pertanyaan yang saya ajukan mengenai penelitian ini, saya

mengerti bahwa peneliti dapat menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya

sebagai responden dan saya memahami bahwa penelitian ini akan sangat

berguna bagi saya dan untuk pembaca.

Saya menyadari bahwa keikutsertaan dan kejujuran saya dalam

penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi saya dan masyarakat umum.

Dengan ditanda tanganinya surat persetujuan ini, maka saya menyatakan

“bersedia/tidak bersedia” untuk berperan serta menjadi responden dalam

penelitian ini.

*coret yang tidak perlu

Mataram, …………………… 2023

Peneliti Responden,

(_____________________) (_____________________)

65
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

“Efektivitas Kegiatan Kolase dan Finger Painting Terhadap Peningkatan


Motorik Halus pada Anak di Taman Kanak-Kanak Bakti Insani”

Petunjuk :

1. Isilah identifikasi anda pada kolom yang tersedia dengan cara member
tanda centang () pada kotak yang tersedia sesuai dengan data anda.
2. Periksalah kembali agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan
untuk dijawab.
3. Tanyakan pada peneliti/petugas jika ada kesulitan dalam menjawab
pertanyaan.
4. Apabila sudah diisi, kembalikanlah kepada petugas.

1 Karakteristik Responden
1. Nama (Inisial) :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan orang tua :
Tidak sekolah SD SMP SLTA
Diploma/Sarjana
5. Pekerjaan orang tua
Tidak bekerja ( )
Pedagang ( )
Petani ( )
Pegawai Negeri ( )
Swasta ( )
TNI/Polri ( )

66
Lampiran 4

SOP (Standar Operasional Prosedur)

KEGIATAN KOLASE

A. Pengertian Kolase

Menurut (Huda, 2019) Kolase adalah kegiatan seni yang

dilakukan dengan menempel benda tertentu seperti biji-bijian, kayu,

kertas dan lainnya ke area yang telah disediakan untuk membentuk

suatu bentuk tertentu. Sedangkan menurut Nicholson (2019) kolase

gambar yang dibuat dari potongan/kepingan kertas, plastik, koran,

daun/bahan alam atau material lain yang ditempel. Selain itu, menurut

Permatasari (2017) kolase merupakan sebuah hasil karya seni rupa

berbentuk dua dimensi yang menggunakan bahan bermacam-macam

(misalnya kertas, plastik, daun, kayu) selama bahan dasar tersebut

dapat dipadukan dengan berbagai bahan dasar lain yang akhirnya

dapat menyatu menjadi sebuah karya yang utuh, indah dan dapat

mewakili sebuah ungkapan berbagai perasaan estetis orang yang

membuatnya.

B. Tujuan Kolase

1. Meningkatkan Kreativitas Anak.

2. Melatih Konsentrasi Anak.

3. Melatih Motorik Halus.

4. Mengenal Bentuk.

5. Mengenal Warna.

6. Melatih Memecahkan Masalah.

67
7. Mengasah Kecerdasan.

8. Melatih Ketekunan.

9. Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak.

Selain tujuan yang sudah disebutkan di atas tadi, kolase juga

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak dan

melatih kepekaan estetis serta membangun rasa kepedulian terhadap

lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari

benda-benda yang sudah tidak terpakai, seperti kertas bekas, bungkus

bekas, daun kering dsb. (Mujahid, 2019)

C. Persiapan Kolase

Karya seni teknik tempel kolase dapat dibuat dari berbagai

macam bahan. Secara umum bahan baku kolase dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu: bahan-bahan alam (daun, ranting, bunga kering,

kerang, bijibijian, kulit, batu-batuan dan lain-lain), dan bahan-bahan

bekas sintetis (plastik, serat sintetis, logam, kertas bekas, tutup botol,

bungkus permen/cokelat, kain perca dan lain-lain).

Jika penerapan seni kolase mulai dikembangkan di sekolah

setingkat TK dan SD, penggunaan alat perlu diperhatikan dan diawasi

agar tidak membahayakan diri mereka. Alat-alat yang umum digunakan

untuk kolase berbahan dasar sederhana adalah:

1. Alat pemotong Alat pemotong yang biasanya digunakan dalam seni

kolase adalah gunting, cutter, dan pisau. Alat pemotong digunakan

untuk memotong bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat

kolase. Usahakan menggunakan alat pemotong yang tajam, agar

potongannya lebih rapi.

2. Penggaris Penggaris dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

pembuatan pola dasar untuk seni kolase. Penggaris juga dapat

68
digunakan alat bantu memotong bahan agar lebih rapi.

3. Lem Lem yang biasa digunakan dalam pembuatan seni kolase

sederhana adalah lem kertas dan lem kayu.

4. Lem berfungsi untuk menempelkan bahan pada pola yang telah

dibuat Kertas gambar Pemilihan ukuran kertas juga perlu disesuaikan

dengan ukuran pola kolase yang ingin dibuat. Kertas gambar digunakan

sebagai alas dan tempat menggambar pola dasar dari seni kolase.

5. Pensil Pensil digunakan sebagai alat untuk menggambar pola seni

kolase pada kertas gambar. (Solichah dan Ayusari, 2017).

6. Langkah - Langkah Kegiatan Kolase

a) Siapkan bahan berupa kertas origami yang telah dipotong-

potong

b) Siapkan lem kertas atau lem fox

c) Siapkan sketsa gambar seperti bunga, kupu-kupu, atau

pemandangan gunung

d) Aturlah kertas origami menutupi sketsa

e) Perhatikan perpaduan warna, ukuran, dan bentuknya

f) Kemudian tempelkan kertas origami pada sketsa dengan

menggunakan lem

g) Tempelkan dengan rapi, lalu tunggu hingga kering

69
Lampiran 5

SOP (Standar Operasional Prosedur)

FINGER PAINTING

A. Pengertian Finger Painting

Finger painting menurut (Lisyowati, 2015) yaitu kegiatan finger

painting sangat bermanfaat bagi perkembangan anak untuk melatih

kemampuan motorik halus anak karena jari-jari anak akan bergerakdan

bergesek dengan cat dan media lukisnya, mengembangkan dan

mengenalkan berbagai warna dan bentuk, meningkatkan daya imajinasi

dan kreativitas anak, meningkatkan koordinasi mata dan tangan,

melatih konsentrasi, serta dapat dijadikan sebagai media

mengekspresikan emosi anak. (Yanti, 2014) menyatakan

bahwa finger painting (melukis dengan jari) merupakan salah satu

kegiatan teknik melukis dengan mengoleskan cat pada pad kertas

basah menggunakan jari-jemari yang dapat dilakukan anak untuk

menuangkan imajinasinya melalui lukisan yang dibuat dengan jari

jemari anak, dalam kegiatan ini dapat melatih motorik halus dan

kreativitas yang dimiliki anak. Bahan, Peralatan, serta langkah-langkah

Finger Painting

B. Manfaat Finger Pinting

Manfaat dari bermain finger painting diungkapkan oleh Montalalu

(2009) yaitu: Mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi;

70
Mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan;

Melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata; Melatih kecakapan

dan mengkombinasikan warna; Memupuk perasaan terhadap gerakan

tangan; dan Memupuk perasaan keindahan.

C. Langkah-Langkah Finger Painting

Langkah - langkah finger painting menurut Sumanto dalam Rini

(2013) sebagai berikut :

1. Siapkan kertas gambar, dan cat warna finger painting.

2. Goresan cat warna tersebut dengan jari secara langsung sehingga

menghasilkan jejak jari tangan dengan bebas sampai membentuk kesan

goresan jari di atas kertas gambar.

Berdasarkan pendapat ahli diatas tentang langkah-langkah finger

painting, maka dari itu penulis berinisiatif memodifikasi langkah-langkah

finger painting agar lebih menarik. Adapun langkah-langkah penerapan

teknik finger painting dalam pembelajaran senagai berikut:

a. Menyediakan peralatan (finger painting) dan peralatan belajar

lainnya (buku gambar ukuran sedang)

b. Menjelaskan tentang finger painting pada murid sambil

memperlihatkan peralatan finger painting.

c. Menunjukkan cara melakukan blocking, seperti 1 jari spiral dan titik,

gerakan jari lurus ke samping, jari memutar ke samping, gerakan

melingkar, dan seterusnya. Agar jari tangan murid tidak kaku.

d. Siswa melakukan blocking diatas buku gambar yang sudah

disediakan.

e. Kemudian memperkenalkan huruf diatas buku gambar yang

terblocking dengan menggunakan jari.

71
Mengarahkan siswa untuk membuat huruf diatas buku gambar

yang terblocking sambilmelafalkan bunyi huruf tersebut.

D. Persiapan Finger Painting

Menurut Anies Liastyowati dan Sugiyanto (2014) tahapan

pembuatan Finger Painting adalah sebagai berikut:

Alat : Panci, wadah adonan, pengaduk panci, pengaduk adonan

berwarna Bahan : Tepung kanji, pewarna makanan, air, minyak goring,

kertas gambar

Cara Membuat:

a. Masukkan setengah gelas tepung kanji ke dalam panci

b. Campur tepung kanji dengan 3 gelas air, lalu aduk hingga rata.

c. Masukkan 2 sendok makan minyak goring, lalu aduk hingga rata.

d. Masak dengan api sedang. Aduk terus adonan selama

e. memasak. Campurkan air dan tepung dalam panci di atas api

sedang.

f. Aduk sampai menjadi pasta kental dan mulai menarik dari sisi.

g. Tambahkan air dingin ke dalam campuran sampai mencapai

konsistensi yang Anda inginkan.

h. Jika sudah sedikit mengeluarkan bunyi mendidih, segera angkat

adonan dari api. Hasil akhir adonan yang benar adalah seperti

adonan fla.

i. Campur adonan dengan pewarna makanan secukupnya. Aduk

merata. Adonan dapat bertahan selama 3 hari.

j. Bagi ke dalam mangkuk kecil dan tambahkan pewarna makanan

72
untuk diberi warna sesuai dengan kebutuhan anak.

k. Simpan dalam wadah tertutup.

l. Siapkan kertas gambar besar (ukuran kertas sesuai dengan

situasi).

m. Kertas ini dapat berbentuk binatang dinosaurus yang besar

kemudian anak dapat menggambar dengan menggunakan jari

yang sebelumnya sudah dilumuri dengan adonan Finger Painting

tadi.

n. Diakhir kegiatan anak-anak menceritakan lukisan yang telah

dibuatnya.

73
Lampiran 6

INSTRUMEN PENILAIAN

Pedoman Observasi Keterampilan Motorik halus

Hari/Tanggal :
Nama Anak :
Waktu :
Pengamat :
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan skala
kemunculan!

NO Butir Pengamatan √

1. Anak menggambar bentuk lingkara dengan alat tulis

2. Anak menggambar bentuk persegi dengan alat tulis

3. Anak menggunting di antara dua garis lurus

4 Anak menggunting mengikuti garis lurus

5 Anak memegang pensil dengan benar


6 Anak melakukan kegiatan kolase
7 Anak mengancingkan baju
8 Anak mewarnai gambar
9 Anak mengikuti garis titik-titik dan menarik garis secara lurus,miring
dan melengkung

10 Anak melakukan kegiatan finger painting


11 Anak membolongi kertas dengan pulpen sesuai pola

12 Anak melipat kertas membentuk sebuah kreasi

74
Keterangan :

1. Kemampuan 1 (skor 1 – 3) = Belum berkembang (BB)

2. Kemampuan 2 (skor 4 – 6) = Mulai berkembang (MB)

3. Kemampuan 3 (skor 7 – 9) = Berkembang sesuai harapan (BSH)

4. Kemampuan 4 (skor 10 – 12) = Berkembang sangat baik (BSB)

DOKUMENTASI

1. Kegiatan Kolase

75
2. Finger Painting

76
3. Hasil Kegiatan Finger Painting

77
78
79
80
81
4. Hasil Kegiatan Kolase

82
83
84
85
86
87

Anda mungkin juga menyukai