Anda di halaman 1dari 31

FLUIDA

DISUSUN OLEH:

Muhammad Bintang Esyanuari R. /13020230311

Muhammad Dzaki Yudha Pratama/13020230322

Muhammad Farhan Fahrezi/13020230304

Muhammad Ichsan/13020230315

Muhammad Khaerul/13020230320

Muhammad Raihan Rizqillah/13020230306

Dosen:

Ir. Bayu Adrian Ashad, S.T., M.T

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada tuhan yang maha esa atas berkatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah fluida dan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah wawasan dan
sumber belajar bagi pembaca

Makalah ini berisi tentang contoh fluida dalam kehidupan sehari-hari teutama yang akan
di bahas lebih mendalam mengenai fungsi jantung dimana yang akan dipelajari adalah fluida,
jenis-jenis fluida, macam aliran fluida, dan contoh fluida dalam sehari-hari, sehingga pembaca
lebih memahami peran dan fungsi dalam kehidupan ini terutama dalam kemajuan dan
pembaharuan teknologi saat ini.

Karena proses penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, penulis

Membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik demi perbaikan dimasa yang
akan datang.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2


DAFTAR ISI .........................................................................................................................................3
BAB I .................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................4
B. Rumusan masalah ...................................................................................................................5
C. Tujuan masalah ......................................................................................................................5
BAB II ................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................6
A. Fluida .....................................................................................................................................6
B. Mekanika fluida ......................................................................................................................8
C. Fluida Statis ............................................................................................................................9
E. Fluida Dinamis .......................................................................................................................... 19
BAB III ............................................................................................................................................. 30
PENUTUP ......................................................................................................................................... 30
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 30
B. Saran .................................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 31
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Fluida adalah sebuah zat yang dapat mengalir dan dapat berubah bentuk secara terus-
menerus jika terkena tekanan atau gaya geser. Fluida juga merupakan zat yang merujuk kepada
zat cair (cairan) dan gas (uap). Banyak yang mengira 4issa gas bukan termasuk fluida, padahal gas
seperti angin dikategorikan sebagai fluida karena karakteristiknya. Zat cair adalah zat yang untuk
jumlah massa tertentu akan memiliki volume tertentu yang tidak tergantung pada bentuk benda
dimana zat cair tersebut ditempatkan Untuk mengukur volume zat cair biasanya dilakukan dengan
mengukur volume wadah dimana zat cair itu berada. Mekanika adalah cabang ilmu yang menelaah
hal-hal yang berkaitan dengan gaya dan 4issal4. Sedangkan Fluida sendiri memiliki definisi, yaitu
zat yang dapat mengalir atau umumnya dibahasakan sebagai zat alir. Menurut Raswari (1986),
Fluida adalah suatu zat atau bahan yang dalam keadaan setimbang tidak dapat menahan gaya atau
tegangan geser (shear force). Fluida juga dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat mengalir bila
ada perbedaan tekanan dan (atau) ketinggian. Fluida juga dapat didefinisikan sebagai zat yang
berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang
terpisah jauh, gaya antar molekul kecil daripada benda padat dan molekul-molekulnya lebih bebas
bergerak, dengan demikian fluida lebih mudah terdeformasi. Mekanika Fluida memiliki definisi
cabang ilmu yang menelaah gaya dan 4issal4 yang terjadi dalam fluida. Gaya dapat menghasilkan
4issal4, dan sebaliknya 4issal4 dapat menghasilkan gaya. Gaya dan Gerakan selalu berkaitan
dengan momentum dan energi. Kincir angin, adalah mesin fluida (fluid machinery) yang
mengekstrak energi 4 issal 4 yang dimiliki oleh udara yang bergerak, untuk kemudian
menyimpannya dalam bentuk energi listrik, atau bisa juga dikonversi secara langsung menjadi
energi mekanis untuk memompa air. Sebaliknya, kipas angin adalah mesin fluida yang
mengonversikan energi listrik menjadi 4issal4 udara. Udara dapat digerakkan oleh kipas angin
dengan menggunakan sudu-sudu dengan desain yang sedemikian hingga fluida dapat dialirkan dan
diarahkan dengan baik dalam jumlah sesuai yang dibutuhkan. Pada fluida yang tidak bergerak
(statis), gaya yang terjadi adalah akibat tekanan fluida pada batas/dinding dimana fluida berada.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud 5issal5ve5?
2. Bagaimana pengaruh fluida dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa saja manfaat konsep fluida bagi kehidupan?

C. Tujuan masalah
1. Memngetahui definisi mengenai fluida
2. Mengetahui pengaruh fluida dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengetaahui hal apa saja yang menggunakan konsep fluida dan cara meng-
aplikasikannya
BAB II

PEMBAHASAN
A. Fluida

1. Fluida
Fluida statis adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ditekan. Yang termasuk fluida adalah zat air dan gas. Ilmu yang
mempelajari fluida tak mengalir disebut hidrostsatis. [1]

1.2 Massa Jenis

Massa jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan volumenya.

Satuan SI untuk massa [m] adalah kg, untuk volumenya [V] adalah m³, sehingga satuan SI
untuk massa jenis [] adalah kg/m³ atau kg.m¯³. Satuan lain yang masih sering digunakan adalah
g/cm³.

Massa jenis 6issal6v adalah nilai perbandingan massa jenis suatu bahan terhadap massa jenis
air.[1]

1.3 Tekanan

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang persatuan luas bidang itu.

P=

Satuan SI untuk gaya, F adalah newton [N]dan untuk luas bidang A adalah m². Satuan SI untuk
tekanan diberinama pascal [Pa]. Jadi…

1 Pa = 1 N/m²

Satuan lain yang digunakan adalah atmosfer [atm] cmHg, dan milibar [mb] dimana

1 mb = 0,001 bar

1 bar = 10⁵ Pa

1 atm = 76 cmHg 1,01 x 10⁵ Pa = 1,01 bar[1]


2.1. Tekanan gauge

Tekanan gauge [gauge pressure] adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dan
tekanan atmosfer [tekanan udara luar]. Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan
sesungguhnya dikenal sebagai tekanan mutlak.

Tekanan mutlak = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer

P = Pgauge + Patmosfer

Sebagai contoh, sebuah ban yang mengundang udara dengan tekanan gauge 2 bar memiliki
tekanan mutlak kira-kira 3 bar sebab tekanan atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1 bar.[1]

2.2. Tekanan dalam Suatu Fluida

Tekanan adalah suatu besaran dari fluida [zat cair dan gas] yang penting karena sifat-sifat fluida
sebagai berikut.

1. ] Gaya-gaya yang dikerjakan suat fluida pada dinding wadahnya selalu berarah tegak lurus
terhadap dinding wadahnya.

2. ] Gaya yang dikerjakan oleh tekanan dalam suatu fluida pada kedalaman yang adalah sama
dalam segala arah.

3. ] Suatu gaya luar yang bekerja pada suatu fluida diteruskan sama besar keseluruh fluida.

Ini tidak berarti bahwa tekanan dalam suatu fluida adalah sama dimana saja, sebab berat 7issal7ve7
sendiri mengerjakan tekanan yang bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Zat cair yang
hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis.

Tekanan hidrostatis zat cair [ph] dengan massa jenis pada kedalaman h dinyatakan dengan.

Ph = gh

Dengan adalah massa jenis fluida [kg/m3], g adalah percepatan gravitasi bumi [m/s2], h adalah
kedalaman fluida [m] dan Ph adalah tekanan hidrostatis [Pa]. dengan demikian tekanan total
[tekanan mutlak] pada kedalaman h adalah.

P = Pluar + Ph
P = Pluar + gh

Jika fluida dalam suatu wadah terbuka yang berhubungan dengan udara luar. Maka udara luar
[atmosfer] mengerjakan gaya luar pada fluida

Pluar = Patm[1]

B. Mekanika fluida
Mekanika Fluida memiliki definisi cabang ilmu yang menelaah gaya dan 8issal8
yang terjadi dalam fluida. Gaya dapat menghasilkan 8issal8, dan sebaliknya 8issal8 dapat
menghasilkan gaya. Gaya dan Gerakan selalu berkaitan dengan momentum dan energi.
Kincir angin, adalah mesin fluida (fluid machinery) yang mengekstrak energi 8issal8 yang
dimiliki oleh udara yang bergerak, untuk kemudian menyimpannya dalam bentuk energi
listrik, atau bisa juga dikonversi secara langsung 4 menjadi energi mekanis untuk
memompa air.
Sebaliknya, kipas angin adalah mesin fluida yang mengonversikan energi listrik
menjadi 8issal8 udara. Udara dapat digerakkan oleh kipas angin dengan menggunakan
sudu-sudu dengan desain yang sedemikian hingga fluida dapat dialirkan dan diarahkan
dengan baik dalam jumlah sesuai yang dibutuhkan. Pada fluida yang tidak bergerak (statis),
gaya yang terjadi adalah akibat tekanan fluida pada batas/dinding dimana fluida berada.
Dalam pendefinisian mekanika, pembahasan tidak diarahkan pada struktur molekul. Fluida
dianggap sebagai satu kesatuan materi yang kontinyu (fluid as continuum) yang dapat
dibagi secara tidak terbatas dengan mengabaikan perubahan perilaku molekul secara
individual. Sejumlah molekul fluida tersebut diamati perilaku dan perubahannya sebagai
satu kesatuan secara makroskopik. Untuk memahami konsep kontinyu, perhatikan beda
antara struktur molekul material padat, cair dan gas pada Gambar 1.1. Dalam material
padat, atom diikat secara ketat oleh gaya 8 issal 8 ve 888 ar. Dalam zat cair gaya
8issal8ve888ar menjaga kedekatan antar molekul, tetapi gaya 8issal8ve888ar tersebut tidak
merata dan seketat pada material padat. Adanya gangguan gaya yang kecil saja
memungkinkan satu atau beberapa atom terlepas dari yang lainnya.
Anggapan fluida sebagai material kontinyu mengabaikan perubahan molekuler
tersebut. Fluida dianggap material kontinyu dengan ikatan yang merata seperti halnya
material padat, dan dengan demikian 9 issal 9 v fluida seperti tekanan, kecepatan, dan
9issal9ve99 didefinisikan pada semua bagian dengan mengabaikan perbedaan struktur
9issal9ve antar bagian tersebut.

Gambar 1.1 Ikatan molekul material padat,cair dan gas

Mekanika fluida termasuk dalam studi mekanika kontinyu (continuum mechanics).


Mekanika Kontinyu adalah studi fisik dari materi kontinyu yang terdiri dari mekanika fluida dan
mekanika material padat. Studi mengenai materi yang memiliki karakteristik mendua antara fluida
dan material padat disebut rheology. Material yang demikian hanya bisa mengalir jika tegangan
geser mencapai nilai kritis untuk material tersebut, misalnya pasta gigi dan bahan dempul. Fluida
Newtonian adalah sebutan untuk fluida yang akan mengalir secara kontinyu berapapun gaya geser
diberikan padanya. Gaya geser yang terjadi pada 9issal9ve9 akan selalu berbanding lurus secara
linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus bidang gaya geser. Fluida non-Newtonian
mengalir tidak kontinyu. Jika dikenai tegangan geser, misalnya dengan mengaduknya, maka akan
timbul area kosong yang kemudian perlahan akan terisi 9issal9. Contoh fluida non-Newtonian
adalah bahan 9issal9 (yang masih cair) dan cairan cat. Pengadukan pada fluida non Newtonian
bisa menurunkan viskositasnya, misalnya cat cair. Dalam keadaan tertentu pasir juga bisa
dikategorikan sebagai fluida non-Newtonian. Pasir dan cat cair memiliki sifat yang sangat berbeda,
hal pokok yang membuat keduanya dikategorikan sebagai fluida non-Newtonian adalah bahwa
keduanya tidak mengalir secara kontinyu.[2]

A. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam atau fluida bergerak yang tidak
terjadi atau diasumsikan tidak terjadi perbedaan kecepatan 9issal9v antara lapisan-
lapisan geser dalam fluida tersebut. Pada fluida statis, nilai tekanan sama dalam
semua arah.[2]

1. Filosofi Fluida Statis

1.1 Persamaan Dasar Fluida Statis

Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam atau fluida tidak bergerak atau
diasumsikan tidak terjadi perbedaan kecepatan 10 issal 10 v antara lapisan-
lapisan geser dalam fluida tersebut. Pada fluida statis, nilai tekanan sama dalam
semua arah. Suatu elemen fluida δA yang terendam dalam fluida diam akan
mendapat gaya yang konstan, yang bekerja pada sisi-sisinya. Gambar 1.2 di
bawah ini dan penurunan rumusnya membuktikan bahwa tekanan dalam fluida
statis sama ke semua arah.[2]

Gambar 1.2. Gaya Pada Elemen Fluida Statis


1.2 Pengukuran Tekanan

Kebanyakan alat ukur tekanan menyatakan nilai “tekanan 11 issal 11 v” atau


“pressure gauge” atau “selisih tekanan”, yaitu selisih antara tekanan di titik yang diukur
dengan tekanan atmosferik. Jadi, Pgauge = 1 atm adalah sama dengan Pabs = 1 atm + 1
atm atau Pabs = 2 atm.[2]

3. Arah Gaya
Pada bidang persentuhan antara fluida statis dengan benda maka fluida selalu
melakukan gaya dorong pada benda. Salah satu sifat yang menarik adalah arah gaya dorong
oleh fluida selalu tegak lurus bidang sentuh dengan benda (Gambar 1.3)

Gambar 1.3. Arah gaya pada permukaan sentuh fluida statis dengan benda
selalu tegak lurus permukaan benda
Sifat ini tidak dipenuhi oleh fluida yang mengalir. Fluida yang mengalir dapat
melakukan gaya gesekan dengan bidang kontak dengan benda lain. Sebagai contoh, untuk
membersihkan bagian dalam benda maka kita masukkan air ke dalam benda lalu air diputar
dalam arah menyinggung permukaan benda. Pipa yang tersumbat dapat dibersihkan
dengan memberikan aliran air cukup kencang sepanjang pipa. Gaya yang dilakukan fluida
searah pipa dapat melepas sumbatan pada pipa.[2]

4. Bentuk Permukaan Fluida Statis


Bagaimana bentuk permukaan fluida, khususnya zat cair? Sifat yang menarik
adalah: di bawah pengaruh gaya grvaitasi Bumi, bentuk permukaan zat cair statis selalu
tegak lurus gaya gravitasi bumi. Karena gaya gravitasi bumi di suatu tempat arahnya ke
bawah maka permukaan zat cair statis selalu berbentuk bidang 12issal12ve12 (Gambar
1.4)[2]

Gambar 1.4. Simbol g menyatakan arah gaya gravitasi bumi. Bentuk


permukaan zat cair diam selalu tegak lurus arah gaya gravitasi bumi

5. Modulus Bulk dan Kompressibilitas


Modulus bulk mengukur ketahanan fluida terhadap tekanan. Makin kuat fluida
mempertahankan volume awal 12issal mendapat tekanan maka modulus bulk fluida makin
besar. [2]

6. Tekanan Hidrostatis
Sifat menarik yang dimiliki zat cair statis adalah adanya tekanan yang dilakukan
pada benda yang dicelupkan ke dalam zat cair tersebut. Tekanan tersebut muncul karena
benda menahan berat zat cair di atasnya. Makin dalam posisi benda maka makin tebal zat
cair di atas benda tersebut yang harus ditahan sehingga makin besar tekanan yang dirasakan
benda. Tekan jenis ini dinamakan tekanan hidrostatis (tekanan oleh zat cair yang diam).
Aplikasi Hidrostatik dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan seperti dibawa ini:

1. Hukum Pokok Hidrostatika


Aplikasi hukum hidrostatika dalam kehidupan sehari-hari di tunjukkan seperti di bawah
ini.[2]
A. Manometer
Manometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan
udara /gas dalam ruang tertutup. Manometer sering digunakan pada kapal
selam, tabung gas LPG, Tabung Oksigen, dan Kompresor. Ada beberapa
jenis manometer, diantaranya adalah U-Tube Manometer dan Two Liquid
Manometer. Manometer two liquid (Manometer dua zat cair) digunakan
untuk mengukur tekanan yang sangat kecil. Manometer terdiri dari dua
lubang, masing-masing memiliki luas penampang yang sama, dihubungkan
oleh tabung-U dengan luas penampang yang jauh lebih kecil. Manometer
mengandung dua cairan, dengan densitas yang berbeda. Cairan dengan
tinggi lebih rendah, densitasnya lebih padat daripada cairan yang
permukaannya lebih tinggi. Kedua cairan tidak boleh bercampur dan
batasnya harus jelas. Semakin kecil selisih densitas cairan, semakin
manometernya. Skala biasanya dikalibrasi oleh pabrikan dalam satuan
tekanan, missal. mmHg atau Pascal, sehingga nilai tekanan dapat dibaca
langsung dari perangkat.[2]
Gambar 2.1 Tabung U dan manometer 2 cairan

B. Barometer
Hampir sama dengan manometer, barometer digunakan untuk
mengukur tekanan udara disuatu tempat/ruang. Memanfaatkan selisih
perbedaan 2 tekanan.[2]

C. Desain Bangunan Bendungan (DAM)


Bendungan atau DAM diperuntukkan untuk menampung air dalam
jumlah besar. Bobot air yang besar ditambah volumenya yang banyak
mampu menjebol beton. Ini disebabkan tekanan air yang begitu kuat.
Semakin tinggi permukaan air, tekanan di dasar semakin kuat sehingga
desain bangunan bendungan di bagian bawah dibuat lebih lebar. Selain
untuk menahan tekanan air, difungsikan juga untuk menahan dinding
bendungan yang menjulang tinggi.[2]
Gamabar 2.2 Bedungan Mila di NTB

2. Hukum Pascal

Aplikasi hukum Pascal dikehidupan sehari-hari banyak dijumpai pada


permesinan dan otomotif. Diantaranya adalah: Dongkrak hidrolik, Rem
Hidrolik pada motor, Rem Hidrolik di mobil, Pengangkat mobil hidrolik di
tempat cuci mobil, dan penggerak lengan (arm) serta ember (bucket) di
Excavator. [2]

A. Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik merupakan sebuat alat yang memanfaatkan penyebaran


tekanan fluida ke segala arah. Dari tabung kecil ke tabung besar. Saat
dongkrak dipompa, fluida yang ada di sekeliling tuas pengangkat, turun dan
masuk ke pipa besar dibawah tuas, akibatnya tuas tertekan oleh fluida dari
bawah dan terangkat ke atas.[2]

Gambar 2.3 Dongkrak hidrolik


B. Rem Hidrolik Sepeda Motor
Penerapan hukum Pascal pada rem hidrolik sepeda motor
didasarkan pada penyebaran tekanan fluida dari master silinder rem ke
kaliper rem. Saat Dongkrak Hidrolik Program PKB melalui PKP berbasis
Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 16 rem ditekan
di stang motor, fluida (minyak rem) yang ada pada master silinder tertekan
dan bergerak ke kaliper rem melalui selang rem. Tekanan yang diteruskan
dari master silinder akibat tuas rem, diubah oleh mekanik di kaliper rem
untuk menekan kampas rem menjepit cakram (piringan) rem, akibatnya
pengereman pada roda sepeda motor terjadi. Berdasarkan mekanisme kerja
rem hidrolik di sepeda motor, untuk keamanan mengendara sering-
seringlah cek minyak rem, selang rem dan kampas rem. Saat minyak rem
berkurang karena bocor di master silinder atau di selang rem, maka fungsi
pengereman menjadi tidak maksimal, bahkan gagal. Kampas rem yang tipis
juga dapat menyebabkan pengereman menjadi tidak pakem.[2]

Gambar 2.4 Rem hidrolik sepeda motor

D. Rem Hidrolik di Mobil


Prinsip kerja rem hidrolik di mobil pada dasarnya hampir sama dengan di
sepeda motor. Ketika tuas rem diinjak fluida yang berada di silinder utama
(Master cylinder) tertekan dan terdorong melalui pipa rem yang menuju ke
empat roda.[2]
2.5 Rem hidrolik mobil

E. Pengangkat Mobil Hidrolik


Pengangkat mobil hidrolik sering kita jumpai di tempat pencuci
mobil. Angin yang berasal dari kompresor menekan fluida pada pipa yang
ada di bawah lantai, tekanan fluida diteruskan ke pipa yang terhubung ke
mekanik, dan mendorong mekanik bergerak ke atas mengangkat mobil.
Untuk menurunkan mobil cukup dengan membuang angin yang disuntikkan
ke pipa di bawah lantai secara perlahan-lahan. Tekanan fluida berkurang,
mekanik kembali turun menarik mobil ke bawah[2]

Gambar 2.6 Pangkat nobil hidrolik


F. Alat berat (Excavator)
Excavator merupakan peralatan berat yang memanfaatkan hukum Pascal
dalam pengoperasiannya. Ada 3 silinder yang didalamnya terdapat fluida
yang dapat diatur tekanannya melalui pompa di dekat mesin excavator.[2]

Gambar 2.7 excavator


3.Hukum Archimedes
Aplikasi hukum archimedes dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai diberbagai sektor
industri, militer, perdagangan, kelautan, dan sektor lainnya. Pembuatan hidrometer, dasain kapal
selam dan desain kapal pesiar.[2]
A. Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur massa jenis suatu fluida. Prinsip gaya apung
digunakan dalam proses pembuatan hidrometer. Semakin besar massa jenis fluida semakin tinggi
batang hidrometer yang muncul di permukaan fluida. Sebaliknya semakin kecil massa jenis
fluida semakin tenggelam batang hidrometer. Pembuatan skala pada hidrometer didasarkan pada
kalibrasi massa jenis fluida yang sudah diketahui nilainya.[2]
B. Kapal Selam
Bagian Kapal selam terdiri dari katup-katup (valves) untuk mengisi dan membuang air laut.
Pada saat kapal hendak menyelam maka katup bagian atas terbuka dan air laut masuk memenuhi
rongga dinding kapal selam. Akbatnya massa jenis kapal selam membesar, kapal selam tengelam.
Sebaliknya saat hendak mengapung, bagian tangki udara tekanan tinggi (Compressed air tank),
membuka katupnya untuk mengalirkan udara mendorong air laut di rongga dinding (Ballast Tank)
keluar dari kapal melalui katup yang ada di dinding kapal selam. Akibatnya massa jenis kapal
selam mengecil dan mampu mengapung di permukaan air laut.[2]

C. Desain Kapal Pesiar


Badan kapal pesiar dibuat sedemikian rupa untuk bisa menampung beban yang berat.
Badan kapal yang terbenam dibuat seluas mungkin untuk memindahkan fluida sehingga timbul
gaya angkat yang besar. Tentunya selain konsep gaya apung, konsep benda tegar tetap
dipertimbangkan untuk membuat kapal tidak oleng saat terhempas ombak yang besar.[2]

E.Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya. Fluida yang
dipelajari dalam fluida dinamik dianggap sebagai fluida ideal.
Di dalam fluida bergerak, besar tegangan dipengaruhi oleh kecepatan alir dan massa jenis
fluida serta ketinggian tempat tersebut.
Ingin Tahu.... Filosofi Fluida Ideal? Marilah kita perhatikan penjelasan berikut:
Fluida Ideal adalahl:

Fluida yang tidak kompresibel, yang artinya


fluida yang tidak mengalami perubahan
volume karena tekanan.
Fluida yang tidak kental, yang artinya fluida
yang tidak mengalami gesekan dengan pipa
(gesekan pipa diabaikan).
Aliran fluida stationer, yang artinya kecepatan,
masa jenis, dan tahanan pada setiap detik di dalam fluida tidak dapat berubah karena waktu.
Ciri-ciri umum fluida, adalah sebagai berikut :
1) Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (steady) atau tak tunak (non-steady). Jika
kecepatan v di suatu titik adalah konstan terhadap waktu, maka aliran fluida dikatakan tunak.
Contoh aliran tunak adalah arus air yang mengalir dengan tenang (kelajuan aliran rendah). Pada
aliran tak tunak, kecepatan v di suatu titik tidak konstan terhadap waktu. Contoh aliran tak tunak
adalah gelombang pasang air laut.
2) Aliran fluida dapat termampatkan (compressible) atau tak termampatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volume (atau massa jenis)
ketika ditekan, maka aliran fluida dikatakan tak termampatkan. Hampir semua zat cair yang
bergerak (mengalir) dianggap sebagai aliran tak termampatkan. Bahkan, gas yang memiliki sifat
sangat termampatkan, pada kondisi tertentu dapat mengalami perubahan massa jenis yang dapat
diabaikan. Pada kondisi ini aliran gas dianggap sebagai aliran tak termampatkan. Misalnya pada
penerbangan dengan kelajuan yang jauh lebih kecil daripada kelajuan bunyi di udara (340 m/s).
Gerak relatif udara terhadap sayap-sayap pesawat terbang dapat dianggap sebagai aliran fluida
yang tak termampatkan.
3) Aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak kental (nonviscous).
Kekentalan aliran fluida mirip dengan gesekan permukaan pada gerak benda padat. Pada kasus
tertentu, seperti pelumasan pada mesin mobil, kekentalan memegang peranan sangat penting.
Akan tetapi, dalam banyak kasus kekentalan dapat diabaikan.
4) Aliran fluida dapat merupakan garis arus (streamline) atau aliran turbulen. Untuk aliran
tunak, kecepatan fluida di suatu titik yang sama pada suatu garis arus.
Aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Fluida yang lebih banyak dibahas
adalah air
(Incompressible fluids) dan dibagi menjadi 8 golongan antara lain:
-) Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan
(Incompressible and compressible flows).
Aliran Tak Termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya tidak berubah.
Contohnya
adalah air,minyak, Aliran Termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya
berubah.
Contohnya adalah gas. Pada fluida jenis ini berlaku
hukum termodinamika.
-) Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows)
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana komponen aliran
tidak
berubah terhadap waktu. Contohnya adalah aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada
perubahan
aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dll).
-) Aliran seragam dan tak seragam (uniform and non- uniform flows)
Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah terhadap jarak. Contoh
aliran di
saluran/sungai pada kondisi tidak ada pengaruh pembendungan/terjunan, tidak ada penyempitan/
pelebaran yang ekstrim.
-) Aliran laminer dan turbulen (laminar and turbulent flows)
Fenomena aliran jenis ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari hari, aliran air pada keran
mungkin
yang paling sering kita jumpai. Gambar di atas menunjukkan, Gambar (a) adalah keran air yang
dibuka saat awal (bukan kecil) sehingga air yang mengalir kecepatannya kecil, pada kondisi ini
terjadi
aliran laminer. Kecepata air meningkat pada Gambar (b) dan Gambar (c) sehingga aliran air
berubah
menjadi turbulen.
Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk membedakannya adalah gerak
partikel/distribusi kecepatannya seragam, lurus, dan sejajar untuk aliran laminer dan sebaliknya
untuk
aliran turbulen. Perubahan dari laminer menuju turbulen atau zona transisi terjadi pada jarak
tertentu
dan zona transisi akan berakhir hingga terjadi kondisi 'fully developed turbulence'. Gambar 3.3,
mendeskripsikan perubahan distribusi kecepatan pada saluran terbuka, Gambar (atas) dan saluran
tertutup, Gambar (bawah).

Angka Reynolds biasanya digunakan untuk mempermudah dalam membedakan jenis aliran pada
klasifikasi ini.
Aliran Terbuka
Re < 2000, Aliran Laminer
Re > 12500, Aliran Turbulen
Aliran Tertutup
Re < 500, Aliran Laminer
Re < 4000, Aliran Turbulen
Di antara rentang di atas merupakan kondisi transisi. Pada kondisi aliran laminer, pengaruh
viskositas lebih besar daripada inersia dan kondisi sebaliknya untuk aliran turbulen.
Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak
(Viscous and inviscid flows)
Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh viskositas. Adanya
viskositas
menyebabkan adanya tegangan geser dan kehilangan energi.

Pada aliran ini, terjadi gesekan antarai fluida dengan dasar/dinding saluran atau pipa. Gambar 3.4
di atas
menampilkan percobaan aliran viskous melalui sebuah pilar berbentuk tabung.
Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah aliran yang tidak dipengaruhi viskositas/kekentalan,
sehingga
aliran ini tidak memiliki tegangan geser dan kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran
fluida
ideal tidak ada. Konsep ini digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk persamaan
aliran fluida
dan pengaplikasiannya di lapangan ditambahkan faktor penyesuaian sesuai kondisi nyata.
di atas mengilustrasikan aliran invisid melalui sebuah pilar berbentuk tabung.
-) Aliran rotasi dan tak rotasi
(Rotational and irrotational flows)
Aliran irrotasional adalah aliran dimana nilai rotasiny atau setiap komponen vektor rotasinya
sama dengan
nol. Contoh aliran irrotasional adalah medan aliran pada aliran seragam. Sedangkan aliran
rotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya atau setiap komponen vektor rotasinya tidak sama
dengan nol. Hal ini berarti medan aliran dengan kecepatan vektor V atau curl V tidak sama
dengan nol. tampak terjadi pusaran/vortex yang disebabkan ketidakseragaman aliran oleh
perubahan penampang akibat terjunan. Namun jauh dari terjunan, aliran masih seragam sehingga
aliran irrotasional.
-) Aliran subkritis dan superkritis (subcritical and supercritical flows)
Untuk membedakan jenis aliran pada klasifikasi ini sering digunakan angka Froude. Angka
Froude diperoleh melalui persamaan di bawah ini dan merupakan bilangan tak berdimensi.
(Rumus)
Dimana, U adalah kecepatan rata-rata tampang, g adalah percepatan gravitasi, dan D adalah
kedalaman aliran.
F < 1, aliran sub kritik
F > 1, aliran super kritik
F = 1. Aliran kritik
-) Aliran yang terpisahkan/separasi dan tidak (separated and unseparated flows)
Aliran yang tidak terjadi separasi dapat terjadi pada aliran yang sangat lambat. Penjelasan
mengenai fenomena ini ditampilkan melalui sketsa pada Gambar mengilustrasikan sebuah
percobaan sejumlah cairan sirup (viskositas tinggi) dengan suhu rendah yang melampaui flume
dengan beda tinggi dasar tertentu dengan kecepatan sangat rendah. Saat mencapai pojok flume,
cairan sirup tetap megikuti dasar flume, turun vertikal dan tetap „menempel‟ hingga akhir.
Fenomena ini disebab kan momentum yang sangat kecil pada pojok dasar flume yang
diakibatkan kecepatan yang sangat rendah.

Sedangkan aliran yang terjadi separasi ditampilkan sketsa Fluida dengan nilai viskositas kecil
atau kecepatan tinggi menimbulkan momentum yang tinggi, sehingga sulit bagi aliran untuk
„menempel‟ pada dasar saluran. Pada Gambar juga mengilustrasikan aliran rotasional yang telah
dijelaskan sebelumnya

di bawah ini juga mengilustrasikan fenomena aliran pada klasifikasi ini. Pada bagian Gamabr (A)
dan Gambar (B) juga mengilustrasikan fenomena aliran viscous dan non-viskous di penjelasan
sebelumnya.[2]

A. Debit dan Persamaan Kontinuitas


Aplikasi Debit dan Persamaan Kontinuitas dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan seperti di
bawah ini.
1. Semprotan air
Berdasarkan persamaan kontinuitas bila debit aliran dianggap konstan maka saat ujung pipa
ditekan (diperkecil penampangnya) akibatnya kecepatan semburan air makin besar. Itulah
mengapa saat kita hendak menyiram tanaman yang jaraknya jauh, cukup dengan memencet
ujung selang. [2]

2. Water Jet Cutter


Water Jet Cutter atau pemotong jet air merupakan alat pemotong serba guna yang
memanfaatkan kecepatan air bertekanan tinggi sebagai medianya. Ujung pemotong atau nozzle
berdiamater 0,1-0,4 mm, dan tekanan air sekitar 50.000 psi ( 1 atm = 14,7 psi) serta kecepatan air
keluar dapat mencapai 900 m/s. Bersama dengan garnet, partikel mineral yang dicampur bersama
air, water jet mampu memotong lempengan besi, baju, kaca dan sejenisnya tanpa meninggalkan
residu dan jejak panas disekeliling potongan. Water jet sangat efektif untuk penghematan bahan
yang dipotong, terutama saat memotong bahan yang mahal seperti Titanium. Dengan lebar jalur
potongan 0,5 mm, bahan yang hilang sangat kecil. Keuntungan lain dari water jet adalah lebih
presisi dalam memotong, waktu pemotongan sangat cepat, [2]

dan ramah lingkungan. Selain itu lebih ekonomis karena air dan bahan abrasive mudah didaur
ulang.
3.Instalasi Air di Perumahan
Pada instalasi air di perumahan terlihat bahwa pipa inlet selalu lebih kecil diameternya dibanding
pipa outlet. Ini dimaksudkan dengan diameter pipa inlet yang kecil, laju air naik menuju tandon
bisa lebih kencang dan bertekanan tinggi sehingga mampu menjangkau tandon yang posisinya
tinggi. Sebaliknya pipa outlet dibuat lebih besar diameternya, dengan maksud dapat menampung
debit air dengan jumlah besar saat hendak dialirkan menuju instalasi air di rumah. Pipa yang
besar menampung massa air yang banyak sehingga berat air menjadi gaya tekan ke arah bawah
mendorong air masuk ke instalasi. Barulah ketika masuk ke tiap ruangan, pipa akan bercabang
dengan diameter yang semakin kecil untuk membagi debit air dan mempercepat laju air.[2]

4.Desain Mesin Jet


Mesin Jet dibagian depan didesain untuk dapat menyerap udara sebanyak banyaknya, sehingga
diameter depan lebih besar dibandingkan belakangnya. Melalui kompresi dan pembakaran avtur
di mesin udara yang disedot mengembang naik tekanannya dan dihembuskan ke bagian belakang
mesin dengan diameter moncong yang jauh lebih kecil dari depannya. Akibatnya tekanan dan
kelajuan udara yang disemburkan jauh lebih besar dari kecepatan udara yang tersedot masuk ke
mesin jet. Semburan udara dari belakang mesin jet menciptakan dorongan bagi pesawat untuk
melaju kencang ke depan.[2]

B. Azas Bernoulli
Aplikasi Azas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari dan tekhnologi antara lain sebagai berikut:
1.Venturimeter
Venturimeter merupakan sebuah alat untuk mengukur laju fluida yang mengalir dalam sebuah
pipa. Dengan membandingkan perbedaan ketinggian dari tiap diameter dapat diketahui laju
aliran fluida. Venturimeter banyak digunakan di industri perusahaan cair minum (PDAM),
pertambangan, bahkan di kedokteran untuk mengukur laju aliran darah di pembuluh arteri.[2]

3.Semprotan Anti Nyamuk


Semprotan anti nyamuk memanfaatkan azas bernoulli sebagai dasar pembuatannya. Saat pompa
udara ditekan udara berhembus kencang lewat di atas mulut pipa yang terhubung ke cairan anti
nyamuk. Cepatnya laju udara diatas mulut pipa (v1) menyebabkan tekanan udara disekeliling
mulut pipa menurun (P1), namun karena kecepatan udara di atas lubang penutup (v2) lebih
rendah dari v1, akibatnya tekanan udara di atas permukaan cairan anti nyamuk (P2) lebih besar
dari P1. Dampaknya tekanan udara di atas cairan memaksa cairan untuk masuk melalui pipa dari
bagian bawah menuju ke atas ke tempat udara kencang berhembus.[2]

4.Perahu Layar.
Perahu layar dalam bergerak tidak menggunakan mesin, namun murni karena
memanfaatkan udara yang berhembus di laut. Desain dan pemposisian layar dibuat sama persis
seperti prinsip sayap pesawat yang memanfaatkan perbedaan tekanan. Bagian layar yang
mengembung membuat aliran udara yang lewat lebih kencang dari bagian yang cekung. Perbedaan
ini membuat perbedaan tekanan yang menciptakan gaya dorong perahu maju ke depan.
Kepiawaian pelaut dalam mengatur posisi layar sangat mempengaruhi untuk membuat perahu
tetap maju bergerak darimanapun arah angin berhembus serta kapal tidak terbalik terkena
hembusan angin.[2]
5. Winglet Sayap Pesawat
Desain sayap winglet mengurangi turbulensi yang diakibatkan perbedaan
tekanan udara di atas dan di bawah pesawat. Sayap winglet membuat daya angkat pesawat
menjadi lebih baik dan menghemat konsumsi bahan bakar untuk membuat pesawat melaju
dengan cepat.[2]
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Massa Jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan
volumennya.

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang persatuan luas
bidang itu.
Tekanan = gaya
.D=
luas
Hukum-hukum dasar fluida statis adalah Hukum Pascal, Hukum Pokok Hidrostatis
dan Hukum Archimedes. Fluida disebut bergerak atau mengalir jika fluida itu bergarak
terus terhadap sekitarnya. Fluida mengalir diasumsikan sebagai fluida ideal, yaitufluida
yang tak termampatkan (incompressible), tidak kental, dan memiliki aliran tunak.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaannya makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA

[1] “Paket Unit Pembelajaran,” 2019.

[2] A. Suryanto and S. Bakhri, “F L U I D A.”

Anda mungkin juga menyukai