Anda di halaman 1dari 6

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB V
PEMBAHASAN

A. Diskusi
Penelitian ini merupakan penelitian meta-analysis yang tujuannya adalah untuk
mengetahui besarnya pengaruh infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap
persalinan prematur. Penelitian terkait pengaruh infeksi saluran kemih pada ibu hamil
terhadap persalinan prematur terdiri dari beberapa studi primer yang tersebar di 3
benua, yaitu benua Asia sebanyak 5 studi, benua Afrika sebanyak 4 studi, dan benua
Amerika 1 studi .Penelitian primer yang dimasukkan dalam studi meta-analisi ini
sebanyak 10 studi primer yang mencakup dari berbagai negara antara lain, Iran, Iraq,
India, Tanzania, Ethiopia, dan Peru. Studi primer diidentifikasi mulai tahun 2006
sampai tahun 2022, masing-masing artikel memiliki outcome statistik aOR. Hasil
penelitian meta-analysis dengan menggunakan studi case control dengan total sampel
sebanyak 500 ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih saat hamil, didapatkan
hasil bahwa ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih memiliki 2.19 kali untuk
mengalami persalinan prematur daripada ibu hamil yang tidak mengalami infeksi
saluran kemih (aOR=2.19; 95% CI=1.80 hingga 2.66) dan signifikan secara statistik p
< 0.001. Penelitian meta analisis ini memberikan bukti bahwa ibu hamil yang
mengalami infeksi saluran kemih lebih berisiko mengalami persalinan prematur.
Dalam penelitian ini, terdapat kecenderungan bias publikasi yang ditunjukkan oleh
funnel plot dengan distribusi plot yang asimetris dan overestimate. Dalam penelitian
ini juga menunjukkan hasil statistik heterogenitas 0% yang memiliki arti studi primer
yang dipakai dalam penelitian ini bersifat homogen dan mendapatkan hasil yang
konsisten karena Confidence Interval tidak melewati garis vertikal.
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiran et al.
(2010) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih pada
ibu hamil terhadap persalinan prematur. Ibu hamil yang mengalami infeksi saluran
kemih lebih mungkin untuk melahirkan prematur 5.05 kali dari pada ibu yang tidak
mengalami infeksi saluran kemih saat hamil (aOR= 5.05; 95% CI= 1.16 hingga 21.8).

44
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Faneite et al. (2006) juga
menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih berisiko
mengalami persalinan prematur 2.46 kali daripada ibu hamil yang tidak mengalami
infeksi saluran kemih pada saat hamil (aOR=2.46; 95% CI= 1.19 hingga 5.07). Ibu
hamil yang mengalami infeksi saluran kemih terjadi selaput kantung ketuban sekitar
bayi melemah. Hal ini dapat menyebabkan ketuban pecah dini selaput ketuban dan
persalinan prematur (Sebayang et al, 2012).
Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya Dahman et al. (2020)
bahwa ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih memiliki risiko melahirkan
bayi prematur 1.50 kali lebih besar dari mereka yang tidak mengalami infeksi saluran
kemih (AOR= 1.50; 95% CI = 0.91 hingga 2.49). Pengenalan dini faktor risiko
prematur akan membantu staf medis dan petugas kesehatan untuk mengidentifikasi
wanita dengan kehamilan berisiko tinggi untuk mencegah kelahiran prematur (
Dahman et al, 2020).
Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Padilla et al. (2017) menyatakan
bahwa faktor risiko kelahiran prematur salah satunya infeksi saluran kemih pada saat
kehamilan dengan nilai statistik (aOR 1.50; 95%CI= 1.10 hingga 2.10).
Menurut penelitian Ebidor et al. (2015) menyatakan bahwa infeksi saluran
kemih ( ISK) adalah salah satu komplikasi medis yang paling sering terlihat pada
kehamilan dapat menimbulkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah, lahir mati dan pielonefritis. Penelitian ini dengan menggunakan
studi prospektif dilakukan untuk menentukan prevalensi infeksi saluran kemih di antara
wanita hamil yang menghadiri klinik antenatal di Amassoma dan untuk
mengidentifikasi bakteri yang terlibat. Penelitian ini menunjukkan hubungan antara
bakteriuria dan trimester kehamilan secara statistik signifikan sebagai p< 0.05 dengan
hasil bakteri Escherichia coli (40%) bakteri yang paling umum diisolasi, diikuti oleh
Pseudomonas aeruginosa (22,9%). Skrining bakteriuria pada ibu hamil pada setiap
kunjungan antenatal harus menjadi perhatian penting untuk menghindari komplikasi
pada kehamilan pada tahap awal untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur (
Ebidor et al, 2015).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Pada penelitian Parveen et al. (2011) menunjukkan bahwa ada tingkat infeksi
yang lebih tinggi pada trimester ketiga (78,46%) dibandingkan dengan trimester kedua
(12,30 %) dan pertama trimester (9,23%). Semua wanita hamil harus diskrining untuk
infeksi saluran kemih dengan kultur urin, diobati dengan antibiotik jika kultur positif
dan kemudian diuji ulang untuk penyembuhan. Tujuan diagnosis dini dan pengobatan
infeksi saluran kemih selama kehamilan adalah untuk mencegah komplikasi dengan
semua manfaat tambahan untuk ibu dan janin.
Hasil penelitian Dheepthambiga et al. (2014) menyatakan 525 kasus persalinan
prematur yang diteliti prevalensi infeksi saluran kemih pada persalinan prematur
adalah 30,1%. Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dapat dikaitkan dengan
komplikasi obstetrik oleh karena itu, semua wanita hamil harus diskrining untuk infeksi
saluran kemih dan diobati dengan antibiotik yang sesuai jika biakan positif dan
kemudian diuji ulang untuk penyembuhan untuk mencegah komplikasi. Selain itu,
pendidikan kesehatan kepada seluruh ibu hamil khususnya golongan sosial ekonomi
rendah akan membantu dalam mencegah terjadinya infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran kemih 3.77 kali (34%) lebih banyak pada wanita dengan
persalinan prematur dibandingkan dengan kelompok pasien persalinan aterm penuh
(9%), yang menunjukkan hubungan yang signifikan dari infeksi saluran kemih
dipersalinan prematur sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
penyebab persalinan prematur. Prematuritas adalah penyebab paling penting dari
neonatus dan bayi morbiditas serta mortalitas dan beberapa kali terjadi tak terduga pada
wanita berisiko rendah. Banyak biokimia dan prediktor pencitraan telah dievaluasi
sebagai tes skrining persalinan prematur pada wanita berisiko rendah karena fakta
bahwa infeksi urogenital menyebabkan persalinan prematur dan seringkali skrining dan
pengobatan dini tanpa gejala diperlukan untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas
akibat persalinan prematur. Infeksi saluran kemih (ISK) selama kehamilan merupakan
penyebab umum morbiditas ibu yang serius dan morbiditas perinatal. Morbiditas ini
dapat dibatasi dengan skrining dan pengobatan yang tepat (Vrishali et al, 2017).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Agen uropatogenik utama infeksi saluran kemih selama kehamilan adalah


Escherichia coli. Selain itu, infeksi saluran kemih memiliki hasil pada ibu hingga janin
yang merugikan utama (pielonefritis, amnionitis, persalinan prematur, berat badan lahir
rendah < 2500, infeksi neonatal, dan perawatan intensif neonatal) selama kehamilan
yang dapat meningkatkan morbiditas atau mortalitas perinatal. Oleh karena itu,
direkomendasikan skrining dan pengobatan infeksi saluran kemih pada awal kehamilan
dan juga pada trimester ketiga kehamilan. Pendidikan kesehatan mengenai personal
hygiene harus ditekankan pada ibu hamil oleh dokter kandungan atau tenaga kesehatan
lainnya (Egbe et al, 2020).
Menurut penelitian Verma et al. (2014) menunjukkan bahwa infeksi saluran
kemih 2.10 kali (36,54%) lebih banyak pada wanita dengan persalinan prematur
dibandingkan dengan kelompok kontrol (17,30%), yang menunjukkan hubungan yang
signifikan dari infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap persalinan prematur.
Direkomendasikan bahwa wanita yang datang untuk pemeriksaan antenatal pertama
harus diselidiki untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih tanpa gejala. Membuat
diagnosis dini infeksi saluran kemih dan mengobatinya secara memadai dengan
antimikroba akan sangat membantu dalam mengurangi kejadian persalinan prematur,
dan morbiditas neonatal dan ibu terkait.
Pada sebagian besar kasus (70 hingga 90%), Escherichia coli merupakan
organisme penyebab. Virulensi patogen dari organisme ini yang berlimpah dalam tinja
tampaknya berasal dari sejumlah faktor, termasuk resistensi keasaman vagina,
pembelahan cepat dalam urin, kepatuhan terhadap sel, dan produksi bahan kimia yang
menurunkan ureterik peristaltik dan menghambat fagositosis. Klebsiella, Proteus
mirabilis, Stafilokokus koagulase negatif, Pseudomonas dan Streptokokus Grup B
adalah organisme lain yang diisolasi dari urin yang terinfeksi. Bakteriuria
menyebabkan persalinan prematur dengan mekanisme yang melibatkan lisosomal
plasenta dan desidua kerusakan dengan pembebasan enzim yang mampu meningkatkan
produksi prostaglandin local ( Sharma et al, 2007).
Bakteriuria asimtomatik terjadi pada 2% sampai 10% dari wanita hamil dan
infeksi saluran kemih simtomatik termasuk sistitis dan pielonefritis dapat mempersulit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

4% kehamilan. Lebih penting lagi 25 hingga 40% dari pasien tanpa gejala akhirnya
mengembangkan gejala jika mereka tetap tidak diobati. Oleh karena itu deteksi dini
dan pengelolaan saluran kemih infeksi dapat secara efektif mencegah komplikasi
prematur persalinan termasuk kelahiran prematur ( Bajwa et al, 2012).
Menurut Wing DA et al. (2014) organisme penyebab infeksi saluran kemih
pada kehamilan adalah uropatogen yang sama yang sering menyebabkan infeksi pada
pasien tidak hamil. Escherichia coli adalah organisme yang paling umum diisolasi.
Analisis retrospektif selama 18 tahun menemukan Escherichia coli sebagai agen
penyebab pada 82,5% kasus pielonefritis pada pasien hamil. Bakteri lain yang mungkin
terlihat termasuk spesies Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus, Streptococcus,
Proteus, dan Enterococcus.
Asimptomatik Bakteriuria dan sistitis akut diobati dengan terapi antibiotik.
Pilihan antibiotik dapat disesuaikan berdasarkan sensitivitas organisme bila tersedia
dari hasil kultur urin. Kursus antibiotik satu hari tidak dianjurkan pada kehamilan,
meskipun kursus 3 hari efektif. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain
amoksisilin, ampisilin, sefalosporin, nitrofurantoin, dan trimethoprim sulfametoksazol.
Fluoroquinolones tidak direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama pada
kehamilan karena studi yang bertentangan mengenai terato-genisitas. Kursus singkat
tidak mungkin berbahaya bagi janin, dan dengan demikian, masuk akal untuk
menggunakan kelas obat ini dengan infeksi yang resisten atau berulang.
Jika Grup B Streptococcus (GBS) tercatat pada kultur urin, pasien harus
menerima terapi antibiotik intravena (IV) pada saat melahirkan di samping pengobatan
yang diindikasikan untuk asimptomatik bakteriuria atau infeksi saluran kemih. Hal ini
untuk mencegah berkembangnya sepsis Grup B Streptococcus awitan dini yang
mungkin terjadi pada bayi dari ibu yang terkolonisasi GBS. Pielonefritis pada
kehamilan adalah kondisi serius yang biasanya memerlukan rawat inap. Setelah
evaluasi selesai, pengobatan terutama terdiri dari terapi antibiotik terarah dan cairan IV
untuk mempertahankan keluaran urin yang memadai. Demam harus diobati dengan
selimut pendingin dan asetaminofen sesuai kebutuhan. Umumnya, sefalosporin
generasi kedua atau ketiga digunakan untuk pengobatan awal. Ampisilin dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

gentamisin atau antibiotik spektrum luas lainnya adalah alternatif. Pasien harus
dipantau secara ketat untuk perkembangan sepsis yang memburuk ( Habbak et al,
2022).

B. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti hanya menggunakan bahasa Inggris pada artikel yang dianalisis, sehingga
mengabaikan artikel yang menggunakan bahasa lain sehingga terjadi bias bahasa.
2. Peneliti hanya menggunakan tiga database (Pubmed, Google Scholar, dan Science
Direct), sehingga mengabaikan sumber pencarian lainnya sehingga terjadi bias
penelusuran.
3. Pada penelitian ini, terdapat bias publikasi yang ditunjukkan dalam funnel plot
pengaruh infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap persalinan prematur.
4. Pada penelitian ini, peneliti lebih banyak menemukan kriteria yang sesuai pada
desain studi case control sedangkan untuk desain studi lainnya, kebanyakan
memiliki kriteria yang berbeda dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai