Anda di halaman 1dari 7

Naskah petunjuk berjalan nya SHOOT IN Ruang Pengadilan

“PEMBUNUHAN BERENCANA”

STEP BY STEP/RUNDOWN :

Yang pertama-tama memasuki ruangan adalah panitera, jaksa penuntut umum,


penasehat hukum dan pengunjung sidang.

➢ Panitera
• Memulai membacakan teks pembuka nya (P 1)
• Mempersilahkan Hakim untuk memasuki R. Persidangan (P 2)
• … [ Hakim memasuki R. Persidangan ]

➢ Hakim
• Membaca teks untuk Membuka persidangan (P 1)
• Mempertanyakan kepada semua yang ada dalam untuk memastikan
apakah sudah siap semua. (P 2)
• Menyuruh panitera untuk mempersilahkan para tersangka untuk
memasuki R. Pengadilan (P 3)
• Ketuk palu 3x

➢ Panitera
• Mempersilahkan Para Tersangka memasuki R. Persidangan (P 3)

➢ Polisi
• Membawa terdakwa/tersangka memasuki R. Persidangan

➢ Panitera
• Membacakan tata tertib persidangan (P 4)
• Memberikan formulir yang berisi identitas pemohon maupun termohon

➢ Hakim
• Mengajukan pertanyaan apakah terdakwa dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan. (P 4)
• Menanyakan identitas tersangka (P 5)
• Hakim bertanya apakah terdakwa didampingi oleh penasehat hukum
• Hakim menanyakan kepada penasehat hukum apakah benar dalam sidang
ini ia bertindak sebagai penasehat hukum terdakwa
➢ W. Hakim
• Memeriksa identitas dan legalitas pemohon maupun termohon

➢ Jaksa
• Membacakan ringkasan permohonan (P 1)

➢ W. Hakim
• Menayakan kepada terdakawa apakah ia sudah paham tentang apa ang
didakwaan padanya. Apabila terdakwa ternyata tidak mengerti maka
penuntut umum atas permintaan hakim ketua, wajib memberikan
penjelasan seperlunya

➢ Hakim
• Menanyakan apakah pemohon ingin menambahkan permohonan (P 6)

➢ Jaksa
• Membacakan surat dakwaan terhadap terdakwa (P 2)

➢ Hakim
• Memberikan kesempatan terhadap terdakwa/pengacaranya untuk
mengajukan eksepsi (keberatan) terhadap dakwaan jaksa (P 7)
Eksepsi (keberatan) terdakwa/penasehat hukum meliputi:
- Pengadilan tidak berwenang mengadili (berkitan dengan kompetensi
absolute / relative)
- Dakwaan tidak dapat diterima (dakwaan dinilai kabur/obscuar libelli)
- Dakwaan harus di batalkan (karena keliru, kadaluwarsa)
• Memberikan kesempatan kepada termohon untuk menanggapi argumen
(P 8)
(argumen penolakan atau keberatan [eksepsi] bagi pemohonan)
• Hakim bertanya kepada terdakwa dan member kesempatan untuk
menanggapi, selanjutnya kesempatan kedua diberikan kepada penasehat
hukum.

➢ Pengacara
• Memberikan jawaban atas argumen nya dan siap mengajukan eksepsi
(keberatan) (P 1)

➢ Hakim
• Hakim bertanya kepada panitera apakah sudah siap untuk menghadirkan
para saksi-saksi nya (P 9)
SIDANG PEMBUKTIAN

➢ Panitera
• Menyebutkan identitas saksi yang akan diperiksa oleh yang mulia hakim
(P 5)
• Menyuruh atau memerintahkan polisi untuk mempersilahkan para saksi
untuk memasuki R. Persidangan (P 6)

➢ Hakim
• Bertanya kepada para saksi tentang :
o identitas saksi
o apakah saksi kenal dengan terdakwa
o apakah saksi memiliki hubungan darah dengan terdakwa
o apakah saksi memiliki hubungan kerabat dengan terdakwa
o apakah saksi dalam keadaan sehat dan siap diperiksa
o meminta saksi untuk bersedia bersumpah atau janji sesuai dengan
agama kepercayaan nya masing masing. (P 10)

➢ Saksi
• Berdiri kedepan
• Melafalkan sumpah

➢ Polisi/Petugas
• Mengangkat alquran ke atas kepala saksi (untuk yang Islam)
• Membawakan kitab Injil di sebelah kiri saksi (untuk yang Kristen)

➢ W. Hakim
• Meminta para saksi mengikuti lafal sumpah yang diucapkan oleh hakim.
(P 1)

➢ Hakim
• Melafalkan sumpah untuk diikuti oleh para saksi. (P 11)
• Mempersilahkan saksi untuk duduk (P 12)
• Memeriksa/bertanya kepada saksi tentang tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa (P 13)

➢ Saksi
• Memberikan pernyataan nya tanpa berbelit-belit

➢ Hakim
• Memberikan kesempatan kepada W. Hakim, terdakwa, pengacara, jaksa
untuk bertanya kepada para saksi dengan syarat :
o Materi pertanyaan terarah pada pembuktian nya
o Pertanyaan harus relevan dengan masalah yang lagi diatasi
o Tidak boleh bersifat menjebak para saksi
(P 14)
• Setiap saksi selesai memberikan keterangan nya, hakim menanyakan
terhadap terdakwa tentang pendapatnya. (P 15)
• Hakim juga menunjukkan barang bukti nya pada saksi, untuk memastikan
kebenaran nya. (P 16)
• Hakim juga mempersilahkan kepada jaksa untuk memberikan bukti-bukti
nya seperti:
o Dr. Forensik
o Surat-surat
o Barang bukti lainnya
(P 17)

➢ Dr. Forensik
• Memberikan pernyataan/laporan hasil bedah terhadap jasad korban (P 1)

➢ W. Hakim
• Memeriksa terdakwa seperti:
o Diperiksa satu per satu dari jumlah terdakwa nya
o PEMERIKSAAN TERDAKWA:
o Hakim ketua mempersilahkan pada terdakwa agar duduk di kursi
pemeriksaan
o Terdakwa berpindah tempat dari kursi terdakwa menuju ursi
pemeriksaan.
o Hakim bertanya kepada terdakwa apakah terdakwa dalam keadaan
sehat dan siap menjalani pemeriksaan.
o Hakim mengingatkan pada terdakwa agar menjawab semua
pertanyaan dengan jelas dan tidak berbelit-beit sehingga tidak
mempersulit jalannya persidangan.
o Hakim ketua mulai mengajukan pertanyaan-perrtanyaan pada
terdakwa di ikuti hakim anggota, penuntut umum dan penasehat
hukum, majelis hakim menunjukkan segala barang bukti dan
menanyakan pada terdakwa apakah ia mengenal benda tersebut.
o Selanjutnya tata cara pemeriksaan pada terdakwa sama pada tata
cara pemeriksaan saksi kecuali dalam hal sumpah.
o Apa bila terdakwa lebih dari satu dan di periksa secara brsama
sama dalam satu perkara, maka pemeriksaan dilakukan satu persatu
secara bergiliran. Apa bila terdapat ketidak sesuaian jawaban di
antara terdakwa maka hakim dapat meng cross-check-kan antara
jawaban terdakwa yang satu dengan jawaban terdakwa lain.
o Setelah terdakwa telah selesai dipeiksa maka hakim ketua
menyatakan bahwa seluruh rangkaian sidang pembuktian telah
selesai dan selanjutnya hakim ketua memberi kesempatan pada
penuntut umum untuk mempersiapkan surat tuntutan pidana untuk
di ajukan pada hari sidang berikutnya.

• Ajuan pertanyaan kepada terdakwa:


o identitas saksi
o apakah terdakwa kenal dengan saksi/korban
o apakah terdakwa memiliki hubungan darah dengan saksi/korban
o apakah terdakwa memiliki hubungan kerabat dengan saksi/korban
o apakah terdakwa dalam keadaan sehat dan siap diperiksa
o meminta saksi untuk bersedia bersumpah atau janji sesuai dengan
agama kepercayaan nya masing masing.
(P 2)

SIDANG PEMBACAAN TUNTUTAN PIDANA, PEMBELAAN DAN


TANGGAPAN TANGGAPAN

➢ Hakim
• Hakim ketua menjelaskan bahwa acara sidang hari ini adalah pengajuan
tuntutan pidana
• Hakim ketua bertanya pada jaksa penuntut umum apakah siap
mengajukan tuntutan pidana
• Memberikan kesempatan kepada jaksa untuk persiapkan surat tuntutan
pidana terhadap terdakwa/tersangka (P 18)

➢ Jaksa
• Membacakan tuntutan pidana nya (P 3)
• Setelah selesai kasih surat tuntutan pidana ke W. Hakim

➢ Hakim
• Hakim ketua bertanya kepada terdakwa apakah mengajukan pembelaan,
jika terdakwa mengajukan pembelaan terhada dirinya, maka hakim
menanyakan apakah terdakwa akan mengajukan sendiri atau telah
menyerahkan sepenuhnya kepada penasehat hukumnya.

➢ Pengacara
• Mengajukan pembelaan nya / mengajukan argumen-argumen nya (P 2)
➢ Jaksa
• Mengajukan pembelaan nya lagi atas argumen yang diberikan oleh
pengacara (P 4)

➢ Hakim
• Mempersilahkan kepada terdakwa/tersangka untuk memberikan argumen
pembelaan nya (P 19)

➢ Tersangka
• Memberikan argumen lain atas dasar pembelaan nya

➢ Hakim
• Mempersilahkan pengacara untuk memberikan argumen nya lagi untuk
mendukung pembelaan dari terdakwa tanpa mengurangi atau melebih-
lebihkan (P 20)
(dibagian hal ini para hadirin/penonton dapat bersorak-sorak juga untuk
memberikan argumen nya sendiri-sendiri tanpa ada nya kericuhan atau
menyudutkan salah satu pihak)

SIDANG PEMBACAAN PUTUSAN

➢ Hakim
• Hakim ketua menjelaskan bahwa acara sidang selanjutnya adalah
pembacaan putusan, sebelum putusan dibacakan hakim ketua meminta
agar para pihak yang hadir supaya memperhatikan isi putusan dengan
seksama
• Pada saat hakim akan membaca putusan (sebelum memulai
membaca/mengucapkan kata”mengadili”) hakim ketua memerintahkan
agar terdakwa berdiri di tempat.
• Memulai membacakan pembacaan sidang keputusan (P 21)
• Setelah putusan dibacakan seluruhnya, hakim ketua mengetuk palu (1x)
dan mempersilahkan terdakwa untuk duduk kembali
• Menjelaskan hak-hak nya terhadap putusan nya (P 22)
• Mempersilahkan kepada kedua belah pihak untuk saling berkonsultasi
untuk menyatakan sikap menerima (P 23)
• Jika semua sudah tidak ada hal-hal yang disampaikan lagi untuk
mempertimbangkan hukuman nya maka dianggap persidangan telah
selesai. (P 24)
• Ketuk palu 3x
➢ Panitera
• Majelis hakim akan meninggalkan ruangan sidang dengan kata-kata
”hakim/majelis hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin dimohon
untuk berdiri”
• Semua yang hadir di ruangan sidang tersebut berdiri terpasuk JPU,
terdakwa/penasehat hukum .
• Hakim/majelis hakim meninggalkan ruang sidang
• Para pengunjung sidang, penuntut umum, penasehat hukum dan terdakwa
berangsur-angsur meninggalkan ruang sidang
• Apabila putusan menyatakan terdakwa tetap di tahan, maka pertama-tama
keluar adalah terdakwa dengan dikawal oleh petugas.

Anda mungkin juga menyukai