Istilah Bank Tanah merupakan salah satu aturan baru kontroversial dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau dikenal dengan
Ombinus Law yang pertama kali dalam pidato pertama Joko Widodo setelah dilantik
law.
2. Persyaratan investasi
3. Ketenagakerjaan
5. Kemudahan berusaha
7. Administrasi pemerintahan
8. Pengenaan sanksi
9. Pengendalian lahan
Bank tanah sebagai badan khusus pengelola tanah. Bank tanah ini berfungsi
pendistribusian tanah. Namun istilah baru tersebut menimbulkan kritik dari kalangan
masyarakat maupun akademisi seperti guru besar Fakultas Hukum UGM Maria SW
Kerja tidak jelas peruntukannya. Dia curiga bank tanah sengaja berpihak kepada
pengusaha. Sedangkan Presiden RI ke-7 beranggapan bahwa bank tanah adalah solusi
Pengaturan mengenai bank tanah yang termaktub dalam pasal 125 s/d pasal 135
kekayaan dan badan bank tanah. Menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
bertujuan memberikan tanah untuk rumah rakyat di perkotaan dengan harga yang sangat
Pembentukan bank tanah ini untuk reformasi agraria, paling sedikit 30% dari
tanah negara diperuntukan untuk bank tanah. Selain itu, dituliskan bahwa pembentukan
bank tanah dalam rangka efisiensi pengelolaan tanah. Rencananya, organisasi bank tanah
akan terdiri dari Komite, Dewan Pengawas, dan Badan Pelaksana. Nantinya Badan
Pengawas akan terdiri tujuh anggota dengan rincian, empat orang profesional dan tiga
pengelolaan dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai. Bank
tanah dapat dimanfaatkan untuk mendukung investasi dengan pemegang hak pengelolaan
pelayanan.
Selanjutnya dalam pasal 137 disebutkan hak pengelolaan tanah diberikan kepada
pemerintah pusat; pemerintah daerah; badan bank tanah; BUMN/BUMD dan badan
hukum milik negara/daerah; atau fbadan hukum yang ditunjuk oleh pemerintah pusat.
Dalam pasal 138, pemegang hak pengelolaan dapat memperpanjang memperbaharui hak
guna bangunan. Tak ada penjelasan berapa lama hak guna yang dapat
diperpanjang. Pengaturan mengenai hak pengelolaan (HPL) tidak diatur dalam Undang-
undang Pokok Agraria 1960. Namun HPL dalam UU Cipta Kerja yang mana pemberian
hak di atas tanah negara terkesan hendak menghidupkan kembali konsep domein
verklaring zaman colonial, padahal hal tersebut yang sudah dihapus dalam UUPA 1960.