Anda di halaman 1dari 13

lOMoARcPSD|32461662

Makalah Hadist Ahkam S3

management (Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)
lOMoARcPSD|32461662

MAKALAH

“AYAT DAN HADIST AHKAM TENTANG UNSUR-UNSUR NEGARA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ayat dan Hadist Ahkam

Dosen Pengampu : Bagus Ahmadi, S.pd.I., M.Sy.

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Ariva Nanda Nurhaliza P. (126103212124)

2. Brita Aprillia Mady (126103212127)

3. Deta Syani Oktavi (126103212128)

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM


PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
TAHUN 2022

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji & syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT,
karenaNya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini membahas tentang
“Karya Ilmiah”. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr.Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor UIN SATU Tulungagung
2. Dr.H.Nur Effendi, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
3. Bapak Ahmad Gelora Mahardika S.I.P., M.H. Selaku Kepala Jurusan Hukum Tata
Negara UIN SATU Tulungagung
4. Bapak Bagus Ahmadi, S.Pd.I., M.Sy. Selaku Dosen Mata Kuliah Ayat Dan Hadits
Ahkam yang memberikan arahan dan bimbingannya dalam pembuatan makalah
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kurang atau kesalahan yang belum
kami ketahui. Oleh karena itu, kami mohon saran & kritik dari semua teman- teman
maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Tulungagung, 9 November 2022

Penulis

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2

C. Tujuan Makalah.....................................................................................................2

II. PEMBAHASAN

A. Ayat dan Hadist tentang Unsur Negara................................................................. 3

B. Hadist tentang Unsur-Unsur Negara......................................................................5

C. Unsur-unsur Negara Menurut Al-Siyasah Al-Syariah...........................................5

III. PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iii

ii

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eksistensi sebuah negara tidak lepas dari keberadaan unsur-unsur yang harus
ada di dalamnya. Tanpa unsur-unsur tersebut, sebuah wilayah tidak bisa serta merta
dikatakan sebagai sebuah negara berdaulat di mana hak-haknya perpelihara dan
terjamin secara hukum internasional. Konvensi Montevideo tentang Hak dan
Kewajiban Negara tahun 1933 (The 1933 Montevideo Convention on Rights and
Duties of States), Pasal 1 menyatakan bahwa “Negara sebagai subjek hukum
internasional harus memiliki kriteria sebagai berikut: (a) penduduk yang tetap, (b)
wilayah tertentu, (c) pemerintahan, dan (d) kemampuan untuk melakukan hubungan
dengan negara lain.”. Tiga kriteria pertama yaitu penduduk yang tetap, wilayah
tertentu, dan pemerintahan, sesuai dengan kenyataan masyarakat internasional dan
sejalan dengan doktrin “tiga unsur” negara (‘Drei-Elementen-Lehre’) yang
dikemukakan oleh penulis Jerman, George Jellinek (1851–1911) pada akhir abad
ke-19, bahwa eksistensi suatu negara bergantung pada penduduk yang hidup pada
suatu wilayah tertentu di bawah pengaturan suatu pemerintahan.

Sementara itu, Oppenheim-Lauterpacht mengemukakan unsur-unsur yang


dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk dapat disebut sebagai negara adalah:
penduduk, wilayah, pemerintahan yang berdaulat. Guna melengkapi arti bagi
sebuah negara, perlukiranya diuraikan unsur- unsur Negara tersebut. Maksud dari
unsur-unsur negara tersebut adalah bagian- bagian yang menjadikan negara ituada
(diakui). Dengan lengkapnya unsur-unsur itu maka jadilah negara bagaikan sebuah
rumah yang bertiang lengkap. Unsur- unsur negara terdiri atas tiga hal: 1) Wilayah
tertentu, 2) Rakyat, 3) Pemerintahan yang diakui.

Dalam hukum internasional, negara diartikan sebagai suatu entitas yang


memiliki yurisdiksi eksklusif terhadap wilayahnya serta yurisdiksi personal
terhadap warga negaranya. Pengertian lain diberikan oleh Fenwick, bahwa negara
adalah masyarakat politik yang diorganisasikan oleh suatu pemerintah yang
berdaulat, menduduki wilayah tertentu yang jelas batas-batasnya dan (sebagai

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

syarat tambahan), mampu melakukan hubungan-hubungan internasional. Selain


sebagai konsep dalam hukum internasional yang dijabarkan lebih lanjut dalam
pengertian tersebut di atas, negara juga merupakan konsep politik dan organisasi
sosial. Definisi mengenai negara yang selama ini dikenal dalam ilmu politik juga
mencerminkan beberapa hal. Robert Mc. Iver mendefinisikan: “Negara adalah
asosiasi yang menyelenggarakan ketertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu
wilayah, dengan berdasarkan pada sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan untuk memaksa”.1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Ayat dan Hadist tentang Unsur-Unsur Negara?

2. Bagaimana Hadist tentang Unsur-Unsur Negara ?

3. Bagaimana Analisis Ayat dan Hadist tentang Unsur-Unsur Negara Menurut Al


Siyasah al Syariah ?

C. Tujuan

1. Memahami apa saja ayat dan hadist tentang Unsur-Unsur Negara.

2. Memahami Ayat dan Hadist tentang Unsur-Unsur Negara.

3. Memahami Analisis Ayat dan Hadist tentang Unsur-Unsur Negara Menurut Al


Siyasah al Syariah.

BAB II

1 Rapung, Andi Alauddin, dan Zainal Abidin, “Unsur-Unsur Negara Perspektif Al-Siyasah Al-
Syar’iyyah”, Al-Ahkam Jurnal Hukum Pidana Islam, Volume 4, No. 1, 2022, hal.32-33

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

PEMBAHASAN

A. Ayat Tentang Unsur-Unsur Negara


1. Al-Qur'an Surat An-Nur, 55 :
‫َن لَ ُه ْم‬ّ ‫ِه ْم َولَيُ َم ّكن‬ َ ‫ف ٱلّذ‬
ِ ‫ِين مِن قَ ْبل‬ َ َ‫ٱستَ ْخل‬
ْ ‫ض َك َما‬ َ ْ ‫ِح ِت لَيَ ْستَ ْخلِفَنّ ُه ْم فِى‬
ِ ‫ٱل ْر‬ ّٰ ‫وا‬
َٰ ‫ٱلصل‬ ۟ ُ‫وا مِن ُك ْم َو َعمِل‬ ۟ ُ‫ِين َءا َمن‬
َ ‫َو َع َد ٱلُّ ٱلّذ‬
ٓ
َ ‫ِكِ فَأُ ۟و ٰلَئ‬
َ ‫ون بِى َشيْـٔٔا ۚ َو َمن َكفَ َر بَ ْع َد َٰذل‬ ْ ‫ض ٰى لَ ُه ْم َولَيُبَ ّدلَنّ ُهم ّم ۢن بَ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم أَ ْمنٔا ۚ يَ ْعبُدُونَنِى َل ي‬
ِ‫ِك‬ َ ‫ُش ِر ُك‬ ْ ‫دِينَ ُه ُم ٱلّذِى‬
َ َ‫ٱرت‬
َ ُ‫ُه ُم ٱلْ ٰفَ ِسق‬
‫ون‬

Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur, 55)2

2. Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nur ayat : 55

a. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, Allah menjanjikan


kemenangan bagi orang-orang yang beriman dari kalian dan mengerjakan
amal-amal shalih, dengan mewariskan kepada mereka tanah kekuasaan
kaum musyrikin dan menjadikan mereka penguasa padanya, sebagaimana
Allah memperlakukan para pendahulu mereka dari kalangan kaum
Mukminin yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan
menjadikan agama mereka yang diridhaiNya bagi mereka (yaitu Islam)
sebagai agama mulia lagi kuat dan menggantikan keadaan mereka dari
ketakutan menuju keadaan aman, bila mereka beribadah kepada Allah
semata dan istiqamah di atas ketaatan kepadaNya, tidak mempersekutukan
sesuatu pun bersamaNya. Dan barangsiapa kafir setelah mengambil alih
kekuasaan kaum Musyrikin, keadaan aman, penguasaan dan kekuasaan

2 Al-Qur’an Al Hikmah, QS: An-Nur: 55, “Al-Qur’an dan Terjemahan”, CV Penerbit


Diponegoro, 2010.

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

yang penuh dan mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka mereka itu


adalah orang-orang yang telah keluar dari ketaatan kepada Allah.

b. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan


Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman terhadap Allah dan
mengerjakan amal-amal yang saleh di antara kalian bahwa Dia sungguh
akan menolong mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka, dan
akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka dari kalangan kaum mukminin
untuk berkuasa, dan sungguh Dia berjanji akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridai-Nya untuk mereka yaitu Islam, serta berjanji
benar-benar akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku semata,
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan
barangsiapa yang tetap kafir sesudah adanya nikmat dan karunia itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik lagi keluar dari ketaatan kepada
Allah.

3. Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surat An-Nur : 55

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi


wa Sallam, bersama shahabat-shahabatnya (penduduk Mekah) sampai ke
Madinah, dan disambut serta dijamin keperluan hidupnya oleh kaum Ansar,
mereka tidak melepaskan senjatanya siang dan malam, karena selalu diincar
oleh kaum kafir Arab Madinah. Mereka berkata kepada Nabi Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam: “Kapan tuan dapat melihat kami hidup aman dan tenteram
tiada takut kecuali kepada Allah.” ayat ini (QS: 24 An-Nuur: 55) turun
berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai jaminan dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala bahwa mereka akan dianugerahi kekuasaan di muka bumi ini.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim menurut Al-Hakim Hadits ini Shahih dan Ath-
Thabarani, yang bersumber dari Ubay bin Ka’b]. Dalam riwayat lain
dikemukakan bahwa ayat ini (QS: 24 An-Nuur: 55) turun ketika kaum

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

Muslimin merasa tidak tenteram (karena kepungan musuh). (Diriwayatkan oleh


Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Al-Barra).3

B. Hadist Ahkam Tentang Unsur-Unsur Negara

Di dalam sebuah hadits dengan sanad dari Abi Nadlrah radliyallahu ‘anhu,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫اس أَ َل إِ ّن َربّ ُك ْم‬ُ ّ‫ ) يَا أَيُ َها الن‬: ‫ال‬ ِ ‫ّام التّ ْش ِر‬
َ َ‫يق فَق‬ َ ّ َ ُّ ّ َ ِ‫ال‬
ِ ‫صلى ال َعل ْي ِه َو َسل َم فِي َو َس ِط أي‬
ّ ‫ول‬ ِ ‫ِع ُخ ْطبَ َة َر ُس‬
َ ‫َح ّدثَنِي َم ْن َسم‬
‫ل ْح َم َر َعلَى أَ ْس َو َد َو َل أَ ْس َو َد‬َ ِ ‫ِي َعلَى َع َربِ ٍي َو َل‬ ٍ ‫ض َل لِ َع َربِ ٍي َعلَى أَ ْع َجم‬
ٍ ‫ِي َو َل لِ َع َجم‬ ْ َ‫ أَ َل َل ف‬، ‫اح ٌد‬
ِ ‫اح ٌد َوإِ ّن أَبَا ُك ْم َو‬
ِ ‫َو‬
‫صلّى الُّ َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬ ُ ‫ بَلّ َغ َر ُس‬: ‫ أَبَلّ ْغ ُت ؟ ( قَالُوا‬، ‫" َعلَى أَ ْح َم َر إِ ّل بِالتّ ْق َوى‬
ّ ‫ول‬
َ ِ‫ال‬

Artinya, “Telah bercerita kepadaku seorang sahabat yang mendengar


khutbahnya Rasulullah ‫ ﷺ‬di tengah-tengah hari Tasyriq. Beliau bersabda: ‘Wahai
manusia, ingatlah! Sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, dan bapak kalian
adalah satu. Ingat-ingatlah! Tiada bagi orang Arab lebih utama dari selain Arab.
Tiada pula orang berkulit merah lebih utama dari berkulit hitam. Sebaliknya, tiada
orang hitam lebih utama dari orang berkulit merah, melainkan ketaqwaannya.
Apakah kalian telah menerima pesan ini?’ Para sahabat menjawab: ‘[Kami bersaksi,
bahwa] Rasulullah ‫ ﷺ‬telah menyampaikan pesan ini.” [Hadits diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad Juz 5 Nomor Hadits 411, al-Baihaqy
dalam Syu’abu al-Iman, Juz 4, Nomor Hadits 289, Al-Thabrany dalam al-Ausath
Juz 5, Nomor Hadits 86, dan Nomor 4749, Al-Haitsamy dalam Majma’ al-Zawaid,
juz 8 nomor hadits 84. Ath-Thabrani memberikan catatan kaki bahwa al-Bazar yang
menjadi salah satu perawinya adalah perawi shahih].

C. Unsur-Unsur Negara Menurut Al Siyasah al Syariah

Berkenaan dengan unsur-unsur negara dalam Islam, kita menemukan bahwa


kendati persoalan ini tidak disebutkan secara spesifik dalam al-Qur’an dan al-
Sunnah. Akan tetapi, terdapat sebuah isyarat yang menunjukkan akan keharusan
bagi sebuah negara untuk memenuhi unsur-unsur tersebut. Isyarat tersebut terdapat
dalam firman Allah Ta’ala dalam surah al-Hajj Ayat 41, Allah Ta’ala berfirman:

3 Kitab Asbabun Nuzul, K.HQ Shaleh, H.A.A. Dahlan, dkk, “(Latar Belakang Historis
Turunnya Ayat-Ayat Al Qur’an)”, https://www.syahida.com/2015/02/20/2054/asbabun-nuzul-sebab-
turunnya-ayat-ayat-al-quran-surat-an-nuur-ayat-48-55/#axzz7k8rPj2Qi

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

ُْ ۟ ۟ ‫ٱلز َك ٰو َة َوأَ َم ُر‬


ّ ‫ٱلصلَ ٰو َة َو َءاتَ ُو ۟ا‬ ۟ ‫ض أَقَا ُم‬ َ ْ ‫ِين إِن ّم ّك ٰنّ ُه ْم فِى‬
ِ ‫وف َونَ َه ْوا َع ِن ٱلْ ُمن َك ِر ۗ َو ِّلِ َٰعقِبَ ُة ٱل ُم‬
‫ور‬ ِ ‫وا بِٱلْ َم ْع ُر‬ ّ ‫وا‬ ِ ‫ٱل ْر‬ َ ‫ٱلّذ‬

Artinya: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di


muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.4 Dari ayat Alqur’an di atas ditemukan sekurangnya ada
empat unsur bagi tegaknya sebuah kedaulatan di muka bumi. Kedaulatan di sini
bisa saja diarahkan pada makna negara.

Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:5

1. Unsur pertama yang disebutkan dalam ayat ini adalah “al-tamkin” atau
peneguhan kedudukan, yang berarti adanya kekuasaan (pemerintah) yang
hukumnya mengikat. Al-Thabari (w. 310 H) berkata tentang ayat ini,
maknanya adalah: “Kami teguhkan mereka di dalam negeri serta menjadikan
mereka menang atas kaum musyrikin”.
2. Rukun kedua disebutkan melalui ibarat “al-ardhi” atau permukaan bumi. Kata
al-ardhi dalam ayat ini diarahkan pada makna negeri atau al-daar.
3. Rukun ketiga, yakni rakyat maka ia tercakup dalam kata sambung (isim
maushul) dan kata ganti (dhomir) pada firman Allah “alladzina” yakni orang-
orang dan “makkan nahum”, “hum” merupakan kata ganti orang ketiga
jamak. yang artinya mereka, yakni para sahabat Rasulullah SAW dan setiap
orang yang mengikuti jalan mereka.6
4. Sedangkan rukun keempat, yakni kesanggupan mewujudkan hubungan
dengan negara (orang) lain, tercakup dalam penggalan akhir dari ayat,
“menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar”,
atau biasa diistilahkan sebagai amar ma’ruf nahi mungkar, yang merupakan
konsekuensi logis dari sebuah kehidupan sosial yang melibatkan banyak

4 Al-Qur’an Al Hikmah, QS: Al-Hajj: 41, “Al-Qur’an dan Terjemahan”, CV Penerbit


Diponegoro, 2010

5 Muhammad Salim al-‘Iwaa, “Fi al-Nidzom al-Siyasi li al-Daulah al-Islamiyah”, Kairo:


Maktabah al- Mishri al-Hadits, 1979.

6 Muh. Kusnadi dan Bintan R. Saragih, “Ilmu Negara”., Cet. IV, Jakarta: Penerbit Gaya Media
Pratama, 2000.

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

pihak. Hakikat dari amar ma’ruf nahi mungkar tersebut adalah upaya
mewujudkan mashlahat bagi umat serta mencegah mereka dari kerusakan.
Di samping itu, kajian tentang mashlahat dan mafsadat, khususnya
dalamlingkup sebuah sistem kenegaraan sifatnya sangat luas, termasuk di
dalamnya upaya-upaya menjalin hubungan dengan dunia luar, baik dalam
situasi damai maupun perang. Adapun praktek dari Rasulullah SAW, yang
bertindak sebagai “Kepala Negara Madinah” saat itu, sangat jelas dalam
banyak riwayat melalui korespondensi, utusan-utusan diplomatik dan lain
sebagainya. Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya yang memberi isyarat
akan unsur-unsur negara tersebut. Demikianlah yang telah diwujudkan oleh
Rasulullah SAW khususnya setelah peristiwa hijrah ke Madinah. 7Seluruh
semua unsur-unsur yang menentukan wujud sebuah negara terpenuhi
padanya. Wilayah kaum muslimin adalah kota Madinah, rakyatnya adalah
kaum muslimin dari kalangan Muhajirin dan Anshar (serta kaum Yahudi),
pemimpinnya adalah Rasulullah SAW serta tegaknya hukum berupa ajaran-
ajaran Islam dimana kaum muslimin tunduk padanya. Di samping itu, adanya
kesanggupan dari Rasulullah SAW untuk menjalin hubungan dengan negeri,
kabilah, suku dan agama yang berada di sekitar negara Madinah, baik dalam
kondisi damai maupun perang. Muhammad Fathi Utsman menyatakan, unsur-
unsur negara Islam telah mencapai kesempurnaan berupa wilayah, rakyat dan
pemerintah melaluihijrah Rasulullah SAW ke Madinah. Namun perlu
diketahui, bahwa negara yang terbentuk di Madinah tersebut merupakan
realisasi dari segala persiapan yang telah beliau lakukan di Mekkah sebelum
hijrah. Hal ini dapat dilihat dari peristiwa ba’iat aqabah pertama; dimana Nabi
SAW mengambil sumpah dan janji setia kaum muslimin yang datang dari
kota Madinah untuk senantiasa mendengar dan ta’at serta membela beliau
sebagaimana mereka membela diri, keluarga dan anak-anakmereka.
Peristiwainilah yang merupakan cikal bakal bagian dari tujuan dakwah beliau
SAW yakni lahirnya sebuah negera Islam di Madinah setelah beliau hijrah.8

7 Ibid…
8 Ibid…

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Dalam makalah ini terdapat contoh ayat dari Al-Qur’an tentang sebuuah negara
dirikan, yakni terdapat dalam, Ayat Q.S : An-Nur (55).
2. Menurut A. Hasjmy, ada tiga dalil yang dapat dijadikan landasan terkait
perlunya negara, yaitu dalil aqli, dalil syar’i, dan dalil tarikhi. Pertama, yang
menjadi dalil aqlinya karena manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak
mungkin hidup terasing sendirian; tidak memerlukan kepada manusia lain.
Kalau memang manusia memerlukan kepada manusia yang lain, maka dengan
sendirinya akan lahir masyarakat manusia. Kemudian setelah terbentuknya
masyarakat manusia, maka menjadi keharusan pula adanya seorang pemimpin
dalam kalangan mereka untuk menghindari dan meredam percekcokan yang
ditimbulkan oleh mereka yang saling bermusuhan. Pemimpin yang dimaksud
itu haruslah salah seorang di antara mereka yang berwibawa dan berpengaruh,
sehingga sanggup mencegah timbulnya permusuhan.
3. Hukum Islam dalam hal ini al-Siyasah al-Syari’ah terkait unsur-unsur bagi
tegaknya sebuah negara berdaulat. Keduanya menetapkan, bahwa unsur-unsur
negara itu adalah wilayah, rahyat, pemerintahan, serta kesanggupan menjalin
hubungan dengan pihak lain. Khusus dalam kajian al-Siyasah al-Syar’iyyah
diakui tidak ada pembahasan hal tersebut secara khusus, namun dari dalil dan
isyarat Alqur’an para ulama kemudian menetapkannya.

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)


lOMoARcPSD|32461662

DAFTAR PUSTAKA

Al‘Iwaa, Muhammad Salim. “Fi al-Nidzom al-Siyasi li al-Daulah al-Islamiyah”. Kairo:


Maktabah al- Mishri al-Hadits. 1979.
Al-Qur’an Al Hikmah, 2010. QS: Al-Hajj: 41. “Al-Qur’an dan Terjemahan”. CV
Penerbit Diponegoro,
Al-Qur’an Al Hikmah. 2010. QS: An-Nur: 55. “Al-Qur’an dan Terjemahan”. CV
Penerbit Diponegoro.
Kusnadi, Muh. dan Bintan, R, Saragih. 2000. “Ilmu Negara”. Cet. IV. Jakarta: Penerbit
Gaya Media Pratama.
Nuzul, Kitab Asbabun Nuzul. K.HQ Shaleh. H.A.A. Dahlan. Dkk. “(Latar Belakang
Historis Turunnya Ayat-Ayat Al Qur’an)”.
https://www.syahida.com/2015/02/20/2054/asbabun-nuzul-sebab-turunnya-ayat-
ayat-al-quran-surat-an-nuur-ayat-48-55/#axzz7k8rPj2Qi.
Rapung, Andi Alauddin, dan Zainal Abidin, 2022. “Unsur-Unsur Negara Perspektif Al-
Siyasah Al- Syar’iyyah”. Al-Ahkam Jurnal Hukum Pidana Islam. Volume 4, No.
1.

Downloaded by Zulkifli Ritonga (zulkipliritonga@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai