Anda di halaman 1dari 4

Kebakaran Kandang Sapi Tradisional Dari Sudut Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Agus Sukisno

NIM 2251B0116

I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari hari tidak terlepas dari suatu resiko , termasuk resiko
dalam melaksanakan tugas atau bekerja yang dapat merugikan diri , harta benda dan
lingkungan sekitar . Kasus kebakaran kalau tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan kerugian yang sangat besar termasuk kehilangan nyawa. Iya kebakaran
sudah terbiasa kita mendengar apalagi dimusim kamarau seperti sekarang . Sering
terdengar suara serine dari mobil pemadam yang lewat dengan tergesa gesa.
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus
ada, yaitu : bahan bakar, oksigen, dan sumber panas yang berakibat menimbulkan
kerugian harta benda, cidera bahkan kematian.
Dalam tulisan ini saya akan membahas laporan kebakaran terkait kegiatan
pemadaman kebakaran kandang sapi di desa Kapi, Kecamatan Kunjang yang terjadi
Kamis ,13 Juli 2023 , berdasarkan laporan DAMKAR Kabupaten Kediri merupakan salah
satu bidang Dinas Kebersihan dan Pertamanan ( DKP) kabupaten Kediri yang berada di
kota Pare (Dkpkabkediri.wordpress.com).
Perlu saya informasikan kabupaten kediri menurut laporan Dinas Ketahanan Pangan
Dan Peternakan Kabupaten Kediri,2022 terdapat 234.431 ekor sapi potong dan 10.917
ekor sapi perah yang tersebar di 26 kecamatan sedangkan di kecamatan Kunjang
terdapat 6.927 ekor sapi (Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan Kabupaten
Kediri/Food and Livestock Resilience Office of Kediri Regency).
Data kebakaran kandang sapi tradisional di kabupaten Kediri dalam 3 tahun
sebanyak 11 kebakaran dengan berbagai sebab . Di tahun 2021 sebanyak 5 kejadian ,
tahun 2022 sebanyak 2 kejadian dan tahun 2023 sampai bulan agustus sudah sebanyak 4
kejadian . Dari 11 kejadian kebakaran kandang sapi , 5 kejadian akibat pembakaran sisa
pakan yang merambat ke kandang /tumpukan pakan /dami kering , 5 kejadian akibat
konsleting listrik , 1 kejadian akibat petasan yang terlempar ke pakan /dami. (Damkar
Pare ,kabupaten Kediri)

II. Pembahasan
Dengan semakin berkembangnya ilmu managemen resiko , sudah hal yang
seharusnya setiap unit uasaha atau produksi baik sekala kecil apalagi sekala besar
industri modal besar mulai menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
bertujuan menigkatan profit usaha dengan mengurangi atau menekan resiko yang
munglin terjadi yang bisa mengurangi produktifitas usaha. Kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) adalah pedoman setiap pelaku kerja, salah satunya bidang peternakan .
perternakan salah satunya ternak sapi tradisional . Kondisi kandang ternak masih atau
atap dengan rumah atau tidak jauh dari rumah peternak dan dikelola secara tradisional.
Kalau dicermati dari sudut K3 , salah satunya ternak sapi tradisional , dimana lingkungan
kandang sapi sangat berbahaya sekali apabila terjadi suatu kebakaran dikarenakan
bahan-bahan pakan berupa rumput yang kering yang berada tidak jauh dari kandang ,
bahkan berada dalam satu area, Semua bahan yang mudah terbakar tersebut kadang
berada berdekatan dengan rumah pemilik ,bahkan satu atap . Pada saat terjadi
kebakaran banyak lingkungan kandang tidak memiliki fasilitas yang mendukung untuk
meperingatkan pemilik kandang sehingga perlu antisipasi dalam pencegahan dan
pemadaman saat saat terjadi kebakaran. Ini terjadi karena secara turun menurun
demikian yang dikerjakan dari dulu . Berbeda dengan peternak sapi sekala besar yang
dikelola dengan memperhatikan program K3 . Kebanyakan peternak sapi di kabupaten
kediri masih tradisional belum menerapkan cara beternak sapi modern. Mereka
petrenak sapi tradisional , pertama karena belum mengertinya pentingnya terkait K3.
Ada beberapa syarat untuk mendirikan kandang ternak, yakni memilih tempat yang
kering (tidak tergenang air), jarak kandang dengan rumah atau tampungan air (sumur)
harus berjauhan agar tidak tercemar oleh bau dan kotorannya, cukup mendapatkan
sinar matahari, dan harus terlindung dari angin, terutama angin malam. Lokasi yang
ideal untuk membangun sebuah peternakan sapi adalah daerah yang terletak jauh dari
pemukiman warga namun mudah diakses oleh kendaraan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghindari bau kotoran sapi yang dapat mengganggu masyarakat sekitar. Kandang
sebaiknya terpisah dari rumah dengan jarak minimal 10 meter agar tidak terjadi
pencemaran sumber-sumber lain seperti selokan, irigasi, dll. Namun jika kondisi tidak
memungkinkan, peternak dapat membangun barrier (tembok pembatas) atau tembok.
Tembok setinggi 3 meter sebagai peredam angin memiliki fungsi setara dengan jarak 50
meter. (https://ternak-sehat.fkh.ugm.ac.id/2018/12/04/managemen-kandang-sapi-
yang-tepat/)
Laporan adanya kebakaran disampaikan oleh perangkat desa Kapi , ke damkar kab
kediri lalu ditindak lanjuti oleh Damkar kabupaten kediri dengan mengirimkan 2 unit
mobil pemadam , 2 personil damkar dan 2 personil satpol PP . Api dapat dipadamkan
kurang lebih 1 jam setelah Damkar datang. Dugaan sementara akibat kebakaran
pembakaran sisa pakan yang merambat ke pakan /tumpukan dami kering. Kerugian
material yang ditimbulkan kurang lebih 25 juta rupiah, tanpa korban jiwa .
Pembahasan :
1. Kandang dan lokasi pakan (dami , rumput kering ) berdekatan tidak didapatkan alat
pemadam seperti APAR , hal ini hampir semua tempat peternak tradisional.
Semestinya lokasi pakan disendirikan terpisah dengan kandang atau rumah pemilik.
2. Sumber api , perlu kehati hatian memastikan tidak ada sumber api di kandang atau
sekitar Kandang yang bisa menyambar pakan yang kering karena tiupan angin ,
puntung rokok atau perapian yang digunakan membakar sisa pakan yang kering
juga digunakan sekaligus untuk mengatasi udara dingin juga untuk mengusir
serangga atau nyamuk.
3. Instalasi listrik kandang yang tidak memenuhi standar mudah terjadinay konsleting .
4. Dapur terutama kompor dengan kayu bakar yang berdekatan dengan kandang juga
beresiko.
5. Perlu dibuatkan tandon air yang dapat digunakan memadamkan api sebelum
damkar datang apabila terjadi kebakaran atau untuk keperluan membersihkan
kandang
6. Kebersihan kandang yang memungkinkan tidak terjadinya kebakaran
7. Tim damkar stanby 24 jam sehingga memudahkan komunikasi apabila terjadi
kebakaran
Solusi mengatasi permasalahan yang terjadi bisa dengan program sosialisasi
yang terus menerus bahaya kebakaran dari dinas katahanan pangan dan peternakan
dan damkar kab kediri sehingga memunculkan komiten peternaksapi terkait
keselamatan dan Kesehatan kerja di lingkungan peternak untuk mengurangi resiko
kerugian.
1. Memisahkan kendang sapi dengan lokasi tumpikan pakan sapi atai dami
2. Memisahkan sumber api atau meletakan sumber api jauh dari lokasi simpanan
pakan kering
3. Pemasangan Instalasi listrik kandang yang memenuhi standar sehingga tidak
mudah terjadinya konsleting yang memicu kebakaran.
4. Ketika membuat perapian dipastikan aman tidak memungkinakan api
menyambar pakan kering atau benda yang mudah terbakat sekitar kendang
5. Kalau ada tandon air dipastikan dalam keadaan baik termasuk selang airnya
6. Kebersihan kendang harus terjaga , sisa pakan yang memudahkan
menyambarnya api perapian atau api lain
7. Memastikan tidak ada sumber api yang tertinggal punting rokok atau
memastikan instalasi listrik perkabelan dalam keadaan aman

III. Penutup
1. Masih banyak peternak sapi di kabupaten Kediri mengelola ternak secara
tradisional dengan kandang satu atap dengan rumah pemilik
2. Hampir semua pertenak sapi di masyarakat belum menerapkan atau
belum mengenal K3
3. Kebakaran kandang sapi masih sering terjadi.
4. Pemerintah harus mendorong peternak sapi menerapkan k3 melalui Dinas
Ketahanan Pangan Dan Peternakan bekerja sama dengan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan ( DKP) yaitu bidang Damkar

IV. Referensi
1. Dkpkabkediri.wordpress.com
2. Sumber/Source: Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan Kabupaten Kediri/Food
and Livestock Resilience Office of Kediri Regency
3. Buku tehnik pengendalian kecelakaan kerja , Dr indasah , Ir. Mkes , Strada
4. Damkar Pare Kab Kediri
5. https://ternak-sehat.fkh.ugm.ac.id/2018/12/04/managemen-kandang-sapi-yang-
tepat/

Anda mungkin juga menyukai