Anda di halaman 1dari 23

TUGAS 2

KIMIA KLINIK

DOSEN PENGAMPU : Amirah,S.Si.,M.Kes.

OLEH:

JULYANTO PRIHARTONO SUGIANTORO (B1D122164)

2022D

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023/2024
1. Pengertian karbohidrat

Karbohidrat adalah biomolekul yang terdiri dari atom Karbon (C),

Hidrogen (H), dan Oksigen (O) dan memiliki rumus molekul Cn(H2O)m.

Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi tubuh.

Senyawa ini mengandung unsur karbon, hydrogen dan oksigen dihasilkan

oleh tanaman melalui proses fotosintesi.(Fitri dkk., 2020)

2. Pengerian monosakarida, jenis dan contohnnya dalam makanan

Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis

menjadi gula yang lebih sederhana. Berdasarkan jumlah atom karbonnya,

monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa.

Gambar 1. Klasifikasi Monosakarida Berdasarkan Jumlah Atom C

Monosakarida biasanya tidak berwarna, berupa padatan kristal,

larut dalam air dan sulit larut dalam larutan nonpolar. Monosakarida yang

memiliki gugus fungsional aldehid disebut dengan aldosa sedangkan yang

memiliki gugus keton disebut ketosa. Pada gugus fungsi aldehid ikatan

C=O memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya, sedangkan pada

gugus fungsi keton, ikatan C=O memiliki dua gugus hidrokarbon (C-H-O)

yang terikat padanya. Aldosa paling sederhana adalah gliseraldehid yang

terdiri dari tiga atom C sedangkan ketosa yang paling sederhana adalah

dihidroksiaseton.
Gambar 2. Perbandingan Aldosa dan Ketosa yang digambarkan dengan

Proyeksi Fischer

Contoh dari monosakarida adalah glukosa (dekstrosa), fruktosa

(levulosa), galaktosa, xilosa, dan ribosa. Bahan makanan alami yang

sebagian besar mengandung monosakarida khususnya fruktosa dan

glukosa ialah madu.(Fitri dkk., 2020)

3. Pengerian disakarida, jenis dan contohnnya dalam makanan

Disakarida adalah karbohidrat yang jika dihidrolisis akan

menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda. Contoh

disakarida adalah:

 Sukrosa Disakarida ini berbentuk melalui kondensasi antar glukosa da

fruktosa. Sukrosa terdapat pada berbagai jenis buah-buahan dan

sayuran, contohnya tebu serta gula.

 Laktosa Laktosa adalah disakarida yang terbentuk dari kondensasi

antara glukos dan galaktosa. Disakarida ini terdapat pada susu.

 Maltose Maltosa merupakan disakarida yang terbentuk dari kondensasi

antara dua molekul glukosa. Maltosa terdapat pada beberapa jenis

padi-padian.(Studi Ekskursi, t.t.)


Gambar 3. Contoh Disakarida

4. Pengertian Polisakarida, jenis, dan contohnya dalam makanan

Polisakarida merupakan hasil kondensasi dari lebih dari dua puluh

unit monosakarida. Polisakarida terdiri dari homopolisakarida dan

heteropolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang terdiri dari

unit monosakarida yang sama sedangkan heteropolisakarida terdiri dari

unit monosakarida yang berbeda. Polisakarida yang berfungsi sebagai

bahan makanan cadangan adalah pati dan glikogen, sedangkan yang

berperan sebagai pembentuk struktur molekul adalah kitin dan selulosa.

 Pati Pati merupakan senyawa cadangan pada tumbuhan yang terdiri

atas unit glukosa. Pati terdiri atas dua komponen homopolisakarida

yaitu amilosa dan amilopektin. Susunan komponen tersebut dalam

tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa dan 70 – 90% amilopektin.

Gambar 4. Perbandingan Amilosa dan Amilopektin


 Glikogen Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi

sebagai cadangan makanan pada hewan. Komposisi glikogen dalam

liver adalah 10% sedangkan dalam otot 1 – 2%.

 Selulosa Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas 100

– 1000 unit β-D-glukosa. Proses polimerisasi melalui proses

kondensasi dengan ikatan glikosidik 1→4 antar molekul glukosa. Pada

dinding sel tanaman, fibril selulosa membentuk rantai paralel yang

saling bersilangan antar layer. Fibril tersebut juga membentuk matriks

dengan hemiselulosa, pektin, dan ekstensin. Rantai paralel selulosa

pembentuk mikrofibril memiliki ikatan hidrogen antar rantai.(Studi

Ekskursi, t.t.)

5. Gambar struktur monosakarida, disakarida, polisakarida


6. Gambar organ pancreas dan bagiannya

7. Hormon yang di hasilkan pancreas

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang

berperan dalam memasukkan glukosa dari makanan ke dalam sel-sel

tubuh, dimana glukosa tersebut akan dikonversi menjadi energi yang

dibutuhkan oleh otot dan jaringan untuk berfungsi.(Wayan dkk., 2015)

8. Enzim yang di hasilkan pancreas

enzim eksogenous yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar

pancreas. (Yanti.dkk.2019.)
9. Mekanisme kerja insulin

Sekresi insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu,

kadar glukosa darah, ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive

Calcium Channels sel beta pankreas. Mekanisme kerja ketiga faktor ini

sebagai berikut : Pada keadaan puasa saat kadar glukosa darah turun,

ATP sensitive K channels di membran sel beta akan terbuka sehingga ion

kalium akan meninggalkan sel beta (K-efflux),dengan demikian

mempertahankan potensial membran dalam keadaan hiperpolar sehingga

Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel

beta sehingga perangsangan sel beta untuk mensekresi insulin menurun.

Gambar 5. Sekresi insulin oleh rangsangan glukosa

Sebaliknya pada keadaan setelah makan, kadar glukosa darah

yang meningkat akan ditangkap oleh sel beta melalui glucose transporter

2 (GLUT2) dan dibawa ke dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan

mengalami fosforilase menjadi glukosa-6 fosfat (G6P) dengan bantuan


enzim penting, yaitu glukokinase. Glukosa 6 fosfat kemudian akan

mengalami glikolisis dan akhirnya akan menjadi asam piruvat. Dalam

proses glikolisis ini akan dihasilkan 6-8 ATP. Penambahan ATP akan

meningkatkan rasio ATP/ADP dan ini akan menutup terowongan kalium.

Dengan demikian kalium akan tertumpuk dalam sel dan terjadilah

depolarisasi membran sel, sehingga membuka terowongan kalsium dan

kalsium akan masuk ke dalam sel. Dengan meningkatnya kalsium intrasel,

akan terjadi translokasi granul insulin ke membran dan insulin akan

dilepaskan ke dalam darah(2,3) (Gambar 1). Mengingat GLUT2

mempunyai sifat mengangkut glukosa ke dalam sel tanpa batas, agaknya

enzim glukokinase bekerja sebagai “pembatas” agar proses fosforilasi

berjalan seimbang sesuai kebutuhan, dengan demikian peristiwa

depolarisasi dapat diatur dan pelepasan insulin dari sel beta ke dalam

darah disesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu enzim glukokinase

disebut sebagai glucose sensor karena bertindak sebagai sensor terhadap

glukosa.

Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase yaitu fase

dini (fase 1) atau early peak yang terjadi dalam 3-10 menit pertama setelah

makan. Insulin yang disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan

dalam sel beta (siap pakai); dan fase lanjut (fase 2) adalah sekresi insulin

dimulai 20 menit setelah stimulasi glukosa. Pada fase 1, pemberian

glukosa akan meningkatkan sekresi insulin untuk mencegah kenaikan

kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa darah selanjutnya akan

merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin. Makin tinggi

kadar glukosa darah sesudah makan makin banyak pula insulin yang
dibutuhkan, akan tetapi kemampuan ini hanya terbatas pada kadar glukosa

darah dalam batas normal.

Pada DM tipe 2, sekresi insulin di fase 1 tidak dapat menurunkan

glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan insulin

lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin

sebagaimana pada orang normal. Gangguan sekresi sel beta

menyebabkan sekresi insulin pada fase 1 tertekan, kadar insulin dalam

darah turun menyebabkan produksi glukosa oleh hati meningkat, sehingga

kadar glukosa darah puasa meningkat. Secara berangsur-angsur

kemampuan fase 2 untuk menghasilkan insulin akan menurun. Dengan

demikian perjalanan DM tipe 2, dimulai dengan gangguan fase 1 yang

menyebabkan hiperglikemi dan selanjutnya gangguan fase 2 di mana tidak

terjadi hiperinsulinemi akan tetapi gangguan sel beta.(Annisa dkk., 2021)

10. Struktur insulin

Hormon Insulin Struktur hormone insulin terdiri atas rangkaian

asam-asam amino.

Gambar 6. Model Struktur Hormon Insulin


Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa model struktur

hormone insulin adalah sebagai berikut. Merah: karbon; hijau: oksigen;

biru: nitrogen; merah muda: sulfur. Pita biru/ungu merupakan kerangka [-

N-C-C-]n dalam sekuens asam amino H-[-NH-CHR-CO-]nOH protein

tersebut, dengan R merupakan bagian yang menonjol dari kerangka

tersebut pada setiap asam amino. (Hasanah, 2019.)

11. Pengertian insulin eksogen

insulin eksogen adalah insulin yang disuntikkan dan merupakan

suatu produksi farmasi.(Mita.2009)

12. Tujuan pemeriksaan glukosa darah di lab

Cara Pemeriksaan Cara pemeriksaan yang dilakukan adalah

dimulai dengan anamnesa atau wawancara untuk mengetahui identitas

pasien, riwayat penyakit keturunan atau penyakit yang dialami kemudian

dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dan pemeriksaan

tekanan darah. Setelah dilakukan semua pemeriksaan, selanjutnya

diberikan pendidikan kesehatan bagi anggota masyarakat tentang pola

hidup sehat dan bersih serta menjaga gizi yang seimbang dengan

menggunakan leaflet yang dibagikan kepada semua anggota masyarakat.

Untuk anggota masyarakat yang memiliki hasil pemeriksaan gula darah

sewaktu (GDS) dan tekanan darah diatas normal maka dianjurkan untuk

segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat untuk mencegah

komplikasi yang akan terjadi.(Selano dkk., 2020)

Pemeriksaan glukosa darah merupakan pemeriksaan yang paling

sering dilakukan karena memiliki peran yang penting dalam proses

metabolisme di dalam tubuh. Peran glukosa menjadi karbohidrat paling


penting yang banyak diserap kedalam aliran darah sebagai glukosa, dan

gula lain diubah menjadi glukosa di bagian hati . Glukosa merupakan

sumber energi bagi manusia, terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi

kemudian disimpan menjadi glikogen di hati dan otot. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kadar glukosa antara lain faktor endogen yaitu

humoral faktor contohnya hormon insulin, glukagon dan kortisol yang

menjadi sistem reseptor pada otot maupun sel hati .

Glukosa darah puasa mempunyai kadar normal bila kadarnya

berkisar antara 75- 115 mg/dl. Di antara 115-140 mg/dl dianggap sebagai

nilai batas (borderline). Gula darah pp (setelah makan) dianggap normal

bila di bawah 140 mg/dl dan DM bila kadarnya diatas 200 mg/dl serta

toleransi glukosa terganggu bila kadarnya diantara 140-200 mg/dl .

Pengukuran glukosa darah dengan spektrofotometer menggunakan prinsip

enzimatik yang khusus untuk glukosa, menyebabkan terjadinya perubahan

enzimatik glukosa sehingga menghasilkan produk yang dinilai berdasarkan

reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi akhir dari serangkaian

reaksi kimia.

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk

mengetahui kadar gula adalah dengan pemeriksaan glukosa darah.

Salah satu tujuannya adalah agar dapat mencegah kemungkinan

terjadinya komplikasi akibat penyakit diabetes mellitus.(Annisa. dkk.,

2021)
13. Menjelaskan pemeriksaan glukosa pada sampel cairan tubuh selain

darah/serum

Pemeriksaan urine dilakukan untuk kepentingan diagnosis, salah

satunya adalah mengontrol pengobatan pada pasien DM. Diabetes Mellitus

memiliki resiko terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).Berdasarkan SOP In

Microbiology, sampel urine harus segera diperiksa kurang dari 2 jam

setelah pengambilan. Penundaan ini akan meningkatkan pertumbuhan

bakteri. Jika terjadi penundaan, sampel urine dapat ditambahkan

pengawet. Salah satu pengawet alternatif yang dapat menekan

pertumbuhan bakteri adalah garam (NaCl). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui manfaat larutan garam natrium klorida (NaCl) sebagai

pengawet alternatif pada urine untuk pemeriksaan urine metode carik

celup. Uji ini dapat menunjukkan rentang kandungan kimia yang ada pada

urine. Meskipun metode ini terlihat mudah namun merupakan reaksi kimia

yang kompleks. Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah adanya bakteri pada urine. Parameter yang akan

dipengaruhi oleh peningkatan bakteri ini yaitu glukosa, leukosit esterase,

nitrit, dan blood. Salah satu upaya untuk mengurangi atau menghambat

pertumbuhan bakteri adalah menggunakan pengawet5 . Salah satu

pengawet urine yang paling banyak digunakan adalah Toluena. Namun,

karena sifat toluena yng berbahaya dan mahal, diperlukan pengawet yang

ramah lingkungan serta murah dan mudah diperoleh, seperti garam

Natrium Klorida (NaCl). Penggaraman merupakan teknik pengawetan yang

dilakukan secara sederhana dan tradisional. Garam digunakan sebagai

pengawet karena garam mampu menghambat mikroorganisme secara


selektif. Garam yang digunakan pada proses penggaraman memiliki sifat

bakteriostatik dan bakteriosidal yang memilki kemampuan untuk menunda

pertumbuhan atau membunuh bakteri. Selain itu, bakteri ini juga mudah

dimatikan atau dihambat pertumbuhannya dengan desinfektan konsentrasi

rendah seperti fenol, formaldehid, komponen halogen karena bersifat

bakterisid. Contoh senyawa halogen yang digunakan sebagai desinfektan

adalah Povidon-iod, Iodoform 7,5-10%, Ca-hipoklorit, Na-

hipoklorit,Tosilkloramida, Klorheksidin 2-4%, Kliokinol, dan Triklosan 0,2-

2%6 . Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rahayu

(2013)7 , bahwa bakteri golongan Enterobacteriaceae yaitu Eschericia Coli

dapat dihambat oleh ekstrak buah melur dengan konsentrasi 3,12%. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi

optimum yang dapat menghambat. (Baiq.2019)

14. Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan

glukosa darah

Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari Leaflet

Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes Melitus, Buku Panduan

Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS), glucometer dan strip glukosa,

lancet, kapas alcohol, tensimeter, stetoskop, lembar catatan hasil

pemeriksaan dan bolpoint.(Selano dkk., 2020)

15. Menjelaskan prinsip kerja fotometer

Fotometer yang memiliki prinsip kerja dengan melakukan

penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh sampel yang

diperiksa.(Rabiatul Akhzami dkk., 2016)


16. Menjelaskan hukum Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menjelaskan

hubungan pelemahan dari intensitas cahaya terhadap sifat-sifat material

yang dilewati oleh berkas cahaya. Bila suatu sumber cahaya monokromatik

melewati medium transparan, maka intensitas cahaya yang diteruskan

berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi.

Selain itu intensitas cahaya yang diteruskan berkurang secara

eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesimen yang

menyerap cahaya tersebut. Fenomena ini dinyatakan oleh hukum Lambert-

Beer seperti dirumuskan pada Persamaan 2.1

Dengan I merupakan intensitas cahaya yang diteruskan (mW/cm2

), Io merupakan intensitas cahaya yang dipancarkan (mW/cm2 ), ɛ

absorpsitivitas (M-1cm-1), l merupakan ketebalan medium penyerap (cm),

c merupakan konsentrasi zat penyerap (Molar) dan A merupakan

absorbansi (serapan). Besar nilai absorbansi jika dihubungkan dengan nilai

intensitas cahaya datang dengan cahaya yang diteruskan merupakan

sebuah fungsi logaritma seperti pada Persamaan 2.2

Nilai absorbansi ini kemudian dijadikan sebagai analisis sinyal

untuk menentukan tingkat kekeruhan air (turbiditi) yang merupakan

kebalikan dari absorpsi seperti pada Persamaan 2.3.(Faisal & Puryanti,

2016)
17. Menjelaskan prosedur penundaan pemeriksaan sampel di LAB

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan laboratorium

adalah untuk membantu menegakan diagnosis penyakit pada penderita

atau menegakan diagnosis penyakit disamping untuk follow-up terapi.

Sebelum hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan oleh bagian

laboratorium tentulah melalui berbagai tindakan dan penanganan.Tahap-

tahap tindakan dan penanganan dalam pemeriksaan laboratorium

haruslah diperhatikan secara memadai sehingga dapat dicegah hal-hal

yang tidak sesuai dengan keadaan penderita.

Pemeriksaan kadar hemoglobin yang menggunakan darah EDTA

sebaiknya harus dilakukan dengan segera dan setidaknya dikerjakan

dalam waktu kurang dari 2 jam, apabila terpaksa ditunda sebaiknya harus

diperhatikan batas waktu penyimpanannya. Penyimpanan darah EDTA

pada suhu kamar yang terlalu lama dapat menyebabkan terjadinya

serangkaian perubahan pada eritrosit seperti pecahnya membran eritrosit

(hemolisis) sehingga hemoglobin bebas berpindah ke dalam medium

sekelilingnya (plasma) yang menyebabkan kadar Hb menurun.

Faktorfaktor yang menyebabkan penundaan dalam pemeriksaan kadar

hemoglobin diantaranya pergantian shift petugas laboratorium, pasien

terlalu banyak sedangkan petugas dan alat laboratorium terbatas sehingga

sampel banyak yang mengalami penundaan pemeriksaan.


Darah EDTA yang ditunda lebih dari 2 jam pada suhu kamar atau

lebih 24 jam pada suhu 4ºC, eritrosit akan membengkak sehingga nilai

hematokrit, Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) meningkat dan Konsentrasi

Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) menurun .tetapi menurut .Bahan

pemeriksaan seperti darah dengan EDTA dapat ditunda dengan

menyimpan dalam lemari es suhu 4 C selama 24 jam. Pemeriksaan

hemoglobin (Hb) dengan menggunakan alat Hematologi Analyzer

mempunyai kelebihan yaitu menggunakan alat yang lebih canggih, fokus

pada akurasi, mutu dan waktu hasil, merupakan standar baku emas yang

lebih akurat sehingga hasil yang di keluarkan dijamin keakuratannya

sedangkan kelemahannya yaitu alat ini perlu perawatan yang khusus salah

satunya yaitu di maintenance secara berkala. Prinsip pemeriksaan ini

menggunakan volumetrik independence (Leaflet Hematologi

Analyzer.(Gesta.2022).

18. Pengertian sampel Hemolisis,Ikterik,Lipemik (Disertai foto/gambar)

 Serum Hemolisis

Serum hemolisis adalah serum yang berwarna kemerahan

disebabkan karena lepasnya hemoglobin akibat kerusakan membrane

sel eritrosit

 Serum Ikterik

Serum ikterik adalah serum yang berwarna kuning kecoklatan

akibat adanya peningkatan kadar bilirubin


 Serum lipemik

adalah serum yang tampak berkabut, putih seperti susu setelah

disentrifus akibat kelebihan lipid di dalam Kekeruhan serum lipemik

disebabkan juga karena adanya partikel besar

lipoprotein.(Yuliana.2020).

Gambar 7 . Jenis – Jenis Serum Abnormal

19. Tindakan yang di lakukan jika mendapatkan sampel Hemolisis ,

Ikterik,Lipemik

 Hemolisis adalah proses patologis pecahnya sel darah merah yang

biasanya disertai dengan berbagai derajat semburat merah ke dalam

serum setelah spesimen disentrifugasi (Lippi et al., 2011). Hemolisis dapat

terjadi secara in vivo atau in vitro. Hemolisis in vitro merupakan penyebab

kesalahan pra analitik yang paling umum dan >60% menjadi alasan

penolakan sampel. Hemolisis memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap pemeriksaan darah rutin, hemolisis juga memberikan efek yang

berbeda pada setiap analit kimia karena menyebabkan peningkatan atau

penurunan konsentrasi analit tergantung arah bias dan besarnya bias.


Hemolisis adalah penyebab paling umum dari kesalahan hasil

pemeriksaan laboratorium salah satuya pada pemeriksaan kolesterol total.

Pengukuran kadar kolesterol total pada penelitian ini menggunakan

metode CHOD-PAP dengan alat fotometer. Gangguan hasil pemeriksaan

kadar kolesterol total disebabkan karena adanya hemoglobin dalam serum

sehingga menyebabkan perubahan warna yang disebut gangguan

kromorfik. Reaksi pada pemeriksaan kolesterol total akan membentuk

kompleks warna merah muda, sedangkan adanya hemoglobin dalam

serum yang berwarna merah muda sampai merah akan mempengaruhi

kompleks reaksi warna tersebut. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total

dibaca berdasarkan warna yang diserap pada analisa fotometri. Gangguan

hasil pemeriksaan kolesterol total juga disebabkan karena keberadaan

hemoglobin dalam serum yang mengganggu reaksi dengan cara

mendekomposisi dini hidrogen peroksida sebagai kromogen, sehingga

terbentuknya warna tidak sempurna yang dapat menyebabkan kenaikan

kadar kolesterol total.

Gangguan pada pemeriksaan kolesterol total dengan adanya

hemoglobin dalam serum juga dapat disebabkan oleh gangguan

spektrofotometri. Pemeriksaan Kolesterol total diukur pada panjang

gelombang 500 nm sedangkan hemoglobin menyerap kuat pada 415 nm

(panjang gelombang Soret) dan pada panjang gelombang yang lebih

rendah antara 530 dan 600 nm, memiliki dua puncak pada 540 dan 570 nm

sehingga hemoglobin dapat sangat mengganggu pemeriksaan yang

mencakup pengukuran pada panjang gelombang tersebut.


Indeks hemolisis (HI) adalah perkiraan (semi) kuantitatif dari

hemoglobin bebas dan memberikan penanda atau peringatan terhadap

gangguan hemolisis (Smith et al., 2012). Interferensi gangguan yang

disebabkan oleh serum hemolisis biasanya telah disisipkan oleh pabrikan,

namun pengelolaan sampel hemolisis sebaiknya dilakukan oleh masing-

masing laboratorium untuk mengetahui indeks hemolisis pada setiap analit

di setiap parameter karena nilainya bergantung pada metode dan

instrument.(Destiani & Wiryanti, t.t.)

 Plasma lipemik adalah plasma yang berwama keruh,putih atau seperti

susu karena hiperlipidemia. Penyebab yang paling umum dari kekeruhan

tersebut adalah peningkatan konsentrasi trigliserida. Plasma lipemik

memiliki partikel lipid besar yang meliputi lipoprotein yaitu kilomikron.

Akibatnya, meningkatkan kekeruhan pada sampel dan dapat

mengakibatkan pemendekan atau perpanj angan hasil koagulasi sehingga

dapat mempengaruhi hasil pada pemeriksaan.

Lipoprotein yang terakumulasi pada plasma lipemik dapat

mengganggu hasil pemeriksaan karena pada factor pembekuan tedapat

inhibitor lintasan factor jaringan (TFPI: tissue factor fatway inhibitor) yang

merupakan iinhibitor fisiologik utama yang menghambat koagulasi.

Inhibitor ini berupa protein yang beredar didalam darah dan terikat

lipoprotein. TFPI ini menghambat langsung factor Xa dengan terikat pada

enzim tersebut didekat tempat aktifnya. Kemudian kompleks factor Xa-

TFPI menghambat kompleks factor Vlla-faktor jaringan. Maka apabila pada

plasma lipemik, TFPI yang sudah berikatan dengan lipoprotein ini akan

mengikat lipoprotein yang lebih banyak sehingga akan semakin


menghambat proses pembekuan darah. Hal tersebut yang mengakibatkan

hasil pemeriksaan PT menjadi memanjang.

Alternatif untuk menangani sampel lipemik dapat menggunakan

beberapa metode yaitu; ultrasentrifugasi, pengenceran sampel, dan

flokulasi lipoprotein salah satunya dengan alfa- siklodekstrin. Alfa

Siklodekstrin wujudnya berupa serbuk, merupakan kelompok oligosakarida

nonpereduksi yang terdiri dari 6 unit glukosa produk modifikasi pati dengan

struktur kimia berbentuk cincin. Alfa Siklodekstrin memiliki permukaan luar

yang bersifat hidrofilik sedangkan bagian dalam rongganya bersifat

hidrofobik, dengan sifatnya tersebut, maka siklodekstrin dapat mengikat

lemak di dalam serum. Toksisitas dari zat siklodekstrin alami maupun

turunannya telah banyak diteliti dan terbukti atoksik.

Penurunan kadar trigliserida modifikasi serum lipemik buatan

setelah dilakukan perlakuan dengan alfasiklodekstrin disebabkan oleh lipid

dalam sampel lipemik dan molekul siklodekstrin yang saling mendekat lalu

terjadi interaksi hidrofobik antara gugus fungsi molekul lipid dengan gugus

yang terletak dalam rongga tengah siklodekstrin sehingga dapat terjadi

pembentukan ikatan antara molekul lipid dan siklodekstrin.Setelah teijadi

pengikatan, diperlukan proses sentrifugasi untuk mengendapkan lipemik

yang telah berikatan dengan molekul siklodekstrin.(Handriani dkk., t.t.)

 Kadar Bilirubin yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan otak yang

permanen atau kernikterus. Sebanyak 60 % dari bayi sehat akan

mengalami penyakit kuning/ikterik dan 75 % dilakukan perawatan di

Rumah Sakit ( Rawat inap) terutama dalam minggu pertama kelahiran.


Penanganan yang dilakukan diantarannya fototerapi, tranfusi tukar dan

pijat bayi untuk mencegah terjadinya encephalopathy atau kernicterus.

Pijat bayi memiliki banyak manfaat diantaranya adalah meningkatkan berat

badan, meningkatkan intake kalori, meningkatkan aktivitas vagal,

meningkatkan motilitas lambung, meningkatkan sistem imun, tidur,

menurunkan kadar bilirubin dan memperpendek rawat inap di rumah

sakit.(Deny Krisnanto dkk., t.t.)

20. Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan kimia klinik

Tahapan yang berkontribusi terhadap lamanya waktu pelayanan

laboratorium untuk pemeriksaan hematologi terletak pada tahap pra

analitik, untuk pemeriksaan kimia klinik terletak pada tahap analitik, serta

untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik terletak pada tahap

analitik.Faktorfaktor yang mempengaruhi lamanya waktu pelayanan

laboratorium di RSUD Pasaman Barat adalah sumber daya manusia yaitu

terdapat pada kemampuan petugas serta kelengkapan sarana

prasarana.(Tua. dkk.2019.)
DAFTAR PUSTAKA

Deny Krisnanto, P., Natalia Retnaningsih, L., & Lestiawati, E. (t.t.). EFEKTIFITAS
PIJAT/SENTUHAN BAYI TERHADAP KADAR BILIRUBIN PADA BAYI IKTERIK DI RUANG
BAYI RS YOGYAKARTA. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), 548.
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index

Destiani, D., & Wiryanti, W. (t.t.). PERHITUNGAN INDEKS HEMOLISIS PADA


PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL METODE CHOLESTEROL OKSIDASE PARA AMINO
PHENAZON.

H.A.Yanti. dkk.2019. Karakterisasi Kapang dari Saluran Pencernaan Cacing Nipah


(Namalycastis rhodochorde) Asal Desa Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya,
Kalimantan Barat.jurnal Life Science .8 (2)

Faisal, M., & Puryanti, D. (2016). PERANCANGAN SISTEM MONITORING TINGKAT


KEKERUHAN AIR SECARA REALTIME MENGGUNAKAN SENSOR TSD-10. Dalam
MARET (Vol. 8).

Fitri, A. S., Arinda, Y., & Fitriana, N. (2020). Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat
Analysis of Chemical Compounds on Carbohydrates. 17(1).

Handriani, R., Nurfitriani, Y., Mahmud, D., Kesehatan, A., Tinggi, S., Bakti, A., & Bandung,
A. (t.t.). PENGARUH PENAMBAHAN ALFA SIKLODEKSTRIN TERHADAP PLASMA
LIPEMIK PADA PEMERIKSAAN PROTHROMBIN TIME (PT) DENGAN METODA
MANUAL.

Hasanah, U. (t.t.). Insulin Sebagai Pengatur Kadar Gula Darah, hal.

K., Rahmatunisa, A. N., Ali, Y., Ms, E. M., Studi, P., Kesehatan, A., Piksi, P., & Bandung, G.
(2021). PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PADA SERUM
SEGERA DAN DITUNDA SELAMA 24 JAM. Jurnal, P., Masyarakat, 5(2).

Gesta Gresilia.2022. KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SECARA


LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DENGAN PENUNDAAN 3 JAM MENGUNAKAN
HEMATOLOGI ANALYZER TAHUN 2022

J., Dan, M., Hidup, L., Siagian, M. T., Sinaga, J., & Mokoagow, W. N.. ANALISIS FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM KLINIK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2019. http://e-
journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat

P.B.EW.dkk.Farmakognosi simplisa karbohidrat dan glikosida. Airlangga University


Press.

Rabiatul Akhzami, D., Rizki, M., & Hastuti Setyorini, R. (2016). Perbandingan Hasil Point
of Care Testing (POCT) Asam Urat dengan Chemistry Analyzer. Jurnal Kedokteran,
5(4), 15–19.
Selano, M. K., Marwaningsih, V. R., & Setyaningrum, N. (2020). Pemeriksaan Gula Darah
Sewaktu (GDS) dan Tekanan Darah kepada Masyarakat. Indonesian Journal of
Community Services, 2(1), 38. https://doi.org/10.30659/ijocs.2.1.38-45

Rafi pramawati.dkk.2007. Evaluasi Ciri Mekanis Dan Fisis Bioplastik Dari Campuran Poli
(Asam Laktat) Dengan Polisakarida.

L. (t.t.). PERANAN DEKSTROSA DAN SUKROSA DALAM PEMBUATAN MINUMAN


PROBIOTIK DI PT YAKULT INDONESIA PERSADA.

Wayan, I., Putra, A., & Berawi, K. N. (2015). Ardana dan Khairun Nisa Berawi | Empat
Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Majority | Volume (Vol. 4).

Anda mungkin juga menyukai