Anda di halaman 1dari 17

Dwijaloka Vol I No.

2, Juli 2020

PENINGKATAN HASIL BELAJAR


PENGOLAHAN DAN KEWIRAUSAHAAN
MAKANAN NABATI HEWANI
MENJADI MAKANAN INTERNASIONAL
MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) DENGAN ALTIK LOW
COST MATERIALS BAGI PESERTA DIDIK
KELAS XI TPBO SMKN 5 KENDAL
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MAKMUN MUHAIMIN
SMK Negeri 1 Jati, Blora
makmunmuhaimin18@gmail.com

First received: March 17, 2020


Final proof received: 26 June, 2020

Abstract
Masalah utama yang dialami oleh peserta didik adalah rendahnya hasil belajar, sehingga
rumusan masalahnya: 1) bagaimanakah proses peningkatan hasil belajar? 2) seberapa
besar peningkatan hasil belajar?, 3) bagaimanakah perubahan perilaku peserta didik kelas
XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah belajar
Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani menjadi Makanan Internasional
melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan Altik Low Cost Materials? Adapun
tujuan dari penelitian tindakan, untuk: 1) mengetahui proses pembelajaran 2) mengetahui
besarnya peningkatan hasil belajar, 3) mengetahui perubahan perilaku peserta didik
kelas XI TBO setelah belajar Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani
menjadi Makanan Internasional melalui model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan Altik Low Cost Materials. Metode penelitian adalah PTK terdiri dua siklus
dengan 2 pertemuan, tiap pertemuan @ 2 x 45 menit, dengan tahapan: perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian adalah seluruh peserta
didik kelas XI TPBO SMKN 5 Kendal dengan jumlah 25 peserta didik laki-laki. Setelah
dilaksanakan tindakan 2 siklus diperoleh hasil: 1) proses pembelajaran tidak menarik dan
tidak menyenangkan meningkat menjadi sangat menarik dan menyenangkan pada siklus
II, 2) ketuntasan belajar aspek pengetahuan 80% siklus I menjadi 96 % pada siklus II,
aspek keterampilan 72 % meningkat menjadi 92% pada siklus II. 3) perubahan perilaku
bekerja sama 12 peserta didik, bertanggung jawab 11 peserta didik mandiri 10 peserta
didik pada siklus I meningkat menjadi bekerja sama 22 peserta didik, tanggung jawab 20
siswa, mandiri 19 peserta pada siklus II.

Kata kunci : Model PBL, Altik Low Cost Material, Hasil Belajar
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 225

PENDAHULUAN nia usaha maupun dunia industri, untuk


Latar Belakang Masalah mewujudkan keinginan para peserta didik
Pelajaran Prakarya dan Kewiraus- tersebut guru perlu membekali mereka
ahaan merupakan salah satu mata pelajaran dengan sejumlah kompetensi yang mema-
wajib yang harus diikuti peserta didik pada dahi. Mereka sangat perlu dilatih sehingga
kompetensi keahlian Teknik Perbaikan ketika mereka terjun ke dunia usaha tidak
Bodi Otomotif (TPBO), mata pelajaran canggung karena sudah mempunyai ke-
tersebut berisi sejumlah kompetensi yang terampilan yang cukup. Guru seharusnya
harus dikuasai oleh peserta didik karena memberi kegiatan pembelajaran yang men-
memiliki peranan penting dalam bidang gacu pada peningkatan kerampilan yang
kewirausahaan sebagai bekal peserta didik baik sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
nantinya ketika mereka memasuki dunia Sebagian besar peserta didik kesulitan
kerja ataupun dunia industri, namun kenya- menguasai materi, yaitu masih banyak pe-
taanya pencapaian kompetensi yang dicapai serta didik yang nilainya belum memenuhi
peserta didik belum sesuai yang diharapkan standar ketuntasan belajar minimal, hal ter-
Proses pembelajaran Pengolahan dan sebut terbukti dari hasil analisis penilaian
Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani harian (PH) menunjukkan bahwa hasil yang
menjadi Makanan Internasional di SMK diperoleh peserta didik kelas XI TPBO, ni-
Negeri 5 Kendal khusus di kelas XI TPBO lai rata-rata = 60, nilai terendah = 46, dan
dirasakan kurang menarik dan tidak me- nilai tertinggi = 82 serta yang tuntas sejum-
nyenangkan, hal tersebut terdiindikasi dari lah 14 peserta didik dari 25 peserta didik
suasana pembelajaran yang kaku, berjalan yang mengikuti PH, dengan KKM = 70.
hanya satu arah yaitu dari guru ke peserta Melihat fenomena tersebut, maka
didik, guru hanya sebagai penyampai ma- perlu melakukan terobosan atau inovasi
teri belaka, sementara peserta didik hanya berupa penggunaan model pembelajaran
menjadi objek pembelajaran pasif tidak yang menarik perhatian, membangkitkan
kreatif. minat dan semangat belajar peserta didik.
Akibat dari situasi dan kondisi pem- Menurut Joyce (2011:34) model pembela-
belajaran yang seperti itu, maka banyak jaran yang bervariasi dapat menarik minat
peserta didik yang merasa bahwa belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta
Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan didik adalah model Problem Based Learning
Nabati Hewani menjadi Makanan Interna- (PBL). Melalui model pembelajaran ber-
sional kurang menarik dan tidak menantang basis masalah proses pembelajaran men-
untuk dipelajari. Bilamana situasi dan kon- jadi bermakna karena setiap peserta didik
disi seperti ini dibiarkan berlarut larut maka belajar memecahkan masalah dengan me-
jangan harap dapat terbentuk peserta didik nerapkan pengetahuan yang dimilikinya,
yang kompeten dan terampil di bidangnya, mengintegrasikan pengetahuan dan kete-
maka perlu adanya terobosan bagi guru rampilan secara langsung. Selain itu peser-
sebagai pendidik untuk melakukan perbai- ta didik dapat meningkatkan kemampuan
kan proses pembelajaran, diharapkan den- berpikir kritis, berkembang motivasi bela-
gan adanya perbaikan proses pembelajaran jarnya, dan mengembangkan kerja sama.
yang berdampak pada peningkatan capaian Menurut Dienes (dalam Ruseffen-
kompetensi peserta didik. di, 1980:134) bahwa setiap konsep dapat
Peserta didik SMK pada umumnya difahami dengan mudah apabila kendala
berkeinginan untuk segera berkerja di du- utama yang menyebabkan anak sulit me-
226
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

mahami dapat dikurangi atau dihilangkan. tik (Altik) Low Cost Materials bagi peserta di-
Lebih lanjut Dienes berkeyakinan bahwa dik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal
anak pada umumnya melakukan abstrak- Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018” .
si berdasasarkan intuisi dan pengalaman
kongkrit, sehingga cara mengajarkan kon- Rumusan Masalah
sep dapat dilakukan dengan menggunakan Berdasarkan uraian latar belakang
bantuan objek kongkrit yang selanjutnya dan identifikasi masalah yang telah diurai-
disebut alat praktik sebagai media pembe- kan di atas, maka rumusan masalahnya
lajaran. Media meliputi alat bantu guru da- sebagai berikut: 1) bagaimanakah proses
lam mengajar serta sarana pembawa pesan peningkatan hasil belajar Pengolahan dan
dari sumber belajar ke penerima sehingga Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani
proses pembelajaran menjadi jelas, me- menjadi Makanan Internasional melalui
narik, efektif dan efisien. model Problem Based Learning dengan Altik
Alat praktik) berfungsi memudahkan Low Cost Materials bagi peserta didik kelas
proses pembelajaran. Dengan cara melihat, XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal semes-
dan menggunakan alat praktik maka pe- ter 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?, 2) sebe-
serta didik mempunyai pengalaman nyata rapa besar peningkatan hasil belajar Pengo-
tentang materi pembelajaran, guru dapat lahan dan Kewirausahaan Makanan Nabati
memilih alat praktik yang memiliki ciri-ciri Hewani menjadi Makanan Internasional
sebagai berikut: 1) menarik perhatian dan melalui model Problem Based Learning den-
minat peserta didik, 2) meletakkan dasar- gan Altik Low Cost Materials peserta didik
dasar pemahaman sesuatu secara konkret, kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal
3) sederhana, mudah digunakan dan dira- semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?, 3)
wat, dapat dibuat sendiri oleh guru. bagaimanakah perubahan perilaku peserta
Untuk mengatasi masalah rendah- didik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Ken-
nya hasil belajar Pengolahan dan Kewira- dal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018
usahaan Makanan Nabati Hewani menjadi setelah belajar Pengolahan dan Kewirau-
Makanan Internasional bagi peserta didik sahaan Makanan Nabati Hewani menja-
kelas XI TPBO SMKN 5 Kendal maka di Makanan Internasional melalui model
perlu adanya solusi alternatif melalui peng- Problem Based Learning dengan Altik Low
gunaan model Probem Based Learning (PBL) Cost Materials?
dengan alat praktik atau bahan yang murah
dan mudah didapatkan (low cost materials) di- Tujuan Penelitian
harapkan dapat meningkatkan jiwa keman- Sesuai dengan uraian latar belakang
dirian, mau bekerja keras, dan kekerja sama, dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
juga memiliki soft skill jiwa wira usaha yang penelitian tindakan kelas ini, sebagai beri-
unggul dan ulet sebagai modal dasar bagi kut: 1) mengetahui proses peningkatan ha-
peserta didik untuk memasuki dunia kerja sil belajar Pengolahan dan Kewirausahaan
dan industri di masa mendatang. Makanan Nabati Hewani menjadi Maka-
Berdasarkan uraian tersebut di atas, nan Internasional melalui model pembela-
maka peneliti mengambil judul “Peningka- jaran Problem Based Learning (PBL) dengan
tan hasil belajar Pengolahan dan Kewirau- Altik Low Cost Materials peserta didik kelas
sahaan Makanan Nabati Hewani menjadi XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal semes-
Makanan Internasional melalui model Prob- ter 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, 2) men-
lem Based Learning (PBL) dengan Alat prak- getahui besarnya peningkatan hasil belajar
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 227

Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan secara keseluruhan, sebagai pengalaman


Nabati Hewani menjadi Makanan Interna- sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
sional melalui model Problem Based Learningsehingga memperoleh hasil yang dicapai.
dengan Altik Low Cost Materials peserta di-Menurut Sudjana (2009:53) bahwa hasil
dik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Ken- belajar adalah perubahan tingkah laku da-
dal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, lam pengertian yang lebih luas mencakup
3) mengetahui perubahan perilaku peserta bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
didik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Ken- Berdasar uraian pendapat para ahli
dal Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 seperti tersebut di atas, maka dapat diny-
setelah belajar Pengolahan dan Kewiraus- atakan bahwa pengertian hasil belajar ada-
ahaan Makanan Nabati Hewani menjadi lah terjadinya perubahan tingkah laku pada
Makanan Internasional melalui model Prob- diri seseorang (peserta didik), yang dapat
lem Based Learning dengan Altik Low Cost diamati dan diukur dalam bentuk penge-
Materials. tahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
Manfaat Penelitian peningkatan dan pengembangan yang lebih
Adapun hasil penelitian tindakan di- baik, dari sebelumnya tidak tahu menjadi
harapkan dapat bermanfaat bagi: 1) peser- tahu.
ta didik, dapat mempermudah memahami
materi Prakarya dan Kewirausahaan, me- Pembelajaran Prakarya dan Kewi-
ningkatkan kompetensi serta hasil belajar, rausahaan.
2) peneliti, sebagai wahana peningkatan Kewirausahaan berasal dari kata dasar
profesionalisme guru, 3) guru lain, digu- wirausaha yang diberikan imbuhan ke dan
nakan sebagai rujukan untuk menambah an yang bersifat membedakan, sedangkan
wawasan dalam menentukan model pem- wirausaha berasal dari kata wira yang be-
belajaran yang sesuai dengan materi pela- rarti berani dan usaha yang berarti kegiatan
jaran, 4) sekolah, dapat membantu mening- bisnis yang bersifat komersial maupun non
katkan hasil belajar, khususnya pelajaran komersial. Secara harfiah kewirausahaan
Prakarya dan Kewirausahaan, sehingga adalah hal-hal yang menyangkut kebera-
dapat meningkatkan mutu pendidikan, 5) nian seseorang untuk melaksanakan suatu
perpustakaan, sebagai bahan referensi bagi kegiatan baik bisnis atau non bisnis secara
peneliti yang lain, serta untuk menambah mandiri.
jumlah laporan hasil penelitian. Kewirausahaan merupakan suatu
profesi yang timbul karena interaksi antara
Pengertian Hasil Belajar ilmu pengetahuan yang diperoleh formal
Hasil belajar adalah kemampuan- dengan seni, dan hanya dapat diperoleh dari
kemampuan yang dimiliki peserta didik suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam
setelah ia menerima pengalaman belajar. praktik. Sudomo (1989:49) mengemukakan
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) bahwa kewirausahaan adalah segala sesua-
hasil belajar mencakup kemampuan afektif, tu yang penting mengenai seorang wira-
kognitif, dan psikomotorik. usaha dan oleh karena itu dapat diartikan
Ahli lain, Djamarah ( 2000:95) me- sebagai (1) sifat-sifat khusus yang dimiliki
nyatakan bahwa hasil belajar adalah proses oleh seorang wirausaha, (2) kemampuan-
yang dilakukan seseorang untuk mempero- kemampuan khusus yang dimiliki oleh seo-
leh suatu perubahan tingkah laku yang baru rang wirausaha, (3) tindakan atau kegiatan
228
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

yang dilakukan seorang wirausaha, (4) hasil Based Learning (PBL) merupakan rangkaian
kerja atau dampak tindakan yang dilakukan aktivitas pembelajaran yang menekankan
seorang wirausaha. Seorang wirausaha agar kepada proses penyelesaian masalah yang
bisnisnya berhasil harus memiliki sifat-sifat dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasa-
sebagai berikut: harus tekun (ulet), tahan lahan yang diangkat dalam Problem Based
banting, suka kerja keras, peka, bijaksana Learning adalah gap atau kesenjangan an-
dan harus berfikir mandiri. tara situasi nyata dengan situasi yang di-
harapkan, atau antara yang terjadi dengan
Hasil belajar Prakarya dan Kewirausa- harapan.
haan Menurut Savoi dan Andrew
Hasil belajar Kewirausahaan adalah (1994:104) langkah – langkah model Prob-
terjadinya perubahan tingkah laku pada lem Based Learning (PBL), sebagai berikut:
diri seseorang (peserta didik), yang dapat 1) penyajian masalah, 2) sampaikan bahwa
diamati dan diukur dalam bentuk penge- masalah ini berhubungan dengan kegiatan
tahuan, sikap, dan ketrampilan yang harus mereka sehari-hari sehingga mereka me-
dimiliki oleh peserta didik sebagai calon rasa perlu mempelajarinya, 3) informasi-
usahawan. informasi untuk memecahkan masalah di-
cari peserta didik, 4) buat diskusi, buat agar
Model Pembelajaran mereka interaktif, kemudian presentasi, 5)
Menurut Pratiwi (2008:20) model tentukan hipotesis dan berikan alasan-ala-
pembelajaran merupakan suatu cara, atau sannya, 6) ambil kesimpulan.
strategi atau rangkaian kegiatan yang di- Setiap model pembelajaran biasanya
laksanakan oleh seorang guru dalam suatu memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut
pembelajarannya dari awal sampai akhir, ini merupakan keunggulan model pembe-
dalam mengantar peserta didik mencapai lajaran Problem Based Learning (PBL), seba-
kompetensi tertentu. gai berikut (Sanjaya, 2006:220): 1) pem-
Problem Based Learning (PBL) atau belajaran lebih bermakna, 2) menantang
pembelajaran berbasis masalah merupakan kemampuan serta memberikan kepuasan
suatu model pembelajaran yang menantang untuk menemukan pengetahuan baru, 3)
peserta didik untuk “belajar bagaimana be- meningkatkan aktivitas pembelajaran, 4)
lajar”, bekerja secara berkelompok untuk memahami masalah dalam kehidupan ny-
mencari solusi dari permasalahan dunia ny- ata, 5) mengembangkan pengetahuan ba-
ata (Kemendikbud, 2014:25). runya dan bertanggungjawab dalam pem-
Menurut Arend (dalam Trianto, belajaran yang dilakukan, 6) mata pelajaran
2007), Problem Based Learning merupakan pada dasarnya merupakan cara berpikir,
suatu pendekatan pembelajaran dimana 7) lebih menyenangkan dan disukai peser-
peserta didik dihadapkan pada masalah au- ta didik, 8) mengembangkan kemampuan
tentik (nyata) sehingga diharapkan mereka berpikir kritis, 9) memberikan kesempatan
dapat menyusun pengetahuannya sendi- menerapkan pengetahuan yang dimiliki da-
ri, menumbuh kembangkan keterampilan lam dunia nyata, 10) mengembangkan mi-
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan nat secara terus menerus belajar.
siswa, dan meningkatkan kepercayaan di- Adapun kelemahan-kelemanan dari
rinya model Problem Based Learning (PBL), adalah
Senada pendapat di atas, Sanjaya sebagai berikut: 1) manakala peserta didik
(2006: 214), menjelaskan bahwa Problem tidak memiliki minat atau peserta didik be-
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 229

rasumsi bahwa masalah yang dipelajari sulit praktik. Dengan pertimbangan dari segi
untuk dipecahkan, maka akan merasa eng- pasaran, apakah alat praktik yang dipilih
gan untuk mencoba, 2) keberhasilan mo- itu telah ada di pasaran bebas dan tinggal
del pembelajaran ini membutuhkan cukup dibeli, ataukah masih perlu dibuat dengan
waktu untuk persiapan, 3) tanpa pemaha- bahan – bahan yang tersedia di pasaran,
man mengapa peserta didik berusaha me- murah, sederhana, mudah digunakan, da-
mecahkan masalah yang dipelajari, maka pat dibuat sendiri oleh guru/peserta didik
peserta didik tidak akan belajar apa yang atau diambil dari lingkungan sekitarnya,
ingin dipelajari. (Sanjaya, 2006:221). diantaranya bahan nabati: pisang, jambu,
nanas sedangkan bahan hewani: ayam dan
Altik (Alat Praktik) bebek, maka alat praktik low cost materials
Alat praktik adalah suatu alat yang adalah salah satu pilihan yang tepat.
dapat diserap oleh mata dan telinga dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar Kerangka Berfikir
mengajar peserta didik lebih efektif dan Sebelum melakukan penelitian pe-
efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Alat praktik nulis belum melaksanakan pembelajaran
dalam mengajar memegang peranan pen- dengan melaluialat praktik low cost materials,
ting sebagai alat bantu untuk menciptakan sehingga hasil belajar Prakarya dan Kewi-
proses belajar mengajar yang efektif. Alat rausahaan peserta didik kelas XI TPBO
praktik memegang peranan yang penting semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 ma-
sebab dengan adanya alat praktik ini materi sih rendah. Supaya hasil belajar meningkat
mudah dapat dipahami oleh peserta didik. maka perlu dilakukan tindakan melalui mo-
Dalam proses belajar mengajar alat praktik del PBL dengan alat praktik (Altik) low cost
dipergunakan dengan tujuan membantu materials.
guru agar proses belajar peserta didik lebih Berdasarkan kajian teori seperti terse-
efektif dan efisien. but di atas model PBL mempunyai banyak
Berdarkan uraian seperti tersebut di kelebihan yaitu dapat menarik perhatian,
atas dapat dinyatakan bahwa alat praktik memotivasi peserta didik melakukan akti-
merupakan salah satu jenis media pembe- vitas belajar individual maupun kelompok,
lajaran, sehingga dengan kata lain meman- dapat mengembangkan kemandirian, da-
faatkan alat praktik merupakan bagian dari pat melatih, meningkatkan keterampilan
memanfaatkan media pembelajaran. melalui memilah, mengolah serta mandiri,
mampu bekerja sama dengan teman lain-
nya. Diharapkan dengan alat praktik low cost
Altik Low Cost Materials materials peserta didik dapat senang men-
Alat praktik low cost materials dapat di- gikuti pembelajaran karena mereka dapat
artikan sebagai alat atau bahan praktik yang mempraktikan langsung, sehingga diduga
dibuat dengan biaya murah dan mudah peserta didik meningkat hasil belajarnya.
didapat. Salah satu upaya yang diterapkan
untuk menciptakan suasana pembelajaran Hipotesis Tindakan
yang menarik, sekaligus melatih keterampi- Dari gambar kerangka berpikir seper-
lan peserta didik, menghilangkan verbalis- ti tersebut di atas, maka hipotesis tindakan
me, mengurangi hafalan dan meningkatkan yang diajukan adalah sebagai berikut: 1)
konsentrasi belajar, supaya hasil belajar me- melalui model PBL dengan Altik low cost ma-
ningkat maka solusinya memanfaatkan alat terials dapat merubah proses pembelajaran
230
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan Sumber Data


Nabati Hewani menjadi Makanan Intern- Ditinjau dari bentuknya, terdapat dua
asional lebih menarik dan menyenangkan, macam bentuk data yaitu: data kualitatif
2) melalui model PBL dengan Altik low cost dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa
materials dapat meningkatkan hasil belajar data proses pembelajaran dan perubahan
Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan perilaku peserta didik yang diperoleh me-
Nabati Hewani menjadi Makanan Intern- lalui observasi dan angket, sedangkan data
asional, 3) melalui model PBL dengan Al- kuantitatif adalah hasil belajar berupa nilai
tik low cost materials dapat merubah perilaku ulangan harian (tes) pada pra siklus, siklus
peserta didik kelas XI TPBO SMK Ne- 1 maupun pada siklus 2.
geri 5 Kendal semester 2 tahun pelajaran
2017/2018. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti meng-
METODE PENELITIAN gunakan metode penelitian tindakan kelas
Setting Penelitian yang terdiri dari dua siklus. Langkah-lang-
Sesuai dengan tugas mengajar dan kah dalam setiap siklus terdiri atas: planning,
tanggung jawab yang penulis miliki, maka acting, observing dan reflecting. Adapun secara
penelitian ini dilaksanakan di kelas XI ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
TPBO SMK Negeri 5 Kendal yang berla- Perencanaan (planning), pada tahap
mat di Jalan Bogosari Pageruyung Kabupa- ini guru mengembangkan silabus Prakarya
ten Kendal. dan Kewirausahaan, membuat Rencana Pe-
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 laksanaan Pembelajaran (RPP) tentang ba-
bulan mulai bulan Februari 2018 minggu han awetan nabati dan hewani, menyusun
ketiga sampai dengan minggu kedua Juni lembar kegiatan (LK), guru juga menyiap-
2018. Bulan Februari 2018 minggu ke 3 kan instrumen penelitian berupa lembar
dan ke 4 digunakan untuk menyusun pro- observasi dan instrumen penilaiannya un-
posal dan instrumen penelitian, bulan Ma- tuk aspek pengetahuan meliputi: kisi- kisi
ret 2018 minggu ke 1 dan ke 3 digunakan soal, butir soal, kunci jawaban, skor penilai-
untuk mengumpulkan data bulan ketiga an maupun perangkat penilaian unjuk kerja
yaitu April 2018 minggu ke 2 sampai ming- (performance) tentang praktiknya.
gu ke 4 bulan Mei digunakan refleksi, men- Pelaksanaan tindakan (acting), pada
ganalisis data dan berdiskusi dengan teman kegiatan awal guru menjelaskan kompe-
sejawat serta menyusun draft laporan, bu- tensi pembelajaran, menjelaskan tujuan
lan Juni minggu kedua digunakan untuk pembelajaran, menanyakan prasyarat pen-
desiminasi laporan hasil penelitian. getahuan, memberikan motivasi. Pada ke-
Subjek Penelitian giatan inti guru memberikan penjelasan
Penelitian ini dilaksanakan pada pe- mengenai alat praktik yang akan digunakan,
serta didik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 kemudian mengarahkan peserta didik un-
Kendal yang berjumlah 25 peserta didik tuk melakukan pembelajaran secara kelom-
laki-laki semua. Penelitian ini dilakukan pok, dengan bantuan alat praktik. Guru
karena hasil belajar Prakarya dan Kewira- menyampaikan masalah, peserta didik me-
usahaan masih rendah dan masih banyak lakukan praktik bersama-sama dengan me-
yang belum mencapai KKM = 70. manfaatkan LK serta alat praktik. Kegiatan
akhir guru memberikan memberikan pen-
guatan dan menuliskan rangkuman diskusi
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 231

di papan tulis, memberikan tes akhir. mengetahui tanggapan peserta didik pada
Observasi (observing) dilakukan terha- proses pembelajaran dan perubahan pe-
dap kegiatan peserta didik termasuk perila- rilaku. Instrumen yang digunakan untuk
ku mereka. Observasi dilakukan bersamaan pengambilan data adalah lembar observasi,
dengan pelaksanaan tindakan. Observasi catatan guru, dan dokumentasi.
dilakukan kolabolator untuk mengamati
pelaksanaan tindakan. Validasi Data
Refleksi (reflecting), hasil tes yang telah Dalam kegiatan validasi peneliti me-
diperoleh peserta didik kemudian dianali- lalui dua macam yaitu trianggulasi sumber
sis, yaitu dengan membandingkan nilai tes dan trianggulasi data. Trianggulasi sumber
dengan hasil tes pada kondisi awal. Refleksi adalah data tidak hanya satu sumber saja
yaitu dengan memperhatikan kejadian- ke- tetapi dari beberapa sumber, misalnya data
jadian selama proses pembelajaran, yaitu yang diperoleh dari siswa langsung diban-
dengan memperhatikan kelemahan dan dingkan dengan data dari catatan kolabo-
kekurangan serta hambatan – hambatan, rator, sedangkan trianggulasi data adalah
sehingga menjadi bahan perbaikan siklus diperolehnya data valid dengan cara mem-
berikutnya. bandingkan data dari berbagai teknik yang
dilakukan. misalnya data hasil observasi di-
Teknik Pengumpulan Data bandingkan data hasil dokumentasi.
Dalam penelitian ini pengumpulan Validasi data dilakukan dengan va-
data menggunakan teknik tes dan nontes. lidasi construct maupun validasi isi (content),
Teknik tes digunakan untuk mengetahui ke- validasi ini dilakukan dengan cara meminta
mampuan kognitif. Teknik nontes berupa bantuan guru senior atau dikonsultasikan
teknik observasi,dan dokumentasi, teknik kepada kepala sekolah untuk mencermati
nontes digunakan untuk memperoleh instrumen, apabila ditemukan instrumen
data proses pembelajaran dan perubahan yang tidak sesuai dapat perbaiki, misalnya
perilaku peserta didik. kesesuaian indikator dengan butir soal, pe-
nyebaran tingkat kesulitan.
Alat Pengumpulan Data
Instrumen atau alat pengumpul data Teknik Analisis Data
yang digunakan dalam penelitian adalah Adapun teknik analisis data yang di-
instrumen tes dan nontes. Instrumen tes lakukan, sebagai berikut: a) Analisis data
digunakan untuk pedoman penilaian kom- proses pembelajaran menggunakan tehnik
petensi pengetahuan, instrumen tes berisi deskriptif komparatif. Deskriptif kom-
aspek-aspek, rentang skor, bobot penilaian, paratif yaitu membandingkan data proses
dan nilai minimal, nilai maksimal dan nilai pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
rata- rata yang diperoleh peserta didik. Un- pada kondisi awal dengan data proses pem-
tuk tes aspek pengetahuan berbentuk be- belajaran pada siklus I, data proses pembe-
rupa uraian sejumlah 15 item soal sedang lajaran siklus I dibandingkan dengan data
tes unjuk kerja (praktik) berbentuk tes ke- proses pembelajaran siklus II, b) analisis
mampuan meliputi: menyiapkan bahan/ data hasil belajar, peneliti menghitung da-
alat, teknik mencampur adonan, komposi- hulu tentang nilai maksimum, nilai mini-
si adonan, tekstur, cita rasa, tampilan dan mum, nilai rata-rata, selisih nilai maksimum
sajian. dengan nilai minimum dan prosentase ku-
Instrumen nontes digunakan untuk tuntasan belajar. Kemudian dibuat rentang
232
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

nilai untuk mengetahui ditribusi penyeba- Dari hasil analisis ulangan harian
rannya, c) analisis data perubahan perilaku, pada pra siklus menunjukkan ketuntasan
menggunakan teknik deskriptif komparatif hasil belajar yang rendah hal tersebut dapat
, yaitu membandingkan data perubahan pe- diukur dari tingkat pencapaian KKM yang
rilaku pra siklus dengan siklus 1 dan siklus I masih jauh dari standart penilaian (minimal
dengan siklus II. 85%), dengan KKM = 70 tidak tercapai.
Dari 25 peserta didik yang mengikuti ulan-
Indikator Kinerja gan harian hanya 14 peserta didik (56%)
Setelah dilakukan penelitian selama 2 yang mampu mencapai KKM, sedangkan
siklus, maka target yang ingin dicapai, se- yang belum tuntas atau tidak mencapai
bagai berikut: 1) pada kondisi awal proses KKM sejumlah 11 peserta didik (44%).
pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Berdasarkan hasil observasi awal di-
tidak menarik dan tidak menyenangkan peroleh data bahwa pada umumnya peser-
bagi peserta didik, diharapkan pada kondisi ta didik tidak bersemangat serta tidak ak-
akhir proses pembelajaran sangat menarik tif saat berdiskusi dan tidak semua peserta
dan sangat menyenangkan. 2) pada kondisi didik aktif, hanya menggantungkan pada
awal hasil belajar peserta didik kurang dari hasil pekerjaan temannya, hal ini menun-
75 % yang mencapai KKM, diharapkan jukkan bahwa perilaku mereka cenderung
pada kondisi akhir yang mencapai KKM malas, ogah–ogahan tidak bersemangat,
lebih dari 85 %., 3) pada kondisi awal peri- mereka tidak mau bekerja sama dengan
laku peserta didik, kurang bertanggjung ja- teman untuk menyelesaikan tugas, hasil
wab, tidak mampu bekerja sama, dan tidak pengamatan menunjukkan jumlah peserta
mandiri pada kondisi akhir peserta menjadi didik yang mampu bekerja sama hanya 5
bertanggung jawab, mampu bekerja sama, peserta didik, dan bertanggung jawab ada
dan mandiri. 6 peserta didik dan mandiri melaksanakan
tugas 7 peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Deskripsi Siklus I
Pada kondisi awal peneliti belum Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali
menggunakan model Problem Based Lear- pertemuan dengan alokasi waktu masing –
ning dengan Altik Low Cost Materials pro- masing 90 menit. Adapun proses pembe-
ses pembelajarannya tidak menarik serta lajaran pada siklus ke 1 meliputi: perenca-
kurang menyenangkan akibatnya suasana naan, pelaksanaan, observasi dan refleksi,
pembelajaran kurang kondusif dan peserta secara lengkap peneliti uraikan tahapannya
didik kurang bersemangat dan tidak antu- sebagai berikut:
sias mengikuti proses pembelajaran Praka- Perencanaan kegiatan siklus I diawali
rya dan Kewirausahaan. Peserta didik ku- dengan pengembangan silabus, membuat
rang memperhatikan penjelasan dari guru, RPP serta skenario pembelajaran untuk
terlihat sebagian peserta didik tidak fokus dipergunakan sebagai pedoman dan acu-
pada pembelajaran, cenderung asyik sen- an pelaksanaan proses pembelajaran pada
diri tanpa peduli dengan informasi yang siklus 1, selanjutnya guru menyusun Lem-
disampaikan oleh guru, beberapa peserta bar Kerja (LK) atau job sheet, membuat for-
didik main HP atau melakukan aktifitas mat perencanaan serta teknik evaluasi dan
yang tidak terkait dengan proses pembela- menyiapkan lembar observasi dan mem-
jaran di kelas. buat schedul pelaksanaan tindakan.
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 233

Kegiatan pembelajaran pada per- membentuk kelompok besar, kemudian se-


temuan ke 1 siklus I diawali dengan guru luruh peserta didik membentuk kelompok
menjelaskan tujuan pembelajaran yang sesuai arahan guru. Guru memberikan ma-
akan dicapai, menyampaikan indikator salah tentang bagaimana cara efektif men-
pembelajaran, menjelaskan langkah-lang- gelola dan memasarkan produk makanan
kah pembelajaran dan teknik penilaiannya, nabati dan hewani menjadi makanan in-
memberikan motivasi serta apersepsi. ternasional yang telah dipraktikkan secara
Kegiatan inti, guru membagi peserta berkelompok pada pertemuan sebelumnya.
didik menjadi 4 kelompok besar yang ma- Dengan diskusi kelompok diharapkan me-
sing-masing beranggotakan 6 peserta didik, reka dapat mencari solusi terhadap masalah
guru menyampaikan masalah yang harus yang diberikan
dicari solusinnya, peserta didik mengelom- Pada kegiatan akhir, guru bersama pe-
pok sesuai dengan arahan guru, kemudian serta didik menyimpulkan hasil diskusi, guru
guru membantu peserta didik dalam me- memberi penguatan terutama masalah yang
rencanakan dan menyiapkan alat serta ba- masih dianggap sulit oleh peserta didik, ke-
han praktik. Guru mendorong peserta di- mudian guru memberi soal tes evaluasi, pe-
dik untuk mengumpulkan informasi yang serta didik mengerjakan soal tes.
sesuai guna mendapatkan data dan cara
memecahkan masalah. Peserta didik me- Analisis Hasil Belajar Siklus I
laksanakan kegiatan praktik sesuai dengan Selanjutnya untuk mengetahui tingkat
arahan guru. ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan
Pada kegiatan akhir, guru merang- siklus 1, peneliti mengelompokkan nilai tes
kum materi pembelajaran dan memberi pengetahuan yang diperoleh peserta didik
penguatan serta memberikan arahan kepada pada siklus I menjadi 4 kelompok menurut
peserta didik untuk mempelajari dan menda- rentang nilainya terendah sampai nilai ter-
lami materi hasil kerja kelompok secara man- tinggi, dengan tujuan mempermudah iden-
diri. Guru memberikan penugasan kepada tifasi untuk lebih jelasnya peneliti sajikan
peserta didik untuk menyelesaikan tugas di dalam tabel 1. di bawah ini.
rumah, hasil kerja praktik yang sudah terang- Tabel.1 Rentang Nilai Pengetahuan Siklus
kum akan digunakan sebagi bahan diskusi. I
Pelaksanaan tindakan pertemuan ke 2 No. R e n t a n g Frekuensi Persentase
siklus I dilaksanakan selama 90 menit, den- Nilai
gan rincian 45 menit pertama digunakan 1 91-100 2 8%
untuk proses pembelajaran dengan diskusi 2 81-90 4 16%
kelompok dilanjutkan presentasi perwaki-
3 70-80 14 56%
lan kelompok, dan 45 menit yang kedua
4 < 70 5 20%
untuk kegiatan evaluasi atau tes siklus 1.
Dari tabel 1. terlihat bahwa hasil be-
Pembelajaran diawali dengan salam,
lajar aspek pengetahuan pada siklus I ter-
selanjutnya guru menyampaikan tujuan
dapat 2 peserta didik dengan nilai di atas
pembelajaran dan cakupan materinya, pe-
91-100, 4 peserta didik dengan nilai 81-90,
nyampaian teknik evaluasi, memberi mo-
14 peserta didik memperoleh nilai 70-80,
tivasi pentingnya punya jiwa entrepreuner
sehingga ada 20 peserta didik (80%) yang
dan menyampaikan apersepsi.
memperoleh nilai di atas 70, sehingga jum-
Kegiatan inti dimulai dengan penga-
lah yang sudah mencapai KKM ada 20
rahan dari guru kepada peserta didik untuk
234
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

orang dan 5 peserta didik (20%) atau belum


mencapai KKM. Untuk lebih memperjelas
peneliti sajikan dalam bentuk grafik seperti
di bawah.

Grafik 2. Nilai Tes Keterampilan Siklus 1


Pengamatan Siklus 1
Guru dapat menarik minat peserta
Grafik. 1 Rentang Pengetahuan Nilai Sik- didik dengan menggunakan model Problem
lus I Based Learning (PBL) dengan Altik Low Cost
Materials, sehingga perhatian peserta didik
Hasil penilaian aspek keterampilan terpusat ke pembelajaran. Guru mampu
melalui praktik pada siklus 1 diperoleh data mengajak peserta didik untuk melakukan
sebagai berikut: 2 peserta didik (8%) nilai kegiatan dengan baik sehingga peserta di-
kompetensi keterampilannya sangat baik, dik mau melakukan tugas yang diberikan,
4 peserta didik (16%) dengan kriteria baik guru mampu membimbing peserta didik
dan 12 peserta didik (48%) dengan kriteria yang mengalami kesulitan medalami materi
cukup, dan 7 peserta didik (28 %) dengan atau ketika melaksanakan kegiatan praktik.
kriteria kurang, sehingga ketuntasan belajar Peserta didik awalnya enggan berdis-
aspek keterampilan siklus I = 72%. Seleng- kusi kelompok maka sekarang lebih ber-
kapnya tersaji pada tabel 2 seperti berikut: semangat serta mau bekerja sama, mereka
dapat menyelesaikan diskusi sesuai waktu
Tabel 2. Rentang Nilai Aspek Keterampi- yang telah ditetapkan, Hasil pengamatan
lan Siklus 1 pada siklus I sebagai berikut: kerja sama
Rentang Frekue- Persen- ada 12 peserta didik, bertanggung jawab
Kriteria sejumlah 11 peserta didik dan mandiri me-
Nilai nsi tase
Sangat laksanakan tugasnya ada 10 peserta didik.
91 – 100 2 8%
Baik
81− 90 4 16% Baik Refleksi
70 – 80 12 48% Cukup Hasil refleksi diperoleh dengan cara
<70 7 28% Kurang membandingkan hasil atau temuan anta-
ra kegiatan yang dilakukan pada pra siklus
Untuk memperjelas data tentang nilai
dengan temuan pada kegiatan siklus I, se-
keterampilan yang dicapai oleh peserta di-
lanjutnya dapat dijadikan sebagai simpulan
dik, peneliti sajikan dalam grafik 2 seperti
sementara terhadap tindakan yang telah di-
di bawah ini.
lakukan. Adapun hasil refleksi pada siklus
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 235

I yang telah dilakukan oleh guru peneliti salam kelompok kecil yang terdiri dari 4
dengan bantuan teman sejawat adalah se- peserta didik, kemudian guru menyampai-
bagai berikut: 1) proses pembelajaran pen- kan masalah yang harus dicari solusinya,
golahan makanan nabati dan hewani pada , kemudian guru membantu peserta didik
pra siklus kurang kondusif, tidak menarik, dalam merencanakan dan menyiapkan alat
cenderung monoton pembelajarannya, alat praktik. Peserta didik melaksanakan
pada siklus I pembelajaran menjadi lebih praktik secara berkelompok sesuai arahan
kondusif, peserta didik lebih tertarik dan dari guru.
berminat mengikuti pelajaran, antusias se- Pada kegiatan akhir, guru merangkum
hingga proses pembelajaran lebih menye- materi pembelajaran dan memberi pengua-
nangkan 2) peningkatan hasil belajar yang tan memberikan arahan kepada peserta didik
mencapai KKM pada pra siklus sebanyak untuk mempelajarai materi secara mandiri.
11 peserta didik (44 %) meningkat men- Guru menutup pelajaran dengan mengucap-
jadi 20 peserta didik (80 %) pada siklus I, kan salam.
3) terjadi perubahan perilaku aspek kerja
sama dari 5 menjadi 12 orang, tangung ja- Pertemuan 2 Siklus II
wab menyelesaikan tugas meningkat dari Pembelajaran pada pertemuan ke 2
6 pada pra siklus menjadi 11 peserta didik siklus II diawali dengan do’a secara bersa-
pada siklus I, aspek kemandirian 7 peserta ma-sama untuk membentuk sikap regius,
didik pada pra siklus meningkat menjadi 10 mengecek kehadiran peserta didik, selan-
peserta didik di siklus 1. jutnya guru menjelaskan tujuan pembelaja-
ran, menjelaskan sintaks pembelajaran dan
Deskripsi Siklus II teknik penilaiannya, memberikan motivasi
Perencanaan Siklus II. serta apersepsi.
Menindaklanjuti kelamahan – kele- Kegiatan pembelajaran dengan pen-
mahan yang masih terjadi pada siklus I, garahan oleh guru kepada peserta didik un-
peneliti melakukan sejumlah revisi tindakan tuk membentuk kelompok kecil guna me-
pada siklus II dengan cara menyusun ren- lakukan kegiatan diskusi, kemudian seluruh
cana kegiatan atau skenario pembelajaran peserta didik membentuk kelompok sesuai
yang lebih terinci, memperbaiki instrumen, arahan guru.
mereview skenario pembelajaran, memper- Pada kegiatan akhir, guru memberikan
baiki teknik penilaian. resume atau simpulan terhadap materi yang
telah dibahas, serta memberi penguatan, dan
Pelaksanaan Siklus II memberi tes evaluasi, peserta didik menger-
Kegiatan pembelajaran pada perte- jakan evaluasi dengan sungguh sungguh.
muan ke 1 siklus II diawali dengan do’a
secara bersama-sama, guru menjelaskan Analisis Hasil Belajar Siklus II
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Selanjutnya untuk mengetahui ting-
menyampaikan indikator, menjelaskan kat ketuntasan hasil belajar aspek pengeta-
langkah-langkah kegiatan dan teknik peni- huan siklus II, peneliti mengelompokkan
laiannya, memberikan motivasi serta aper- hasil tes menjadi 4 kelompok, untuk lebih
sepsi kepada peserta didik. jelasnya peneliti sajikan secara ringkas se-
Kegiatan inti, dimulai dengan pem- perti tabel 3 di bawah.
bagian kelompok, peserta didik dibagi ke
236
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

Tabel.3 Rentang Nilai Aspek Pengetahuan Tabel 4 Rentang Nilai Aspek Keterampilan
pada Siklus II Siklus II
No. Rentang Frekue- Persentase Rentang Frekue- Persen-
Kriteria
Nilai nsi Nilai nsi tase
1 91-100 3 12% Sangat
91 – 100 4 16%
2 81-90 6 24% Baik
3 70-80 15 60% 81− 90 6 24% Baik
4 < 70 1 4% 70 – 80 13 52% Cukup
Dari tabel 3 terlihat bahwa hasil bela- <70 2 8% Kurang
jar aspek pengetahuan pada siklus II terda- Untuk memperjelas data tentang nilai
pat 3 peserta didik telah mencapa nilai 91- keterampilan, penulis sajikan dalam bentuk
100, 6 peserta didik dengan nilai 81-90, 15 grafik batang seperti di bawah ini.
peserta didik dengan nilai 70 -80 sehingga
ada 24 peserta didik (96%) telah mencapai
KKM dan hanya 1 peserta didik dengan ni-
lai < 70. Untuk memperjelas data tersebut
peneliti sajikan dalam bentuk grafik 3 se-
perti berikut:

Grafik 4. Nilai Keterampilan Siklus II

Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan proses bembela-
jaran maupun perubahan perilaku peser-
ta didik diperoleh data bahwa guru dapat
Grafik. 3 Rentang Nilai Pengetahuan Sik- menarik perhatian peserta didik melalui
lus II model Problem Based Learning (PBL) den-
Hasil penilaian aspek keterampilan gan Altik Low Cost Materials. Secara umum
melalui praktik pengolahan makanan naba- proses pembelajaran yang dilakukan terma-
ti dan hewani menjadi makanan internasio- suk kategori baik, hal tersebut dapat dilihat
nal pada siklus II diperoleh hasil: 4 peserta dari kemampuan guru mulai dari membu-
didik (16%) nilai kompetensi ketrampilan- ka sampai menutup pelajaran, guru lebih
nya sangat baik, 6 peserta didik (24%) den- menempatkan fungsinya sebagai fasilitator
gan kriteria baik dan 13 peserta didik (52%) bukan sebagai pengajar, guru telah melaku-
dengan kriteria cukup, dan 2 peserta didik kan beberapa variasi strategi pembelajaran
(8 %) dengan kriteria kurang, sehingga ke- sehingga suasananya sangat menarik dan
tuntasan belajar peserta didik aspek kete- menyenangkan.
rampilan siklus II sebesar 92%.
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 237

Hasil pengamatan pada siklus II meli- makanan internasional. Pada siklus I guru
puti: mampu bekerja sama 22 peserta didik, kurang memberikan bimbingan yang efek-
bertanggung jawab melaksanakan tugasnya tif dan tidak merata kepada peserta didik
20 peserta didik, dan mandiri melaksana- sehingga hasil belajar belum memenuhi tar-
kan tugas yang diberikan 19 peserta didik. get yang ditetapkan, kemudian peneliti be-
Mengingat jumlahnya lebih dari 75 % dari rusaha memperbaiki perencanaan siklus II.
jumlah peserta didik maka dapat dikatago- Pada siklus II guru dapat mencipta-
rikan amat baik. kan pembelajaran yang menarik dan meny-
enangkan bagi siswa. guru mempersiapkan
Refleksi Siklus II pembelajaran dan juga rencana pembe-
Adapun hasil refleksi siklus II yang lajaran yang lebih baik daripada siklus I,
telah dilakukan oleh peneliti dengan bantu- sehingga proses pembelajaran dapat ber-
an teman sejawad sebagai berikut: 1). jalan dengan kondusif, menarik dan lebih
Proses pembelajaran sangat menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Guru
menyangkan bagi peserta didik sehingga menggunakan model yang lebih berva-
pembelajaran lebih bermakna, 2) hasil be- riatif tidak monoton ceramah belaka me-
lajar pengolahan kewirausahaan makanan lainkan sudah ada kombinasi antara teori
nabati dan hewani menjadi makanan inter- dan praktik berkelompok dengan anggota
nasional melalui model Problem Based Lear- kelompok sedikit, sehingga mereka lebih
ning (PBL) dengan Altik Low Cost Materials termotivasi belajarnya.
aspek pengetahuan dari 80% pada siklus I
menjadi 96% pada siklus II, aspek keteram- Tindakan
pilan pada siklus I 72% meningkat menjadi Guru menjelaskan cakupan mate-
92% pada siklus II, 3). terjadi perubahan ri pembelajaran dan manfaat mempelajari
perilaku peserta didik, aspek kerja sama pengolahan dan kewirausahaan makanan
dari 12 menjadi 22 peserta didik, tangung nabati dan hewani menjadi makanan, selan-
jawab melaksanakan tugas dari 11 peserta jutnya guru membagi peserta didik menjadi
didik menjadi 20 peserta didik, mandiri 10 beberapa kelompok. Pada pertemuan ke 1
peserta didik menjadi 19 peserta didik pada pembelajaran dilakukan dengan kegiatan
siklus II. praktik berkelompok dan pada pertemu-
an ke 2 kegiatan belajar dengan diskusi
Pembahasan kelompok dilanjutkan dengan presentasi
Perencanaan kelompok perwakilan baik pada siklus I
Pada kondisi pra siklus guru belum maupun siklus II.
menggunakan model pembelajaran yang Guru membagi menjadi kelompok
inovatif, kurang menarik dan belum men- besar beranggotakan 5 peserta didik secara
ciptakan pembelajaran yang menyenang- heterogen pada siklus I. Pada siklus II guru
kan bagi peserta didik sehingga menye- membagi menjadi kelompok kecil terdiri
babkan hasil belajar rendah. Pada siklus I dari 3 peserta didik. Peserta didik melaku-
guru menggunakan model pembelajaran kan praktik dan diskusi kelompok untuk
yang sesuai dengan perkembangan, melalui menyelesaikan tugas pengolahan dan ke-
model Problem Based Learning (PBL) dengan wirausahaan makanan nabati dan hewani
Altik Low Cost Materials untuk meningkat- menjadi makanan internasional dengan LK
kan hasil belajar pengolahan dan kewira- (job sheet). Hal ini diharapkan dapat mendo-
usahaan makanan nabati hewani menjadi rong peserta didik meningkat hasil belajar-
238
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

nya, juga melatih bekerja sama, tanggung nakan model PBL dengan Altik Low Cost
jawab dan mandiri dalam menyelesaikan Materials, maka proses pembelajarannya
tugas. jauh lebih menarik, menyenangkan sehing-
Proses peningkatan hasil belajar me- ga pembelajaran tidak monoton, guru ti-
lalui model Problem Based Learning (PBL) dak mendominasi jalannya pembelajaran,
dengan Altik Low Cost Materials pada siklus peserta didik menjadi bergairah, antusias.
I maupun Siklus II dilakukan dengan cara Hasil evaluasi siklus I belum mencapai kre-
memberikan masalah kemudian peserta di- teria yang ditetapkan, hal tersebut dilihat
dik diminta menyelesaikan masalah terse- dari pelaksanaan yang belum sempurna
but dengan cara praktik serta diskusi dilan- dan adanya kelemahan. Pembagian dalam
jutkan dengan presentasi. pengelompokkan peserta didik yang masih
cukup besar serta kurangnya bimbingan
Pengamatan yang diberikan oleh guru dalam melakukan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti praktik dan diskusi kelompok, serta efekti-
dengan dibantu teman sejawad menggu- vitas waktu pembelajaran yang kurang. Hal
nakan lembar pengamatan, bertujuan un- tersebut dimungkinkan para peserta didik
tuk mengamati perubahan perilaku peser- juga belum terbiasa dengan model Problem
ta didik selama proses pembelajaran, serta Based Learning (PBL) sehingga hasil belajar
untuk mengetahui kemampuan guru me- belum maksimal (belum sesuai yang diha-
laksanakan KBM dimulai dari keterampilan rapkan).
membuka pelajaran sampai dengan pelak- Berdasarkan kelemahan tersebut
saan evaluasi. maka oleh peneliti dilakukan perbaikan
Fokus pengamatan ditujukan pada pada siklus II untuk mengatasi kelemahan
proses berlangsung pembelajaran, apa yang dalam proses pembelajaran pada siklus I.
dilakukan oleh peserta didik serta peruba- Pada siklus II proses pembelajaran sudah
han apa yang terjadi. Semua hasil pengama- berjalan dengan efektif dan para peser-
tan dicatat pada lembar pengamatan mau- ta didik bertambah senang dalam belajar
pun jurnal guru, hal ini dilakukan untuk tanpa adanya tekanan. Hal ini tidak meng-
mengurangi ketidaksesuaian antara fakta herankan karena selama pembelajaran ber-
dengan asumsi juga menjamin keakuratan langsung peserta didik mejadi aktif akibat-
data pengamatan. Pencatatan hasil penga- nya semua indera difungsikan bukan hanya
matan sangat penting mengingat prinsip mendengar tetapi mereka melihat, merasa-
PTK adalah apa yang dilakukan dicatat dan kan bahkan melakukan (learn to do) yaitu be-
apa yang dicatat harus dilakukan. lajar dengan berbuat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wardani (2004: 17) dimana pem-
Refleksi belajaran kreatif adalah pembelajaran yang
Proses pembelajaran telah mengala- memberi kesempatan kepada peserta didik
mi perubahan yang sangat berarti dimana merancang, membuat, berkreasi, mengko-
awalnya monoton, guru sangat dominan, munikasikan gagasan, pendapat atau piki-
sementara peserta didik hanya pendengar rannya melalui karya tertentu, secara tertu-
sehingga peserta didik pasif dan guru men- lis maupun tidak tertulis.
jadi satu-satu sumber belajar, maka dapat Hasil belajar pengolahan dan kewira-
diduga peserta didik tidak aktif, cenderung usahaan makanan nabati dan hewani men-
apatis sehingga hasil belajarnya rendah. jadi makanan internasional pada pra siklus
Pada Siklus I dan II guru telah menggu- adalah 56 % setelah menggunakan model
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 239

Problem Based Learning (PBL) dengan Altik memanusiakan manusia, tidak menghe-
Low Cost Materials menunjukkan adanya rankan bilamana mereka menjadi mampu
peningkatkan persentase ketuntasan. Pada bekerja sama, memiliki tanggung jawab,
siklus I hasil belajar mengalami pening- dan mandiri. Hal tersebut sejalan dengan
katan dari 56 % menjadi 80 % dengan pendapatnya Arixs (2007:32) bahwa model
adanya peningkatkan tersebut tentu saja PBL dapat meningkatkan kepekaan sosial
ada perbaikan namun belum mencapai in- dan kerja sama peserta didik dalam meme-
dikator keberhasilan yang diinginkan yaitu cahkan masalah.
85 % mengingat peningkatkan hasil belajar
belum maksimal sehingga dilanjutkan ke PENUTUP
siklus II yang menunjukkan adanya pening- Simpulan
katan persentase hasil belajar yang meme- Proses pembelajaran pengolahan
nuhi indikator kinerja baik aspek pengeta- dan kewirausahaan makanan nabati hewa-
huan maupun aspek keterampilan. ni menjadi makanan internasional melalui
Terjadinya peningkatan hasil belajar model Problem Based Learning (PBL) dengan
yang signifikan ini, tidak mengherankan Altik Low Cost Materials bagi peserta didik
karena dampak dari proses pembelajaran kelas XI TPBO SMKN 5 Kendal semester
yang menarik dan bermakna, sehingga yang 2 tahun pelajaran 2017/2018, pada siklus
awalnya peserta didik hanya menghafal se- I proses pembelajaran cukup menarik dan
karang mereka lebih bisa memaknai pen- menyenangkan meningkat menjadi sangat
getahuan maupun keterampilan yang telah menarik dan sangat menyenangkan pada
mereka peroleh setelah melakukan prak- siklus II sehingga proses pembelajarannya
tik, hal tersebut sejalan dengan pendapat bermakna.
Nuryani (2008:26) bahwa model pembela- Hasil belajar pengolahan dan kewi-
jaran memiliki kekhasan tersendiri, namun rausahaan makanan nabati hewani men-
demikian semuanya mempunyai tujuan un- jadi makanan internasional melalui model
tuk mengembangkan pengetahuan dan me- Problem Based Learning (PBL) dengan Al-
ningkatkan hasil belajar peserta didik. tik Low Cost Materials, aspek pengetahuan
Dalam pembelajaran koooperatif ter- jumlah peserta didik yang tuntas belajar
dapat saling ketergantungan positif dian- 80% pada siklus I meningkat menjadi 96
tara peserta didik untuk mencapai tujuan % pada siklus II. Aspek keterampilan dari
pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran 72 % siklus I meningkat menjadi 92% pada
kooperatif yang diterapkan dalam proses siklus II.
pembelajaran yakni Problem Based Learning Perubahan perilaku peserta didik
(Rosdiana,2008:15). Dengan menggu- kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal
nakan model yang menarik dan menye- semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 se-
nangkan dapat menghilangkan verbalisme, telah belajar pengolahan kewirausahaan
sehingga hasil pembelajarannya mudah di- makanan nabati dan hewani menjadi ma-
maknai. kanan internasional melalui model Problem
Perubahan perilaku peserta didik da- Based Learning (PBL) dengan Altik Low Cost
pat dipahami mengingat selama proses be- Materials, bekerja sama 12 peserta didik,
lajar mereka terlibat secara optimal, akibat- bertanggung jawab 11 peserta didik man-
nya mereka merasa dihargai hasil karyanya, diri 10 peserta didik pada siklus I mening-
hal tersebut sesuai dengan pandangan hu- kat menjadi bekerja sama 22 peserta didik,
manisme bahwa pendidikan pada dasarnya tanggung jawab 20 siswa, mandiri 19 peser-
240
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020

ta pada siklus II dengan katagori amat baik. Pratiwi. (2008). Ilmu Pendidikan Teoritisdan
Saran Praktis. Bandung: RosdaKarya
Adapun saran yang dapat diberikan Rosdiana. (2008). Meningkatkan Prestasi Be-
adalah sebagai berikut: 1) Bagi peserta di- lajar Biologi Melalui Model Pembelajaran
dik, supaya terbiasa belajar dengan meng- Kooperatif. Jakarta : Kencana Media
gunakan model PBL berbantuan Altik Low Ruseffendi, E. T. (1993). Pendidikan Matema-
Cost Materials untuk meningkatkan penge- tika 3. Jakarta: Dekdikbud.
tahua maupun keterampilannya, , 2) bagi Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran.
peneliti mau menggunakan model PBL un- Jakarta: Kencana Prenada Media
tuk materi pembelajaran yang lain, sehingga Group
menambah wawasan dan pengalamannya, Savoie, J. M & Andrew S. H. (1994). Problem
3) bagi guru lain, diharapkan mau meng- Based Learning As Clasroom Solution.
gunakan model pembelajaran yang inova- Journal. Educational Leadership.
tif, 4) bagi sekolah diharapkan menambah Sudjana. (2009). Perancangan dan Pengemban-
sarana prasarana untuk mendukung kegia- gan Sistem Pembelajaran (Design Instruc-
tan penelitian, 5) bagi perpustakaan diha- tional ). Semarang: YSBI Kanthil
rapkan menambah referensi terutama yang Sudjana, N. (2002). Media Pengajaran. Band-
berkaitan dengan model-model pembelaja- ung: Sinar Baru Algesindo
ran, media pembelajaran. Sudomo, M. (1989). Landasan Pendidikan.
Malang: Penyelenggaraan Pendidi-
DAFTAR PUSTAKA kan Pascasarjana Proyek Peningkatan
Arixs. (2007). Pengembangan Program Belajar Perguruan Tinggi.
konstekstual dalam pelajaran. Suprijono. (2009). Cooperative Learning (Teori
Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Di- dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta: Pu-
dik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: saka Pelajar.
PT Rineka Cipta Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran
Joyce, B. (2011). Models of Teaching. Yogya- Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Ja-
karta: Pustaka Pelajar karta: Prestasi Pustaka.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Wardani, IGAK. & Wihardit, K. (2004).
Guru Implementasi Kurikulum 2013 ta- Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ja-
hun 2014. Jakarta karta: Universitas Terbuka.
Nuryani. (2008). Strategi Belajar Mengajar Bi-
ologi. UM Press Malang

Anda mungkin juga menyukai