Admin,+8 +Pak+Makmun
Admin,+8 +Pak+Makmun
2, Juli 2020
Abstract
Masalah utama yang dialami oleh peserta didik adalah rendahnya hasil belajar, sehingga
rumusan masalahnya: 1) bagaimanakah proses peningkatan hasil belajar? 2) seberapa
besar peningkatan hasil belajar?, 3) bagaimanakah perubahan perilaku peserta didik kelas
XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah belajar
Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani menjadi Makanan Internasional
melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan Altik Low Cost Materials? Adapun
tujuan dari penelitian tindakan, untuk: 1) mengetahui proses pembelajaran 2) mengetahui
besarnya peningkatan hasil belajar, 3) mengetahui perubahan perilaku peserta didik
kelas XI TBO setelah belajar Pengolahan dan Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani
menjadi Makanan Internasional melalui model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan Altik Low Cost Materials. Metode penelitian adalah PTK terdiri dua siklus
dengan 2 pertemuan, tiap pertemuan @ 2 x 45 menit, dengan tahapan: perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian adalah seluruh peserta
didik kelas XI TPBO SMKN 5 Kendal dengan jumlah 25 peserta didik laki-laki. Setelah
dilaksanakan tindakan 2 siklus diperoleh hasil: 1) proses pembelajaran tidak menarik dan
tidak menyenangkan meningkat menjadi sangat menarik dan menyenangkan pada siklus
II, 2) ketuntasan belajar aspek pengetahuan 80% siklus I menjadi 96 % pada siklus II,
aspek keterampilan 72 % meningkat menjadi 92% pada siklus II. 3) perubahan perilaku
bekerja sama 12 peserta didik, bertanggung jawab 11 peserta didik mandiri 10 peserta
didik pada siklus I meningkat menjadi bekerja sama 22 peserta didik, tanggung jawab 20
siswa, mandiri 19 peserta pada siklus II.
Kata kunci : Model PBL, Altik Low Cost Material, Hasil Belajar
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 225
mahami dapat dikurangi atau dihilangkan. tik (Altik) Low Cost Materials bagi peserta di-
Lebih lanjut Dienes berkeyakinan bahwa dik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal
anak pada umumnya melakukan abstrak- Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018” .
si berdasasarkan intuisi dan pengalaman
kongkrit, sehingga cara mengajarkan kon- Rumusan Masalah
sep dapat dilakukan dengan menggunakan Berdasarkan uraian latar belakang
bantuan objek kongkrit yang selanjutnya dan identifikasi masalah yang telah diurai-
disebut alat praktik sebagai media pembe- kan di atas, maka rumusan masalahnya
lajaran. Media meliputi alat bantu guru da- sebagai berikut: 1) bagaimanakah proses
lam mengajar serta sarana pembawa pesan peningkatan hasil belajar Pengolahan dan
dari sumber belajar ke penerima sehingga Kewirausahaan Makanan Nabati Hewani
proses pembelajaran menjadi jelas, me- menjadi Makanan Internasional melalui
narik, efektif dan efisien. model Problem Based Learning dengan Altik
Alat praktik) berfungsi memudahkan Low Cost Materials bagi peserta didik kelas
proses pembelajaran. Dengan cara melihat, XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal semes-
dan menggunakan alat praktik maka pe- ter 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?, 2) sebe-
serta didik mempunyai pengalaman nyata rapa besar peningkatan hasil belajar Pengo-
tentang materi pembelajaran, guru dapat lahan dan Kewirausahaan Makanan Nabati
memilih alat praktik yang memiliki ciri-ciri Hewani menjadi Makanan Internasional
sebagai berikut: 1) menarik perhatian dan melalui model Problem Based Learning den-
minat peserta didik, 2) meletakkan dasar- gan Altik Low Cost Materials peserta didik
dasar pemahaman sesuatu secara konkret, kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal
3) sederhana, mudah digunakan dan dira- semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?, 3)
wat, dapat dibuat sendiri oleh guru. bagaimanakah perubahan perilaku peserta
Untuk mengatasi masalah rendah- didik kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Ken-
nya hasil belajar Pengolahan dan Kewira- dal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018
usahaan Makanan Nabati Hewani menjadi setelah belajar Pengolahan dan Kewirau-
Makanan Internasional bagi peserta didik sahaan Makanan Nabati Hewani menja-
kelas XI TPBO SMKN 5 Kendal maka di Makanan Internasional melalui model
perlu adanya solusi alternatif melalui peng- Problem Based Learning dengan Altik Low
gunaan model Probem Based Learning (PBL) Cost Materials?
dengan alat praktik atau bahan yang murah
dan mudah didapatkan (low cost materials) di- Tujuan Penelitian
harapkan dapat meningkatkan jiwa keman- Sesuai dengan uraian latar belakang
dirian, mau bekerja keras, dan kekerja sama, dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
juga memiliki soft skill jiwa wira usaha yang penelitian tindakan kelas ini, sebagai beri-
unggul dan ulet sebagai modal dasar bagi kut: 1) mengetahui proses peningkatan ha-
peserta didik untuk memasuki dunia kerja sil belajar Pengolahan dan Kewirausahaan
dan industri di masa mendatang. Makanan Nabati Hewani menjadi Maka-
Berdasarkan uraian tersebut di atas, nan Internasional melalui model pembela-
maka peneliti mengambil judul “Peningka- jaran Problem Based Learning (PBL) dengan
tan hasil belajar Pengolahan dan Kewirau- Altik Low Cost Materials peserta didik kelas
sahaan Makanan Nabati Hewani menjadi XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal semes-
Makanan Internasional melalui model Prob- ter 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, 2) men-
lem Based Learning (PBL) dengan Alat prak- getahui besarnya peningkatan hasil belajar
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 227
yang dilakukan seorang wirausaha, (4) hasil Based Learning (PBL) merupakan rangkaian
kerja atau dampak tindakan yang dilakukan aktivitas pembelajaran yang menekankan
seorang wirausaha. Seorang wirausaha agar kepada proses penyelesaian masalah yang
bisnisnya berhasil harus memiliki sifat-sifat dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasa-
sebagai berikut: harus tekun (ulet), tahan lahan yang diangkat dalam Problem Based
banting, suka kerja keras, peka, bijaksana Learning adalah gap atau kesenjangan an-
dan harus berfikir mandiri. tara situasi nyata dengan situasi yang di-
harapkan, atau antara yang terjadi dengan
Hasil belajar Prakarya dan Kewirausa- harapan.
haan Menurut Savoi dan Andrew
Hasil belajar Kewirausahaan adalah (1994:104) langkah – langkah model Prob-
terjadinya perubahan tingkah laku pada lem Based Learning (PBL), sebagai berikut:
diri seseorang (peserta didik), yang dapat 1) penyajian masalah, 2) sampaikan bahwa
diamati dan diukur dalam bentuk penge- masalah ini berhubungan dengan kegiatan
tahuan, sikap, dan ketrampilan yang harus mereka sehari-hari sehingga mereka me-
dimiliki oleh peserta didik sebagai calon rasa perlu mempelajarinya, 3) informasi-
usahawan. informasi untuk memecahkan masalah di-
cari peserta didik, 4) buat diskusi, buat agar
Model Pembelajaran mereka interaktif, kemudian presentasi, 5)
Menurut Pratiwi (2008:20) model tentukan hipotesis dan berikan alasan-ala-
pembelajaran merupakan suatu cara, atau sannya, 6) ambil kesimpulan.
strategi atau rangkaian kegiatan yang di- Setiap model pembelajaran biasanya
laksanakan oleh seorang guru dalam suatu memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut
pembelajarannya dari awal sampai akhir, ini merupakan keunggulan model pembe-
dalam mengantar peserta didik mencapai lajaran Problem Based Learning (PBL), seba-
kompetensi tertentu. gai berikut (Sanjaya, 2006:220): 1) pem-
Problem Based Learning (PBL) atau belajaran lebih bermakna, 2) menantang
pembelajaran berbasis masalah merupakan kemampuan serta memberikan kepuasan
suatu model pembelajaran yang menantang untuk menemukan pengetahuan baru, 3)
peserta didik untuk “belajar bagaimana be- meningkatkan aktivitas pembelajaran, 4)
lajar”, bekerja secara berkelompok untuk memahami masalah dalam kehidupan ny-
mencari solusi dari permasalahan dunia ny- ata, 5) mengembangkan pengetahuan ba-
ata (Kemendikbud, 2014:25). runya dan bertanggungjawab dalam pem-
Menurut Arend (dalam Trianto, belajaran yang dilakukan, 6) mata pelajaran
2007), Problem Based Learning merupakan pada dasarnya merupakan cara berpikir,
suatu pendekatan pembelajaran dimana 7) lebih menyenangkan dan disukai peser-
peserta didik dihadapkan pada masalah au- ta didik, 8) mengembangkan kemampuan
tentik (nyata) sehingga diharapkan mereka berpikir kritis, 9) memberikan kesempatan
dapat menyusun pengetahuannya sendi- menerapkan pengetahuan yang dimiliki da-
ri, menumbuh kembangkan keterampilan lam dunia nyata, 10) mengembangkan mi-
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan nat secara terus menerus belajar.
siswa, dan meningkatkan kepercayaan di- Adapun kelemahan-kelemanan dari
rinya model Problem Based Learning (PBL), adalah
Senada pendapat di atas, Sanjaya sebagai berikut: 1) manakala peserta didik
(2006: 214), menjelaskan bahwa Problem tidak memiliki minat atau peserta didik be-
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 229
rasumsi bahwa masalah yang dipelajari sulit praktik. Dengan pertimbangan dari segi
untuk dipecahkan, maka akan merasa eng- pasaran, apakah alat praktik yang dipilih
gan untuk mencoba, 2) keberhasilan mo- itu telah ada di pasaran bebas dan tinggal
del pembelajaran ini membutuhkan cukup dibeli, ataukah masih perlu dibuat dengan
waktu untuk persiapan, 3) tanpa pemaha- bahan – bahan yang tersedia di pasaran,
man mengapa peserta didik berusaha me- murah, sederhana, mudah digunakan, da-
mecahkan masalah yang dipelajari, maka pat dibuat sendiri oleh guru/peserta didik
peserta didik tidak akan belajar apa yang atau diambil dari lingkungan sekitarnya,
ingin dipelajari. (Sanjaya, 2006:221). diantaranya bahan nabati: pisang, jambu,
nanas sedangkan bahan hewani: ayam dan
Altik (Alat Praktik) bebek, maka alat praktik low cost materials
Alat praktik adalah suatu alat yang adalah salah satu pilihan yang tepat.
dapat diserap oleh mata dan telinga dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar Kerangka Berfikir
mengajar peserta didik lebih efektif dan Sebelum melakukan penelitian pe-
efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Alat praktik nulis belum melaksanakan pembelajaran
dalam mengajar memegang peranan pen- dengan melaluialat praktik low cost materials,
ting sebagai alat bantu untuk menciptakan sehingga hasil belajar Prakarya dan Kewi-
proses belajar mengajar yang efektif. Alat rausahaan peserta didik kelas XI TPBO
praktik memegang peranan yang penting semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 ma-
sebab dengan adanya alat praktik ini materi sih rendah. Supaya hasil belajar meningkat
mudah dapat dipahami oleh peserta didik. maka perlu dilakukan tindakan melalui mo-
Dalam proses belajar mengajar alat praktik del PBL dengan alat praktik (Altik) low cost
dipergunakan dengan tujuan membantu materials.
guru agar proses belajar peserta didik lebih Berdasarkan kajian teori seperti terse-
efektif dan efisien. but di atas model PBL mempunyai banyak
Berdarkan uraian seperti tersebut di kelebihan yaitu dapat menarik perhatian,
atas dapat dinyatakan bahwa alat praktik memotivasi peserta didik melakukan akti-
merupakan salah satu jenis media pembe- vitas belajar individual maupun kelompok,
lajaran, sehingga dengan kata lain meman- dapat mengembangkan kemandirian, da-
faatkan alat praktik merupakan bagian dari pat melatih, meningkatkan keterampilan
memanfaatkan media pembelajaran. melalui memilah, mengolah serta mandiri,
mampu bekerja sama dengan teman lain-
nya. Diharapkan dengan alat praktik low cost
Altik Low Cost Materials materials peserta didik dapat senang men-
Alat praktik low cost materials dapat di- gikuti pembelajaran karena mereka dapat
artikan sebagai alat atau bahan praktik yang mempraktikan langsung, sehingga diduga
dibuat dengan biaya murah dan mudah peserta didik meningkat hasil belajarnya.
didapat. Salah satu upaya yang diterapkan
untuk menciptakan suasana pembelajaran Hipotesis Tindakan
yang menarik, sekaligus melatih keterampi- Dari gambar kerangka berpikir seper-
lan peserta didik, menghilangkan verbalis- ti tersebut di atas, maka hipotesis tindakan
me, mengurangi hafalan dan meningkatkan yang diajukan adalah sebagai berikut: 1)
konsentrasi belajar, supaya hasil belajar me- melalui model PBL dengan Altik low cost ma-
ningkat maka solusinya memanfaatkan alat terials dapat merubah proses pembelajaran
230
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020
di papan tulis, memberikan tes akhir. mengetahui tanggapan peserta didik pada
Observasi (observing) dilakukan terha- proses pembelajaran dan perubahan pe-
dap kegiatan peserta didik termasuk perila- rilaku. Instrumen yang digunakan untuk
ku mereka. Observasi dilakukan bersamaan pengambilan data adalah lembar observasi,
dengan pelaksanaan tindakan. Observasi catatan guru, dan dokumentasi.
dilakukan kolabolator untuk mengamati
pelaksanaan tindakan. Validasi Data
Refleksi (reflecting), hasil tes yang telah Dalam kegiatan validasi peneliti me-
diperoleh peserta didik kemudian dianali- lalui dua macam yaitu trianggulasi sumber
sis, yaitu dengan membandingkan nilai tes dan trianggulasi data. Trianggulasi sumber
dengan hasil tes pada kondisi awal. Refleksi adalah data tidak hanya satu sumber saja
yaitu dengan memperhatikan kejadian- ke- tetapi dari beberapa sumber, misalnya data
jadian selama proses pembelajaran, yaitu yang diperoleh dari siswa langsung diban-
dengan memperhatikan kelemahan dan dingkan dengan data dari catatan kolabo-
kekurangan serta hambatan – hambatan, rator, sedangkan trianggulasi data adalah
sehingga menjadi bahan perbaikan siklus diperolehnya data valid dengan cara mem-
berikutnya. bandingkan data dari berbagai teknik yang
dilakukan. misalnya data hasil observasi di-
Teknik Pengumpulan Data bandingkan data hasil dokumentasi.
Dalam penelitian ini pengumpulan Validasi data dilakukan dengan va-
data menggunakan teknik tes dan nontes. lidasi construct maupun validasi isi (content),
Teknik tes digunakan untuk mengetahui ke- validasi ini dilakukan dengan cara meminta
mampuan kognitif. Teknik nontes berupa bantuan guru senior atau dikonsultasikan
teknik observasi,dan dokumentasi, teknik kepada kepala sekolah untuk mencermati
nontes digunakan untuk memperoleh instrumen, apabila ditemukan instrumen
data proses pembelajaran dan perubahan yang tidak sesuai dapat perbaiki, misalnya
perilaku peserta didik. kesesuaian indikator dengan butir soal, pe-
nyebaran tingkat kesulitan.
Alat Pengumpulan Data
Instrumen atau alat pengumpul data Teknik Analisis Data
yang digunakan dalam penelitian adalah Adapun teknik analisis data yang di-
instrumen tes dan nontes. Instrumen tes lakukan, sebagai berikut: a) Analisis data
digunakan untuk pedoman penilaian kom- proses pembelajaran menggunakan tehnik
petensi pengetahuan, instrumen tes berisi deskriptif komparatif. Deskriptif kom-
aspek-aspek, rentang skor, bobot penilaian, paratif yaitu membandingkan data proses
dan nilai minimal, nilai maksimal dan nilai pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
rata- rata yang diperoleh peserta didik. Un- pada kondisi awal dengan data proses pem-
tuk tes aspek pengetahuan berbentuk be- belajaran pada siklus I, data proses pembe-
rupa uraian sejumlah 15 item soal sedang lajaran siklus I dibandingkan dengan data
tes unjuk kerja (praktik) berbentuk tes ke- proses pembelajaran siklus II, b) analisis
mampuan meliputi: menyiapkan bahan/ data hasil belajar, peneliti menghitung da-
alat, teknik mencampur adonan, komposi- hulu tentang nilai maksimum, nilai mini-
si adonan, tekstur, cita rasa, tampilan dan mum, nilai rata-rata, selisih nilai maksimum
sajian. dengan nilai minimum dan prosentase ku-
Instrumen nontes digunakan untuk tuntasan belajar. Kemudian dibuat rentang
232
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020
nilai untuk mengetahui ditribusi penyeba- Dari hasil analisis ulangan harian
rannya, c) analisis data perubahan perilaku, pada pra siklus menunjukkan ketuntasan
menggunakan teknik deskriptif komparatif hasil belajar yang rendah hal tersebut dapat
, yaitu membandingkan data perubahan pe- diukur dari tingkat pencapaian KKM yang
rilaku pra siklus dengan siklus 1 dan siklus I masih jauh dari standart penilaian (minimal
dengan siklus II. 85%), dengan KKM = 70 tidak tercapai.
Dari 25 peserta didik yang mengikuti ulan-
Indikator Kinerja gan harian hanya 14 peserta didik (56%)
Setelah dilakukan penelitian selama 2 yang mampu mencapai KKM, sedangkan
siklus, maka target yang ingin dicapai, se- yang belum tuntas atau tidak mencapai
bagai berikut: 1) pada kondisi awal proses KKM sejumlah 11 peserta didik (44%).
pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Berdasarkan hasil observasi awal di-
tidak menarik dan tidak menyenangkan peroleh data bahwa pada umumnya peser-
bagi peserta didik, diharapkan pada kondisi ta didik tidak bersemangat serta tidak ak-
akhir proses pembelajaran sangat menarik tif saat berdiskusi dan tidak semua peserta
dan sangat menyenangkan. 2) pada kondisi didik aktif, hanya menggantungkan pada
awal hasil belajar peserta didik kurang dari hasil pekerjaan temannya, hal ini menun-
75 % yang mencapai KKM, diharapkan jukkan bahwa perilaku mereka cenderung
pada kondisi akhir yang mencapai KKM malas, ogah–ogahan tidak bersemangat,
lebih dari 85 %., 3) pada kondisi awal peri- mereka tidak mau bekerja sama dengan
laku peserta didik, kurang bertanggjung ja- teman untuk menyelesaikan tugas, hasil
wab, tidak mampu bekerja sama, dan tidak pengamatan menunjukkan jumlah peserta
mandiri pada kondisi akhir peserta menjadi didik yang mampu bekerja sama hanya 5
bertanggung jawab, mampu bekerja sama, peserta didik, dan bertanggung jawab ada
dan mandiri. 6 peserta didik dan mandiri melaksanakan
tugas 7 peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Deskripsi Siklus I
Pada kondisi awal peneliti belum Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali
menggunakan model Problem Based Lear- pertemuan dengan alokasi waktu masing –
ning dengan Altik Low Cost Materials pro- masing 90 menit. Adapun proses pembe-
ses pembelajarannya tidak menarik serta lajaran pada siklus ke 1 meliputi: perenca-
kurang menyenangkan akibatnya suasana naan, pelaksanaan, observasi dan refleksi,
pembelajaran kurang kondusif dan peserta secara lengkap peneliti uraikan tahapannya
didik kurang bersemangat dan tidak antu- sebagai berikut:
sias mengikuti proses pembelajaran Praka- Perencanaan kegiatan siklus I diawali
rya dan Kewirausahaan. Peserta didik ku- dengan pengembangan silabus, membuat
rang memperhatikan penjelasan dari guru, RPP serta skenario pembelajaran untuk
terlihat sebagian peserta didik tidak fokus dipergunakan sebagai pedoman dan acu-
pada pembelajaran, cenderung asyik sen- an pelaksanaan proses pembelajaran pada
diri tanpa peduli dengan informasi yang siklus 1, selanjutnya guru menyusun Lem-
disampaikan oleh guru, beberapa peserta bar Kerja (LK) atau job sheet, membuat for-
didik main HP atau melakukan aktifitas mat perencanaan serta teknik evaluasi dan
yang tidak terkait dengan proses pembela- menyiapkan lembar observasi dan mem-
jaran di kelas. buat schedul pelaksanaan tindakan.
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 233
I yang telah dilakukan oleh guru peneliti salam kelompok kecil yang terdiri dari 4
dengan bantuan teman sejawat adalah se- peserta didik, kemudian guru menyampai-
bagai berikut: 1) proses pembelajaran pen- kan masalah yang harus dicari solusinya,
golahan makanan nabati dan hewani pada , kemudian guru membantu peserta didik
pra siklus kurang kondusif, tidak menarik, dalam merencanakan dan menyiapkan alat
cenderung monoton pembelajarannya, alat praktik. Peserta didik melaksanakan
pada siklus I pembelajaran menjadi lebih praktik secara berkelompok sesuai arahan
kondusif, peserta didik lebih tertarik dan dari guru.
berminat mengikuti pelajaran, antusias se- Pada kegiatan akhir, guru merangkum
hingga proses pembelajaran lebih menye- materi pembelajaran dan memberi pengua-
nangkan 2) peningkatan hasil belajar yang tan memberikan arahan kepada peserta didik
mencapai KKM pada pra siklus sebanyak untuk mempelajarai materi secara mandiri.
11 peserta didik (44 %) meningkat men- Guru menutup pelajaran dengan mengucap-
jadi 20 peserta didik (80 %) pada siklus I, kan salam.
3) terjadi perubahan perilaku aspek kerja
sama dari 5 menjadi 12 orang, tangung ja- Pertemuan 2 Siklus II
wab menyelesaikan tugas meningkat dari Pembelajaran pada pertemuan ke 2
6 pada pra siklus menjadi 11 peserta didik siklus II diawali dengan do’a secara bersa-
pada siklus I, aspek kemandirian 7 peserta ma-sama untuk membentuk sikap regius,
didik pada pra siklus meningkat menjadi 10 mengecek kehadiran peserta didik, selan-
peserta didik di siklus 1. jutnya guru menjelaskan tujuan pembelaja-
ran, menjelaskan sintaks pembelajaran dan
Deskripsi Siklus II teknik penilaiannya, memberikan motivasi
Perencanaan Siklus II. serta apersepsi.
Menindaklanjuti kelamahan – kele- Kegiatan pembelajaran dengan pen-
mahan yang masih terjadi pada siklus I, garahan oleh guru kepada peserta didik un-
peneliti melakukan sejumlah revisi tindakan tuk membentuk kelompok kecil guna me-
pada siklus II dengan cara menyusun ren- lakukan kegiatan diskusi, kemudian seluruh
cana kegiatan atau skenario pembelajaran peserta didik membentuk kelompok sesuai
yang lebih terinci, memperbaiki instrumen, arahan guru.
mereview skenario pembelajaran, memper- Pada kegiatan akhir, guru memberikan
baiki teknik penilaian. resume atau simpulan terhadap materi yang
telah dibahas, serta memberi penguatan, dan
Pelaksanaan Siklus II memberi tes evaluasi, peserta didik menger-
Kegiatan pembelajaran pada perte- jakan evaluasi dengan sungguh sungguh.
muan ke 1 siklus II diawali dengan do’a
secara bersama-sama, guru menjelaskan Analisis Hasil Belajar Siklus II
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Selanjutnya untuk mengetahui ting-
menyampaikan indikator, menjelaskan kat ketuntasan hasil belajar aspek pengeta-
langkah-langkah kegiatan dan teknik peni- huan siklus II, peneliti mengelompokkan
laiannya, memberikan motivasi serta aper- hasil tes menjadi 4 kelompok, untuk lebih
sepsi kepada peserta didik. jelasnya peneliti sajikan secara ringkas se-
Kegiatan inti, dimulai dengan pem- perti tabel 3 di bawah.
bagian kelompok, peserta didik dibagi ke
236
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020
Tabel.3 Rentang Nilai Aspek Pengetahuan Tabel 4 Rentang Nilai Aspek Keterampilan
pada Siklus II Siklus II
No. Rentang Frekue- Persentase Rentang Frekue- Persen-
Kriteria
Nilai nsi Nilai nsi tase
1 91-100 3 12% Sangat
91 – 100 4 16%
2 81-90 6 24% Baik
3 70-80 15 60% 81− 90 6 24% Baik
4 < 70 1 4% 70 – 80 13 52% Cukup
Dari tabel 3 terlihat bahwa hasil bela- <70 2 8% Kurang
jar aspek pengetahuan pada siklus II terda- Untuk memperjelas data tentang nilai
pat 3 peserta didik telah mencapa nilai 91- keterampilan, penulis sajikan dalam bentuk
100, 6 peserta didik dengan nilai 81-90, 15 grafik batang seperti di bawah ini.
peserta didik dengan nilai 70 -80 sehingga
ada 24 peserta didik (96%) telah mencapai
KKM dan hanya 1 peserta didik dengan ni-
lai < 70. Untuk memperjelas data tersebut
peneliti sajikan dalam bentuk grafik 3 se-
perti berikut:
Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan proses bembela-
jaran maupun perubahan perilaku peser-
ta didik diperoleh data bahwa guru dapat
Grafik. 3 Rentang Nilai Pengetahuan Sik- menarik perhatian peserta didik melalui
lus II model Problem Based Learning (PBL) den-
Hasil penilaian aspek keterampilan gan Altik Low Cost Materials. Secara umum
melalui praktik pengolahan makanan naba- proses pembelajaran yang dilakukan terma-
ti dan hewani menjadi makanan internasio- suk kategori baik, hal tersebut dapat dilihat
nal pada siklus II diperoleh hasil: 4 peserta dari kemampuan guru mulai dari membu-
didik (16%) nilai kompetensi ketrampilan- ka sampai menutup pelajaran, guru lebih
nya sangat baik, 6 peserta didik (24%) den- menempatkan fungsinya sebagai fasilitator
gan kriteria baik dan 13 peserta didik (52%) bukan sebagai pengajar, guru telah melaku-
dengan kriteria cukup, dan 2 peserta didik kan beberapa variasi strategi pembelajaran
(8 %) dengan kriteria kurang, sehingga ke- sehingga suasananya sangat menarik dan
tuntasan belajar peserta didik aspek kete- menyenangkan.
rampilan siklus II sebesar 92%.
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 237
Hasil pengamatan pada siklus II meli- makanan internasional. Pada siklus I guru
puti: mampu bekerja sama 22 peserta didik, kurang memberikan bimbingan yang efek-
bertanggung jawab melaksanakan tugasnya tif dan tidak merata kepada peserta didik
20 peserta didik, dan mandiri melaksana- sehingga hasil belajar belum memenuhi tar-
kan tugas yang diberikan 19 peserta didik. get yang ditetapkan, kemudian peneliti be-
Mengingat jumlahnya lebih dari 75 % dari rusaha memperbaiki perencanaan siklus II.
jumlah peserta didik maka dapat dikatago- Pada siklus II guru dapat mencipta-
rikan amat baik. kan pembelajaran yang menarik dan meny-
enangkan bagi siswa. guru mempersiapkan
Refleksi Siklus II pembelajaran dan juga rencana pembe-
Adapun hasil refleksi siklus II yang lajaran yang lebih baik daripada siklus I,
telah dilakukan oleh peneliti dengan bantu- sehingga proses pembelajaran dapat ber-
an teman sejawad sebagai berikut: 1). jalan dengan kondusif, menarik dan lebih
Proses pembelajaran sangat menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Guru
menyangkan bagi peserta didik sehingga menggunakan model yang lebih berva-
pembelajaran lebih bermakna, 2) hasil be- riatif tidak monoton ceramah belaka me-
lajar pengolahan kewirausahaan makanan lainkan sudah ada kombinasi antara teori
nabati dan hewani menjadi makanan inter- dan praktik berkelompok dengan anggota
nasional melalui model Problem Based Lear- kelompok sedikit, sehingga mereka lebih
ning (PBL) dengan Altik Low Cost Materials termotivasi belajarnya.
aspek pengetahuan dari 80% pada siklus I
menjadi 96% pada siklus II, aspek keteram- Tindakan
pilan pada siklus I 72% meningkat menjadi Guru menjelaskan cakupan mate-
92% pada siklus II, 3). terjadi perubahan ri pembelajaran dan manfaat mempelajari
perilaku peserta didik, aspek kerja sama pengolahan dan kewirausahaan makanan
dari 12 menjadi 22 peserta didik, tangung nabati dan hewani menjadi makanan, selan-
jawab melaksanakan tugas dari 11 peserta jutnya guru membagi peserta didik menjadi
didik menjadi 20 peserta didik, mandiri 10 beberapa kelompok. Pada pertemuan ke 1
peserta didik menjadi 19 peserta didik pada pembelajaran dilakukan dengan kegiatan
siklus II. praktik berkelompok dan pada pertemu-
an ke 2 kegiatan belajar dengan diskusi
Pembahasan kelompok dilanjutkan dengan presentasi
Perencanaan kelompok perwakilan baik pada siklus I
Pada kondisi pra siklus guru belum maupun siklus II.
menggunakan model pembelajaran yang Guru membagi menjadi kelompok
inovatif, kurang menarik dan belum men- besar beranggotakan 5 peserta didik secara
ciptakan pembelajaran yang menyenang- heterogen pada siklus I. Pada siklus II guru
kan bagi peserta didik sehingga menye- membagi menjadi kelompok kecil terdiri
babkan hasil belajar rendah. Pada siklus I dari 3 peserta didik. Peserta didik melaku-
guru menggunakan model pembelajaran kan praktik dan diskusi kelompok untuk
yang sesuai dengan perkembangan, melalui menyelesaikan tugas pengolahan dan ke-
model Problem Based Learning (PBL) dengan wirausahaan makanan nabati dan hewani
Altik Low Cost Materials untuk meningkat- menjadi makanan internasional dengan LK
kan hasil belajar pengolahan dan kewira- (job sheet). Hal ini diharapkan dapat mendo-
usahaan makanan nabati hewani menjadi rong peserta didik meningkat hasil belajar-
238
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020
nya, juga melatih bekerja sama, tanggung nakan model PBL dengan Altik Low Cost
jawab dan mandiri dalam menyelesaikan Materials, maka proses pembelajarannya
tugas. jauh lebih menarik, menyenangkan sehing-
Proses peningkatan hasil belajar me- ga pembelajaran tidak monoton, guru ti-
lalui model Problem Based Learning (PBL) dak mendominasi jalannya pembelajaran,
dengan Altik Low Cost Materials pada siklus peserta didik menjadi bergairah, antusias.
I maupun Siklus II dilakukan dengan cara Hasil evaluasi siklus I belum mencapai kre-
memberikan masalah kemudian peserta di- teria yang ditetapkan, hal tersebut dilihat
dik diminta menyelesaikan masalah terse- dari pelaksanaan yang belum sempurna
but dengan cara praktik serta diskusi dilan- dan adanya kelemahan. Pembagian dalam
jutkan dengan presentasi. pengelompokkan peserta didik yang masih
cukup besar serta kurangnya bimbingan
Pengamatan yang diberikan oleh guru dalam melakukan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti praktik dan diskusi kelompok, serta efekti-
dengan dibantu teman sejawad menggu- vitas waktu pembelajaran yang kurang. Hal
nakan lembar pengamatan, bertujuan un- tersebut dimungkinkan para peserta didik
tuk mengamati perubahan perilaku peser- juga belum terbiasa dengan model Problem
ta didik selama proses pembelajaran, serta Based Learning (PBL) sehingga hasil belajar
untuk mengetahui kemampuan guru me- belum maksimal (belum sesuai yang diha-
laksanakan KBM dimulai dari keterampilan rapkan).
membuka pelajaran sampai dengan pelak- Berdasarkan kelemahan tersebut
saan evaluasi. maka oleh peneliti dilakukan perbaikan
Fokus pengamatan ditujukan pada pada siklus II untuk mengatasi kelemahan
proses berlangsung pembelajaran, apa yang dalam proses pembelajaran pada siklus I.
dilakukan oleh peserta didik serta peruba- Pada siklus II proses pembelajaran sudah
han apa yang terjadi. Semua hasil pengama- berjalan dengan efektif dan para peser-
tan dicatat pada lembar pengamatan mau- ta didik bertambah senang dalam belajar
pun jurnal guru, hal ini dilakukan untuk tanpa adanya tekanan. Hal ini tidak meng-
mengurangi ketidaksesuaian antara fakta herankan karena selama pembelajaran ber-
dengan asumsi juga menjamin keakuratan langsung peserta didik mejadi aktif akibat-
data pengamatan. Pencatatan hasil penga- nya semua indera difungsikan bukan hanya
matan sangat penting mengingat prinsip mendengar tetapi mereka melihat, merasa-
PTK adalah apa yang dilakukan dicatat dan kan bahkan melakukan (learn to do) yaitu be-
apa yang dicatat harus dilakukan. lajar dengan berbuat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wardani (2004: 17) dimana pem-
Refleksi belajaran kreatif adalah pembelajaran yang
Proses pembelajaran telah mengala- memberi kesempatan kepada peserta didik
mi perubahan yang sangat berarti dimana merancang, membuat, berkreasi, mengko-
awalnya monoton, guru sangat dominan, munikasikan gagasan, pendapat atau piki-
sementara peserta didik hanya pendengar rannya melalui karya tertentu, secara tertu-
sehingga peserta didik pasif dan guru men- lis maupun tidak tertulis.
jadi satu-satu sumber belajar, maka dapat Hasil belajar pengolahan dan kewira-
diduga peserta didik tidak aktif, cenderung usahaan makanan nabati dan hewani men-
apatis sehingga hasil belajarnya rendah. jadi makanan internasional pada pra siklus
Pada Siklus I dan II guru telah menggu- adalah 56 % setelah menggunakan model
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020 239
Problem Based Learning (PBL) dengan Altik memanusiakan manusia, tidak menghe-
Low Cost Materials menunjukkan adanya rankan bilamana mereka menjadi mampu
peningkatkan persentase ketuntasan. Pada bekerja sama, memiliki tanggung jawab,
siklus I hasil belajar mengalami pening- dan mandiri. Hal tersebut sejalan dengan
katan dari 56 % menjadi 80 % dengan pendapatnya Arixs (2007:32) bahwa model
adanya peningkatkan tersebut tentu saja PBL dapat meningkatkan kepekaan sosial
ada perbaikan namun belum mencapai in- dan kerja sama peserta didik dalam meme-
dikator keberhasilan yang diinginkan yaitu cahkan masalah.
85 % mengingat peningkatkan hasil belajar
belum maksimal sehingga dilanjutkan ke PENUTUP
siklus II yang menunjukkan adanya pening- Simpulan
katan persentase hasil belajar yang meme- Proses pembelajaran pengolahan
nuhi indikator kinerja baik aspek pengeta- dan kewirausahaan makanan nabati hewa-
huan maupun aspek keterampilan. ni menjadi makanan internasional melalui
Terjadinya peningkatan hasil belajar model Problem Based Learning (PBL) dengan
yang signifikan ini, tidak mengherankan Altik Low Cost Materials bagi peserta didik
karena dampak dari proses pembelajaran kelas XI TPBO SMKN 5 Kendal semester
yang menarik dan bermakna, sehingga yang 2 tahun pelajaran 2017/2018, pada siklus
awalnya peserta didik hanya menghafal se- I proses pembelajaran cukup menarik dan
karang mereka lebih bisa memaknai pen- menyenangkan meningkat menjadi sangat
getahuan maupun keterampilan yang telah menarik dan sangat menyenangkan pada
mereka peroleh setelah melakukan prak- siklus II sehingga proses pembelajarannya
tik, hal tersebut sejalan dengan pendapat bermakna.
Nuryani (2008:26) bahwa model pembela- Hasil belajar pengolahan dan kewi-
jaran memiliki kekhasan tersendiri, namun rausahaan makanan nabati hewani men-
demikian semuanya mempunyai tujuan un- jadi makanan internasional melalui model
tuk mengembangkan pengetahuan dan me- Problem Based Learning (PBL) dengan Al-
ningkatkan hasil belajar peserta didik. tik Low Cost Materials, aspek pengetahuan
Dalam pembelajaran koooperatif ter- jumlah peserta didik yang tuntas belajar
dapat saling ketergantungan positif dian- 80% pada siklus I meningkat menjadi 96
tara peserta didik untuk mencapai tujuan % pada siklus II. Aspek keterampilan dari
pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran 72 % siklus I meningkat menjadi 92% pada
kooperatif yang diterapkan dalam proses siklus II.
pembelajaran yakni Problem Based Learning Perubahan perilaku peserta didik
(Rosdiana,2008:15). Dengan menggu- kelas XI TPBO SMK Negeri 5 Kendal
nakan model yang menarik dan menye- semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 se-
nangkan dapat menghilangkan verbalisme, telah belajar pengolahan kewirausahaan
sehingga hasil pembelajarannya mudah di- makanan nabati dan hewani menjadi ma-
maknai. kanan internasional melalui model Problem
Perubahan perilaku peserta didik da- Based Learning (PBL) dengan Altik Low Cost
pat dipahami mengingat selama proses be- Materials, bekerja sama 12 peserta didik,
lajar mereka terlibat secara optimal, akibat- bertanggung jawab 11 peserta didik man-
nya mereka merasa dihargai hasil karyanya, diri 10 peserta didik pada siklus I mening-
hal tersebut sesuai dengan pandangan hu- kat menjadi bekerja sama 22 peserta didik,
manisme bahwa pendidikan pada dasarnya tanggung jawab 20 siswa, mandiri 19 peser-
240
Dwijaloka Vol I No. 2, Juli 2020
ta pada siklus II dengan katagori amat baik. Pratiwi. (2008). Ilmu Pendidikan Teoritisdan
Saran Praktis. Bandung: RosdaKarya
Adapun saran yang dapat diberikan Rosdiana. (2008). Meningkatkan Prestasi Be-
adalah sebagai berikut: 1) Bagi peserta di- lajar Biologi Melalui Model Pembelajaran
dik, supaya terbiasa belajar dengan meng- Kooperatif. Jakarta : Kencana Media
gunakan model PBL berbantuan Altik Low Ruseffendi, E. T. (1993). Pendidikan Matema-
Cost Materials untuk meningkatkan penge- tika 3. Jakarta: Dekdikbud.
tahua maupun keterampilannya, , 2) bagi Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran.
peneliti mau menggunakan model PBL un- Jakarta: Kencana Prenada Media
tuk materi pembelajaran yang lain, sehingga Group
menambah wawasan dan pengalamannya, Savoie, J. M & Andrew S. H. (1994). Problem
3) bagi guru lain, diharapkan mau meng- Based Learning As Clasroom Solution.
gunakan model pembelajaran yang inova- Journal. Educational Leadership.
tif, 4) bagi sekolah diharapkan menambah Sudjana. (2009). Perancangan dan Pengemban-
sarana prasarana untuk mendukung kegia- gan Sistem Pembelajaran (Design Instruc-
tan penelitian, 5) bagi perpustakaan diha- tional ). Semarang: YSBI Kanthil
rapkan menambah referensi terutama yang Sudjana, N. (2002). Media Pengajaran. Band-
berkaitan dengan model-model pembelaja- ung: Sinar Baru Algesindo
ran, media pembelajaran. Sudomo, M. (1989). Landasan Pendidikan.
Malang: Penyelenggaraan Pendidi-
DAFTAR PUSTAKA kan Pascasarjana Proyek Peningkatan
Arixs. (2007). Pengembangan Program Belajar Perguruan Tinggi.
konstekstual dalam pelajaran. Suprijono. (2009). Cooperative Learning (Teori
Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Di- dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta: Pu-
dik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: saka Pelajar.
PT Rineka Cipta Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran
Joyce, B. (2011). Models of Teaching. Yogya- Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Ja-
karta: Pustaka Pelajar karta: Prestasi Pustaka.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Wardani, IGAK. & Wihardit, K. (2004).
Guru Implementasi Kurikulum 2013 ta- Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ja-
hun 2014. Jakarta karta: Universitas Terbuka.
Nuryani. (2008). Strategi Belajar Mengajar Bi-
ologi. UM Press Malang