Disusun Oleh
Laudza Adzin Adil Hakim Barts _P1337430323109
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
serta hidayah kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul "Islam dan nasionalisme". Tujuan penulisan
makalah ini untuk memenuhi tugas PAI.
Kami dari kelompok 6 atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada.
- Bapak Dr. Muskinul Fuad M.Ag, selaku dosen pengampu Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan bimbingan, saran, ide, dan juga kesempatan untuk pembuatan makalah.
- Bapak Ulul Aedi M.Ag, selaku dosen pengampu Pendidikan Agama Islam, yang memberikan
dorongan dan masukan kepada penulis.
- Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II.............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
2.1 Hakikat Paham Kebangsaan (nasionalisme) dalam Islam .............................................. 3
2.2 Wujud Paham Kebangsaan (nasionalisme) dalam Islam Error! Bookmark not defined.
2.3 Tujuan Paham Kebangsaan (nasionalisme) dalam Islam ............................................... 5
BAB III ............................................................................................................................................ 9
PENUTUP........................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang tidak mustahil munculnya separatisme. Namun, karena bangsa indonesia merupakan
bangsa yang toleran, religius, dan menyadari bahwa keberagaman merupakan realitas sosial
dan sebuah sunnatullah (ketentuan), maka kekhawatiran itu dapat berubah menjadi sebuah
optimisme untuk membangun persatuan dan kebersamaan yang sebenarnya.
Keyakinan umat terhadap agamanya masing-masing tidak akan mengurangi rasa
kebangsaaanya. Bahkan justru sebaliknya, memperkuat rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Sebab setiap agama mewajibkan setiap pemeluknya dan mendorong penganutnya untuk
membela kehormatan dan kedaulatan bangsa dan negaranya. Maka ungkapan cinta tanah air
sebagian dari iman sangat berpengaruh dalam membangkitkan semngat bangsa indonesia
khususnya umat islam .
Bagi umat islam, niat untuk menjadi satu adalah hal yang penting. Jika mencintai tanah
air didasarkan kepada kebesaran dan keagungan tanah air di mana ia tinggal, maka dasarnya
keyakinan itu telah menafikan eksistensi Tuhan. Sementara di dalam Islam setiap perilaku
baik ibadah ataupun muamalah haruslah didasarkan kepada keyakinan terhadap Allah SWT.
Hal itulah yang dikhawatirkan oleh kalangan Islam dengan cara merusak tauhid umat Islam
dengan menekankan patriotisme dan pengorbanan untuk tanah air karena motivasi materialis
(kebangsaan sempit).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Orang yang mengendalikan cinta tanah air itu termasuk dari pada iman, adalah hal
yang tidak benar. Memang agama Islam tidak bertanah airtetapi kaum musliminnya yang
bertanah air. Agama Islam tidak ada kebangsaan, tetapi kaum musliminnya berbangsa-
bangsa menurut tempat dan daerahnya.
5
dari penjajahan dan menciptakan masyarakat/negara yang adil, dimana tidak ada lagi
penindasan manusia oleh manusia. Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah 2:279
Terjemahannya:
“Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.
6
berpalinglah dari pada orang-orang bodoh”.
Penjabaran kebaikan dapat beragam sebagaimana kondisi masyarakat. Sehingga
memungkinkan satu masyarakat berbeda dengan masyarakat lain. Apabila penjabaran
tersebut tidak bertentangan dengan prinsip ajaran agama, maka itulah yang disebut
‘urf/ma’ruf.
Para pakar hukum menetapkan bahwa adat kebiasaan dalam suatu kelompok
masyarakat selama tidak bertentangan dengan prinsip ajaran Islam, maka dapat dijadikan
sebagai salah satu pertimbangan hukum (al-adat muhakkimah).
Faktor persamaan sejarah menjadi unsur kebangsaan karena dianggap penting dalam
rangka menyatukan perasaan, pikiran dan langkah masyarakat. Dengan melihat sejarah,
umat, bangsa dan kelompok dapat belajar dari segi positif dan negatif pengalaman masa
lampau untuk menapaki jalan menuju masa akan datang. Fakta sejarah yang cemerlang akan
menjadi motivasi bagi anggota kelompok serta generasi selanjutnya.
Menurut Alquran, tujuan utama dari uraian sejarahnya adalah untuk mengambil
pelajaran, guna menetapkan langkah selanjutnya. Unsur kesejarahan sejalan dengan ajaran
Islam, selama kesejarahan itu diarahkan itu diarahkan guna mencapai kebaikan dan
kemaslahatan.
Selanjutnya unsur cinta tanah air (patriotisme) merupakan pembuktian rasa
kebangsaan. Sudah menjadi tabiat manusia, mencintai negeri tempat ia dilahirkan. Bahkan
kemanapu ia pergi, rasa ingin kembali ke tanah air senantiasa muncul.
Ketika Rasulullah SAW. Berhijrah ke Madinah, beliau sholat menghadap ke Bait Al-
Maqdis. Tetapi, setelah enam belas bulan, rupanya beliau rindu kepada Makkah dan ka’bah,
karena merupakan kiblat leluhurnya dan kebangsaan orang- orang Arab. Wajah beliau
bolak-balik menengadah ke langit, bermohon agar kiblat diarahkan ke Mekkah.maka Allah
merestui dengan turunya ayat:
Sungguh kami (sering) melihat mukamu mengadah ke langit, Maka sungguh kami
akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palinkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu arahnya. Dan sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) Haram itu adalah
benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Khusus mengenai tanah air, Natsir pernah menulis dalam artikel:
“Dan janganlah lupa, bahwa tanah airnya sendiri itu sebahagian dari tanah air
agamanya, dan wajib ia sungguh-sungguh untuk menjadikan kemajuan tanah airnya sebagai
7
wasilah untuk kemajuan dunia Islam”.
Natsir berpandangan, merupakan suatu keharusan dalam perjuangan pembentukan
sebuah negara bangsa. Paham kebangsaan merupakan sebuah alat yang perlu untuk
merealisasikan ajaran-ajaran Islam ke dalam situasi yang kongkrit.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas mengenai konsepsi paham kebangsaan dalam Islam, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Nasionalisme dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan di mana kesetian
seseorang secara total diabadiakan langsung kepada negara, di mana masyarakatnya
dipersatukan karena ras, bahasa, agama, sejarah dan adat. Hal tersebut berdasar pada
penciptaan manusia yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa.Nasionalisme merupakan semangat kelompok manusia yang
hendak membangun suatu bangsa yang mandiri, dilandasi satu jiwa dan
kesetiakawanan yang besar.
2. Mencintai tanah air tidak dilarang agama.Yang dilarang adalah mengurus suatu
negara atau mengajak orang lain untuk mengurusnya dengan asa kebangsaan
tanpa mengambil atura Islam. Semangat nasionalisme serta cinta tanah air dan
menyatukannya dengan aturan islam adalah sikap terpuji. Sebagaimana Alquran
surah Al-Hujurat mengakui eksistensi bangsa-bangsa, tapi menolak nasionalisme
sempit yang mengarah kepada Ashabiyah. Kebangsaan adalah suatu fitrah dan
alamiyah.
3. Dengan adanya semangat nasionalisme yang berdasarkan atas persamaan niat dan
tujuan untuk bersatu dan hendak membangun bangsanya menuju masa depan. Dengan
penciptaan manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa tidak lain untuk saling
kenal mengenal sehingga tercipta kebersamaan dan keharmonisan dalam kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat.
3.2 Saran
Saran dari kelompok kami dengan dibuatnya makalah tentang Islam dan
Nasionalisme ini bisa meningkatkan pemahaman tentang konsep nasionalisme yang sejalan
dengan ajaran Islam, seperti cinta tanah air dan keberagaman budaya, Mendorong
partisipasi aktif umat Islam dalam kegiatan nasional, seperti upacara bendera dan kegiatan
sosial yang bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, Menghindari
paham radikalisme dan ekstremisme yang dapat merusak hubungan antarumat beragama
9
dan merusak keutuhan negara, Meningkatkan kerjasama antara umat Islam dan pemerintah
dalam membangun negara yang lebih baik dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia, Menjaga
keberagaman budaya dan agama sebagai kekayaan bangsa, serta menghargai perbedaan
sebagai sumber kekuatan dalam membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera.
10
DAFTAR PUSTAKA
11