Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

SYOK KARDIOGENIK STEMI INFERIOR DENGAN TAVB

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Ngadiem
Usia : 64
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan akhir :-
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Tlawong 02/01 Tlawong Sawit Boyolali
Ruang : ICU
Nomor RM : 00264508
Diagnosa Medis : Syok Kardiogenik
STEMI Inferior dengan TAVB
Tanggal Masuk RS : 06-04-2023 (06.45)
Tanggal Pengkajian : 06-04-2023

2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh ampeg di ulu hati dan mual muntah
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh ampeg di ulu hati, mual(+) muntah(+)8x, penjalaran () onset
dimulai () nyeri bertambah jika aktivitas() tidak berkurang dengan istirahat,
keringat dingin () nyeri dada di rasakan seperti di tindih benda berat (), skala nyeri
3 (1-10), nyeri dirasakan hilang timbul/sewaktu-waktu ()

b. Riwayat Kesehatan dahulu


Sekitar 7 tahun yang lalu klien menderita penyakit Hipertensi, riwayat
memiliki kolesterol tinggi. Diabetus klien mengatakan tidak ada (tidak
pernah periksa GD).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam anggota keluarga nya tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengan yang di derita klien saat ini, dan tidak ada penyakit menular
seperti TBC, hepatitis serta tidak mempunyai penyakit keturunan seperti asma
d. Riwayat Psikologi
Pada saat di kaji keadaan psikologis pasien sedikit terganggu karena penyakit
yang di derita nya
e. Riwayat social
Pada saat di kaji keadaan social klien baik karena dapat berinteraksi dengan baik
dengan keluarga dan perawat
f. Riwayat spiritual
Keadaan spiritual pasien baik karena mempunyaikeyakinan untuk sembuh

4. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan sistem – sistem tubuh
a. Sistem neurologis
1) Status mental: orientasi baik, respon pasien baik
2) Kesadaran pasien yaitu komposmentis dengan GCS : 456
3) Reflex
a) Reflex patella: tungkai berkontraksi ketika di ketuk
b) Reflex palntar: saat di ketuk tangan pasien fleksi
c) Reflex bisep: pasien dapat melakukan plantar fleksi
4) Nervus Cranial
a) N1 Olfaktorius: fungsi penciuman klien baik dan dapat mengenal
aroma
b) N2 Optikus: klien dapat melihat dengan baik, lapang pandang baik dan
dapat membaca nametag perawat
c) N3 Okulomotorius: pasien dapat membuka kelopak mata, dapat
mengikuti benda yang di gerakkan
d) N4 Trochlearis: pasien dapat mengikuti arah benda yang di gerakkan
e) N5 Trigeminus: Pasien dapat merasakan sentuhan jari di pipinya dan
dapat mengunyah
f) N6 Abdusen: pasien dapat mengikuti arah benda yang di gerakkan
dengan mata nya kea rah lateral
g) N7 Facialis: pasien dapat menggerakan wajahnya dan dapat merasakan
rasa manis, asam dana sin
h) N8 Vestibulokoklearis: Pendengaran klien baik, dapat menjawab
pertanyaan dengan jelas
i) N9 Glosofaringeal: refleks menelan baik
j) N10 Aksesorius: klien tidak dapat mengangkat bahu nya dan dapat
melawan tekanan tetapi sedikit
k) N11 Hipoglosus: klien dapat menjulurkan lidahnya
b. Sistem pernapasan
Resprasi 24x/mnt
1) inspeksi : Gerakan dada simetris, retraksi intercosta normal
2) Palpasi : tidak ada pembengkakan di dada, vocal fremitus kuat dan
simetris.
3) Perkusi : suara paru resonan
4) Auskultasi : tidak ada suara tambahan
c. Sistem pengindraan
a) Mata : bentuk simetris, refleks pupil normal
b) Hidung: Bentuk Simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
c) Telinga: Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
d. Sistem kordiovaskuler
TD 82/66 mmHg, Nadi: 98 x/menit
1) Inspeksi: konjungtiva anemis
2) Palpasi: akral hangat, CRT kembali dalam 2 detik
3) Perkusi: Dullnes
4) Auskultasi: Bj s1 & s2 tunggal, gallop tidak ada
e. Sistem gastrointestinal
1) Inspeksi: Mukosa mulut kering, tidak ada benjolan di daerah abdomen
2) Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen
3) Perkusi: perut tidak kembung
4) Auskultasi: bising usus 10x/menit
f. System perkemihan
Tidak ada distensi kandung kemih,
g. Sistem integument
Tamapak pucat, akral teraba hangat dan perifer kaki/tangan teraba dingin,
h. Sistem muskuloskeletal
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan,
i. Genetalia
klien tidak mengalami kelainan pada genitalia

5. Pola fungsi kesehatan


6. Aktivitas Sebelum MRS MRS
1. Nutrisi – Cairan Makan 3 x Makan 3 x sehari
sehari Nasi, Diet lunak, sayur,
sayur, ikan 1 buah dll Kadang
piring/ makan terasa mual, muntah
kesulitan tidak ada 1x
minum: 2000-2500 Minum bebas, air
cc/hari Jenis : air putih dan lainnya
putih, teh, kopi Kesulitan: tidak
2. Eliminasi BAK BAK
BAK Spontan, sehari Terpasang P.Cateter,
rata 2000-2500 cc Produksi urine lancar
Warna kuning jernih Warna kuning bening
Frekwensi 4-6/24 jam
Kesulitan tidak ada,
rasa sakit tidak ada

BAB BAB
Frekwensi 1 x sehari, BAB spontan, sudah 2 hari
spontan tiap pagi hari belum BAB
Warna : kuning Konsistensi Tidak ada keluhan
lunak
Kesulitan tidak ada
3. tidur-istirahat Jumlah 6-8 jam Siang jarang Malam sering terbangun
tidur Malam 6-8 jam karena nyeri daerah paha
Kesulitan : tidak ada dan sesak napas
4. Aktivitas Pasien sebagai IRT, Bedrest total, posisi semi
mengerjakan pekeraan fowler
rumah seperti memasak,
kadang membantu
membersihkan rumah,
mengajak cucu bermain

7. Penunjang diagnostik

1) Laboratorium (Tanggal 23-04-2020 (saat Mrs))

Darah Lengkap Kimia darah CK : 590 H U/L (25 –


Hb : 9,5 (12 – 14) SGOT : 22 (< 25) 170)
Hematokrit: 29,3 (40 – SGPT : 25 (< 20) CK-MB : 69 H U/L (5 –
48) Triglicerida : 2,8 25)
TRombosit : 429.000 Cholesterol : 194 (150- LDH :195 U/L (80.00–
MCV : 77,1 (82 – 92) 250) 240.00)
MCH : 25 (27 – 31) HDL 49 Toponin T : +
MCHC : 32,4 (32 – 36) LDL 101 0,23/dl BT ;
Ureum darah : 39 1’30”
(20–40) CT; 20’
Kreatinin darah : 1,14
(0,5–1,5
Na : 136 (135–47)
K : 4,1 (8,5-
10,1)
Cl : 104 (100-06)
Asam urat : 6,02
2. Laboratorium (tanggal 25-04-2020 (post PTCA)

Darah Lengkap Urinalisi Kimia darah


Hb : 9,5 (12 – 14) - Sel epitel : + Na : 138 (135–47)
Hematokrit: 29,3 (40 – - Lekosit :2–4 K : 8,6 (8,5-10.1)
48) TRombosit : 246 - Eritrosit : 8 – 10 Mag : 1,9 (1,0-2,5)
ribu(150-400ribu) - Berat jenis: 1.030 (1.003- Ureum darah : 26
Eritrocyt: 3.80 juta (4-5 1030) (20–40)
juta) - PH : 5.0 (4,5 – 8,0) Kreatinin darah :0,5
Leucocyt : 20,3 ribu(5- - Protein :- (0,5–1,5)
10 ribu) - Glukosa :-
MCV : 77,1 (82 – 92) - Keton :-
MCH : 25 (27 – 31) - Darah/Hb: +
MCHC : 32,4 (32 – 36) - Bilirubin :-
- Nitrit :-

AGD (pre-op,jam 7.00) GD sewaktu jam 13 ; 202


pH ; 7,348 mg%
pCO2 ; 32,4
pO2 ; 120,2
HCO3 ; 17,4
mmol/l ABE
; - 7,0
SBE ; - 7,2
sO2 ; 98,5
mmHg K+ ;
3,5
Na ; 134
Cl ; 102
3. Radiologi (24-04-2020) : Radiologi (tgl 25-04-2020) Hasil PTCA (tgl 25-04-
2020)
Hasil CTR > 50% Hasil; tampak gambaran
pneumonia 20 % stenosis LAD
4. ECG (24-04-2020) saat ECG (tgl 25-04-2020)post puncak 80 %
MRS PTCA stenosis LCX mid
Hasil: Hasil: 90
SR, QRS rate,75x/mnt, SR, QRS rate,60 x/mnt, 90 % stenosis RCA 95%
normoaksis, ST ↑ di normoaksis, ST ↑ di distal Kesimpulan
II,III,avf,V7-9 II,III,avf,V7-9 keseluruahan adanya
St ↓ di I,avl,V1- St ↓ di I,avl,V1- stenosis ventrikel kanan
3,V5-6 VES +, 3,V5-6 VES +, infesior dan posterior
LVH -, RVH + LVH -, RVH +
5. Echokardiografi Echo (tgl 25-04-2020) post
PTCA
Hasil: adanya pericardia
efusi luas
10,9 mm

8. Therapy

Obat-obatan (sebelum PTCA) Obat-obatan (setelah PTCA)


Oral : Oral :
 Ascardia : 1 x 160 mg  Ascardia : 1 x 160 mg
 Omepazole : 2 x 1 tb  Omepazole : 2 x 1 tb
 ISDN : 3 x 10 mg  ISDN : 3 x 10 mg
 Sivastatin : 1 x 10 mg  Sivastatin : 1 x 10 mg
 Diazepan : 2 x 5 mg  Diazepan : 2 x 5 mg
 Captopril : 2 x 6,25 mg  Captopril : 2 x 6,25 mg
 Laxadin : 3 x 1 Cth  Laxadin : 3 x 1 Cth
 Petidin : 25 mg (k/p)  Petidin : 25 mg (k/p)
 Paracetamol : 1 x 500 mg  Paracetamol : 1 x 500 mg
 Impecsa : 4 x 1 cth  Impecsa : 4 x 1 cth

Injeksi: Injeksi:
 Lavenox : 2 x 0,4 mg  Lavenox : 2 x 0,4 mg
 Cefriaxon : 1 x 2 gr  Cefriaxon : 1 x 2 gr
 Norfoz : 3 x 1 gr  Norfoz : 3 x 1 gr
 pethidin : 25 mg (k/p)  pethidin : 25 mg (k/p)

IV line IV line
Nacl ; 300 cc/jam Nacl ; 3000 cc loading
Dobutamin ; 250 mg (50 Dobutamin ; 250 mg (50 cc) 20 µg
cc) 20 µg (12cc/jam) (12cc/jam)
Dopamin ; 34 cc (5 micro)  3,7 Dopamin ; 200mg (50 cc) 20 µg (3,7
cc/jam Oksigen :4 cc/jam) Dan diobservasi ketat
lt/mnt
Oksigen ; 4 lt/mnt
Diet; Diet;
BB saring ,minum bebas Lunak,ren gara da lema , Ka 175
dah m n k l 0
kcal/hari

B. Analisa Data dan Diagnosis Keperawatan

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Aterosklerosis, thrombosis, Penurunan curah jantung
Klien mengeluh sesak nafas kontraksi arteri koronaria b.d aterosklerosis dan
DO: kontraksi arteri koronaria
 Ada pembesaran Penurunan aliran darah ke jantung
vena jugularis 5 +
2 Kekurangan oksigen dan nutrisi
 TD; 82/66 mmHg
cenderung Iskemik pada jaringan miokard
menurun
 N 98 X/mnt, Nekrosis
ireguler
 R: 24 X/menit Suplay kebutuhan oksigen ke
 S: 365◦C jantung tidak seimbang

Suplay oksigen ke miokard


menurun

Seluler hipoksia

Penurunan curah jantung

2 DS: Aterosklerosis, thrombosis, Nyeri akut b.d iskemik


 pasien mengatakan kontraksi arteri koronaria jaringan miokard
nyeri dada bagian
bawah (ulu hati) Penurunan aliran darah ke jantung
 punggung terasa
sakit/pegal bila Kekurangan oksigen dan nutrisi
miring kekiri
 klien mengatakan Iskemik pada jaringan miokard
nyeri daerah
penusukan Nekrosis
DO:
 klien terlihat Suplay kebutuhan oksigen ke

meringis jantung tidak seimbang

Suplay oksigen ke miokard


menurun

Metabolism anaerob

Timbunan asam laktat meningkat

Nyeri
3 DS: Iskemik pada jaringan miokard Ketidakefektifan perfusi
- Klien mengatakan jaringan perifer b.d
lemas Nekrosis menurunnya suplai
DO: oksigen ke otot
- Konjungtiva klien Suplay kebutuhan oksigen ke
terlihat anemis jantung tidak seimbang
- perifer kaki/tangan
teraba dingin Suplay oksigen ke miokard
- Hb : 9,5 (12 – menurun
14)
Seluler hipoksia

Integritas membrane sel berubah

Kontraktilitas turun

COP turun

ketidakefektifan perfusi jaringan


perifer

4 DS: Perubahan perfusi jarigan Intoleran aktivitas b.d


 Klien mengatakan kelemahan
lemas
 punggung terasa O2 dalam darah menurun
sakit/pegal bila
miring kekiri
DO: Hipoksia
 Kondisi klien post
PTCA
Kelemahan
Intoleransi aktivitas

5 \DS: aliran darah ke arteri coroner Resiko infeksi b.d luka


Klien mengatakan nyeri menurun puncture dari Intervensi
pada daerah penusukan non bedah (PCI)
DO: Intervensi non bedah (PTCA/PCI)
 Klien post
tindakan PTCA, primary PCI 12 jam pada saat
dengan stent serangan
 terdapat luka
daerah paha atas Resiko PCI
kiri dan terpasang
cateter Post PCI
 Leucocyt : 20,3
ribu(5- 10 ribu) Luka puncture

port the entry

resiko infeksi

Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung b.d aterosklerosis dan kontraksi arteri koronaria
2. Nyeri akut b.d iskemik jaringan miokard
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d menurunnya suplai oksigen ke otot
4. Intoleran aktivitas b.d kelemahan
5. Resiko infeksi b.d luka puncture dari Intervensi non bedah (PCI)
C. Intervensi
Dx Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Penurunan curah jantung b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau irama dan frekuensi 1. Takikardia dan disritmia
aterosklerosis dan kontraksi selama 1x24 jam, curah jantung jantung dengan Auskultasi dapat terjadi saat jantung
arteri koronaria kembali normal, dengan kriteria bunyi jantung. Perhatikan berupaya untuk
hasil: jarak / tonus jantung, meningkatkan curahnya
 TTV dalam rentang murmur, gallop S3 dan S4. berespon terhadap
normal demam. Hipoksia, dan
TD: 100/80 mmHg asidosis karena iskemia.
N: 80x/mnt 2. Berikan posisi nyaman 2. Posisi semifowler untuk
R: 22x/mnt fowler/semifowler memepermudah
S: 36,50C pernafasan
 Tidak ada sesak nafas 3. Berikan tindakan 3. Menurunkan beban kerja
 Irama nadi reguler kenyamanan misalnya jantung, memaksimalkan

 Tidak ada peningkatan perubahan posisi dan gosokan curah jantung

JVP punggung, dan aktivitas


hiburan dalam toleransi
jantung
4. Edukasi dan dorong 4. Meningkatkan relaksasi
penggunaan teknik dan mengarahkan
menejemen stress misalnya kembali perhatian
latihan pernapasan dan Perilaku ini dapat
bimbingan imajinasi mengontrol ansietas,
meningkatkan relaksasi
dan menurunkan kerja
jantung
5. Evaluasi keluhan lelah, 5. Manifestasi klinis dari
dispnea, palpitasi, nyeri dada GJK yang dapat
kontinyu. Perhatikan adanya menyertai endokarditis
bunyi napas adventisius, atau miokarditis
demam
6. Kolaborasi pembeian 6. Meningkatkan
oksigen komplemen keseterdian oksigen
untuk fungsi miokard dan
menurunkan efek
metabolism anaerob,yang
terjadi sebagai akibat dari
hipoksia dan asidosis.
7. Kolaborasi pembeian obat – 7. Dapat diberikan untuk
obatan sesuai dengan indikasi meningkatkan
misalnya digitalis kontraktilitas miokard
dan menurunkan beban
kerja jantung pada
adanya GJK
( miocarditis)

Nyeri akut b.d iskemik jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital
miokard selama 1x24 jam, nyeri merupakan pedoman
berkurang, dengan kriteria terhadap perubahan pada
hasil: kondisi klien dan
1. Klien dapat abnormalitas pada
mentoleransi nyeri kondisi klien
2. Skala nyeri 1 (1-10) 2. Observasi skala nyeri, 2. Memberikan informasi
3. Nyeri pada daerah perhatikan lokasi dan untuk membantu dalam
penusukan berkurang intensitas nyeri menentukan intervensi
dan untuk mengetahui
perubahan skala nyeri
3. Pilih dan lakukan penanganan 3. Nafas dalam dan tekhnik
nyeri non farmakologi relaksasi mengurangi
( latihan nafas dalam dan nyeri secara bertahapdan
relaksasi progresif ) dapat di lakukan secara
mandiri
4. Kontrol lingkungan yang 4. Untuk memberikan
dapat mempengaruhi nyeri perasaan rileks
seperti suhu ruangan ,
pencahayaan dan kebisingan

5. Anjurkan pada keluarga 5. Relaksasi dan pengalihan


untuk memberikan masase merupakan rasa
pada area abdomen yang mengalihkan rasa nyeri
nyeri tapi bukan area luka dan menciptakan
operasi kenyamanan klien

6. Kolaborasi dengan dokter 6. Program therapy sebagai


untuk pemberian obat system kolaboratif
analgetik dalam menylesaikan
masalah nyeri
Ketidakefektifan perfusi Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji secara komprehensif 1. Sirkulasi perifer dapat
jaringan perifer b.d menurunnya selama 1x24 jam, sirkulasi perifer menunjukan tingkat
suplai oksigen ke otot ketidakefektifan perfusi keparahan penyakit
jaringan perifer teratasi dengan 2. Elevasi anggota badan 20 2. Untuk meningkatkan
kriteria hasil: derajat atau lebih venous return
 Konjungtiva merah 3. Libatkan dan edukasi pada 3. Mencegah komplikasi
muda pasien untuk mengubah decubitus
 perifer kaki/tangan posisi pasien setiap 2 jam
teraba hangat 4. Monitor Hb 4. Nilai laboratorium dapat
 Nilai laboratorium menunjukan komposisi
dalam batas normal darah dan Hb berfungsi
5. Kolaborasi pemberian untuk mengikat oksigen
antiplatelet Atau anti 5. Meminimalkan adanya
perdarahan bekuan darah
Intoleran aktivitas b.d Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi kemampuan klien 1. Mempengaruhi pilihan
kelemahan selama 1x24 jam, intoleransi dalam beraktivitas intervensi /bantuan
aktivitas dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
 Klien tidak lemah
 Klien dapat melakukan 2. Observasi tanda-tanda vital 2. Manifestasi
aktifitas secara mandiri selama dan sesudah kardiopulmonal dari
beraktivitas upaya jantung danparu
untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke
jaringan

3. Bantu klien dalam memilih 3. Membantu klien


posisi yang nyaman untuk seprlunya dalam latihan
istirahat tidur beraktivitas

4. Dorong partisipasi klien 4. Melatih klien untuk


dalam semua aktivitas sesuai beraktivitas secara
kemampuan individual mandiri dan
meningkatkan
kemampuan klien
5. Dorong dukungan dan 5. Melatih klien beraktivitas
bantuan keluarga/orang dan kemandirian klien
terdekat dalam latihan gerak dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari
Resiko Infeksi b.d luka Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda 1. Tanda-tanda vital
puncture dari intervensi non keperawatan selama 1x24 jam vital vital merupakan
bedah (PCI) di harapkan resiko infeksi pedoman terhadap
terkontrol, dengan kriteria hasil: perubahan pada
1. Klien bebas dari tanda kondisi klien dan
dan gejala infeksi abnormalitas pada
2. Menunjukkan kondisi klien
kemampuanya untuk 2. Monitor tanda dan gejala 2. Adanya kemerahan,
mencegah timbulnya infeksi sistemik dan local edema, pus dan rasa
infeksi seperti kemerahan , panas pada luka
3. Jumlah leukosit dalam panas, drainase merupakan adanya
batas normal infeksi pada luka
operasi

3. Monitor kerentanan 3. Mencegah terjadinya


terhadap infeksi penyebaran infeksi
4. Lakukan perawatan luka 4. Untuk mempercepat
setiap hari sesuai jadwal proses penyembuhan
5. Edukasi kepada pasien dan tidakterjadi
dan keluarga tentang infeksi
tanda dan gejala infeksi 5. Meningkatkan
6. Kolaborasi pemberian pengetahuan klien
antibiotik dan keluarga tentang
tanda-tanda infeksi
6. Untuk mencegah
infeksi

Anda mungkin juga menyukai