Anda di halaman 1dari 14

SAP KEHAMILAN IBU PADA USIA REMAJA

a. PENGERTIAN IBU
b. PENGERTIAN REMAJA
c. RISIKO KEHAMILAN REMAJA
d. RISIKO BERAT BAYI LAHIR RENDAH
e. ANEMIA DAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL
f. PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF
g. STUNTING PADA ANAK DAN CARA MENCEGAHNYA
h. PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL IBU
i. DUKUNGAN YANG DAPAT DIBERIKAN PADA IBU
j. YANG BISA DI LAKUKAN IBU REMAJA DALAM MENCEGAH STRESS DAN
KEBINGUNGAN DALAM MENGASUH ANAK
k. PERAN KELUARGA, SUAMI, DAN ORANG SEKITAR DALAM
MEMBERIKAN DUKUNGAN
SAP KEHAMILAN REMAJA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok pembahasan : Ibu Usia Remaja

Sub pokok pembahasan : Ibu Usia Remaja

1. Pengertian ibu Usia remaja


2. Dampak kehamilan remaja
3. Risiko Kehamilan Remaja :
a. Berat Bayi Lahir Rendah
b. Anemia dan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil
4. Pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi
5. Stunting pada anak dan cara mencegahnya
6. Pentingnya Kesehatan Mental Ibu
7. Dukungan yang dapat diberikan pada Ibu
8. Yang dapat dilakukan Ibu Usia remaja dalam memelihara Kesehatan mentalnya

Sasaran :

Tempat :

Hari/tanggal :

Waktu :

Penyuluh :

I. Tujuan Instruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharpkan peserta mampu memahami dan mengerti tentang
pentingnya pengetahuan Kehamilan Pada Usia Remaja.
II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, di harapkan anak-anak remaja bisa mengetahui dan mengerti
tentang:

1. Mengerti dan memahami pengertian ibu usia remaja


2. Mengerti dan memahami dampak kehamilan usia remaja
3. Mengerti dan memahami pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi
4. Mengerti dan memahami stunting pada anak dan cara mencegahnnya
5. Mengerti dan memahami Pentingnya Kesehatan Mental Ibu
6. Mengerti dan memahami Pentingnya Dukungan yang dapat diberikan pada Ibu
7. Mengerti dan memahami Yang dapat dilakukan Ibu Usia remaja dalam memelihara
Kesehatan mentalnya
III. Materi
1. Pengertian ibu Usia remaja
2. Dampak kehamilan usia remaja
3. Pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi
4. Stunting pada anak dan cara mencegahnya
5. Pentingnya Kesehatan Mental Ibu
6. Dukungan yang dapat diberikan pada Ibu
7. Yang dapat dilakukan Ibu Usia remaja dalam memelihara Kesehatan mentalnya
IV. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

V. Media
8. Proyektor
9. PowerPoint
10. Leaflet
11. Booklet
12.
VI. Proses kegiatan

No Kegiatan penyuluhan Waktu Respon

1 Pembukaan:

1.Memberi ssalam 2 menit 1.Menjawab

2.Memperkenalkan diri salam

3.Menjelaskan tujuan

2 Isi:

Menjelaskan tentang:

1. Pengertian ibu Usia remaja 18 menit 1.Menyimak


2. Dampak kehamilan remaja
2.Mendengarkan
3. Risiko Kehamilan Remaja :
a. Berat Bayi Lahir Rendah 3.Memberi per

b. Anemia dan Kekurangan tanyaan


Energi Kronik pada Ibu
Hamil
4. Pentingnya ASI Eksklusif bagi
bayi
5. Stunting dan cara
mencegahnya
6. Pentingnya Kesehatan Mental
Ibu
7. Dukungan yang dapat
diberikan pada Ibu
8. Yang dapat dilakukan Ibu Usia
remaja dalam memelihara
Kesehatan mentalnya

3 Penutup:
1.Evaluasi 10 menit 1.Menjawab per

2.Menyimpulkan materi tanyaan

3.Memberi salam 2.Menyimak

3.Menjawab

salam

VII. Evaluasi

Ibu dengan Usia Remaja dapat menjelaskan tentang:

1. Pengertian ibu Usia remaja


2. Dampak kehamilan remaja
3. Pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi
4. Stunting pada anak dan cara mencegahnya
5. Pentingnya Kesehatan Mental Ibu
6. Dukungan yang dapat diberikan pada Ibu
7. Yang dapat dilakukan Ibu Usia remaja dalam memelihara Kesehatan mentalnya

VIII. Sumber

1. https://jurnal.stikeskesdam4dip.ac.id/index.php/SISTHANA
2. https://www.google.co.id/books/edition/
Pengaruh_kecemasan_pada_kehamilan_primip/y4poDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=ibu+usia+remaja&pg=PA9&printsec=frontcover
3. https://www.google.co.id/books/edition/
Modul_Edukasi_Gizi_Pencegahan_dan_Penang/1r6DDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=asupan+gizi+ibu+hamil&printsec=frontcover
4. https://www.google.co.id/books/edition/ASI_EKSKLUSIF/iJTaDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=cara+pemberian+asi+eksklusif&printsec=frontcover
5. https://www.google.co.id/books/edition/
KEGAGALAN_PEMBERIAN_ASI_EKSKLUSIF/2hBZEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=cara+pemberian+asi+eksklusif&pg=PA71&printsec=frontcover
LAMPIRAN MATERI

Ibu Usia Remaja

A. Defenisi

Ibu usia remaja atau teenage mother adalah sebutan bagi remaja perempuan
yang telah memiliki peran sebagai orangtua. Masa remaja adalah masa dimana anak
berada dalam tahapan usia yang penuh dengan gejolak karena pengaruh hormonal
yang mempengaruhi fisik dan psikis. Oleh sebab itu kehamilan pada usia remaja
sangat rentan dan mempunyai implikasi negatif (Maisya, 2017). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 7 disebutkan
bahwa remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun. Menurut
WHO (dalam, Kusumaryani, 11 2017), remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10 hingga 19 tahun. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2019 pasal 7 ayat 1 berbunyi: Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita
sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun.

B. Dampak kehamilan remaja


Kehamilan di usia remaja dapat menimbulkan banyak masalah, hal ini bisa
terjadi karena emosi ibu belum stabil dan ibu mudah tegang, sehingga terkadang
timbul rasa penolakan secara emosional ketika mengandung sampai pada saat
melahirkan dan mengasuh anak. Risiko medis yang dapat terjadi pada kehamilan
remaja antara lain:
1. Keguguran,
2. persalinan prematur,
3. Berat badan lahir rendah,
4. persalinan macet serta
5. ibu remaja belum siap merawat anak dan tidak dapat memberikan stimulasi
sehingga berisiko pada gangguan pemberian ASI,
6. bayi rentan gangguan pertumbuhan atau mudah terkena infeksi
(Maisya, 2017).

a
C. Resiko Kehamilan Remaja
a. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Secara Individual, BBLR merupakan predictor penting dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Bila bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang 37 minggu dan berat badannya
kurang dari seharusnya disebut dengan dismatur kurang bulan kecil untuk masa
kehamilan. Semakin awal bayi lahir semakin belum sempurna perkembangan
organ tubuhnya, dan semakin rendah berat badan tubuhnya saat lahir dan semakin
tinggi resiko mengalami komplikasi berbahaya. Dampak BBLR sangat erat
kaitannya dengan mortalitas janin. Keadaan ini dapat menghambat pertumbuhan
dan perkembangan kognitif, kerentanan terhadap penyakit kronis di kemudian
hari. Dampak lanjutan dari BBLR adalah dapat berupa gagal tumbuh (Growth
Faltering). BBLR merupakan preikator penting untuk di perhatikan karena
merupakan berhubungan langsung dengan resiko tinggi pada kematian bayi dan
anak ( WHO 2017 ). Penelitian Sirajuddin Dkk , mengatakan 2011 bahwa BBLR
berpotensi menjadi pendek 3 kali lebih besar dibandi non BBLR, pertumbuhan
terganggu, penyebab wasting, dan resiko malnutrisi.

b. Pencegahan BBLR
Upaya-upaya pencegahan merupakan hal yang sangat penting dalam
menurunkan insiden atau kejadian BBLR di masyarakat. Menurut suprayanto
2013, upaya-upaya ini dapat dilakukan dengan sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali,
pada 3 trimester.
2. Pada ibu hamil dianjurkan diet seimbang serat dan rendah lemak,
kalori cukup, vitmin dan mineral.
3. Hindari roko atau asap rokok, minuman beralkohol, mengkonsumsi
obat-obatan narkotika serta aktivitas fisik yang berlebihan.
4. Mendapatkan penyuluhan Kesehatan tentang pertubuhan pasca hamil ,
menerima konseling edukasi kehamilan dari fasilitas pelayanan
Kesehatan.
5. Pengontrolan oleh bidan secara berkesinambungan sehingga ibu dapat
merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat.

c. Kurang energi kronis (KEK)


Penyebab dari KEK adalah :
1. Pemenuhan asupan energi tidak mencakupi kebutuhan tubuh dalam waktu
lama

Tanda-tanda KEK adalah :

1. Hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) yang kurang dari 23,5 cm.
2. Terus menerus merasa letih dan sering mengalami kesemutan

Dampak Jangka Pendek :

1. Adanya gangguan pada kenaikan berat badan ibu hamil yang tidak sesuai
dengan standart.
2. Cepat merasa Lelah.
3. Mudah terkena infeksi penyakit.

Dampak jangka Panjang :

1. Beresiko mengalami persalinan dengan penyulit.


2. Beresiko mengalami persalinan yang lama.
3. Beresiko mengalami keguguran.
4. Beresiko mengalami pendarahan pasca bersalin.
5. Beresiko mengalami kematian ibu.

Pencegahan :

1. Menerapkan pola asupan gizi seimbang dan beragam.


2. Meningkatkan porsi makanan 1 kali lebih banyak dibandingkan sebelum
hamil.

d. Anemia
Penyebab Anemia :
1. Kurang asupan zat besi dalam makanan, seperti hati ayam, daging merah,
telur dan ikan.

Tanda dan Gejala :

1. Jumlah sel darah merah atau hemoglobin dibawah 11 gr/dl


2. Kulit tampak pucat dan lemah, letih, lesu, Lelah dan lalai
Dampak jangka Panjang :

1. Beresiko melahirkan dengan BBLR


2. Beresiko melahirkan premature
3. Beresiko kematian pada janin.

Pencegahan :

1. Konsumsi makanan kaya akan zat besi, setidaknya sehari mengkonsumsi


hati ayam, daging merah, telur dan ikan.
2. Konsumsi tablet tambah darah sera teratur dan rutin.

D. Manfaat ASI eksklusif


ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir, yang
mana sifat ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku pada
bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam fase ini harus diperhatikan dengan benar
mengenai pemberian dan kualitas ASI, supaya tak mengganggu tahap perkembangan
si kecil selama enam bulan pertama semenjak hari pertama lahir (HPL), mengingat
periode tersebut merusakan masa periode emas perkembangan anak sampai
menginjak usia 2 tahun.
1. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Bayi
Ada beberapa manfaat ASI Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan pertama, sebagai
berikut :
a. Mencegah Terserang Penyakit
ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai peranan
penting,yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa
mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan
bayi.
b. Membantu Perkembangan Otak dan Fisik Bayi
Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang sekaligus
membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut
dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan seorang baui tentu saja sama sekali
belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya,
selama enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati
tentu saja memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik
bayi selama ke depannya.
2. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu
Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga memiliki
manfaat, sebagai berikut :
a. Mengatasi rasa trauma
Dapat menghilangkan trauma saat persalinan sekaligus dengan kehadiran
buah hati pertama kalinya bisa menjadi penyemangat hidup seorang ibu. Pasca
melahirkan biasanya ibu rentan mengalami baby blues syndrome, terlebih lagi
hal tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak
bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka. Namun dengan
menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan ibu
pun akan terbiasa menyusui bayinya.
b. Mencegah kanker payudara
Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih stabil, ASI
eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara. Sebab
salah satu pemicu penyakit kanker payudara pada ibu menyusui ialah
kurangnya pemberian Asi eksklusif untuk bayi mereka sendiri (KemenkesRI
2018).

E. Stunting dan Cara mencegahnya


Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi
buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai (World Health
Organization,2015). Faktor penyebab stunting dapat dikelompokan menjadi penyebab
langsung dan tidak langsung. Praktik pemberian kolostrum dan ASI eksklusif, pola
konsumsi anak, dan penyakit infeksi yang diderita anak menjadi faktor penyebab
langsung yang mempengaruhi status gizi anak dan bisa berdampak pada stunting.
Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah akses dan ketersediaan bahan
makanan serta sanitasi dan kesehatan lingkungan (Rosha et al., 2020). Jumlah
penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun. Tetapi
langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, Berikut ini cara mencegah
stunting :
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
4. Terus memantau tumbuh kembang anak
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
(KemenkesRI 2019)

F. Pentingnya Kesehatan Mental Ibu Usia Remaja


Transisi menjadi orangtua yang dialami remaja menciptakan periode
ketidakstabilan yang menuntut peran baru sebagai orang tua. Remaja yang menjadi
orangtua dituntut mengalihkan energinya dari tugas menginternalisasi suatu identitas
ke tugas membesarkan generasi berikutnya, seringkali tanpa menguasai rasa
keakraban yang sejati. Koping dengan tugas – tugas perkembangan orangtua
seringkali diperburuk oleh kebutuhan dan tugas perkembangan remaja yang belum
terpenuhi. Ibu usia remaja dituntut mampu mengintegrasikan peran hidupnya sebagai
remaja, anak, pelajar, pasangan dengan peran barunya sebagai seorang ibu
Penelitian tahun 2008 menyatakan bahwa kesulitan yang dialami ibu usia
remaja dalam merawat anak pertamanya adalah adanya faktor penghambat dari
internal berupa : pengalaman kurang, pengetahuan kurang, perasaan tidak mampu,
perasaan rendah diri, dan adanya tugas fase remaja yang belum terpenuhi, serta faktor
eksternal berupa dukungan keluarga kurang dan kondisi bayi
Remaja yang menjadi seorang ibu dalam melakukan perannya banyak
menghadapi konflik peran, pembatasan dan kebingungan. Ibu usia remaja secara
kognitif dan emosional tidak siap untuk tugas mengasuh anak. Ibu usia remaja
memiliki pengetahuan yang terbatas tentang pengasuhan anak, dan remaja sendiri
masih berada ditengah tahap perkembangan self-concept (konsep diri) dan self-
efficacy (kepercayaan diri). Tugas perkembangan yang sulit dan berat dialami ibu
usia remaja karena dituntut mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuannya
menjadi orangtua.
G. Dukungan yang dapat diberikan pada Ibu
Ibu dari ibu remaja merupakan individu yang paling sering hadir dan salah satu
sumber dukungan yang paling berharga untuk ibu remaja melalui berbagai studi yang
meneliti tingkat dukungan selama beberapa tahun pertama setelah kelahiran.
Penelitian Gee & Rhodes menjelaskan selama tahun pertama setelah kelahiran
seorang anak bagi ibu remaja menunjukkan 86 % sampai 89 % ibu remaja menilai ibu
mereka sendiri sebagai sumber dukungan yang penting. Ibu mereka sendiri
memberikan lebih banyak dukungan dalam hal kualitas dan kuantitas.

bentuk dukungan dukungan sosial bagi ibu remaja dalam pengasuhan anak
usia infant, sebagai berikut :

1) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental yaitu bantua fisik dan dukungan orang tua


membantunya dalam segala hal misalnya orang tua membantu menjaga anaknya saat
dia sedang bersih – bersih, memasak, orang tua juga membantu saat anak imunisasi
atau periksa. Suami membantu menjaga anaknya, membantu mencuci, petugas
Kesehatan melihat perkembangan ibu dan anaknya. Orang tua juga membantu
mengajarinya memakaikan baju, menggedong bayi, suami membantunya
membuatkan susu, memberikan susu ke bayinya, menggendong bayi, teman
memberikan perhatian dengan main ke rumah, membelikan anaknya baju, dan
menggendong anaknya.

2) Dukungan Informasi

Dukungan ini merupakan hal yang peting untuk pengetahuan ibu di usia remaja .
informasi itu bisa didapat dari :

a. Sharing antara teman sebaya dan tetangga yang sudah memiliki anak
b. Informasi dari orang tua tentang cara mengasuh anak
c. Mendapatkan informasi dari tenaga Kesehatan mengenai imunisasi, tumbang
dan parenting.
3) Dukungan finansial

Dukungan finansial merupakan bentuk dukungan yang berupa material dan


lebih bersifat bantuan, sumbangan dana atau uang. Dukungan finansial diketahui
sebagai bentuk dukungan yang penting untuk ibu – ibu remaja. Dukungan tersebut
dapat di peroleh suami , orang tua , saudara dan teman .dukungan ini jiuga merupakan
factor penting yang harus di perhatikan mengingat kebutuhan yang sangat banyak
seperti membeli baju bayi, pampers, susu dan keperluan lainnya.

4) Dukungan Emosional

Dukungan emosional dapat berupa ungkapan empati, simpati, kasih sayang,


kepedulian seseorang terhadap orang lain. Dukungan emosional telah dibuktikan
menjadi salah satu dukungan yang penting untuk disediakan atau diberikan pada ibu–
ibu remaja dalam hal sharing pengalaman, menjadi pendengar dan didengarkan, dan
menerima dukungan atau dorongan. Penelitian pada dukungan yang disediakan untuk
ibu – ibu remaja mengungkapkan lebih dari 75 % dari ibu remaja melaporkan
memiliki akses dukungan emosional ketika mereka membutuhkannya.

H. Yang dapat dilakukan Ibu Usia remaja dalam memelihara Kesehatan mentalnya
Menjaga Kesehatan mental pada ibu usia remaja merupakan hal yang harus di
perhatikan mengingat bahwa resiko yang akan di timbulkan kepada ibu dan anaknya
sangatlah besar. Dengan memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi , olahraga
teratur , konsultasi ke tenaga Kesehatan secara berkala maka jika ativitas tersebut
dilakukan akan mengurangi resiko yang terjadi .
Ibu usia remaja sebaiknya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang parenting dengan mencari sumber informasi yang akurat bisa dengan
membaca buku, bulletin, mengikuti kelas parenting atau mengikuti seminar. Ibu usia
remaja harus mempersiapkan diri untuk menjadi ibu, meskipun dengan Riwayat
kehamilan yang tidak diinginkan. Puskesmas dapat merencanakan untuk menambah
program di layanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) tentang kelas parenting bagi ibu
usia remaja terkait upaya untuk peningkatan pengetahun, keterampilan ibu dalam
pengasuhan anak.

Anda mungkin juga menyukai