Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar dengan judul “Reaksi Reduksi


Oksidasi” disusun oleh :
Anggota Kelompok / NIM : 1. Nurhasanah / 220105500008
2. Shafa Aliyah / 220105501012
3. Besse Annisa Nur Ramadani / 220105500020
4. Haryadi Aristo Tamma / 220105502012
Kelas / kelompok : pendidikan kimia B / IV (Empat)
telah diperiksa dan dikoreksi secara seksama oleh Asisten dan koordinator
Asisten, maka dinyatakan diterima.

Makassar, 11 Okrober 2022


Koordinator Asisten Asisten

Wahyudi Rahmat Wahyudi Rahmat


NIM. 1913041022 NIM. 1913041022

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dra. Sumiati Side, M.Si


NIP. 19610923 198503 2 002

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar dengan judul “Reaksi Reduksi


Oksidasi” disusun oleh :
Anggota Kelompok / NIM : 1. Nurhasanah / 220105500008
2. Shafa Aliyah / 220105501012
3. Besse Annisa Nur Ramadani / 220105500020
4. Haryadi Aristo Tamma / 220105502012
5. Nursyamsiah / 2201055002002
Kelas / kelompok : Pendidikan Kimia B / IV (empat)
telah diperiksa dan dikoreksi secara seksama oleh Asisten dan koordinator
Asisten, maka dinyatakan diterima.

Makassar, 11 Oktober 2022


Koordinator Asisten Asisten

Wahyudi Rahmat Wahyudi Rahmat


NIM. 1913041022 NIM. 1913041022

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dra. Sumiati Side, M.Si


NIP. 19610923 198503 2 002

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN….......................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................2

A. JUDUL PERCOBAAN...............................................................................3
B. TUJUAN PERCOBAAN............................................................................3
C. LANDASAN TEORI..................................................................................3
D. ALAT DAN BAHAN.................................................................................6

1. Alat.......................................................................................................6
2. Bahan....................................................................................................7
E. PROSEDUR KERJA...................................................................................7
F. HASIL PENGAMATAN............................................................................8
G. PEMBAHASAN..........................................................................................9
H. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................12

1. Kesimpulan ..........................................................................................12
2. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
LAMPIRAN.....................................................................................................15

1. Laporan Sementara...............................................................................
2. Jurnal Percobaan...................................................................................
3. Tugas Tambahan...................................................................................
4. Dokumentasi.........................................................................................
5. Lampiran Literatur................................................................................

3
A. JUDUL PERCOBAAN
Judul percobaan ini adalah Reaksi Reduksi Oksidasi.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini untuk mempelajari reaksi-reaksi reduksi

oksidasi.

C. LANDASAN TEORI
Reaksi asam-basa dapat dikenali sebagai proses transfer proton. Kelompok

reaksi yang disebut reaksi oksidasi-reduksi (atau redoks) dikenal juga sebagai

reaksi transfer-elektron. Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal

didalam kehidupan kita sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran

bahan bakar minyak bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan

dalam rumah tangga (Chang, 2005 : 100).

Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi

redoks. Setiap reaksi redoks terdiri atas setengah reaksi reduksi dan setengah

reaksi oksidasi. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi atau penyerapan

elektron, sedangkan oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi atau pelepasan

elektron (Krisnandry, dkk, 2020 : 218).

Pengertian oksidasi yang sebenarnya menurut wismono ialah pengikatan

oksigen oleh unsur atau senyawa. Pelepasan elektron dan kenaikan bilangan

oksidasi. Zat yang teroksidasi adalah zat yang mengalami oksidasi (kenaikan

biloks), sedangkan zat yang tereduksi ialah zat yang mengalami reduksi

(penurunan biloks). Zat yang mengoksidasi zat lain atau oksidator adalah zat

yang mengalami reduksi (Jannah, dkk, 2018 : 47-48).

4
Dalam reaksi oksidasi-reduksi, harus terjadi proses oksidasi dan reduksi.

Dengan kata lain, jika salah satu zat mengalami reduksi. Kita dapat

membayangkan bahwa adanya zat yang mengalami oksidasi merupakan awal

terjadinya reaksi reduksi pada zat lain (Anonim, 2011 : 9).

Perubahan penting yang terjadi dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi paling

mudah terlihat dengan cara memisahkan reaksi keseluruhan ke dalam dua

setengah-reaksi. Dalam setengah-reaksi oksidasi atom-atom tertentu mengalami

peningkatan bilangan oksidasi, dan elektron tampak pada sebelah kanan

persamaan setengah reaksi. Dalam setengah reaksi reduksi, bilangan oksidasi dari

atom-atom tertentu menurun, dan elektron tampak pada sebelah kiri dari

persamaan reaksi (Petrucci, 1985 : 39).

Reaksi setengah-sel yang melibatkan hilangnya elektron disebut reaksi

oksidasi (oxidation reaction). Istilah “oksidasi” pada awalnya digunakan oleh

kimiawan untuk menjelaskan kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah

tersebut sekarang memiliki arti yang lebih luas, termasuk untuk reaksi-reaksi yang

tidak melibatkan oksigen. Reaksi setengah-sel yang melibatkan penangkapan

elektron disebut reaksi reduksi (reduction reaction). Dalam pembentukan kalsium

oksida, kalsium teroksida. Kalsium bertindak sebagai suatu zat pereduksi

(reducing agent) karena memberikan elektron kepada oksigen dan menyebabkan

oksigen tereduksi. Oksigen tereduksi dan bertindak sebagai zat pengoksidasi

(oxidizing agent) karena menerima elektron dari kalsium, yang menyebabkan

kalsium teroksidasi (Chang, 2005 : 100).

5
Dalam setiap reaksi yang bilangan oksidasi unsurnya (atau unsur-

unsurnya) dalam satu reaktan naik, maka bilangan oksidasi unsur (atau unsur-

unsur) pada reaktan lain harus turun. Naiknya bilangan oksidasi disebut oksidasi

(oxidation). Turunnya bilangan oksidasi disebut reduksi (reduction). Istilah

redoks (redox) (kependekan dari reduksi dan oksidasi) sering digunakan sebagai

sinonim oksidasi-reduksi. Perubahan total bilangan oksidasi (perubahan dalam

setiap atom kali banyaknya atom) harus sama pada oksidasi seperti pada reduksi,

sebab banyaknya elektron yang “kontrolnya” dialihkan dari satu spesies harus

sama dengan banyaknya yang dialihkan ke spesies lain. Spesies yang

mengakibatkan spesies lain tereduksi disebut agen pereduksi (reducing agent);

dalam prosesnya, ia teroksidasi (Goldberg, 2008 : 164).

Pada umumnya, jika reaksi oksidasi terjadi, maka reaksi reduksi juga

terjadi. Hal ini menerangkan mengapa reaksi seperti itu dinamakan reaksi reduksi-

oksidasi atau reaksi redoks. Penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan cara

menyisir satu persatu spesi kurang efektif. Dua metode penyetaraan persamaan

reaksi redoks. Metode pertama didasarkan pada pennggunaan bilangan oksidasi,

disebut metode perubahan bilangan oksidasi (PBO). Metode kedua adalah

metode setengah-reaksi (Sunarya, 2012 : 249-253).

Titrasi redoks merupakan titrasi terhadap larutan analit berupa reduktor

atau oksidator dengan titran berupa larutan dari zat standar oksidator atau

reduktor. Prinsip yang digunakan dalam titrasi redoks adalah reaksi reduksi

oksidasi atau dikenal dengan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi yang

6
melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron, sehingga terjadi perubahan

bilangan oksidasi (Pursitasari, 2014 : 160).

Salah satu kegunaan penting bilangan oksidasi adalah untuk

menyeimbangkan persamaan redoks. Reaksi oksidasi reduksi terjadi pada dua

elektroda. Elektroda tempat berlangsunya oksidasi disebut anoda; elektroda

tempat berlangsunya reduksi disebut katoda. Listrik mengalir melalui suatu sirkuit

dibawah pengaruh beda potensial atau voltase, suatu gaya yang menggerakkan

perpindahan muatan (Goldberg, 2004 : 88, 90).

Indikator redoks merupakan zat atau senyawa yang dapat berubah

warnanya karena terjadi reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Seperti halnya pada

indikator yang digunakan dalam titrasi asam basa, titrasi pembentukan kompleks,

maupun titrasi pengendapan, maka indikator redoks juga memperlihatkan warna

yang berbeda pada keadaan teroksidasi dan warna tereduksi. Indikator redoks

reversible merupakan indikator redoks yang tidak bergantung pada salah satu zat,

tetapi tergantung pada perubahan potensial larutan selama titrasi. Oleh karena itu

indikator reversible digunakan secara luas dalam penentuann titik akhir titrasi

redoks (Pursitasari, 2014 : 165).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
No. Nama Alat Jumlah Fungsi Dalam Percobaan
1. Tabung Reaksi 3 buah Tempat mereaksikan larutan
2. Rak tabung reaksi 1 buah Tempat menyimpan tabung
reaksi saat percobaan
3. Gelas ukur 10 mL 1 buah Mengukur volume suatu
larutan
4. Pipet tetes 5 buah Memindahkan suatu zat cair

7
atau larutan dengan volume
yang sedikit
5. Botol semprot 1 buah Tempat menyimpan aquades
6. Penjepit tabung 1 buah Menjepit tabung reaksi pada
reaksi saat dipanaskan
7. Pembakar spiritus 1 buah Memanaskan larutan
8. Lap kasar 1 buah Tempat meletakkan alat yang
telah dicuci
9. Lap halus 1 buah Mengeringkan alat
2. Bahan
No. Nama Bahan Reaksi Kimia Jumlah
1. Kalium KMnO₄ 3 mL
permanganat 0,1 M
2. Ferro sulfat 0,1 M FeSO₄ 3 tetes
3. Asam sulfat 1 M H₂SO₄ 3 mL
4. Asam oksalat 0,1 M H₂C₂O₄ 5 tetes
5. Natrium tiosulfat Na₂S₂O₃ 2 tetes
6. Aquades H₂O 100 mL
7. Korek api

E. PROSEDUR KERJA
1. 1 mL KMnO4 dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL

Asam Sulfat encer (H2SO4).

2. Ditambahkan beberapa tetes Ferro Sulfat (FeSO 4), kemudian amati apa

yang terjadi.

3. 1 mL KMnO₄ dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL

Asam Sulfat encer (H₂SO₄).

4. Ditambahkan beberapa tetes Natrium Tiosulfat (Na₂S₂O₃), kemudian

diamati apa yang terjadi.

5. 1 mL KMnO₄ dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL

Asam Sulfat encer (H₂SO₄).

8
6. Ditambahkan beberapa tetes Asam Oksalat (H₂C₂O₄), kemudian

dipanaskan perlahan-lahan dan diamati apa yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN
No. Percobaan HASIL

a. 1 mL KMnO4 (ungu) + 1 mL a. tetap berwarna ungu


H2SO4 (bening)
1. b. larutan bereaksi (berubah wa-
b. 1 mL KMnO4 (ungu) + 1 mL rna) menjadi warna merah
H2SO (bening) + FeSO₄ bata
(bening) 3 tetes
a. tetap berwarna ungu
a. 1 mL KMnO4 (ungu) + 1 mL
H2SO4 (bening) b. larutan bereaksi (berubah wa-
2. rna) menjadi warna putih
b. 1 mL KMnO4 (ungu) + 1 mL
pekat
H2SO4 (bening) + Na₂S₂O₃
(bening) 3 tetes
a. 1 mL KMnO4 (ungu) + 1 mL a. tetap berwarna ungu
H2SO4 (bening)
b. tetap berwarna ungu
b. 1 mL KMnO4 (ungu) + 1 mL
H2SO4 (bening) + H₂C₂O₄ c. larutan bereaksi (berubah wa-
3.
(bening) 5 tetes rna) menjadi warna cokelat

c. 1 mL KMnO4 (ungu) +1 mL
H2SO4 (bening) + H₂C₂O₄
(bening) 5 tetes + panaskan

G. PEMBAHASAN
Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi

redoks. Setiap reaksi redoks terdiri atas setengah reaksi reduksi dan setengah

reaksi oksidasi. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi atau penyerapan

9
elektron, sedangkan oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi atau pelepasan

elektron (Krisnandry, dkk, 2020 : 218).

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui reaksi-reaksi reduksi oksidasi.

Ada 3 perlakuan yang dilakukan sampel Ferro Sulfat (FeSO ₄), Natrium Tiosulfat

(Na₂S₂O₃) dan Asam Oksalat (H₂C₂O₄) yang direaksikan dengan larutan

Kalium Permanganat (KMnO₄) dan Asam Sulfat (H₂SO₄).

Prinsip dasar dari percobaan ini adalah mereaksikan sejumlah zat tertentu

yang memiliki bilangan oksidasi dan juga memiliki harga potensial reduksi

tertentu. Sedangkan prinsip kerja dari percobaan ini yaitu penambahan,

pemipetan, penetesan, pengukuran, dan pemanasan.

Pada percobaan ini dimasukkan masing-masing Kalium Permanganat dan

Asam Sulfat kedalam tiga buah tabung reaksi. Dimana Kalium Permanganat

berfungsi sebagai oksidator dan Asam Sulfat berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat jalannya reaksi. Kemudian ketiga tabung reaksi yang berisi

campuran antara Kalium Permanganat dan Asam Sulfat encer diberi perlakuan

yang berbeda-beda.

Perlakuan pertama yaitu pada tabung reaksi pertama dimasukkan larutan

Kalium Permanganat dan Asam Sulfat kemudian ditambahkan 3 tetes larutan

Ferro Sulfat yang berfungsi sebagai reduktor. Larutan yang semula berwarna ungu

setelah ditambahkan 3 tetes larutan Ferro Sulfat berubah menjadi warna merah

bata seperti pada Gambar 1. KMnO₄ + H₂SO₄ + FeSO₄. Reaksi ion Permanganat

dalam larutan bersifat asam oleh Ion Ferro, terjadi sangat cepat. MnO₄⁻ akan

10
lenyap secepat penambahan larutan Ferro Sulfat, faktor yang menentukan adalah

kecepatan bercampurnya larutan (Sastrohamidjojo, 2018 : 159).

Hal ini terjadi karena pada saat percobaan Ferro Sulfat dimasukkan

kedalam tabung reaksi yang berisi Kalium

Permanganat dan Asam Sulfat encer yang berada

dalam suhu kamar sehingga reaksi antara Ferro Sulfat

dan Kalium Permanganat berlangsung pada suhu

kamar yang menghasilkan larutan berwarna merah

bata. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:


mbar 1. KMnO₄ + H₂SO₄ + FeSO₄

+7 +2 +2 +3
2KMnO4(aq)+ 8H2SO4(aq)+ 10FeSO4(aq) K2SO4(aq)+2MnSO4(aq)+Fe2(SO4)3(aq)+ 8H2O(l)

Oksidasi
Reduksi
Pada reaksi ini dapat dilihat bahwa Kalium Permanganat merupakan zat

yang memiliki peran atau fungsi sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami

penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan Ferro Sulfat merupakan zat

yang memiliki peran atau fungsi sebagai reduktor, dimana unsur Fe mengalami

peningkatan bilangan oksidasi yang awalnya +2 menjadi +3.

Perlakuan kedua yaitu pada tabung kedua dimasukkan larutan Kalium

Permanganat dan Asam Sulfat kemudian ditambahkan 2 tetes, larutan Natrium

Tiosulfat ini memiliki fungsi sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor).

Saat penambahan H₂SO₄ ke dalam larutan KMnO₄, tetap berwarna ungu. Hal ini

menunjukkan tidak terjadi reaksi. Kemudian pada penambahan beberapa tetes

Natrium Tiosulfat (Na₂S₂O₄) ke dalam Kalium Permanganat (KMnO₄)

11
menyebabkan terjadinya perubahan warna dari ungu menjadi bening sesuai pada

Gambar 2. KMnO₄ + H₂SO₄ + Na₂S₂O₄. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

reaksi antara kedua larutan tersebut. KMnO₄ mengalami reduksi dan memiliki

potensial reaksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan Natrium Tiosulfat.

Larutan Na₂S₂O₄ mengalami oksidasi karena mengalami kenaikan biloks. Hal ini

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa reaksi

yang menaikkan bilangan oksidasi suatu unsur

dalam zat yang mengalami oksidasi sedangkan reaksi

reduksi adalah reaksi yang menunjukkan penurunan

oksidasi (Tim Dosen Kimia, 2022 : 34). Adapun reaksi

yang terjadi yaitu :

Gambar 2. KMnO₄+ H₂SO₄ + Na₂SO

+7 +2 +2 +6
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10NaS2O3(aq) K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 5Na2S4O6(aq) + 8H2O(l)
Oksidasi
Reduksi
Pada reaksi ini, dapat dilihat Kalium Permanganat (KMnO₄) merupakan

zat yang berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan

bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2, dan Natrium Tiosulfat (Na ₂S ₄O ₃)

merupakan zat yang berperan sebagai reduktor, dimana unsur S mengalami

peningkatan bilangan oksidasi dari +2 menjadi +6.

Perlakuan ketiga yaitu pada tabung ketiga dimasukkan larutan Kalium

Permanganat dan Asam Sulfat kemudian ditambahkan 5 tetes Asam Oksalat yang

berfungsi sebagai zat yang mengalami oksidator atau reduktor. Pada percobaan ini

terjadi perubahan warna pada saat proses pemanasan. Larutan yang diperoleh dari

12
pencampuran larutan Kalium Permanganat dengan Asam Sulfat dan Asam

Oksalat yang kemudian dipanaskan menghasilkan warna cokelat. Fungsi

pemanasan dalam percobaan ini yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi antara

KMnO₄ dengan Asam Oksalat karena pada suhu kamar reaksi antara keduanya

cenderung lambat. Setelah KMnO₄ , H₂SO₄, dan H₂C₂O₄ dicampurkan, hasilnya

tetap berwarna ungu tetapi terdapat endapan coklat pada dinding tabung reaksi.

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa reduksi ion Permanganat

dalam larutan yang bersifat asam oleh Asam Oksalat (H₂SO₄) berjalan tidak

cepat. Warna ungu karakteristik dari MnO₄⁻ tidak hilang setelah lama larutan-

larutan dicampurkan (Sastrohamidjojo, 2018 : 159).

Dalam reaksi ini dapat dilihat bahwa larutan Kalium Permanganat

(KMnO₄) merupakan zat yang berperan sebagai oksidator, dimana unsur

Mn mengalami penurunan bilangan biloks dari +7 menjadi +2, dan larutan Asam

Oksalat (H₂C₂O₄) merupakan zat yang berperan sebagai reduktor, dimana unsur

C mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari +3 menjadi +4.

Saat proses pemanasan warna larutan berubah

menjadi warna cokelat sesuai pada gambar 3. KMnO₄

+ H₂SO₄ + H₂C₂O₄. pemanasan dapat menyebabkan

partikel dalam larutan akan bergerak aktif yang

bertumbukan dan mengeluarkan gas CO₂. berikut

reaksi antara Kalium Permanganat dengan Asam Sulfat

dan Asam Oksalat:

Gambar 3.KMnO₄ + H₂SO₄ +


H₂C₂O₄.

13
+7 +3 +2 +4
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 5H2C2O4(aq) K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 10CO2(aq) + 8H2O(l)
Oksidasi
Reduski

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan
oksidasi atau reaksi yang didalamnya terdapat serah terima elektron. Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa kalium permanganat selalu
menjadi oksidator, sedangkan ferro sulfat, natrium tiosulfat, dan asam oksalat
adalah zat-zat yang menjadi reduktor. Hal ini dapat dilihat dari perubahan
warnanya, dimana jika ditambahkan ferro sulfat larutan berubah menjadi warna
merah bata, jika ditambahkan natrium tiosulfat larutan berubah menjadi warna
putih pekat, dan jika ditambahkan asam oksalat kemudian dipanaskan, larutan
berubah menjadi warna cokelat.

I. SARAN
Disarankan kepada praktikan selanjutnya agar mencuci seluruh alat yang
akan digunakan dengan aquades terlebih dahulu dan lebih teliri dalam
mengidentifikasian warna campuran larutan hasil reaksi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga.


Goldberg, D. E. (2004). Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.
Goldberg, D. E. (2008). Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Anonim. (2011). Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Surabaya : Pusat
Pengembangan Dan Aktivitas Instruksional-ITS.
Jannah, R. R. & Lisa, U. (2018). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi
Reaksi Redoks Menggunakan Certainity Of Respond Indeks. Journal The
Indonesian Society Of Integrated Chemistry, 10(2), 2621-5543. DOI:
https://doi.org/10.22437/jisic.v10i2.5849, diakses pada tanggal 8 Oktober
2022.
Krisnandry, F. & Syamsul, B. (2020). Implementasi Teknologi Augmented
(AR) Pada Aplikasi Smart Book Reaksi Redoks Dan
Elektrokimia Menggunakan Metode Marker Based Tracking Berbasis
Desktop. Jurnal Computer Dan Aplikasi, 08(01), 2338-493x.
DOI: http://dx.doi.orq/10.26418/coding.v8i1.39212, diakses pada tanggal
7 Oktober 2022.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Pursitasari, I. D. (2014). Kimia Analitik Dasar Dengan Strategi Problem Solving
Dan Open-Ended Experiment. Bandung : Alfabeta.
Sunarya, Y. (2012). Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung : CV Yrama Widya.

15

Anda mungkin juga menyukai