Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LOGIKA DAN PERMAINAN SAINS

“MEMAHAMI DAN MENGANALISIS RUANG LINGKUP PEMEBELAJARAN SAINS”

Dosen pengampu: Ibu Rahmayanti M. Pd

Disusun oleh:

1. Rizqiatullatifah (2102060034)
2. Baiq Nining Handayani (2102060036)
3. Haerul Hadi (2102060039)
4. Siti Sahriani (2102060037)

S1 FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA NTB

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MEMAHAMI DAN MENGANALISIS
RUANG LINGKUP PEMEBELAJARAN SAINS”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman jahiliyah menuju
zaman keilmuan yang penuh dengan petunjuk Allah Swt, yang benar. Semoga kita
mendapatkan safa’at Beliau di Yaumil Qiyamah, Amin.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Kritik dan saran pembaca
sangat kami butuh kan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
a. Latar Belakang ........................................................................................................
b. Rumusan Masalah....................................................................................................
c. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
a. Pengertian Pembelajaran Sains................................................................................
b. Tujuan Pembelajaran Sains......................................................................................
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sains.........................................................................
d. Karakteristik Pembelajaran Sains............................................................................
e. Cara Anak Mempelajari Pembelajaran Sains..........................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
a. Kesimpulan..............................................................................................................
DAFATAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran sains di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat pada guru. Tugas
guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghapal
semua pengetahuan. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi hanya berhasil
dalam mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam memecahkan masalah di kemudian hari
(Metlin MW.1994).
Pembelajaran sains bukan hanya sekedar menguasai sekumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja, tetapi belajar akan lebih bermakna jika peserta
didik mengalami apa yang mereka pelajari, oleh karena itu pendidik telah berjuang dengan
segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa di sekolah agar dapat
dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Teori Belajar Ausebel). Pada saat diberi
permasalahan baru, peserta didik hanya bisa memindahkan kalimat-kalimat dari buku teks ke
kertas kosong. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan memproseskan penemuan, salah
satunya adalah pembelajaran kontekstual.
Berdasarkan pemaparan di atas, kami membuat makalah ini bertujuan agar pendidik
mampu menerapkan terhadap peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembelajaran sains?
2. Bagaiman tujuan pembelajaran sains?
3. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran sains?
4. Bagaiman karakteristik pembelajaran sains?
5. Bagaimana cara anak mempelajari pembelajaran sains?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran sains.
2. Memahami tujuan pembelajaran sains.
3. Dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran sains.
4. Mengetahui karakteristik pembelajaran sains.
5. Mengetahui cara anak mempelajari pembelajaran sains.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sains
Sains merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang fenomena-fenomena alam yang
terjadi pada kehidupan manusia. Sains tidak hanya berbicara tentang teori atau rumus yang
monoton. Sains bersifat universal dan dapat dikembangkan oleh setiap individu
yang yang hidup di dunia ini. Pembelajaran sains yang menyeluruh tentang alam ini
menyebabkan sains seharusnya dapat diberikan sejak seseorang berusia dini.
Abruscato menerangkan bahwa ruang lingkup sains sangat lah luas. Dilihat dari isi
bahan kajian meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat raya atau sering
disebut dengan ilmu bumi, ilmu-ilmu hayati atau biologi, serta bidang kajian fisika dan kimia.
Pada ilmu bumi akan dipelajari tentang astronomi, geologi, meterologi, dan bidang langsung
yang berhubungan dengan kegiatan bumi. Berkaitan dengan ilmu hayati, sains mempelajari
tentang botani, zoology, dan ekologi. Botani adalah ilmu yang memperlajari tentang
tumbuhan. Zoology merupakan ilmu yang mempelajari dunia binatang
yang berkaitan dengan tempat atau daerah binatang tersebut hidup, cara bertahan hidup serta
sebab binatang itu ada. Sedangkan ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.1
B. Tujuan Pembelajaran Sains
Tujuan pembelajaran sains di sekolah, diantaranya:
1. Menambah keingintahuan (Curiosity)
Dasar pogram Sains akan menaruh perhatian pada keingintahuan murid tentang alam
semesta dengan cara (a) mendorong siswa untuk menyelediki alam dengan teknologi,
(b) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang alam
semesta, (c) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah
pengadaptasian manusia.
2. Mengembangkan keterampilan meniginvestigasi (Skill For Investigation)

1
https://www.academia.edu/10041036/MAKALAH_PENDIDIKAN_SAINS_UNTUK_PAUD
Dasar program Sains akan mengembangkan keterampilan menginvestigasi alam
semesta, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Hal ini dapat : (a)
memperkaya pemahaman siswa dan kemampuan menggunakan proses Sains, (b) awal
pemahaman siswa dan kemampuan memecahkan masalah dan strategi membuat
keputusan.
3. Sains, Teknologi dan Masyarakat (Nature of Science, Technology and Society).
Dasar program Sains akan berusaha mengembangkan pemahaman siswa dan sikap
tentang alam, keterbatasan, dan kemungkinan yang akan timbul dari Sains dan
Teknologi.2
C. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sains
Beberapa prinsip pembelajaran sains di SD sebagai berikut.
1. Empat Pilar Pendidikan Global, yang meliputi learning to know, learning to do, learning
to be, learning to live together. Learning to know, artinya dengan meningkatkan interaksi
siswa dengan lingkungan fisik dan sosialnya diharapkan siswa mampu membangun
pemahaman dan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Learning to do, artinya
pembelajaran sains tidak hanya menjadikan siswa sebagai pendengar melainkan siswa
diberdayakan agar mau dan mampu untuk memperkaya pengalaman belajarnya. Learning
to be, artinya dari hasil interaksi dengan lingkungan siswa diharapkan dapat membangun
rasa percaya diri yang pada akhirnya membentuk jati dirinya. Learning to live together,
artinya dengan adanya kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu akan
membangun pemahaman sikap positif dan toleransi terhadap kemajemukan dalam
kehidupan bersama.
2. Prinsip Inkuiri, prinsip ini perlu diterapkan dalam pembelajaran sains karena pada
dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan
fakta atau fenomena yang dapat merangsang siswa ingin tahu lebih banyak. Masnur
Muslichah, dalam Istiqomah, Lailatul (2009:32) berpendapat bahwa inquiri diawali dari
pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan bermakna untuk
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan
dan ketrampilan yang diperolah siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi

2
https://faizalnizbah.blogspot.com/2013/07/tujuan-pembelajaran-sains-di-sekolah.html
hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Beberapa komponen inqiuri yang
terdapat dalam pembelajaran antara lain: (a) pengetahuan dan ketrampilan akan lebih
lama diingat apabila siswa menemukan sendiri, (b) informasi yang diperoleh siswa akan
lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh
siswa, dan (c) siklus inquiri adalah observasi, bertanya, mengajukan dugaan,
pengumpulan data dan penyimpulan.
3. Prinsip Konstruktivisme. Dalam pembelajaran sains sebaiknya guru dalam mengajar tidak
memindahkan pengetahuan kepada siswa. Melainkan perlu dibangun oleh siswa dengan
cara mengkaitkan pengetahuan awal yang mereka miliki dengan struktur kognitifnya.
4. Prinsip Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, masyarakat). Sains memiliki prinsip-
prinsip yang dibutuhkan untuk pengembangan teknologi. Sedang perkembangan
teknologi akan memacu penemuan prinsip-prinsip sains yang baru.
5. Prinsip pemecahan masalah. Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
berhadapan dengan berbagai macam masalah. Disisi lain, salah satu alat ukur kecerdasan
siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya memecahkan masalah. Oleh karena itu,
pembelajaran sains perlu menerapkan prinsip ini agar siswa terlatih untuk menyelesaikan
suatu masalah.
6. Prinsip pembelajaran bermuatan nilai. Masyarakat dan lingkungan sekitar memiliki nilai-
nilai yang terpelihara dan perlu dihargai. Oleh karena itu, pembelajaran sains perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau
kontradiksi dengan nilai-nilai yang diperjuangkan masyarakat sekitar.
7. Prinsip Pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Prinsip ini pada
dasarnya merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif untuk
melakukan kegiatan baik aktif berfikir maupun kegiatan yang bersifat motorik.

Ketujuh prinsip itu perlu dikembangkan dalam pembelajaran sains yang kontekstual di SD.
Hal ini bertujuan agar pembelajaran sains lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa,
sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa maksimal.3

3
http://sainsedutainment.blogspot.com/2012/10/prinsip-prinsip-pembelajaran-sains.html
D. Karakteristik Pembelajaran Sains
Pembelajaran sains sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri,
yaitu holistic, bermakna, otentikdan aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran sains
diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Pembelajaran sains memungkinkan siswa untuk memeahami fenomena
dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di
dalam menyikapi atau menhadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan
terbentuknya jalinan antar konsep konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal
ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata
dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitanya dengan konsep-konsep lainya akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan
mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan
belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran sains memungkinkan siswa memehami secara langsung prinsip dan konsep
yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memehami
dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan
cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperien. Guru lebih banyak bersifat fasilitator
atau katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan.
4. Aktif
Pembelajaran sains menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal
dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka
termotifasi umtuk terus menerus belajar. Dengan demikian pembelajarn terpadu bukan
semata-mata merancang aktifitas-aktifitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling
terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati
bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama
melali pengembangan tema tersebut.4
E. Cara Anak Mempelajari Pembelajaran Sains
Berdasarkan teori perkembangan kognisi, menurut Piaget anak usia dini yang berusia
0-6 tahun memasuki masa sensorimotor dan praoperasional. Masa sensorimotor yaitu anak
mengenal lingkungannya, sedangkan masa praoperasional merupakan masa yang ditandai
dengan kemampuan secara simbolis yang ditunjukan dengan anak suka meniru tingkah laku
orang lain, binatang, atau peristiwa yang mereka lihat. Perilaku ini muncul setelah anak
mengamati objek yang menarik perhatiannya. Kegiatan meniru anak ini dapat merangsang
seluruh aspek perkembangan anak.
Kegiatan yang merangsang perkembangan anak mulai dari fisik, motorik, emosi-
sosial, moral dan kepribadian dapat disusun dengan bentuk belajar yang multi guna dan
multifungsi. Kegiatan belajar dipilih yang mampu menciptakan learning to know (belajar
untuk tahu), learning to do (belajar untuk melakukan), learning to be (belajar membentuk
diri), dan learning to life together (membantukemampuan hidup dalam kebersamaan).
Aplikasi bentuk pembelajaran ini untuk pendidikan anak usia dini yaitu melalui
pemberian fasilitas anak untuk kegiatan langsung pada objeksains. Seperti melakukan
penyelidikan dan eksperimen. Pemberian fasilitas ini dikemas dalam bentuk yang dapat
menumbuhkan budaya kelompok dan aktivitas individual.
Kegiatan sains dimulai dari kegiatan berkelompok lalu dilanjutkan pada kegiatan
individu dan mengarah lagi pada kegiatan berkelompok. Kegiatan dilakukan dengan
persiapan dan pengenalan sains secara terbimbing. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan
yaitu dengan observasi atau manipulasi. Pada akhirnya anak dapat menyajikan hasil belajar
sainsnya. Pendekatan penunjang untuk melakukan kegiatan tersebut dapat melalui kegiatan
proyek yang bermuatan sains sesuai tingkatan anak. Media yang dapat digunakan misalnya
air dan pasir yang baik untuk mengembangkan berbagai dimensi perkembangan anak.
Terdapat pengembangan lain yang dapat mengarahkan anak dalam mempelajari sains.
Dimulai dari anak diajak untuk berfikir kritis dan kreatif. Anak dibiasakan untuk bertanya

4
https://www.academia.edu/9028210/Karakteristik_Pembelajaran_IPA_terpadu
mengapa suatu hal terjadi dan dilatih untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut dengan analisa mereka masing-masing. Cara selanjutnya untuk meningkatkan
kegiatan berfikir kritisdan kreatif yaitu melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu
observasi dasar atau mengamati, mengandaikan atau mengasumsi, menemukan
kemungkinan-kemungkinan atau memprediksi, dapat menemukan kesalahan, memperkirakan
penyebab, membuat keputusan, dan yang terakhir membuat kateogori.5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sains merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi
pada kehidupan manusia. Sains tidak hanya berbicara tentang teori atau rumus yang monoton.
Sains bersifat universal dan dapat dikembangkan oleh setiap individu yang yang hidup di dunia

5
https://www.academia.edu/10041036/MAKALAH_PENDIDIKAN_SAINS_UNTUK_PAUD
ini. Pembelajaran sains yang menyeluruh tentang alam ini menyebabkan sains seharusnya dapat
diberikan sejak seseorang berusia dini.
Tujuan pembelajaran sains di sekolah, diantaranya:
1. Menambah keingintahuan (Curiosity)
2. Mengembangkan keterampilan meniginvestigasi (Skill For Investigation)
3. Sains, Teknologi dan Masyarakat (Nature of Science, Technology and Society).

DAFTAR PUSTAKA

Hendi, R. (2012). Prinsip-prinsip-pembelajaran-sains. Diakses pada 9 Mei 2023 dari


https://faizalnizbah.blogspot.com/2013/07/tujuan-pembelajaran-sains-di-
sekolah.html
Khisbiyah, i. (2023). Karakteristik-Pembelajaran-IPA-terpadu. Diakses pada 9 Mei 2023 dari
https://www.academia.edu/9028210/Karakteristik_Pembelajaran_IPA_terpadu

Nizbah, F. (2013). Tujuan-Pembelajaran-Sains-di-Sekolah-Dasar. Diakses pada 9 Mei 2023 dari


https://faizalnizbah.blogspot.com/2013/07/tujuan-pembelajaran-sains-di-
sekolah.html

Nur, A. (2014). PENDIDIKAN-SAINS-UNTUK-PAUD. Diakses pada 9 Mei 2023 dari


https://www.academia.edu/10041036/MAKALAH_PENDIDIKAN_SAINS_UNTUK
_PAUD

Anda mungkin juga menyukai