Anda di halaman 1dari 5

Laporan Penelitian Geografi Konservasi Air

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian manusia terhadap lingkungan sebenarnya sudah dimulai sejak lama,
seperti bagaimana lingkungan menyediakan makanan, air, serta berbagai sumber daya
lainnya. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, perhatian yang diberikan pada
lingkungan juga semakin besar.Hal tersebut disebabkan banyaknya aktivitas manusia yang
memberikan dampak pada lingkungan serta adanya pencemaran air, sehingga diperlukan
langkah konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
40 tahun yang lalu, mempertahankan biodiversitas dimaknai sebagai penyelamatan
spesies yang terancam dari kepunahan dan hal tersebut merupakan bagian kecil dari
konservasi. Pemahaman mengenai konservasi masih terbatas pada ilmu kehutanan,
konservasi air dan tanah, manajemen perikanan dan ijin perburuan, serta berbagai disiplin
ilmu yang berkaitan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi konservasi air?
2. Apa saja jenis-jenis pencemaran air?
3. Bagaimana pengaturan hukum sumber daya air dan konservasi air?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Konservasi
Secara umum, konservasi didefinisikan sebagai pelestarian atau perlindungan.
Sedangkan, konservasi air didefinisikan sebagai strategi atau aktivitas untuk mengatur air
sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk menjaga kebutuhan manusia akan
air di masa depan. Konservasi air tidak dapat terlepas dari konservasi tanah, sehingga
sering dikaitkan dengan konservasi air dan tanah. Kegiatan konservasi air akan berdampak
pada konservasi tanah, begitu pula sebaliknya (Kodoatie & Rustam, 2010).
B. Pentingnya Konservasi Air
Konservasi air sangat penting bagi kelangsungan kehidupan suatu bangsa,
khususnya di daerah yang mengalami kekurangan air, di daerah kering (arid) dan daerah
semi kering (sub humid). Konservasi air bertujuan untuk meningkatkan volume air,
meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta memperbaiki kualitas air sesuai
peruntukannya (Kodoatie & Rustam, 2010). Manfaat adanya konservasi air adalah
berkurangnya bencana alam yang berkaitan dengan air, seperti banjir, kekeringan, dan
tanah longsor. Konservasi air menjaga ketersediaan dan suplai air seiring dengan
peningkatan kebutuhan air (Kodoatie & Rustam, 2010).
C. Pencemaran Air
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai: masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
1. Jenis-jenis Pencemaran Air
Darmono (1995) mengemukakan bahwa pencemaran air terdiri atas bermacam-macam
jenis, antara lain:
a. Pencemaran mikroorganisme dalam air
Berbagai mikroorganisme penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri,
virus, protozoa dan parasit sering mencemari air. Mikroorganisme tersebut dapat
masuk ke dalam air melalui buangan limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Penyakit yang sering ditemukan seperti penyakit tifus, kolera, dan disentri.
b. Pencemaran air oleh bahan anorganik nutrisi tanaman
Penggunaaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian meskipun sangat
menguntungkan petani, namun dapat mencemari sungai, danau dan lautan.
Sumber pencemaran nitrat tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja, karena di
atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen.
c. Pencemar bahan kimia anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam lainnya seperti
timbal (Pb), kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) dalam kadar tinggi dapat
menyebabkan menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme
lainnya.
Disamping itu, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi
tanaman pangan serta merusak peralatan yang dilalui air tersebut karena bersifat
korosif.
d. Pencemar bahan kimia organik
Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen
dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat
menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya.
2. Sumber Pencemaran Air
Menurut Sastrawijaya (2009), sumber pencemaran air dapat dibedakan menjadi sumber
domestik (rumah tangga) dan sumber non domestik.
a. Sumber domestik (rumah tangga)
Sumber domestik (rumah tangga) yaitu dari perkampungan, kota, pasar, jalan, rumah
sakit, dan lain sebagainya (Sastrawijaya, 2009).
b. Sumber non domestik
Sumber non domestik yaitu dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan,
transportasi, dan sebagainya.
Jenis kegiatan industri yang menghasilkan limbah cair antara lain: industri pelapisan
logam, industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri pupuk, industri cat, industri
farmasi, industri sabun, dan lain sebagainya (Sunu, 2001).
3. Dampak Pencemaran Air
Air yang telah tercemar akan menjadi tidak bermanfaat lagi dan berpotensi menjadi
penyebab timbulnya penyakit (Wardhana, 1995). Bentuk kerugian ini antara lain
seperti:
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum,
memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya.
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan industri, sebagai contoh: air lingkungan
yang berminyak tidak dapat lagi digunakan sebagai air proses dalam industri kimia.
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan pertanian, seperti: irigasi.
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan peternakan dalam peranannya sebagai
minuman ternak.
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan perikanan, karena air yang tercemar
akan mematikan tanaman dan hewan air (Wardhana, 1995).
4. Penanggulangan Pencemaran Air
Menurut Herlambang (2006), usaha yang dapat dilakukan untuk penanggulangan
pencemaran lingkungan, antara lain:
a. Pengaturan tata ruang
b. Pembinaan dan penegakan hukum
c. Baku mutu
d. Perlindungan sumber air
e. Monitoring dan evaluasi
f. Kelompok sadar lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat
g. Teknologi pengolahan limbah
C. Pengaturan Hukum Sumber Daya Air
Hukum yang mengatur mengenai sumber daya air yaitu UU Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Isi dari undang-undang tersebut
adalah bahwa sumber daya air harus dijaga dan digunakan dengan baik, tepat dan
benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air sebagai salah satu sumber daya alam perlu mendapatkan perhatian karena air
memegang peranan vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi. Agar keberadaan dan
kualitas air tetap terjaga, diperlukan pengaturan hukum yang tegas dan kerjasama berbagai
pihak
B. Saran
Karena pendidikan adalah hal yang sangat penting maka kita wajib memahami apa itu
pendidikan. Baik dalam artian sempit maupun luas. Dalam penulisan laporan penelitian ini
masih banyak kekurangan dan berharap ada kritik serta saran dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai